Professional Documents
Culture Documents
Cuko - Asam Sitrat - Farliansyah Et Al - 2014
Cuko - Asam Sitrat - Farliansyah Et Al - 2014
ABSTRACT
This research aims to study the effect of the addition of citric acid powder to taste cuko pempek and get the
best treatment . This research was conducted in the laboratory of the Faculty of Agriculture, University of
Muhammadiyah Palembang in July 2013 to December 2013. This study used a randomized block design (RBD )
are arranged in non- factor factorial with the addition of citric acid treatment consisting of five levels of treatment
and repeated four times. Parameters observed in this study is the chemical analysis includes analysis of citric acid
and pH levels , for the physical test is soluble viscosity and velocity , while for organoleptic test includes flavor,
color and aroma cuko pempek powder by using multiple comparison test. Lowest levels of citric acid present in the
A1 treatment (addition of citric acid 3g) with an average value of 0.469% , the highest pH found in the A 1 treatment
(addition of citric acid 3g) with an average value of 5.70. The rate was highest viscosity at A5 treatment (addition of
citric acid 15g) with an average value of 2,271 cPs and speed pempek vinegar powder dissolves. Velocity is
highest late in the A1 treatment (addition of citric acid 3 g) with an average value of 6.29 seconds. Test multiple
comparison test sensory adding citric acid to the taste, color and aroma cuko pempek powder , found that
treatment A1 has the taste, color and aroma of different unreal with cuko pempek comparator (cuko pempek
standard) with the lowest average value of 28.45, 37.9%, 32.76%, which is almost the same as cuko pempek
comparator (cuko pempek standard). cuko pempek To obtain powder authors suggest you should use the A1
treatment is the treatment of the addition of 3g of citric acid in powder 1000g pempek cuko materials.
I. PENDAHULUAN Hipotesis
Penambahan asam sitrat berpengaruh nyata
Asam sitrat banyak digunakan dalam industri terhadap citarasa cuko pempek bubuk.
terutama industri makanan dan farmasi, karena
kelarutannya tinggi, memberikan rasa asam yang II. Metode Penelitian
enak dan tidak bersifat racun. Sedangkan fungsi
penambahan asam sitrat terutama untuk Penelitian ini menggunakan metode
memperbaiki citarasa atau penambah rasa asam Rancangan Acak Kelompok (RAK) Non Faktorial
(mengatur tingkat keasaman), juga untuk pengawet yang disusun secara non faktorial dengan faktor
dari bahan tersebut, sehingga dapat mencegah perlakuan penambahan asam sitrat yang terdiri dari
pertumbuhan mikroorganisme (Buckle et al.,1987). lima tingkat perlakuan dan diulang sebanyak empat
Menurut Zusi (2010) cuko adalah kuah atau kali dengan mengikuti persamaan sebagai berikut:
saos cair yang menjadi pasangan pada saat Yij = µ + Ki + Aj + ∑ij
makan pempek. Kunci lezatnya pempek adalah Dimana:
terletak dari enak tidaknya cuko pempeknya. Oleh Yij = Nilai hasil pengamatan
karena itu bahan atau adonan pembuatan cuka µ = Nilai tengah umum
harus pas atau sesuai dengan komposisinya. Ki = Kelompok/ulangan ke i
Menurut Winarni dan Rahayu (1994), Aj = Penambahan asam sitrat ke j
penggunaan asam sitrat bisa digunakan pada ∑ij = Kesalahan pada penambahan asam
makanan pelengkap serealia sebesar 25g/kg bahan sitrat ke j dan kelompok ke i
kering, untuk makanan bayi kalengan dan buah
zaitun sebanyak 15g/kg. Sedangkan untuk keju Adapun perlakuan yang digunakan dalam
sebanyak 40g/kg. Penggunaan asam sitrat untuk penelitian ini adalah asam sitrat dalam setiap
pembuatan cuko pempek bubuk pada saat ini belum 1000gram bahan sebagai berikut :
menemui adanya literatur yang menunjang, dengan A1 = Asam sitrat 3 gram
latar belakang tersebut penulis mencoba A2 = Asam sitrat 6 gram
menggunakan asam sitrat pada pembuatan cuko A3 = Asam sitrat 9 gram
pempek bubuk. A4 = Asam sitrat 12 gram
A5 = Asam sitrat 15 gram
Tujuan Penelitian
Mempelajari pengaruh penambahan asam sitrat
terhadap citarasa cuko pempek bubuk dan A. Analisis Kimia
mendapatkan perlakuan yang terbaik. 1. Kadar Asam Sitrat
31
EDIBLE III - 1 : 31 – 37, Juli 2014 ISSN 2301 - 4199
sebagai pelarut netral. Sebanyak 10 ml larutan waktu yang ditunjukan dibuat rata-rata detik dengan
diencerkan dengan aquadest 250 ml, kemudian rumus:
disaring dengan kertas saring, diambil filtratnya 25 Viscometer (Cp) = A x K
ml dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer, lalu Keterangan:
diteteskan larutan phenolphthalein 0,5% sebanyak A = waktu rata-rata (detik)
dua tetes, kemudian dititrasi dengan NaOH 0,05 N K = Konstanta kalibrasi viscometer
sampai timbul warna merah jambu. Total asam sitrat
dapat dihitung dengan rumus : 4. Kecepatan Larut
Ambil cuka pempek bubuk sebanyak 25
Total asam sitrat (%) = gram, lalu masukan kedalam erlenmenyer 250 ml.
V N FP 192 Kemudian cuka pempek bubuk diseduh dengan air
100% mendidih sebanyak 100 ml. Diamkan dan amati
W x 100 berapa lama waktu yang dibutuhkan sampai semua
cuka pempek bubuk larut. Catat waktu yang
Keterangan : dibutuhkan untuk melarutkan semua cuka pempek
V = ml NaOH yang dipakai untuk titrasi bubuk tersebut dalam satuan detik.
N = Normalitas larutan NaOH (0,05 N)
FP = Faktor Pengencer (250/5) 5. Uji Organoleptik
192 = Berat molekul asam sitrat
W = Jumlah Sampel (gram) Uji organoleptik terhadap rasa, warna dan
aroma cuko pempek bubuk digunakan uji
2. pH pembanding jamak. Pada pengujian ini cuko standar
yang digunakan adalah formulasi hampir sama
Dalam penelitian ini analisis kadar pH dengan penelitian Alhanannasir. (2012). Gula merah
dilakukan dengan cara diukur dengan 250g, Air 500 ml, Asam jawa 25g, Bawang putih
menggunakan alat pH meter, yaitu mengambil 100 50g, Cabe rawit 50g, Garam 5g, Tongcai 2.5g dan
ml sample dituangkan ke dalam Beaker gelas 250 Ebi 2.5g. Cuko standar telah dilakukan uji
ml dan diukur tempereaturnya, lalu periksa pHnya organoleptik dan di sukai oleh panelis. Pada
dengan menggunakan pH meter dan dibiarkan pengujian ini mula-mula panelis dikenalkan serta
selama 10 menit. Elektroda dibilas dengan aquades diminta memahami sifat-sifat sampel standar,
lalu dicelupkan larutan buffer pH 7,0 dan tombol pH kemudian panelis diminta untuk menilai sampel
meter ditekan sampai angka konstan. Bila angka yang diuji, sampel yang mana yang berbeda dengan
angka konstan ditunjukkan tidak sama dengan pH standar (cuko pasar). Dalam pengujian ini panelis
larutan buffer tombol standar dizer diputer hingga yang digunakan 29 orang kemudian panelis diberi
mendapatkan angka 7,0 lalu larutan buffer diganti formolir untuk menilai contoh yang disajikan.
dengan buffer 10,0. selanjutnya tombol pH ditekan,
bila angka yang ditunjukkan tidak sama atur pH C. Analisis Statistik
dengan memutar tombol siap sampai menunjukkan 1. Analisis Keragaman
angka 10,0 lalu tombol stand by ditekan.
Elektroda dibilas dengan air demin dan Dari hasil pengamatan kimia dan uji
dengan contoh lalu dicelupkan ke dalam larutan organoleptik yang diperoleh dianalisa dengan
contoh dan tombol pH ditekan, biarkan beberapa menggunakan analisis keragaman Rancangan
saat sampai angka yang ditunjukkan konstan dan Acak Kelompok (RAK) non faktorial seperti
catat angka tersebut. Pada sat mencelupkan tercantum pada Tabel 7. Analisis keragaman
elektroda kedalam contoh temperature contoh dilakukan dengan cara membandingkan F Hitung
diukur terlebih dahulu dan diatur temperature pH dengan F Tabel pada taraf uji 5 % dan 1 %. Bila
sehingga sama dengan temperatur contoh. FHitung lebih besar dari F Tabel 5 % tetapi lebih kecil
atau sama dengan F Tabel 1 % berarti berpengaruh
B. Uji Fisik nyata (). Bila F Hitung lebih besar dari F Tabel 1 %
berarti berpengaruh sangat nyata (). Jika F Hitung
3. Tingkat kekentalan lebih kecil atau sama dengan F Tabel 5 % berarti
berpengaruh tidak nyata (tn).
Uji kekentalan menggunakan metode
grafimetri (AOAC) dengan menggunakan alat Untuk melihat tingkat ketelitian dilakukan uji
viscometer, cara kerjanya sebagai berikut: koefisien keragaman (KK) dengan rumus :
Alat viscometer dihidupkan, kemudian
dihidupkan regulatornya hingga suhu kamar, KTG
kemudian dipasang pada klem posisi tegak lalu KK = x100%
masukkan contoh yang telah diukur, tempatkan ke
X
Keterangan :
dalam viscometer dengan menggunakan pipet
KK = Koefisien Keragaman
sampai tanda batas pipa kapiler pada posisi suhu
KTG = Kuadrat Tengah Galat
45°C. Dengan menggunakan rubber bulb larutan
contoh yang ada dalam viscometer diisap sampai 5- X = Nilai Rata-rata
8 mm diatas garis, lalu diukur sampai di antara 2
garis batas dan diulang 2 kali. Kemudian dicatat
32
EDIBLE III - 1 : 31 – 37, Juli 2014 ISSN 2301 - 4199
2. Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) perlakuan A2 dan A1 dan perlakuan A2 berbeda
sangat nyata dengan perlakuan A1. Kadar asam
Apabila perlakuan berpengaruh nyata atau sitrat tertinggi terdapat pada perlakuan A5
sangat nyata, maka dilanjutkan dengan Uji Beda (penambahan asam sitrat 15 g) dengan nilai rata-
Nyata Jujur (BNJ). BNJ digunakan untuk rata 1,146% dan kadar asam sitrat terendah
mengetahui perbedaan antar perlakuan, dengan terdapat pada perlakuan A1 (penambahan asam
rumus: sitrat 3 g) dengan nilai rata-rata 0,469%.
33
EDIBLE III - 1 : 31 – 37, Juli 2014 ISSN 2301 - 4199
Perlakuan A3 berbeda sangat nyata dengan perlakuan A4, A3, A2 dan A1. Perlakuan A4 berbeda
perlakuan A4 dan A5 dan perlakuan A4 berbeda sangat nyata dengan perlakuan A3, A2 dan A1.
sangat nyata dengan perlakuan A5. pH tertinggi Perlakuan A3 berbeda sangat nyata dengan
terdapat pada perlakuan A1 (penambahan asam perlakuan A2 dan A1 dan perlakuan A2 berbeda
sitrat 3 g) dengan nilai rata-rata 5,70 dan pH sangat nyata dengan perlakuan A1. Tingkat
terendah terdapat pada perlakuan A5 (penambahan kekentalan tertinggi terdapat pada perlakuan A5
asam sitrat 15 g) dengan nilai rata-rata 4,55. (penambahan asam sitrat 15 g) dengan nilai rata-
rata 2,271 cPs dan tingkat kekentalan terendah
Tabel 6. Uji BNJ Pengaruh Penambahan Asam terdapat pada perlakuan A1 (penambahan asam
Sitrat terhadap pH Cuko Pempek Bubuk. sitrat 3 g) dengan nilai rata-rata 1,707 cPs.
Nilai Nilai Uji BNJ Tabel 7. Uji BNJ Pengaruh Penambahan Asam
Perlakuan Rata-rata 0,05 = 0,19 0,01 = 0,24 Sitrat terhadap Tingkat Kekentalan Cuka
pH Pempek Bubuk (cPs).
A1 5,70 A A
A2 5,47 B A Nilai Rata- Nilai Uji BNJ
A3 5,12 C B rata tingkat 0,05 = 0,01 =
Perlakuan
A4 4,87 D C kekentalan 0,078 0,101
A5 4,55 E D (cPs)
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf A5 2,271 a A
yang berbeda berarti berbeda nyata A4 2,113 b B
atau sangat nyata. A3 1,993 c C
A2 1,839 d D
Perlakuan A5 (penambahan asam sitrat 15 A1 1,707 e E
g) mempunyai pH terendah. Perlakuan A5 dengan Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf
penambahan asam sitrat tertinggi akan melepas ion yang berbeda berarti berbeda nyata atau sangat
+
H ke dalam larutan cuko pempek lebih banyak dari nyata.
+
perlakuan lainnya. Ion H yang dihasilkan asam
sitrat selama proses pemasakan dapat menaikkan Perlakuan A5 (penambahan asam sitrat 15
+
tingkat keasamam cuko pempek. Karena ion H g) mempunyai tingkat kekentalan tertinggi. Asam
dapat menurunkan angka yang tertera pada alat pH sitrat mempunyai gugus hidroksil yang dapat
meter, sehingga nilai pH pada perlakuan A5 lebih membentuk ikatan hidrogen dengan senyawa zat
rendah dibandingkan dengan perlakuan lain. gizi lainnya seperti protein dan glukosa yang dapat
Asam merupakan suatu zat yang membentuk senyawa yang dapat mengkristal.
+
menghasilkan ion H jika dilarutkan dalam air. Asam Penambahan asam sitrat yang tinggi pada
sitrat digunakan untuk mengatur pH terutama perlakuan A5 menyebabkan semakin banyak asam
terhadap bahan yang mengandung asam yang sitrat yang membentuk ikatan hidrogen dengan
tidak cukup dan untuk memperoleh pH yang senyawa zat gizi lainnya. Akibatnya semakin banyak
diinginkan ( Suprapti, 1994 ). terbentuk senyawa yang dapat mengkristal,
Perlakuan A1 (penambahan asam sitrat 3 g) sehingga hal ini dapat menaikkan tingkat kekentalan
mempunyai pH tertinggi dibanding perlakuan lainya. pada perlakuan A5.
Penambahan asam sitrat yang rendah akan Perlakuan A1 (penambahan asam sitrat 3 g)
+
menurunkan jumlah ion H yang dilepas oleh mempunyai tingkat kekentalan terendah dibanding
asam sitrat ke dalam larutan cuko pempek di dalam perlakuan lainya. Penambahan asam sitrat yang
bahan . Keadaan inilah dapat menaikkan angka rendah dapat menurunkan jumlah asam sitrat yang
yang tertera pada alat pH meter, sehingga nilai pH membentuk ikatan hidrogen dengan senyawa zat
pada perlakuan A1 lebih rendah dibandingkan gizi lainnya. Akibat semakin berkurangnya terbentuk
dengan perlakuan lain. senyawa yang dapat mengkristal, maka hal ini dapat
pH (per Hidrogen) adalah ukuran menurunkan tingkat kekentalan pada perlakuan A1.
keseimbangan antara ion Hidrogen (H +) dan ion Asam merupakan suatu zat yang
Hidroksida (OH) dalam air. Skala pH bernilai dari 0- menghasilkan ion H+ jika dilarutkan dalam air.
14. Nilai pH 7,0 berarti pH air netral, pH 0-6,9 asam, Asam sitrat atau asam trikarboksilat merupakan
pH 7,1-14 Basa. Jika konsentrasi ion hidrogen salah satu asam organik yang mempunyai tiga
(keasaman) bertambah maka pHnya turun dan jika gugus karboksil ( ¯COOH ) dan satu gugus hidroksil
ion hidroksida (kebasaan) bertambah maka pHnya ( ¯OH ) yang terikat pada ataom karbonnya (
naik (Aquajaya, 2013). Gaman dan Sherrington, 1992 ).
34
EDIBLE III - 1 : 31 – 37, Juli 2014 ISSN 2301 - 4199
sangat nyata dengan perlakuan A2 dan A1 dan dengan cuko pempek pembanding dengan nilai rata-
perlakuan A2 berbeda sangat nyata dengan rata tertinggi yaitu 81,89% pada perlakuan A5.
perlakuan A1. Kecepatan larut tertinggi terdapat Sedangkan perlakuan A1 mempunyai rasa yang
pada perlakuan A1 (penambahan asam sitrat 3 g) berbeda tidak nyata dengan cuko pempek standar
dengan nilai rata-rata 6,29 detik dan kecepatan larut dengan nilai rata-rata terendah yaitu 28,45%.
terendah terdapat pada perlakuan A5 (penambahan
asam sitrat 15 g) dengan nilai rata-rata 12,38 detik.
Tabel 8. Uji BNJ Pengaruh Penambahan Asam Tabel 9. Hasil Perbandingan Antara Rasa Cuko
Sitrat terhadap Kecepatan Larut Cuko Pempek Bubuk Buatan dengan Cuko
Pempek Bubuk (detik). Pempek Standar dari 29 Orang Panelis.
3. Aroma A. Kesimpulan
Hasil uji pembanding jamak Perbandingan Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil
antara aroma cuko pempek bubuk buatan dengan beberapa kesimpulan sebagai berikut :
cuko pempek standar dari 29 orang panelis pada 1. Penambahan asam sitrat berpengaruh
Tabel 11, diperoleh bahwa perlakuan A5, A4, dan A3 sangat nyata terhadap kadar asam sitrat
berbeda sangat nyata pada taraf uji 1% triangle test. cuko pempek bubuk. Kadar tertinggi pada
Perlakuan A2 berbeda nyata pada taraf uji F-Tabel perlakuan A5 (penambahan asam sitrat 15
5%. Perlakuan A1 berbeda tidak nyata pada taraf g) dengan nilai rata-rata 1,146% dan kadar
uji F-Tabel 5% dan 1% triangle test. Perlakuan A5, terendah pada perlakuan A1 (penambahan
A4, dan A3 mempunyai aroma yang berbeda sangat asam sitrat 3 g) dengan nilai rata-rata
nyata dengan cuko pempek pembanding (cuko 0,469%.
pempek standar) dengan nilai rata-rata tertinggi 2. Penambahan asam sitrat berpengaruh
yaitu 85,34% pada perlakuan A5. Sedangkan sangat nyata terhadap pH cuko pempek
perlakuan A1 mempunyai aroma yang berbeda tidak bubuk. pH tertinggi pada perlakuan A1
36
EDIBLE III - 1 : 31 – 37, Juli 2014 ISSN 2301 - 4199
(penambahan asam sitrat 3 g) dengan nilai Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI. 1996.
rata-rata 5,70 dan terendah pada Daftar Komposisi Bahan Makanan. Bhatara
perlakuan A5 (penambahan asam sitrat 15 g) Karya Aksara, Jakarta.
dengan nilai rata-rata 4,55. Gaman, P.M dan Sherrington, K.B. 1992. Pengatur
3. Penambahan asam sitrat berpengaruh Ilmu Pangan Nutrisi dan Mikrobiologi. Gajah
sangat nyata terhadap tingkat kekentalan Mada Press. Yogyakarta.
cuko pempek bubuk. Tingkat kekentalan Hanafiah K.A. 2004. Rancangan Percobaan, Teori
tertinggi pada perlakuan A5 (penambahan dan Aplikasinya. Unsri. Rajawali Pers.
asam sitrat 15 g) dengan nilai rata-rata Jakarta.
2,271 cPs dan terendah pada perlakuan A1
(penambahan asam sitrat 3 g) dengan nilai Iptek. 1993. Pengolahan Pangan.
rata-rata 1,707 cPs. http://www.Iptek.Net.id/ind/warintek/
4. Penambahan asam sitrat berpengaruh Pengolahan Pangan idx.php?Doc=ba3.
sangat nyata terhadap kecepatan larut cuka Kartika B., Pudji Hastuti dan Supartono, W. 1987.
pempek bubuk. Kecepatan larut tertinggi Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan.
pada perlakuan A1 (penambahan asam sitrat Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
3 g) dengan nilai rata-rata 6,29 detik dan
terendah pada perlakuan A5 (penambahan Margono, T.D. Suryati, S. Hartina. 2002. Sari dan
asam sitrat 15 g) dengan nilai rata-rata Sirup buah. http://www.Iptek.Net. Id / ind /
12,38 detik. Pengolahan Pangan idx. Php?doc=6d41.
5. Data uji inderawi uji pembanding jamak Narti. 2010.
penambahan asam sitrat terhadap rasa, http://dapurpunyaku.blogspot.com/2010/10/to
warna dan aroma cuko pempek bubuk ngcai.html (onine). 14 april 2013.
diperoleh bahwa perlakuan A1 mempunyai Pantastico, ER. B. 1989. Fisiologi Pasca Panen
rasa, warna dan aroma yang berbeda tidak Penanganan dan Pengawetan Buah-Buahan
nyata dengan cuko pempek pembanding dan Sayur-Sayuran Tropika dan Subtropika
(cuko pempek standar) dengan nilai rata- (terjemahan kamariani). Gajah Mada
rata terendah 28,45, 37,93%, 32,76% . Universitas Press. Yogyakarta.
B. Saran Pujimulyani, Dwiyati. 2009. Teknologi Pengolahan
Dalam pembuatan cuko pempek bubuk Sayur-Sayuran dan Buah-Buaha. Graha
sebaiknya menggunakan perlakuan A1 yaitu dengan Ilmu, Yogyakarta.
perlakuan penambahan asam sitrat 3 g dalam Satuhu, S. 2003. Penanganan dan Pengolahan
1000g bahan cuko pempek bubuk. Buah. Penebar Swadaya, Jakarta.
Suprapti, M.L. 1994. Membuat Aneka Olahan
DAFTAR PUSTAKA Nanas. Puspa Swara. Jakarta.
Tjandra, Ellen. 2011. Panen Cabai Rawit di Polibag.
Alhanannasir. 2012. Penambahan Asam dan Jenis Cahaya Atma, Yogyakarta.
Asam Terhadap Citarasa dan Vitamin C Cuka Winarno, F.G. 1984. Kimia Pangan dan Gizi. PT.
Pempek. Jurnal Edible. Volume I (1) 1 juli Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
2012. ., dan Titi Sulistyowati Rahayu. 1994.
Arabidi. 2012. Pengaruh Berbagai Perbandingan Bahan Tambahan untuk Makanan dan
Tepung Rosela dan Gula Semut Terhadap Kontaminan. Pustaka Sinar Harapan,
Cuka Pempek Bubuk. Fakultas Pertanian Jakarta.
Universitas Muhammadiyah Palembang.
Palembang. (tidak dipublikasikan). Wulandari, Nina. 2011. Petunjuk Praktis Bertanam
Astawan, M. 2011. Pempek, Nilai Gizi “Kapal Selam” Bawang. PT AgroMedia Pustaka, Jakarta.
Paling Tinggi. Zusi, HK. 2012. Saus Cuka Buat Pempek. (Online).
http://web.ipb.ac.id/~tpg/de/pubde_tknprcss_ (Http://www.indowebster.web.id/showthread.p
pempek.php (online) diakses tanggal 28 hp.?t=79237&p=4291739, diakses tanggal 2
September 2012. april 2012).
Buckle, W, V. Edward, G.H Fleet dan M. Wooton.
1987. Ilmu pangan. Diterjemahkan oleh Hari
Purnomo dan Adiono. Universitas Indonesia,
Jakarta.
Cahyadi, Hery. 2012. Pengaruh Konsentrasi
NaHCO3 dan Suhu Pengeringan terhadap
Tepung Cabai Rawit yang Dihasilkan.
Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Palembang. Palembang.
(tidak dipublikasikan).
Chendhawati. 2011. Pempek favorit. PT. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
Dewi , Nurfita. 2012. Untung Segunung Bertanam
Aneka Bawang. Pustaka Baru Press.
Yogyakarta.
37