Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

Jurnal Sosial Humaniora Sigli (JSH)

p ISSN : 2615-3688
e ISSN : 2716-0270
http://journal.unigha.ac.id/index.php/JSH

ANALISIS KEBIJAKAN (PERATURAN MENTERI ESDM NOMOR 36 TAHUN


2017) TENTANG PERCEPATAN PEMBERLAKUAN SATU HARGA BAHAN
BAKAR MINYAK (BBM) DI INDONESIA

Ainul Badri (1), Widia Siska (2), Sandy Mulia Ardhan (3)
1
Fakultas Hukum, Ekonomi dan Bisnis, Universitas Dharmas Indonesia, Dharmasraya
2
Fakultas Keguruan Pendidikan Anak Usia Dini, STITNU Sakinah Dharmasraya,
Dharmasraya
Fakultas Syari’ah dan Hukum, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta
3

e-mail: Badriainul5@gmail.com, widiasiska194@gmail.com, sandy.ardhan@gmail.com

ABSTRACT

The emergence of a policy regarding the implementation of one fuel price in Indonesia is due
to differences in the selling price of fuel in various regions, especially the disadvantaged,
frontier and outermost (3T) regions. Thus, the government wants to equalize fuel prices so that
there are no disparities between regions. As stipulated in the Minister of Energy and Mineral
Resources Regulation Number 36 of 2016 concerning the acceleration of the implementation
of one fuel price. This research is a library research which is descriptive analytic. Related data
about this policy are compiled according to the research focus and then analyzed with siyāsah
syar'iyyah theory and public policy theory, while the approach used is a juridical-normative
approach. The results of the study show that the government's policy of imposing one fuel price
is the right step, because this policy is a manifestation of the constitutional mandate contained
in the fifth precept of Pancasila, namely "social justice for all Indonesian people". Based on the
analysis that the author has done, this policy is relevant to the purpose of making a policy and
in accordance with the principles in siyāsah syar'iyyah. Therefore, if this policy is carried out
properly, it can make people, especially those in disadvantaged, foremost and outermost (3T)
areas, more prosperous.
Keywords : Disadvantaged, frontier and outermost regions (3T), Government Policy, One
Fuel Price

ABSTRAK

Munculnya kebijakan tentang pemberlakuan satu harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di
Indonesia dikarenakan adanya perbedaan harga jual BBM di berbagai daerah, khususnya daerah
tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Sehingga, pemerintah ingin menyamaratakan harga BBM
agar tidak ada kesenjangan antar daerah. Sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ESDM
Nomor 36 Tahun 2016 tentang percepatan pemberlakuan satu harga BBM. Penelitian ini adalah
penelitian pustaka (library research) yang bersifat deskriptif analitik. Data-data terkait tentang
kebijakan ini disusun sesuai dengan fokus penelitian kemudian dianalisis dengan teori siyāsah
syar‘iyyah dan teori kebijakan publik, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan yuridis- normatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah
tentang pemberlakuan satu harga BBM merupakan langkah yang tepat, karena kebijakan ini
sebagai wujud dari amanat konstitusi yang terdapat pada sila kelima dari pancasila yakni
“keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Berdasarkan hasil analisis yang telah
dilakukan, dapat disimpulkan jika kebijakan ini telah sesuai dengan tujuan diterbitkannya suatu

Jurnal Sosial Humaniora Sigli | Volume 5, Nomor 2, Desember 2022 257


Jurnal Sosial Humaniora Sigli (JSH)
p ISSN : 2615-3688
e ISSN : 2716-0270
http://journal.unigha.ac.id/index.php/JSH

kebijakan dan sesuai dengan prinsip-prinsip dalam siyāsah syar‘iyyah. Oleh karena itu, apabila
kebijakan ini realisasikan dengan benar maka dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Indonesia khususnya yang berada di daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T).
Kata kunci: Daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T), Kebijakan Pemerintah, Satu Harga
BBM,

Pendahuluan Corporate Communication PT Pertamina


Kebijakan adalah kumpulan Wianda Pusponegoro kesenjangan harga
keputusan yang dibuat oleh aktor atau BBM di Indonesia disebabkan karena BBM
kelompok politik untuk memilih tujuan dan yang dijual di luar jalur distribusi PT
metode untuk mencapainya. Secara teori, Pertamina atau merupakan produk yang
pihak yang membuat kebijakan berwenang dijual oleh pedagang eceran. Selain itu,
untuk dapat merealisasikanny. Disisi lain, biaya transportasi distribusi BBM yang
kebijakan publik adalah tindakan yang mahal.
dilakukan atau tidak dilakukan oleh Agar tingkat ekonomi dan
pemerintah dengan tujuan tertentu untuk kesejahteraan masyarakat khususnya pada
menyelesaikan masalah publik atau masyarakat tertinggal,terdepan dan terluar
melayani kepentingan publik. (3T) meningkat, maka pemerintah
Alur kebijakan publik berasal dari mengeluarkan kebijakan melalui
sistem politik yang berfungsi sebagai Keenterian Energi dan Sumber Daya
landasan bagi proses kebijakan publik, yang Mineral (ESDM) dengan menerbitkan
mengandalkan dari masukan (input) untuk Permen ESDM Nomor 36 Tahun 2016
mempengaruhi aktor (sistem) politik untuk tentang Percepatan Pemberlakuan Satu
mengadopsi kebijakan yang dipilih Harga BBM yang berlaku di seluruh
(output). Tahap perumusan kebijakan wilayah Indonesia dimulai pada tanggal 1
menandai awal dari proses kebijakan. Pada Januari 2017. Kebijakan ini dibentuk
tahap ini, permasalahan yang muncul karena adanya kesenjangan harga BBM di
dimasyarakat dianalisis, dicarikan masyarakat khusunya antara harga jual di
solusinya lalu diimplementasikan. pulau Jawa dan daerah luar Jawa terutama
Demi terwujudnya keadilan energi di wilayah bagian Timur. Adapun jenis BBM
seluruh daerah Indonesia, Presiden Joko yang diatur dalam program tersebut adalah
Widodo mencanangkan tentang kebijakan minyak solar 48 (Gas Oil) dan minyak tanah
satu harga Bahan Bakar Minyak (BBM). serta BBM Khusus Penugasan (JBKP) yaitu
BBM merupakan Salah satu kebutuhan bensin (Gasoline) RON 88. Harga dasar dan
pokok bagi kelangsungan hidup bangsa harga jual eceran ditetapkan oleh menteri
Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah ESDM.
harus menetapkan harga BBM. Pada prinsipnya, pemerintah
Berdasarkan kondisi sebelumnya, harga berupaya mewujudkan Indonesia sebagai
BBM di Indonesia tidak merata, hal ini negara kesatuan dengan tidak membeda-
dibuktikan dengan adanya kesenjangan bedakan harga BBM di Indonesia.
harga antara Pulau Jawa dan luar Pulau Kebijakan ini diharapkan dapat
Jawa. Di Pulau Jawa harga BBM hanya Rp. menciptakan keadilan dan pemerataan di
7.000 sedangkan di luar Pulau Jawa Indonesia sesuai dengan sila ke 5 “Keadilan
khusunya Papua harga BBM sebesar Rp. Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia"
70.000 bahkan sampai Rp. 100.000 per sehingga kesenjangan antar daerah dapat
liter. Terdapat berbagai faktor yang diminimalisir.
menyebabkan terjadinya kesenjangan harga Dari sisi ekonomi, perusahaan
BBM di Indonesia. Menurut Vice Presiden minyak milik negara yang mengelola BBM,

Jurnal Sosial Humaniora Sigli | Volume 5, Nomor 2, Desember 2022 258


Jurnal Sosial Humaniora Sigli (JSH)
p ISSN : 2615-3688
e ISSN : 2716-0270
http://journal.unigha.ac.id/index.php/JSH

PT Pertamina, menyadari bahwa kebijakan Percepatan Pemberlakuan Satu Harga


satu harga BBM akan menimbulakn Bahan Bakar Minyak (BBM) Di Indonesia
kerugian sebesar Rp. 800 miliar per tahun,
namun kebijakan tersebut harus tetap Metode
direalisasikan. Dewasa ini Kementerian Penelitian ini merupakan penelitian
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pustaka (library research), yaitu penelitian
melaporkan PT Pertamina merugi atas yang bersumber dari buku-buku, jurnal,
penjualan bahan bakar minyak (BBM). majalah, manuskrip, dokumen, dan bahan
Hingga 30 Juni 2017 telah merugi sekitar lainnya khusunya yang berkaitan dengan
UU$ 957 juta atau dua belas triliun. kebijakan pemerintah Presiden Joko
Kerugian dari penjualan premium dan solar Widodo tentang pemberlakuan satu harga
juga termasuk program BBM satu harga. BBM.. adapun sifat dari penelitian ini
Pada 30 Agustus 2017, saat rapat dengan adalah deskriptif-analitis.
Komisi VI DPR RI, Kementerian BUMN Pendekatan yang digunakan dalam
mengungkapkan informasi tersebut. penelitian ini adalah yuridis-normatif.
Sebaliknya jika dilihat keuntungan dari PT Pendekatan yuridis digunakan untuk
Pertamina sepanjangan 2016 sekitar UU$ melihat obyek hukum karena berkaitan
3,15 miliar atau Rp 42 triliun. Oleh karena dengan undang-undang dan peraturan lain
itu akan berdampak pada penurunan yang berlaku. Sedangkan pendekatan
pendapatan negara dari BBM, bahkan normatif digunakan untuk melihat dan
dampak jangka panjangnya pun jika tidak memahami kebijakan pemerintah Joko
ditanggulangi, bisa menyebabkan kerugian Widodo terkait pemberlakuan satu harga
atau hingga mengakibatkan hilangnya BBM dengan prinsip dan kaidah fikih
pendapatan. meskipun pemerintah siyasah dan kebijakan publik.
menyadari untuk penerapan kebijakan ini Data yang digunakan dalam
membutuhkan pengeluaran logistik yang penelitian ini data berasal dari Website
besar, namun hal tersebut tetap harus instansi pemerintah, website instansi-
dilakukan untuk mewujudkan keadilan instansi terkait, buku-buku tentang
sosial bagi masyarakat Indonesia. kebijakan politik energi, artikel-artikel
Secara politis, daerah-daerah di (baik dari surat kabar dan internet), jurnal,
Indonesia yang mengalami kesejangan dan data lainnya. Data yang dipakai pada
harga, terutama bagian timur, menjadi penelitian ini terdiri dari dua jenis data yaitu
katalis bagi berkembangnya kebijakan data primer dan data sekunder. Dara primer
BBM satu harga. Menurut hasil pemilihan yang digunakan adalah Peraturan Menteri
presiden pada tahun 2014, wilayah timur Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor
seperti Papua, yang mencakup 29 36 Tahun 2016 Tentang Percepatan
kabupaten dan kota, memberikan suara di Penetapan satu Harga Jenis Bahan Bakar
27 distrik atas Joko Widodo, yang Minyak Tertentu dan Jenis Bahan Bakar
kemudian menang telak atas Prabowo Minyak Khusus Penugasan Nasional
Subianto. hasil, kebijakan ini dikhawatirkan menjadi sumber informasi utama.
lahir sebagai hadiah atau balas jasa bagi Sedangkan data sekunder penelitian ini
pemilih Joko Widodo di Pilpres 2014 bukan meliputi:
karena kebutuhan. A. Undang-undang Dasar (UUD) Republik
Berdasarkan latar belakang tersebut, Indonesia 1945
maka penulis tertarik untuk melakukan B. Undang-undang (UU) Republik
analisis tentang kebijakan pemerintahan Indonesia Nomor 22 Tahun 2001
presiden Joko Widodo (Peraturan Menteri Tentang Minyak dan Gas
Esdm Nomor 36 Tahun 2017) Tentang

Jurnal Sosial Humaniora Sigli | Volume 5, Nomor 2, Desember 2022 259


Jurnal Sosial Humaniora Sigli (JSH)
p ISSN : 2615-3688
e ISSN : 2716-0270
http://journal.unigha.ac.id/index.php/JSH

C. Peraturan Presiden (Perpres) Nomor pemerintah telah bersikap adil dengan cara
191 Tahun 2014 Tentang Penyediaan, meminimalisir adanya kesenjangan harga
Pendistribusian dan Harga Jual Eceran yang cukup jauh antara masyarakat pulau
Bahan Bakar Minyak Jawa dengan masyarakat luar Pulau Jawa
Sementara itu, analisis data yang dan kebijakan ini dapat membuat kestabilan
digunakan adalah analisis kualitatif dengan ekonomi, seperti harga-harga kebutuhan
metode induktif dan deduktif. Metode pokok lebih terjangkau sebagaimana yang
induktif adalah analisis data dari kebijakan telah dirasakan masyarakat Papua,
pemerintahan presiden Joko Widodo kemudian dampak baik juga dirasakan oleh
(Peraturan Menteri ESDM Nomor 36 petani yang menggunakan BBM ini secara
Tahun 2017) Tentang Percepatan langsung, karena sebelum penerapan BBM
Pemberlakuan Satu Harga Bahan Bakar satu harga petani butuh biaya yang besar
Minyak (BBM) di Indonesia, untuk untuk menjual hasil pertanian dari hutan ke
menentukan kesimpulan secara umum. pasar atau kota. Dengan adanya kebijakan
Sedangkan metode deduktif adalah analisis ini petani di daerah Tambrauw, Papua dapat
berdasarkan kaidah-kaidah atau asas fikih menjual hasil pertanian dengan baik,
siyasah untuk menilai perilaku politik yang bahkan sisa uang yang yang mahal untuk
berkaitan dengan kebijakan pemerintah beli BBM bisa ditabung untuk keperluan
yaitu (Peraturan Menteri ESDM Nomor 36 sehari-hari.
Tahun 2017) Tentang Percepatan Akan tetapi pemerintah juga harus
Pemberlakuan Satu Harga Bahan Bakar mempertimbangkan dampak lain dari
Minyak (BBM) di Indonesia, ditinjau dari kebijakan satu harga BBM ini. Dalam hal
perspektif siyāsah syar‘iyyah. ini pemerintah perlu terlebih dahulu
menjelaskan secara logis maksud dan
Hasil dan Pembahasan tujuan kebijakan pemerataan BBM kepada
Pada dasarnya setiap kebijakan yang masyarakat secara umum, dan
dikeluarkan oleh pemimpin haruslah mempersiapkan kebijakan dengan matang
memuat unsur kemaslahatan, selain itu juga dan sistematis. Walaupun dalam penerapan
harus sejalan dengan prinsip keadilan, kebijakan ini membuat PT Pertamina
karena tidak akan tercapai suatu mengalami kerugian sebesar 23 persen
kemaslahatan tanpa adanya suatu keadilan. sepanjang 2017 dari tahun sebelumnya,
Walaupun kadang-kadang kebijakan itu akan tetapi hal itu tidak membuat PT
lahir dari unsur politik, tidak akan menjadi Pertamina merugi.
masalah, selagi tidak bertentangan dengan Penerapan kebijakan tentang satu
konstitusi dan efek yang diterima oleh harga Bahan Bakar Minyak (BBM)
masyarakat lebih banyak manfaatnya. Baik merupakan suatu bentuk perhatian
kebijakan itu menurut perspektif siyasah, pemerintah terhadap masyarakat daerah
ekonomi, maupun sosial politik lainnya. tertinggal, terdepan dan terluar (3T).
Oleh sebab itu kedua unsur ini harus ada Sebaliknya, jika kebijakan ini tidak dibuat
dalam mengeluarkan suatu kebijakan. oleh pemerintah, maka dapat memperlebar
Kebijakan pemerintah dalam kesenjangan dan ketidakadilan ditengah
menerapkan satu harga BBM merupakan masyarakat. Hal ini tentu menyalahi dari
langkah yang tepat jika ditinjau dari niat amanat konstitusi sebagaimana terkandung
dan tujuannya untuk keadilan dan pada sila kelima dari pancasila yakni,
kemaslahatan rakyat, terutama bagi wilayah “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
yang terjadi kesenjangan harga BBM yakni Indonesia”.
daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T) Langkah pemberlakuan satu harga
Indonesia. Karena melalui kebijakan ini BBM diterapkan secara bertahap tentu akan

Jurnal Sosial Humaniora Sigli | Volume 5, Nomor 2, Desember 2022 260


Jurnal Sosial Humaniora Sigli (JSH)
p ISSN : 2615-3688
e ISSN : 2716-0270
http://journal.unigha.ac.id/index.php/JSH

membuat program ini berjalan secara melaksanakan kewajiban sebaik-baiknya


efektif. Dengan adanya kebijakan satu berarti memenuhi hak pihak lain. Pemimpin
harga BBM dapat membuat masyarakat yang melaksanakan kewajiban-
daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T) kewajibannya dengan sadar berarti
akan lebih makmur dan sejahtera. Karena memenuhi hak rakyat, dan rakyat yang
itu, menolak kebijakan satu harga BBM ini melaksanakan kewajibannya berarti pula
berarti sama saja membuat masyarakat memenuhi hak pemimpinnya.
daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) Untuk mengevaluasi kebijakan
akan tetap berada pada kondisi yang pemerintahan Presiden Joko Widodo
terpuruk, tidak maju, dan juga membuat eraturan Menteri ESDM Nomor 36 Tahun
kesenjangan yang lebih besar dengan 2017) Tentang Percepatan Pemberlakuan
masyarakat lain di Indonesia yang sudah Satu Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di
berada di kawasan-kawasan yang dapat Indonesia dapat dianalisis dengan evaluasi
dikategorikan dalam daerah sejahtera. kebijakan menurut James Anderson, yaitu
Dengan demikian, maka setiap evaluasi kebijakan sistematis dan menurut
tindakan atau suatu kebijaksanaan para William N. Dunn melalui pendekatan
pemimpin yang menyangkut hak-hak evaluatif. Bahwa dari kedua evaluasi
rakyat dikaitkan dengan keadilan dan kebijakan tersebut sama-sama melihat
kemaslahatan rakyat banyak dan ditujukan secara obyektif program-program kebijakan
untuk mendatangkan suatu kebaikan, tentu yang dijalankan untuk mengukur dampak
harus didukung, sebab pemimpin adalah dan manfaat bagi masyarakat dengan
pengemban amanah penderitaan rakyat dan melihat sejauh mana tujuan-tujuan yang
untuk itulah ia ditunjuk sebagai pemimpin telah dinyatakan tersebut tercapai.
serta harus pula memperhatikan Berdasarkan fakta di lapangan, terdapat 57
kemaslahatan rakyat. Setiap kebijakan yang titik lokasi pembangunan penyaluran BBM
maṣ laḥ ah dan bermanfaat bagi rakyat, dari pulau Sumatera hingga Papua telah
maka itulah yang harus direncanakan, diresmikan dan telah beroperasi, padahal
dilaksanakan, diorganisasikan dan dinilai target kebijakan pada tahun 2017
atau dievaluasi kemajuannya. Sebaliknya, pembangunan sebanyak 54 titik. Sehingga
kebijakan yang mendatangkan mafsadah masyarakat yang dahulunya harus
dan memudaratkan terhadap rakyat, maka membayar Rp. 7.000 hingga Rp. 100.000
itulah yang harus disingkirkan dan dijauhi. untuk mendaptkan satu liter solar dan
Oleh sebab itu seorang pemimpin bensin RON 88, kini dapat membeli dengan
(penguasa) harus menjaga dan melindungi harga yang Rp 5.150 untuk solar dan Rp.
hak-hak rakyat dan mewujudkan hak asasi 6450 untuk bensin RON 88. Dengan
manusia. Adapun hak pemimpin adalah demikian kebijakan ini menurut evaluasi
untuk ditaati dan mendapatkan bantuan kebijakan sesuai dengan target yang
serta partisipasi secara sadar dari rakyat, ditetapkan dan secara garis besar terbitnya
sedangkan kewajiban dari rakyat adalah kebijakan ini membawa dampak positif
untuk taat dan membantu serta berperan bagi masyarakat khusunya masyarakat yang
dalam program-program yang digariskan tinggal di luar Pulau Jawa.
untuk kemasalahatan dan keadilan bersama.
Apabila pemimpin dan rakyatnya Simpulan
melaksanakan kewajibannya masing- Kesimpulan pada penelitian ini
masing secara baik, maka hubungan yang adalah kebijakan Peraturan Menteri ESDM
harmonis dapat direalisakian. Sehingga Nomor 36 Tahun 2017) Tentang Percepatan
tidak akan ada lagi hak-hak yang Pemberlakuan Satu Harga Bahan Bakar
dikorbankan. Akan tetapi, justru dengan Minyak (BBM) di Indonesia pemberlakuan

Jurnal Sosial Humaniora Sigli | Volume 5, Nomor 2, Desember 2022 261


Jurnal Sosial Humaniora Sigli (JSH)
p ISSN : 2615-3688
e ISSN : 2716-0270
http://journal.unigha.ac.id/index.php/JSH

satu harga BBM muncul karena adanya Sementara itu, jika kebijakan
kesenjangan dan perbedaan harga jual beli pemberlakuan satu harga BBM ini
BBM khusunya pada masyarakat yang dianalisis dari perspektif siyāsah
tinggal di daerah tertinggal, terdalam, dan syar‘iyyah maka keputusan unutk
terluar (3T). Di beberapa wilayah menerbitkan kebijakan ini adalah langkah
Indonesia. Masih ditemukan harga BBM yang tepat karena bertujuan untuk
berkisar Rp 50.000,00 bahkan sampai kemaslahatannya yang lebih besar dan
dengan Rp. 100.000,00 untuk setiap menumbuhkan rasa keadilan di masyarakat.
liternya. Pemerintah kemudian mencoba Selain itu, pemberlakuan harga BBM satu
untuk menstabilkan harga jual BBM sesuai harga telah telah membuat kestabilan
dengan harga yang telah ditentukan. ekonomi di daerah tertinggal, terdalam, dan
Adapun jenis BBM yang diatur dalam terluar (3T), dengan membuat kebutuhan
kebijakan ini terdiri dari minyak solar 48 pokok lebih terjangkau, sehingga dapat
(Gas Oil), minyak tanah dan BMM membuat masyarakat lebih sejahtera.
penugasan (JBKP), yaitu besin (gasoline) Menurut Badan Pusat Statistik (BPS),
RON 88. Terkait implementasi kebijakan melalui Indeks Pembangunan Manusia
tersebut, pemerintah terlebih dahulu (IPM), IPM menjelaskan bagaimana
menerapkannya di Papua dan Papua Barat. penduduk dapat mengakses hasil
Setelah itu diterapkan secara nasional. pembangunan dalam memperoleh
kebijakan tersebut direalisasikan secara pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan
nasional dengan membangun sarana dan standar penghidupan yang layak. Rata-
prasarana di sekitar 150 titik kegiatan rata IPM nasional Pada tahun 2017
distribusi secara keseluruhan pada tahun mencapai 70,81. Selama 8 tahun Sejak 2010
2017 hingga tahun 2019. Sebanyak 53 titik Papua menjadi provinsi dengan status IPM
pada tahun 2017, 50 titik pada tahun 2018, terendah. pada tahun 2017 Skor tersebut
dan 46 pada tahun 2019. Jika kebijakan ini adalah 59,09, meningkat 1,79 persen dari
ditinjau dari sisi politik, maka lahirnya tahun sebelumnya. peningkatan ini
kebijakan ini tidak menjadi polemik selama merupakan yang tertinggi. Di seluruh
konten dan konteks kebijkan ini tidak Indonesia. Meskipun nantinya kebijakan
melanggar konstitusi. Meskipun pada akan kurang menguntungkan PT Pertamina,
dasarnya lahinya kebijakan ini merupakan karena semua biaya distribusi akan
sebagai upaya Presiden Joko Widodo untuk ditanggung oleh PT Pertamina. Meskipun
menjalankan program-program yang demikian, PT Pertamina hanya mengalami
dijanjikannya saat kampanye presiden yang penurunan laba 23% pada tahun 2017.
lalu. Dalam merealisasikan program- Hal ini tidak akan membuat PT Pertamina
program tersebut tentu memerlukan alokasi merugi. BPH Migas bersama kepolisian
anggaran yang tidak sedikit, sehingga dan pemerintah daerah setempat
pelaksanaannya diamanahkan kepada PT melakukan pengawasan terhadap
Pertamina untuk mengelolanya. pedagang eceran untuk memaksimalkan
Permasalahan BBM menjadi salah satu isu hasil dari kebijakan ini. Pemerintah bahkan
yang sensitif. Hal ini dikarenakan telah membuat strategi untuk
menyangkut hajat hidup orang banyak. menghentikan pengedar BBM yang
Sehingga isu ini sering dijadikan oleh menjual BBM dengan harga tinggi dengan
politisi sebagai komoditas politik dan alat mendirikan sub-distributor BBM di desa
peningkat citra menjelang pemilihan atau kecamatan. supaya kebijakan satu
umum. Akan tetapi kali ini justru harga BBM berhasil diterapkan.
menanggung beban terhadap persamaan Jika dilihat dari perspektif kebijakan
satu harga adalah PT Pertamina. publik, evaluasi kebijakan sangat

Jurnal Sosial Humaniora Sigli | Volume 5, Nomor 2, Desember 2022 262


Jurnal Sosial Humaniora Sigli (JSH)
p ISSN : 2615-3688
e ISSN : 2716-0270
http://journal.unigha.ac.id/index.php/JSH

diperlukan untuk menukur keberhasilan dan Pemberlakuan Satu Harga Jenis


efektifitas kebijakan publik di masyarakat, Bahan Bakar Minyak Tertentu Dan
serta menilai apakah tujuan kebijakan Jenis Bahan Bakar Minyak Khusus
tersebut dapat tercapat atau tidak. Penugasan Secara Nasional.
Berdasarkan data yang didapatkan Pada
tahun 2017, total terdapat 57 titik lokasi https://m.liputan6.com/bisnis/read/249477
operasional, dan hal ini melebihi dari target 6//penjelasan-pertamina-soal-
yang diharapkan yaitu 54 titik. mahalnya-harga-
Secara umum, adanya kebijakan ini bbm-di-papua, akses pada 27 November
membawa dampak yang positif bagi 2017.
masyarakat khusunya bagi masyarakat
Indonesia yang tinggal di daerah terdepan, https://www.pertamina.com/media/1cf506
tertinggal, terdalam, dan terluar (3T). 43-db88-415e-afac-
062332036878/LK_1H2017, akses
Daftar Pustaka 14 April 2018.
Djazuli. 2009. Fiqh Siyasah: Implementasi
Kemaslahatan Umat Dalam Rambu- www.koran-jakarta.com/akibat-kebijakan-
Rambu Syariah. Jakarta: Kencana, satu-harga--pertamina-rugi-rp800-
hlm. 64. miliar/,
Miriam Budiardjo. 2012. Dasar-Dasar Ilmu akses 27 November 2017.
Politik. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama,, hlm. 20. https://m.detik.com/finance/energi/363161
8/pertamina-rugi-rp-12-t-
Sukandarumidi. 2012. Metode Penelitian, bagaimana-
petunjuk praktis untuk peneliti kelanjutan-bbm-satu-harga, akses 27
pemula. cet. Ke-4. yogyakarta: Gajah November 2017.
Mada University Press, hlm. 104.
https://bisniskeuangan.kompas.com/read/2
Sutrisno Hardi. 1990. metodologi research. 017/03/16/170537626/sepanjang.20
Yogyakarta; Andi Offet, hlm. 9. 16.pertamina.raih.laba.bersih.rp.42.t
riliun, akses 27 November 2017.
William N.Dunn. 2003. pengantar analisis
kebijakan publik. Yogyakarta: http://regional.kompas.com/read/2014/07/2
Gadjah Mada University Press, hlm. 0/10013711/Jokowi.Menang.Mutlak
20-21. .di.Papua. akses 27 November 2017.

Peraturan Menteri ESDM Nomor 36 Tahun


2016 Tentang Percepatan

Jurnal Sosial Humaniora Sigli | Volume 5, Nomor 2, Desember 2022 263

You might also like