Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 42

Jalan Salib Solidaritas

Disusun oleh : Yohanes Roja, S.S


Narator Utama :
Saudara/i, umat Allah, peziarah yang terkasih....
Kisah Golgota adalah kisah tragis 2000-an tahun lalu. Tragedi
Golgota merupakan sebuah sejarah yang layak disimak. Sebuah
kisah yang patut ditulis ulang.
Adalah suatu kebenaran yang tak dapat disangkal, bahwa peristiwa
wafatnya Yesus Kristus merupakan pengalaman yang paling tragis
dalam hidupNya. Peristiwa yang tidak kita alami secara langsung
ini, sangat menyentil perasaan manusiawi kita.
Saudara-saudariku yang terkasih....
Sambil menatap bayangan Zaitun dan kenangan Golgota, yang
telah menyulam wajah Kristus, yang carut-marut, berlumuran
darah, marilah kita pun menatap dosa-dosa kita.
Karena dosa kitalah, Dia datang. Karena kesalahan kitalah, Ia
menderita dan wafat....
Mari kita menapak Jalan salib Tuhan yang merupakan tanda
solidaritas Allah akan penderitaan manusia...
Lagu/Koor : Di Puncak Gemunung

Narator Utama : Dalam Nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
Umat : Amin.

EPISODE GETSEMANI
1
Narator 1 :
BALADA GETZEMANI (Diiringi Musik Instrumental)
Getzemani mengukir sejarah
Terpatri dalam ziarah pengikutnya
Yudas seorang sahabat memalingkan wajah
Lantaran tiga puluh keping perak
Hembusan angin dingin kaku
Menoreh tirai hati
Anak manusia dalam kesusahan
Awan berarak pelan
Mendung menyelimuti
Suram wajah
Yang basah oleh keringat darah
Oh…… betapa gelisah hatiku
Oh…… wajah yang ramah
Tak pantas ditampar para khianat
Getzemani ! Getzemani ! Getzemani !
Aromamu membaur dalam angkara sejagad
Dosa manca benua bergelantungan di rantingmu
Ya Bapaku, jikalau boleh
Biarlah piala ini berlalu dari padaKu
Namun bukan seperti yang Kukehendaki
Melainkan seperti yang Engkau kehendaki….

2
Tersobek wajahnya dikecup pasukan Yudas
Ludah-ludah khianat melekat di pipinya
Hatiku sedih
Seperti mau mati rasanya
Tinggalah di sini berjagalah dengan Daku
Sebab pengkhianat-Ku hampir datang
MenjemputKu di gerbang zaitun
Getzemani ! Getzemani ! Getzemani !
Kukenang dalam gelisah tak bertepi

Adegan : Yesus bersama para muridNya berdiri (formasi seperti


sekelompok orang yang sedang berkerumun untuk mendengarkan
pembicaraan dari seseorang). Lalu Yesus berbicara kepada para
muridNya sambil memandang satu per satu para muridNya.
Yesus :
Dengarlah hai kamu semua….. banyak orang tak lagi
mencintai kebenaran dan keadilan…. Karena itu anak manusia
datang untuk mewartakan kebenaran dan keadilan di tengah-
tengah bangsa ini…. Demi kebenaran dan keadilan itu,….
Anak Manusia harus menanggung penderitaan, ditolak oleh
tua-tua, imam-imam kepala, dan ahli-ahli taurat, lalu dibunuh,
….. namun Ia akan bangkit pada hari ketiga. Oleh karena itu,
Berdoalah kalian semua…..
(ada jedah sejenak, lalu Yesus berkata)
Yesus : Marilah kita pergi.
Yohanes : Guru, kemanakah kita harus pergi ?
Petrus : Guru, sebentar lagi gelap akan menyelimuti daerah ini,
sebaiknya kita tak perlu pergi.…
3
Yesus :
Kita harus pergi ke Taman Getzemani, di Bukit Zaitun. Dari
sanalah awal kesengsaraan dimulai; orang-orang berdosa akan
menangkap dan menyeret Anak Manusia untuk mati di kayu
salib. Dan kamu semua akan terguncang imanmu karena hal
itu. Sebab ada tertulis …. Aku akan membunuh gembala, dan
kawanan domba itu akan tercerai berai.
Petrus : Guru, biarlah mereka tergoncang imannya karena Engkau !
Aku sekali-kali tidak !
Yesus :
Aku berkata kepadamu, Petrus. Sesungguhnya malam ini,
sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal aku tiga
kali.
Narator 1 :
Kegelapan menyelimuti kota Yerusalem. Yesus bersama para
muridNya berjalan menyusuri Lembah Sungai Kidron menuju ke
taman Getzemani. Yesus menuju ke taman duka cita, untuk
memperbaiki lagi dosa yang telah diperbuat oleh manusia
pertama dalam taman kenikmatan, Firdaus. Penghuni Yerusalem
sedang tidur dengan nyenyaknya, mereka tidak menduga
tentang kejadian bersejarah yang sedang berlangsung di taman
Getzemani. Kesengsaraan Tuhan telah dimulai. Yesus masuk ke
taman itu dengan membawa Petrus dan kedua Anak Zebedeus
serta murid-murid yang lain. Adapun Yudas yang mengkhianati
Yesus juga mengetahui tempat itu, karena Yesus sering
berkumpul di situ bersama dengan murid-muridNya.
(Yesus berjalan dengan sangat pelan. Terlukis kesedihan di
wajahnya, sementara para muridnya mengikuti dari belakang, sambil
menolah ke kiri dan ke kanan karena ada kecemasan di hati mereka,
terutama Petrus)

4
Narator 2 : (Dengan Iringan instrumen sengsara)
“Lihatlah manusia ini”. Di sini, di tempat ini, suatu rahasia abadi
terjadi, suatu misteri sepanjang abad terbukti. Di taman
Getzemani, Yesus sudah mengalami penderitaan yang membawa
maut. Betapa tidak, sebagai Allah, Ia sudah mengetahui siksaan
itu sebelumnya dan sebagai manusia ia merasakan dalam hatiNya
segala kengerian. Ia merasakan aroma penghinaan dan
kebengisan yang sudah mendekat. Ia melihat serdadu-serdadu
ganas yang mendaratkan tinju dan jotos di wajahNya. Ia melihat
mereka meludahiNya, menginjakNya, menderaNya, dan
memahkotaiNya dengan mahkota duri. Ia merasakan deraan,
paku-paku yang tajam, tali-temali dan beban salib yang amat
berat. Ia melihat Golgota…… yaaah… Golgota. Ia melihat diriNya
digantung di salib, diapiti dua penjahat. Ia melihat hujatan dari
lautan manusia. Ia melihat penderitaan IbuNya di kaki salib ….
Tidaklah mengherankan kalau seluruh kodrat manusiawiNya
merasa ngeri atas semua penderitaan itu. Ia gemetar ketakutan.
Dan ketika segala-galanya seakan-akan sudah meninggalkanNya,
bergaunglah seruanNya yang penuh duka cita : “Bapa, kalau
boleh jauhkanlah dari padaKu penderitaan yang Aku harus alami
ini.”
Yesus : (Berbicara kepada murid-muridNya)
“Tinggalah di sini dan berdoalah, supaya kamu tidak jatuh ke
dalam pencobaan…..Aku pun hendak berdoa.
Petrus, Yakobus dan Yohanes : (serempak menjawab)
Baik Guru.
(Adegan: Yesus mengambil jarak sedikit jauh dari murid-muridNya
untuk berdoa. Tangan kanan Yesus diangkat, tangan kirinya melekat
di dada. Kemudian Yesus berlutut dan mengangkat kedua tangannya
sampai selesai untuk berdoa dalam hati, menurunkan kembali

5
tanganNya dan mengatup di dada. Lalu Yesus berdoa dengan kata-
kata :…. )
Yesus : (Yesus menengadah ke langit)
Jiwaku sedih hingga mau mati rasanya. Ya Bapa…. Aku berdoa
kepadaMu….. BapaKu… jikalau boleh, biarlah piala ini lalu dari
padaKu…. (menundukkan kepala)…. Tetapi bukan kehendakKu
ya Bapa, melainkan kehendakMu …. Terjadilah !
(Adegan : Yesus bangun, berdiri lalu mendapatkan tiga rasulnya yang
sedang tidur nyenyak. Ia menatap dalam dan segera membangunkan
mereka )
Yesus :
“Petrus….. Yohanes….. Yakobus… bangunlah …..!!! (Petrus
dan kedua murid lainnya serentak bangun) memang bebanmu
berat, tetapi tidak sanggupkah kamu berjaga bersamaKu satu
jam saja? Roh memang kuat, tapi daging lemah. Kini waktunya
sudah tiba. Bangunlah…. karena orang yang akan
menyerahkan Aku sudah datang.
Sementara Yesus berbicara dengan murid-muridNya, datanglah
segerombolan orang (Yudas paling depan, algoju, dan orang-orang
Yahudi) dengan membawa obor, pentungan, pedang tombak dan
tali.
Yudas, Algoju, Orang Yahudi : (Berteriak, ribut, gaduh).
Tangkap Yesus ! Tangkap Yesus ! Yesus, Kau penipu, Kau
penghujat Allah !
Yudas: (Memberikan isyarat diam)
Ssssttt…. Lihatlah para pengikut Yesus itu, dan orang yang
kucium itulah dia dan bawalah dia dengan selamat. (Semua
berteriak riuh)

6
Yakobus :
Ada apa ini? Mengapa rebut-ribut begini ? (Murid-murid
yang lain ketakutan )
Yesus :
Putera Manusia akan diserahkan ke tangan orang berdosa.
Lihatlah… orang yang mengkhianati Aku sudah dekat.
Yudas : (Maju mendekati Yesus dan berkata)
Salam hai Guru….! (lalu Yudas mencium Yesus)
Yesus :
Hai sahabat, untuk inikah engkau datang ? Yudas, engkau
menyerahkan Anak Manusia dengan ciuman. Betapa kejamnya
engkau. Adalah lebih baik jika engkau tidak dilahirkan ke dunia
ini.
(lalu Yesus berpaling kepada gerombolan orang dan berkata)
Yesus :
Siapakah yang kamu cari ?
Orang Yahudi : (mereka semua serempak menjawab)
Yesus dari Nazareth ( 2 X )
Adegan : gerombolan prajurit dan orang Yahudi mundur dan terjatuh
ke tanah
Yesus :
Akulah Dia, yang kamu cari.
Adegan : gerombolan prajurit dan orang Yahudi mundur dan terjatuh
ke tanah
Yesus : (Yesus maju mendekati gerombolan prajurit dan orang
Yahudi, lalu berkata)
Bangunlah….

7
Siapakah yang kamu cari ?
Orang Yahudi :
Yesus dari Nazareth ( 2 X )
Adegan : gerombolan prajurit dan orang Yahudi mundur dan terjatuh
ke tanah
Yesus :
Sudah Kukatakan, Akulah Dia.
Jika Aku yang kamu cari…. biarlah mereka ini pergi.
Narrator 1 :
Yesus berkata begitu supaya genaplah apa yang pernah
dikatakanNya, “Bapa, Aku tidak mau kehilangan satu pun dari
mereka yang Kau berikan kepadaKu”.
Adegan : para murid nampak kebingungan, sedang para prajurit dan
Orang Yahudi bersiap-siap untuk menangkap dan membelenggu
Yesus.
Melihat itu, Petrus lalu menghunus pedangnya dan memotong
telinga Malkus, seorang hamba Imam besar hingga putus.

Yesus : (berpaling kepada Petrus)


Petrus, sarungkanlah pedangmu itu. Sebab barang siapa
menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang. Atau kau
sangka, bahwa Aku tak dapat berseru kepada Bapaku, supaya
ia mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu
Aku???
Adegan: Lalu Yesus mengambil telinga orang itu lalu
menyambungnya kembali.
Petrus menangis dan menjerit kesal.

8
Yesus : (memandang para algoju dan orang Yahudi)
Sangkamu Aku ini penyamun, maka kamu datang lengkap
dengan pedang dan pentung? Padahal tiap-tiap hari aku duduk
mengajar di Bait Allah, dan kamu tidak menangkap Aku !
Algoju, orang Yahudi : (Mulai menangkap dan mengikat Yesus. Dan
Berteriak sambil terus menyeret Yesus, sambil berteriak)
Diam Kau…. Tutup mulutMu…. Yesus!!! Kau penipu, Kau
penghujat Allah! Kau harus dibunuh !
Siksa Dia ! Ayo tangkap dia. Ikat Dia. Seret Dia. (dan kata-kata
kasar lainnya, kecuali makian)
Adegan : Para murid mengekspresikan ketegangan dan ketakutan.
Sementara itu, serdadu langsung membawa Yesus ke tempat
pengadilan (kediaman Kayafas)

EPISODE PENGADILAN

Musik instrument, sambil para prajurit menggiring Yesus menuju


Kayafas....Pada perhentian pertama, telah ada Imam Besar Kayafas
dengan pakaian kebesarannya. Disampingnya ada gambar perhentian
pertama

Perhentian I : YESUS DIHUKUM MATI

P : Kami memuji Dikau ya Kristus dan bersyukur kepadaMu


U : Sebab dengan salib suciMu Engkau telah menebus dunia
Narator 1 :
Yesus diseret ke pengadilan. Di sana telah menanti Imam Besar
Kayafas. Namun, Yesus bagaikan domba yang diam membisu
9
ketika dihantar ke tempat pembantaian. Ia dianiaya, tetapi itu
ditanggungnya dengan sabar, tanpa membuka mulutnya. Ia
membiarkan dirinya digolongkan di antara kaum durjana, sebab
itu ia memikul kejahatan banyak orang dan berdoa bagi orang-
orang berdosa.
(Koor : Lagu Yesus Tuhanku atau lagu lain yang sesuai)

Narator 2 :
Balada Pengadilan (diiringi instrument)

Kau… Datang di tengah-tengah milik-Mu,


Tetapi mereka tidak menerima-Mu
Kau… tak dikenal
Bagaikan seorang penjahat politik,
Kau… dihadapkan pada Pilatus
Di sana… di-telinga-Mu
Pekikan mengguntur, “ Salibkanlah Dia....Salibkanlah Dia...”
Orang-orang garang dihasut pemimpin-pemimpin durjana
Yang telah bertahun-tahun menjebak kebenaran
ke dalam kepalsuan demi nikmatnya kedudukan.
Pilatus,
Yang dijerat rasa takut akan kehilangan kedudukan empuk
Menipu suara hati yang mengaku
Kaulah Raja, datang menyaksikan kebenaran yang menguasai
badai dunia
Kau… bisu lantaran rela pada kehendak Bapa

10
Dan cinta pada manusia
Hanya mata memancar kasih
Pada wajah-wajah palsu penuh ambisi
Yang keindahannya bagaikan kubur dicat putih.
Kini Kau dihukum mati
Oleh kehendak dan pengadilan tak adil
Kaulah Raja - Kaulah Kebenaran

Narator 1 :
Simon Petrus dan seorang murid lain mengikuti Yesus. Murid
lain ini dikenal dengan baik oleh Imam Agung. Maka ia turut
masuk bersama Yesus ke halaman rumah Imam Agung, sedang
Petrus menunggu di luar dekat pintu.
Adegan : Hamba perempuan melihat Petrus berdiri dekat pintu dan
bertanya kepada Petrus…
Hamba perempuan :
Kau juga salah satu dari murid Orang itu kan?
Petrus : Tidak…bukan.
Adegan : Petrus masuk ke halaman rumah Imam Agung dan berdiri
dekat api unggun bersama para penjaga dan hamba Imam Agung
lainnya. Salah satu hamba laki-laki yang melihat Petrus bertanya
kepada Petrus…
Hamba laki-laki :
Bukankah kau bersama Dia di taman itu?
Petrus : Bukan…itu bukan aku.

11
Kepala Pasukan :
Kami telah mendengar Orang ini berkata, “Aku akan
meruntuhkan Bait suci, dan dalam tiga hari Aku akan
mendirikannya kembali.”
Prajurit 1 :
Buka hanya itu Tuan. Ia juga mengatakan bahwa Ia mempunyai
kuasa untuk mengampuni dosa manusia.
Kayafas : (tertawa sinis)
Oh… ya ! Sudah lama aku menantimu Yesus. Kita memang
harus bertemu, Yesus….
Tidakkah Engkau memberi jawab atas semua tuduhan dari
saksi-saksi ini terhadapMu??
(Tetapi Yesus diam saja, lalu Imam Agung Kayafas bertanya lagi
kepada Yesus)
Kayafas :
Ayo jawab Yesus!!!! Benarkah Engkau ini Messias ?
Yesus :
Sekalipun Aku mengatakan kepadamu, namun kamu tidak
percaya. Tetapi mulai dari sekarang, Anak Manusia sudah
duduk di sisi kanan Allah Bapa yang mahakuasa.
Prajurit 2 : (menampar Yesus)
Beraninya Kau berkata begitu kepada Imam Agung.
Yesus : (memandang kepada Prajurit 2)
Jika perkataanKu salah….katakan saja di mana salahnya….tapi
jika perkataanKu itu benar…..mengapa engkau menampar
Aku?
Kayafas :

12
Apa..? Apa katamu, Yesus…? Hai kalian semua……
(memandang kepada orang-orang yang hadir) tidakkah kalian
mendengarkan sebuah penghojatan? Karena itu saudara-
saudaraku, adalah lebih berguna jikalau seorang mati untuk
seluruh bangsa !
Adegan : ada suara salah satu dari orang banyak bertanya kepada
Petrus…
Salah satu dari orang banyak :
Bukankah engkau salah satu dari murid orang itu?
Petrus :
Tidak…tidak…bukan aku.. (pada saat Petrus telah 3 kali
menyangkal Yesus ada suara ayam jantan berkokok)
Orang Yahudi : (satu orang, memandang ke arah Imam Agung dan
kepada khalayak)
Sekarang Dia telah ada di tangan kita, kita harus
membunuhNya. Ia layak untuk dihukum mati.
Orang-orang Yahudi : (serempak bersorak)
Salibkan Dia… salibkan dia. Gantung Dia…bunuh dia….
Kayafas : (berkata kepada pengawal dan Orang-orang Yahudi)
Bawa dan serahkanlah Dia kepada Pilatus.

(Adegan : Yesus diseret secara paksa menuju istana Pilatus.


Sesampainya di Istana Pilatus, Orang Yahudi dan para pengawal
berteriak)
Orang Yahudi :
Hidup Pilatus !! Hidup Sahabat Kaisar !!!
(Adegan: Pilatus nampak heran bercampur bingung melihat orang-
orang datang kepadanya sambil membawa Yesus)
13
Pilatus :
Saudara-saudara……. apa tuduhanmu terhadap orang ini !!
Orang Yahudi : (salah satu dari orang Yahudi tampil ke depan dan
berkata)
Orang ini mengaku dirinya raja, dan mengacaukan rakyat
dengan ajaran sesatnya !
Pilatus : (berpaling kepada Yesus)
Tidakkah Engkau dengar, betapa banyaknya tuduhan saksi-
saksi ini terhadapMu ? Benarkah Engkau ini raja ?
Yesus :
Apakah Engkau mengatakan hal itu dari hatimu sendiri, ataukah
ada orang lain yang mengatakan kepadamu tentang Aku ?
Pilatus :
Apakah Engkau kira aku ini seorang Yahudi ? Bangsamu sendiri
dan Imam-imam kepalamu sendirilah yang menyerahkan
Engkau kepadaku. Apa yang telah Engkau perbuat?
Yesus :
KerajaanKu bukan dari dunia ini, jika kerajaanKu dari dunia ini
pasti hamba-hambaKu telah melawan, supaya aku jangan
diserahkan kepada orang-orang Yahudi. Akan tetapi kerajaanKu
bukan dari sini.
Pilatus :
Jadi… Engkau adalah Raja ?
Yesus :
Engkau sendirilah yang mengatakan bahwa Aku adalah Raja.
Pilatus : (sambil berdiri dengan lagak mengangguk-angguk)

14
Ehmmm….(memandang kepada orang banyak) Siapa yang
kamu kehendaki, supaya aku bebaskan bagimu : Barabas atau
Yesus yang kamu sebut Kristus ini?

Orang Yahudi :
Barabas !! Barabas !!! Barabas !!! Bebaskan Barabas bagi
kami !!
Pilatus : (sambil berjalan bolak-balik)
Jika demikian, apa yang kuperbuat dengan Yesus yang disebut
Kristus ini ?
Serdadu dan Orang Yahudi :
Salibkan Dia !! Salibkan Dia !!!! Lepaskan Barabas bagi kami !!
Bunuh Dia. Lenyyapkan Dia…
Pilatus :
Hooooww…Tetapi kejahatan apa yang telah dilakukannya ?
Serdadu dan Orang Yahudi : (berteriak lebih keras lagi)
Dia harus disalibkan….salibkan Dia….salibkan Dia… Lepaskan
Barabas bagi kami !!
Adegan : Pengawal Pilatus membawa Barabas ke depan Pilatus,
dan Pilatus membebaskan Barabas di hadapan khalayak.
Pilatus :
Yesus ! Apa sebenarnya yang Kau ajarkan ? Apakah Engkau
sunggguh-sungguh Raja Orang Yahudi ?
Orang Yahudi : (serempak dengan suara yang keras)
Tidak !! Tidak !!! Pemimpin kami hanyalah Kaisar. Dia ini
penghasut, penghujat Allah. Dia harus dihukum, kalau tidak….
engkau bukanlah sahabat Kaisar.
Orang Yahudi (satu Orang) ;
15
Dia mengaku dirinya Raja dan mengacaukan rakyat, Dia juga
melarang kami untuk membayar pajak kepada kaisar…apakah
dia harus dibebaskan.. ?
Pilatus :
Orang apakah Dia ini ?
Orang banyak :
Orang Galilea !!
Pilatus :
Bukankah Galilea berada dalam wilayah kekuasaan Herodes?
Kalau begitu,,, Bawalah Dia ke Herodes.

(Adegan : Yesus diseret menuju Istana Raja Herodes. Orang-orang


Yahudi tetap bersorak-sorai)
Herodes : (Tertawa sinis)
Kini aku baru bertemu dengan kau yang namanya Yesus itu. !
Ehhh. Yesus Sang pembuat mukjizat… ayo… buatlah mukjizat-
mukjizarmu di hadapanku, kalau engkau sungguh-sungguh
Mesias !
Herodes :
Heiii….Mengapa Kau diam?? Ayo.. siksa dia biar dia mau bicara
!!
Pengawal : (dengan wajah sinis penuh ejekan)
Hormatku padamu hai Raja orang Yahudi ! (menampar Yesus)
Coba bernubuatlah siapa yang menamparmu ? (Para pengawal
lain mengolok-olokkan Dia)
Herodes :
Bawa Dia kembali kepada Pilatus !!!
(Adegan : Yesus kembali dibawa kepada Pilatus)
16
Narator 1 :
Yesus kembali dibawa ke Pilatus. Sejarah kesengsaraan Kristus
dapat mengangkat ke permukaan, berapa banyak kebencian
dan kedurhakaan dapat terpendap di dalam hati manusia.
Berapa banyak kejahatan dan sikap tidak tahu terima kasih
mengalir di dalamnya. Kristus di depan Pilatus. Suatu adegan
yang memprihatinkan terjadi di tempat ini lagi….
Istri Pilatus : (Mendekati Pilatus dan berkata) :
Jangan engkau mencampuri perkara orang benar ini, sebab
karena Dia, aku menderita dalam mimpiku malam tadi.
Pilatus : (berpikir keras sambil berjalan mondar-mandir)
Aku tidak mendapati kesalahan apapun pada orang ini. Aku
akan mencambuk dan menyiksa Dia,….. setelah itu Dia akan
kubiarkan pergi.
Orang Yahudi : (Berteriak....)
Tidak…tidak begitu…(serempak)
Salibkanlah Dia....Salibkanlah Dia.... (serempak)
Orang Yahudi 1 :
Kami mempunyai hukum dan menurut hukum itu, Ia harus
mati,,, sebab Ia menganggap diriNya sebagai Anak Allah. (salah
satu dari orang Yahudi)
Orang Yahudi 2 :
Jika tuan membebaskan Dia, tuan bukanlah sahabat Kaisar.
Orang Yahudi 3 :
Setiap orang yang menganggap dirinya raja, ia melawan Kaisar.
Orang Banyak :
Enyalah Dia,.......Salibkanlah Dia..... (serempak)
17
Pilatus : (melihat usahanya sia-sia untuk membebaskan Yesus,
Pilatus mencuci kedua tangannya di hadapan banyak orang dan
berkata )
Aku tidak bersalah atas darah orang ini. Itu urusan kamu
sendiri. Adililah Dia menurut hukummu. (Pilatus berkata sambil
menujuk kepada Yesus) Ambillah Dia....!
Orang Yahudi 1:
Biarlah darahNya ditanggungkan atas kami dan anak-anak kami.
Orang Yahudi : (Berteriak)
Salibkanlah dia ! Salibkan Dia !!

P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....


U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.

Adegan : para serdadu menyiapkan mahkota berduri dan salib.

Perhentian II : YESUS MEMANGGUL SALIBNYA (Masih di tempat


yang sama)

P : Kami menyembah sujud Dikau ya Yesus dan bersyukur


kepadaMu
U : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia

Serdadu 1 : (Menaruh mahkota duri di atas kepala Yesus dan


mengenakan jubah ungu sambil maju dan berkata...)
Salam Hai Raja Orang Yahudi....( lalu menampar Yesus )
Serdadu 2 : (Sambil mengejek Yesus)
18
Heeh Mesias, ayo sekarang buatlah mukjizat, supaya kami semua
percaya….. hahahha…. Ayo, bawa salib nya.

Adegan : serdadu yang lain meletakkan salib pada pundak Yesus.

Narator 1 :
Dengan penuh kerelaan Yesus mengulurkan tanganNya dan
menerima salib yang berat itu. Ia hanya berdiam diri tetapi
berteguh hati untuk menerima keputusan yang tidak adil itu.
Betapa kita kerap kali merasa tidak senang, bahkan mengeluh
bila suatu saat kita mendapat salib kecil dalam kehidupan kita,
misalnya penyakit, kegagalan dalam studi, kegagalan dalam
pekerjaan, kegagalan dalam cinta, kesalahpahaman dalam
pergaulan serta kemiskinan materi. Bukankah Yesus pernah
bersabda, “Barangsiapa ingin menjadi muridKu, ia harus berani
menyangkal diri serta memanggul salibnya setiap hari dan
mengikuti Aku” Betapa sering kita melarikan diri dari resiko
hidup ini, lebih sering kita mencari sesuatu dalam kenikmatan
daging dari pada harus berkeringat dan berjuang dengan
tabah hati.
Narator 2 : Marilah berdoa :
Ya Yesus, jadikanlah kami hamba dan pengikutMu yang setia,
terutama tenaga dan pengorbanan kami yang sangat dibutuhkan
bagi gereja, keluarga dan masyarakat kami. Kuatkanlah niat dan
keberanian kami untuk tidak melarikan diri dari tanggung jawab
yang harus kami pikul.
(Lagu Oleh Koor : O Sri Yesus / lagu lain yang sesuai)
P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....
U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.
19
( Selanjutnya Yesus mulai memanggul salib dan berjalan. Hingga
terjatuh untuk yang pertama kalinya)

Perhentian III : YESUS JATUH DI BAWAH SALIB

P : Kami menyembah sujud Dikau ya Yesus dan bersyukur


kepadaMu
U : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia

Serdadu 1 :
Hai bangsat …… ayo bangun…. !
Serdadu 2 : (menertawakan Yesus yang terjatuh)
Ha..ha..ha.. Raja Bangsa Yahudi terjatuh…
Narator 1 :
Dengan sesungguhnya kelemahan-kelemahan kitalah yang
ditanggungNya dan segala dukacita kitalah yang dipanggulNya.
Ia telah merendahkan diriNya dan taat sampai mati, bahkan
sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah telah
meninggikan Dia dan mengaruniakan kepadaNya nama di atas
segala nama, supaya dalam Yesus bertekuk lututlah segala
yang ada di langit dan yang ada di bawah bumi.
Sesudah jatuh, Yesus segera bangun kembali. Tenaga
manusiawiNya sudah sangat lemah. Maka sebenarnya salib tak
dapat dipikulNya lagi. Hanya karena kasih dan cinta-Nyalah
yang mendorongNya untuk tetap tabah.
20
Jatuh adalah pengalaman yang menyakitkan sekaligus
memalukaan. Sekian sering kita juga terus jatuh pada kesalahan
dan dosa yang sama, namun seakan kita tidak mengenal rasa
malu. Satu pertanyaan untuk kita renungkan, “ Bersediakah
kita bangun lagi dari kesalahan dan kedosaan kita ?”
ketahuilah…bumi takkan menangis jika kita terantuk dan jatuh.
Namun ia akan meneteskan air mata jika kita tak mau bangun.

Narator 2 :
Marilah berdoa :
Ya Yesus, hampir setiap kesusahan kami rasakan terlalu berat.
Namun kami percaya kelemahan itu akan kami atasi dengan
kekuatanMu.
(Lagu Oleh Koor)
P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....
U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.

Perhentian IV : YESUS BERJUMPA DENGAN IBUNYA

P : Kami menyembah sujud Dikau ya Yesus dan bersyukur


kepadaMu
U : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia

Narator 1 : (membacakan puisi diiringi Instrument)

MAWAR INI, MAWAR DUKA


Kubacakan puisi ini...

21
Ketika mentari hanyalah lembayung jingga
Bersama alam yang merunduk sunyi
Sebisu hatimu Bunda, di saat terpekur di kakiNya
Yang lunglai memikul kayu salib
Bunda...
Bening matamu menatap wajah nan terkulai
Tatapanmu membelai seraut wajah letih
Air matamu membasahi dahagaNya nan lara
Sejuk telingamu menangkap rintihanNya sedih
“ Ibu, inilah anakmu “
Belati duka menikam wajahmu pasrah
Meratap Bunda dalam hening
“ Duka manakah seberat dukaku ?”
Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanMu
Mawar yang Bunda petik pada samudera kehidupan
Adalah mawar dari taman hati penuh cinta
Berpadu gelombang kasih
Mengalir pada sungai hati nan tak bertepi
Salam Bintang Laut
Kau hadirkan ke haribaan Bapa setangkai mawar pengabdian
Mahkotanya mekar dalam lautan ziarah yang tak bertepi
Bunda...
Di pintu hatimu kami mengetuk
Salam Pintu Surga
Mawar nan terkulai ini kupersembahkan buatmu

22
Dari hatiku yang patah berkeping retak
Dari jantungku yang berdetak lamban
Dari nuraniku yang puntung buntung
Oleh wajah pertiwiku penuh tangis nan sedih

(Lagu Oleh Koor: Ave Maria)


Narator 2 : Marilah berdoa
Bunda pengasih, aku sendirilah yang membuat engkau
menderita. Terimakasih atas segala jerih payahmu menerima
derita dalam cinta, bersama Puteramu Yesus untuk merangkul
semesta jagat, milikmu sendiri. Tolonglah semua kaum ibu di
seluruh dunia, terutama mereka yang berada di daerah kami
ini, agar dalam masa penderitaan ini, mereka dapat mendidik
anak-anak mereka mengikuti jalan kebenaran, mengikuti jalan
terang dan jalan surgawi.
P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....
U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.
Perhentian V : YESUS DITOLONG SIMON DARI KIRENE

P : Kami menyembah sujud Dikau ya Yesus dan bersyukur


kepadaMu
U : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia

Serdadu 1 : (berkata kepada serdadu yang lain)

23
Sepertinya dia sudah sangat lelah… Carikan orang lain untuk
membantunya. !!
Serdadu 2 : (Melihat-lihat di antara kerumunan orang banyak dan
menemukan Simon dari Kirene)
heeeiii…Siapa namamu ??
Simon : Simon, tuan…(jawaban Simon disertai rasa takut luar biasa
kepada para serdadu)
Serdadu 2 : (menyeret dan menghardik Simon dari Kirene)
Ayoo…Cepat bantu Orang ini untuk memikul salibNya!!!
Simon : Tapi , tuan saya…. (gugup dan penuh ketakutan)
Serdadu 3 : Haaaahhhh….. Mau melawan ya.. ayo cepat bantu
orang itu !!!
Kepala Pasukan :
Prajurit..!!! Ayo…segera pindahkan salib itu ke pundak orang
ini…!
Serdadu 1, 2 dan 3 :
Siap komandan!!
Simon : (menerima salib dan berpaling kepada Yesus)
Guru, aku hendak membantuMu, ampunilah aku sebab aku
tidak layak berada di dekatMu.

Narator 1 :
Yesus kelihatannya sangat letih sekali. Ia sudah tak sanggup
lagi untuk memanggul salibNya lebih jauh. Maka ditahanlah
seorang yang bernama Simon dari Kirene yang baru pulang
dari kebun. Lalu diletakkannya salib itu di atas bahunya,
supaya dipikulnya sambil mengikuti Yesus. Saudara-
saudari, ketika Simon dipaksakan untuk memikul salib, ia
24
dengan rela menerimanya. Ia dengan rendah hati mau
menerima salib dan membantu Yesus. Inilah tanda cinta dan
belaskasihannya yang mendalam kepada sesamanya yang
menderita.
Kepada kita, diberikan kebebasan untuk mengikuti dia atau
menolak dia. Dengan hati yang lembut, Yesus berdiri di pintu
hati kita. Ia mengetuk dan meminta jawaban dari kita. Memilih
Yesus berarti harus menyangkal diri dan memikul salib. Apakah
kita mampu ?
Narator 2 : Marilah berdoa :
Ya Tuhan, tolonglah kami, untuk selalu mengingat bahwa kami
telah Kau pilih untuk melayani dan mengasihi sesama serta
memampukan kami dengan kekuatanMu untuk
mewujudkannya.
(Lagu Oleh Koor)
P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....
U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.

Perhentian VI : VERONIKA MENGUSAPI WAJAH YESUS

P : Kami menyembah sujud Dikau ya Yesus dan bersyukur


kepadaMu
U : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia

(Lagu Koor : )
Narator 1 :
Di tengah keganasan, di tengah serdadu-serdadu memukul
Yesus, ketika mereka menyeret Yesus, Veronika masih

25
sempat melihat Yesus. Veronika turut mengambil bagian
dalam kedukaan itu. Sikap Veronika bukan berhenti pada
rasa duka, tetapi telah ada suatu keberanian untuk
mendekati dan berbuat kasih kepada Yesus. Veronika
mengusapi wajah Yesus yang dicucuri keringat bercampur
darah. Dan tanda terima kasih Yesus, bukanlah kata–kata,
melainkan memberikan wajahNya sendiri, yang tertera pada
kain itu.
Hal ini menunjukkn bahwa Yesus selalu memberikan diriNya
kepada setiap orang yang berbuat kasih. Setiap orang yang
berani berbuat baik terhadap sesama akan mendapat pahala
dari Tuhan. Tuhan akan memberikan ganjaran dan imbalan
kepada setiap orang setimpal dengan usahanya, bahkan
lebih dari pada itu.
Narator 2 : Marilah berdoa :
Ya Tuhan, kadang kala kami takut dan malu untuk
berbuat baik. Kami tidak berani mewartakan cinta kasih
kepada sesama. Semoga hati dan perbuatan kami bersatu
dan sesuai dengan rencanaMu untuk menolong orang lain
yang ditimpah kesusahan.
Adegan : Veronika berlari menerobos gerombolah orang Yahudi dan
pasukan tentara Romawi dan mendekati Yesus sambil menahan rasa
sedih yang mendalam.
Veronika :
Ohh. Tuhanku… ijinkanlah aku mengusapi wajahMu…
(sambil menyeka wajah Yesus. Setelah itu menunjukkan wajah
Yesus yang tercetak pada kain)

P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....


U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.
26
Dalam perjalanan sebelum perhentian Yesus Jatuh kedua kalinya,
Simon dari Kirena memohon diri kepada Yesus. Salib kemudian
dipikul kembali oleh Yesus.
Perhentian VII : YESUS JATUH KEDUA KALINYA DI BAWAH SALIB

P : Kami menyembah sujud Dikau ya Yesus dan bersyukur


kepadaMu
U : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia

Serdadu 1 : Heei bangsaat… ayo jalan. Tempat penyalibanMu


masih jauh.. (sambil menyeret Yesus)
Serdadu 2 : Cepat keparat (sambil mencambuk Yesus)

Narator 1 : (Diiringi Instrument )


Simon telah memohon diri dan kini Yesus seorang diri
memikul beratnya kayu salib.. Dia dihancurkan karena
kejahatan dan kedurhakaan kita. Namun setiap siksaan yang
menimpahNya membawa perdamaian untuk kita, dan kita
sembuh berkat bilur-bilur tubuhNya. Kita semua bagaikan
domba yang hilang dan tersesat, masing-masing menempuh
jalannya sendiri. Tetapi kepada Dia, Tuhan menimpakan
segala kesalahan kita semua, Ia dianiaya dan Ia pun tunduk,
dan tidak membuka mulutNya. Seperti anak domba yang
diam ketika dihantar ke pembantaian, demikian pun Ia tidak
membuka mulutNya. Karena tenagaNya telah terkuras,
Yesus jatuh lagi ke tanah. Namun karena cinta kasihNya
kepada kita begitu besar, segera Ia bangun...
Narator 2 : Marilah berdoa :

27
Ya Yesus, buatlah hati kami untuk selalu peka dan
terdorong untuk dapat menerima segala kesusahan dan
penderitaan hidup. Berilah supaya kami dapat membantu
sesama kami yang menderita dengan cara kami sendiri.
Berilah kami hati yang rela untuk membantu sesama kami.
(Lagu Oleh Koor)
P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....
U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.

Perhentian VIII : YESUS MENASEHATI WANITA – WANITA YANG


MENANGIS

P : Kami menyembah sujud Dikau ya Yesus dan bersyukur


kepadaMu
U : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia
Narator 1 :
Sekelompok wanita Yerusalem turut berduka cita atas
penderitaan Yesus. Mereka menangis di pinggir jalan salib,
menuju Kalvari.
Adegan : para wanita Yerusalem (Puteri Sion) menangis memandang
penderitaan dan penghinaan serta siksaan yang dialami Yesus.

Yesus : Hai puteri-puteri Yerusalem,,,,Jangan menangisi Aku, tetapi


tangisilah dirimu dan anak-anakmu.
Narator 2 :
Dengan ini, Yesus menunjukkan bahwa karya amal lebih
berharga dari pada kata-kata dan air mata. Lebih baik
merubah diri dari pada menangisi dosa kita.

28
Marilah berdoa,

P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....


U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.

Perhentian IX : YESUS JATUH KETIGA KALINYA DI BAWAH SALIB

P : Kami menyembah sujud Dikau ya Yesus dan bersyukur


kepadaMu
U : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia

Adegan di mana seorang serdadu menendang Yesus dengan keras


hingga terjatuh untuk yang ketiga kalinya. (tetapi trik tendangan
harus dilakukan sedemikian rupa supaya tidak membahayakan tokoh
Yesus)
Serdadu 1 : Ha..ha..ha… Ayo bangun… tempat kematianmu sudah
dekat..

Narator 1 :
Kalvari, bukit tengkorak. Jalan menuju ke puncak tidaklah
mudah. Dakian berbatu dan berkelok-kelok menampakkan
keganasan dunia bagi sang Kasih. Dapat dipahami, mengapa
Yesus dapat jatuh sampai tiga kali! Yesus yang telah lemah
karena tidak tidur semalaman, didera dan diseret kemana-
mana, harus menempuh perjalanan yang begitu berat. Yesus
harus menjalankan semuanya itu karena satu hal yakni “
KASIH “.

29
Dan Yesus pun jatuh lagi untuk ketiga kalinya. Namun, Ia
tetap bangkit dan berdiri untuk melanjutkan perjalananNya.
Ia harus terus berjuang untuk mencapai tujuan.
Maka dalam kehidupan, ketika kita menghadapi berbagai
tantangan zaman, sebagai pengikut Kristus yang perkasa,
kita tidak pernah boleh menyerah, sekalipun harus jatuh-
bangun....
Narator 2 :
Marilah berdoa,
Tuhan Yesus, karena kasihMu kepada Bapa dan kepada
kami, Engkau harus menderita hingga jatuh berulang –
ulang. Anugerahkanlah Roh kekuatan kepada kami agar
kami mampu bangkit dari kelemahan kami untuk terus
berjuang menerjang tantangan hidup ini.
(Lagu Oleh Koor)
P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....
U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.
Perhentian X : PAKAIAN YESUS DITANGGALKAN (di tempat
penyaliban)

P : Kami menyembah sujud Dikau ya Yesus dan bersyukur


kepadaMu
U : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia

Narator 1 :
Akhirnya tibalah mereka di puncak Golgota. Di sana,
serdadu-serdadu secara kasar menanggalkan pakaian Yesus
yang melekat pada tubuhNya yang penuh luka. Luka-
lukaNya terasa amat pedih dan sakit. Ini merupakan saat
30
yang paling memalukan. Dia ditelanjangi didepan umum.
PribadiNya yang luhur mulia direndahkan. Ia dicemoohkan.
Penghinaan itu bukan hanya menimpa tubuh, tetapi juga
mengoyakkan kehormatan, wibawa dan harga diri
seseorang yang harus dijaga.

(Adegan : Para serdadu melepaskan jubah Yesus)


Serdadu 2: Salam haii Raja… (kemudian menarik dengan kasar
pakaian Yesus dan dilemparkan ke arah para serdadu yang lain)
Kepala pasukan : (menangkap jubah yang dilemparkan serdadu)
Baiklah kita undi saja, siapa yang akan mendapat jubah raja
ini (tertawa mengolok)
Narator 1 :
Yesus harus mengorbankan segala-galanya. Ia tak
menyimpan apapun bagi diriNya sendiri. Di sini, di depan
pintu kematian, semakin terasa bahwa hidupNya
dipertaruhkan untuk sesamaNya. pengorbananNya
merupakan satu-satunya jalan untuk menciptakan ikatan
yang kuat dan perdamaian yang kokoh dengan mereka
yang menolak Dia. Yesus menyerahkan diri pribadiNya
sendiri untuk menebus semua orang, termasuk kita semua
yang hadir di sini.
Narator 2 : Marilah berdoa,
Ya Bapa, beranikanlah kami untuk mengorbankan harta
kekayaan, kehormatan, wibawa dan jabatan demi
menjunjung tinggi keadilan dan kebenaran yang dibutuhkan
bagi keselamatan umat manusia.
(Lagu Oleh Koor)
P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....

31
U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.

Perhentian XI : YESUS DIPAKU DI KAYU SALIB

P : Kami menyembah sujud Dikau ya Yesus dan bersyukur


kepadaMu
U : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia

Serdadu 3 : (membawa paku dan palu)


Heh…. Yesus, sekarang rasakan paku-paku ini akan
menembus tangan dan kakiMu.
Adegan : para serdadu menelentangkan Yesus di atas salib lalu mulai
memaku tangan dan kakiNya pada salib
Yesus : (mengerang kesakitan setiap kali paku menembus tangan
dan kakinya)
Ahhh…..
Narator 1 :
Puncak Golgota sudah didaki oleh Putera Manusia. Dan kini,
tiba saatnya Dia akan dibantai di mimbar salib. Keringat
bercucuran membasahi tubuh. Dan darah meleleh seakan
meminta dikasihani oleh mahklukNya. Namun mahklukNya
tega membiarkan tangan dan kakiNya dipaku di palang
penghinaan.
Tangan yang selama 33 tahun rajin bekerja, sekarang dipaku
karena kemalasan manusia. Kaki kudusNya yang telah
mengembara ke banyak tempat untuk menolong orang, kini
dipaku karena manusia sering melangkah ke tempat-tempat

32
hina, ke ladang korupsi, ke tempat pelacuran, ke tempat
perjudian, dan menjadi biang ketidakadilan.
Oh....manusia, mengapa kamu berbuat demikian kepadaKu ?
Tidakkah kamu tahu bahwa Aku ini Tuhanmu? “ Bapa,
ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang mereka
perbuat.”
Saudara-saudaraku....Memang jalan satu-satunya untuk
menyelamatkan manusia adalah dengan penderitaanNya di
salib. Allah sungguh mengasihi manusia sehingga Ia rela
mengutus PuteraNya ke dunia. Betapa baiknya Tuhan kepada
kita,....Sungguh mengagumkan bagi kita.....Lalu bagaimana
sikap kita dalam mengikuti jalan salib PuteraNya itu? Apakah
kita termasuk dalam kelompok prajurit yang bermain dadu
untuk mengundi jubahNya ? Mulut mereka digenggam
kerakusan, kebencian dan dendam membara.... Ataukah kita
termasuk orang-orang setia, seperti Maria BundaNya, Maria
Magdalena dan Yohanes ?
Narator 2: Marilah berdoa,
Ya Yesus, tangan dan kakiMu dipaku karena dosa dan
kesalahan kami. Perbuatan dan tindakan kami yang jahat
adalah paku – paku yang melukai dan menembusi tanganMu.
Semoga kami semakin sadar akan kekilafan dan kalalaian kami
sehari – hari....
(Lagu Oleh Koor)
P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....
U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.

Perhentian XII : YESUS WAFAT DI SALIB

33
P : Kami menyembah sujud Dikau ya Yesus dan bersyukur
kepadaMu
U : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia

.....(lagu Eli lama Sabakhtani dibuka perlahan, Pertengahan lagu


volume lagu dibuat sayup-sayup semakin kecil...

PUISI DIBACAKAN....

Termenungku di persimpangan jalan kehidupan ini


Sepi menyentuh relung-relung hatiku yang retak
Lalu, tinggalkanku merana tak bergeming
Menatap jauh ke lembah jiwa
Disanalah salib Tuhanku bersatu rindu
Dalam simponi darah dan air mata.
Saat jiwa terhempas di bayang-bayang sunyi
Terkadang elegi duka menatapku lekat
sembari menggumamkan selirIk tanya
Seberat itukah kau panggul segala dosa kami…???
Narator 1 :
Ketika mereka sampai di tempat yang bernama tengkorak,
mereka menyalibkan Yesus di situ dan juga kedua orang
penjahat itu. Yang seorang di sebelah kanan dan yang lainnya
di sebelah kiri Yesus. Supaya genaplah nas Kitab Suci yang
berbunyi : “Ia akan terhitung di antara orang-orang durhaka”.
Lalu mereka memberi Dia minum anggur asam bercampur
empedu. Setelah Ia mengecapnya, Ia tidak mau minum.
Adegan Pemberian Anggur dilakonkan
34
Pilatus menyuruh memasang sebuah tulisan di salib Yesus
yang berbunyi “Iesus Naserimus Rex Iudaorum” yang
artinya Yesus dari Nazareth, Raja Orang Yahudi.
Adegan seorang serdadu membawa tulisan INRI, paku dan
pemukul lalu dipasangnya tulisan itu pada salib Yesus.
Lalu muncullah orang Yahudi dan Farisi, datang mengolok-olok
Dia.

Orang Farisi 1 :
Orang lain Ia selamatkan, tetapi diriNya sendiri tidak bisa Ia
selamatkan.
Orang Yahudi 1 :
Hai, Raja Orang Yahudi, turunlah dari salib itu supaya kami
dapat percaya !
Orang Farisi 2 :
Engkau yang ingin merobohkan bait Allah, turunlah dari salib
jikalau Engkau sungguh-sungguh Anak Allah !
Orang Yahudi 2 :
Selamatkanlah diriMu dan turunlah dari salib itu !
Penjahat 1 (Dismas) :
Bukankan Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diriMu dan
kami!
Penjahat 2 (Cosmas) :
Tidakkah engkau takut kepada Allah? Kita memang
selayaknya menerima hukuman ini karena kejahatan kita.
Tetapi orang ini,,, Dia tidak berbuat suatu kesalahan apa pun!
(lalu ia berpaling kepada Yesus dan berkata) “Yesus,,,ingatlah
akan daku, apabila Engkau dating sebagai Raja.”

35
Yesus :
“Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sejak saat ini engkau
telah ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.”
Yesus :
Ya Bapa, ampunilah mereka, karena mereka tidak tahu apa
yang mereka perbuat
Orang banyak : (Terheran-heran sambil melihat satu sama lain )
Yesus:
Eloi…..Eloi…., lama sabakhtani?
Orang Yahudi 1 :
Lihat…Ia memanggil Elia.
Orang Farisi 1:
Baiklah kita tunggu dan melihat apakah nanti Elia akan datang
untuk menurunkan Dia.
(instrument Musik seram, ada kesan hembusan angin...)

Yesus : (ekspresi meregang nyawa sambil menengadah)


Ya Bapa, ke dalam tanganMu kuserahkan hidupKu.......
(lalu Yesus menunduk dan wafat)
(disambung dengan bunyi menggelegar. Instrument In Silentio sambil
dibawakan sebuah puisi......Atau bisa juga ratapan dalam bahasa
daerah....)
Narator 1 : (diiringi instrument seram)
Bapak, ibu, saudara-I yang terkasih dalam Kristus yang
tersalib…

36
Kisah sebuah perjalanan, kini telah berakhir. Yesus telah
menutup nostalgia salib-Nya di puncak kerinduan, Golgota…
sepucuk kenangan yang membenam rintihan kasih Sang Anak
Manusia. Yesus, Sang Hamba di antara para hamba, telah
menghembuskan nafas terakhir-Nya, setelah tiga jam lamanya
bergulat dengan ankara murka yang seakan-akan terus
mencabik, meremuk, merobek dan akhirnya merenggut
nyawa-Nya. Tiga jam lamanya, Ia bersatu harap dalam
senandung ketaatan dan kesetiaan-Nya pada kehendak Bapa,
berteman sunyi dan sepi nan senyap. Ia sendirian di puncak
derita, sengsara dan tak berdaya. Saking beratnya penderitaan
itu, sampai-sampai, Ia merasa ditinggalkan oleh Bapa-Nya,
tatkala ia berseru: Eloy..Eloy, lama sabaktani, Allah-Ku, ya
Allah-Ku, mengapa kau tinggalkan daku? Tiga jam lamanya, Ia
menelusuri relung-relung kehidupan umat manusia, menapaki
setiap lorong hati, menjejaki setiap tingkah laku, perbuatan
dan tutur kata kita yang kotor dan keji, menampung setiap
duka nestapa orang-orang yang menderita, sengsara,
teraniaya dan tersisihkan, memungut setiap kelemahan dan
dosa-dosa yang telah kita perbuat, merampung dan akhirnya
mencucinya dengan darah dan air mata-Nya sendiri. Ah…
Adakah kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang
menyerahkan nyawa bagi sahabat-sahabatnya? Setelah
melewati semuanya itu, Ia menengadah ke langit sembari

37
menitipkan sepercik kerinduan yang terbakar oleh kasih nan
ihklas “ Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu kuserahkan nyawa-Ku”.
Kristus telah pergi, kristus telah wafat, Kristus telah menutup
mata-Nya, untuk membuka mata hati kita.
Hening…sunyi…sepi… gelap… pekat… oh, matahari layu di
langit yang berduka. Selesailah sudah….

Bapak, ibu, saudara-I yang terkasih dalam Kristus yang


Wafat…

Untuk kita semua, Kristus telah menderita dan untuk dosa-


dosa kita, Kristus rela wafat di kayu salib. Apakah yang dapat
kita berikan untuk membalas semua kebaikan dan cintanya
yang teramat dalam ini? Masihkah kita terus menutup mata
hati kita, menyembunyikan setiap dosa dan kesalahan kita dan
terus berfoya-foya menghamburkan dosa-dosa dan
kebobrokan kita tanpa rasa malu? Ataukah, kita mau berpaling
dari semuanya itu dan berusaha memperbaikinya?
Bapak, ibu, saudara-I yang terkasih dalam Kristus yang wafat
di kayu salib…

Bersikap jujurlah, ketika kita menatap Kristus yang wafat di


salib dengan berpaling dari setiap perbuatan dan tutur kata
kita yang dekil dan menyayat hati, dengan melakukan ajaran-
ajaran agama serta menaruh belas kasih kepada sesama.
Sebab, dalam semuanya itulah, Yesus kembali lahir dan
menelusuri lorong-lorong kehidupan ini. Jangan sampai kita
kembali meletakkan salib di pundak-Nya lewat kekejian kita

38
kepada sesama, kemudian menggiring-Nya secara tragis, keji,
penuh dendam dan amarah ke puncak Golgota penderitaan
serta ketakberdayaan. Dan pada akhirnya, kita kembali
menyalibkan Dia dan membiarkan Kristus wafat untuk yang
kedua kalinya di relung-relung Golgota kehidupan ini…
hening…sunyi…sepi…selesailah sudah…

Lagu: TUHAN, HANCUR TUBUHMU………

Narator 2 :

Marilah berdoa,

P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....


U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.

Perhentian XIII : JENASAH YESUS DITURUNKAN DARI SALIB

P : Kami menyembah sujud Dikau ya Yesus dan bersyukur


kepadaMu
U : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia

Narator 1 :
Sesudah itu, Yusuf dari Arimatea, ia adalah anggota Majelis
Besar Yahudi dan merupakan murid Yesus tetapi sembunyi-
sembunyi karena takut kepada orang-orang Yahudi, meminta
kepada Pilatus supaya ia diperbolehkan menurunkan jenasah
39
Yesus. Dan Pilatus meluluskan permintaannya. Juga
Nikodemus, datang ke tempat itu. Dialah mula-mula datang
waktu malam kepada Yesus. Ia membawa campuran minyak
dan mur serta gaharu. Kira-kira 50 kilo beratnya. Meraka
mengambil jenasah Yesus, mengapaninya dengan rempah-
rempah menurut adat orang Yahudi. Di sini dibenarkan sabda
Yesus bahwa benih yang ditanam harus mati dahulu agar
dapat menghasilkan buah.
Adegan : Yusuf dari Arimatea dan Nikodemus bersama Maria, Maria
Magdalena, Maria ibu Yakobus Muda, Salome dan para wanita
Yerusalem menurunkan jenasah Yesus dibantu oleh prajurit.
Narator 2 : Marilah berdoa,
Ya Yesus, segala kesulitan kami merupakan juga benih
yang suci, yang menghasilkan buah yang melimpah. Karena
itu, berikanlah kemampuan kepada kami untuk memahami
serta menemukan arti dari kesulitan-kesulitan hidup kami.
Adegan: Musik Instrument In Silentio mengiringi moment penurunan
jenasah Yesus. Yusuf dari Arimatea dan Nikodemus bersama murid
yang dikasihi (Yohanes) membantu menurunkan jenasah Yesus.
Sementara itu para wanita yang terus mengikuti jalan salib Yesus
(Maria Magdalena dan yang lainnya) berusaha menghibur dan
menguatkan Maria ibu Yesus yang tampak shok dan lemas karena
menyaksikan secara langsung seluruh penderitaan yang dialami
PuteraNya hingga wafat di salib.
Setelah jenasah diturunkan, Maria memangku Anaknya sambil
menangis dalam diam, karena semua perkara itu harus disimpannya
dalam hati.
Rombongan pengikut Yesus yang tersisa kemudian membawa
jenasah Yesus ke dalam gereja dan seterusnya ke dalam ruang
Sakristi.

40
Semua pemain mengmbil sikap ibadat untuk mengikuti doa-doa pada
perhentian keempabelas sampai selesai. Tidak diperkenankan untuk
bersikap huru-hara.

(Lagu Ave Maria  vocal solo)


P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....
U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.

Perhentian XIV : YESUS DIMAKAMKAN

P : Kami menyembah sujud Dikau ya Yesus dan bersyukur


kepadaMu
U : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia

Doa – doa Penyerahan :


1. Doa orang tua
2. Doa seorang anak sekolah
3. Doa sepasang pemuda dan pemudi. Dll.....

Narator : Marilah berdoa,


Tuhan Yesus, Engkau sendiri juga mau merasakan
kegelapan makam sebagaimana yang akan kami alami. Tiga
hari lamanya Engkau berbaring di dalam perut bumi sampai
dengan saat kebangkitanMu. Menyaksikan semuanya ini, kami
teringat akan sabdaMu, “Biji gandum kalau tidak jatuh ke
tanah, ia akan tinggal sendirian saja. Tetapi kalau ia mati, ia
akan berbuah banyak.” Ditabur dalam kefanaan, dibangkitkan
dalam keadaan baka. Ditabur dalam kelemahan, dibangkitkan
41
dalam kekuatan. Semoga dengan jalan salibMu ini, kami pun
dikuatkan untuk memikul tanggung jawab atas hidup kami di
bumi ini. Teguhkanlah iman kami agar tetap setia dan percaya
kepadaMu. Dengan demikian akan hidup selalu dalam
namaMu dan akhirnya kami pun dapat turut bangkit bersama
Dikau.....Amin.
P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....
U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.
(Lagu Oleh Koor)
DOA PENUTUP
(Oleh Narator Utama)
Marilah berdoa :
Tuhan Yesus, bersama Engkau kami telah tiba di bukit Golgota. Dari
salibMu yang suci akan Kau pancarkan kemuliaan Paskah bagi kami
yang sedang berziarah ini. Jalan salib ini masih akan kami lalui dalam
hidup dan perjuangan kami di tengah dunia ini. Namun kami percaya
bahwa pengorbanan dan perjuangan kami di dunia akan mendapat
kekuatan bila senantiasa memandang pada salib suciMu. Engkau kami
puji kini dan sepanjang masa......
Umat : Amin.
BERKAT PENUTUP (jika ada Imam)
T A M AT
Semua pemain berkumpul dengan tertib di suatu tempat untuk mengikuti doa
syukur singkat yang dipimpin oleh Pastor Moderator karena telah berhasil
menjalankan tugas masing-masing dengan baik.

42

You might also like