Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 42

i

Kata Pengantar

PROJEK KE - 2
PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA
TEMA “BANGUNLAH JIWA DAN RAGANYA”
JUDUL PROYEK “GEN Z – WUJUDKAN GENERASI INDONESIA EMAS”

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena kami bisa
melaksanakan kegiatan P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasil) yang kedua khusus
siswa kelas 7. Pada Proyek kedua ini kami mengambil Tema Bangunlah Jiwa dan Raganya,
dengan mengusung Judul “Gen Z – Wujudkan Generasi Indonesia Emas”
Kami memilih Tema Bangunlah Jiwa dan Raganya adalah dengan memahami di usia remaja
ini siswa sedang mengalami krisis jati diri. Mereka sedang berusaha untuk menemukan dan
menetapkan jati diri seperti yang mereka inginkan. Tentu fase ini sangat penting untuk
menentukan sosok dewasa mereka kelak. Maka, penting bagi kita sebagai para pendidik di
sekolah untuk membantu mereka dengan menuntun dalam menemukan jati dirinya. Dengan
memberikan kegiatan-kegiatan positif serat memberikan ilmu yang dapat mereka terapkan
dengan baik dalam kehidupannya. Membangun jiwa dan raganya adalah tujuan kami dengan
harapan siswa dapat menjadi orang-orang yang merdeka dan berkontribusi di masyarakat.
Demikian pula dengan judul yang kami usung yaitu, Gen Z – Wujudkan Generasi Indonesia
Emas. Pada tahun 2045 Indonesia akan mengalami usia Emas, yaitu 100 tahun. Ditargetkan
Indonesia sudah menjadi negara maju dan telah sejajar dengan negara adidaya. Untuk itu,
sebagai generasi muda perlu mempersiapkan diri mewujudkan dan menyongsong masa
tersebut dan menjadi Generasi Indonesia Emas. Karena siswa kita, yaitu para Generasi Z
inilah yang akan mengisi posisi-posisi di masyarakat dalam membangun bangsa dan negara
ini.
Melalui projek ini, siswa diharapkan telah mengembangkan secara spesifik empat dari enam
dimensi Profil Pelajar Pancasila, yakni Berakhlak Mulia, Mandiri, Bergotong Royong dan
Kreatif beserta sub-elemen terkait yang dijabarkan secara detail.

ii
Daftar Isi

Judul .......................................................................................................................... i
Kata Pengantar .......................................................................................................... ii
Daftar Isi ................................................................................................................... iii
Karakter dalam P5 ..................................................................................................... iv
Jadwal Kegiatan ........................................................................................................ viii
Bab 1. Peraturan Baris Berbaris ................................................................................ 1
LKPD 1. Kreasi Baris Berbaris ................................................................................. 3
Bab 2. Budaya Anti Bullying dan Anti Pornografi/Pornoaksi .................................. 4
LKPD 2. Sosialisasi Budaya Anti Bullying dan Anti Pornografi/Pornoaksi ............ 8
Bab 3. Senam Kesegaran Jasmani ............................................................................ 9
LKPD 3. Kreasi Senam ............................................................................................. 12
Bab 4. Budaya Anti Narkoba, Miras, dan Rokok ..................................................... 13
LKPD 4. Sosialisasi Budaya Anti Narkoba, Miras, dan Rokok ................................ 17
Bab 5. Bakti Sosial .................................................................................................... 18
LKPD 5. Penyelenggaraan Bakti Sosial ................................................................... 19
Proyek Akhir ............................................................................................................. 20
Penutup ..................................................................................................................... 21

iii
Karakter dalam Pembelajaran P5 – 2
Bangunlah Jiwa Dan Raganya
“Gen Z – Wujudkan Generasi Indonesia Emas”

1. Dimensi: Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak
Mulia
✓ Elemen: Akhlak Pribadi
Sub-elemen: Merawat Diri secara Fisik, Mental, dan Spiritual
*Mengidentifikasi pentingnya menjaga keseimbangan kesehatan jasmani, mental,
dan rohani serta berupaya menyeimbangkan aktivitas fisik, sosial dan ibadah.

2. Dimensi: Bergotong Royong


✓ Elemen: Berbagi
Sub-elemen:
*Mengupayakan memberi hal yang dianggap penting dan berharga kepada
masyarakat yang membutuhkan bantuan di sekitar tempat tinggal.

3. Dimensi Mandiri
✓ Elemen: Pemahaman diri dan situasi yang dihadapi
Sub-elemen: Mengenali kualitas dan minat diri serta tantangan yang dihadapi
*Membuat penilaian yang realistis terhadap kemampuan dan minat , serta prioritas
pengembangan diri berdasarkan pengalaman belajar dan aktivitas lain yang
dilakukannya.

4. Dimensi Kreatif
✓ Elemen: Menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal
Sub-elemen:
*Mengeksplorasi dan mengekspresikan pikiran dan/atau perasaannya dalam bentuk
karya dan/atau tindakan, serta mengevaluasinya dan mempertimbangkan
dampaknya bagi orang
lain.

iv
RUBRIK PENILAIAN
( KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN )

1. DIMENSI: Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak
Mulia
ELEMEN: Akhlak Pribadi
Sub-elemen Mulai Sudah Berkembang Sangat
Berkembang Berkembang Sesuai Berkembang
(MB) (SB) Harapan ( SAB )
( BSH )
( 60 – 70 ) ( 70 – 75 ) ( 75 – 80 ) ( 80 – 90 )

Merawat Diri Mulai Sudah Sudah Sudah sangat


secara Fisik, berkembang berkembang berkembang berkembang
Mental, dan dalam dalam sesuai harapan dalam
Spiritual Mengidentifika Mengidentifika dalam Mengidentifika
si pentingnya si pentingnya Mengidentifika si pentingnya
menjaga menjaga si pentingnya menjaga
keseimbangan keseimbangan menjaga keseimbangan
kesehatan kesehatan keseimbangan kesehatan
jasmani, jasmani, kesehatan jasmani,
mental, dan mental, dan jasmani, mental, dan
rohani, dan rohani, dan mental, dan rohani, dan
mulai belajar mulai mampu rohani, dan secara aktif
berupaya berupaya telah mampu mampu
menyeimbangk menyeimbangk berupaya berupaya
an aktivitas an aktivitas menyeimbangk menyeimbangk
fisik, sosial dan fisik, sosial dan an aktivitas an aktivitas
ibadah. ibadah. fisik, sosial dan fisik, sosial dan
ibadah. ibadah.

2. DIMENSI: Bergotong Royong


ELEMEN: Berbagi
Sub-elemen Mulai Sudah Berkembang Sangat
Berkembang Berkembang Sesuai Berkembang
(MB) (SB) Harapan ( SAB )
( BSH )
( 60 – 70 ) ( 70 – 75 ) ( 75 – 80 ) ( 80 – 90 )

Mengupayakan Mulai Sudah Sudah Sudah sangat


memberi hal berkembang berkembang berkembang berkembang
yang dianggap dalam dalam sesuai harapan dalam

v
penting dan Mengupayakan Mengupayakan dalam Mengupayakan
berharga memberi hal memberi hal Mengupayakan memberi hal
kepada yang dianggap yang dianggap memberi hal yang dianggap
masyarakat penting dan penting dan yang dianggap penting dan
yang berharga berharga penting dan berharga
membutuhkan kepada kepada berharga kepada
masyarakat masyarakat kepada masyarakat
bantuan di
yang yang masyarakat yang
sekitar tempat membutuhkan membutuhkan yang membutuhkan
tinggal. bantuan di bantuan di membutuhkan bantuan di
sekitar tempat sekitar tempat bantuan di sekitar tempat
tinggal. tinggal. sekitar tempat tinggal.
tinggal..

3. DIMENSI: Mandiri
ELEMEN: Pemahaman diri dan situasi yang dihadapi
Sub-elemen Mulai Sudah Berkembang Sangat
Berkembang Berkembang Sesuai Berkembang
(MB) (SB) Harapan ( SAB )
( BSH )
( 60 – 70 ) ( 70 – 75 ) ( 75 – 80 ) ( 80 – 90 )

Mengenali Mulai Sudah Sudah Sudah sangat


kualitas dan berkembang berkembang berkembang berkembang
minat diri serta dalam dalam Membuat sesuai harapan dalam Membuat
tantangan yang Membuat penilaian yang dalam Membuat penilaian yang
dihadapi penilaian yang realistis terhadap penilaian yang realistis terhadap
realistis kemampuan dan realistis terhadap kemampuan dan
terhadap minat , serta kemampuan dan minat , serta
kemampuan prioritas minat , serta prioritas
dan minat , pengembangan prioritas pengembangan
serta prioritas diri berdasarkan pengembangan diri berdasarkan
pengembangan pengalaman diri berdasarkan pengalaman
diri belajar dan pengalaman belajar dan
berdasarkan aktivitas lain belajar dan aktivitas lain
pengalaman yang aktivitas lain yang
belajar dan dilakukannya. yang dilakukannya.
aktivitas lain dilakukannya.
yang
dilakukannya.

4. DIMENSI: Kreatif
ELEMEN: Menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal

vi
Sub-elemen Mulai Sudah Berkembang Sangat
Berkembang Berkembang Sesuai Berkembang
(MB) (SB) Harapan ( SAB )
( BSH )
( 60 – 70 ) ( 70 – 75 ) ( 75 – 80 ) ( 80 – 90 )

Mengeksplorasi Mulai Sudah Sudah Sudah sangat


dan berkembang berkembang berkembang berkembang
mengekspresika dalam dalam sesuai harapan dalam
n pikiran Mengeksplorasi Mengeksplorasi dalam Mengeksplorasi
dan/atau dan dan Mengeksplorasi dan
perasaannya mengekspresika mengekspresika dan mengekspresika
dalam bentuk n pikiran n pikiran mengekspresika n pikiran
karya dan/atau dan/atau dan/atau n pikiran dan/atau
tindakan, serta perasaannya perasaannya dan/atau perasaannya
mengevaluasiny dalam bentuk dalam bentuk perasaannya dalam bentuk
a dan karya dan/atau karya dan/atau dalam bentuk karya dan/atau
mempertimbang tindakan, serta tindakan, serta karya dan/atau tindakan, serta
kan dampaknya mengevaluasiny mengevaluasiny tindakan, serta mengevaluasiny
bagi orang a dan a dan mengevaluasiny a dan
lain. mempertimbang mempertimbang a dan mempertimbang
kan dampaknya kan dampaknya mempertimbang kan dampaknya
bagi orang bagi orang kan dampaknya bagi orang
lain. lain. bagi orang lain.
lain.

vii
JADWAL P5-2
“BANGUNLAH JIWA DAN RAGANYA”

TANGGAL : SENIN, 31 OKTOBER 2022


Langkah/
No Waktu Kegiatan Dimensi PPP Pemateri Pendamping Ket
Kebutuhan
1 07.10 – 08.30 Pengantar dan pemaparan kegiatan P5 PPT Mandiri Desy Kurnia Wulan Seluruh Pendamping Aula Sayu
ke-2 “Bangunlah Jiwa dan Raganya” + Sari, S.Pd Kelompok Wiwit
Pre Tes
Minggu ke-1 : Penampilan Baris
Berbaris
2 08.30 – 09.50 Pembekalan teori Peraturan Baris PPT Mandiri M. Salim Seluruh Pendamping Aula Sayu
Berbaris Basulthana, S.Pd Kelompok Wiwit
3 09.50 – 10.20 Istirahat -
4 10.20 – 11.00 Paparan Materi 1 PPT + Mandiri Kolaborasi 2 Pendamping masing- Kelas masing-
“MANDIRI:Menemukan dan Mengenal ceramah pendamping / salah masing kelompok masing
Konsep Diri” satu
5 11.00 – 12.20 Tugas + Presentasi “Mengenal Identitas LKPD Mandiri - Pendamping masing- Kelas masing-
Diri, Siapa Saya?” Individu masing kelompok masing
6 12.20 – 13.00 Refleksi menuliskan Laporan Kegiatan Buku Jurnal Mandiri - Pendamping masing- Kelas masing-
Individu Proyek masing kelompok masing

TANGGAL : SELASA, 1 NOVEMBER 2022


Langkah/
No Waktu Kegiatan Dimensi PPP Pemateri Pendamping Ket
Kebutuhan
1 07.10 – 09.50 Pembekalan Peraturan Baris Berbaris Sound sistem Mandiri Petugas Koramil Pendamping masing- Lapangan dan
oleh Narasumber masing kelompok halaman sekolah
2 09.50 – 10.20 Istirahat -
3 10.20 – 12.20 Latihan Baris Berbaris oleh kelompok - Gotong - Pendamping masing- Lapangan dan
masing-masing Royong & masing kelompok halaman sekolah
Kreatif

viii
4 12.20 – 13.00 Refleksi menuliskan Laporan Kegiatan Buku Jurnal Mandiri - Pendamping masing- Kelas masing-
Individu Proyek masing masing

TANGGAL : RABU, 2 NOVEMBER 2022


Langkah/
No Waktu Kegiatan Dimensi PPP Pemateri Pendamping Ket
Kebutuhan
1 07.10 – 08.30 Paparan Materi 2 “Budaya Anti PPT Berakhlak Mulia Kolaborasi 2 Pendamping Kelas masing-
Perundungan dan Anti Pornografi & – Akhlak Pribadi pendamping / masing-masing masing
Pornoaksi” salah satu kelompok
2 08.30 – 09.50 Tugas Kelompok: Menyiapkan Media Kertas Manila Berakhlak Mulia Kolaborasi 2 Pendamping Kelas masing-
Presentasi untuk Sosialisasi – Akhlak Pribadi pendamping / masing-masing masing
salah satu kelompok
3 09.50 – 10.20 Istirahat
4 10.20 – 12.20 Latihan Baris Berbaris - Gotong Royong - Pendamping Lokasi masing-
& Kreatif masing-masing masing
kelompok
5 12.20 – 13.00 Refleksi menuliskan Laporan Kegiatan Buku Jurnal Mandiri - Pendamping Kelas masing-
Individu Proyek masing-masing masing
kelompok

TANGGAL : KAMIS, 3 NOVEMBER 2022


Langkah/
No Waktu Kegiatan Dimensi PPP Pemateri Pendamping Ket
Kebutuhan
1 07.10 – 08.30 Paparan Materi 2 “Budaya Anti PPT Berakhlak Mulia Kolaborasi 2 Pendamping Kelas masing-
Perundungan dan Anti Pornografi & – Akhlak Pribadi pendamping / masing-masing masing
Pornoaksi” salah satu kelompok
2 08.30 – 09.50 Tugas Kelompok: Menyiapkan Media Kertas Manila Kreatif Kolaborasi 2 Pendamping Kelas masing-
Presentasi untuk Sosialisasi pendamping / masing-masing masing
salah satu kelompok
3 09.50 – 10.20 Istirahat -
4 10.20 – 12.20 Latihan Baris Berbaris - Gotong Royong - Pendamping Lapangan dan
& Kreatif masing-masing halaman sekolah
kelompok
ix
5 12.20 – 13.00 Refleksi menuliskan Laporan Kegiatan Buku Jurnal Mandiri - Pendamping Kelas masing-
Individu Proyek masing-masing masing
kelompok

TANGGAL : JUMAT, 4 NOVEMBER 2022


Langkah/
No Waktu Kegiatan Dimensi PPP Pemateri Pendamping Ket
Kebutuhan
1 07.10 – 08.30 Sosialisasi “Budaya Anti Perundungan Kelas 8 dan 9 Mandiri & - Pendamping Kelas 8 dan 9
dan Anti Pornografi/Pornoaksi” ke kelas Kreatif masing-masing
8 dan 9 kelompok
2 08.30 – 09.50 Latihan Baris Berbaris: Gladi Bersih Gotong Royong - Pendamping Lapangan dan
& Kreatif masing-masing halaman sekolah
kelompok
3 09.50 – 10.30 Refleksi menuliskan Laporan Kegiatan Buku Jurnal Mandiri - Pendamping Kelas masing-
Individu Proyek masing-masing masing
kelompok

TANGGAL : SABTU, 5 NOVEMBER 2022


Langkah/
No Waktu Kegiatan Dimensi PPP Pemateri Pendamping Ket
Kebutuhan
1 07.10 – 07.50 Persiapan Penampilan Baris Berbaris Lapangan - Seluruh Kelas masing-
Upacara + pendamping masing
Sound system kelompok
2 07.50 – 09.10 Selebrasi Penampilan Kreasi Baris Lapangan Gotong Royong - Seluruh Lapangan dan
Berbaris Sesi 1 Upacara + & Kreatif pendamping halaman sekolah
Sound system + kelompok
live recording
3 09.10 – 09.40 Istirahat -
4 09.40 – 11.00 Selebrasi Penampilan Kreasi Baris Lapangan Gotong Royong - Seluruh Lapangan dan
Berbaris Sesi 2 Upacara + & Kreatif pendamping halaman sekolah
Sound system + kelompok
live recording

x
5 11.00 – 11.40 Refleksi menuliskan Laporan Kegiatan Buku Jurnal Mandiri - Pendamping Kelas masing-
Individu Proyek masing-masing masing
kelompok

TANGGAL : SENIN, 7 NOVEMBER 2022


Langkah/
No Waktu Kegiatan Dimensi PPP Pemateri Pendamping Ket
Kebutuhan
1 07.10 – 09.50 Latihan Kreasi Senam Wajib dan Pilihan Speaker Akhlak Pribadi, - Pendamping Halaman
disediakan Gotong Royong masing-masing sekolah
masing-masing dan Kreatif kelompok
kelompok
2 09.50 – 10.20 Istirahat
3 10.20 – 11.00 Latihan Kreasi Senam Wajib dan Pilihan - Akhlak Pribadi, - Pendamping Halaman
Gotong Royong masing-masing sekolah
dan Kreatif kelompok
4 11.00 – 12.20 Pembuatan Media Sosialisasi “Budaya Kertas Manila / Akhlak Pribadi, - Pendamping Kelas masing-
Anti Narkoba, Miras, dan Rokok” (Hari poster digital Gotong Royong masing-masing masing
Kamis) dan Kreatif kelompok
5 12.20 – 13.00 Refleksi menuliskan Laporan Kegiatan Buku Jurnal Mandiri - Pendamping Kelas masing-
Individu Proyek masing-masing masing
kelompok

TANGGAL : SELASA, 8 NOVEMBER 2022


Langkah/
No Waktu Kegiatan Dimensi PPP Pemateri Pendamping Ket
Kebutuhan
1 07.10 – 09.50 Latihan Kreasi Senam Wajib dan Pilihan Speaker Akhlak Pribadi, - Pendamping Halaman
disediakan Gotong Royong masing-masing sekolah
masing-masing dan Kreatif kelompok
kelompok
2 09.50 – 10.20 Istirahat
3 10.20 – 11.00 Latihan Kreasi Senam Wajib dan Pilihan - Akhlak Pribadi, - Pendamping Halaman
Gotong Royong masing-masing sekolah
dan Kreatif kelompok
xi
4 11.00 – 12.20 Pembuatan Media Sosialisasi “Budaya Kertas Manila / Akhlak Pribadi, - Pendamping Kelas masing-
Anti Narkoba, Miras, dan Rokok” (Hari poster digital Gotong Royong masing-masing masing
Kamis) dan Kreatif kelompok
5 12.20 – 13.00 Refleksi menuliskan Laporan Kegiatan Buku Jurnal Mandiri - Pendamping Kelas masing-
Individu Proyek masing-masing masing
kelompok

TANGGAL : RABU, 9 NOVEMBER 2022


Langkah/
No Waktu Kegiatan Dimensi PPP Pemateri Pendamping Ket
Kebutuhan
1 07.10 – 09.50 Latihan Kreasi Senam Wajib dan Pilihan Speaker Akhlak Pribadi, - Pendamping Halaman
disediakan Gotong Royong masing-masing sekolah
masing-masing dan Kreatif kelompok
kelompok
2 09.50 – 10.20 Istirahat
3 10.20 – 11.00 Latihan Kreasi Senam Wajib dan Pilihan - Akhlak Pribadi, - Pendamping Halaman
Gotong Royong masing-masing sekolah
dan Kreatif kelompok
4 11.00 – 12.20 Pembuatan Media Sosialisasi “Budaya Kertas Manila / Akhlak Pribadi, - Pendamping Kelas masing-
Anti Narkoba, Miras, dan Rokok” (Hari poster digital Gotong Royong masing-masing masing
Jumat) dan Kreatif kelompok
5 12.20 – 13.00 Refleksi menuliskan Laporan Kegiatan Buku Jurnal Mandiri - Pendamping Kelas masing-
Individu Proyek masing-masing masing
kelompok

TANGGAL : KAMIS, 10 NOVEMBER 2022


Langkah/
No Waktu Kegiatan Dimensi PPP Pemateri Pendamping Ket
Kebutuhan
1 07.10 – 09.50 Latihan Kreasi Senam Wajib dan Pilihan Speaker Akhlak Pribadi, - Pendamping Halaman
disediakan Gotong Royong masing-masing sekolah
masing-masing dan Kreatif kelompok
kelompok
2 09.50 – 10.20 Istirahat
xii
3 10.20 – 11.00 Latihan Kreasi Senam Wajib dan Pilihan - Akhlak Pribadi, - Pendamping Halaman
Gotong Royong masing-masing sekolah
dan Kreatif kelompok
4 11.00 – 12.20 Pembuatan Media Sosialisasi “Budaya Kertas Manila / Akhlak Pribadi, - Pendamping Kelas masing-
Anti Narkoba, Miras, dan Rokok” (Hari poster digital Gotong Royong masing-masing masing
Jumat) dan Kreatif kelompok
5 12.20 – 13.00 Refleksi menuliskan Laporan Kegiatan Buku Jurnal Mandiri - Pendamping Kelas masing-
Individu Proyek masing-masing masing
kelompok

TANGGAL : JUMAT, 11 NOVEMBER 2022


Langkah/
No Waktu Kegiatan Dimensi PPP Pemateri Pendamping Ket
Kebutuhan
1 07.10 – 07.30 Sosialisasi “Budaya Anti Narkoba, Kelas 8 dan 9 Mandiri & - Pendamping Kelas 8 dan 9
Miras, dan Rokok” ke kelas 8 dan 9 Kreatif masing-masing
kelompok
2 07.30 – 10.20 Latihan Senam Kreasi : Gladi Bersih Gotong Royong - Pendamping Lapangan dan
& Kreatif masing-masing halaman sekolah
kelompok
3 10.20 – 10.30 Refleksi menuliskan Laporan Kegiatan Buku Jurnal Mandiri - Pendamping Kelas masing-
Individu Proyek masing-masing masing
kelompok

TANGGAL : SABTU, 12 NOVEMBER 2022


Langkah/
No Waktu Kegiatan Dimensi PPP Pemateri Pendamping Ket
Kebutuhan
1 07.10 – 07.50 Persiapan Penampilan Senam Kreasi Lapangan - Seluruh Kelas masing-
Upacara + pendamping masing
Sound system kelompok
2 07.50 – 11.00 Selebrasi Penampilan Senam Kreasi Lapangan Gotong Royong - Seluruh Lapangan dan
Sesi 1 Upacara + & Kreatif pendamping halaman sekolah
Sound system + kelompok
live recording
xiii
5 11.00 – 11.40 Istirahat dan Refleksi menuliskan Buku Jurnal Mandiri - Pendamping Kelas masing-
Laporan Kegiatan Individu Proyek masing-masing masing
kelompok

TANGGAL : SENIN, 14 NOVEMBER 2022


Langkah/
No Waktu Kegiatan Dimensi PPP Pemateri Pendamping Ket
Kebutuhan
1 07.10 – 08.30 Rancangan Pembuatan Vlog dengan Guru HP/Kamera Gotong Royong. - Pendamping Kelas masing-
Pendamping Kreatif, Mandiri kelompok masing
2 08.30 – 09.50 Pelaksanaan Pembuatan Vlog HP/Kamera Gotong Royong. - Area sekolah
Kreatif, Mandiri
3 09.50 – 10.20 Istirahat -
4 10.20 – 11.40 Pelaksanaan Pembuatan Vlog HP/Kamera Gotong Royong. - Area sekolah
Kreatif, Mandiri
5 11.40 – 12.20 Perencanaan Baksos oleh Kelompok - Berakhlak Mulia - Kelas masing-
dan Gotong Royong masing
6 12.20 – 13.00 Refleksi menuliskan Laporan Kegiatan Buku Jurnal Mandiri - Kelas masing-
Individu Proyek masing

TANGGAL : SELASA, 15 NOVEMBER 2022


Langkah/
No Waktu Kegiatan Dimensi PPP Pemateri Pendamping Ket
Kebutuhan
1 07.10 – 08.30 Rancangan Pembuatan Vlog dengan Guru HP/Kamera Gotong Royong. - Pendamping Kelas masing-
Pendamping Kreatif, Mandiri kelompok masing
2 08.30 – 09.50 Pelaksanaan Pembuatan Vlog HP/Kamera Gotong Royong. - Area sekolah
Kreatif, Mandiri
3 09.50 – 10.20 Istirahat -
4 10.20 – 11.40 Pelaksanaan Pembuatan Vlog HP/Kamera Gotong Royong. - Area sekolah
Kreatif, Mandiri
5 11.40 – 12.20 Perencanaan Baksos oleh Kelompok - Berakhlak Mulia - Kelas masing-
dan Gotong Royong masing
6 12.20 – 13.00 Refleksi menuliskan Laporan Kegiatan Buku Jurnal Mandiri - Kelas masing-
Individu Proyek masing
xiv
TANGGAL : RABU, 16 NOVEMBER 2022
Langkah/
No Waktu Kegiatan Dimensi PPP Pemateri Pendamping Ket
Kebutuhan
1 07.10 – 08.30 Baksos + Jalan Sehat SD yang dituju + Berakhlak Mulia, - Pendamping SD tujuan
rute jalan sehat Gotong Royong kelompok baksos +
Wilayah
Singotrunan
2 08.30 – 09.50 Sarapan bersama Bekal makanan Mandiri - Tempat
dan minuman Pemberhentian
3 09.50 – 10.20 Istirahat
4 10.20 – 12.20 Pelaksanaan Pembuatan Vlog HP/Kamera Gotong Royong. - Area sekolah
Kreatif, Mandiri
5 12.20 – 13.00 Refleksi menuliskan Laporan Kegiatan Buku Jurnal Mandiri - Kelas masing-
Individu Proyek masing

TANGGAL : KAMIS, 17 NOVEMBER 2022


Langkah/
No Waktu Kegiatan Dimensi PPP Pemateri Pendamping Ket
Kebutuhan
1 07.10 – 08.30 Rancangan Pembuatan Vlog dengan Guru HP/Kamera Gotong Royong. - Pendamping Kelas masing-
Pendamping Kreatif, Mandiri kelompok masing
2 08.30 – 09.50 Pelaksanaan Pembuatan Vlog HP/Kamera Gotong Royong. - Area sekolah
Kreatif, Mandiri
3 09.50 – 10.20 Istirahat -
4 10.20 – 12.20 Pelaksanaan Pembuatan Vlog HP/Kamera Gotong Royong. - Area sekolah
Kreatif, Mandiri
6 12.20 – 13.00 Refleksi menuliskan Laporan Kegiatan Buku Jurnal Mandiri - Kelas masing-
Individu Proyek masing

TANGGAL : JUMAT, 18 NOVEMBER 2022


No Waktu Kegiatan Langkah/ Dimensi PPP Pemateri Pendamping Ket

xv
Kebutuhan
1 07.10 – 10.30 Upacara Penutupan Kegiatan P5 Proyektor dan Berakhlak mulia, Pendamping Kelas masing-
sound gotong royong, kelompok masing
mandiri, kreatif

TANGGAL : SABTU, 19 NOVEMBER 2022


Langkah/
No Waktu Kegiatan Dimensi PPP Pemateri Pendamping Ket
Kebutuhan
1 07.10 – 07.50 Post tes - Mandiri, Kreatif Pendamping Kelas masing-
kelompok masing
2 07.50 – 11.00 Refleksi dan Evaluasi kegiatan P5 ke dua + - Kelas masing-
presentasi masing
3 11.00 – 11.40 Perencanaan P5 ke tiga - Kelas masing-
masing

xvi
Bab 1
Peraturan Baris Berbaris

❖ Pengertian PBB (Peraturan Baris Berbaris)


Baris berbaris adalah suatu wujud latihan fisik yang diperlukan guna menanamkan kebiasaan
dalam tata cara kehidupan yang diarahkan kepada terbentuknya suatu perwatakan tertentu.

❖ Maksud dan Tujuan Peraturan Baris Berbaris (PBB)


Guna Menumbuhkan Sikap Jasmani Yang Tegap Tangkas, ,Rasa Persatuan, Rasa Disiplin
Dan Rasa Tanggung Jawab.
Maksud dan Tujuan :
1. Yang dimaksud dengan menumbuhkan sikap jasmani yang tegap dan tangkas adalah
mengarahkan pertumbuhan tubuh yang diperlukan oleh tugas pokok, sehingga secara
jasmani dapat menjalankan tugas pokok tersebut dengan sempurna.
2. Yang dimaksud dengan rasa persatuan adalah adanya rasa senasib sepenanggungan
serta ikaran yang kuat dalam menjalankan tugas.
3. Yang dimaksud dengan rasa disiplin adalah Mengutamakan kepentingan tugas diatas
kepentingan pribadi yang pada hakikatnya tidak lain daripada keikhlasan penyisihan
pilihan hati sendiri.
4. Yang dimaksud dengan Rasa Tanggung Jawab adalah keberanian untuk bertindak
yang mengandung resiko terhadap dirinya, tetapi menguntungkan tugas atau
sebaliknya tidak mudah melakukan tindakan tindakan yang akan dapat merugikan.

❖ Pengertian Aba – Aba dalam Peraturan Baris Berbaris (PBB)


Aba-aba adalah suatu perintah yang diberikan oleh seorang pimpinan kepada yang dipimpin
untuk dilaksanakan secara serentak atau berturut-turut.

❖ Macam Aba-Aba
Ada 3 Macam Aba-aba yaitu:
1. ABA-ABA PETUNJUK adalah aba-aba petunjuk dipergunakan jika perlu, untuk
menegaskan maksud daripada aba-aba peringatan/pelaksana.
2. ABA-ABA PERINGATAN adalah inti perintah yang cukup jelas, untuk dapat
dilaksanakan tanpa ragu-ragu.
3. ABA-ABA PELAKSANAAN adalah ketegasan mengenai taat untuk melaksanakan
yang terdiri dari aba-aba :Aba-Aba Petunjuk Dipergunakan Hanya Jika Perlu, Untuk
Menegaskan Maksud Daripada Aba-Aba Peringatan, Aba-Aba Pelaksanaan

Contoh aba-aba petunjuk 1) Untuk perhatian – istirahat ditempat – grak 2) Untuk istirahat –
bubar – jalan 3) Kepada pemimpin upacara – hormat – grak

❖ Gerakan Dasar PBB


a. Aba-Aba Peringatan
Aba – aba peringatan adalah inti perintah yang cukup jelas, untuk dapat dilaksanakan tanpa
ragu – ragu

Gerakan Dasar

1
• Sikap Sempurna
1. Aba-aba “Siap – GERAK”

• Istirahat
2. Aba-aba “Istirahat Ditempat – GERAK”

• Lencang Kanan / Kiri


3. Aba-aba “Lencang Kanan/Kiri – GERAK”

• Setengah Lencang Kanan / Kiri


4. Aba-aba “Setengah Lengan Lencang Kanan/Kiri – GERAK”

• Lencang Depan
5. Aba-aba “Lencang Depan – GERAK”

• Berhitung
6. Aba-aba “Hitung – MULAI”

• Perubahan Arah
7. Aba-aba “Hadap Kanan/Kiri – GERAK”
8. Aba-aba “Hadap serong Kanan/Kiri – GERAK”
9. Aba-aba “Balik kanan – GERAK”

• Membuka / Menutup Barisan


10. Aba-aba “Buka/Tutup Barisan – JALAN”

• Bubar
11. Aba-aba “Bubar Jalan”

• Berhimpun
12. Aba-aba “Berkumpul – MULAI”

• Berkumpul
13. Aba-aba “Bersaf Kumpul – MULAI”
14. Aba-aba “Berbanjar Kumpul MULAI”

b. Aba-aba Pelaksanaan
Aba-aba pelaksanaan adalah ketegasan mengenai ketaatan untuk dilaksanakan atas perintah
tersebut.
Contoh aba-aba pelaksanaan :
1. Gerak
2. Jalan
3. Mulai

2
LKPD
(Lembar Kerja Peserta Didik)

Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik mampu mengenali dan melaksanakan Peraturan Baris Berbaris Dasar
2. Peserta didik mampu merancang satu set gerakan Baris Berbaris
Dimensi :
1. Mandiri
✓ Elemen: Pemahaman diri dan situasi yang dihadapi
✓ Sub-elemen: Mengenali kualitas dan minat diri serta tantangan yang dihadapi
2. Kreatif
✓ Elemen: Menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal
✓ Sub-elemen: *Mengeksplorasi dan mengekspresikan pikiran dan/atau perasaannya
dalam bentuk karya dan/atau tindakan, serta mengevaluasinya dan
mempertimbangkan dampaknya bagi orang lain.

Tugas Kelompok :
1. Pelajarilah mengenai dasar Peraturan Baris Berbaris.
2. Latihlah dirimu dalam kelompok untuk instruksi Baris-Berbaris
3. Rancanglah suatu set gerakan dasar Baris Berbaris bersama kelompok dengan durasi
maksimal 15 menit
4. Kreasikan Yel-Yel kelompok untuk penyemangat
5. Kreasi Baris berbaris akan ditampilkan di akhir minggu pertama

3
Bab 2
Budaya Anti Bullying dan Anti Pornografi/Pornoaksi

❖ Bullying/Perundungan

Saat ini kasus bully (mengintimidasi) sudah merajalela di lingkungan masyarakat. Padahal,
tidak sedikit dampak negatif dari perilaku ini, baik bagi kalangan yang mem-bully (pelaku)
maupun yang di-bully (korban).
Bully adalah perilaku kekerasan fisik ataupun mental yang mana ada satu orang atau lebih
yang melakukan penyerangan atau mengintimidasi orang lain. Perilaku kekerasan ini biasa
terjadi di lingkungan sekolah dan umumnya menimpa anak-anak dan remaja yang secara fisik
lebih lemah dari teman-teman sebayanya.
Tindakan bully tidak hanya terjadi ketika pelaku melakukan kekerasan secara fisik kepada
korban, seperti memukul, menampar, atau menendang. Bully juga bisa dilakukan tanpa
melakukan kekerasan fisik, seperti mengejek, memanggil seseorang dengan sebutan yang
hina, atau bisa juga menyebarkan gosip tentang korban atau mempermalukannya di depan
banyak orang.
Di era teknologi seperti sekarang ini, tindakan bully makin mudah terjadi. Pelaku cukup
memakai media sosial untuk menjatuhkan korbannya, seperti menyebarkan teks, foto, atau
video bertema negatif tentang korban.
Kalangan yang mem-bully biasanya memiliki fisik yang kuat. Kemungkinan dia dibesarkan
di keluarga atau lingkungan yang anggotanya suka melakukan kekerasan.

❖ Apa Saja Efek Negatifnya?


Kemungkinan kalangan yang di-bully akan mengalami dampak seperti:
- Gangguan kesehatan mental, seperti depresi, rendah diri, cemas, sulit tidur nyenyak, ingin
menyakiti diri sendiri, atau bahkan keinginan untuk bunuh diri.
- Menjadi pengguna obat-obatan terlarang.
- Prestasi akademik menurun. Efek ini mungkin bisa terjadi karena korban takut pergi ke
sekolah sehingga berdampak kepada kegiatan belajarnya.
- Ikut melakukan kekerasan. Kalangan yang di-bully kemungkinan akan melakukan balas
dendam atau mencoba melakukan kekerasan pada dirinya sendiri.
Sementara efek negatif yang mungkin dialami oleh kalangan yang mem-bully antara lain:
- Diberhentikan dari sekolah.
- Menjadi pengguna narkoba.
- Terancam dikenai hukuman pidana karena melakukan kekerasan.

❖ Bagaimana Cara Menghentikan Tindakan Ini?


Anak yang di-bully kemungkinan takut mengatakannya kepada orang lain. Dia juga mungkin
akan berubah menjadi pendiam. Berikut ciri-ciri anak yang menjadi korban bully.
- Yang tadinya semangat, kini dia menolak untuk bersekolah.
- Prestasi belajarnya menurun.
- Tiba-tiba kehilangan teman atau menghindari ajakan pertemanan.
- Barang-barang miliknya menghilang atau hancur.
- Mengalami perubahan nafsu makan.
- Mengalami gangguan tidur.
- Kabur dari rumah.
- Terlihat stres saat pulang sekolah atau usai mengecek ponselnya.

4
- Mungkin ada luka di tubuhnya.

Untuk menghentikan segala tindakan perundungan ini, maka yang harus kamu lakukan
adalah:
1. Meyakinkan pada diri bahwa tindakan tersebut salah dan sangat merugikan orang lain
2. Bersatu untuk menolak dan menghentikan perundungan yang ada di sekitarmu
3. Membekali diri dengan ilmu agama dan budi pekerti yang baik agar tidak sampai
melakukan pembullyan
4. Melaporkan pada guru jika melihat tindakan bully
5. Mendekati dan memberi semangat kepada korban bully agar dia merasa dia tidak
sendirian dan mampu bangkit kembali

❖ Pornografi dan Pornoaksi


Remaja adalah suatu fase yang harus dialami manusia sebagai individu. Remaja adalah masa
peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa dengan rentang usia antara 12 – 22
tahun, dimana pada masa tersebut terjadi proses pematangan baik itu pematangan fisik,
maupun psikolog.
Dalam perkembangannya remaja mengalami perubahan emosional, kognitif, dan psikis, salah
satu perubahan yang tidak bisa dihindari adalah motivasi dan rasa keingintahuan yang tinggi
terhadap berbagai hal yang menimpa dirinya termasuk masalah-masalah yang berhubungan
dengan seksualitas. Kecanggihan teknologi membuat mudahnya mengakses content
bermuatan seks yaitu pornografi sehingga banyak remaja yang menikmati hal ini dan menjadi
candu. Paparan pornografi pada anak-anak terutama didapat melalui intenet yang diperburuk
dengan “lifestyle” dan kurangnya pengawasan, tidak ada komunikasi, tuntutan terlalu tinggi,
kekerasan pada anak, tidak tahu potensi anak, serta diskriminasi dari orang tua dan
lingkungan dapat memicu remaja untuk dapat terpapar pornografi.
Berdasarkan survey yang dilaksanakan Kemenkes tahun 2017 sebanyak 94% siswa pernah
mengakses konten porno yang diakses melalui komik sebanyak 43%, internet sebanyak
57%, game sebanyak 4%, film/TV sebanyak 17%, Media sosial sebanyak 34%, Majalah
sebanyak 19%, Buku sebanyak 26%, dan lain-lain 4%.
Pornografi sendiri merupakan sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, animasi, kartun,
percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan lain melalui berbagai bentuk media komunikasi
dan atau pertunjukan di muka umum, yang memuat kecabulan atau eksploitas seksual yang
melanggar norma kesusilaan (UU No. 44 Th 2008 tentang pornografi). Sudah menjadi rahasia
umum bila pornografi dapat menimbulkan kecanduan, candu pornografi menjadi salah satu
isu serius di seluruh dunia, termasuk indonesia.

Tingkat kecanduan pornografi menurut Skinner 2005 dibagi menjadi :


1. Level 1 : melihat pornografi sekali atau dua kali setahun, paparan sangat terbatas
2. Level 2 : beberapa kali setiap tahun tetapi tidak lebih dari enam kali, fantasi sangat
minimal
3. Level 3 : mulai muncul tanda kecanduan, sebulan sekali, mencoba menahan diri
4. Level 4 : mempengaruhi fokus untuk tugas sehari-hari, beberapa kali dalam ]sebulan
5. Level 5 : Setiap minggu, berusaha keras untuk berhenti, namun mulai mengalami
gejala withdrawal

5
6. Level 6 : Setiap hari untuk memikirkan pornografi, menyebabkan berbagai masalah
dalam kehidupan
7. Level 7 : perasaan ketidakberdayaan dan keputusasaan bila tidak melihat pornografi,
konsekuensi negatif

Ciri-ciri anak atau remaja yang kecanduan pornografi perlu diketahui oleh orang tua adalah :
▪ Sering tampak gugup apabila ada yang mengajaknya komunikasi, menghindari kontak
mata.
▪ Tidak punya gairah aktivitas, prestasi menurun
▪ Malas, enggan belajar dan enggan bergaul, sulit konsentrasi
▪ Enggan lepas dari gawainya (gadget), bila ditegur dan dibatasi penggunaannya akan
marah
▪ Senang menyendiri, terutama dikamarnya, menutup diri
▪ Melupakan kebiasaan baiknya.

Seperti halnya narkoba, kecanduan pornografi juga mengakibatkan kerusakan otak yang
cukup serius. Pornografi bukan hanya merusak otak dewasa tetapi juga otak anak. Kerusakan
otak tersebut sama dengan kerusakan otak pada orang yang mengalami kecelakaan mobil
dengan kecepatan sangat tinggi. Kerusakan otak yang diserang oleh pornografi adalah Pre
Frontal Korteks (PFC), bagi manusia bagian otak ini merupakan salah satu bagian yang
paling penting karena bagian otak ini hanya dimiliki oleh manusia sehingga manusia
memiliki etika bila dibandingkan binatang. Bagian otak ini berfungsi untuk menata emosi,
memusatkan konsentrasi, memahami dan membedakan benar dan salah, mengendalikan diri,
berfikir kritis, berfikir dan berencana masa depan, membentuk kepribadian, dan berperilaku
sosial.
Awalnya saat melihat pornografi, reaksi yang ditimbulkan adalah perasaan jijik, hal ini terjadi
karena manusia mempunyai sistem limbik, sistem ini pula yang mengeluarkan hormon
dopamin untuk menenangkan otak, tetapi dopamin juga akan memberi rasa senang, bahagia
sekaligus ketagihan. Dopamin mengalir ke arah PFC, PFC menjadi tidak aktif karena
terendam dopamin. Apabila dopamin semakin banyak maka seseorang akan timbul rasa
penasaran dan semakin kecanduan melihat pornografi, namun untuk memenuhi kepuasan dan
kesenangannya, seseorang akan melihat yang lebih porno / vulgar lagi untuk memicu
dopamin yang lebih banyak. Karena terus dibanjiri dopamin, PFC akan semakin mengkerut
dan mengecil dan lama-lama menjadi tidak aktif akibanya fungsi dari bagian otak ini semakin
tidak aktif.

Akibat dari kecanduan pornografi sangat membahayakan bagi orang yang bersangkutan dan
orang-orang di sekitarnya, seperti :
▪ Mengubah sikap dan persepsi tentang seksualitas bahwa wanita dan anak-anak hanya
merupakan obyek seks saja
▪ Meningkatkan eksplorasi seks remaja sehingga dapat terjadi perilaku seks bebas dan
perilaku seksual beresiko
▪ Mudah berbohong
▪ Menurunkan harga diri dan konsep diri
▪ Depresi dan ansietas
▪ Pendidikan terganggu
▪ Terjadi penyimpangan seksual

Hal tersebut tentu saja merusak tatanan norma-norma dalam masyarakat, merusak keserasian
hidup keluarga dan masyarakat.

6
Pornografi merupakan adiksi baru yang tidak tampak pada mata, tidak terdengar oleh telinga,
namun menimbulkan kerusakan otak yang permanen bahkan melebihi kecanduan narkoba.
Oleh karena itu, diperlukan suatu pembinaan dan pengawasan dari semua kalangan,
khususnya untuk anak-anak, remaja dan dewasa muda agar bisa terhindar dari bahaya
pornografi yaitu melalui peran aktif orang tua dengan cara:
▪ Memberikan perhatian, kasih sayang dan penghargaan kepada anak
▪ Mengenali teman dan lingkungan sekitarnya
▪ Melatih anak agar mampu berkata TIDAK terhadap ajakan pornografi
▪ Menyepakati aturan yang dibuat bersama dengan anak dalam penggunaan gawai
▪ Mendampingi anak ketika mengakses internet
▪ Apabila anak ketahuan mengakses situs pornografi, orang tua harus mengajak
berdialog dan menjelaskan dampak pornografi
▪ Memberikan pemahaman kepada anak tentang internet sehat dan aman
▪ Menempatkan komputer di ruang keluarga
▪ Memasang aplikasi pengaman pada gawai
▪ Memberikan pendidikan seks sesuai dengan usia perkembangan

Apabila remaja sudah mengalami kecanduan pornografi, kerusakan otak yang sudah
ditimbulkan dapat dipulihkan melalui berbagai terapi, sedangkan kecanduan yang terjadi
dapat dihentikan dengan pendampingan dari orang tua dan keluarga dan apabila diperlukan
dapat meminta bantuan psikolog.

7
LKPD
(Lembar Kerja Peserta Didik)

Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik mampu memahami tentang Budaya Anti Bullying dan Anti
Pornografi/Pornoaksi
2. Peserta didik mampu merancang media Sosialisasi dan melaksanakan Sosialisasi
Budaya Anti Bullying dan Anti Pornografi/Pornoaksi
Dimensi :
1. Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia
✓ Elemen: Akhlak Pribadi
✓ Sub-elemen: Merawat Diri secara Fisik, Mental, dan Spiritual
2. Kreatif
✓ Elemen: Menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal
✓ Sub-elemen: *Mengeksplorasi dan mengekspresikan pikiran dan/atau perasaannya
dalam bentuk karya dan/atau tindakan, serta mengevaluasinya dan
mempertimbangkan dampaknya bagi orang lain.

Tugas Kelompok :
1. Pelajarilah mengenai Budaya Anti Bullying dan Pornoaksi/Pornografi
2. Kreasikan media untuk menyampaikan pesan tersebut
3. Latihlah dirimu untuk mempresentasikan media tersebut
4. Sosialisasikan Budaya Anti Bullying dan Anti Pornografi/Pornoaksi ke orang lain
5. Sosialisasi di kelas 8 dan 9 akan dilaksanakan di akhir minggu pertama

8
Bab 3
Senam Kesegaran Jasmani

Olahraga yang menjadi pelopor untuk masyarakat Indonesia tetap sehat dan bugar adalah
senam SKJ. Senam SKJ atau Senam Kesegaran Jasmani sering kali dilakukan di sekolah-
sekolah, hingga perkantoran. Walaupun SKJ termasuk olahraga yang cukup jadul, tetapi
olahraga ini memiliki banyak manfaat untuk kesehatan setiap kalangan masyarakat.

❖ Pengertian SKJ
Secara umum, pengertian kesegaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk dapat
menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari dengan ringan dan mudah tanpa merasa
kelelahan yang berarti. Makin tinggi tingkat kesegaran jasmani seseorang, maka semakin
bagus pula kemampuan kerja fisiknya. Kesegaran jasmani adalah kunci kesehatan dan
ketahanan tubuh. Oleh karena itu, beberapa orang rutin melakukan berbagai latihan dan
kegiatan fisik, seperti berolahraga. Tubuh akan menjadi lebih fit dan tidak mudah terjangkit
berbagai penyakit. Selain kondisi kesehatan yang stabil, latihan kesegaran jasmani juga akan
membuat tubuh terasa lebih segar ketika beraktivitas.
Jadi, makin sering berolahraga justru membuat tubuh menjadi tidak mudah lelah. Melansir
dari buku Penjasorkes Keterampilan Olahraga dengan Permainan oleh Samsul Azhar, Senam
Kesegaran Jasmani atau yang disingkat dengan SKJ merupakan senam massal yang
diwajibkan oleh pemerintah Indonesia dan diiringi oleh lagu yang berirama. SKJ biasa
dilakukan oleh sekelompok peserta dalam jumlah banyak, dan sering kali diadakan di hari-
hari tertentu, seperti hari Minggu atau Jumat pagi. Ini merupakan rangkaian gerakan senam
yang disusun secara sistematis dan bertujuan untuk meningkatkan atau mempertahankan
kesehatan dan kesegaran jasmani. Olahraga ini sangat baik dalam meningkatkan kesehatan
jantung, paru-paru, serta merilekskan otot-otot tubuh yang tegang. Ini sangat baik dilakukan
sebelum memulai aktivitas rutin setiap hari, agar dapat lebih bersemangat belajar atau
bekerja.

❖ Sejarah Senam SKJ


Salah satu upaya pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah Orde Baru adalah
pembangunan sumber daya manusia. Untuk itu, pemerintah melakukan tindakan dengan
memperbaiki pelayanan kesehatan masyarakat dan meningkatkan mutu pendidikan melalui
gerakan wajib belajar 6 tahun, meningkatkan gizi keluarga, serta mengajak masyarakat untuk
gemar berolahraga.
Pada era tahun 80-an, pemerintah dengan giat mengkampanyekan slogan mengolahragakan
masyarakat dan memasyarakatkan olahraga. Sebagai implementasi dari keseriusan untuk
membangkitkan semangat berolahraga di seluruh tanah, maka diadakan Hari Olahraga
Nasional pada 9 September 1983. Adapun penetapan tanggal 9 September diambil dari
tanggal yang sama dengan penyelenggaraan PON (Pekan Olahraga Nasional) pertama di Solo
pada tahun 1948. Sejak ada Kementerian Pemuda dan Olahraga pada tahun 1983, kegiatan
olahraga di Indonesia semakin marak. Khusus untuk masyarakat umum, pemerintah melalui
Menteri Pemuda dan Olahraga saat itu, Abdul Gafur, menyosialisasikan olahraga yang
dilakukan secara massal, yaitu senam. Olahraga ini pun dapat dijumpai dari tingkat sekolah
dasar hingga di kantor-kantor pemerintahan. Kemudian pemerintah memperkenalkan Senam
Pagi Indonesia (SPI) pada akhir tahun 70-an.
Beberapa tahun kemudian, tepatnya di tahun 1984, Senam Kesegaran Jasmani (SKJ) pun
diperkenalkan berdasarkan Surat Perintah Menpora untuk diajarkan ke seluruh lapisan

9
masyarakat. Musik senam SKJ 1984 ini diciptakan oleh Nortier Simanungkalit, komponis
Indonesia. Lalu pada tahun 1988, setelah SKJ 1984 sukses menggiatkan seluruh masyarakat
untuk berolahraga, versi baru SKJ kembali diperkenalkan, yaitu SKJ 88. Musik dari SKJ 88
diaransemen oleh Januar Ishak. Ciri utama yang menjadi pengingat SKJ 88 adalah musik
yang diawali dengan tiupan peluit. Sejak saat itu, sering dilakukan pembaruan pada SKJ
setiap empat tahun sekali, dan masing-masing memiliki ciri dan perbedaan masing-masing,
yakni:

1. SKJ 92
SKJ 92 adalah program lanjutan empat tahunan berikutnya. Durasi pada SKJ 92 ini menjadi
jauh lebih panjang dengan variasi gerakan yang lebih banyak.
Selain menggunakan lagu asli yang diciptakan oleh Januar Ishak, SKJ 92 juga memasukkan
unsur-unsur lagu daerah.
Pada SKJ 92 ini juga mulai diperkenalkan gerakan peralihan, yaitu gerakan yang sama dan
dilakukan setiap pergantian inti senam.
Lagu pengiring diaransemen oleh Januar Ishak, adapun lagu-lagunya, yaitu:
Yamko Rambe Yamko (Papua)
Jali Jali (Jakarta)
Tanduk Majeng (Jawa Timur)
Cing Cangkeling (Jawa Barat)
Rasa Sayange (Maluku)
Paris Barantai (Kalimantan Selatan)
2. SKJ 96
Musik iringan kembali diaransemen oleh Nortier Simanungkalit yang bekerja sama dengan
Januar Ishak.
Pada seri ini tidak menggunakan lagu daerah tetapi menggunakan musik yang khusus
diciptakan oleh penggubahnya.
Pada SKJ 96 usia SD ini menambahkan kumpulan gerakan, yang diberi nama gerakan
menuju pendinginan, dan gerakan terakhir setelah pendinginan yaitu gerakan pelemasan.
3. SKJ 2000
Setelah SKJ 96, program empat tahunan berikutnya dilanjutkan dengan SKJ 2000 yang
musiknya digubah oleh Nortier Simanungkalit.
Musik pada SKJ 2000 ini sedikit lebih minimalis jika dibandingkan dengan SKJ 96 yang
cukup ramai instrumen.
Gerakan dimulai dengan pemanasan, gerakan peralihan, lima inti, dan pendinginan.
Gerakan SKJ 2000 disusun salah satunya oleh Maya Tamara, yang merupakan pimpinan dari
sekolah balet Namarina.
4. SKJ 2004
SKJ 2004 masih merupakan rangkaian program empat tahunan dari Kemenpora. Musik
pengiring diaransemen oleh Yan Roesly. Gerakan utama masih sama terdiri dari pemanasan,
inti, dan pendinginan.
Musik SKJ 2004 ini terasa lebih kekinian dengan sentuhan modern seperti irama house dan
disco, juga memasukkan unsur dangdut pada musik inti yang terakhir.
5. SKJ 2008
SKJ 2008 yang merupakan lanjutan program sebelumnya, namun terdapat perubahan besar
pada nama senam tersebut.
Jika seri sebelumnya diberi nama Senam Kesegaran Jasmani, mulai dari tahun 2008 ini
berubah menjadi Senam Kebugaran Jasmani.
Musik pengiringnya diaransemen oleh Yohanes Sucihandono bekerja sama dengan Yan
Roesly.

10
6. SKJ 2012
Senam SKJ 2012 kembali diperbaharui dengan musik yang diaransemen oleh Nawawi AC
dan Drs. Syaiful.
Senam ini tidak lagi diwajibkan di sekolah-sekolah, hanya diperkenalkan sebagai program
resmi dari pemerintah, karena semakin banyaknya senam yang disusun oleh organisasi lain
yang juga digunakan di sekolah-sekolah
7. SKJ 2018 Djadoel
Senam ini masih merupakan rangkaian program sebelumnya dari Kemenpora, hanya karena
satu dan lain hal, SKJ yang seharusnya diterbitkan pada tahun 2016 ini mundur menjadi
tahun 2018.
SKJ 2018 ini mengambil tema mengulangi masa lalu saat SKJ 88 diperkenalkan. Variasi
musiknya terdiri dari dua jenis.
Versi pendek yang menggubah musik SKJ 88 menjadi lebih modern tetapi dengan gerakan
yang sama persis dengan SKJ 88, sementara versi panjang adalah senam yang diciptakan
dengan gerakan baru dan musik baru dengan durasi yang lebih panjang.

❖ Tahapan Gerak Senam SKJ


Meskipun sering mengalami pembaharuan, namun senam SKJ dominan menggunakan
tahapan gerakan yang sama.
Adapun tahapan dari senam SKJ, yakni:
1. Pemanasan
Tahap awal dalam senam SKJ adalah pemanasan. Tahapan ini bertujuan untuk melemaskan
otot-otot yang kaku sebelum memasuki gerakan inti dalam senam.
Selain itu, pemanasan juga dilakukan untuk menghindari risiko terjadinya cedera.
Biasanya, gerakannya didominasi dengan menggerakkan kaki dan tangan.
2. Peralihan
Setelah melakukan pemanasan, tahap selanjutnya adalah gerakan peralihan. Gerakan ini dapat
dilakukan dengan gerakan jalan, tepuk tangan, maju dan juga mundur.
3. Inti
Gerakan inti dalam senam dapat dilakukan dengan meluruskan dan menekuk lengan,
mengayun dan mengangkat kaki, meluruskan dan menarik lengan, dan lainnya.
Pada umumnya gerakan-gerakan inti tersebut dilakukan selama 15-20 menit.
4. Pendinginan
Seperti halnya gerakan senam lain, SKJ pun juga memakai tahap pendinginan, yaitu dengan
gerakan peregangan dinamis dan juga gerakan peregangan statis.
Gerakan ini bertujuan untuk melemaskan badan setelah melakukan gerakan yang lebih cepat
sebelumnya pada gerakan inti. Melakukan tahap ini membantu tubuh dalam persiapan
melakukan penghentian gerakan.

11
LKPD
(Lembar Kerja Peserta Didik)

Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik mampu memahami dan mempraktekkan Senam Kesegaran Jasmani
2. Peserta didik mampu merancang satu set gerakan Kreasi Senam
Dimensi :
1. Mandiri
✓ Elemen: Pemahaman diri dan situasi yang dihadapi
✓ Sub-elemen: Mengenali kualitas dan minat diri serta tantangan yang dihadapi
2. Kreatif
✓ Elemen: Menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal
✓ Sub-elemen: *Mengeksplorasi dan mengekspresikan pikiran dan/atau perasaannya
dalam bentuk karya dan/atau tindakan, serta mengevaluasinya dan
mempertimbangkan dampaknya bagi orang lain.

Tugas Kelompok :
1. Pelajarilah mengenai dasar gerakan Senam Kesegaran Jasmani.
2. Rancanglah suatu set gerakan senam bersama kelompok dengan lagu Pelajar
Pancasila sebagai Senam Wajib
3. Dan, latihlah jenis senam pilihan berikut sebagai Senam Pilihan:
✓ SKJ 2018
✓ Senam Poco-Poco
✓ Senam I Love Banyuwangi
✓ Senam Maumere
4. Kreasi Senam akan ditampilkan di akhir minggu kedua

12
Bab 4
Budaya Anti Narkoba, Miras, dan Rokok

Persoalan kenakalan remaja di negara kita beberapa tahun belakangan ini telah memasuki
titik kritis. Selain frekuensi dan intensitasnya terus meningkat, kenakalan remaja saat ini
sudah mengarah pada perbuatan yang melanggar norma, hukum, dan agama. Betapa sering
kita sekarang ini dikejutkan oleh berita-berita kenakalan remaja yang sudah kelewat batas.
Ada yang mencederai atau menganiaya teman sekolahnya hanya sekedar untuk meminta
sejumlah uang. Bahkan tidak sedikit yang berani menipu, mencuri atau merampok karena
ingin hidup enak dan foya-foya tanpa mau bekerja keras. Belum lagi banyaknya remaja yang
sudah memiliki kebiasaan buruk seperti merokok, minum-minuman keras, berjudi, berkelahi,
membuat keonaran, merusak serta melakukan seks bebas dan mengkonsumsi narkoba.
Peristiwa makin banyaknya penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar saat ini benar-benar
telah menggelisahkan masyarakat dan keluarga-keluarga di Indonesia. Betapa tidak,
meskipun belum ada penelitian yang pasti berapa banyak remaja pengguna narkoba, namun
dengan melihat kenyataan di lapangan bahwa semakin banyak remaja kita yang terlibat kasus
narkoba menjadi indikasi betapa besarnya pengaruh narkoba dalam kehidupan remaja di
Indonesia. Yang perlu diwaspadai, kasus penyalahgunaan narkoba yang terjadi di kalangan
remaja kita ibarat fenomena gunung es dimana kasus yang terlihat hanya sebagian kecil saja,
sementara kejadian yang sebenarnya sudah begitu banyak.

❖ Bahaya Laten Narkoba dan Hancurnya Ketahanan Keluarga dan Bangsa


Mau tidak mau kita harus mengakui, narkoba akan menjadi bahaya laten bagi remaja kita dan
masa depan keluarga, masyarakat dan bangsa bila tidak segera dicari cara-cara
penanggulangan yang efektif dan efisien. Ada dua alasan mendasar hal itu bisa terjadi.
Pertama, karena narkoba dapat merusak kesehatan remaja kita. Remaja yang kecanduan
narkoba akan mengalami kemunduran fungsi organ tubuh dan system kekebalannya. Daya
pikir sangat berkurang, kehilangan minat/semangat untuk melakukan mengikuti pelajaran
sehingga prestasi belajarnya akan terus menurun. Bahkan bila tingkatannya sudah sangat
tinggi, bila mereka berumah tangga kelak keturunannya bisa menjadi anak idiot ataupun
perkembangan jiwanya terbelakang, mendekati debil dan embisil karena sistem sarafnya
terganggu.
Kedua, penyalahgunaan narkoba telah menyeret remaja pada perbuatan buruk lainnya tanpa
memikirkan dampaknya lebih jauh. Karena terdorong oleh kenikmatan yang sebenarnya
semu sebagai efek sesaat penggunaan narkoba segera setelah merasuk ke tubuhnya, sang
remaja akan terus berupaya mendapatkan barang tersebut bagaimanapun caranya. Tidak
peduli harus menipu, mencuri, mengompas, merampok atau bahkan dengan membunuh
sekalipun. Bahkan untuk remaja putri akan dengan mudah menyerahkan keperawanan dan
tubuhnya untuk pria hidung belang atau teman sejawatnya sekedar guna mendapatkan barang
haram tersebut.
Semuanya itu jelas akan memburamkan masa depan keluarga, masyarakat, dan bangsa
termasuk masa depan remaja itu sendiri. Logika yang dapat ditarik sangat sederhana. Remaja
yang menyalahgunakan narkoba sudah menjadi generasi yang rusak dan sulit dibenahi.
Tubuhnya tidak lagi fit dan fresh untuk belajar dan bekerja membantu orangtua, sementara
mentalnya telah dikotori oleh niat-niat buruk untuk mencari cara mendapatkan barang yang
sudah membuatnya kecanduan. Bila sudah demikian, apa yang dapat diharapkan dari
mereka? Sudah produktifitasnya rendah, kemampuan berpikirnya lemah, masih ditambah
perilakunya liar tanpa kendali. Apalagi mengindahkan nilai moral, etika hukum dan agama.
Artinya, mereka tidak dapat diharapkan lagi menjadi generasi penerus bangsa yang

13
berkualitas yang mampu mengangkat harkat diri, keluarga, masyarakat dan bangsanya ke
arah yang lebih baik. Khusus dalam lingkungan keluarga, remaja pengguna narkoba akan
memporakporandakan ketahanan keluarga yang dengan susah payah dibangun oleh kedua
orang tuanya. Keluarga menjadi tidak lagi mampu mencapai ketenangan hidup, komunikasi
antar anggota keluarga terganggu, tumbuh rasa was-was serta kondisi ekonomi yang morat-
marit karena ulah sang anak. Belum lagi timbulnya rasa saling curiga saat terjadi peristiwa
kehilangan uang/barang karena dicuri oleh anaknya yang telah kecanduan narkoba. Atau
munculnya sikap saling menyalahkan. Disini bisa dibayangkan betapa pedih dan perih hati
orang tua yang akan mengganggu perasaan dan aktifitas sehari-hari, sehingga bisa pula
diramalkan betapa fungsi keagamaan, sosial budaya, cinta kasih dan melindungi serta fungsi
pendidikan dalam keluarga akan menjadi luntur dan sirna. Sementara pelaksanaan fungsi-
fungsi tersebut secara baik menjadi pilar utama untuk dapat membangun keluarga
berketahanan sebagai syarat pokok untuk dapat menjadi keluarga yang berkualitas.
Sementara kita pun tahu bahwa betapapun kecil kontribusinya, ketahanan keluarga akan
mempengaruhi ketahanan bangsa. Karena sebuah negara terdiri dari kumpulan-kumpulan
keluarga yang membentuk lingkungan masyarakat dan lingkungan kewilayahan yang menjadi
bagian dari negara dimaksud. Jadi bila keluarga-keluarga sebagai institusi terkecil dalam
masyarakat ketahannya hancur akibat remajanya banyak yang menggunakan narkoba,
ketahanan bangsa pun akan hancur pula tanpa menunggu waktu lama.

❖ Remaja Bebas Narkoba


Perlu dimengerti bahwa sebenarnya narkoba yang merupakan akronim dari narkotika dan
obat-obaran terlarang sebenarnya bukan merupakan hal baru dalam dunia medis. Narkotika
merupakan zat atau tanaman/bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat
mengakibatkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (UU No 22 tahun 1997).
Sementara obat-obatan terlarang (psikotropika) yang dimaksud adalah zat atau obat, baik
alamiah maupun sintetik bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh
selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental
dan perilaku (UU No 5 Tahun 1997).
Narkoba bila digunakan pada takaran tertentu menurut resep dokter akan memberikan resep
kesegaran dan dapat menghilangkan rasa sakit pada pasien. Namun apabial dikonsumsi
secara berlebihan yang dalam hal ini diistilahkan dengan penyalahgunaan, akan menimbulkan
berbagai efek negatif sebagaimana telah dipaparkan di muka.
Itu pun baru sebagian kecil dari bahaya narkoba. Sebab secara detil, pecandu narkoba akan
mengalami penderitaan lahir batin yang luar biasa. Mulai dari mata nerocos, hidung meler-
meler, mual-mual sampai muntah, diare, tulang dan sendi nyeri, tidak bisa tidur serta tidak
doyam makan, selalu curiga, mudah emosi, hingga selalu gelisah, kacau dan sering
mengalami halusinasi penglihatan. Penderitaan ini masih harus ditambah dengan adanya rasa
hampa, depresi, ingin mati, tekanan darah meningkat sampai bisa stroke.
Dengan mengingat segala efek negatif penyalahgunaan narkoba tersebut, sudah selayaknya
remaja-remaja di Indonesia dibebaskan dari narkoba. Karena dampaknya sungguh-sungguh
tidak sepadan dengan manfat yang diperoleh.
Kita tahu bahwa remaja adalah generasi muda harapan bangsa. Mereka yang akan mewarisi
tanah air kita berikut segala potensi sumber dayanya. Hal ini berarti remaja suka tidak suka
dan mau tidak mau harus siap memikul tanggung jawab yang tidak ringan namun mulia
tersebut. Sehingga mereka harus dibebaskan dari narkoba yang nyata-nyata memiliki efek
merusak.
Upaya membangun remaja bebas narkoba menjadi semakin penting untuk saat ini, karena
kita telah memasuki era millenium tiga yang penuh persaingan akibat kehidupan yang

14
mengglobal. Dunia sekarang ini tidak lagi disekat oleh ruang dan waktu. Bekat kemajuan
teknologi komunikasi dan informasi, semua orang dapat mengakses segala informasi dari
belahan bumi lain. Dengan diterapkannya pasar bebas, maka bangsa-bangsa yang memiliki
SDM majulah yang mampu bersaing. Apa makna dari semuanya itu ? Bangsa kita akan terus
terjebak dalam kemiskinan, keterbelakangan, dan tanpa harapan masa depan bila generasi
remajanya banyak yang terbelenggu oleh narkoba. Sehingga upaya mewujudkan remaja
bebas narkoba menjadi upaya strategis yang tidak bisa ditawar ataupun ditunda.

❖ Tiga Langkah Penting


Membangun remaja yang bebas dari penyalahgunaan narkoba harus didasarkan pada
pencermatan terhadap karakteristik pengguna narkoba sekaligus tindakan yang
melatarbelakanginya.
Menurut analisis Dr. Graham Blaine (psikiater), penyebab seseorang mengkonsumsi narkoba
tidak hanya berasal dari keinginan individu itu sendiri akan tetapi juga berasal dari
lingkungan sekitarnya. Selanjutnya dari beberapa studi yang pernah dilakukan, karakteristik
pengguna narkoba biasanya adalah remaja-remaja kita yang “bermasalah”. Bermasalah disini
artinya memiliki beban mental/kejiwaan yang menurut mereka sangat berat dan sulit untuk
ditanggung. Misalnya terlalu sering dimarahi orang tua, tidak disukai lingkungan, merasa
bersalah karena orang tuanya bercerai, tidak mendapat kasih sayang, prestasi belajar jelek,
merasa diremehkan teman yang membuat sakit hati, merasa kurang percaya diri, dan
sebagainya. Namun demikian, tidak dapat dipungkiri diantara sekian banyak pengguna
narkoba juga disebabkan keinginan yang besar remaja itu sendiri untuk mencobanya setelah
mendapat desakan atau tawaran dari teman dekat, pacar atau mungkin orang yang tak
dikenal. Keinginan yang besar ini sedikit banyak dipengaruhi oleh sedikitnya pengeahuan
mereka tentang narkoba, serta sedikitnya yang diterima ataupun pengaruh tayangan televisi
yang kurang mendidik.
Oleh karena itu, menurut hemat penulis ada tiga langkah penting untuk membangun remaja
masa depan yang bebas narkoba.
Pertama, dalam lingkungan keluarga, orang tua berkewajiban memberikan kasih sayang yang
cukup terhadap para remajanya. Mereka tidak boleh cepat marah dan main pukul tatkala sang
remaja melakukan kesalahan baik dalam tutur kata, sikap maupun perbuatannya, tanpa diberi
kesempatan untuk membela diri. Sebaliknya orang tua harus bersikap demokatis terhadap
anaknya. Anak harus diposisikan sebagai insan yang juga membutuhkan penghargaan dan
perhatian. Tidak cukup hanya diperhatikan kebutuhan fisiknya, tetapi juga kebutuhan
psikisnya. Sehingga komunikasi yang hangat antara orang tua dan anak-anaknya menjadi
langkah utama yang jitu untuk menjalin hubungan yang harmonis agar sang remaja menjadi
tenteram dan nyaman tinggal dirumah. Jadi mereka tidak membutuhkan pelampiasan atau
pelarian di luar rumah tatkala menghadapi persoalan yang rumit.
Kedua, dalam lingkungan sekolah, pihak sekolah berkewajiban memberikan informasi yang
benar dan lengkap tentang narkoba sebagai bentuk antisipasi terhadap informasi serba sedikit
namun salah tentang narkoba yang selama ini diterima dari pihak lain. Pihak sekolah juga
perlu mengembangkan kegiatan yang berhubungan dengan penanggulangan narkoba dalam
rangka mencegah dan mengatasi meluasnya penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar,
seperti melakukan pembinaan dan pengawasan secara rutin terhadap siswa baik dengan
melibatkan pihak lain (kepolisian, komite sekolah, orang tua), menggiatkan kegiatan ekstra
kurikuler yang bermanfaat, serta mengembangkan suasana yang nyaman dan aman bagi
remaja untuk belajar. Di samping itu pihak sekolah perlu berupaya keras ”mensterilkan”
lingkungan sekolah dari peredaran dan penyalahgunaan narkoba, dengan tidak membolehkan
sembarang orang memasuki lingkungan sekolah tanpa kepentingan yang jelas dan
mencurigakan.

15
Ketiga, dalam lingkungan masyarakat, para tokoh agama, tokoh masyarakat, perangkat
pemerintahan di semua tingkatan mulai dari Presiden, Gubernur, Bupati, Camat, Lurah,
Dukuh, hingga Pak RT dan Pak RW perlu bersikap tegas dan konsisten terhadap upaya
pencegahan penyalahgunaan narkoba di lingkungannya masing-masing yang didukung penuh
oleh pihak keamanan dan kepolisian. Mereka perlu terus-menerus memberi penyadaran pada
seluruh warga masyarakat akan bahaya mengkonsumsi narkoba tanpa indikasi medik dan
pengawasan ketat dari dokter dalam rangka penyembuhan. Khusus para tokoh masyarakat
dan tokoh agama tidak boleh mengenal lelah dan bosan menanamkan norma-norma dan
kebiasaan yang baik sebagai warga masyarakat, baik dalam hubungannya dengan sesama
manusia maupun dengan Tuhannya.
Melalui ketiga langkah penting tersebut, dapat dipastikan akan mampu membangun remaja
bebas narkoba di masa depan. Agar hasilnya lebih efektif pihak pemerintah perlu
mencanangkan gerakan bebas narkoba dengan berbagai kegiatan yang menarik dan bernilai
pesan tinggi seperti menyelenggarakan pentas seni, pengajian akbar, lomba karya tulis,
talkshow, dan sebagainya. Disamping mensosialisasikan UU No 22 tahun 1997 tentang
Narkotika dan UU No 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika secara luas dan berjenjang.
Tindakan lain yang tidak kalah pentingnya adalah meminimalisir kegiatan yang bisa
bersinggungan dengan peredaran narkoba seperti membabat habis kegiatan pornografi dan
pornoaksi, club malam atau tempat dansa yang menyalahi prosedur perijinan, salon plus, atau
tempat-tempat pelacuran/perjudian yang secara langsung maupun tidak langsung akan
memberi jalan terhadap maraknya peredaran narkoba.

❖ Kesimpulan
Remaja adalah generasi penerus bangsa yang akan menentukan masa depan keluarga,
masyarakat dan negara. Sebagai generasi penerus, remaja harus memiliki motivasi kuat untuk
belajar dan terus belajar agar kelak akan mampu menjadi generasi yang tidak saja sehat,
cerdas dan terampil, tetapi juga bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkepribadian, dan
menjunjung tinggi nilai-nilai luhur budaya bangsa. Sementara dalam lingkungan keluarga
akan memberi dukungan positif membangun keluarga yang harmonis dan berketahanan. Oleh
karena itu, membangun remaja yang bebas narkoba menjadi tuntutan yang tidak bisa ditunda
dan ditawar-tawar.
Membangun remaja bebas narkoba hendaknya dilakukan dengan mengintegrasikan tiga
langkah penting, yakni melalui upaya pencegahan dalam lingkugan keluarga, lingkungan
sekolah dan lingkungan masyarakat serta melalui gerakan bebas narkoba yang dicanangkan
pemerintah untuk diimplementasikan di semau tingkatan masyarakat. Pihak pemerintah juga
perlu mensosialisasikan UU No 22 tahun 1997 dan UU No 5 Tahun 1997 secara luas berikut
sanksinya dan berupaya keras agar kegiatan/aktivitas yang memberi peluang terhadap
peredaran narkoba dapat dihilangkan atau ditekan seminimal mungkin.

16
LKPD
(Lembar Kerja Peserta Didik)

Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik mampu memahami tentang Budaya Anti Narkoba, Miras, dan Rokok
2. Peserta didik mampu merancang media Sosialisasi dan melaksanakan Sosialisasi
Budaya Anti Narkoba, Miras, dan Rokok
Dimensi :
1. Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia
✓ Elemen: Akhlak Pribadi
✓ Sub-elemen: Merawat Diri secara Fisik, Mental, dan Spiritual
2. Kreatif
✓ Elemen: Menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal
✓ Sub-elemen: *Mengeksplorasi dan mengekspresikan pikiran dan/atau perasaannya
dalam bentuk karya dan/atau tindakan, serta mengevaluasinya dan
mempertimbangkan dampaknya bagi orang lain.

Tugas Kelompok :
1. Pelajarilah mengenai Budaya Anti Narkoba, Miras, dan Rokok
2. Kreasikan media untuk menyampaikan pesan tersebut
3. Latihlah dirimu untuk mempresentasikan media tersebut
4. Sosialisasikan Budaya Anti Narkoba, Miras, dan Rokok ke orang lain
5. Sosialisasi di kelas 8 dan 9 akan dilaksanakan di akhir minggu kedua

17
Bab 5
Bakti Sosial

Bakti sosial atau lebih dikenal sebagai baksos merupakan salah satu kegiatan wujud dari rasa
kemanusiaan antara sesama manusia. Bakti Sosial merupakan suatu kegiatan dimana dengan
adanya kegiatan ini kita dapat merapatkan kekerabatan kita. Bakti sosial diadakan dengan
tujuan – tujuan tertentu. Bakti sosial antar warga yang dilakukan oleh siswa sekolah adalah
untuk mewujudkan rasa cinta kasih , rasa saling menolong,rasa saling peduli siswa kepada
masyarakat luas yang sedang membutuhkan uluran tangan mereka.

Dengan kita berinteraksi dengan masyarakat (misalnya dalam kegiatan bakti sosial ) maka
kita bisa saling kenal dan lebih akrab dengan mereka. Sehingga bisa menumbuhkan rasa
kekeluargaan dengan masyarakat. Kita secara tidak langsung sebenarnya membutuhkan rasa
kekeluargaan dengan masyarakat karena kita hidup berdampingan dengan masyarakat luas
dan kita pasti membutuhkan pertolongan mereka sewaktu – waktu.

❖ Bentuk Kegiatan Baksos


Bagi kita semua, pasti sudah tidak asing lagi mendengar kata “baksos” atau yang merupakan
kependekan dari “bakti sosial”. Bakti sosial merupakan suatu bentuk kepedulian kepada
pihak sosial atau dalam hal ini adalah masyarakat terutama golongan yang berhak untuk
menerimanya. Kegiatan bakti sosial bisa dalam bentuk pemberian bantuan seperti sembako
(sembilan bahan pokok), atau barang lainnya. Selain itu kita juga bisa memberikan hal lain
seperti tenaga dan ilmu secara sukarela.

❖ Manfaat Baksos
1. Untuk Masyarakat
a. Sebagai subyek, masyarakat diharapkan memiliki kemampuan mengupayakan peningkatan
kualitas kesehatan dan pendidikan di daerahnya secara mandiri.
b. Sebagai obyek, masyarakat akan mendapatkan pelayanan melalui berbagai rangkaian
kegiatan yang menunjang peningkatan kualitas kesehatan,kebersihan dan pendidikan.
2. Untuk Siswa
a. Sebagai subyek, mahasiswa mampu mengaplikasikan ilmu dan pengetahuan yang didapat
untuk kepentingan masyarakat secara langsung.
b. Sebagai obyek, bakti sosial adalah sarana pendidikan dan pelatihan non formal bagi siswa
dengan terjun langsung ke masyarakat disamping pendidikan formal akademik di Sekolah.

18
LKPD
(Lembar Kerja Peserta Didik)

Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik mampu memahami tentang kegiatan Bakti Sosial
2. Peserta didik mampu merancang dan melaksanakan kegiatan Bakti Sosial untuk
masyarakat terdekat
Dimensi :
1. Bergotong Royong
✓ Elemen: Berbagi
✓ Sub-elemen: Mengupayakan memberi hal yang dianggap penting dan berharga
kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan di sekitar tempat tinggal.

Tugas Kelompok :
1. Pelajarilah mengenai Kegiatan Bakti Sosial
2. Rancanglah bersama kelompok kegiatan tersebut meliputi; bentuk kegiatan,
penggalangan dana, bentuk sumbangan, waktu dan tempat pelaksanaan
3. Sosialisasikan rencana Baksos tersebut kepada warga sekolah
4. Lakukan penggalangan dana dengan melibatkan warga sekolah
5. Buatlah ijin melalui sekolah tentang pelaksanaan kegiatan tersebut dengan pihak yang
dituju
6. Laksanakan kegiatan Bakti Sosial tersebut dengan hati yang ikhlas

19
PROYEK AKHIR

Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik mampu membuat karya dokumentasi tentang kegiatan P5 dan dapat
mempublikasikannya
Dimensi :
1. Kreatif
✓ Elemen: Menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal
✓ Sub-elemen: *Mengeksplorasi dan mengekspresikan pikiran dan/atau perasaannya
dalam bentuk karya dan/atau tindakan, serta mengevaluasinya dan
mempertimbangkan dampaknya bagi orang lain.

Tugas Kelompok :
1. Refleksikan kegiatan P5 yang telah kalian laksanakan dalam 3 minggu ini
2. Rancanglah bersama kelompok untuk membuat dokumentasi dalam bentuk
Vlog/Video Pendek
3. Video/Vlog tersebut berisi:
✓ Perkenalan kelompok
✓ Kegiatan yang telah dilaksanakan
✓ Kesan selama menjalani P5
✓ Pesan yang berkaitan dengan Topik Gen Z – Wujudkan Generasi Indonesia
Emas

20
PENUTUP

Demikian modul P5 dengan tema Bangunlah Jiwa dan Raganya dan dengan judul “Gen Z –
Wujudkan Generasi Indonesia Emas” ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Semoga dengan kegiatan P5 ini akan mendukung terwujudnya Penguatan Karakter yang
menjadi tujuan Pendidikan Nasional. Demikian juga dengan implementasi mengenai
Merdeka Belajar dapat dipraktikkan dalam kegaiatn yang sarat akan bermakna dan sesuai
dengan kodrat alam dan kodrat zaman siswa.

21
Dokumentasi Kegiatan
P5 -2
Dokumentasi Kegiatan
P5 -2
Dokumentasi Kegiatan
P5 -2
LEMBAR REFLEKSI PESERTA DIDIK

MENGGUNAKAN GOOGLEFORM
LEMBAR UMPAN BALIK

PESERTA DIDIK

KEGIATAN P5-2

You might also like