Professional Documents
Culture Documents
Naskah Tablo Final
Naskah Tablo Final
Narator Utama : Dalam Nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
Umat : Amin.
EPISODE GETSEMANI
1
Narator 1 :
BALADA GETZEMANI (Diiringi Musik Instrumental)
Getzemani mengukir sejarah
Terpatri dalam ziarah pengikutnya
Yudas seorang sahabat memalingkan wajah
Lantaran tiga puluh keping perak
Hembusan angin dingin kaku
Menoreh tirai hati
Anak manusia dalam kesusahan
Awan berarak pelan
Mendung menyelimuti
Suram wajah
Yang basah oleh keringat darah
Oh…… betapa gelisah hatiku
Oh…… wajah yang ramah
Tak pantas ditampar para khianat
Getzemani ! Getzemani ! Getzemani !
Aromamu membaur dalam angkara sejagad
Dosa manca benua bergelantungan di rantingmu
Ya Bapaku, jikalau boleh
Biarlah piala ini berlalu dari padaKu
Namun bukan seperti yang Kukehendaki
Melainkan seperti yang Engkau kehendaki….
2
Tersobek wajahnya dikecup pasukan Yudas
Ludah-ludah khianat melekat di pipinya
Hatiku sedih
Seperti mau mati rasanya
Tinggalah di sini berjagalah dengan Daku
Sebab pengkhianat-Ku hampir datang
MenjemputKu di gerbang zaitun
Getzemani ! Getzemani ! Getzemani !
Kukenang dalam gelisah tak bertepi
4
Narator 2 : (Dengan Iringan instrumen sengsara)
“Lihatlah manusia ini”. Di sini, di tempat ini, suatu rahasia abadi
terjadi, suatu misteri sepanjang abad terbukti. Di taman
Getzemani, Yesus sudah mengalami penderitaan yang membawa
maut. Betapa tidak, sebagai Allah, Ia sudah mengetahui siksaan
itu sebelumnya dan sebagai manusia ia merasakan dalam hatiNya
segala kengerian. Ia merasakan aroma penghinaan dan
kebengisan yang sudah mendekat. Ia melihat serdadu-serdadu
ganas yang mendaratkan tinju dan jotos di wajahNya. Ia melihat
mereka meludahiNya, menginjakNya, menderaNya, dan
memahkotaiNya dengan mahkota duri. Ia merasakan deraan,
paku-paku yang tajam, tali-temali dan beban salib yang amat
berat. Ia melihat Golgota…… yaaah… Golgota. Ia melihat diriNya
digantung di salib, diapiti dua penjahat. Ia melihat hujatan dari
lautan manusia. Ia melihat penderitaan IbuNya di kaki salib ….
Tidaklah mengherankan kalau seluruh kodrat manusiawiNya
merasa ngeri atas semua penderitaan itu. Ia gemetar ketakutan.
Dan ketika segala-galanya seakan-akan sudah meninggalkanNya,
bergaunglah seruanNya yang penuh duka cita : “Bapa, kalau
boleh jauhkanlah dari padaKu penderitaan yang Aku harus alami
ini.”
Yesus : (Berbicara kepada murid-muridNya)
“Tinggalah di sini dan berdoalah, supaya kamu tidak jatuh ke
dalam pencobaan…..Aku pun hendak berdoa.
Petrus, Yakobus dan Yohanes : (serempak menjawab)
Baik Guru.
(Adegan: Yesus mengambil jarak sedikit jauh dari murid-muridNya
untuk berdoa. Tangan kanan Yesus diangkat, tangan kirinya melekat
di dada. Kemudian Yesus berlutut dan mengangkat kedua tangannya
sampai selesai untuk berdoa dalam hati, menurunkan kembali
5
tanganNya dan mengatup di dada. Lalu Yesus berdoa dengan kata-
kata :…. )
Yesus : (Yesus menengadah ke langit)
Jiwaku sedih hingga mau mati rasanya. Ya Bapa…. Aku berdoa
kepadaMu….. BapaKu… jikalau boleh, biarlah piala ini lalu dari
padaKu…. (menundukkan kepala)…. Tetapi bukan kehendakKu
ya Bapa, melainkan kehendakMu …. Terjadilah !
(Adegan : Yesus bangun, berdiri lalu mendapatkan tiga rasulnya yang
sedang tidur nyenyak. Ia menatap dalam dan segera membangunkan
mereka )
Yesus :
“Petrus….. Yohanes….. Yakobus… bangunlah …..!!! (Petrus
dan kedua murid lainnya serentak bangun) memang bebanmu
berat, tetapi tidak sanggupkah kamu berjaga bersamaKu satu
jam saja? Roh memang kuat, tapi daging lemah. Kini waktunya
sudah tiba. Bangunlah…. karena orang yang akan
menyerahkan Aku sudah datang.
Sementara Yesus berbicara dengan murid-muridNya, datanglah
segerombolan orang (Yudas paling depan, algoju, dan orang-orang
Yahudi) dengan membawa obor, pentungan, pedang tombak dan
tali.
Yudas, Algoju, Orang Yahudi : (Berteriak, ribut, gaduh).
Tangkap Yesus ! Tangkap Yesus ! Yesus, Kau penipu, Kau
penghujat Allah !
Yudas: (Memberikan isyarat diam)
Ssssttt…. Lihatlah para pengikut Yesus itu, dan orang yang
kucium itulah dia dan bawalah dia dengan selamat. (Semua
berteriak riuh)
6
Yakobus :
Ada apa ini? Mengapa rebut-ribut begini ? (Murid-murid
yang lain ketakutan )
Yesus :
Putera Manusia akan diserahkan ke tangan orang berdosa.
Lihatlah… orang yang mengkhianati Aku sudah dekat.
Yudas : (Maju mendekati Yesus dan berkata)
Salam hai Guru….! (lalu Yudas mencium Yesus)
Yesus :
Hai sahabat, untuk inikah engkau datang ? Yudas, engkau
menyerahkan Anak Manusia dengan ciuman. Betapa kejamnya
engkau. Adalah lebih baik jika engkau tidak dilahirkan ke dunia
ini.
(lalu Yesus berpaling kepada gerombolan orang dan berkata)
Yesus :
Siapakah yang kamu cari ?
Orang Yahudi : (mereka semua serempak menjawab)
Yesus dari Nazareth ( 2 X )
Adegan : gerombolan prajurit dan orang Yahudi mundur dan terjatuh
ke tanah
Yesus :
Akulah Dia, yang kamu cari.
Adegan : gerombolan prajurit dan orang Yahudi mundur dan terjatuh
ke tanah
Yesus : (Yesus maju mendekati gerombolan prajurit dan orang
Yahudi, lalu berkata)
Bangunlah….
7
Siapakah yang kamu cari ?
Orang Yahudi :
Yesus dari Nazareth ( 2 X )
Adegan : gerombolan prajurit dan orang Yahudi mundur dan terjatuh
ke tanah
Yesus :
Sudah Kukatakan, Akulah Dia.
Jika Aku yang kamu cari…. biarlah mereka ini pergi.
Narrator 1 :
Yesus berkata begitu supaya genaplah apa yang pernah
dikatakanNya, “Bapa, Aku tidak mau kehilangan satu pun dari
mereka yang Kau berikan kepadaKu”.
Adegan : para murid nampak kebingungan, sedang para prajurit dan
Orang Yahudi bersiap-siap untuk menangkap dan membelenggu
Yesus.
Melihat itu, Petrus lalu menghunus pedangnya dan memotong
telinga Malkus, seorang hamba Imam besar hingga putus.
8
Yesus : (memandang para algoju dan orang Yahudi)
Sangkamu Aku ini penyamun, maka kamu datang lengkap
dengan pedang dan pentung? Padahal tiap-tiap hari aku duduk
mengajar di Bait Allah, dan kamu tidak menangkap Aku !
Algoju, orang Yahudi : (Mulai menangkap dan mengikat Yesus. Dan
Berteriak sambil terus menyeret Yesus, sambil berteriak)
Diam Kau…. Tutup mulutMu…. Yesus!!! Kau penipu, Kau
penghujat Allah! Kau harus dibunuh !
Siksa Dia ! Ayo tangkap dia. Ikat Dia. Seret Dia. (dan kata-kata
kasar lainnya, kecuali makian)
Adegan : Para murid mengekspresikan ketegangan dan ketakutan.
Sementara itu, serdadu langsung membawa Yesus ke tempat
pengadilan (kediaman Kayafas)
EPISODE PENGADILAN
Narator 2 :
Balada Pengadilan (diiringi instrument)
10
Dan cinta pada manusia
Hanya mata memancar kasih
Pada wajah-wajah palsu penuh ambisi
Yang keindahannya bagaikan kubur dicat putih.
Kini Kau dihukum mati
Oleh kehendak dan pengadilan tak adil
Kaulah Raja - Kaulah Kebenaran
Narator 1 :
Simon Petrus dan seorang murid lain mengikuti Yesus. Murid
lain ini dikenal dengan baik oleh Imam Agung. Maka ia turut
masuk bersama Yesus ke halaman rumah Imam Agung, sedang
Petrus menunggu di luar dekat pintu.
Adegan : Hamba perempuan melihat Petrus berdiri dekat pintu dan
bertanya kepada Petrus…
Hamba perempuan :
Kau juga salah satu dari murid Orang itu kan?
Petrus : Tidak…bukan.
Adegan : Petrus masuk ke halaman rumah Imam Agung dan berdiri
dekat api unggun bersama para penjaga dan hamba Imam Agung
lainnya. Salah satu hamba laki-laki yang melihat Petrus bertanya
kepada Petrus…
Hamba laki-laki :
Bukankah kau bersama Dia di taman itu?
Petrus : Bukan…itu bukan aku.
11
Kepala Pasukan :
Kami telah mendengar Orang ini berkata, “Aku akan
meruntuhkan Bait suci, dan dalam tiga hari Aku akan
mendirikannya kembali.”
Prajurit 1 :
Buka hanya itu Tuan. Ia juga mengatakan bahwa Ia mempunyai
kuasa untuk mengampuni dosa manusia.
Kayafas : (tertawa sinis)
Oh… ya ! Sudah lama aku menantimu Yesus. Kita memang
harus bertemu, Yesus….
Tidakkah Engkau memberi jawab atas semua tuduhan dari
saksi-saksi ini terhadapMu??
(Tetapi Yesus diam saja, lalu Imam Agung Kayafas bertanya lagi
kepada Yesus)
Kayafas :
Ayo jawab Yesus!!!! Benarkah Engkau ini Messias ?
Yesus :
Sekalipun Aku mengatakan kepadamu, namun kamu tidak
percaya. Tetapi mulai dari sekarang, Anak Manusia sudah
duduk di sisi kanan Allah Bapa yang mahakuasa.
Prajurit 2 : (menampar Yesus)
Beraninya Kau berkata begitu kepada Imam Agung.
Yesus : (memandang kepada Prajurit 2)
Jika perkataanKu salah….katakan saja di mana salahnya….tapi
jika perkataanKu itu benar…..mengapa engkau menampar
Aku?
Kayafas :
12
Apa..? Apa katamu, Yesus…? Hai kalian semua……
(memandang kepada orang-orang yang hadir) tidakkah kalian
mendengarkan sebuah penghojatan? Karena itu saudara-
saudaraku, adalah lebih berguna jikalau seorang mati untuk
seluruh bangsa !
Adegan : ada suara salah satu dari orang banyak bertanya kepada
Petrus…
Salah satu dari orang banyak :
Bukankah engkau salah satu dari murid orang itu?
Petrus :
Tidak…tidak…bukan aku.. (pada saat Petrus telah 3 kali
menyangkal Yesus ada suara ayam jantan berkokok)
Orang Yahudi : (satu orang, memandang ke arah Imam Agung dan
kepada khalayak)
Sekarang Dia telah ada di tangan kita, kita harus
membunuhNya. Ia layak untuk dihukum mati.
Orang-orang Yahudi : (serempak bersorak)
Salibkan Dia… salibkan dia. Gantung Dia…bunuh dia….
Kayafas : (berkata kepada pengawal dan Orang-orang Yahudi)
Bawa dan serahkanlah Dia kepada Pilatus.
14
Ehmmm….(memandang kepada orang banyak) Siapa yang
kamu kehendaki, supaya aku bebaskan bagimu : Barabas atau
Yesus yang kamu sebut Kristus ini?
Orang Yahudi :
Barabas !! Barabas !!! Barabas !!! Bebaskan Barabas bagi
kami !!
Pilatus : (sambil berjalan bolak-balik)
Jika demikian, apa yang kuperbuat dengan Yesus yang disebut
Kristus ini ?
Serdadu dan Orang Yahudi :
Salibkan Dia !! Salibkan Dia !!!! Lepaskan Barabas bagi kami !!
Bunuh Dia. Lenyyapkan Dia…
Pilatus :
Hooooww…Tetapi kejahatan apa yang telah dilakukannya ?
Serdadu dan Orang Yahudi : (berteriak lebih keras lagi)
Dia harus disalibkan….salibkan Dia….salibkan Dia… Lepaskan
Barabas bagi kami !!
Adegan : Pengawal Pilatus membawa Barabas ke depan Pilatus,
dan Pilatus membebaskan Barabas di hadapan khalayak.
Pilatus :
Yesus ! Apa sebenarnya yang Kau ajarkan ? Apakah Engkau
sunggguh-sungguh Raja Orang Yahudi ?
Orang Yahudi : (serempak dengan suara yang keras)
Tidak !! Tidak !!! Pemimpin kami hanyalah Kaisar. Dia ini
penghasut, penghujat Allah. Dia harus dihukum, kalau tidak….
engkau bukanlah sahabat Kaisar.
Orang Yahudi (satu Orang) ;
15
Dia mengaku dirinya Raja dan mengacaukan rakyat, Dia juga
melarang kami untuk membayar pajak kepada kaisar…apakah
dia harus dibebaskan.. ?
Pilatus :
Orang apakah Dia ini ?
Orang banyak :
Orang Galilea !!
Pilatus :
Bukankah Galilea berada dalam wilayah kekuasaan Herodes?
Kalau begitu,,, Bawalah Dia ke Herodes.
Narator 1 :
Dengan penuh kerelaan Yesus mengulurkan tanganNya dan
menerima salib yang berat itu. Ia hanya berdiam diri tetapi
berteguh hati untuk menerima keputusan yang tidak adil itu.
Betapa kita kerap kali merasa tidak senang, bahkan mengeluh
bila suatu saat kita mendapat salib kecil dalam kehidupan kita,
misalnya penyakit, kegagalan dalam studi, kegagalan dalam
pekerjaan, kegagalan dalam cinta, kesalahpahaman dalam
pergaulan serta kemiskinan materi. Bukankah Yesus pernah
bersabda, “Barangsiapa ingin menjadi muridKu, ia harus berani
menyangkal diri serta memanggul salibnya setiap hari dan
mengikuti Aku” Betapa sering kita melarikan diri dari resiko
hidup ini, lebih sering kita mencari sesuatu dalam kenikmatan
daging dari pada harus berkeringat dan berjuang dengan
tabah hati.
Narator 2 : Marilah berdoa :
Ya Yesus, jadikanlah kami hamba dan pengikutMu yang setia,
terutama tenaga dan pengorbanan kami yang sangat dibutuhkan
bagi gereja, keluarga dan masyarakat kami. Kuatkanlah niat dan
keberanian kami untuk tidak melarikan diri dari tanggung jawab
yang harus kami pikul.
(Lagu Oleh Koor : O Sri Yesus / lagu lain yang sesuai)
P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....
U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.
19
( Selanjutnya Yesus mulai memanggul salib dan berjalan. Hingga
terjatuh untuk yang pertama kalinya)
Serdadu 1 :
Hai bangsat …… ayo bangun…. !
Serdadu 2 : (menertawakan Yesus yang terjatuh)
Ha..ha..ha.. Raja Bangsa Yahudi terjatuh…
Narator 1 :
Dengan sesungguhnya kelemahan-kelemahan kitalah yang
ditanggungNya dan segala dukacita kitalah yang dipanggulNya.
Ia telah merendahkan diriNya dan taat sampai mati, bahkan
sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah telah
meninggikan Dia dan mengaruniakan kepadaNya nama di atas
segala nama, supaya dalam Yesus bertekuk lututlah segala
yang ada di langit dan yang ada di bawah bumi.
Sesudah jatuh, Yesus segera bangun kembali. Tenaga
manusiawiNya sudah sangat lemah. Maka sebenarnya salib tak
dapat dipikulNya lagi. Hanya karena kasih dan cinta-Nyalah
yang mendorongNya untuk tetap tabah.
20
Jatuh adalah pengalaman yang menyakitkan sekaligus
memalukaan. Sekian sering kita juga terus jatuh pada kesalahan
dan dosa yang sama, namun seakan kita tidak mengenal rasa
malu. Satu pertanyaan untuk kita renungkan, “ Bersediakah
kita bangun lagi dari kesalahan dan kedosaan kita ?”
ketahuilah…bumi takkan menangis jika kita terantuk dan jatuh.
Namun ia akan meneteskan air mata jika kita tak mau bangun.
Narator 2 :
Marilah berdoa :
Ya Yesus, hampir setiap kesusahan kami rasakan terlalu berat.
Namun kami percaya kelemahan itu akan kami atasi dengan
kekuatanMu.
(Lagu Oleh Koor)
P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....
U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.
21
Ketika mentari hanyalah lembayung jingga
Bersama alam yang merunduk sunyi
Sebisu hatimu Bunda, di saat terpekur di kakiNya
Yang lunglai memikul kayu salib
Bunda...
Bening matamu menatap wajah nan terkulai
Tatapanmu membelai seraut wajah letih
Air matamu membasahi dahagaNya nan lara
Sejuk telingamu menangkap rintihanNya sedih
“ Ibu, inilah anakmu “
Belati duka menikam wajahmu pasrah
Meratap Bunda dalam hening
“ Duka manakah seberat dukaku ?”
Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanMu
Mawar yang Bunda petik pada samudera kehidupan
Adalah mawar dari taman hati penuh cinta
Berpadu gelombang kasih
Mengalir pada sungai hati nan tak bertepi
Salam Bintang Laut
Kau hadirkan ke haribaan Bapa setangkai mawar pengabdian
Mahkotanya mekar dalam lautan ziarah yang tak bertepi
Bunda...
Di pintu hatimu kami mengetuk
Salam Pintu Surga
Mawar nan terkulai ini kupersembahkan buatmu
22
Dari hatiku yang patah berkeping retak
Dari jantungku yang berdetak lamban
Dari nuraniku yang puntung buntung
Oleh wajah pertiwiku penuh tangis nan sedih
23
Sepertinya dia sudah sangat lelah… Carikan orang lain untuk
membantunya. !!
Serdadu 2 : (Melihat-lihat di antara kerumunan orang banyak dan
menemukan Simon dari Kirene)
heeeiii…Siapa namamu ??
Simon : Simon, tuan…(jawaban Simon disertai rasa takut luar biasa
kepada para serdadu)
Serdadu 2 : (menyeret dan menghardik Simon dari Kirene)
Ayoo…Cepat bantu Orang ini untuk memikul salibNya!!!
Simon : Tapi , tuan saya…. (gugup dan penuh ketakutan)
Serdadu 3 : Haaaahhhh….. Mau melawan ya.. ayo cepat bantu
orang itu !!!
Kepala Pasukan :
Prajurit..!!! Ayo…segera pindahkan salib itu ke pundak orang
ini…!
Serdadu 1, 2 dan 3 :
Siap komandan!!
Simon : (menerima salib dan berpaling kepada Yesus)
Guru, aku hendak membantuMu, ampunilah aku sebab aku
tidak layak berada di dekatMu.
Narator 1 :
Yesus kelihatannya sangat letih sekali. Ia sudah tak sanggup
lagi untuk memanggul salibNya lebih jauh. Maka ditahanlah
seorang yang bernama Simon dari Kirene yang baru pulang
dari kebun. Lalu diletakkannya salib itu di atas bahunya,
supaya dipikulnya sambil mengikuti Yesus. Saudara-
saudari, ketika Simon dipaksakan untuk memikul salib, ia
24
dengan rela menerimanya. Ia dengan rendah hati mau
menerima salib dan membantu Yesus. Inilah tanda cinta dan
belaskasihannya yang mendalam kepada sesamanya yang
menderita.
Kepada kita, diberikan kebebasan untuk mengikuti dia atau
menolak dia. Dengan hati yang lembut, Yesus berdiri di pintu
hati kita. Ia mengetuk dan meminta jawaban dari kita. Memilih
Yesus berarti harus menyangkal diri dan memikul salib. Apakah
kita mampu ?
Narator 2 : Marilah berdoa :
Ya Tuhan, tolonglah kami, untuk selalu mengingat bahwa kami
telah Kau pilih untuk melayani dan mengasihi sesama serta
memampukan kami dengan kekuatanMu untuk
mewujudkannya.
(Lagu Oleh Koor)
P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....
U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.
(Lagu Koor : )
Narator 1 :
Di tengah keganasan, di tengah serdadu-serdadu memukul
Yesus, ketika mereka menyeret Yesus, Veronika masih
25
sempat melihat Yesus. Veronika turut mengambil bagian
dalam kedukaan itu. Sikap Veronika bukan berhenti pada
rasa duka, tetapi telah ada suatu keberanian untuk
mendekati dan berbuat kasih kepada Yesus. Veronika
mengusapi wajah Yesus yang dicucuri keringat bercampur
darah. Dan tanda terima kasih Yesus, bukanlah kata–kata,
melainkan memberikan wajahNya sendiri, yang tertera pada
kain itu.
Hal ini menunjukkn bahwa Yesus selalu memberikan diriNya
kepada setiap orang yang berbuat kasih. Setiap orang yang
berani berbuat baik terhadap sesama akan mendapat pahala
dari Tuhan. Tuhan akan memberikan ganjaran dan imbalan
kepada setiap orang setimpal dengan usahanya, bahkan
lebih dari pada itu.
Narator 2 : Marilah berdoa :
Ya Tuhan, kadang kala kami takut dan malu untuk
berbuat baik. Kami tidak berani mewartakan cinta kasih
kepada sesama. Semoga hati dan perbuatan kami bersatu
dan sesuai dengan rencanaMu untuk menolong orang lain
yang ditimpah kesusahan.
Adegan : Veronika berlari menerobos gerombolah orang Yahudi dan
pasukan tentara Romawi dan mendekati Yesus sambil menahan rasa
sedih yang mendalam.
Veronika :
Ohh. Tuhanku… ijinkanlah aku mengusapi wajahMu…
(sambil menyeka wajah Yesus. Setelah itu menunjukkan wajah
Yesus yang tercetak pada kain)
27
Ya Yesus, buatlah hati kami untuk selalu peka dan
terdorong untuk dapat menerima segala kesusahan dan
penderitaan hidup. Berilah supaya kami dapat membantu
sesama kami yang menderita dengan cara kami sendiri.
Berilah kami hati yang rela untuk membantu sesama kami.
(Lagu Oleh Koor)
P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....
U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.
28
Marilah berdoa,
Narator 1 :
Kalvari, bukit tengkorak. Jalan menuju ke puncak tidaklah
mudah. Dakian berbatu dan berkelok-kelok menampakkan
keganasan dunia bagi sang Kasih. Dapat dipahami, mengapa
Yesus dapat jatuh sampai tiga kali! Yesus yang telah lemah
karena tidak tidur semalaman, didera dan diseret kemana-
mana, harus menempuh perjalanan yang begitu berat. Yesus
harus menjalankan semuanya itu karena satu hal yakni “
KASIH “.
29
Dan Yesus pun jatuh lagi untuk ketiga kalinya. Namun, Ia
tetap bangkit dan berdiri untuk melanjutkan perjalananNya.
Ia harus terus berjuang untuk mencapai tujuan.
Maka dalam kehidupan, ketika kita menghadapi berbagai
tantangan zaman, sebagai pengikut Kristus yang perkasa,
kita tidak pernah boleh menyerah, sekalipun harus jatuh-
bangun....
Narator 2 :
Marilah berdoa,
Tuhan Yesus, karena kasihMu kepada Bapa dan kepada
kami, Engkau harus menderita hingga jatuh berulang –
ulang. Anugerahkanlah Roh kekuatan kepada kami agar
kami mampu bangkit dari kelemahan kami untuk terus
berjuang menerjang tantangan hidup ini.
(Lagu Oleh Koor)
P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....
U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.
Perhentian X : PAKAIAN YESUS DITANGGALKAN (di tempat
penyaliban)
Narator 1 :
Akhirnya tibalah mereka di puncak Golgota. Di sana,
serdadu-serdadu secara kasar menanggalkan pakaian Yesus
yang melekat pada tubuhNya yang penuh luka. Luka-
lukaNya terasa amat pedih dan sakit. Ini merupakan saat
30
yang paling memalukan. Dia ditelanjangi didepan umum.
PribadiNya yang luhur mulia direndahkan. Ia dicemoohkan.
Penghinaan itu bukan hanya menimpa tubuh, tetapi juga
mengoyakkan kehormatan, wibawa dan harga diri
seseorang yang harus dijaga.
31
U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.
32
hina, ke ladang korupsi, ke tempat pelacuran, ke tempat
perjudian, dan menjadi biang ketidakadilan.
Oh....manusia, mengapa kamu berbuat demikian kepadaKu ?
Tidakkah kamu tahu bahwa Aku ini Tuhanmu? “ Bapa,
ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang mereka
perbuat.”
Saudara-saudaraku....Memang jalan satu-satunya untuk
menyelamatkan manusia adalah dengan penderitaanNya di
salib. Allah sungguh mengasihi manusia sehingga Ia rela
mengutus PuteraNya ke dunia. Betapa baiknya Tuhan kepada
kita,....Sungguh mengagumkan bagi kita.....Lalu bagaimana
sikap kita dalam mengikuti jalan salib PuteraNya itu? Apakah
kita termasuk dalam kelompok prajurit yang bermain dadu
untuk mengundi jubahNya ? Mulut mereka digenggam
kerakusan, kebencian dan dendam membara.... Ataukah kita
termasuk orang-orang setia, seperti Maria BundaNya, Maria
Magdalena dan Yohanes ?
Narator 2: Marilah berdoa,
Ya Yesus, tangan dan kakiMu dipaku karena dosa dan
kesalahan kami. Perbuatan dan tindakan kami yang jahat
adalah paku – paku yang melukai dan menembusi tanganMu.
Semoga kami semakin sadar akan kekilafan dan kalalaian kami
sehari – hari....
(Lagu Oleh Koor)
P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....
U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.
33
P : Kami menyembah sujud Dikau ya Yesus dan bersyukur
kepadaMu
U : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia
PUISI DIBACAKAN....
Orang Farisi 1 :
Orang lain Ia selamatkan, tetapi diriNya sendiri tidak bisa Ia
selamatkan.
Orang Yahudi 1 :
Hai, Raja Orang Yahudi, turunlah dari salib itu supaya kami
dapat percaya !
Orang Farisi 2 :
Engkau yang ingin merobohkan bait Allah, turunlah dari salib
jikalau Engkau sungguh-sungguh Anak Allah !
Orang Yahudi 2 :
Selamatkanlah diriMu dan turunlah dari salib itu !
Penjahat 1 (Dismas) :
Bukankan Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diriMu dan
kami!
Penjahat 2 (Cosmas) :
Tidakkah engkau takut kepada Allah? Kita memang
selayaknya menerima hukuman ini karena kejahatan kita.
Tetapi orang ini,,, Dia tidak berbuat suatu kesalahan apa pun!
(lalu ia berpaling kepada Yesus dan berkata) “Yesus,,,ingatlah
akan daku, apabila Engkau dating sebagai Raja.”
35
Yesus :
“Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sejak saat ini engkau
telah ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.”
Yesus :
Ya Bapa, ampunilah mereka, karena mereka tidak tahu apa
yang mereka perbuat
Orang banyak : (Terheran-heran sambil melihat satu sama lain )
Yesus:
Eloi…..Eloi…., lama sabakhtani?
Orang Yahudi 1 :
Lihat…Ia memanggil Elia.
Orang Farisi 1:
Baiklah kita tunggu dan melihat apakah nanti Elia akan datang
untuk menurunkan Dia.
(instrument Musik seram, ada kesan hembusan angin...)
36
Kisah sebuah perjalanan, kini telah berakhir. Yesus telah
menutup nostalgia salib-Nya di puncak kerinduan, Golgota…
sepucuk kenangan yang membenam rintihan kasih Sang Anak
Manusia. Yesus, Sang Hamba di antara para hamba, telah
menghembuskan nafas terakhir-Nya, setelah tiga jam lamanya
bergulat dengan ankara murka yang seakan-akan terus
mencabik, meremuk, merobek dan akhirnya merenggut
nyawa-Nya. Tiga jam lamanya, Ia bersatu harap dalam
senandung ketaatan dan kesetiaan-Nya pada kehendak Bapa,
berteman sunyi dan sepi nan senyap. Ia sendirian di puncak
derita, sengsara dan tak berdaya. Saking beratnya penderitaan
itu, sampai-sampai, Ia merasa ditinggalkan oleh Bapa-Nya,
tatkala ia berseru: Eloy..Eloy, lama sabaktani, Allah-Ku, ya
Allah-Ku, mengapa kau tinggalkan daku? Tiga jam lamanya, Ia
menelusuri relung-relung kehidupan umat manusia, menapaki
setiap lorong hati, menjejaki setiap tingkah laku, perbuatan
dan tutur kata kita yang kotor dan keji, menampung setiap
duka nestapa orang-orang yang menderita, sengsara,
teraniaya dan tersisihkan, memungut setiap kelemahan dan
dosa-dosa yang telah kita perbuat, merampung dan akhirnya
mencucinya dengan darah dan air mata-Nya sendiri. Ah…
Adakah kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang
menyerahkan nyawa bagi sahabat-sahabatnya? Setelah
melewati semuanya itu, Ia menengadah ke langit sembari
37
menitipkan sepercik kerinduan yang terbakar oleh kasih nan
ihklas “ Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu kuserahkan nyawa-Ku”.
Kristus telah pergi, kristus telah wafat, Kristus telah menutup
mata-Nya, untuk membuka mata hati kita.
Hening…sunyi…sepi… gelap… pekat… oh, matahari layu di
langit yang berduka. Selesailah sudah….
38
kepada sesama, kemudian menggiring-Nya secara tragis, keji,
penuh dendam dan amarah ke puncak Golgota penderitaan
serta ketakberdayaan. Dan pada akhirnya, kita kembali
menyalibkan Dia dan membiarkan Kristus wafat untuk yang
kedua kalinya di relung-relung Golgota kehidupan ini…
hening…sunyi…sepi…selesailah sudah…
Narator 2 :
Marilah berdoa,
Narator 1 :
Sesudah itu, Yusuf dari Arimatea, ia adalah anggota Majelis
Besar Yahudi dan merupakan murid Yesus tetapi sembunyi-
sembunyi karena takut kepada orang-orang Yahudi, meminta
kepada Pilatus supaya ia diperbolehkan menurunkan jenasah
39
Yesus. Dan Pilatus meluluskan permintaannya. Juga
Nikodemus, datang ke tempat itu. Dialah mula-mula datang
waktu malam kepada Yesus. Ia membawa campuran minyak
dan mur serta gaharu. Kira-kira 50 kilo beratnya. Meraka
mengambil jenasah Yesus, mengapaninya dengan rempah-
rempah menurut adat orang Yahudi. Di sini dibenarkan sabda
Yesus bahwa benih yang ditanam harus mati dahulu agar
dapat menghasilkan buah.
Adegan : Yusuf dari Arimatea dan Nikodemus bersama Maria, Maria
Magdalena, Maria ibu Yakobus Muda, Salome dan para wanita
Yerusalem menurunkan jenasah Yesus dibantu oleh prajurit.
Narator 2 : Marilah berdoa,
Ya Yesus, segala kesulitan kami merupakan juga benih
yang suci, yang menghasilkan buah yang melimpah. Karena
itu, berikanlah kemampuan kepada kami untuk memahami
serta menemukan arti dari kesulitan-kesulitan hidup kami.
Adegan: Musik Instrument In Silentio mengiringi moment penurunan
jenasah Yesus. Yusuf dari Arimatea dan Nikodemus bersama murid
yang dikasihi (Yohanes) membantu menurunkan jenasah Yesus.
Sementara itu para wanita yang terus mengikuti jalan salib Yesus
(Maria Magdalena dan yang lainnya) berusaha menghibur dan
menguatkan Maria ibu Yesus yang tampak shok dan lemas karena
menyaksikan secara langsung seluruh penderitaan yang dialami
PuteraNya hingga wafat di salib.
Setelah jenasah diturunkan, Maria memangku Anaknya sambil
menangis dalam diam, karena semua perkara itu harus disimpannya
dalam hati.
Rombongan pengikut Yesus yang tersisa kemudian membawa
jenasah Yesus ke dalam gereja dan seterusnya ke dalam ruang
Sakristi.
40
Semua pemain mengmbil sikap ibadat untuk mengikuti doa-doa pada
perhentian keempabelas sampai selesai. Tidak diperkenankan untuk
bersikap huru-hara.
42