Bintang Dorkas Wayoi - 00000112454 - um142-2311-R-En - Uts Bahasa Indonesia

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 43

Analisis Difusi Teknologi Komputer dalam

Pencegahan Narkoba di Medan pada Tahun 2023


(Studi Kasus Mahasiswa di Medan)

Penulis:
1. Bintang Dorkas Wayoi 00000112454
2. Fariz Maulana 00000101721
3. Kevin Jeremy Berutu 00000108771
4. Kristiasara Natamora 00000109885
5. Najy Nabil Indrianto 00000110235

Mata Kuliah : Bahasa Indonesia


Dosen Pengampu : Dr. Yayan Sudrajat, M.Pd.

Universitas Multimedia Nusantara


Program Studi Teknik Komputer
2023
Analisis Difusi Teknologi Komputer dalam
Pencegahan Narkoba di Medan pada Tahun 2023
(Studi Kasus Mahasiswa di Medan)

Bintang Dorkas Wayoi1), Fariz Maulana2) , Kevin Jeremy Berutu3),


Kristiasara Natamora(*), Najy Nabil Indrianto5)
1,2,3,4,5) Falkutas Teknik Komputer, Universitas Multimedia Nusantara
Korespondensi Email: kristiasara.natamora@student.umn.ac.id

ABSTRACT
This analysis is motivated by the results of the analysis related to the percentage
of drug understanding, understanding of technology, knowledge of drug prevention
web/application, and the extent to which technology has been researched and used
to prevent drug abuse in Medan. The results of this analysis aim to provide
information, understanding and knowledge about drugs so that through this it can
help in avoiding drug abuse. This analysis uses qualitative methods, while data
collection techniques are carried out such as asking questions and collecting
specific information from related subjects using Google Forms as an effort to
survey students in Medan about knowledge about drugs, technology and their
relationship. Based on the results of data collection, it was found that 100% of
students in Medan who filled out the survey knew the definition of drugs and the
dangers of drugs to health. The survey data also showed 100% that the use of
smartphone technology reached 5-10 uses of technology per day, but only a few
knew about the Narkobot, Penggiat P4GN, and GLAM BNN applications.

Keywords: Understanding of drugs and technology used for drug prevention.

ABSTRAK
Analisis ini dilatarbelakangi oleh hasil analisis terkait persentase pemahaman narkoba,
pemahaman tentang teknologi, pengetahuan tentang web/aplikasi pencegahan narkoba,
serta sejauh mana teknologi sudah diteliti dan digunakan untuk mencegah penyalahgunaan
narkoba di Medan. Hasil analisis ini bertujuan memberikan informasi, pemahaman dan
pengetahuan tentang narkoba sehingga melalui hal tersebut dapat membantu dalam
menghindari penyalahgunaan narkoba. Analisis ini mengunakan metode kualitatif, adapun
teknik pengumpulan data yang dilakukan seperti mengajukan pertanyaan dan
mengumpulkan informasi spesifik dari subjek yang berkaitan menggunakan Google Form
sebagai upaya survei terhadap siswa di Medan tentang pengetahuan tentang narkoba,
teknologi dan keterkaitannya. Berdasarkan hasil pengumpulan data, diperoleh hasil bahwa
100% mahasiswa di Medan yang mengisi survey mengetahui pengertian narkoba dan
bahaya narkoba terhadap kesehatan. Data hasil survey juga menunjukkan hasil 100%
bahwa penggunaan teknologi smartphone mencapai dengan 5-10 penggunaan teknologi
per hari, namun hanya sedikit yang mengetahui tentang aplikasi Narkobot, Penggiat P4GN,
dan GLAM BNN.

Kata kunci : Pemahaman tentang narkoba dan teknologi digunakan untuk


pencegahan narkoba.

Pendahuluan
Narkoba atau narkotika merupakan suatu zat atau obat yang bersifat alamiah,
sintetis, atau semi sintetis yang menyebabkan efek penurunan terhadap kesadaran,
halusinasi, dan daya rangsang. Menurut UU tentang narkotika Pasal 1 ayat 1,
dipaparkan bahwa narkotika adalah zat buatan yang berasal dari tanaman maupun
bukan tanaman yang menimbulkan efek halusinasi, penurunan kesadaran, dan
menyebabkan kecanduan (Badan Narkotika Nasional, 2019).

Zat-zat yang terkandung dalam narkoba biasa digunakan untuk menghilangkan


rasa sakit dan untuk menghasilkan ketenangan, akan tetapi penyalahgunaan dapat
berdampak pada tindakan pidana. Untuk itu perlu adanya pemahaman akan
masyarakat tentang penyalahgunaan narkotika itu sendiri (Badan Narkotika
Nasional, 2019).

Jenis - jenis narkoba diantaranya adalah kokain, ganja, ekstasi, heroin, dan
methamphetamine. Kokain merupakan obat yang dibuat dari ekstrak daun tanaman
yang bernama koka, dan kokain ini biasanya berbentuk bubuk atau kristal halus
yang digunakan dengan cara disuntik, dihisap ataupun dihirup. Ganja mengacu
pada bagian dari tanaman Cannabis Sativa yang melewati proses pengeringan. Jenis
narkoba ini dikenal secara luas dengan sebutan “cimeng” ini cenderung digunakan
dengan cara yang mirip seperti rokok, dicampur ke dalam makanan, atau diseduh
dengan teh. Efek dari ganja yang dapat timbul dari penyalahgunaan ganja
diantaranya gangguan daya berpikir, gangguan pernapasan, serta peningkatan detak
jantung (Badan Narkotika Nasional, 2023).

Ekstasi merupakan obat sintesis seperti obat amfetamin yang mempunyai efek
halusinasi dan membuat bersemangat. Ekstasi dapat meningkatkan suasana hati,
energi, nafsu makan, serta gairah seksual penggunanya. Heroin atau putaw
merupakan jenis narkoba yang berasal dari bunga Opium Poppy yang berasal dari
wilayah Asia, Meksiko, dan Amerika Selatan. Obat yang tergolong heroin
sebetulnya merupakan obat yang dapat dimanfaatkan secara medis sebagai pereda
rasa nyeri atau painkiller. Sifat pereda nyeri pada heroin diketahui 2-3 kali lebih
kuat daripada morfin. Namun, setelah efek sebelumnya muncul, pengguna mulai
kehilangan akal sehatnya dan merasa mengantuk dan terjaga. Efek samping selain
yang sudah disebutkan diantaranya kesulitan bernapas, mulut kering, mual, serta
kulit memerah dan terasa hangat (Badan Narkotika Nasional, 2023).

Methamphetamine atau sabu-sabu merupakan jenis narkoba stimulan yang


berbentuk bubuk kristal, tidak berbau, dan terasa pahit. Efek samping penggunaan
sabu diantaranya penurunan nafsu makan, detak jantung terpacu dan tidak teratur,
peningkatan tekanan darah, serta napas terengah-engah. Selain itu, efek psikologis
yang dapat ditimbulkan sabu adalah paranoid, cemas, sulit tidur, serta berperilaku
kasar terhadap orang lain (Badan Narkotika Nasional, 2023).

Badan Narkotika Nasional (BNN) telah mengidentifikasi 49 jaringan narkoba,


baik internasional maupun nasional, yang telah mencoba menjangkau seluruh
lapisan masyarakat di desa dan kota di Indonesia. Angka pengguna narkoba terus
meningkat hingga mencapai 4,8 juta individu. Oleh karena itu, perlu adanya kerja
sama yang kuat antara pemerintah dan masyarakat untuk memberantas
penyalahgunaan narkoba di Indonesia (Adri, 2023). Kepala BNN, Komisaris
Jenderal Petrus Reinhard Golose, menekankan bahwa Indonesia masih bertahan
sebagai pasar potensial bagi pengedaran narkoba karena masih banyaknya kasus
penyitaan dan tingginya angka prevalensi pengguna narkoba. Pada tahun 2022
BNN berhasil mengungkap sebanyak 23 jaringan narkotika internasional dan 26
jaringan narkotika nasional. 24 Februari 2023 diadakan sebuah operasi gabungan
yang menghasilkan BNN mengungkap jaringan narkotika internasional yang di
dalamnya terdapat delapan warga negara asing yang berasal dari Iran, dengan
barang bukti berupa 319 kilogram sabu (Adri, 2023).

Selain itu, selama Juli sampai Agustus 2023, Badan Reserse Kriminal Kepolisian
Negara Republik Indonesia berhasil mengungkap empat kasus narkoba. Dalam
penyelidikan tersebut, peredaran narkoba terjadi di beberapa lokasi yaitu di Bogor,
Soekarno-Hatta, dan Aceh, sebanyak 93 kilogram sabu, 18.910 butir ekstasi, 50
kilogram ganja, 117 gram kokain, 259 gram serbuk cannbinoid, dan 5,6 mililiter
cairan sintetik cannbinoid telah disita sebagai barang bukti.

Menurut Indonesia Drug Reports 2023 yang telah dirilis oleh Badan Narkotika
Nasional (BNN), tercatat sebanyak 43.099 kasus penyelewengan terkait tindak
pidana narkoba di Indonesia sepanjang tahun 2022. Pada laporan ini telah Sumatera
Utara yang didalamnya termasuk juga Kota Medan, menempati peringkat kedua
dalam sejumlah kasus narkoba pada tahun yang sama yaitu mencapai 4.883 kasus.
Berikut adalah data grafik 10 provinsi dengan jumlah kasus tindak pidana terbanyak
secara nasional yang sukses diungkap oleh BNN dan Polri pada tahun 2022
(Muhamad, 2023):

Di tahun yang sama dalam rangka memperingati Hari Anti Narkotika Internasional
(HANI), BNNP Sumatera Utara mengadakan kegiatan pemusnahan barang bukti
narkotika. Dalam kesempatan tersebut, Kepala BNNP Sumatera Utara
menungkapkan bahwa Sumatera Utara memiliki tingkat penyalahgunaan narkoba
yang tinggi. Selama periode 2021-2022, jumlah pengguna dan penyalahguna
narkoba di provinsi tersebut mencapai 1,5 juta orang. Diluar itu, berdasarkan data
yang dikeluarkan dari BNN tentang wilayah rawan narkotika pada tahun 2022,
Sumatera Utara memiliki 1.192 wilayah yang masuk dalam kategori berisiko tinggi
atau perlu waspada terkait peredaran narkoba (Badan Narkotika Nasional, 2022).

Salah satu kota di Sumatera Utara yang menyalahgunakan narkotika terbesar


adalah kota Medan. Pada tahun 2019 Polrestabes Medan berhasil mengungkap
5.645 kasus, kemudian tahun 2020 tercatat ada 6.863 kasus yang berhasil
terungkap, ini menunjukkan jumlah kasus yang terus meningkat (Molana, 2021
dalam L.Panjaitan 2023, halaman 3). Polrestabes Medan juga berhasil mengungkap
56 kasus narkoba dalam rentang waktu 11 - 17 September 2023.

Berdasarkan hasil data temuan tingginya penyalahgunaan narkoba di Medan tentu


saja memerlukan pendekatan yang terpadu dan komprehensif, dalam pendekatan
tersebut juga harus meliputi tindakan pencegahan, penindakan hukum, terapi, dan
rehabilitasi. Pendekatan yang efektif dan fundamental dalam mencegah dan
mengatasi penyalahgunaan narkoba adalah melalui metode pencegahan dan
promosi kesehatan. Bentuk – bentuk metode pencegahan penyalahgunaan narkoba
diantaranya adalah promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, dan represif
(Pengadilan Negeri Karanganyar, 2015). Promotif atau program pencegahan dan
pembinaan berfokus pada anggota masyarakat yang belum terlibat dalam
menggunakan atau bahkan belum memiliki pengetahuan terkait narkoba sama
sekali. Pendekatan yang digunakan adalah untuk meningkatkan kebahagiaan,
kesejahteraan partisipasi dan aktivitas masyarakat sehingga tidak tergoda untuk
mencari kebahagiaan sementara melalui penggunaan narkoba. Program ini meliputi
berbagai bentuk, seperti pelatihan, dialog interaktif, dan kegiatan lain yang serupa,
yang ditujukan kepada kelompok tertentu seperti kelompok belajar, olahraga, seni,
budaya ataupun usaha. Preventif atau bisa disebut pencegahan narkoba dikhususkan
kepada masyarakat yang belum pernah terlibat dengan narkoba untuk memberikan
bentuk pengajaran mengenai bahaya dari narkoba dan menghindarkan mereka dari
penyalahgunaan terkait narkoba. Kuratif atau rehabilitasi adalah program yang
ditujukan kepada individu yang telah menjadi pengguna narkoba. Tujuan utama nya
untuk membantu mengatasi ketergantung terhadap narkoba, mengobati penyakit
yang timbul akibat menggunakan narkoba, dan menghentikan individu yang
menggunakan narkoba secara keseluruhan. Dalam kasus ini, hanya dokter yang
telah mengkhususkan diri dalam pengobatan terkait narkoba yang mempunyai
kewenangan untuk melakukan pengobatan dan penyembuhan kepada pengguna
narkoba (Peradilan Negeri Karanganyar, 2015).

Rehabilitatif atau upaya penyembuhan holistik adalah program yang menargetkan


individu yang telah menjalani program pengobatan, bertujuan untuk mencegah
pengguna tersebut kembali menggunakan narkoba dan memastikannya bebas dari
dampak fisik dan mental yang dapat timbul akibat menggunakan narkoba. Upaya
rehabilitasi ini semestinya dikelola oleh lembaga yang profesional dan perlu adanya
kesadaran serta kerja sama antar individu yang sedang rehabilitasi, keluarga, dan
lembaga yang memberikan perawatan (Peradilan Negeri Karanganyar, 2015).

Represif adalah upaya untuk menegakkan hukum terhadap produsen, pengedar,


dan pengguna narkoba. Hal ini melibatkan instansi pemerintah yang memiliki
tanggung jawab untuk mengawasi dan mengendalikan produksi serta distribusi
narkoba dan melakukan tindakan hukum terhadap pengguna yang melanggar UU
Narkotika, seperti polisi, departemen kesehatan, BPOM, imigrasi dan lainnya.
Karena peredaran narkoba yang luas, partisipasi masyrakat dalam hal ini penting
untuk membantu aparat terkait melawan peredaran narkoba (Peradilan Negeri
Karanganyar, 2015).

Pancasila merupakan sebuah pijakan yang kuat dalam membentuk identitas


nasional setiap masyarakat Indonesia. Pancasila berperan sebagai landasan dalam
mendorong penghormatan terhadap keberagaman budaya, hak asasi manusia,
praktik demokrasi, serta penciptaan masyarakat yang lebih adil. Prinsip-prinsip ini
tidak hanya berlaku dalam teori, melainkan tercermin dalam praktik sehari-hari,
sistem hukum, serta kebijakan pemerintah. Dalam hal menghadapi ancaman
narkotika di masyarakat Indonesia, penting untuk perkuat dan revitalisasi prinsip-
prinsip Pancasila dalam berkehidupan dan berkomunitas. Jika seluruh masyrakat
Indonesia mengikuti prinsip daripada Pancasila, maka tercipta kehidupan
masyarakat yang damai dan tidak akan terpengaruh oleh hal-hal negatif yang tidak
sesuai jati diri bangsa Indonesia yang benar (Badan Narkotika Nasional, 2021).

Berikut adalah penjabaran dari tiap sila Pancasila terkait dengan narkoba (Badan
Narkotika Nasional, 2021):
 Ketuhanan yang Maha Esa: ketika seseorang menganut suatu agama, akan
timbul rasa takut kepada Tuhan sehingga mereka tidak menggunakan atau
menyebarkan narkoba. Secara umum, semua agama melarang dan mengecam
penggunaan narkoba dan zat-zat yang merusak.
 Kemanusiaan yang Adil dan Beradab: menggarisbawahi bahwa manusia pada
dasarnya cenderung hidup dengan adil dan beradab. Manusia memiliki
pengetahuan tentang apa yang benar dan salah, apa yang aman dan berbahaya.
Masyarakat akan lebih paham bahwa narkoba membahayakan individu dan
memiliki potensi merugikan banyak kalangan.
 Persatuan Indonesia: mencerminkan pentingnya persatuan dan solidaritas
bangsa Indonesia dalam upaya melawan suatu peredaran dan penyalahgunaan
terkait narkoba, sehingga tindakan semacamnya menjadi tidak mungkin
dilakukan.
 Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan: mencerminkan nilai demokrasi, tanggung
jawab, dan bijaksana dalam mengambil suatu keputusan. Hal ini melibatkan
rasa peduli dan tanggung jawab terhadap sesama manusia dan lingkungan, serta
menjaga supaya tidak ada keterlibatan dalam penggunaan dan penyebaran
narkoba demi kepentingan dan keselamatan bersama.
 Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia: menghukum penyalahguna dan
pengedar dari narkoba sesuai dengan hukum yang berlaku, hal ini menunjukkan
keadilan sosial yang berlaku bagi seluruh rakyat Indonesia. Memutus rantai
narkoba melalui penegakan hukum, kita dapat menjaga keadilan sosial yang
berlaku bagi semua lapisan masyarakat.

Pancasila adalah ideologi yang tidak kaku dan tidak tertutup, nilai-nilainya sangat
penting setiap bidang kehidupan manusia, termasuk bidang teknologi. Istilah
“teknologi” berasal dari bahasa Inggris “Technology” yang diperoleh dari bahasa
Yunani, yaitu “Technologia” yang hal ini merujuk pada suatu keahlian dalam
pengetahuan. Akar dari kata “teknologi” adalah “techne” yang mencakup
serankaian prinsip dan metode rasional yang terkait dengan pembuatan suatu objek,
pengetahuan dan seni yang berkaitan dengan berbagai prinsip dan metode, serta
keahlian tertentu. Secara garis besar, teknologi mengacu pada suatu pengetahuan
ilmiah yang memiliki kaitan dengan pengembangan keterampilan dalam
menciptakan suatu alat, serta metode untuk memproses dan mengambil substansi
dari suatu objek tertentu. Hal ini guna mengatasi berbagai bentuk masalah khusus
dan menyokong aktivitas sehari - hari manusia secara umum. Pancasila bersifat
reformatif, dinamis, dan antisipatif. Dengan demikian Pancasila mampu
menyesuaikan dengan perubahan dan perkembangan IPTEK yaitu dengan tetap
memperhatikan dinamika aspirasi masyarakat. Nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila adalah hal yang terpenting dalam perkembangan ilmu dan teknologi.
Perkembangan manfaat teknologi di masa kini sangat berbeda dengan masa lampau
yang hanya terpaku bahwa teknologi berupa objek fisik, seperti peralatan dan
mesin. Padahal, teknologi mencakup aspek lain seperti ilmu pengetahuan dan
perangkat lunak seperti komputer, dan lain sebagainya. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) teknologi diartikan sebagai semua alat dan metode yang
digunakan untuk memproduksi barang-barang yang dibutuhkan untuk
kelangsungan hidup dan kenyamanan manusia. Oleh karena itu, dengan adanya
teknologi dapat semakin memudahkan berbagai kegiatan sehari-hari manusia.
Selain itu, seharusnya dengan adanya IPTEK dapat membantu dalam upaya
pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan narkoba. Teknologi yang maju
ini menjadi wadah difusi dalam penyebaran luasan pengetahuan tentang bahaya
narkoba. Pengertian difusi sendiri adalah peristiwa yang mengalir atau mengalami
perubahan yaitu perubahan yang membangun sisi positif bagi semua orang.
(Tirtawinata, 2021)

Beberapa kali teknologi telah digunakan dalam upaya pencegahan


penyalahgunaan narkoba. Misalnya, aplikasi Narkobot, Penggiat P4gn, GLAM
BNN yang berupaya meningkatkan laporan mengenai penyalahgunaan narkoba.
Dalam konteks pencegahan penyalahgunaan narkoba dan perkembangan IPTEK,
Pancasila dapat diintegrasikan untuk mencapai tujuan pencegahan narkoba. Dalam
sila kedua yang berbunyi “Kemanusiaan yang adil dan beradab” menekankan
pentingnya kemanusiaan, keadilan, dan peradaban. Dalam pencegahan narkoba,
ilmu pengetahuan dan teknologi dapat dimanfaatkan untuk membangun program
detoksifikasi yang adil dan beradab bagi masyarakat. Teknologi dan ilmu
pengetahuan harus menjadi perubahan yang membantu masyarakat dalam
mengetahui lebih dalam tentang bahaya narkoba. Tetapi harus tetap menanamkan
nilai-nilai bangsa dan negara agar tidak mengancam nilai-nilai khas dalam
kehidupan bangsa Indonesia (Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi,
2016).

Saat ini, teknologi merambah hampir di semua sektor kehidupan manusia,


sehingga jenis-jenis teknologi pun semakin berkembang seperti teknologi
informasi, komunikasi, transportasi, pendidikan, kesehatan, konstruksi, pertanian,
dan arsitektur. Berdasarkan data BPS dari hasil pendataan Survei Susenas 2020,
53,73 persen populasi Indonesia telah mengakses internet di tahun 2020. Tingginya
penggunaan internet ini mencerminkan iklim keterbukaan informasi dan
penerimaan masyarakat terhadap perkembangan teknologi dan perubahan menuju
masyarakat informasi. Tingginya jumlah pengguna internet di Indonesia tidak
terlepas dari pesatnya perkembangan hand phone. Pada tahun 2020 tercatat 90,75
persen rumah tangga di Indonesia telah memiliki/menguasai minimal satu nomor
hand phone. Angka ini meningkatkan jika dibandingkan dengan kondisi pada tahun
2017 yang hanya mencapai 88,13 persen. (Badan Pusat Statistik, 2020).

Data BPS tentang statistik telekomunikasi Indonesia 2020 provinsi Sumatera


Utara pada bagian kota terdapat 17,99% orang menggunakan komputer, pada
bagian desa terdapat 8,82% orang menggunakan komputer dan totalnya terdapat
13,83 orang menggunakan komputer. Pemanfaatan digitalisasi juga meningkat
sekitar 82 persen dari 2,57 juta penduduk di kota Medan. Internet saat ini memiliki
peran besar terhadap perkembangan teknologi di Indonesia. Masyarakat mampu
mengakses apapun hanya dengan menggunakan sentuhan jari saja. Pemanfaatan
digitalisasi di Indonesia masih terus berkembang, begitu pula di Kota Medan,
Sumatera Utara.

Teknologi bukan suatu hal yang asing bagi kita semua. Banyak penyelesaian suatu
masalah yang dapat diatasin dengan bantuan teknologi, termasuk dalam upaya
pencegahan dan menanggulangi penyalahgunaan narkoba. Saat ini sudah banyak
penelitian terdahulu yang menganalisa mengenai teknologi yang dapat digunakan
untuk mencegah penyalahgunaan narkoba. Salah satunya pada beberapa jurnal dari
jurusan teknik komputer, informatika dan rekayasa lunak yang menganalisa tentang
aplikasi atau web yang berisikan informasi tentang narkoba yang dapat diakses bagi
masyarakat. Penelitian-penelitian terdahulu tersebut menjadi referensi dalam
menulis artikel ini tentang analisis difusi teknologi komputer dalam pencegahan
narkoba di Medan.

Berdasarkan pemaparan tersebut, penulis tertarik untuk menganalisis sejauh mana


teknologi sudah diteliti dan digunakan untuk mencegah penyalahgunaan narkoba.
Dan untuk mengetahui sejauh mana teknologi dapat dengan efesien digunakan
dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba. Dengan memberikan informasi dan
pengetahuan tentang narkoba sehingga melalui pemahaman tersebut dapat
membantu dalam menghindari penyalahgunaan narkoba, melalui pemaparan
penjelasan dalam artikel dapat semakin mampu melihat hubungan penggunaan
teknologi komputer yang menjadi salah satu cara upaya permasalahan
penyalahgunaan narkoba.

Metodologi

Jenis pendekatan penelitian yang digunakan dalam analisis ini adalah penelitian
kualitatif. Dalam penelitian kualitatif proses penelitian menggunakan upaya atau
usaha yang signifikan, seperti mengajukan pertanyaan, mengumpulkan
data spesifik, menganalisis data secara induktif dan menafsirkan makna data.
(Creswell (2009) dalam Kusumastuti dan Khoiron, 2019). Pengumpulan data atau
informasi dilakukan dengan menggunakan google form untuk melakukan survei
terhadap mahasiswa di Medan tentang pengetahuan mereka di bidang narkoba dan
teknologi. Metode ini juga digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman
mahasiswa Medan tentang teknologi yang digunakan untuk pencegahan narkoba.
Dalam merancang Google Form yang akan disebarkan kepada subjek penelitian
yaitu mahasiswa di Medan, penulis membagi Google Form dalam tiga bagian, yaitu
bagian pertama berisi pertanyaan terkait identitas orang yang ditanya, bagian kedua
berisi pertanyaan seputar narkoba dan lingkungannya, bagian ketiga berisi
pertanyaan terkait teknologi dan pemanfaatannya dalam pencegahan narkoba.

 Bagian Pertama
Pada bagian pertama lebih dirancang pertanyaan-pertanyaan terkait identitas
subjek penelitian. Adapun yang termasuk pertanyaan identitas mencakup nama,
jenis kelamin, nama universitas, jurusan pendidikan, dan angkatan tahun.
Tujuannya adalah untuk mengetahui data demografi subjek penelitian dan
bagaimana latar belakang mereka mungkin mempengaruhi persepsi dan
penggunaan teknologi dalam pencegahan narkoba.
 Bagian Kedua
Pada bagian kedua lebih berisi pertanyaan-pertanyaan seputar pemahaman apa
itu narkoba dan lingkungannya. Adapaun yang termasuk didalamnya seperti :
pengetahuan responden tentang narkoba, efek negatif penggunaan narkoba, dan
bagaimana lingkungan mereka mempengaruhi penggunaan narkoba. Dalam hal
ini juga bisa mencakup pertanyaan tentang bagaimana mereka mendapatkan
informasi tentang narkoba dan pencegahannya.
 Bagian Ketiga
Pada bagian ketiga dirancang pertanyaan-pertanyaan yang terkait teknologi dan
pemanfaatannya dalam hal pencegahan narkoba. Adapun bentuk pertanyaan
yang termasuk didalamnya seperti : penggunaan teknologi (komputer, internet,
aplikasi seluler), bagaimana menggunakan teknologi tersebut dalam konteks
pencegahan narkoba, dan efektivitas teknologi ini menurut persepsi subjek
penelitian.

Metodologi penelitian yang digunakan dalam upaya mengumpulkan informasi,


data dan jawaban sebanyak mungkin akan melibatkan survei atau wawancara
mendalam dengan sampel populasi yang relevan. Data yang dikumpulkan
kemudian dianalisis menggunakan metode statistik atau kualitatif untuk
mengidentifikasi pola dan hubungan antara hasil data berupa jawaban dengan kasus
yang terjadi di masyarakat.

HASIL
Berdasarkan hasil data dan jawaban yang terkumpul pada Google form, diketahui
bahwa kuesioner ini diisi oleh 23 mahasiswa Medan yang berkuliah pada berbagai
universitas di kota Medan. Berdasarkan hasil data dan jawaban pada Google Form
para responden merupakan mahasiswa angkatan 2023 sebanyak 47,8%, mahasiswa
angkatan 2022 sebanyak 8,7% , mahasiswa angkatan 2021 sebanyak 4,3%,
mahasiswa angkatan 2020 sebanyak 30,4%, mahasiswa angkatan 2019 sebanyak
4,3% angkatan 2019, dan sebanyak 4,3% memilih untuk tidak memberitahukannya.
Selain itu, dapat diketahui juga bahwa berdasarkan hasil data sebanyak 69,6%
responden perempuan yang mengisi survey melalui Google Form dan sebanyak
30,4% responden laki-laki yang mengisi survey melalui Google Form, dan seluruh
responden telah menyetujui untuk mengisi kuesioner. Berdasarkan hasil data dan
jawaban dari Google Form dapat dilihat bahwa 100% responden mengetahui
pengertian narkoba dan bahaya narkoba terhadap kesehatan akibat penggunaan
narkoba. Data tersebut termuat didalam tabel persentase hasil kuesioner berikut
melalui Google Form:

DATA PENELITIAN IYA TIDAK

Apakah kamu pernah mendengar tentang program-program pencegahan 78,3% 21,7%


narkoba?

Apakah kamu memiliki akses ke informasi tentang narkoba melalui 43,5% 56,5%
media massa atau sumber informasi lainnya?

Apakah kamu merasa perlu mendapatkan lebih banyak edukasi atau 65,2% 34,8%
informasi tentang narkoba dan cara mencegahnya?

Apakah kamu yakin bahwa penggunaan narkoba dapat berdampak 95,7% 4,3%
negatif pada kehidupan seseorang?

Berdasarkan hasil kuesioner pada Google Form, dapat diketahui bahwa pengguna
perangkat teknologi seperti handphone, komputer, atau tablet dalam sehari dengan
skala 10 adalah sebanyak 39,1%, skala 9 adalah sebanyak 17,4%, skala 8 dalah
sebanyak 30,4%, skala 7 dalah sebanyak 8,7%, dan skala 5 adalah sebanyak 4,3%.
Sehingga dapat ditemukan hasil bahwa data terbanyak adalah penggunaan dengan
skala 10. Berdasarkan hasil data melalui Google Form dapat diketahui bahwa sering
digunakan adalah handphone dengan persentase 100%. Berikut persentase hasil
kuesioner terkait pemahaman teknologi melalui google form:
Berdasarkan hasil data dan jawaban melalui Google Form dapat diketahui bahwa
responden menyadari dan memahami bahwa teknologi dapat digunakan untuk
mencegah penggunaan narkoba, misalnya melalui penyebaran informasi baik sosial
media, web, dan aplikasi yang sangat mudah diakses dan dapat digunakan untuk
menyebarkan informasi pencegahan narkoba. Berikut tabel persentase hasil
kuesioner kami tentang pemahaman teknologi digunakan untuk mencegah
penggunaan narkoba melalui Google Form:

DATA PENELITIAN IYA TIDAK

Apakah kamu percaya bahwa teknologi dapat memainkan peran penting 73,9% 26,1%
dalam upaya pencegahan narkoba?

Apakah kamu pernah menggunakan teknologi atau internet untuk 69,6% 30,4%
mencari informasi tentang bahaya narkoba atau cara mencegahnya?

Apakah kamu mengetahui adanya aplikasi atau situs web yang 17,4% 82,6%
memberikan informasi atau sumber daya terkait narkoba dan
pencegahannya?
Apakah kamu mengetahui aplikasi yang digunakan sebagai media 0% 100%
edukasi atau informasi terkait Narkoba?

Terdapat beberapa aplikasi yang telah ada yang berfungsi untuk mencegah
penggunaan narkoba angtara lain Narkobot, Penggiat P4GN, GLAM BNN. Berikut
tabel persentase hasil kuesioner kami tentang pengetahuan aplikasi yang digunakan
untuk mencegah penggunaan narkoba melalui google form:

DATA PENELITIAN IYA TIDAK

Apakah kamu mengetahui aplikasi Penggiat P4GN? 13% 87%

Apakah kamu mengetahui aplikasi GLAM BNN? 4,3% 95,7%

Apakah kamu mengetahui aplikasi Narkobot? 4,3% 95,7%

ANALISIS
Narkoba atau narkotika merupakan zat atau obat dengan sifat alamiah, sintetis,
atau semi-sintetis yang menginduksi penurunan kesadaran, halusinasi, dan
perubahan daya rangsang. Penggunaannya berpotensi menyebabkan kecanduan.
Meskipun digunakan untuk meredakan rasa sakit dan menciptakan ketenangan,
penyalahgunaannya dapat mengakibatkan tindakan pidana.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat dianalisis bahwa 100% responden mengetahui


pengertian dan bahaya narkoba. Lebih dari 70% pernah mendengar program
pencegahan narkoba, namun lebih dari setengah responden tidak memiliki akses ke
informasi melalui media massa atau sumber lainnya. Data penelitian juga
menunjukkan bahwa penggunaan teknologi smartphone mencapai 100%, dengan
skala 5-10 penggunaan teknologi per hari. Meskipun informasi dapat dengan cepat
disebarkan melalui teknologi, hanya sedikit yang tahu tentang aplikasi Narkobot,
Penggiat P4GN, dan GLAM BNN.

Aplikasi Narkobot, sebagai langkah nyata mendukung gerakan anti-narkoba


dalam Program Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan, dan Peredaran
Gelap Prekursor Narkoba (P4GNPN), hanya dikenal oleh segelintir orang.
Narkobot merupakan hasil sinergi antara Prodi Rekayasa Perangkat Lunak UPI dan
Lembaga Sosial Budaya Anti Narkotika Nasional (Buana) untuk menekan
penyebaran narkoba di Indonesia.

Aplikasi Penggiat P4GN merupakan sarana pelaporan kegiatan di bawah Deputi


Bidang Pemberdayaan Masyarakat BNN, sementara GLAM BNN berfungsi
sebagai perpustakaan online Badan Narkotika Nasional. Narkobot berfungsi
sebagai aplikasi berdialog untuk pertanyaan seputar narkoba, namun respon lambat
dan fitur yang kurang menjadi kekurangannya. Demikian pula, GLAM BNN dan
Penggiat P4GN juga memiliki kendala tersendiri, seperti keterlambatan penerbitan
informasi dan kesulitan akses. Penelitian mencatat kurangnya penyebaran dan
promosi aplikasi, menyebabkan sedikitnya kesadaran masyarakat. Oleh karena itu,
penyebaran luas informasi mengenai aplikasi pencegahan narkoba sangat penting
untuk meningkatkan pemahaman masyarakat.

Dalam pengembangan teknologi, perlu memegang teguh nilai-nilai Pancasila.


Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu dan teknologi memiliki urgensi
tertentu. Pertama, pertumbuhan berbagai nilai dalam kehidupan masyarakat
Indonesia dewasa ini, sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,
mengakibatkan perubahan dalam perspektif manusia terhadap kehidupan. Dalam
konteks ini, diperlukan kontemplasi dan pemikiran yang mendalam agar bangsa
Indonesia tidak terperangkap dalam pengambilan keputusan nilai yang tidak sejalan
dengan karakter nasional. Kedua, dampak negatif yang muncul akibat kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi terhadap lingkungan hidup berada pada tingkat
terendah yang dapat membahayakan keberlanjutan hidup manusia di masa depan.
Oleh karena itu, diperlukan bimbingan moral bagi para ilmuwan yang terlibat dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia. Ketiga, kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang didominasi oleh negara-negara Barat dengan
pengaruh politik global juga mengancam nilai-nilai khas dalam kehidupan
masyarakat Indonesia, seperti spiritualitas, gotong royong, solidaritas,
musyawarah, dan keadilan. Oleh karena itu, diperlukan panduan yang jelas untuk
menyaring dan menolak pengaruh nilai-nilai global yang tidak sesuai dengan nilai-
nilai karakteristik bangsa Indonesia (Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi,
2016).
Dalam konteks salah satu sila Pancasila yaitu sila ke-2 “Kemanusiaan yang Adil
dan Beradab” yaitu memberikan petunjuk, baik yang bersifat umum maupun
khusus, kepada ilmuwan dan ahli teknik di Indonesia. Asas kemanusiaan atau
humanisme menekankan bahwa perlakuan terhadap manusia harus sesuai dengan
kodratnya sebagai manusia, termasuk memiliki keinginan seperti mencapai
kecukupan materi, berinteraksi secara sosial, mendapatkan penghargaan terhadap
eksistensinya, berhak menyatakan pendapat, berperan aktif dalam lingkungannya,
dan bekerja sesuai dengan kemampuannya yang tertinggi.

Berdasarkan analisis penulis dalam sila ke-2 ini adalah bahwa perlu memikirkan
tentang persebaran serta pemerataan daripada teknologi yang diciptakan sehingga
dapat berdampak kepada seluruh lapisan masyarakat tanpa memandang latar
belakang setiap individu. Dalam konteks penelitian ini yaitu tentang narkoba dan
pencegahannya melalui teknologi serta pengukuran sejauh mana responden
mengetahui soal penelitian ini sudah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa sejauh
ini masih banyak hal yang kurang merata dari aspek pengetahuan narkoba meskipun
media teknologi seperti gawai sudah banyak tersebar dalam konteks medan. Hal ini
berarti perlu adanya pemerataan lagi dari segi penyuluhan terkait narkoba dan terus
memajukan aspek teknologi itu sendiri agar tidak tertinggal.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil dan analisis yang telah dipaparkan, dalam penelitian ini, penulis
memberikan simpulan sebagai berikut.

 Responden memahami pengertian dan bahaya narkoba, tetapi sebagian besar


hanya memiliki akses terbatas ke informasi pencegahan melalui media massa.
 Pada aspek teknologi, walaupun penggunaan smartphone mencapai 100%,
masih sedikit yang mengetahui aplikasi pencegahan narkoba seperti Narkobot,
Penggiat P4GN, dan GLAM BNN.
 Responden memiliki pemahaman yang baik tentang narkoba, namun kurangnya
pengetahuan tentang aplikasi pencegahan narkoba menunjukkan kebutuhan
untuk meningkatkan informasi dan promosi terkait aplikasi tersebut.
 Data penggunaan teknologi juga menunjukkan potensi untuk meningkatkan
penyuluhan melalui platform teknologi yang lebih luas.
 Dalam pembahasan mengenai aplikasi pencegahan narkoba, seperti Narkobot,
Penggiat P4GN, dan GLAM BNN, terungkap bahwa kendala seperti respon
lambat, keterlambatan informasi, dan kesulitan akses menjadi hambatan dalam
pemanfaatannya.

SARAN
Adapun saran dalam artikel analisis ini yang dapat penulis sampaikan adalah
sebagai berikut :

 Dalam meningkatkan efektivitas upaya pencegahan narkoba perlu dilakukan


upaya inovatif yang lebih baik dalam menyebarkan informasi melalui
web/aplikasi pencegahan di seluruh Indonesia.
 Program-program pencegahan diharapkan dapat lebih proaktif dalam
mengomunikasikan keberadaan dan manfaat aplikasi tersebut kepada
masyarakat, sehingga pemahaman dan partisipasi masyarakat dalam upaya
pencegahan dapat ditingkatkan.
 Pengembang aplikasi Narkobot disarankan untuk melakukan perbaikan
terhadap respon yang lambat dan meningkatkan fitur aplikasi guna
meningkatkan daya tarik dan efektivitasnya dalam menyampaikan informasi
tentang narkoba. Langkah ini diharapkan dapat memberikan pengalaman
pengguna yang lebih optimal dan mendukung tujuan pencegahan
penyalahgunaan narkoba.
 Untuk mencapai sinergi yang lebih efektif dalam pengembangan aplikasi
pencegahan narkoba, diperlukan perkuatan kerjasama antara Program Studi
Rekayasa Perangkat Lunak UPI, Lembaga Sosial Budaya Anti Narkotika
Nasional (Buana), dan Badan Narkotika Nasional (BNN). Kolaborasi yang kuat
ini diharapkan dapat menciptakan aplikasi yang lebih efektif dan dapat diakses
oleh masyarakat secara lebih luas, sehingga dampak positifnya dapat dirasakan
secara menyeluruh.
 Dalam pengembangan teknologi, perlu memastikan bahwa nilai-nilai Pancasila
tetap menjadi landasan yang kuat. Integrasi nilai-nilai ini akan memberikan
dasar moral yang kuat dalam pengembangan ilmu dan teknologi.
Daftar Pustaka
Badan Narkotika Nasional. (2019, 07 Januari). Pengertian Narkoba Dan Bahaya
Narkoba Bagi Kesehatan. https://bnn.go.id/pengertian-narkoba-dan-bahaya-
narkoba-bagi-kesehatan/

Badan Narkotika Nasional. (2023, 16 Mei). Jenis-Jenis Narkoba Memiliki Efek


yang Berbeda Bagi Kesehatan Fisik dan Mental Penggunanya.
https://laburakab.bnn.go.id/jenis-jenis-narkoba-memiliki-efek-yang-berbeda-bagi-
kesehatan-fisik-dan-mental-penggunanya/

Badan Narkotika Nasional. (2022, 30 Juni). Peringati Hari Anti Narkotika


Internasional (HANI) Tahun 2022, BNNP Sumatera Utara Bersama Forkopimda
Laksanakan Pemusnahan Barang Bukti Narkotika.
https://sumut.bnn.go.id/peringati-hari-anti-narkotika-internasional-hani-tahun-
2022/

Pengadilan Negeri Karanganyar. (2015). Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika.


https://pn-karanganyar.go.id/main/index.php/berita/artikel/997-pencegahan-
penyalahgunaan-narkotika

Sari. (2023, 09 Agustus). Apa arti Pancasila Bagi Bangsa Indonesia?.


https://fahum.umsu.ac.id/apa-arti-pancasila-bagi-bangsa-indonesia/

Badan Narkotika Nasional. (2021, 16 November). Pancasila Sebagai Pedoman


Memutus Rantai Penyalahgunaan Narkoba. https://kepri.bnn.go.id/pancasila-
sebagai-pedoman-memutus-rantai-penyalahgunaan-narkoba/

Kamila. (2021). Pengertian Teknologi: Jenis-Jenis, Manfaat, Dampak Negatif dan


Positif. https://www.gramedia.com/literasi/teknologi/

Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan. (2016). Pendidikan


Pancasila untuk Perguruan Tinggi. Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan
Tinggi Republik Indonesia

Panjaitan. (2023, 10 Oktober). Strategi Humas Badan Narkotika Nasional Provinsi


Sumatera Utara dalam Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Kota Medan.
https://repositori.uma.ac.id/jspui/bitstream/123456789/21432/1/198530031%20-
%20Linda%20Asnita%20Panjaitan%20-%20Fulltext.pdf

Mustagfirin & Riyanto. (2021, Maret). Media Penyuluhan Bahaya Narkoba dengan
Teknologi Augmented Reality Berbasis Mobile Android.
https://www.researchgate.net/publication/350554826_Media_Penyuluhan_Bahaya
_Narkoba_dengan_Teknologi_Augmented_Reality_Berbasis_Mobile_Android

Badan Pusat Statistik. (2021, 12 Oktober). Statistik Telekomunikasi Indonesia.


https://www.bps.go.id/publication/2021/10/11/e03aca1e6ae93396ee660328/statist
ik-telekomunikasi-indonesia-2020.html

Yanzi, Adha, Hidayat & Putri. (2019). URGENSI NILAI-NILAI PANCASILA


SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN IPTEK UNTUK MERESPON REVOLUSI
INDUSTRI 4.0.
http://repository.lppm.unila.ac.id/13309/1/SEMNAS%20PENDIDIKAN%20FKIP
%20UNILA%202019%20Hermi%20Yanzi.pdf

Tirtawinata. (2021, 03 Februari). Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Dasar


Perkembangan IPTEK. Binus University. https://binus.ac.id/character-
building/pancasila/nilai-nilai-pancasila-sebagai-dasar-perkembangan-iptek/.

Kusumastuti & Khoiron. (2019). Metode penelitian kualitatif.


https://books.google.co.id/books?hl=en&lr=&id=637LEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=
PA1&dq=penelitian+kualitatif&ots=x36mx2k6kz&sig=sIjvEng3DhwtgyzE_ntgS
X2xO0A&redir_esc=y#v=onepage&q=penelitian%20kualitatif&f=false
3-REN
by Kang Iyan

Submission date: 20-Dec-2023 06:48AM (UTC+0530)


Submission ID: 2262860064
File name: Kelompok3_UM142R-EN.pdf (287.88K)
Word count: 4378
Character count: 29358
30

29

24

41
5

1
1

22

36

27

9
34

11

16
40

15

31
26

32

35

10

10

7
23

21

20

12
3

39

38
19

13

37

18
33

17

17
14

28
25

15
12
3-REN
ORIGINALITY REPORT

18 %
SIMILARITY INDEX
18%
INTERNET SOURCES
3%
PUBLICATIONS
9%
STUDENT PAPERS

PRIMARY SOURCES

1
www.alodokter.com
Internet Source 2%
2
herisujadi.blogspot.com
Internet Source 2%
3
repository.unpas.ac.id
Internet Source 2%
4
www.scribd.com
Internet Source 1%
5
Submitted to Surabaya University
Student Paper 1%
6
archive.org
Internet Source 1%
7
Submitted to Universitas Sebelas Maret
Student Paper 1%
8
Submitted to Universitas Pendidikan
Indonesia
<1 %
Student Paper

9
www.beritasatu.com
Internet Source <1 %
10
kotakpintar.com
Internet Source <1 %
11
repositori.uma.ac.id
Internet Source <1 %
12
pt.scribd.com
Internet Source <1 %
13
Submitted to Universitas Diponegoro
Student Paper <1 %
14
Submitted to Universitas Sanata Dharma
Student Paper <1 %
15
www.rujukannews.com
Internet Source <1 %
16
medan.tribunnews.com
Internet Source <1 %
17
ummaspul.e-journal.id
Internet Source <1 %
18
ejournal3.undip.ac.id
Internet Source <1 %
19
hastawiyata.ub.ac.id
Internet Source <1 %
20
id.berita.yahoo.com
Internet Source <1 %
21
journal.uwgm.ac.id
Internet Source <1 %
22
kebijakankesehatanindonesia.net
Internet Source <1 %
23
nasional.sindonews.com
Internet Source <1 %
24
openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id
Internet Source <1 %
25
www.coursehero.com
Internet Source <1 %
26
www.pranusa.id
Internet Source <1 %
27
www.rri.go.id
Internet Source <1 %
28
digilib.unila.ac.id
Internet Source <1 %
29
journal.isi.ac.id
Internet Source <1 %
30
dergipark.org.tr
Internet Source <1 %
31
marchellapramadhana.blogspot.com
Internet Source <1 %
32
adoc.pub
Internet Source <1 %
33
indonesianjournalofclinicalpathology.org
Internet Source <1 %
<1 %
34
jamberita.com
Internet Source

35
kartikaharahap.wordpress.com
Internet Source <1 %
36
m.mediaindonesia.com
Internet Source <1 %
37
mafiadoc.com
Internet Source <1 %
38
pengalamanku-trik.blogspot.com
Internet Source <1 %
39
publikasi.aptirmik.or.id
Internet Source <1 %
40
www.qothrotulfalah.com
Internet Source <1 %
41
www.slideshare.net
Internet Source <1 %

Exclude quotes Off Exclude matches Off


Exclude bibliography Off
3-REN
PAGE 1

PAGE 2

PAGE 3

PAGE 4

PAGE 5

PAGE 6

PAGE 7

PAGE 8

PAGE 9

PAGE 10

PAGE 11

PAGE 12

PAGE 13

PAGE 14

PAGE 15

PAGE 16

PAGE 17

You might also like