Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 7

Yang dimaksud dengan kebun tanaman obat adalah kebun di

pekarangan rumah. Karena keterbatasan luas lahan, maka jenis tanaman


dipilih yang penting dan bermanfaat untuk menjaga kesehatan keluarga
sehari-hari.
Karena sifat pekarangan atau halaman rumah berbeda dengan
kebun atau ladang, maka pemilihan tanaman juga harus memperhatikan
faktor keindahan. Untuk itu selain diperlukan pemilihan jenis tanaman,
juga dituntut pengaturan lahan sesuai dengan kondisi halaman.
Selain itu, yang juga perlu mendapatkan perhatian adalah faktor
sinar matahari. Pekarangan rumah adalah lahan yang jarang menerima
sinar matahari penuh sepanjang hari. Paling banyak, pekarangan rumah
hanya menerima sinar matahari sekitar 6-7 jam per hari. Apabila ada

Oleh : SAEPULLOH, S.Pt pohon pelindung malah bisa kurang dari itu. Bisa hanya 50% nya bisa
hanya 30% nya.
Meskipun pekarangan rumah selalu dapat dilihat tiap hari,
tanaman tetap memerlukan perhatian. Tak jarang tanaman justru
mendapatkan gangguan dari anak dan ternak. Selain perhatian terhadap
UPTD BPP JATIWARAS
gangguan anak atau ternak, yang juga penting adalah faktor perawatan,
2020 Mulai dari penyiraman pada musim kemarau, pembongkaran atau
peremajaan untuk untuk tanaman obat berumbi, pemangkasan,
pemupukan dan pemberantasan hama/penyakit. Untuk penanggulangan
I
PENDAHULUAN hama/penyakit, yang paling efektif memang menggunakan pestisida.
Namun penggunaan pestisida di lingkungan rumah perlu ekstra hati-hati.
Idealnya, penggunaan pestisida di halaman rumah dihindarkan, sebagai Faktor paling penting dalam mengatur lahan untuk tanaman obat
gantinya dapat dilakukan pembasmian hama secara mekanis atau dengan adalah memperhatikan estetika (keindahan). Jangan sampai tanaman
menggunakan cara biologis,dengan mendatangkan musuh alaminya obat yang kita tanam di halaman itu merusak / mengganggu
pemandangan.
II
PENGERTIAN DAN JENIS TANAMAN OBAT
Lahan Bebas

Yang dimaksud dengan tanaman obat adalah tanaman yang salah


satu, beberapa atau seluruh bagian tanaman tersebut mengandung zat
atau bahan aktif yang berkhasiat bagi kesehatan (penyembuhan
penyakit). Yang dimaksud dengan bagian tanaman adalah daun, bunga,
buah, kulit buah, kulit batang, batang, akar dan umbi.
Bisa saja tanaman obat ini di masyarakat justru dikenal sebagai
tanaman hias , rempah, atau tanaman industri. Selain memang ada jenis Lahan bebas adalah bagian pekarangan yang tidak terganggu oleh
tanaman yang justru hanya dikenal sebagai tanaman obat. faktor-faktor di atas. Apabila lahan bebas ini cukup luas dan berada di
satu lokasi, dapat dipetak-petak menjadi beberapa bagian. Pemetakannya
dapat dilakukan dengan pembuatan bedeng, bisa pula dengan
pemagaran.
Setelah lahan ini diolah dengan pencangkulan, dapat ditanami
dengan jenis tanaman semusim yang sejenis. Apabila lahannya tidak
terlalu luas, beberapa tanaman dapat disatukan di sana. Sebaiknya lahan
III
MENGATUR LAHAN ATAU TATA LETAK HALAMAN bebas ini jangan diberi tanaman menahun. Karena tanaman menahun
yang permanen idealnya ditanam di bagian pekarangan yang tidak perlu Asalkan dipangkas dan dirawat dengan baik, tanaman obat sebagai pagar
dibongkar-bongkar setiap musim. justru akan tampak indah.
Lahan di Sekeliling Batang Pohon Tempat Lain
Kira-kira jarak 50 cm di sekeliling batang pohon yang ada di
pekarangan, dapat diberi tanaman empon-empon atau tanaman
merambat, karena tanaman tersebut relatif tahan naungan pohon
sekaligus akan menjadi tempat rambatan bagi sirih, cabe jamu,kemukus
dan lain-lain.
Karena tanah di sekeliling pohon biasanya mengeras dan penuh
akar, sebaiknya tidak dilakukan penggalian atau pengolahan, justru
ditambahkan media tanam yang gembur.
Bagian dari pekarangan yang juga bisa dimanfaatkan untuk
Tempat Air Limbah
menanam tanaman obat (dalam pot), antara lain atap kandang ternak
Air dari dapur atau kamar mandi, idealnya jangan dibuang ke luar
dan dak (atap yang dicor semen). Bisa juga pot tersebut digantung di
dari pekarangan. Pertama, agar jangan mencemari perairan umum
teras rumah, atau dibuatkan tiang khusus untuk menggantungkan pot-
(sungai,waduk, dan lain-lain dengan deterjen). Kedua, air limbah tersebut
pot tersebut. Namun jenis tanaman obat yang dapat dipotkan dan
justru sangat berguna untuk tanaman yang memerlukan air cukup
digantung yakni yang berukuran kecil
banyak, jeringau misalnya.
Pagar Halaman
IV
Pagar halaman juga dapat dimanfaatkan untuk menanam MEMILIH DAN MENDAPATKAN BIBIT TANAMAN OBAT
tanaman obat. Syaratnya, pagar tersebut tidak dibuat permanen,
misalnya tidak memakai pagar tembok atau terali besi. Yang bisa ditanam Bentuk bibit tanaman obat, sama saja dengan bentuk bibit

disana antara lain beluntas, katuk, mangkokan, kumis kucing dan lain-lain. tanaman lain. Ada yang sudah berupa tanaman dalam polibag atau pot,
ada pula yang masih berupa stek, rimpang, biji, dan anakan tanaman.
Masing-masing perlu perlakuan yang berbeda-beda sebelum ditanami di Perbanyakan dengan dicangkook dilakukan terhadap tanaman
pekarangan rumah. obat yang tidak mungkin diperbanyak dengan biji maupun setek,
Bibit Rimpang misalnya jeruk nipis. Tanaman obat yang merupakan terna menahun dan
perdu dapat diperbanyak dengan setek, misalnya beluntas, mangkokan,
katuk dan lain-lain.
Bibit Anakan
Yang dimaksud dengan
bibit anakan adalah individu
tanaman baru yang tumbuh dari
Tanaman empon-empon (temu-temuan) seperti jahe, kunyit,
stolon maupun rimpang.
temulawak, bengle, lempuyang, kencur dan lain-lain paling mudah
Misalnya saja lidah buaya,
didapatkan. Di pasar atau warung-warung rimpang empon-empon ini bisa
jeringau, kapulaga dan lain-lain.
dibeli dengan harga murah, tentu saja dipilih rimpang yang segar dan
Bibit anakan tidak bisa diproduksi secara massal, lain halnya dengan bibit
utuh, kalau bisa dipilih rimpang yang sudah bertunas atau tumbuh.
setek dan biji.
Bibit cangkok dan Setek
Bibit Biji
Beberapa tanaman obat hanya dapat diperbanyak dengan biji.
Misalnya sambiloto, tempuyung, adas.
V Kalau yang ditanam bibit biji, biji tersebut dimasukkan ke dalam
PENANAMAN
lubang tanam dalam bedeng kemudian ditaburi sedikit pupuk. Kalau
bibitnya berupa anakan tanaman, anakan tersebut dimasukkan ke dalam
Pembuatan Lubang Tanam
lubang tanam, ditimbun tanah dan dipadatkan dengan tangan.
Pembuatan lubang tanam ini harus disesuaikan dengan jenis
Penanaman bibit cangkokan yang baru saja dipotong dari pohon
tanaman, bentuk bibitnya dan tata letaknya di pekarangan. Lubang bekas
induknya harus dilakukan dengan ekstra hati-hati. Plastik atau
galian itu harus dicampur dengan pupuk kandang dengan perbandingan 2
pembungkus media cangkok, tidak usah dibuka dan dibuang, tetapi cukup
bagian tanah dan 1 bagian pupuk. Kalau tidak ada pupuk kandang
disobek dengan cutter.
(kompos), lubang tanam itu dapat diisi dengan sampah organik. Untuk
Penanaman bibit setek , dilakukan tanpa pembuatan lubang
menjaga agar tanamn tidak diganggu fungi atau bakteri, tanah galian itu
tanam. Setek ranting atau setek cabang itu cukup ditancapkan di
juga perlu dicampur dengan bakterisida granular. Tanah galian yang
bedengan yang telah digemburkan, setek ditaruh miring.
sudah tercampur pupuk itu dikembalikan lagi ke dalam lubang,
Pemberian Pelindung atau Penyiraman
dipadatkan dengan kaki lalu dibuat lubang lagi untuk menaruh bibit.
Setelah ditanam, bibit perlu diberi pelindung. Bibit berupa anakan
Pembuatan Bedeng tanam
atau semai, perlu diberi naungan sementara. Fungsi naungan ini untuk
Tanaman herba maupun empon-empon tidak memerlukan lubang
melindungi tanaman dari sinar matahari dan hujan.
tanam melainkan bedeng. Ukuran bedeng, lebar 60 cm tinggi 30 cm dan
Bibit tanaman berupa cangkokan , lebih-lebih yang berbatang
panjangnya disesuaikan dengan ketersediaan lahan. Tanah yang akan
cukup besar, perlu diberi pancang-pancang sebagai penguat. Guna tiang
dibuat bedengan, idealnya dicampur dengan sekam padi atau serbuk
pancang ini untuk menjaga agar bibit tanaman tidak roboh terkena angin
gergaji dan pestisida butiran untuk mencegah rayap.
kencang
Setelah bedeng selesai, perlu disiapkan mulsa untuk menjaga
kelembaban tanah, mencegah tumbuhnya gulma.
Penanaman
VI Pemberian Rambatan atau Ajir
PERAWATAN TANAMAN
Tanaman obat seperti sirih, cabai jawa, cincau dan sembukan
idealnya dirambatkan di pohon yang tajuknya tidak terlalu rapat,
Mengairi Tanaman
misalnya lamtoro, belimbing wuluh, jeruk nipis dan lain-lain. Bisa juga
Pengairan hanya dilakukan terhadap tanaman yang berukuran
dirambatkan di pagar halaman atau dibuatkan rambatan khusus dari
kecil, di musim kemarau. Sebab pohon-pohon besar, meskipun terjadi
kayu, bambu atau kawat.
kemarau panjang tidak memerlukan pengairan secara khusus.
Pemangkasan
Cara pengairan yang paling sederhana adalah penyiraman. Pada
Tanaman obat berupa pohon, perdu dan terna memerlukan
saat kemarau panjang dan air menjadi kurang, kita dapat memanfaatkan
pemangkasan.Pemangkasan dapat dilakukan dengan gergaji kecil atau
air limbah rumah tangga. Caranya, air limbah tersebut dapat dibelokkan
gunting pohon. Terna menjalar atau memanjat juga perlu dipangkas
alirannya dari tempat penampungan ke pohon atau tanaman yang
apabila sudah tampak terlalu rimbun.
memerlukannya. Tanaman yang berada dalam pot dan ditaruh di atas rak
Pembongkaran dan Peremajaan
atau dak harus disiram setiap hari., sebab kalau terlambat sedikit saja,
Tanaman jenis empon-empon mempunyai siklus hidup sesuai
tanaman tersebut akan layu lalu mengering.
musim. Di musim penghujan tumbuh lalu membentuk rimpang baru, di
Pemberian urea yang cukup aman dilakukan dengan melarutkan
musim kemarau tanaman akan mati. Di saat inilah dilakukan
dalam air.Satu ember besar air diberi 1 sendok makan urea. Diberikan
pembongkaran dan pemanenan.
sebulan sekali. Tanaman obat yang diharapkan buahnya seperti belimbing
Tanaman herba semusim seperti sambiloto pun perlu
wuluh atau jeruk nipis dapat dirangsang pembuahannya dengan pupuk
diremajakan. Caranya, buah yang telah tua diambil dan dikumpulkan lalu
NPK atau TSP. Dosisnya 2 sendok makan NPK dalam 1 ember besar.
disemai.
Diberikan 1 bulan sekali.
Tanaman yang terlalu lama tidak diremajakan akan tumbuh
semakin kerdil dan tidak produktif.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1994. Bumbu pun Ternyata Berguna dan Berkhasiat untuk


Kesehatan. Media Indonesia, hal XV 23 Juni 1994.

Anonim. 1993. Pentingnya Pelestarian Tanaman Temu-temuan. Sinar


Tani, hal. V 22 Mei 1993.

You might also like