Professional Documents
Culture Documents
KTI - Yoan Lisbeth Priscilla Hia
KTI - Yoan Lisbeth Priscilla Hia
KTI - Yoan Lisbeth Priscilla Hia
P07520118103
TAHUN 2021
KARYA TULIS ILMIAH
P07520118103
TAHUN 2021
LEMBAR PERSETUJUAN
Menyetujui
Pembimbing
i
LEMBAR PENGESAHAN
Penguji I Penguji II
Ketua Penguji
ii
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam KARYA TULIS ILMIAH ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk disuatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah ini disebut dalam daftar pustaka.
P07520118103
iii
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN
JURUSAN KEPERAWATAN
KARYA TULIS ILMIAH, APRIL 2021
ABSTRAK
iv
meningkat karena dipicu oleh pola makan tidak teratur, mengkonsusmsi
makanan asam dan pedas. Perlu diperhatikan pola makan yang baik pada
penderita gastritis, memberikan informasi mengenai pola makan, jenis makanan,
yang boleh dikonsumsi. Kesimpulan : Maka dari hasil penelitian ini menunjukkan
pola makan kurang baik atau buruk dan yang mengalami mayoritas berjenis
kelamin perempuan.
v
HEALTH POLYTECHNIC OF THE MINISTRY OF HEALTH OF MEDAN
MAJORING IN NURSING
SCIENTIFIC PAPERS, APRIL 2021
ABSTRAK
vi
factors were the characteristics of diet and gender. This is with irregular
eating patterns resulting in increased stomach acid because it is triggered
by irregular eating patterns, consuming acidic and spicy foods. It is
necessary to pay attention to a good diet in gastritis sufferers, providing
information about diet, types of food, which may be consumed.
Conclusion : So from the results of this study indicate that the eating
pattern is not good or bad and the majority are female.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Literature Review : Gambaran Pola Makan
Pada Pasien Gastritis Tahun 2021.”
viii
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan
dan jauh dari kesempurnaan, baik dari segi penulisan maupun dari isi. Maka
dengan segala kerendahan hati penulisan mengharapkan kritik dan saran serta
masukan dari semua pihak demi kesempurnaan proposal ini.
Peneliti
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................... iv
1. Definisi Gastritis..................................................................... 10
2. Klasifikasi Gastritis ................................................................ 10
3. Etiologi Gastritis..................................................................... 11
4. Pencegahan Gastritis ............................................................ 11
5. Manifestasi Klinis Gastritis ..................................................... 11
6. Faktor Faktor Resiko Gastritis ............................................... 12
7. Patofisiologi Gastritis ............................................................. 13
8. Komplikasi Gastritis ............................................................... 13
xi
9. Penatalaksanaan Medis Gastritis........................................... 14
10. Kerangka Konsep .................................................................. 15
A. Kesimpulan ................................................................................. 42
B. Saran ........................................................................................... 42
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Gastritis adalah segala radang mukosa lambung, gastritis merupakan
suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat
bersifat akut, kronis, difus atau local (Sumbara dan Yuli Ismawati 2020).
Gastritis merupakan peradangan permukaan mukosa lambung yang
dapat berkisar dari ringan, asimtomatik, hingga ulserasi (ulkus) berat, yang jika
tidak diobati dapat menyebabkan perforasi (Webster. J.,2014). Gastritis adalah
serangkaian kondisi yang hadir dengan inflamasi mukosa lambung (Khoirunnisa
dan Mona Saparwati,2020).
Menurut Badan Penelitian Kesehatan Dunia WHO (2012), mengatakan
tinjauan terhadap beberapa Negara di Dunia dan mendapatkan hasil persentase
angka kejadian Gastritis di Dunia diantaranya adalah Inggris 22%, Cina 31%,
Jepang 14,5%, Kanada 35%, dan Prancis 29,5% dan di Asia Tenggara sekitar
583.635 dari jumlah penduduk setiap tahun (Nage dkk,2018). Angka kejadian
gastritis pada beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi dengan prevelansi
274,396 kasus dari 238,452,952 jiwa penduduk. Didapatkan data bahwa angka
kejadian gastritis tertinggi dengan jumlah 457.452 atau 91,6% yaitu kota Medan,
sedangkan di Jawa Barat menurut data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
tahun 2012, insiden gastritis mencapai 58.085 orangn 21,1% (Sumbara dan Yuli
Ismawati,2020).
Hasil penelitiandi SMP Negeri 1 Sekayam Kabupaten Sanggau
menunjukkan bahwa dari 60 responden. Data menunjukkan bahwa menurut jenis
kelamin terdapat 22 responden (36,7%) laki-laki dan 38 responden (63,3%)
perempuan, berdasarkan umur terkena penyakit gastritis berumur 14 tahun
(65%) dan 15 tahun (35%), berdasarkan pola makan kurang baik sebanyak 57
responden (95%) dan pola makan yang baik sebanyak 3 responden (5%)
(Siska,2017).
Hasil penelitian di Wilayah Kerja Puskesmas Cinunuk menunjukkan 72
responden bahwa dari 18 orang yang memiliki pola makan teratur 13 orang
(19,4%) menderita penyakit gastritis dan yang bukan gastritis sebanyak 18.
Kemudian dari 54 orang yang memiliki pola makan tidak teratur, yang menderita
penyakit gastritis sebanyak 37 orang (50%) dan yang bukan gastritis sebanyak 4
orang (5,0%) (Sumbara dan Yuli Ismawati,2020).
Hasil penelitian di Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Pati Kota Semarang
menunjukkan sejumlah 19 dari 62 responden (30,6%) menjawab selalu
2
meminum kopi setiap hari, 25,8% responden menjawab sering, 19,4% menjawab
kadang-kadang, dan 24,2% responden lain menjawab jarang maupun tidak
pernah. Berdasarkan pernyataan lain 4 dari 62 responden (69,4%) mengatakan
selalu menyukai makanan pedas, 17,7% responden mengatakan sering, dan
12,9% responden lain mengatakan kadang-kadang, jarang maupun tidak pernah.
Dua dari 62 responden (3,4%) mengatakan selalu memakan makanan pedas
sebagai pengganti sarapan, 14,5% mengatakan sering, 27,4% mengatakan
kadang-kadang, dan 54,9% lainnya mengatakan jarang maupun tidak pernah,
berdasarkan jenis makanan kategori cukup berjumlah 36 responden (58,1%) dan
26 responden (41,9%) memiliki jenis makanan kategori baik (Khoirunnisa dan
Mona Saparwati,2020).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Peneliti
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran Pola Makan Pada
Pasien Gastritis berdasarkan studi Literature Review.
2. Tujuan Khusus
1. Untuk mencari persamaan penelitian tentang Gambaran Pola Makan
Pada Pasien Gastritisdengan melakukan literature review sesuai
topik penelitian yang dilakukan.
2. Untuk mencari kelebihan penelitian tentang Gambaran Pola Makan
Pada Pasien Gastritis dengan melakukan literature review sesuai
topik penelitian yang dilakukan.
3. Untuk mencari kekurangan penelitian tentang Gambaran Pola Makan
Pada Pasien dengan melakukan literature review sesuai topik
penelitian yang dilakukan.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Instansi Pendidikan
Diharapkan bisa menjadi bahan masukan bagi penelitian
lainkhususnya keperawatan Poltekkes Kemenkes Medan serta
3
menambah pembendaharaan bacaan dan sebagai referensi informasi
di kalangan akademis .
2. Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentanggambaran pola
makan pada pasien penderita gastritis dan dapat mengaplikasikan ilmu
yang didapat selama duduk di bangku kuliah.
3. Bagi Profesi Keperawatan
Memberikan masukan tentang tinjauan teoritis tentang pola makan
pada penderita gastritis.
4. Bagi Rumah Sakit
Sebagai masukan bagi institusi rumah sakit agar memberikan motivasi
perawat dalam melakukan pertolongan pertama bagi penderita gastritis
dengan tujuan untuk mempertahankan keselamatan pasien dan
peningkatan pelayanan kesehatan pada penderita gastritis.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
5
b. Sumber protein hewani yaitu ikan, hati, daging sapi, telur ayam,
susu.
c. Sumber protein nabati yaitu tahu, tempe,kacang hijau direbus atau
dihaluskan.
d. Jenis makanan lemak yaitu margarine, minyak (tidak untuk
menggoreng).
e. Sayuran yaitu sayuran yang tidak banyak serat dan tidak
menimbulkan gas misalnya brokoli
f. Buah-buahan yaitu pepaya, pisang rebus, sawo, jeruk garut, sari
buah.
g. Bumbu-bumbu yaitu gula, garam, vitsin, kunyit, serasi,
salam,lengkuas, jahe dan bawang.
h. Makanan selingan untuk mencegah rasa sakit lambung yaitu
berbentuk basah seperti lemper, semar, mendem, tepung kanji.
6
Jumlah makan adalah banyaknya makanan yang dimakan dalam
setiap orangn atau stiap individu dalam kelompok. Jumlah porsi standar
yaitu :
a. Makanan pokok
Makanan pokok berupa nasi, roti tawar, jumlah atau porsi
makanan pokok terdiri dari nasi 100 gram, roti tawar 50 gram
b. Lauk pauk
Lauk pauk mempunyai dua golongan lauk nabati dan lauk hewani,
jumlah porsinya : daging 50 gram, telur 50 gram, ikan 50 gram,
tempe 50 gram (dua potong), tahu 100 gram (dua potong)
c. Sayur
Jumlah atau porsi sayuran dari berbagai jenis masakan sayuran
antara lain sayur 100 gram
d. Buah
Buah meripakan sumber vitamin terutama karoten, vitamin B1,
vitamin B6, vitamin C, dan sumber mineral, jumlah atau porsi buah
ukuran buah 100 gram, ukuran potongan 75 gram
e. Makanan selingan atau makanan kecil biasanya dihidangkan
antara waktu makan pagi, makan siang, maupun makan sore hari.
Porsi atau jumlah unuk makanan selingan tidak terbatas
jumlahnya (bisa sedikit atau banyak)
f. Minuman mempunyai fungsi membantu proses metabolisme
tubuh, setiap jenis minuman berbeda-beda pada umumnya jumlah
atau ukuran untuk air putih dalam sehari lima kali atau lebi
pergelas (2 liter perhari) atau 1 gelas (200 gram). Jumlah porsi
makanan sesuai dengan anjuran makanan (Achmad,2011).
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Makan
Faktor-faktor yang mempengaruhi makanan anak yaitu (Snae,2019) :
1. Faktor Ekonomi
Variabel ekonomi yang cukup dominan dalam mempengaruhi
konsumsi pangan adalah pendapatan keluarga dan harga.
Meningkatnya pendapatan akan meningkatkan peluang untuk membeli
pangan dengan kualitas yang lebih baik.
2. Sosial Budaya
7
Pantangan dalam konsumsi jenis makanan tertentu dapat
dipengaruhioleh faktor budaya atau kepercayaan. Budaya
mempengaruhi seseorang dalam menentukan apa yang akan dimakan,
bagaimana pengolahan, persiapan, dan penyajian serta untuk siapa dan
dalam kondisi bagaimana pangan tersebut dikonsumsi. Perayaan hari
besar agama juga mempengaruhi pemilihan bahan makanan yang
disajikan.
3. Pendidikan
Pendidikan dalah hal ini biasanya dikaitkan dengan pengetahuan
akan pengaruh terhadap pemilihan bahan makanan dan pemenuhan
kebutuhan gizi.
4. Lingkungan
Faktor lingkungan cukup besar pengaruhnya terhadap
pembentukan perilaku makan. Kebiasaan makan pada keluarga sangat
berpengaruh besar terhadap pola makan seseorang terhadap makanan
tersebut dari kebiasaan makan yang terdapat dalam keluarga.
4. Pola Makan Sehat
Pola makan sehat bagi penderita gastritis yaitu (Wahyu,D, dkk,2015) :
a. Makan sesuai waktunya
b. Biasakan makan membawa bekal dari rumah
c. Pilih makanan yang direbus bukan digoreng
d. Kurangi makanan fast food yang mengandung banyak lemak
e. Makan dengan nutrisi yang cukup dan seimbang selain karbohidrat (nasi,
roti, pasta) juga konsumsi protein
f. Hindari minuman soft drink
5. Tujuan Makan
Tujuan makan adalah memperoleh energi yang berguna untuk
pertumbuhan mengganti sel tubuh yang rusak, mengatur metabolisme tubuh
serta meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit. Tujuan
utama dari makanan yang dimakan adalah untuk menyediakan berbagai
nutrisi bagi tubuh. Ada enam kelas utama nutrisi penting yang ditemukan
dalam makanan yaitu : karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air.
Fungsi makanan bagi tubuh yaitu sebagai sumber energi (tenaga),
sumber bahan pembangun sel dan jaringan tubuh serta menggantikan sel-
8
sel tubuh yang rusak atau tua, dan pengatur proses yang terjadi di dalam
tubuh serta sebagai pelindung tubuh terhadap berbagai penyakit. Energi
yang diperlukan aktivitas tubuh berasal dari makanan yang mengandung
karbohidrat dan lemak. Zat yang berfungsi sebagai bahan pembangun tubuh
adalah protein.
6. Cara Pengolahan Makanan
Makan dapat diolah dengan cara sebagai berikut :
a. Merebus (boiling) adalah mematangkan makanan dengan cara merebus
suatu cairan bisa berupa air saja atau air kardu dalam panci sampai
mencapai titik didih 1000C.
b. Memasang (braising) adalah cara memasak makanan dengan
menggunakan sedikitcairan pemasak. Bahan makanan yang diolah
dengan teknik ini adalah daging.
c. Mengkukus (steaming) adalah proses pematangan makanan dalam uap
air.
d. Bumbu-umbuan (simmering) adalah ahampir sama dengan mengukus
tapi setelah dikukus makanan dibumbui dengan bumbu tertentu.
7. Membentuk Pola Makan yang Baik
Beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam membentuk pola
makan yang baik yaitu :
a. Menyediakan makanan yang bervariasi
b. Makan makanan sumber tepung-tepungan, lauk pauk, sayuran dan
buah
c. Kurangin makanan berlemak
d. Batasi makanan gula
e. Kurangi makanan yang banyak mengandung garam
f. Makan dengan teratur
g. Memberikan pengetahuan gizi
h. Menciptakan suasana yang menggembirakan saat makan
i. Menanamkan adat sopan santun saat makan
Pada penderita gastritis diawali dengan pola makan yang tidak teratur
sehingga mengakibatkan peningkatan produksi asam lambung yang
memicu terjadinya nyeri epigastrium.
9
B. Konsep Gastritis
1. Definisi Gastritis
Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung yang bersifat
akut, kronik, difusi atau lokal, dengan karakteristik anoreksia, perasaan
penuh diperut (tengah), tidak nyaman pada epigastrium, mual, dan muntah
(Adriansyah,2013).
Gastritis merupakan masalah saluran pencernaan yang paling sering
ditemukan. Gastritis dapat bersifat akut yang datang mendadak dalam
beberapa jam atau beberapa hari dan dapat juga bersifat kronis sampai
berbulan-bulan atau bertahun-tahun (Nage dkk,2018).
Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung
dengan kerusakan erosi, sedangkan gastritis kronik adalah inflamasi
lambung atau oleh bakteri Helicobacter Pylori (Darmawan dan
Rahyuningsih,2010).
Kasus gastritis biasanya terjadi karena adanya frekuensi makan yang
tidak teratur sehingga lambung menjadi sensitif apabila asam lambung
meningkat. Pola makan yang tidak teratur akan mengakibatkan lambung sulit
beradaptasi, bila berlangsung secara terus menerus akan terjadi kelebihan
asam lambung sehingga dapat mengakibatkan mukosa lambung teriritasi
dan terjadilah gastritis. Pada umumnya setiap orang makan tiga kali dalam
sehari yaitu makan pagi, makan siang, dan makan malam. Makan siang
sangat diperlukan setiap orang, karena sejak pagi badan terasa lelah akibat
melakukan aktivitas. Disamping makanan utama yang dilakukan tiga kali
biasanya dalam sehari juga makanan ringan dilakukan sekali atau dua kali
diantara waktu makan guna menanggulangi rasa lapar, sebab jarak waktu
makan yang lama.
2. Klasifikasi Gastritis
Klasifikasi gastritis berdasarkan tingkat keparahan (Sarutun,2010):
a. Gastritis Akut
Gastritis akut merupakan peradangan mukosa lambung yang
menyebabkan perdarahan lambung akibat terpapar pada zat iritan dan
merupakan suatu penyakit yang mudah ditemukan, biasanya bersifat
jinak dan dapat disembuhkan.
b. Gastritis Kronis
10
Gastritis kronis adalah suatu peradangan permukaan mukosa
lambung yang bersifat menahun, yang disebabkan oleh ulkus atau bakteri
Helicobacter Pylori. Gastritis kronis cenderung terjadi pada usia muda
yang menyebabkan penipisan dan degenerasi dinding lambung.
3. Etiologi Gastritis
Penyebab timbulnya gastritsi diantaranya (Hadi,2013) :
a. Komunikasi obat-obatan kimia digital (Asetamenofen/aspiin, steroid
kortikosteroid). Asetamenofen dan kortiko-steroid dapat mengakibatkan
iritasi pada mukosa lambung.
b. Konsumsi alkohol dapat menyebabkan kerusakan mukosa lambung
c. Terapi radiasi, refluk empedu, zat-zat korosif (cuka dan lada) dapat
menyebabkan kerusakan mukosa gaster dan menimbulkan edema serta
pendarahan
d. Kondisi stress atau tertekan (trauma luka bakar, kemoterapi, dan
kerusakan susunan saraf pusat) merangsang peningkatan produksi HCl
(asam lambung)
e. Infeksi obeh bakteri, seperti Helicobakter Pylori, Esobaricia Coli,
Salmonella, dan lain-lain
4. Pencegahan Gastritis
Timbulnya gastritis dapat dicegah dengan hal-hal berikut (Yusuf,2015) :
1. Makan dalam jumlah kecil tetapi sering
2. Kurangi makanan yang dapat mengiritasi lambung, misalkan makanan
yang pedas, asam dan berlemak
3. Hilangkan kebiasaan mengkonsumsi alkohol
4. Jangan merokok
5. Ganti obat penghilang rasa sakit
6. Berkonsultasi dengan dokter jika Anda merasakan gejala gastritis
7. Peliharalah berat badan
8. Memperbanyak olahraga, disarankan aerobik dilakukan setidaknya
selamam 30 menit setiap harinya
9. Memanajemenn stress, bisa dilakukan dengan meditasi ataupun yoga
5. Manifestasi Klinis Gastritis
Manifestasi gastritis akut dan kronis adalah (Smeltzer,2011) :
a. Anoreksia
11
b. Nyeri pada epigastrium
c. Mual dan muntah
d. Perdarahan saluran cerna (Hematemesis Melena)
e. Anemia (tanda lebih lanjut)
f. Naucea
6. Faktor-faktor Risiko Gastritis
Faktor-faktor risiko yang sering menyebabkan gastritis diantaranya
(Smeltzer,(2011) :
a. Pola makan
Orang yang memiliki pola makan tidak teratur mudah terserang
penyakit ini. Pada saat perut harus diisi, tapi dibiarkan kosong atau
ditunda pengisiannya, asam lambung akan mencerna lapisan mukosa
lambung sehingga tinbul rasa nyeri.
b. Helicobakter Pylori
Helicobakter Pylori adalah kuman gram negatif, basil yang
berbentuk kurva dan batang Helicobakter Pylori adalah suatu bakteri
yang menyebabkan peradangan lapisan lambung yang kronis
(gastritis) pada manusia.
c. Terlambat makan
Secara alami lmbung akan terus memproduksi asam lambunng
setiap waktu dalam jumlah kecil, setelah 4-6 jam sesudah makan
biasanya kadar glukosa dalam darah telah banyak terserap dan
terpakai sehingga tubuh akan merasakan lapar dan pada saat itu
jumlah asam lambung terstimulasi. Bila seseorang telat makan
sampai 2-3 jam, maka asam lambung yanng diproduksi semakin
banyak dan berlebih sehingga dapat mengiritasi mukosa lambung
serta menimbulkan rasa nyeri di sekitar epigastrium.
d. Makanan pedas
Mengkonsumsi makanan pedas secaraberlebihan akan
merangsang sistem pencernaan, terutama lambung dan usus
kontraksi. Dapat mengakibatkan rasa panas dan nyeri di ulu hati
disertai dengan mual dan muntah.
e. Usia
12
Kejadian gastritis di Negara berkembang banynak mengenai usia
dini. Usia muda dan dewasa termasuk dalam kategori usia produktif,
dimana usia produktif lebih berisiko terkena gastritis. Dimana pada
usia tersebut merupakan usia dengan berbagai kesibukan,
meningkatkan risiko untuk terkena gastritis, terkait dengan pola
makan yang tidak teratur dan stress ditempat kerja serta pola hidup
tidak sehat (Gustin,2011).
f. Stress Psikis
Produsi asam lambung akan meningkatkan pada keadaan stress,
misalnnya pada beban kerja berat, panik dan tergesa-gesa. Kadar
asam lambung yang meningkatkan dapat mengiritasi mukosa
lambung dan bila dibiarkan berlama akan menyebabkan gastritis.
g. Stress Fisik
Stress fisik akibat pemedahan besar, luka trauma, luka bakar,
refluks empedu dan infeksi berat dapat menyebabkan gastritis dan
juga ulkus dan perdarahan pada lambung (Wijaya dkk,2013).
7. Patofisiologi Gastritis
Patofisiologi dasar dari gastritis adalah gangguan keseimbangan
faktor agresif (asam lambung dan pepsin) dan faktor defensif (ketahanan
mukosa). Penggunaan aspirin atau obat anti inflamasi non-steroid (AINS)
lainnya, obat-obatan kortikosteroid, penyalahgunaan alkohol, menelan
substansi erosif, merokok, atau kombinasi dari faktor-faktor tersebut dapat
mengacam ketahanan mukosa lambung. Gastritis dapat menimbulkan gejala
nyeri, sakit, atau ketidaknyamanan yang terpusat pada perut bagian atas
(Sukamin,2012).
Gaster memiliki lapisan epitel mukosa yang secara konstan terpapar
oleh berbagai faktor endogen yang dapat mempengaruhi integritas
mukosanya, seperti asam lambung, pepsinogen atau pepsin dan garam
empedu. Sedangkan faktor eksogennya adalah obat-obatan, alkohol dan
bakteri yang dapat merusak integritas epitel mukosa lambung, misalnya
Helicobacter Pylori (Sukamin,2012).
8. Komplikasi Gastritis
Komplikasi dalam gastritis akut, yaitu perdarahan saluran cerna
bagian atas yang berupa hematemis dan melena. Perdarahan yang banyak
13
dapat menyebabkan syok hemoragik yang bisa mengakibatkan kematian
dan dapat terjadi ulkus. Komplikasi yang timbul pada gastritis kronis yaitu
atrofi lambung yang dapat menyebabkan gangguan penyerapan vitamin
B12, akibat kurangnya penyerapan B12 menyebabkan anemia pernesiosa,
penyerapan zat besi terganggu dan penyempitan daerah atrum pylorus.
9. Penatalaksanaan Medis Gastritis
Terapi gastritis bergantung pada penyebab spesifiknya mungkin
memerlukan perubahan dalam fgaya hidup, pengobatan :
a. Jika penyebabnya adalah infeksi oleh Helicobacter Pylori, maka
diberikan Bismuth, antibiotik (misalnya amoxcillin dan Claritromycin) dan
obat anti tukak (misalnya omeprazole).
b. Penderita gastritis karena stress akut yang banyak mengalami
perubahan (penyakit berat, cidera atau pendarahan) berhasil diatasi.
Tetapi sekitar 25% penderita gastritis karena stress akut mengalami
pendarahan yang sering berakhir fatal. Krena dilakukan pencegahan
dengan memberikan antallist (untuk mengurangi atau menghentikan
pembentukan asam lambung).
c. Penderita gastritis erosif kronis bisa diobati dengan antasida, sebaiknya
menghindari obat tertentu (misalnya aspirin atau obat anti peradangan
non-estroit lainnya) dan makanan yang menyebabkan iritasi lambung.
d. Untuk meringankan penyembuhan disaluran keluar lambung pada
gastritis eosinofilik, bisa diberikan kortikostroied atau dilakukan
pembedahan.
e. Penderita meiner bisa disembuhkan dengan mengangkat sebagian atau
seluruh lambung.
f. Gastritis sel plasma bisa diobati dnegan anti kulkus yanng menghalangi
pelepasan asam lambung.
g. Pengaturan diet yaitu pemberian makanan lunak dengan jumlah sedikit
tapi sering.
h. Makanan yang perlu dihindari adalah yang merangsang dan lemak
seperti sambal, bumbu dapur, dan gorengan.
i. Kedisiplinan dalam pemenuhan jam-jam makan juga sangat membantu
penderita gastritis.
14
10. Kerangka Konsep
Adapun kerangka konsep berjudul Gambaran Pola Makan Pada
Pasien Gastritis adalah sebagai berikut :
Gambar 1.1
15
BAB III
METODE PENELITIAN
16
2. Literature di screening melalui judul 10 tahun terakhir dengan judul
penelitian adalah gambaran Pola Makan Pada Pasien Gastritis Tahun
2021.
3. Jurnal dilakukan Full Text yang dikaji lagi kelayakan jurnal yang sesuai
dengan judul penelitian atau yang mendekati dengan judul penelitian.
Jurnal yang diambil berkaitan dengan variabel judul penelitian
sebanyak 10 jurnal; (7 jurnal nasional dan 3 jurnal internasional).
4. Peneliti melakukan telaah terhadap jurnal yang telah diambil.
5. Setelah ditelaah, kemudian peneliti melakukan analisa data dengan
cara mencari persamaan, kelebihan, dan kekurangan jurnal tersebut.
C. Analisa Data
Penelitian yang berkaitan dengan gambaran pola makan pada pasien
gastritis diambil dari yang paling relevan, relevan, dan cukup relevan atau
bisa dilakukan dengan melihat tahun penelitian dari yang paling terbaru.
Kemudian membaca abstrak terlebih dahulu apakah permasalahan yang
dibahas sesuai dengan yang hendak dipecahkan dalam penelitian.
Kemudian mencatat bagian-bagian penting dan berkaitan dengan
permasalahan penelitian.
17
BAB IV
A. Hasil Jurnal
JUDUL/TAHUN POPULASI
NAMA METODE
No. NAMA PENELITI TUJUAN ATAU HASIL
JURNAL PENELITIAN
PENELITI SAMPEL
1. Hubungan Pola Global Health Wahyuni Tujuan Populasi Jenis Hasil penelitian
Makan Dengan Scuence, dkk,2017 penelitian ini pada penelitian menunjukkan
Kejadian Volume 2 No adalah untuk penelitian ini yang bahwa sebagian
Gastritis pada 2, Juni 2017, mengetahui adalah dilakukan besar responden
Remaja halaman 49- hubungan pola seluruh kuantitatif , memiliki :
54 makan dengan santri di pendektan pola makan
Tahun 2017 kejadian Pondok Cross kurang baik yaitu
gastritis pada Pesantren Sectional sebanyak 52
remaja di Al-Munjiyah responden
pondok Durisawo Desain
(54,7%).
penelitian
pesantren Al- Kelurahan Terjadi gastrits
Munjiyah Nologaten yaitu studi
sebanyak 62
Durisawo Kabupaten korelasional responden
Kelurahan Ponorogo (65,3%).
Nologaten tahun 2017 hampir
Kabupaten seluruhnya
Sampel
Ponorogo. (96%) terjadi
pada
gastritis. Respon
penelitian ini
negatif terhadap
adalah 95
pola makan
responden
kurang baik yang
Teknik dimiliki remaja
18
pengambila tersebut
n sampel cenderung akan
adalah menimbulkan
Accidental gejala seperti
Sampling nyeri ulu hati,
perut sering
terasa sebah,
mual dan perut
kembung.
2. Gambaran Tahun terbit Siska,2017 Tujuan Populasi Jenis Hasil penelitian ini
Pola Makan 2017 penelitian ini pada penelitian ini menunjukkan :
Dalam adalah untuk penelitian ini adalah Umur
Kejadian mengetahui adalah kuantitatif Mayoritas umur
Gastritis pada gambaran pola siswa-siswi dengan terkena gastritis
Remaja di SMP makan remaja kelas VIII di desain cross responden
Negeri 1 dalam kejadian SMP Negeri sectional berumur 14
Sekayam gastritis di SMP 1 Sekayam tahun (65%) dan
Kabupaten Negeri 1 dengan minoritas
Sanggau Sekayam gastritis berumur 15
Kabupaten tahun (35%).
Tahun 2017 Sampel
Sanggau Jenis kelamin
pada
Minoritas
penelitian ini
responden
adalah 60
berjenis kelamin
responden
laki-laki
Teknik sebanyak 22
total sebanyak 38
19
Makan,Mayoritas
pola makan
remaja di SMP N
1 Sekayam
sebanyak 57
orang (95%)
memiliki pola
makan kurang
baik dan
minoritas 3
responden (5%)
dengan pola
makan yang
baik.
Sub pola makan,
56 orang
(93,3%) jenis
makanan kurang
baik, 59 orang
(98,3%)
frekuensi makan
kurang baik, 54
orang (90%)
jadwal makan
tidak teratur, dan
29 orang
(48,3%) porsi
makan yang
kurang baik.
20
Remaja di Husada, 2018 mengetahui seluruh deskriptif Umur
Sekolah Volume 18, hubungan pola siswa kelas kolerasi Usia responden
Menengah No 1, makan siswa X X semester dengan adalah <16
Kejuruan Februari semester 1 1 SMK pendekatan tahun sebanyak
YBKP3 Garut 2018, dengan YBPKP3 cross 125 orang dan
halaman 33- kejadian Garut 180 sectional paling banyak
Tahun 2018 44 gastritis di SMK orang menderita
YBKP3 Garut penyakit gastritis
Sampel yaitu ,16 tahun
pada sebanyak 81
penelitian ini responden
berjumlah (57,8%), tidak
140 orang menderita
penyakit gastritis
sebanyak 44
Pengambila
responden
n sampel
(31,4%).
dengan cara
Jenis kelamin
Proportional
mayoritas jenis
Sampling
kelamin pada
remaja data
paling banyak
menderita
gastritis
responden
dengan jenis
kelamin
perempuan
sebanyak101
responden
(72,1%),
menderita
gastritis 75 orang
21
(53,6%), yang
tidak 26 orang
(18,6%), laki-laki
sebanyak 39
responden,
menderita sakit
gastritis 17 orang
(12,1%), dan
tidak sakit
gastritis 22 orang
(15,7%).
Pola makan,
Mayoritas pola
makan pada
remaja dengan
pola makan yang
buruk sebanyak
99 responden
(70,7%)dan
minoritas pola
makan yang baik
sebanyak 41
responden
(29,3%).
Keadaan
gastritis
Mayoritas
keadaan gastritis
sakit sebanyak
92 responden
(65,7%) dan
minoritas yang
tidak sakit 48
22
responden
(34,3%).
23
sebanyak 25
responden
(54,3%), dan
minoritas pola
makan yang baik
sebanyak 21
responen
(45,7%).
Gastritis
Mayoritas
gastritis
sebanyak 24
responden
(52,2%)
sedangkan
minoritas tidak
mengalami
gastritis
sebanyak 22
responden
(47,8%)
5. Hubungan Pola Jurnal Ilmiah Sumbara Tujuan dari Populsi Metode Berdasarkan hasil
Makan Dengan Kesehatan dan Yuli penelitian ini dalam penelitian ini penelitian
Kejadian Iqra, Volume Iamawati, adalah untuk penelitian ini deskptif didapatkan :
Gastritis 8, No. 1, Juli 2020 mengetahui adalah 265 koleratif Pola makan
Wilayah Kerja 2020, hubungan klien dengan Mayoritas pola
Puskesmas halaman antara pola gastritis desain Cross makan yaitu 18
Cinunuk 1-5 makan dilihat yang Sectional. orang memiliki
dari menderita pola makan
Tahun 2020 keteraturan gangguan teratur dan tidak
frekuensi sistem menderita
makan, porsi pencernaan gastritis(25,0%),
24
makan, jenis di Desa dan mnoritas 13
makanan, dan Cinunuk orang (19,4%)
minuman Wilayah menderita
dengan kerja penyakit gastritis
kejadian Puskesmas dan 54 orang
gastritis di Cinunuk memiliki pola
Desa Cinunuk Kabupaten makan tidak
wilayah kerja Bandung teratur, yang
Puskesmas menderita
Cinunuk. Sampel penyakit gastritis
dalam 37 orang
penelitian ini (50,0%) dan
adalah 72 bukan gastritis 4
responden orang (5,0%).
Pengambila
n sampel
dilakukan
dengan
pusposive
sampling
6. Hubungan Pola Jurnal Antara Futriani Tujuan Populasi Metode Berdasarkan hasil
Makan dengan Keperawatan, dkk,2020 penelitian pada penelitian penelitian
Kejadian Volume 3, No adalah untuk penelitian ini adalah didapatkan :
Gastritis pada 1, Jnuari- mengetahui adalah Analitik, Pola makan
Mahasiswa Maret 2020, hubungan pola seluruh menggunaka Mayoritas pola
Tingkat II di halaman makan dengan Mahasiswa n metode makan pada
Sekolah Tinggi 5-8 kejadian tingkat II pendekatan mahasiswa
Ilmu Kesehatan gastritis pada Sekolah cross tingkat II adalah
Abdi Nusantara mahasiswa Tinggi Ilmu sectional diketahui
Jakarta Tahun tingkat II Kesehatan memiliki pola
2018 sekolah tinggi Abdi makan kurang
Iilmu Nusantara baik ada 27
25
Tahun 2020 kesehatan Abdi Jakarta orang (41,5%),
Nusantara dan minoritas
Sampel
Jakarta responden yang
pada
memiliki pola
penelitian ini
makan baik ada
adalah 65
38 orang
responden
(58,5%).
Gastritis
Mayoritas tidak
menderita sakit
gastritis yaitu 29
orang (44,6%),
dan moniritas
responden yang
mengalami sakit
gastritis 36
orang (55,4%).
7. Gambaran Jurnal Gizi Khoirunnisa Tujuan Populasi Jenis Berdasarkan hasil
Pola Makan dan dan Mona penelitian ini pada penelitian ini penelitian
pada Penderita Kesehatan, Saparwati, adalah untuk penelitian ini adalah didapatkan :
Gastritis di Volume 12, 2020 mengetahui adalah deskriptif Frekuensi makan
Wilayah Kerja No 1, Juli gambaran pola pasien yang mayoritas
Dengan
Puskesmas 2020, makan pada terdiagnosa frekuensi makan
pendekatan
Gunung Pati halaman penderita Gastritis di pada penderita
retrospective
Kota Semarang 19-25 Gastritis di puskesmas gastritis kategori
wilayah kerja pada bulan cukup sejumlah
Tahun 2020
Puskesmas september 6 responden
Gunung Pati 2017- (9,7%), dan
Kota Semarang Januari minoritas paling
2018 jumlah banyak pada
populasi kategori baik
162 orang yaitu sejumlah
56 responden
26
Sampel (90,3%).
pada Frekuensi jumlah
penelitian ini makan
berjumlah frekuensi
62 responden pada
responden. jumlah makan
penderita
Teknik gastritis kategori
pengambila cukup sejumlah
n sampel 18 responden
yaitu (29%), dan pada
Purposive kategori baik
Sampling yaitu sejumlah
44 responden
(71%).
Jenis makanan
Jenis makanan
penderita
gastritis kategori
cukup berjumlah
36 responden
(58,1%), dan
jumlah 26
responden
(41,9%) memiliki
jenis makanan
kategori baik.
8. The Malaysian Usman Tujuan Populasi Jenis Berdasarkan hasil
Relationship Journal of dkk,2021 penelitian pada penelitian ini penelitian
Between Diet Medicine and untuk penelitian ini adalah didapatkan :
Pattern and Health menyelidiki adalah analitik Umur
Gastritis Sciences, hubungan pola mahasiswa Mayoritas
Desain
Prevelance in Volume 17, makan dengan program frekuensi usia
penelitian
27
Nursing No 2, April prevelansi studi ilmu menggunaka mahasiswa
Semester II 2021, page gastritis pada keperawata n penelitian keperawatan
Study Program 92-94 mahasiswa n semester Cross semester II yaitu
Students program studi II di Sectional. 18 tahun 59
ilmu Politeknik responden
Tahun 2021 keperawatan Kesehatan (50,0%) dan
semester II di Gorontalo minoritas yang
Politeknik termuda
Kesehatan Sampel berumur 17
Gorontalo pada pada tahun 8
tanggal 23 penelitian responden
Maret 2017-27 sebanyak (6,8%), berumur
Maret 2017 118 orang 19 tahun 39
responden
(33,1%), dan
yang berumur
>20 tahun 12
responden
(10,2%).
Jenis kelamin
Sebagian besar
Jenis kelamin
mahasiswa
keperawatan
semester II
gorontalo yaitu
perempuan 75
responden
(63,3%)
sedangkan laki-
laki 43
responden
(36,4%).
28
Pola makan
Mayoritas pola
makan
mahasiswa
keperawatan
semester II
gorontalo yaitu
memiliki pola
makan yang baik
72 responden
(61,0%) dan
minoritas 46
responden
(39,0%) memiliki
pola makan yang
buruk.
Prevelansi
gastritis
Berdasarkan
data yang
didapat ada 34
responden
(28,8%) dengan
gastritis dan 84
responden
(71,2%) tidak
mengalami
gastritis.
9. Diet of Gastritis D’Nursing Sari Tujuan Populasi Jenis Berdasarkan hasil
Patients in and Health dkk,2021 penelitian ini pada penelitian penelitian
Beka Village Journal adalah untuk penelitian ini yang didapatkan :
(DNHJ), mengetahui adalah digunakan Pola makan
Volume 2, No pola makan penderita adalah Frekuensi pola
29
1, March penderita gastritis di deskriptif makan pada
2021 gastritis di Desa Beka penederita
Page 17-22 Desa Beka sebagian gastritis di Desa
besar Beka yaitu 21
responden responden
IRT (60%) pola
makan kurang
Sampel baik, dan 14
pada responden
penelitian ini (40%) pola
sebanyak makan sudah
35 orang baik.
Pengambila
n sampel
digunakan
non-
probability
sampling
10. The Journal Prasetyanin Tujuan Populasi Jenis Hasil penelitian
Description of Nursing gsih penelitian ini penelitian ini penelitian ini menunjukkan
Eating Patterns Current, dkk,2021 adalah adalah adalah bahwa :
and Risk For Volume 9, No mengidentifikas mahasiswa deskriptif Jenis Kelamin
Gastritis in 1, Januari- i gambaran di Teacher kuantitatif Mayoritas jenis
Students at a Juni 2021, pola makan College of kelamin
Private page dan risiko Perguruan Dengan perempuan
University in 48-55 terjadinya Tinggi pendekatan sebanyak 122
Western gastritis pada Swasta Cross responden
Indonesia mahasiswa di Sectional (73,9%), dan
Teacher Sampel minoritas jenis
College of pada kelamin laki-laki
Perguruan peelitian ini 42 responden
Tinggi Swasta sebanyak (26,1%).
30
165 Pola makan
responden Mayoritas pola
makan tidak
Pengambila teratur yaitu 92
n sampel responden
teknik (55,8%) dan
Purposive minoritas pola
Sampling makan teratur 71
responden
(43,0%).
Waktu makan
mayoritas
responden waktu
makan tidak
teratur sebanyak
94 responden
(57,0%) dan
minoritas waktu
makan teratur 71
responden
(43,0%).
Jenis makanan
mayoritas
responden 100
responden
(60,6%) memiliki
tipe tidak teratur
makanan, dan
minoritas
responden
sebanyak 65
responden
(39,4%) tipe
31
teratur makanan.
Risiko Gastritis
mayoritas risiko
gastritis 101
responden
(61,2%) dan
minoritas tidak
berisiko gastritis
64 responden
(38,8%)
B. Pembahasan
Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan oleh (Wahyuni
dkk,2017 ), mengatakan bahwa terdapat mayoritas pola makan kurang
baik yaitu sebanyak 52 responden (54,7%). Terdapat mempunyai pola
makan baik sebanyakk 43 responden (45,3%), 12 responden (12,7%)
terjadi gastritis . Terdapat terjadi gastritis sebanyak 62 responden
(65,3%). Dikarenakan pola makan tidak teratur menyebabkan penyakit
gastritis. Jadi bahwa kejadian gastritis banyak disebabkan karena pola
makan yang tidak teratur seperti kebanyakan hanya makan 1-2 kali sehari
bahkan ada juga yang makan hanya 1 kali sehari dengan porsi makan
yang banyak. Dikarenakan jumlah kandungan karbohidrat, protein,
vitamin, dan mineral dalam makanan yang dikonsumsi tidak seimbang.
Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan oleh (Siska,2017),
mengatakan diperoleh data mayoritas mengalami gastritis yaitu remaja
perempuan sebanyak 39 responden (65%), disebabkan karena jenis
makanan yang disukai dan dikonsumsi oleh remaja perempuan
merupakan makanan pedas dan asam serta makanan siap saji, untuk
menginginkan memiliki tubuh yang ideal lebih memilih untuk makan
dengan porsi yang lebih sedikit dari porsi yang seharusnya dikonsumsi
oleh remaja. Memiliki pola makan yang kurang baik hal ini disebabkan
32
kebiasaan makan yang tidak teratur, tidak bisa mengatur pola makan
yang baik, dan kebanyakan megkonsumsi makanan yang dapat
menyebabkan meningkatkan asam lambung. Dapat disimpulkan
berdasarkan penellitian ini cenderung berkaitan dengan pola makan yang
tidak teratur dalam kejadian gastritis dikarenakan cenderung konsumsi
makanan pedas, bersifat asam, goreng-gorengan, makanan yang
mengandung gas dan minuman bersoda dapat meningkatkan asam
lambung, selain itu juga dari jenis makanan, frekuensi dan jadwal makan
responden tidak teratur akibat penyesesuaian terhadap tugas-tugas
sekolah yang menumpuk dapat mempengaruhi ketepatan waktu makan
dan kesesuaian porsi makan yang seharusnya dikonsumsi.
Berdasarkan peneitian yang dilakukan oleh (Shalahuddin dan
Udin Rosidin,2018), mengatakan dalam penelitian ini karakteristik terkena
gastritis yaitu berjenis kelamin perempuan dengan 75 responden (53,6%)
dikarenakan takut gemuk dan menjalankan diet, menghindari sarapan
dan makan siang. Ditemukan pola makan yag buruk sebanyak 99
responden (70,7%), mengakibatkan terjadinya penyakit gastritis. Jadi ada
hubungan dengan pola makan dengan kejadia gastitis yang terjadi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Pondaa dkk,2019),
mengatakan masalah kesehatan remaja merupakan suatu hal yang
semakin menonjol pada saat dimana terdapat peningkatan yang cukup
pesat dalam perubahan pola makan. Menentukan zat-zat gizi yang
diperoleh remaja untuk pertumbuhan dan perkembangan yang baik.
Jumlah makanan yang sesuai dengan kebutuhan zat gizi yang cukup bagi
remaja untuk menjalankan kegiatan fisik, karena pola makan dapat
dipengauhi oleh beberapa faktor antara lain lingkungan, pola makan tidak
teratur akibat lingkungan yang berada dimana remaja konsumsi makanan
menyebabkan kekambuhan asam lambung. Asumsi peneliti berdasarkan
peelitian didapatkan responden dengan pola makan baik yang terbanyak
mengalami gastritis. Hal ini dikarenakan dari penelitian ditemukan remaja
menyatakan sering minum kopi, makan makanan pedas,. Kadar asam
lambung meningkat menimbulkan ketidaknyamanan pada lambung dan
terdapat pola makan kurang baik. Maka ada hubungannya dengan pola
makan dengan kejadian gastritis.
33
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Sumbara dan Yuli
Ismawati,2020) mengatakan hasil yang didapat masyarakat sering
mengabaikan kebiasaan makan yang baik dan teratur. Banyak faktor-
faktor dilapangan yang menyebabkan masyarakat mengabaikan
kebiasaan makan yang baik dan sehat, diantaranya memiliki pekerjaan
sebagai PNS, di bidang swasta, berwiraswasta, maupun pekerjaan yang
lain. Hal ini dapat dipastikan bahwa orang memiliki kesibukan masing-
masing, sehingga waktu untuk keteraturan makan terjadi sangat sedikit,
dan ujungnya tidak teratur makan, keterbatasan ekonomi dalam upaya
pemenuhan gizi, serta faktor kebiasaan dan kesukaan seseorang
terhadap makanan yang menyebabkan penyakit gastritis. Kiranya peran
aktif dari petugas kesehatan terutama petugas promosi kesehatan
meningkatkan kesadaran masyarakat pentingnya menjaga pola makan
yang baik, guna menghindari penyakit. Peran keluarga dan masyarakat
senantiasa saling mengingatkan dan memberi sugesti menjaga
kesehatan secara umum.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Futriani dkk,2020),
mengatakan didapatkan 34 responden dengan hasil presentase (43,3%)
yang memiliki pola makan baik dan 26 responden pola makan buruk
dengan hasil presentase (56,7%) dan kejadian gastritis 31 responden
(51,7%). Jadi ada hubungan yang bermakna pola makan dengan kejadian
gastritis. Menurut Brunner dan Suddart (2013) salah satu faktor penyebab
terjadinya gastritis adalah pola makan yang tidak baik, terlambat makan,
kebiasaan meroko, mengkonsumsi makanan dan minuman seperti cabai,
cuka, asam, kopi, alkohol dan faktor psikologis (stress psikis dan stress
fisik). Oleh karena itu peneliti berasumsi, bahwa mahasiswa harus lebih
tahu bagaimana cara mempertahankan pola makan yang baik, sehingga
dengan berpola makan baik diharapkan dapat terhindar dari penyakit
gastritis.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Khoirunnisa dan
Mona Saparwati,2020), mengatakan terdapat gambaran frekuensi makan
dalam kategori baik sebanyak 56 responden (90,3%) karena sudah
memiliki kebiasaan makan yang baik yaitu 3 kali sehari, pada kategori
cukup 6 responden (9,7%) dan tidak ada yang mengalami dalam kategori
34
buruk. Gambaran jumlah makanan kategori baik 44 responden, kategori
cukup 18 responden, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pola
makan yaitu ekonomi, sebagian besar tidak bisa mengkonsumsi lauk
hewani setiap hari dan sedngkan jenis sayur hampir setiap hari
mengkonsumsi.. Gambaran jenis makan kategori cukup 36 responden,
dalam kategori baik sebanyak 26 responden. Berdasarkan hasil penelitian
ini, disarankan kepada penderita gastritis dapat meningkatkan perilaku
pencegahan gastritis dengan cara memiliki kebiasaan pola makan teratur
khususnya pada jenis makanan, yang menjadi penyebab gastritis agar
menghindari komplikasi lebih lanjut.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Usman dkk,2021)
mengatakan terdapat mayoritas umur 18 tahun 59 responden (50,0%).
Mayoritas jenis kelamin perempuan 75 responden (63,3%). Mayoritas
pola makan baik 72 responden (61,0%) dan pola makan buruk 46
responden (39,0%). Dan mayoritas penderita gastritis 34 responden
(28,8%). Diketahui ada dua yang dikenal penyebab gastritis, agen
eksogen yang menyebabkan iritas dan infeksi sperti alkohol, obat-obatan,
bakteri atau virus infekksi dan terdapat agen korosif yaitu racun dan
endogen agen yang menyebabkan produksi asam lambung yang
berlebihan, seperti makan makanan asam dan pedas, tidak teratur makan
dan tekanan mental seperti frustasi. Setian orang memiliki pola makan
yang berbed dan banyak dari masyarakat belum mengetahui pola makan
yang sehat. Bbeberapa dari mereka menyadari tetapi tidak
mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat dipengaruhi
oleh nafsu makan yang berkurang dan memiliki banyak aktivitas dan
terjadi pola makan yang buruk.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Sari dkk,2021)
terdapat mayoritas pola makan kurang baik dan menderita gastritis yaitu
21 responden (60%). Berdasarkan hasil penelitian ini, adalah gastritis
lebih banyak pasien memiliki pola makan yang buruk. Diharapkan pasien
gastritis dapat memperbaiki pola makannya untuk lebih baik sehingga
dapat mengurangi kekambuhan penyakit dan keluhan yang dialami
pasien.
35
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Prasetyaningsing
dkk,2021) mengatakan terdapat mayoritas jenis kelamin perempuan
sebanyak 122 responden (73,9%). Mayoritas pola makan tidak teratur
yaitu 92 responden (55,8%). Mayoritas waktu makan tidak teratur
sebanyak 94 responden (57,8%). Mayoritas jenis makanan memiliki tipe
tidak teratur makanan sebanyak 100 responden (60,6%). Ada hubungan
dengan jenis kelamin dengan pola makan tidak teratur, karna melakukan
diet menurunkan berat badan, karena kurang percaya diri tentang
kelebihan berat badan.
36
responden (65,2%). Mayoritas pola makan kurang baik yaitu sebanyak 25
responden (54,3%). Dan Mayoritas penderita gastritis sebanyak 24
responden (52,2%).
Pada jurnal 5 yang berjudul Hubungan Pola Makan Dengan
Kejadian Gastritis Wilayah Kerja Puskesmas Cinunuk oleh (Sumbara dan
Yuli Ismawati,2020) terdapat mayoritas pola makan tidak teratur sebanyak
54 orang. Mayoritas menderita penyakit gastritis sebanyak 37 orang
(50,0%).
Pada jurnal 6 yang berjudul Hubungan Pola Makan Dengan
Kejadian Gastritis pada Mahasiswa Tingkat II Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Abdi Nusantara Jakarta tahun 2018 oleh (Futriani dkk,2020)
terdapat mayoritas pola makan kurang baik ada 27 orang (41,5%).
Mayoritas menderita gastritis 36 orang (55,4%).
Pada jurnal 7 yang berjudul Gambaran Pola Makan Penderita
Gastritis di Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Pati Kota Semarang oleh
(Khoirunnisa dan Mona Saparwati,2020) terdapat mayoritas frekuensi
makan pada penderita gastritis kategori cukup 6 responden (9,7%) dan
kategori baik 56 responden (90,3%). Mayoritas jumlah makan penderita
gastritis kategori cukup 18 responden (29%) dan kategori baik 44
responden (71%). Dan Mayoritas jenis makanan penderita gastritis kategori
cukup 36 responden (58,1%).
Pada jurnal 8 yang berjudul The Relationship Between Diet Pettern
and Gastritis Prevelance in Nursing Semester II Study Program Students
oleh (Usman dkk,2021) terdapat mayoritas umur 18 tahun 59 responden
(50,0%). Mayoritas jenis kelamin perempuan 75 responden (63,3%).
Mayoritas pola makan baik 72 responden (61,0%) dan pola makan buruk
46 responden (39,0%). Dan mayoritas penderita gastritis 34 responden
(28,8%).
Pada jurnal 9 yang berjudul Diet of Gastritis Patients in Beka Village
oleh (Sari dkk,2021) terdapat mayoritas pola makan kurang baik dan
menderita gastritis yaitu 21 responden (60%).
Pada jurnal 10 yang berjudul The Description of Eating Patterns and
Risk For Gastritis in Students at a Private University in Western Indonesia
oleh (Prasetyaningsing dkk,2021) terdapat mayoritas jenis kelamin
37
perempuan sebanyak 122 responden (73,9%). Mayoritas pola makan tidak
teratur yaitu 92 responden (55,8%). Mayoritas waktu makan tidak teratur
sebanyak 94 responden (57,8%). Mayoritas jenis makanan memiliki tipe
tidak teratur makanan sebanyak 100 responden (60,6%). Dan mayoritas
risiko gastritis 101 responden (61,2%).
Dari hasil penelitian 10 jurnal diatas dapat disimpulkan setiap jurnal
memiliki mayoritas pola makan kurang baik dan menderita penyakit
gastritis. Dari 10 jurnal diatas terdapat 4 jurnal memiliki karakteristik
berdasarkan umur yaitu pada jurnal 2, 3, 4, dan 8 dimulai dari umur 14-18
tahun. Hasil dari jurnal 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9 dan 10 menyatakan terdapat
mayoritas pola makan kurang baik atau buruk. Pada jurnal 2, 3, 8, dan 10
terdapat mayoritas berjenis kelamin perempuan pola makan kurang baik.
Hasil dari jurnal 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 dan 10 mayoritas penderita gastritis.
Terdapat 5 jurnal penelitian yang memiliki tujuan sama yaitu untuk
mengetahui hubungan pola makan dengan kejadian gastritis. Terdapat 3
jurnal penelitian yang memiliki tujuan yang sama yaitu untuk mengetahui
gambaran pola makan dalam penderita gastritis. Terdapat 6 jurnal
penelitian memiliki desain penelitian Cross Sectional. Terdapat 3 jurnal
penelitian memiliki metode penelitian dengan metode deskriptif, terdapat 2
jurnal memiliki jenis penelitian kuantitatif, terdapat 2 jurnal memiliki metode
penelitian Analitik. Terdapat 4 jurnal memiliki teknik pengambilan sampel
menggunakan teknik Purposive Sampling.
2. Kelebihan Jurnal
38
Indonesia dan bahasa inggris, kesimpulan dan saran, disertai kata
kunci.
3. Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Gastritis Pada Remaja di
Sekolah Menengah Kejuruan YBKP3 Garut oleh Shalahuddin dan Udin
Rosidin,2018 memiliki kelebihan pada bagian abstrak sudah mencakup
komponen latar belakang, tujuan, metode penelitian, jumlah populasi
dan sampel, hasil penelitian, kesimpulan dan kata kunci .
4. Hubungan Pola Makan Kejadia Gastritis Pada Remaja Putri Kelas 1
SMA Negeri 1 Melonguane Kabupaten Kepulauan Talaud oleh Pondaa
dkk,2019 memiliki kelebihan yaitu mempunyai daftar pustaka 32
referensi sehingga hasil dari jurnal lebih akurat .
5. Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Gastritis Wilayah Kerja
Puskeksmas Cinunuk oleh Sumbara dan Yuli Ismawati,2020 memiliki
kelebihan pada abstrak mencakup latar belakang, tujuan penelitian,
jenis penelitian, metode penelitian, sampel, cara pengambilan sampel,
kesimpulan dan kata kunci.
6. Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Gastritis Pada Mahasiswa
Tingkat II di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Abdi Nusantara Jakarta
tahun 2018 oleh Futriani dkk,2020 memiliki kelebihan pada bagian
abstrak sudah mencakup komponen latar belakang, tujuan, metode
penelitian, jumlah populasi dan sampel, hasil penelitian, kesimpulan
dan saran dan kata kunci.
7. Gambaran Pola Makan Pada Penderita Gastritis di Wilayah Kerja
Puskesmas Gunung Pati Kota Semarang oleh Khoirunnisa dan Mona
Saparwati,2020 memiliki kelebihan pada bagian abstarak mencakup
latar belakang, tujuan penelitian, metode penelitian, pengambilan
sampel, jumlah populasi, jumlah sampel, hasil penelitian, kesimpulan
dan disertai kata kunci.
8. The Relationship Between Diet Pettern and Gastritis Prevelance in
Nursing Semester II Study Program Students oleh Usman dkk,2021
memiliki kelebihan pada sampel penelitian banyak sehingga hasil
penelitian lebih akurat
9. Diet of Gastritis Patients in Beka Village oleh Sari dkk,2021 memiliki
kelebihan pada bagian abstrak mencakup pendahuluan, tujuan
39
penelitian, metode penelituan desain penelitian, hasil penelitian,
kesimpulan dan disertai kata kunci
10. The Description of Eating Patterns and Risk For Gastritis in Students at
a Private University in Western Indonesia oleh Prasetyaningsing
dkk,2021 memliki kelebihan pada bagian hasilnya banyak diberikan
gambaran-gambaran tabel sehingga pembaca lebih mudah memahami
hasil dari penelitian jurnal tersebut dan terdapat banyak sampel
sehingga mendapatkan hasil yang cukup akurat.
3. Kekurangan Jurnal
Kekurangan literatur yang telah ditelaah oleh peneliti dalam setiap
jurnal berdasarkan studi literatur review adalah :
1. Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Gastritis pada Remaja oleh
Wahyuni dkk,2017, memiliki kekurangan abstrak pada penelitian ini
tidak dilengkapi dengan terjemahan bahasa inggris, dan pada abstrak
tidak terdapat jumlah populasi penelitian.
2. Gambaran Pola Makan Dalam Kejadian Gastrittis Pada Remaja di
SMP Negeri 1 Sekayam Kabupaten Sanggau oleh Siska,2017,
memiliki kekurangan pada abstrak tidak terdapat jumlah populasi
penelitian, hasil uji statistik penelitian tidak dipaparkan.
3. Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Gastritis Pada Remaja di
Sekolah Menengah Kejuruan YBKP3 Garut oleh Shalahuddin dan Udin
Rosidin,2018 memiliki kekurangan tidak terdapat saran pada
penelitian.
4. Hubungan Pola Makan Kejadia Gastritis Pada Remaja Putri Kelas 1
SMA Negeri 1 Melonguane Kabupaten Kepulauan Talaud oleh Pondaa
dkk,2019 memiliki kekurangan pada abstrak penelitian tidak terdapat
populasi yang diteliti dan tidak terdapat saran pada penelitian.
5. Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Gastritis Wilayah Kerja
Puskeksmas Cinunuk oleh Sumbara dan Yuli Ismawati,2020 memiliki
kekurangan pada penelitian abstrak tidak dilengkapi dengan
terjemahan bahasa inggris.
40
6. Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Gastritis Pada Mahasiswa
Tingkat II di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Abdi Nusantara Jakarta
tahun 2018 oleh Futriani dkk,2020 memiliki kekurangan pada abstrak
penelitian tidak terdapat jumlah populasi penelitian dan tidak terdapat
cara pengambilan sampel.
7. Gambaran Pola Makan Pada Penderita Gastritis di Wilayah Kerja
Puskesmas Gunung Pati Kota Semarang oleh Khoirunnisa dan Mona
Saparwati,2020 memiliki kekurangan hasil uji statistik penelitian tidak
dipaparkan.
8. The Relationship Between Diet Pettern and Gastritis Prevelance in
NursingSemester II Study Program Students oleh Usman dkk,2021
memiliki kekurangan pada abstrak penelitian tidak terdapat jumlah
populasi penelitian dan tidak terdapat saran pada penelitian.
9. Diet of Gastritis Patients in Beka Village oleh Sari dkk,2021 memiliki
kekurangan hasil uji statistik penelitian tidak dipaparkan.
10. The Description of Eating Patterns and Risk For Gastritis in Students at
a Private University in Western Indonesia oleh Prasetyaningsing
dkk,2021 memliki kekurangan pada abstrak tidak tercantum jumlah
populasi.
41
BAB V
A. Kesimpulan
Dari 10 hasil artikel literature review tersebut menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang berkaitan antara pola makan dengan penderita
gastritis. Dari 10 artikel penelitian sudah di review menunjukkan 70,7%
pola kurang baik atau buruk yang dialami seseorang dan mayoritas
karakteristik yaitu jenis kelamin perempuan 65%, beberapa faktor
karakteristik meliputi : usia, jenis kelamin, pola makan, jenis makanan,
penderita gastritis. Namun dalam penelitian ini yang menjadi faktor
karakteristik lebih dominan adalah faktor karakteristik pola makan dan
jenis kelamin. Hal ini dengan pola makan tidak teratur mengakibatkan
asam lambung meningkat karena dipicu oleh pola makan tidak teratur,
mengkonsusmsi makanan asam dan pedas. Perlu diperhatikan pola
makan yang baik pada penderita gastritis, memberikan informasi
mengenai pola makan, jenis makanan, yang boleh dikonsumsi. Pola
makan dalam kategori kurang baik, dalam pelayanan promosi kesehatan
perlu memberikan pendidikan kesehatan mengenai pentingnya menjaga
pola makan bagi penderita gastritis, memilih makanan yang seimbang
sesuai kebutuhan, jadwal makan yang teratur, memilih makanan lunak,
mudah dicerna, makan dalam porsi kecil tapi sering, hindari stress, dan
tekanan emosi yang berlebihan serta menghindari makanan yang
menaikkan asam lambung, serta jenis makan, frekuensi makan, dan
jumlah makanan.
B. Saran
1. Bagi Intitusi Pendidikan
Diharapkan penelitian ini dapat menambah literature review ini sebagai
salah satu referensi sumber pengetahuan mahasiswa dalam mengenai
gambaran pola makan pada pasien gastritis diharapkan mampu
menjalin hubungan bersosilisasi dengan lingkungan kantin di institusi
dikonsumsi mahasiswa.
2. Bagi Pelayanan Kesehatan
42
Penelitian studi literature ini diharapkan dapat berguna dan menjadi
sumber referensi untuk mengembangkan memberikan pendidikan
kesehatan kepada penderita gastritis untuk dapat menjaga pola
makan,porsi makan, jenis makanan, frekuensi makan, dan jumlah
makan.
3. Bagi Peneliti Lain
Dari hasil literature review dapat dijadikan awal dari peneliti
selanjutnya terkait gambaran pola makan pada pasien gastritis. Perlu
adanya penelitian selanjutnya dengan mengubah karakteristik
penelitian sehingga menghasilkan hasil yang optimal kedepannya.
43
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier. (2016). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Umum
Angkow, J., Robot dan Oribala. (2014). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan
Kejadian Gastritis di Wilayah Kerja Puskesmas Batu Kota Manado :
Fakultas Keperawatan Universitas Sam Ratulangi : Manado.
Futriani, E.S, Feva Tridiyawati dan Sevia Maulana Putri. (2020). Hubungan Pola
Makan Dengan Kejadian Gastritis pada Mahasiswa Tingkat II di
Sekolah Tinggi Ilu Kesehatan Abdi Nusantara Jakarta tahun 2018.
Jurnal Antara Keperawatan, Vol 3, No 1, 5-8
Khairiyah, Evi Luthfiah. (2016). Pola Makan Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayahtullah Jakarta 2016. Skripsi
Program Studi Kesehatan Masyarakat FKIK UIN Syarif Hidayahtullah.
Kementerian Kesehatan RI. (2017). Buku Saku Pemantauan Status Gizi tahun
2017,140
Nage, Mujahid dan Muzakkir. (2018). Hubungan Antara Pola Makan dengan
Terjadinya Gastritis pada Pasien yang di Rawat di RSUD Kota Makassar.
Jurnal Ilmu Kesehatan Diagnosis, Vol 12, No 4, 442-447.
Pondaa, A., Magie Melanie Kapojos dan Ivon Sisilia Abraham. (2019). Hubungan
Pola Makan Dengan Kejadian Gastritis pada Remaja Putri Kelas 1 SMA
Negeri 1 Melonguane Kabupaten Kepulauan Talaud. Journal Of
Community and Emergency, Vol 7, No 2,233-243
44
Prasetyaningsih, E., Erol Pratama Duru dan Ester Novitasari. (2021). The
Description of Eating Patterns and Risk For Gastritis in Students at a
Private University in Western Indonesia. Journal Nursing Current, Vol
9, No 1, 48-55
Sari, A.N.I., Fanny Metungku, Niswa Salamung dan Chely Veronica Mauruh.
(2021). Diet of Gastritis Patients in Beka Village. D’Nursing and Health
Journal, Vol 2, No 1, 17-22
Shalahuddin dan Udin Rosidin. (2018). Hubungan Pola Makan Dengan Gastritis
pada Remaja di Sekolah Menengah Kejuruan YBKP3 Garut. Jurnal
Kesehatan Bakti Tunas Husada, Vol 18, No 1, 33-44
Siska, H. (2017). Gambaran Pola Makan Dalam Kejadian Gastritis pada Remaja
di SMP Negeri 1 Sekayam Kabupaten Sanggau.
Sulistyoningsih. (2011). Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta : Graha
Ilmu.
Sumbara dan Yuli Ismawati. (2020). Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian
Gastritis Wilayah Kerja Puskesmas Cinunuk. Jurnal Ilmiah Kesehatan
Iqra, Vol 8, No. 1, 2656-5471.
Wahyuni, Rumpiati dan Rista Eko Muji Lestariningsing. (2017). Hubungan Pola
Makan Dengan Kejadian Gastritis pada Remaja. Jurnal Global Health
Science, Vol 2, 149-153
Wijaya, Anra S.,& Putri dan Yessie M. (2013). Keperawatan Medikal Bedah.
Yogyakarta : Nuha Medika.
45
Yusuf,B.A. (2015). Gastritis. Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
46
LEMBAR KONSULTASI
BIMBINGAN KARYA TULIS ILMIAH
47
7. Kamis, 14 Revisi Proposal BAB 2
Januari 2021
48
16. Sabtu, 22 Revisi Bab IV dan Bab V
Mei 2021
19. Senin, 05
Juli 2021 Bimbingan Revisi Bab IV
Pembahasan
20. Kamis, 29
Juni 2021 Revisi Bab IV
21. Selasa, 03
Agustus ACC Bab IV, Lanjut Revisi
2021 Bab V
22. Selasa, 24
Agustus
2021 Revisi Bab V
23. Jumat, 27
Agustus
2021 Revisi Bab V
49
24. Sabtu, 28
Agustus
2021 ACC Bab V
(Afniwati, S.Kep.,Ns.,M.Kes)
NIP. 196610101989032002
50