Professional Documents
Culture Documents
P 4PKTL Set2015 - Penggantian Biaya
P 4PKTL Set2015 - Penggantian Biaya
Nomor : P. 4/PKTL-SET/2015
TENTANG
PENGGANTIAN BIAYA
PELAKSANAAN PENATAAN BATAS KAWASAN HUTAN
/4. Undang-Undang…
-2-
4. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4725);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2010 tentang Tata
Cara Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor
15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5097) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 60 Tahun 2012 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 139, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5324);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103);
/18. Peraturan…
-4-
18. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-
85/PB/2011 Tentang Penatausahaan Piutang Penerimaan
Negara Bukan Pajak Pada Satuan Kerja Kementerian
Negara/Lembaga
MEMUTUSKAN:
Pasal 2
(1) Maksud pengaturan penghitungan penggantian biaya pelaksanaan
penataan batas adalah sebagai acuan penghitungan penggantian biaya
pelaksanaan penataan batas oleh pemegang izin pemanfaatan hutan,
persetujuan prinsip izin pinjam pakai kawasan hutan, persetujuan prinsip
pelepasan kawasan hutan dan pengelola kawasan hutan pada kesatuan
pengelolaan hutan dan penanggung jawab pengelola kawasan hutan
dengan tujuan khusus dalam menentukan nilai penggantian biaya
pelaksanaan tata batas secara proporsional.
(2) Tujuan pengaturan penghitungan penggantian biaya pelaksanaan
penataan batas kawasan hutan adalah untuk mendapatkan kepastian
dalam penghitungan penggantian biaya penataan batas.
Bagian Ketiga
Ruang Lingkup
Pasal 3
BAB II
PENGGANTIAN BIAYA PENATAAN BATAS
Pasal 4
(1) Penggantian biaya penataan batas dihitung berdasarkan panjang tata
batas yang berimpit antara batas areal kerja izin dengan kawasan hutan
(2) Penghitungan penggantian biaya penataan batas sebagai berikut:
/b. Untuk…
-6-
b. Untuk penataan batas kawasan hutan yang telah dilaksanakan lebih
dari 5 (lima) tahun, maka pemegang izin yang batas izinnya sekaligus
merupakan batas kawasan hutan wajib melaksanakan rekonstruksi
batas;
c. Untuk penataan batas fungsi kawasan hutan yang telah dilaksanakan
sebelum 5 (lima) tahun dengan jarak antar pal batas belum 100 meter,
maka pemegang izin yang batas izinnya sekaligus merupakan batas
fungsi kawasan hutan wajib mengganti biaya pelaksanaan penataan
batas dan melakukan tata batas perapatan pal batas per 100 meter
dengan mengikuti hasil tata batas sebelumnya.
(3) Komponen penggantian biaya pelaksanaan penataan batas adalah :
a. Untuk penggantian biaya penataan batas luar kawasan hutan dengan
memperhitungkan biaya pengukuran dan pemasangan tanda batas
definitif, biaya pemancangan batas sementara dan identifikasi hak-hak
pihak ketiga.
b. Ketentuan perhitungan sebagaimana dimaksud ayat (3) huruf a,
menggunakan rumus sebagai berikut:
Biaya Pengganti = A (B + C)
Biaya pengganti = A x B
/BAB…
-7-
BAB III
TATA CARA PEMBAYARAN
Pasal 5
(1) Pembayaran penggantian biaya pelaksanaan penataan batas disetor
melalui kas negara
(2) Penyetoran sebagaimana ayat (1) menggunakan Surat Setoran Bukan
Pajak (SSBP)
Pasal 6
(1) Penggantian biaya penataan batas disetorkan ke kas negara sebagaimana
dimaksud Pasal 3 ayat (1) melalui bank/pos persepsi.
(2) Penyetoran ke kas negara menggunakan akun 423721.
(3) Formulir pembayaran penggantian penataan batas adalah sebagaimana
tercantum pada lampiran I Peraturan Direktur Jenderal ini.
(4) Copy dokumen bukti pembayaran yang telah disahkan sebagai
pendapatan negara disampaikan kepada Direktur Jenderal, Direktur, dan
Kepala Balai.
BAB IV
PENATAUSAHAAN DAN PELAPORAN PIUTANG
Pasal 7
Pasal 8
Pasal 9
(1) Berdasarkan penghitungan sebagaimana dimaksud Pasal 4, Kepala Balai
menerbitkan Surat penagihan pertama.
(2) Surat penagihan pertama sebagaimana dimaksud ayat (1) dibuat paling
lambat 3 (tiga) hari kerja sejak diterbitkannya perhitungan Kepala Balai.
(3) Surat penagihan pertama sebagaimana dimaksud ayat (1) berlaku selama
1 (satu) bulan
(4) Format Surat Penagihan Pertama sebagaimana ayat (1) sebagaimana
tercantum pada lampiran II Peraturan Direktur Jenderal ini.
Pasal 10
(1) Apabila pemegang izin belum memenuhi kewajiban sejak diterbitkannya
surat penagihan pertama, Kepala Balai menerbitkan surat penagihan
kedua paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah masa berlaku surat
penagihan pertama berakhir.
(2) Surat penagihan kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku
selama 14 (empat belas) hari kalender.
(3) Apabila pemegang izin belum memenuhi kewajiban sejak diterbitkannya
surat penagihan kedua, Kepala Balai menerbitkan surat penagihan ketiga
paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah masa berlaku surat penagihan
kedua berakhir.
(4) Surat penagihan ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berlaku
selama 14 (empat belas) hari kalender.
Pasal 11
(1) Dalam hal pihak ketiga tidak melaksanakan kewajibannya setelah jatuh
tempo sesuai tertuang dalam surat penagihan ketiga, selambat-lambatnya
3 (tiga) hari kerja dilakukan penyerahan pengurusan piutang PNBP kepada
Panitia Urusan Piutang Negara/Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
Kementerian Keuangan sesuai ketentuan perundang-undangan.
(2) Penyerahan pengurusan piutang sebagaimana dimaksud ayat (1) mengacu
pada Peraturan tentang Penatausahaan Piutang yang berlaku.
Pasal 12
BAB V
MONITORING DAN EVALUASI
BAB VI
SANKSI
Segala akibat hukum yang timbul atas tidak dilaksanakannya kewajiban
penyetoran ke kas negara akan dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang
berlaku.
BAB VI
KETENTUAN PERALIHAN
(1) Terhadap penggantian biaya pelaksanaan penataan batas kawasan hutan
untuk Kesatuan Pengelolaan Hutan serta Kawasan Hutan Dengan Tujuan
Khusus yang diselenggarakan oleh pemerintah akan diatur tersendiri.
(2) Terhadap pemegang izin yang belum melaksanakan tata batas namun
telah terdapat pengesahan trayek batas dan/atau belum selesai
melaksanakan tata batas maka berlaku ketentuan ini.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 26 Juni 2015
DIREKTUR JENDERAL PLANOLOGI
KEHUTANAN DAN TATA LINGKUNGAN,
-Ttd-
3 Alamat : ……………………………………………………………………………… 7)
B. 1 Kementerian/Lembaga : ………………………………………………………… 8)
PERHATIAN
Untuk keperluan :
Bacalah dahulu petunjuk pengisian
formulir SSBP pada halaman belakang ……………………………………………………
lembar ini …………………………………………………… 20)
……………………………………………….. 23)
NIP. ……………………………….. 24) …………………………………………….. 26)
…………………………………………….. 27)
Lampiran II
Keputusan Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan
Nomor : P. 4/PKTL-SET/2015
Tanggal : 26 Juni 2015
Kota, Tanggal/Bulan/Tahun
Nomor : S.
Lampiran : 1 (satu) lembar
Hal : Tagihan Penggantian Biaya Penataan Batas
Kepada Yth:
[pemegang izin]
Di [kota]
Memperhatikan Surat Keputusan Izin Pemanfaatan Hutan/Persetujuan Prinsip
Penggunaan Kawasan Hutan/Persetujuan Prinsip Pelapasan Kawasan Hutan Nomor [nomor
dan tanggal Surat Keputusan] atas nama [nama pemegang izin] dengan ini disampaikan hal-
hal sebagai berikut:
1. Merujuk Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.43/Menhut-II/2013 tentang Penataan
Batas Areal Kerja Izin Pemanfaatan Hutan, Persetujuan Prinsip Penggunaan Kawasan
Hutan, Persetujuan Prinsip Pelepasan Kawasan Hutan Dan Pengelolaan Kawasan Hutan
Pada Kesatuan Pengelolaan Hutan Dan Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus, Saudara
diwajibkan membayar dana PNBP sebagai Penggantian biaya penataan batas, karena
sebagian/seluruh Kawasan Hutan tersebut telah dilakukan penataan batas dengan
anggaran pemerintah.
2. Dana PNBP yang harus Saudara bayar adalah sebesar Rp.[jumlah dana] ([disebutkan
dengan huruf) dengan rincian sebagai berikut:
a. Panjang Batas yang berimpit = ………………………….
b. Jumlah penggantian biaya per KM = ………………………….
3. Jumlah dana sebagaimana butir 2 di atas agar disetor ke kas negara dengan
menggunakan dokumen Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP) dengan formulir terlampir
dengan jatuh tempo tanggal [tanggal jatuh tempo] (30 hari setelah Surat Tagihan).
4. Apabila Saudara telah melakukan penyetoran, diminta segera menyampaikan bukti
pembayaran kepada kami dengan ditembuskan kepada Direktur Jenderal Planologi
Kehutanan dan Tata Lingkungan dan Direktur [disebutkan Direktur yang membidangi
penataan batas kawasan hutan].
…………………………......………
NIP. …………………..……………
Tembusan:
1. Direktur Jenderal Planologi Kehutanan;
2. Direktur [disebutkan Direktur yang membidangi penataan batas kawasan hutan]
Lampiran III
Keputusan Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan
Nomor : P. 4/PKTL-SET/2015
Tanggal : 26 Juni 2015
Kepada Yth:
[pemegang izin]
di
[kota]
…………………………......………
NIP. …………………..……………
Tembusan:
1. Direktur Jenderal Planologi Kehutanan
2. Direktur [disebutkan Direktur yang membidangi penataan batas kawasan hutan]
Lampiran IV
Keputusan Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan
Nomor : P. 4/PKTL-SET/2015
Tanggal : 26 Juni 2015
Kota, Tanggal/Bulan/Tahun
Nomor : S.
Lampiran : 1 (satu) lembar
Hal : Tagihan Ketiga atas Penggantian Biaya Penataan
Batas
Kepada Yth:
[pemegang izin]
di
[kota]
1. Menurut penatausahaan piutang PNBP kami, saat ini Saudara belum melakukan
pelunasan atas pitang PNBP sebesar Rp.[jumlah dana] ([disebutkan dengan
huruf]) sesuai dengan tanggal jatuh tempo penagihan kami.
2. Oleh karena itu Saudara diminta melunasi tagihan tersebut dengan menyetorkan
ke kas negara dengan menggunakan dokumen Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP)
dengan formulir terlampir.
3. Apabila sampai dengan tanggal ……… (14 hari), Saudara belum melakukan
pembayaran, maka akan ditempuh proses hukum lebih lanjut.
…………………………......…………
NIP. …………………..………………
Tembusan:
1. Direktur Jenderal Planologi Kehutanan
2. Direktur [disebutkan Direktur yang membidangi penataan batas kawasan hutan]
Keterangan
1. Diisi dengan Kode KPPN 3 (tiga) digit dan uraian KPPN Penerima Setoran
2. Diisi dengan nomor SSBP dengan metode penomoran Nomor/Kode
Satker/Bulan/Tahun
3. Diisi dengan Tanggal SSBP dibuat
4. Diisi Kode Rekening Kas Negara (KPPN bersangkutan... diisi petugas Bank)
5. Diisi NPWP Wajib Setor atau Bendahara satker
6. Diisi dengan Nama/Jabatan Wajib Setor Wajib Pajak
7. Diisi dengan alamat Jelas Wajib Setor wajib Pajak
8. Diisi kode diikuti dengan uraian Kementeriaan/Lembaga sesuai dengan yang
tercantum pada pagu anggaran029 Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan
9. Diisi dengan Kode Unit Organisasi Eselon I dan Uraian06 Direktorat Jenderal
Planologi Kehutanan
10. Diisi dengan Kode Satker 6 (enam) digit dan uraian Satker
11. Diisi dengan Kode Fungsi 2 (dua) digit. Kode Sub fungsi 2 (dua) digit, dan Kode
Program 4 (empat) digit
12. Diisi 4 (empat) digit kode kegiatan/Subkegiatan apabila penyetoran untuk Satker
Pengguna PNBP
13. Diisi dengan Kode Lokasi Provinsi (2) digit, dan Kode Kabupaten/Kota (2) digit
14. Diisi dengan Kode Mata Anggaran Penerimaan 6 (enam) digit disertai dengan
Uraian Penerimaan sesuai dengan format 423721
15. Diisi dengan Jumlah Rupiah Setoran Penerimaan
16. Diisi dengan jumlah Rupiah yang dibayarkan dengan huruf
17. Diisi dengan Nomor SPN dan SP3N kalau ada Surat PenetapannyaNomor Surat
Tagihan
18. Diisi dengan tanggal SPN dan SP3NTanggal Surat Tagihan
19. Diisi dengan (3a) tiga digit dan Nama KPPN Penerbit SPN atau Penerimaan SP3N
20. Diisi keperluan Pembayaran
21. Diisi sesuai dengan tempat dan tanggal dibuatnya SSBP
22. Diisi sesuai dengan tempat dan tanggal dibuatnya SSBP
23. Diisi sesuai nama Wajib Setor
24. Diisi sesuai nama Wajib Setor
25. Diisi dengan tanggal diterimanya setoran tersebut oleh Bank Persepsi atau
Kantor Pos dan Giro
26. Diisi dengan Nama dan Tanda Tangan Penerima di Bank Persepsi atau Kantor
Pos dan Giro serta CAP
27. Diisi dengan Nama dan Tanda Tangan Penerima di Bank Persepsi atau Kantor
Pos dan Giro serta CAP