PENGARUH KUALITAS LAPORAN KEUANGAN, PENYAJIAN LAPORAN
KEUANGAN DAN AKSESIBILITAS LAPORAN KEUANGAN TERHADAP
AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (Studi Empiris Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Pekanbaru)
Oleh : Hafzan Fikrian Pembimbing : Amir Hasan dan Al Azhar A.
Faculty of Economics Riau University, Pekanbaru, Indonesia
Email: hafzan.fikrian64@yahoo.com
Effect Of The Quality Of Financial Statements, Financial Statements Presentation
Of Financial Statements And Accessibility Of Regional Financial Management Accountability (Empirical Study On Unit Of Work Pekanbaru City Area)
ABSTRACT
This study aims to describe the influence of Quality of Financial Reporting,
Financial Statements Effect, and Effect Against Accountability Accessibility Financial Statements of Financial Management At Work Unit of City of Pekanbaru. The population covers all aspects related to the preparation of financial statements in government agencies located in the city of Pekanbaru. The population in this study consisted of all SKPD contained in Pekanbaru city as much as 32 SKPD. Each SKPD will be spread as much as 3 questionnaire consisted of Chief SKPD, Head of Finance and Head of the planning of each SKPD contained in Pekanbaru, bringing the total respondents were 96 respondents. Further analysis of data using multiple regression analysis through SPSS 17.0 software msi. The result of the calculation as described is known that affect the quality of financial statements Financial Management Accountability. The result of the calculation as described can be seen that the effect on the financial statements of Financial Management Accountability. The result of the calculation as described can be seen that the effect on the accessibility of Financial Statements Financial Management Accountability in the SKPD Pekanbaru.
Keywords: Quality, Presentation, Accessibility, and Accountability
PENDAHULUAN
Akuntabilitas pengelolaan serta pengawasan yang benar benar
keuangan daerah merupakan proses dapat dilaporkan dan di pengelolaan keuangan daerah mulai pertanggungjawabkan kepada dari perencanaan, pelaksanaan, masyarakat dan DPRD terkait dengan penatausahaan, pertanggungjawaban, kegagalan maupun keberhasilannya JOM Fekon, Vol. 4. No. 1. (Februari) 2017 265 sebagai bahan evaluasi tahun dalam melaksanakan akuntabilitas, berikutnya. Masyarakat tidak hanya tidak saja disebabkan karena laporan memiliki hak untuk mengetahui tahunan yang tidak memuat semua pengelolaan keuangan tetapi berhak informasi relevan yang dibutuhkan untuk menuntut pertanggungjawaban para pengguna, tetapi juga karena atas pengaplikasian serta pelaksanaan laporan tersebut tidak dapat secara pengelolaan keuangan daerah langsung tersedia dan aksesibel tersebut, karena kegiatan pemerintah kepada para pengguna potensial. adalah dalam rangka melaksanakan Aksesibilitas menurut amanat rakyat (Halim, 2012: 27). perspektif tata ruang adalah keadaan Berbagai faktor dapat atau ketersediaan hubungan dari suatu mempengaruhi akuntabilitas tempat ke tempat lainnya atau keuangan pemerintah daerah. Salah kemudahan seseorang atau kendaraan satunya adalah kualitas laporan untuk bergerak dari suatu tempat ke keuangan. Kualitas pelaporan tempat lain dengan aman, nyaman, Keuangan dimaksud dapat serta kecepatan yang wajar. meningkatkan kredibilitasnya dan Aksesibilitas dalam laporan keuangan pada gilirannya akan dapat sebagai kemudahan seseorang untuk mewujudkan transparansi dan memperoleh informasi laporan akuntabilitas pengelolaan keuangan keuangan (Mulyana, 2009). Dalam pemerintahan daerah. Pemenuhan demokrasi yang terbuka, akses ini tujuan dan laporan keuangan akan diberikan oleh media, seperti surat bermanfaat dan dapat memenuhi kabar, majalah, radio, stasiun televisi, tujuannya jika memenuhi empat dan website (internet); dan forum karakteristik kualitatif laporan yang memberikan perhatian langsung keuangan yaitu dapat dipahami atau peranan yang mendorong (understandability), relevan akuntabilitas pemerintah terhadap (relevance), andal (reliability), dan masyarakat (Shende dan Bennet, dapat dibandingkan (comparability). 2010). Informasi dapat dipahami bilamana Issu lain dalam penelitian ini pengguna dapat memahami laporan adalah akuntabilitas yang efektif keuangan yang disajikan (Sukhemi, tergantung kepada akses publik 2011). terhadap laporan pertanggungjawaban Selain kualitas laporan maupun laporan temuan yang dapat keuangan, penyajian laporan dibaca dan dipahami. Dalam keuangan juga dapat mempengaruhi demokrasi yang terbuka, akses ini akuntabilitas. Penyajian laporan diberikan oleh media seperti surat keuangan oleh pemerintah pusat dan kabar, majalah, radio, stasiun televisi, daerah dimaksudkan untuk website (internet), dan forum yang mewujudkan good governance. memberikan perhatian langsung atau Pemberlakuan otonomi daerah dari peranan yang mendorong pemerintah pusat ke daerah kemudian akuntabilitas pemerintah terhadap menjadikan prinsip transparansi dan masyarakat (Shende dan Bennet akuntabilitas sebagai prasyarat dalam Mulyana, 2009). Namun dalam perwujudan good governance. kenyataannya, BPK menemukan Menurut Steccolini (2012), masih banyak permasalahan pada ketidakmampuan laporan keuangan pengelolaan keuangan pemerintah JOM Fekon, Vol. 4. No. 1. (Februari) 2017 266 Kota Pekanbaru yang menunjukkan berpengaruh terhadap Akuntabilitas lemahnya akuntabilitas pengelolaan Pengelolaan Keuangan Daerah Pada keuangan daerah. BPK juga Satuan kerja perangkat Daerah Kota menemukan masih banyak Pekanbaru? 2) Apakah Penyajian permasalahan pada penyajian laporan Laporan Keuangan berpengaruh keuangan pemerintah Kota terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Pekanbaru. Di samping itu, Keuangan Daerah Pada Satuan Kerja pemerintah Kota Pekanbaru juga Perangkat Daerah Kota Pekanbaru? belum mampu menyediakan semua 3) Apakah Aksesibilitas Laporan informasi keuangan secara terbuka Keuangan berpengaruh terhadap kepada publik. Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Issu rendahnya akuntabilitas Daerah Pada Satuan Kerja Perangkat semakin dipertegas dengan adanya Daerah Kota Pekanbaru? laporan audit yang disampaikan oleh Kemudian, tujuan dari penelitian BPK yang menyatakan bahwa ini adalah: 1) untuk mengetahui mayoritas laporan keuangan Pengaruh Kualitas Pelaporan pemerintah daerah diseluruh Keuangan Terhadap Akuntabilitas Indonesia masih mendapatkan Pengelolaan Keuangan Daerah Pada penilaian buruk Harian Riau Pos Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota (tertanggal 2 Februari 2012). Pekanbaru. 2) Untuk mengetahui Pernyataan tersebut didasarkan pada Pengaruh Penyajian Laporan kembalinya BPK memberikan opini Keuangan Terhadap Akuntabilitas tidak memberikan pendapat Pengelolaan Keuangan Daerah Pada (disclaimer) atas mayoritas laporan Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota keuangan pemerintah daerah tahun Pekanbaru. 3) Untuk mengetahui 2011. Penilaian yang buruk ini juga Pengaruh Aksesibilitas Laporan diberikan kepada laporan keuangan Keuangan Terhadap Akuntabilitas pemerintah pusat. Bahkan selama Pengelolaan Keuangan Daerah Pada empat tahun berturut-turut, sampai Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota tahun 2011, opini disclaimer ini Pekanbaru. diberikan untuk laporan keuangan pemerintah pusat. Alasan masih TELAAH PUSTAKA banyaknya pemerintah daerah yang dinilai buruk dalam melaporkan 1. Kualitas Laporan Keuangan keuangannya, karena belum adanya Kualitas pelaporan Keuangan UU yang mewajibkan pemerintah dimaksud dapat meningkatkan daerah untuk menyusun laporan kredibilitasnya dan pada gilirannya keuangan secara rinci. Kepala BPK, akan dapat mewujudkan transparansi Anwar Nasution menegaskan dan akuntabilitas pengelolaan pemerintah daerah yang mendapatkan keuangan pemerintahan daerah. opini buruk dalam laporan Pemenuhan tujuan dan laporan keuangannya harus memperbaiki dan keuangan akan bermanfaat dan dapat membenahi berbagai kelemahannya memenuhi tujuannya jika memenuhi (BPK, 2012). empat karakteristik kualitatif laporan Dalam penelitian ini disajikan keuangan yaitu dapat dipahami perumusan masalah yaitu: 1) Apakah (understandability), relevan Kualitas Pelaporan Keuangan (relevance), andal (reliability), dan JOM Fekon, Vol. 4. No. 1. (Februari) 2017 267 dapat dibandingkan (comparability). 2. Penyajian Laporan Keuangan Informasi dapat dipahami bilamana Pemerintah Daerah pengguna dapat memahami laporan Laporan keuangan pemerintah keuangan yang disajikan Sukhemi merupakan hak publik yang harus (2011). Kualitas pelaporan keuangan diberikan oleh pemerintah, baik pusat secara jelas dijabarkan dalam maupun daerah. Hak publik atas Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun informasi keuangan muncul sebagai 2005 tentang Standar Akuntansi konsekuensi konsep pertanggung Pemerintahan yang sekarang menjadi jawaban publik. Pertanggung jawaban Peraturan Pemerintah Nomor 71 publik mensyaratkan organisasi Tahun 2010, bahwa kualitas publik untuk memberikan laporan pelaporan keuangan pemerintah dapat keuangan sebagai bukti pertanggung memenuhi kualitas yang dikehendaki jawab dan pengelolaan (Mardiasmo, jika memenuhi unsur kualitatif 2014). laporan keuangan yaitu ukuran- Halim dan Abdullah (2008) ukuran normatif yang perlu menyatakan bahwa penyajian laporan diwujudkan dalam informasi keuangan adalah salah satu bentuk akuntansi sehingga dapat memenuhi pelaksanaan akuntabilitas pengelolaan tujuannya, antara lain pelaporan keuangan publik. Tidak adanya keuangan tersebut memenuhi unsur laporan keuangan memerlihatkan relevan, andal, dapat dibandingkan, lemahnya akuntabilitas. Tuntutan dan dapat dipahami. akuntabilitas di sektor publik terkait Satuan Kerja Perangkat dengan perlu dilakukannya Daerah (SKPD) adalah unit transparansi dan pemberi informasi pemerintahan pengguna anggaran kepada publik dalam rangka yang diwajibkan menyelenggarakan pemenuhan hak-hak publik. akuntansi dan menyusun laporan keuangan untuk menyelenggarakan 3. Aksesibilitas akuntansi dan menyusun laporan Aksesibilitas menurut keuangan untuk digabung pada entitas perspektif tata ruang adalah keadaan pelaporan. SKPD selaku pengguna atau ketersediaan hubungan dari suatu anggaran harus menyelenggarakan tempat ke tempat lainnya atau akuntansi atas transaksi keuangan, kemudahan seseorang atau kendaraan aset, utang dan ekuitas dana, untuk bergerak dari suatu tempat ke termasuk transaksi pendapatan dan tempat lain dengan aman, nyaman, belanja, yang berada dalam tanggung serta kecepatan yang wajar (Rohman, jawabnya. Hal ini berarti bahwa 2009). Aksesibilitas laporan keuangan setiap SKPD harus membuat laporan merupakan kemudahan bagi keuangan unit kerja. seseorang untuk memperoleh Laporan keuangan yang harus informasi mengenai laporan keuangan dibuat setiap unit kerja adalah laporan (Mulyana, 2009). Laporan keuangan realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan harus dapat dimengerti dan tersedia keuangan. Laporan keuangan tersebut bagi mereka yang tertarik dan mau disampaikan kepada Pejabat berusaha untuk memahaminya Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) (Rohman, 2009). sebagai dasar penyusunan laporan laporan keuangan pemerintah keuangan pemerintah daerah. merupakan hak publik yang harus JOM Fekon, Vol. 4. No. 1. (Februari) 2017 268 diberikan oleh pemerintah, baik pusat pengendalian pada berbagai tingkat maupun daerah. Hak publik atas operasi (Shende dan Bennet, 2010). informasi keuangan muncul sebagai Dalam Peraturan Pemerintah konsekuensi konsep No. 58 Tahun 2005 (Pasal 1), pertanggungjawaban publik. keuangan daerah adalah semua hak Pertanggungjawaban publik dan kewajiban daerah dalam rangka mensyaratkan organisasi publik untuk penyelenggaraan pemerintahan memberikan laporan keuangan daerah yang dapat dinilai dengan sebagai bukti pertanggungjawaban uang, termasuk di dalamnya segala dan pengelolaan (accountability dan bentuk kekayaan yang berhubungan sstewardship). dengan hak dan kewajiban daerah Dalam demokrasi yang terebut. Bila dilihat dari ruang terbuka, akses ini diberikan oleh lingkupnya, keuangan daerah meliputi media, seperti surat kabar, majalah, kekayaan daerah yang dikelola radio, stasiun televisi, dan website langsung oleh pemerintah daerah dan (internet), dan forum yang kekayaan daerah yang dipisahkan memberikan perhatian langsung atau pengurusannya. peranan yang mendorong akuntabilitas pemerintah terhadap Kerangka Pemikiran dan Hipotesis masyarakat (Mulyana, 2009). 1. Pengaruh Kualitas Laporan 4. Akuntabilitas Keuangan Terhadap Akuntabilitas pengelolaan Akuntabilitas keuangan daerah merupakan proses Karakteristik kualitatif laporan pengelolaan keuangan daerah mulai keuangan adalah ukuran-ukuran dari perencanaan, pelaksanaan, normatif yang perlu diwujudkan penatausahaan, pertanggungjawaban, dalam informasi akuntansi sehingga serta pengawasan harus benar-benar dapat memenuhi tujuannya. Keempat dapat dilaporkan dan karakteristik berikut ini merupakan dipertanggungjawabkan kepada prasyarat normatif yang diperlukan masyarakat dan DPRD terkait dengan kegagalan maupun keberhasilannya agar laporan keuangan pemerintah sebagai bahan evaluasi tahun dapat memenuhi kualitas yang berikutnya. Masyarakat tidak hanya dikehendaki (Nordiawan, 2010:74- memiliki hak untuk mengetahui 78). pengelolaan keuangan tetapi berhak Sehubungan dengan untuk menuntut pertanggungjawaban pernyataan di atas, maka dapat atas pengaplikasian serta pelaksanaan disajikan hipotesis yaitu: pengelolaan keuangan daerah tersebut H1: Diduga Kualitas Laporan (Halim : 2012). Keuangan berpengaruh Anggaran tahunan secara terhadap Akuntabilitas khusus mempunyai otoritas legal Pengelolaan Keuangan Daerah untuk pengeluaran dana publik, Pada Satuan Kerja Perangkat sehingga proses penganggaran secara Daerah Kota Pekanbaru. keseluruhan menjadi relevan untuk manajemen fiskal dan untuk 2. Pengaruh Penyajian Laporan melaksanakan akuntabilitas Keuangan Terhadap terhadap pengelolaan keuangan dan Akuntabilitas JOM Fekon, Vol. 4. No. 1. (Februari) 2017 269 Menurut Nordiawan (2010), informasi mengenai laporan keuangan tujuan penyajian laporan keuangan (Mulyana, 2009). Laporan keuangan adalah: 1) Menyediakan informasi harus dapat dimengerti dan tersedia mengenai kecukupan penerimaan bagi mereka yang tertarik dan mau periode berjalan untuk membiayai berusaha untuk memahaminya seluruh pengeluaran 2) Menyediakan (Rohman, 2009). informasi mengenai kesesuaian cara Sehubungan dengan memperoleh sumber daya ekonomi pernyataan di atas, maka dapat dan alokasinya dengan anggaran yang disajikan hipotesis yaitu: ditetapkan 3) Menyediakaninformasi H3: Diduga Aksesibilitas mengenai jumlah sumber daya berpengaruh terhadap ekonomi yang digunakan 4) Akuntabilitas Pengelolaan Menyediakan informasi mengenai Keuangan Daerah Pada Satuan bagaimana entitas pelaporan Kerja Perangkat Daerah Kota mendanai seluruh kegiatannya dan Pekanbaru. mencukupi kebutuhan kasnya 5) . Menyediakan informasi mengenai Model Penelitian posisi keuangan dan kondisi entitas Sehubungan dengan variabel pelaporanberkaitan dengan sumber- dalam penelitian ini, maka dapat sumber penerimaannya 6) digambarkan model penelitian Menyediakan informasi mengenai sebagai berikut: perubahan posisi keuangan entitas pelaporan. Gambar 1 Sehubungan dengan Model Penelitian pernyataan di atas, maka dapat disajikan hipotesis yaitu: H2: Diduga Penyajian Laporan Keuangan berpengaruh terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah Sumber: Data Olahan, 2016 Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Pekanbaru. METODOLOGI PENELITIAN
3. Pengaruh Aksesibilitas Laporan Populasi meliputi seluruh
Keuangan Terhadap aspek yang terkait dalam penyusunan Akuntabilitas laporan keuangan di instansi Aksesibilitas menurut pemerintah yang terdapat di Kota perspektif tata ruang adalah keadaan Pekanbaru. Populasi dalam penelitian atau ketersediaan hubungan dari suatu ini terdiri dari seluruh SKPD yang tempat ke tempat lainnya atau terdapat di Kota Pekanbaru sebanyak kemudahan seseorang atau kendaraan 32 SKPD. Tiap SKPD akan disebar untuk bergerak dari suatu tempat ke sebanyak 3 kuisioner terdiri dari tempat lain dengan aman, nyaman, Kepala SKPD, Kepala Bagian serta kecepatan yang wajar (Rohman, Keuangan dan Kepala Bagian 2009). Aksesibilitas laporan keuangan perencanaan dari setiap SKPD yang merupakan kemudahan bagi terdapat di Kota Pekanbaru, sehingga seseorang untuk memperoleh total responden sebanyak 96
JOM Fekon, Vol. 4. No. 1. (Februari) 2017 270
responden. Dalam penelitian ini distribusi normal dengan diperoleh responden sebanyak 96 dari menggunakan one sample Kolmogrov 32 SKPD yang terdapat di Kota Smirnov. Uji Kolmogrov Smirnov, Pekanbaru. Teknik pengambilan dapat diketahui bahwa sampel dilakukan dengan purposive Unstandardized Residual memiliki random sampling yaitu telah nilai signifikansi lebih besar dari (>) ditetapkan orang-orang yang menjadi 0,05. Nilai residual berdistribusi sampel dalam penelitian ini seperti normal karena nilai signifikansinya kepala SKPD yang terdapat di Kota lebih besar dari 0,05. maka dari itu, Pekanbaru. Data yang digunakan hasil penelitian ini dapat diterima. dalam penelitian ini adalah data primer dari hasil kusioner. Sedangkan Uji Multikolinearitas teknik pengumpulan data dilakukan Pengujian multikolinearitas secara wawancara, angket dan dilakukan dengan mengunakan dokumentasi. Kemudian analisis data variance inflation factor (VIF) dan yang digunakan adalah regresi linear tolerance. Multikolinearitas terjadi berganda dengan menggunakan jika VIF lebih besar dari 10 dan nilai software SPSS 17.0 msi. tolerance kurang dari 0.1. Tahapan dalam analisis data meliputi: Uji Heteroskedastisitas Untuk melihat adanya Uji Validitas heteroskedastisitas dapat dilihat dari Uji validitas digunakan untuk scatterplotnya dimana sebaran mengukur valid tidaknya kuesioner. datanya bersifat increasing variance Suatu kuesioner dikatakan valid jika dari decreasing variance dan pertanyaan pada kuesioner mampu kombinasi keduanya. untuk mengungkapkan sesuatu yang Selain itu, juga dapat dilihat akan diukur oleh kuesioner tersebut melalui grafik normalitasnya terhadap (Ghozali, 2006). Untuk melihat variabel yang digunakan. Jika data validitas dari masing-masing item yang dimiliki terletak menyebar kuesioner digunakan corrected item- disekitar garis diagonal dan mengikuti total correlation. Jika r hitung > r arah garis diagonal maka model tabel maka dapat dikatakan valid, regressi memenuhi asumsi normalitas dimana rtabel untuk n=32 adalah dan tidak ada yang berpencar maka 0,282. dapat dikatakan tidak terjadi heteroskedastisitas tetapi Uji Reliabilitas homokedastisitas. Pengujian asumsi Kuesioner dikatakan reliabel ketiga adalah heteroscedasticity untuk (handal) jika jawaban seseorang mengetahui ada tidaknya terhadap pernyataan adalah konsisten heteroskedatisitas yang dilakukan atau stabil dari waktu ke waktu dengan Glejser-test. (Ghozali,2006). Untuk uji reliabilitas digunakan pengujian cronbach alpha. Uji Autokorelasi Autokorelasi adalah korelasi Uji Normalitas antara anggota-anggota serangkaian Alat diagnostik yang digunakan observasi yang tersusun dalam untuk memeriksa data yang memiliki rangkaian waktu atau yang tersusun JOM Fekon, Vol. 4. No. 1. (Februari) 2017 271 dalam rangkaian ruang konsekuensi membandingkan nilai signifikan t dari adanya autokorelasi dalam suatu dengan level of significant (α). Nilai model regresi adalah varians sampel level of significant yang digunakan tidak mengambarkan varians dalam dalam penelitian ini adalah 5%. populasinya. Untuk menguji ada tidak Apabila sig t lebih kecil dari 0,05 autokorelasi, diukur dengan maka H0 diterima. Demikian pula menggunakan satistik Durbin sebaliknya jika sig t lebih kecil dari Watson. 0,05 maka H0 ditolak. Bila h0 ditolak, Analisis Regresi Berganda ini berarti ada hubungan yang Metode analisis data yang signifikan antara variabel independen digunakan analisis regresi linier terhadap variabel dependen. berganda dengan rumus sebagai berikut: Uji F Uji F dilakukan untuk menguji Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + ei apakah varibel bebas secara simultan berpengaruh terhadap variabel terikat. Keterangan: Hasil uji F pada output SPSS dapat Y = Akuntabilitas dilihat pada tabel anova. a = Konstanta Tingkat signifikan yang X1 = Kualitas Laporan Keuangan digunakan adalah 0,05 yang lazim X2 = Penyajian Laporan Keuagan digunakan dalam penelitian ilmu-ilmu sosial. Apabila F hitung > F tabel, X3 = Aksesibilitas maka terdapat pengaruh variabel b1-5 = Koefisien regresi bebas terhadap variabel terikatnya. ei = Variabel penggangu Sebaliknya jika F hitung < F tabel maka variabel bebas tidak Koefisien Determinasi (R2) mempunyai pengaruh terhadap Koefisien determinasi (R2) variabel terikatnya. pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam Definisi Operasional dan menerangkan variasi dependen. Nilai Pengukuran Variabel Penelitian koefesien determinasi adalah antara nol dan satu (Ghozali, 2013: 97) Kualitas Laporan Keuangan (X1) 1. Memiliki Manfaat umpan balik Uji t 2. Memiliki manfaat prediktif Untuk melakukan pengujian 3. Tepat waktu hipotesis secara parsial digunakan uji 4. Lengkap statistik t. Uji statistik t pada dasarnya 5. Penyajian jujur menunjukkan seberapa jauh pengaruh 6. Dapt diverifikasi satu variabel penjelas/independen 7. Laporan keuangan dapat secara individual dalam menerangkan dibandingkan Secara eksternal maupun intrnal variasi variabel dependen (Ghozali, 8. Dapat dipahami penggunaanya. 2013: 98). Untuk dapat mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan Penyajian Laporan Keuangan (X2) dari masing-masing variabel 1. SKPD mampu menyusun laporan independen, maka dibandingkan keuangan secara lengkap antara nilai thitung dengan ttabel serta (Laporan Realisasi Anggaran, JOM Fekon, Vol. 4. No. 1. (Februari) 2017 272 Neraca, Laporan Arus Kas dan 3. Masyarakat dapat mengakses Catatan Atas Laporan Keuangan). laporan keuangan daerah melalui 2. SKPD mampu menyelesaikan internet (website) laporan keuangan (Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Akuntabilitas Pengelolaan Laporan Arus Kas dan Catatan Keuangan Daerah (Y) Atas Laporan Keuangan) tepat 1. APBD disusun dengan waktu. pendekatan kinerja 3. Informasi yang dihasilkan dari 2. Pemerintah menyampaikan laporan keuangan SKPD telah rancangan APBD kepada DPRD manggambarkan dengan jujur untuk mendapatkan persetujuan transaksi yang seharusnya 3. Jika ada perubahan, APBD disajikan dalam laporan ditetapkan paling lambat 3 bulan keuangan. sebelum tahun anggaran tertentu 4. Apabila dilakukan pengujian berakhir terhadap laporan keuangan lebih 4. Pendapatan daerah disetor dari sekali oleh pihak yang sepenuhnya tepat pada waktunya berbeda, hasilnya tetap ke kas daerah sesuai dengan menunjukkan simpulan yang tidak ketentuan peraturan perundang- berbeda jauh. undangan yang berlaku 5. Informasi yang termuat dalam 5. Pelaporan keuangan daerah dibuat laporan keuangan dapat dalam bentuk laporan keuangan dibandingkan dengan laporan 6. aporan keuangan SKPD di review keuangan periode sebelumnya. oleh inspektorat sebelum 6. Laporan keuangan yang disusun diserahkan kepada BPK oleh SKPD telah dapat dijadikan 7. Laporan keuangan SKPD sebagai tolak ukur dalam disampaikan kepada BPK untuk penyusunan anggaran tahun dilakukan pemeriksaan berikutnya. 8. Dilakukannya financial audit 7. Informasi yang dihasilkan dari terhadap laporan keuangan laporan keuangan SKPD bebas daerah. dari kesalahan yang bersifat 9. SKPD mampu menyusun laporan material. keuangan secara lengkap 8. Informasi yang dihasilkan dalam (Laporan Realisasi Anggaran, laporan keuangan SKPD Neraca, Laporan Arus Kas dan memenuhi kebutuhan para Catatan Atas Laporan Keuangan). pengguna laporan keuangan. 10. SKPD mampu menyelesaikan laporan keuangan (Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Aksesibilitas Laporan Keuangan Laporan Arus Kas dan Catatan (X3) Atas Laporan Keuangan) tepat 1. Laporan keuangan daerah waktu. dipublikasikan secara terbuka 11. Informasi yang dihasilkan dari melalui media massa. laporan keuangan SKPD telah 2. Memberikan kemudahan kepada manggambarkan dengan jujur para pengguna laporan keuangan transaksi yang seharusnya dalam memperoleh informasi disajikan dalam laporan tentang laporan keuangan daerah. keuangan. JOM Fekon, Vol. 4. No. 1. (Februari) 2017 273 12. Apabila dilakukan pengujian Tabel 2. terhadap laporan keuangan lebih Kolmogorof Smirnov dari sekali oleh pihak yang berbeda, hasilnya tetap menunjukkan simpulan yang tidak berbeda jauh. 13. Informasi yang termuat dalam laporan keuangan dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya. Sumber: Data Olahan 2016 Dari uji Kolmogrov Smirnov, HASIL PENELITIAN DAN dapat diketahui bahwa masing- PEMBAHASAN masing variabel memiliki nilai signifikansi Kualitas laporan Pengolahan data primer keuangan sebesar 0,308, Faktor merupakan deskriptif penelitian penyajian laporan keuangan sebesar berdasarkan pendapat responden 0,262, Aksesibilitas sebesar 0,109, mengenai Pengaruh Kualitas Laporan Faktor peraturan perundang-undangan Keuangan, Penyajian Laporan sebesar 0,115 dan Faktor Latar Keuangan dan Aksesibilitas terhadap Belakang Pendidikan sebesar 0,071. Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Nilai ini lebih besar dari (>) 0,05. Daerah pada SKPD Pekanbaru. Dengan demikian hasil pengujian ini Analisis deskriptif untuk tiap variabel menjukkan bahwa nilai residual dalam penelitian ini didasarkan pada berdistribusi normal karena nilai jawaban tiap pernyataan dari signifikansinya lebih besar dari 0,05. responden dari skala sangat tidak maka dari itu, hasil penelitian ini setuju sampai sangat setuju. Tabel 1 dapat diterima. descriptive statistics di bawah ini menunjukkan angka minimum, Hasil Pengujian Autokorelasi maksimum, mean, dan standar Berikut ini adalah hasil uji deviasi.. statistik mengenai ada tidaknya autokorelasi pada penelitian ini: Tabel 1. Statistik Deskriptif Tabel 3. Hasil Pengujian Autokorelasi
Sumber: Data Olahan 2016
Sumber: Data Olahan 2016 Berdasarkan hasil uji Durbin-
Watson dengan menggunakan SPSS Hasil Pengujian Normalitas Data Versi 17.0, maka diperoleh nilai DW Pengujian normalitas data sebesar 1,218. Dengan hasil dapat juga dilihat dengan one sample perhitungan ini, maka dapat diketahui Kolmogrov Smirnov sebagai mana bahwa nilai di antara -2 sampai +2, pada Tabel berikut ini: berarti tidak ada autokorelasi.
JOM Fekon, Vol. 4. No. 1. (Februari) 2017 274
Hasil Pengujian Heteroskedastisitas Dari Tabel 5 dapat dilihat Uji heteroskedastisitas bahwa nilai tolerance pada hasil bertujuan untuk menguji apakah analisis data, diperoleh nilai VIF model regresi terjadi ketidaksamaan untuk variabel sosiodemografi dan varians dari residual satu pengamatan kemampuan. Nilai VIF terbesar ke pengamatan yang lain. sebesar 0,747 > 0,10), sehingga dapat Pendeteksian ada tidaknya disimpulkan bahwa model regresi heteroskedastisitas bisa dilakukan tersebut bebas dari multikolinearitas. dengan menggunakan metode Glejser Koefisien Determinasi Test, yaitu dengan cara meregresikan Nilai koefisien determinasi nilai absolute residual terhadap dapat dilihat pada Tabel 6 berikut: variabel independen. Tabel 6. Tabel 4. Koefisien Determinasi Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Data Olahan 2016
Sumber: Data Olahan 2016 Berdasarkan Tabel 6 di atas Hasil uji heteroskedasititas yang diperoleh nilai R sebesar 0.704 yang ditampilkan pada Tabel 4 di atas menunjukkan adanya hubungan yang menunjukkan bahwa probabilitas sedang antara Pengaruh Kualitas signifikansi semua variabel Laporan Keuangan, Penyajian independen lebih dari tingkat Laporan Keuangan dan Aksesibilitas kepercayaan 0,05. Dengan demikian Laporan Keuangan terhadap dapat disimpulkan bahwa model Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan regresi ini memenuhi asumsi Daerah pada SKPD Pekanbaru. R2 heteroskedastisitas. Dengan kata lain sebesar 0.496 artinya variabel pada model regresi ini terdapat variasi Pengaruh Kualitas Laporan data homoskedastisitas, terjadi Keuangan, Penyajian Laporan kesamaan varians dari residual satu Keuangan dan Aksesibilitas Laporan pengamatan ke pengamatan yang lain. Keuangan terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah pada Hasil Pengujian Multikolinearitas SKPD Pekanbaru secara bersama- Berdasarkan hasil pengolahan sama mempengaruhi penyusunan data, pada Tabel 5 dapat dilihat hasil APBD sebesar 49,6%. Sedangkan dari uji multikolinearitas sebagai sisanya sebesar 40,4% dipengaruhi berikut: oleh faktor-faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Tabel 5. Hasil Uji Multikolinearitas Hasil Analisis Regresi Linear Collinearity Statistics Model Tolerance VIF Berganda X1 .716 1.397 Dari hasil penelitian, X2 .747 1.339 didapatkan bahwa koefisien regresi, X3 .544 1.837 nilai t dan signifikansi adalah seperti Sumber: Data Olahan, 2016 pada Tabel 7 berikut: JOM Fekon, Vol. 4. No. 1. (Februari) 2017 275 Tabel 7. laporan keuangan yaitu ukuran- Uji t ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya, antara lain pelaporan keuangan tersebut memenuhi unsur Sumber: Data Olahan 2016 relevan, andal, dapat dibandingkan, Dari Tabel 7 maka diperoleh dan dapat dipahami. Hal ini sesuai persamaan regresi yang dihasilkan dengan pendapat dari Mursyidi adalah : (2010) mengatakan bahwa penyajian laporan keuangan adalah salah satu Y = 5,459 + 4,197x1 + 6,476x2 + 6,055x3 bentuk pelaksanaan akuntabilitas Hipotesis 1 pengelolaan keuangan publik. Dengan Berdasarkan tabel 7. diketahui demikian tidak adanya laporan thitung (3,715) < -ttabel (1,68023) dan keuangan berkualitas menunjukan Sig.(0,000) < 0,05 maka dapat lemahnya akuntabilitas. Lebih lanjut diketahui bahwa Kualitas laporan lemahnya akuntabilitas tersebut keuangan berpengaruh signifikan mengindikasikan lemahnya sistem terhadap penetapan ABPD Kota yang selanjutnya berimbas pada Pekanbaru karena t hitung > t tabel. membudayannya korupsi sistematik. Dengan demikian, hipotesis 1 diterima. Hipotesis 2) Hasil perhitungan sebagai Berdasarkan tabel 7. diketahui thitung (4,061) < -ttabel (1,68023) dan mana yang telah diuraikan dapat Sig.(0,000) < 0,05 maka dapat diketahui bahwa Kualitas laporan diketahui bahwa Faktor penyajian keuangan berpengaruh terhadap laporan keuangan antara eksekutif Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan legislative berpengaruh signifikan Daerah, dengan demikian Ho di tolak terhadap penetapan ABPD Kota dan Ha diterima. Semakin berkualitas Pekanbaru karena t hitung > t tabel. laporan keuangan maka akuntabilitas Dengan demikian, hipotesis 2 pengelolaan keuangan daerah akan diterima. semakin baik. Sebaliknya jika laporan Berdasarkan hasil perhitungan keuangan tidak berkualitas, maka sebagaimana yang telah diuraikan akan terjadi penurunan dalam dapat diketahui bahwa penyajian Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan laporan keuangan berpengaruh Daerah, dengan demikian faktor ini terhadap Akuntabilitas Pengelolaan berpengaruh positif. Keuangan Daerah, dengan demikian Kualitas pelaporan keuangan hitung > t tabel maka Ho di tolak dan secara jelas dijabarkan dalam Ha diterima. Semakin lengkap Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun penyajian laporan keuangan maka 2005 tentang Standar Akuntansi akuntabilitas akan cepat terlaksana. Pemerintahan yang sekarang menjadi Sebaliknya jika penyajian laporan Peraturan Pemerintah Nomor 71 keuangan kurang lengkap, maka akan Tahun 2010, bahwa kualitas menyebabkan Akuntabilitas pelaporan keuangan pemerintah dapat Pengelolaan Keuangan Daerah yang memenuhi kualitas yang dikehendaki kurang baik, dengan demikian faktor jika memenuhi unsur kualitatif ini berpengaruh positif. JOM Fekon, Vol. 4. No. 1. (Februari) 2017 276 Laporan keuangan sektor daerah tidak akan berjalan dengan publik merupakan representasi baik. Aksesibilitas menurut perspektif terstruktur posisi keuangan akibat tata ruang adalah keadaan atau transaksi yang dilakukan. Adanya ketersediaan hubungan dari suatu tuntutan yang semakin besar terhadap tempat ke tempat lainnya atau pelaksanaan akuntabilitas public kemudahan seseorang atau kendaraan menimbulkan implikasi bagi untuk bergerak dari suatu tempat ke manajemen sektor publik untuk tempat lain dengan aman, nyaman, memberikan informasi kepada publik, serta kecepatan yang wajar.. salah satunya adalah informasi akuntansi berupa laporan keuangan Hasil Uji Simultan (Uji F) (Mardiasmo, 2014). Untuk mengetahui factor- faktor yang menyebabkan Hipotesis 3 keterlambatan dalam penetapan Berdasarkan tabel 7. diketahui APBD di Kota Pekanbaru, maka thitung (4,845) < -ttabel (1,68023) dan digunakan suatu model statistik yaitu Sig.(0,000) < 0,05 maka dapat ANOVA (Analisys of Variance) dari diketahui bahwa Aksesibilitas model regresi berganda yang Laporan Keuangan berpengaruh diuraikan sebagai berikut: terhadap penetapan ABPD Kota Pekanbaru karena t hitung > t tabel. Tabel 8. Dengan demikian, hipotesis 3 Uji F diterima. Berdasarkan hasil perhitungan sebagaimana yang telah diuraikan dapat diketahui bahwa Aksesibilitas laporan keuangan berpengaruh terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah, maka Ho di tolak dan Ha diterima. Semakin tinggi Sumber: Data Olahan 2016 aksesibilitas Laporan Keuangan maka akuntabilitas pengelolaan keuangan Uji F digunakan untuk akan tercapai. Sebaliknya jika menguji secara bersama-sama dari aksesibilitas Laporan Keuangan tiap variabel. Dari table F diperoleh rendah, maka Akuntabilitas nilai F untuk n = 49 dan k = 5. n = 49 Pengelolaan Keuangan Daerah akan – 5 – 1 = 43. kurang transparan. Dengan demikian, F0,05 (5 : 49) = 1.99682. Dari faktor ini berpengaruh positif. hasil pengujian diketahui perhitungan Pemerintah daerah harus regresi diperoleh nilai Fhitung sebesar memberikan kemudahan akses bagi 7,238 dengan tingkat (α) 5% atau para pengguna laporan keuangan. signifikan signifikan 0,000 < 0,05 Apalah artinya menyajikan laporan maka Ho ditolak dan Hi diterima., keuangan dengan baik tapi tidak Nilai Ftable sebesar 1,99682. Hal ini memberikan kemudahan akses bagi menunjukkan nilai Fhitung> Ftabel para pengguna laporan keuangan, (7,238 > 1,99682), maka Ho ditolak maka usaha untuk menciptakan dan Hi diterima. Artinya secara akuntabilitas pengelolaan keuangan bersamaan, variabel Kualitas laporan
JOM Fekon, Vol. 4. No. 1. (Februari) 2017 277
keuangan, penyajian laporan peneliti memberikan saran, antara keuangan, Aksesibilitas Laporan lain: Keuangan berpengaruh terhadap 1) Penelitian selanjutnya diharapkan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dapat mengatasi kelemahan dari Daerah di Kota Pekanbaru. pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menambah SIMPULAN DAN SARAN metode wawancara agar responden dapat memberi Simpulan jawaban kuesioner dengan benar- Simpulan hasil penelitian ini benar diliputi kesungguhan dan adalah sebagai berikut: keseriusan sehingga peneliti lebih 1) Hasil perhitungan sebagaimana terlibat dalam proses penelitian yang telah diuraikan dapat tersebut. diketahui bahwa Kualitas laporan 2) Penelitian selanjutnya diharapkan keuangan berpengaruh terhadap untuk dapat menambah jumlah Akuntabilitas Pengelolaan sampel yang diteliti dan Keuangan Daerah. Semakin memperluas lokasi penelitian berkualitas laporan keuangan sehingga diharapkan tingkat maka akuntabilitas pengelolaan generalisasi dari analisis lebih keuangan daerah akan semakin akurat. baik. 3) Untuk penelitian selanjutnya 2) Hasil perhitungan sebagaimana hendaknya disarankan menambah yang telah diuraikan dapat variabel independen sehubungan diketahui bahwa penyajian dengan variabel yang belum laporan keuangan berpengaruh diteliti sehubungan dengan hal-hal terhadap Akuntabilitas yang dapat mempengaruhi Pengelolaan Keuangan Daerah. akuntabilitas pengelolaan Semakin lengkap penyajian keuangan daerah. Sehingga dapat laporan keuangan maka diketahui bagaimana mengatasi akuntabilitas akan cepat kelemahan dalam akuntabilitas terlaksana. pengelolaan keuangan daerah. 3) Hasil perhitungan sebagaimana yang telah diuraikan dapat DAFTAR PUSTAKA diketahui bahwa Aksesibilitas Laporan Keuangan berpengaruh Ghozali, Imam. 2006. Structural terhadap Akuntabilitas Equation Modelling Metode Pengelolaan Keuangan Daerah, Alternatif dengan Partial maka Ho di tolak dan Ha diterima. Least Square (PLS). Semakin tinggi aksesibilitas Semarang: Badan Penerbit Laporan keuangan maka Universitas Diponegoro. akuntabilitas pengelolaan keuangan akan tercapai. Ghozali, Imam. 2013. Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Saran Penerbit Universitas Berdasarkan pembahasan dan Diponegoro. kesimpulan yang diperoleh maka
JOM Fekon, Vol. 4. No. 1. (Februari) 2017 278
Halim, Abdul, 2012, Akuntansi Sektor ________________, Peraturan Publik akuntansi Keuangan Pemerintah Nomor 71 Tahun Daerah Edisi Revisi, Jakarta. 2010 tentang Standar Salemba Empat. Akuntansi Pemerintahan.
________, dan Abdullah, S. 2008. Rohman, Abdul. 2009. Pengaruh
Hubungan dan masalah Implementasi Sistem keagenan di pemerintahan Akuntansi, Pengelolaan daerah: Sebuah peluang Keuangan Daerah Terhadap penelitian anggaran dan Fungsi Pengawasan dan akuntansi. Jurnal Akuntansi Kinerja Pemerintah daerah Pemerintah 2(1): 53-64. (Survey Pada Pemda di Jawa Tengah), Jurnal Akuntansi. Mardiasmo. 2014. Akuntansi Sektor Universitas Sebelas Maret. Publik. Edoso Revoso Surakarta. Penerbit ANDI. Yogyakarta. Sukhemi, 2011. Analisis Pengaruh Nordiawan, D. 2010. Akuntansi Penyajian Neraca Daerah, Sektor Publik. Salemba Aksesibilitas, Tingkat Empat. Jakarta. Pengungkapan Laporan Keuangan terhadap Mulyana, B. 2009. Pengaruh Transparansi dan Penyajian Neraca daerah dan Akuntabilitas Keuangan Aksebilitas Laporan Keuangan Terhadap Daerah. Magister Akuntansi Transparansi dan UGM. Hasil penelitian Tidak Akuntabilitas Pengelolaan Dipublikasikan. Yogyakarta Keuangan Daerah, Tesis S2, Magister Akuntansi UGM Shende, S. dan T. Bennett. 2010. Tidak Dipublikasikan. Concept Paper 2: Yogyakarta. Transparency and Accountability in Public Mursyidi. 2010. Akuntansi Dasar, Financial Administration. UN Penerbit Ghalia Indonesia, DESA. Bogor Steccolini, I. 2012. Local Republik Indonesia, Peraturan Government Annual Report: Pemerintah Nomor 24 Tahun an Accountability Medium?. 2005 tentang Standar EIASM Conference on Akuntansi Pemerintahan. Accounting and Auditing in Public Sector Reforms. ________________, Peraturan Dublin. 2012. Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
Artikel 2 - RELEVANSI INFORMASI LAPORAN KEUANGAN CASH MODIFIED BASIS Kemampuan Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Status Financial Distress Pemerintah Daerah Di Indonesia