Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Pengaruh Penanggulangan Limbah Cair Tahu Dengan Cara Pengolahan…

Jurnal Sistem Produksi Bersih (2023)

Pengaruh Penanggulangan Limbah Cair Tahu Dengan Cara


Pengolahan Biofilter Aerob Dan Anaerob
The effect of tofu liquid waste countermeasures by processing aerobic and anaerobic biofilters

Riana Fitria Gozali 1*, Triana Oktaviana 2, Anika Ratnawati 3, William Wisnu 4, Khoirul Umam 5
1)
*Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Jalan Kalimantan No. 37, Tegal Boto,
Jember, Jawa Timur, Indonesia
*Korespondensi : Riana Fitria Gozali, Email : Rianafitriafitria79@gmail.com

ABSTRACT
The most dominant environmental problem currently is liquid waste originating from households
and industry, where managed liquid waste will have the impact of water pollution, one of which is that the
resulting liquid waste is directly thrown into rivers. Tofu liquid waste contains quite high levels of protein,
fat, and carbohydrates. Liquid waste that is immediately disposed of can have a negative impact on the
environment. Therefore, this practicum is carried out with the aim of students being able to design liquid
waste processing systems using biofilter techniques and knowing the influence of microorganisms in waste
processing. With the biofilter method, two methods can be used, namely aerobic and anaerobic, with sponge
and bioball supports used. Biofilters are able to improve the quality of waste water for the better. Water
quality testing is done by testing PH, TDS, Salinity and DO in tofu wastewater. The results obtained have
decreasing values for all parameters. This shows that waste water that is reprocessed using the biofilter
method is able to have better water quality. In the biofilter there are microorganisms that are able to break
down organic materials in tofu waste water.

Keywords: Tofu wastewater, Biofilters, Microorganisms

PENDAHULUAN tahu yaitu limbah tahu cair. Limbah cair yang


Latar Belakang dihasilkan langsung dibuang ke sungai.
Permasalahan lingkungan yang sangat Limbah cair tahu mengandung protein, lemak,
dominan saat ini yaitu limbah cair yang dan karbohidrat yang cukup tinggi Limbah cair
berasal dari rumah tangga dan industry, yang langsung dibuang dapat mengakibatkan
dimana limbah cair yang dikelola akan timbulnya dampak buruk pada lingkungan.
menimbulkan dampak pencemaran perairan, Pencemaran akibat limbah cair tahu
hal ini dibutuhkankannya pengelolaan limbah menyebabkan lingkungan perairan menjadi
cair dalam proses produksi untuk kotor dan berbau, oleh karena itu diperlukan
memenimialkan limbah yang terjadi, serta suatu upaya pengolahan limbah cair tahu
untuk menurunkan kadar bahan pencemar sehingga ramah lingkungan yaitu dengan
yang terkandung dalam perairan (Filliazati, pengolahan biofilter (Cahyani et al, 2021).
2013). Terdapat bebgarai limbah yang sering Dilakukannya praktikum Sistem
dihasilkan oleh industry salah satunya yaitu Produk Bersih pada acara biofilter bertujuan
limbah tahu. untuk mahasiswa mampu mendesain sistem
Tahu salah satu makanan khas pengolahan limbah cair menggunakan teknik
Indonesia yang telah banyak dikonsumsi oleh biofilter dan mengetahui pengaruh
masyarakat. Tahu memiliki asam amino paling mikroorganisme dalam pengolahan limbah
lengkap yang memiliki daya cerna yang tinggi.
Hal tersebut menyebabkan industri tahu Tinjauan Pustaka
mudah berkembang pesat dan berkembang di 1. Biofilter
berbagai wilayah dengan menggunakan Biofilter Merupakan salah satu proses
metode konvensional. Industri tahu pada setiap oksidasi senyawa organic dan anorganik oleh
proses produksinya akan menghasilkan limbah mikroorganisme, baik di tanah, perairan, atau

e-ISSN 2828-674X | p-ISSN 2828-8513


Pengaruh Penanggulangan Limbah Cair Tahu Dengan Cara Pengolahan…
Jurnal Sistem Produksi Bersih (2023)

pada pengolahan limbah cair. Teknologi biofilter aerob polutan organik yang masih
biofilter banyak dikembangkan karena tersisi akan terurai menjadi gas karbon
memiliki keunggulan anatara lain dioksida (CO2) dan air (H2O), amoniak akan
pengoperasian yang mudah (Apelabi & teroksidasi menjadi nitrit selanjutnya menjadi
Rostina, 2021). efektifitas proses biofilter nitrat, sedangkan H2S akan diubah menjadi
sangat dipengaruhi oleh jenis serta bentuk sulfat. Dengan proses biofilter kombinasi
media yang digunakan. Penting untuk anaerob aerob akan menghasilkan air olahan
diketahui bahwa media biofilter berfungsi dengan kualitas yang baik dengan
untuk menyediakan area permukaan tempat menggunakan energi yang lebih rendah (Said,
bakteri atau mikroorganisme berkoloni. Dalam 2018).
hal ini bakteri mempunyai peranan yang 2. Limbah Tahu
penting di dalam sistem biofilter. Agar bakteri Limbah tahu merupakan sisa
bekerja secara efektif, disain biofilter serta pengolahan kedelai yang terbuang karena tidak
media penyangga selain harus mampu terbentuk menjadi tahu. Limbah tahu ada
menyediakan distribusi nutrient dan oksigen, dalam bentuk padat dan cair. Kebutuhan
tetapi harus mampu juga menghilangkan terhadap kedelai mencapai 2,3 juta ton
produksi buangan baik yang terlarut maupun pertahun, dimana 40% yang dikonsumsi
yang tersuspensi. Umumnya biofilter berupa tahu, 50% berupa tempe dan 10%
menggunakan bakteri aerobik namun dapat minyak kedelaiLimbah bentuk padat yang
pula didisain dan dioperasikan untuk bakteri merupakan kotoran hasil pembersihan kedelai,
anaerobik (Muliyadi, 2020). sisa bubur biasa disebut ampas tahu,
kelebihan sistem biofilter adalah air sedangkan hasil pencucian tahu, berupa limbah
limbah yang masih mengandung zat organisme cair. Limbah yang dominan terbuang yaitu
yang belum teruraikan pada bak pengendap dalam bentuk cair dan berpotensi mencemari
bila melalui lapisan lendir ini akan mengalami perairan. Pada proses produksi tahu akan
proses penguraian secara biologis. Efisinesi menghasilkan limbah cair yang berasal dari
biofilter tergantung dari luas kontak antara air pembersihan kedelai, pembersihan peralatan,
limbah dengan mikroorganisme yang perendaman, pencetakan dan apabila dibuang
menempel pada permukaan media filter langsung ke perairan akan berbau busuk dan
tersebut. Makin luas bidang kontaknya, maka mencemari lingkungan, limbah tahu yang tidak
efisiensi penurunan zat organiknya (BOD) diolah berbau dan berwarna hitam (Pagoray et
semakin besar. Selain menghilangkan atau al, 2021).
mengurangi konsentrasi BOD dan COD, cara
ini juga dapat mengurangi konsentrasi padatan METODE PENELITIAN
tersuspensi, ammonium, dan phospor. Alat dan Bahan
Pengolahan air limbah dengan proses Alat dan bahan pada praktikum Sistem
biofilter anaerob-aerob adalah proses Produksi Bersih acara 8 mengenai biofilter
pengolahan air limbah dengan cara yaitu alat-alat yang digunakan seperti, wadah
menggabungkan biofilter anaerob dan biofilter kotak transparan, spons, pompa aquarium,
aerob. Pada biofilter anaerob, polutan organik aerator. Dan bahan yang digunakan yaitu
pada air limbah akan terurai menjadi gas limbah organik cair yaitu limbah tahu.
karbon dioksida dan metan tanpa
menggunakan energi (blower udara), tetapi Tahapan Praktikum
amoniak dan gas hydrogen sulfide (H2S) tidak Tahapan praktikum pada praktikum
hilang. Oleh karena itu jika hanya dengan Sistem Produksi Bersih acara 8 mengenai
menggunakan biofilter anaerob hanya akan biofilter pada pengolahan limbah tahu dengan
menurunkan polutan organic (BOD, menggunakan pengolahan biofilter yaitu
tersuspensi COD) dan pada (TSS). Sehingga langkah pertama dilakukan yaitu melakukan
air dari olahan biofilter anaerob akan uji kualitas air seperti DO, TDS , Salinitas dan
dilanjutkan dengan biofilter aerob. Pada proses pH. Langkah berikutnya yaitu pembuatan

e-ISSN 2828-674X | p-ISSN 2828-8513


Pengaruh Penanggulangan Limbah Cair Tahu Dengan Cara Pengolahan…
Jurnal Sistem Produksi Bersih (2023)

kerangka biofilter terdiri dari wadah dengan 2 An Aerob bioball


penyangga yaitu spons / bioball yang digunkan Hari ke-0
untuk tempat tumbuhnya mikroba. Kemudian
dilakukannya penghalusan limbah kacang dan +
kemudian diencerkan dengan 4 Liter air dan
dicampur dengan 2 Liter air limbah tahu pada
wadah biofilter yang telah dibuat. Langkah Hari ke-7
selanjutnya yaitu dilakukan beberapa ++++
perlakuan yang terdiri dari perlakuan aerob
dan anaerob. Pada perlakuan aerob terdapat
penambahan selang oksigen, sedangkan
anerobik dilakukan tanpa pemberia oksigen. Aerob Spons
Pada masing-masing perlakuan diberikan air Hari ke-0
limbah tahu sebanyak 4 liter air dan dilakukan
penambahan limbah air tahu sebanyak 2 liter +
wadah yang sudah disiapkan. Pada proses ini
didiamkan selama 7 hari higga terlihat lapisan
biofilm pada media penyangga. Setelah itu Hari ke-7
dilakukan proses aklimatisasi yaitu +++
penggantian pada air limbah tahu. Aklimatisasi
dilakukan dengan cara mengambil sebanyak An Aerob Spons
10% air dari proses seeding sebelumnya dan Hari ke-0
menmabhakan 90% limbah air tahu hingga
mencapai 6 liter. Kemudian dilanjutkan +
didiamkan selama 7 hari, setelah didiamkan 7
hari biofilter siap digunakan. Setelah
Hari ke-7
pengolahan air limbah dilakukan, kemudian
+++
pengujian terhadap Ph, TDS, salinitas dan DO
untuk dapat mengetahui perubahan kualitas air
limbah setelah penggunaan biofilter.
Keterangan Jumlah Mikroba:
HASIL DAN PEMBAHASAN + :Tidak ada mikroba
Berdasarkan praktikum yang telah ++ : Sedikit mikroba
dilakukan dapat dilihat pada tabel pengamatan +++ : Cukup mikroba
menggunakan pengolahan biofilter pada tabel ++++ : Banyak mikroba
dibawah ini: +++++ : Sangat banyak mikroba
Pada Tabel. 1 dapat dilihat hasil
Tabel 1. Hasil Pengamatan biofilter pengamatan menggunakan 4 metode yang
Hari ke Jumlah Dokumen terdiri dari biofilter aerob bioball, biofilter
Mikroba tasi anaerob bioball, biofilter aerob spons dan
Aerob bioball biofilter anaerib spons. Pada hari pertama
Hari ke-0 + dilakukan pengamatan dengan hasil yang
didapat tidak adanay mikroba pada semua
metode yang dilakukan. Setelah didiamkan
selama 7 hari dilakukan pengamatan kembali
pada metode aerob bioball didapatkan banyak
Hari ke-7 mikroba pada penyangga biofilter. Pada hari
ke-7 metode anaerob bioball didaptkan
++++ baknyak mikroba pada penyangga biofilter.
Pada hari ke-7 metode aerob spons didaptkan

e-ISSN 2828-674X | p-ISSN 2828-8513


Pengaruh Penanggulangan Limbah Cair Tahu Dengan Cara Pengolahan…
Jurnal Sistem Produksi Bersih (2023)

cukup mikroba pada penyangga biofilter. Pada Berdasarkan hasil yang didapat jumlah
hari ke-7 metode anaerob spons didaptkan mikroba yang memiliki hasil yang banyak
cukup mikroba pada penyangga biofilter. yaitu pada biofiler bioball, hal ini menurut
Berdasarkan hasil pengamatan yag Apema et al, (2023) media bioball mempunyai
didapat pada hari ke-o tidak adanya mikroba keunggulan luas spesifik yang cukup besar,
pada penyangga. Hal ini terjadi karena pemasangannya random, sehingga untuk paket
mikroba membutuhkan waktu untuk menyebar instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) kecil
dan mengkolonisasi media atau substrat sangat sesuai. Keunggulan dari media bioball
biofilter. Pada hari ke-7 dilakukan pengamatan yaitu karena ringan, mudah dicuci ulang, dan
terdapat jumlah mikroba yang terdapat pada memiliki luas permukaan spesifik yang paling
semua metode. Jumlah banyaknya mikroba besar di bandingkan dengan jenis media
yang dihasilkan tergantung pada jenis media biofilter lainnya. Pada media spons memiliki
yang digunakan. Hal ini sesuai dengan hasil yang cukup mikroorganisme dimana
literature oleh Muliyadi (2020) bahwa di menurut Faradiba et al, (2021) Area
dalam aplikasinya, efektifitas proses biofilter permukaan yang luas dan berpori maksimum
sangat dipengaruhi oleh jenis serta bentuk merupakan tempat yang cocok untuk media
media yang digunakan. Penting untuk pertumbuhan mikroorganisme di dalam dan di
diketahui bahwa media biofilter berfungsi luarnya. Luas permukaan yang tinggi berguna
untuk menyediakan area permukaan tempat bagi mikroorganisme untuk berkoloni, yang
bakteri atau mikroorganisme berkoloni. Dalam memungkinkan mikroorganisme untuk
hal ini bakteri mempunyai peranan yang mendegradasi beban pencemar lebih baik, agar
penting di dalam sistem biofilter. Agar bakteri jumlah mikroorganisme dapat berkembang,
bekerja secara efektif, disain biofilter serta diperlukan media biofilter yang dapat
media penyangga selain harus mampu melekatkan mikroorganisme dalam jumlah
menyediakan distribusi nutrient dan oksigen, yang besar. Biasanya untuk media biofilter
tetapi harus mampu juga menghilangkan dari bahan anaorganik, semakin luas
produksi buangan baik yang terlarut maupun permukaannya semakin besar, jumlah
yang tersuspensi. mikroorganisme yang dapat dibiakkan juga
Pada hasil yang didapat dengan metode menjadi besar pula.
aerob dan anaerob menurut Apelabi &
Rostina, (2021) bahwa faktor yang PENGUJIAN KUALITAS AIR LIMBAH
mempengaruhi proses biofilter aerob, yaitu TAHU SEBELUM DAN SESUDAH
suhu, pH, waktu tinggal hidrolis, nutrien, PENGOLAHAN
media biofilter, dan ketersedian bak Hasil setelah dilakukan pengamatn
pengendap. Sedangkan faktor yang kemudian dilakukan pengujian air limbah tahu
mempengaruhi proses biofilter anaerob, yaitu dengan menggunakan empat parameter yang
suhu, pH, waktu tinggal hidrolis, nutrien, di uji yaitu pH, TDS, salinitas dan DO. Hasil
media biofilter, volume reaktor, dan pengujian kualitas air dapat dilihat pada
ketersediaan bak pengendap. Tabel.2 hasil pengujian air limbah sebagai
berikut
Tabel 2. Pengujian Mutu Air Limbah
Parameter pH TDS Salinitas DO
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
Perlakuan
Aerob spons 3,69 7,84 1,49 mg/L 1,47 mg/L 1,10 ppt 0,75 ppt 1,14 mg/L 12,4 mg/L

Aerob bioball 3,69 7,75 1,49 mg/L 1,33 mg/L 1,10 ppt 0,93 ppt 1,14 mg/L 5,6 mg/L

Anaerob spons 3,69 5,11 1,49 mg/L 1,44 mg/L 1,10 ppt 0,79 ppt 1,14 mg/L 22,3 mg/L

Anaerob bioball 3,69 5,31 1,49 mg/L 1,42 mg/L 1,10 ppt 0,96 ppt 1,14 mg/L 5,1 mg/L

e-ISSN 2828-674X | p-ISSN 2828-8513


Pengaruh Penanggulangan Limbah Cair Tahu Dengan Cara Pengolahan…
Jurnal Sistem Produksi Bersih (2023)

pH 1,33 mg/L. Pada pengamatan anaerob spons


Berdasarkan hasil yang telah dilakukan mendapatkan hasil TDS sebesar 1,44 mg/L.
sebelum dan sesudah pengujian kualias mutu Pada pengamatan anaerob bioball
air pH yang dihasilkan sebelum dilakukan mendapatkan hasil TDS sebesar 1,42 mg/L.
biofilter air limbah memiliki pH sebesar 3,69. Hasil yang didapat bahwa TDS mengalami
Hal ini dinyatakan bahwa kondisi pH pada air penurunan. Menurut Mulyadi (2020)
limbah bersifat asam. Menurut Ningrum penurunan nilai TDS dalam penelitian
(2018) bahwa skala pH berkisar antara 1-14. dikarenakan dalam biofilter menunjukkan
Kisaran nilai pH 1-7 termasuk kondisi asam, terjadi proses penguraian dan penurunan TDS.
pH 7-14 termasuk kondisi basa, dan pH 7 Penguraian TDS dilakukan oleh
adalah kondisi netral. Pada pengamatan uji mikroorganisme autotrop maupun heteretrop
kualitas air berikutnya setelah dilakukan untuk mensintesa sel. Hasil yang didapat
biofilter yaitu pada aerob spons menghasilkan sudah sesuai dengan amabang niali TDS yaitu
7,84. Pada pengamatan aerob bioball kurang dari 1000 mg/L. Menurut Turangan et
mendapatkan hasil pH sebesar 7,75. Pada al., (2021) sesuai dengan baku mutu air
pengamatan anaerob spons mendapatkan hasil dijelaskan bahwa nilai ambang batas TDS
pH sebesar 5,11. Pada pengamatan anaerob sebesar 1000 mg/L. Baku mutu kualitas air
bioball mendapatkan hasil pH sebesar 5,31. limbah industri menurut Peraturan Menteri
Berdasarkan hasil yang didapat bahwa terjadi Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
kenaikan Ph pada pengolahan biofilter yang P.16/MENLHK/SETJEN/KUM.1/4/2019
dilakukan, dimana memiliki arti tingkat adalah 2000 mg/L untuk parameter TDS.
keasaman yang dimiliki berkurang. Menurut Menurut Mulyadi (2020) Penurunan
literature oleh Ratnawati (2018) nilai pH pada beberapa parameter ini diakibatkan
tersebut berada dalam kisaran nilai pH adanya teori yang mengatakan bahwa dalam
optimum untuk pertumbuhan mikroorganisme, reaktor biofilter, mikroorganisme tumbuh
sehingga mampu menguraikan limbah. melapisi keseluruhan permukaan media. Pada
Baku mutu kualitas air limbah domestik saat operasi, air yang mengandung senyawa
menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup polutan mengalir melalui celah mediadan
dan Kehutanan Nomor P.68/Menlhk- kontak langsung dengan lapisan massamikroba
Setjen/2016 adalah 6-9 untuk parameter pH. (biofilm). Biofim yang terbentuk padalapisan
Pada hasi yang didapat biofikter aerob telah atas media dinamakan zoogleal film, yang
sesuai sesuai dengan standar baku mutu air terdiri dari bakteri, fungi, alga, protozoa. sel
domestic yaitu pH sekitar 6-9. Sedangkan pada bakterilah yang paling berperan dan banyak
anaerob tidak sesuai dengan syarat baku mutu dipakai secara luas didalam proses pengolahan
air domestik hanya memiliki <5. Hal ini air buangan, sehingga struktur sel
menurut Anggarini et al, (2015) bahwa sistem mikroorganisme lainnya dapatdianggap sama
anaerob dapat mengurangi COD, BOD, dan dengan bakteri. Proses yang terjadi pada
TSS tetapi belum dapat secara signifikan pembentukan biofilm pada air limbah sama
menetralkan pH air limbah tahu. Karena dengan yang terjadi pada lingkungan alami.
perlakuan 24 jam anaerob, proses degradasi Mikroorganisme yang ada pada biofilm aka
masih dalam fase hidrolitik. mendegradasi senyawa organik yang ada di
dalam air. Lapisan biofilm yang semakin tebal
TDS (Total Dissolved Solids) akan mengakibatkan berkurangnya difusi
Berdasarkan hasil yang telah dilakukan oksigen ke lapisan biofilm yang dibawahnya
sebelum dan sesudah pengujian kualias mutu hal ini mengakibatkan terciptanya lingkungan
air TDS yang dihasilkan sebelum dilakukan anaerob pada lapisan biofilm bagian atas.
biofilter air limbah memiliki 1,49 mg/L Pada Dada proses aerobik efisiensi akan
pengamatan uji kualitas air berikutnya setelah menurundengan bertambahnya lapisan
dilakukan biofilter yaitu pada aerob spons maksimum dan semakin tebalnya lapisan
menghasilkan 1,47 mg/L. Pada pengamatan anaerob.
aerob bioball mendapatkan hasil TDS sebesar
e-ISSN 2828-674X | p-ISSN 2828-8513
Pengaruh Penanggulangan Limbah Cair Tahu Dengan Cara Pengolahan…
Jurnal Sistem Produksi Bersih (2023)

Salinitas pengamatan uji kualitas air berikutnya setelah


Berdasarkan hasil yang telah dilakukan dilakukan biofilter yaitu pada aerob spons
sebelum dan sesudah pengujian kualias mutu menghasilkan 12,4 mg/L. Pada pengamatan
air Salinitas yang dihasilkan sebelum aerob bioball mendapatkan hasil DO sebesar
dilakukan biofilter air limbah memiliki 1,10 5,6 mg/L. Pada pengamatan anaerob spons
ppt. Pada pengamatan uji kualitas air mendapatkan hasil DO sebesar 22,3 mg/L.
berikutnya setelah dilakukan biofilter yaitu Pada pengamatan anaerob bioball
pada aerob spons menghasilkan 0,75 ppt. Pada mendapatkan hasil DO sebesar 5,1 mg/L.
pengamatan aerob bioball mendapatkan hasil Terlihat bahwa pada Tabel 2. Bahwa sebelum
Salinitas sebesar 0,93 ppt. Pada pengamatan dilakukannya pengolahan bifilter dilakukan air
anaerob spons mendapatkan hasil Salinitas limbah tahu yang digunakan sudah dalam
sebesar 0,79 ppt. Pada pengamatan anaerob keadaan kualitas yang baik, sudah sesuai
bioball mendapatkan hasil Salinitas sebesar dengan Peraturan Menteri Lingkungan
0,96 ppt. Salinitas adalah konsentrasi seluruh Kehutanan Nomor Hidup dan P.68/Menlhk
larutan garam yang diperoleh dalam air Setjen/2016, yaitu minimal 2 mg/L. Sehingga
laut,dimana salinitas air berpengaruh terhadap setelah dilakukannya biofilter hasil DO yang
tekanan osmotik air, semakin tinggi salinitas didapat dlam kualitas sangat baik karena lebih
maka akan semakin besar pula tekanan dari 2 mg/L. Berdasarkan hasil yang didapat
osmotiknya (Hamuna et el,. 2018). Menurut aerob spons dan anaerob spon lebih memiliki
Fitriani et al. (2019) syarat air yang dapat nilai DO yang tinggi karena spons memiliki
dimanfaatkan untuk kebutuhan air bersih media permukaan yang lebih besar dari pada
adalah air yang memiliki nilai salinitas ≤ 0,5 bioball sehingga memberikan banyak tempat
ppt. Sehingga pengolahan biofilter pada bagi mikroorganisme yang mengoksidasi
metode metode yang telah digunakan tidak bahan organic dan menghasilkan oksigen yang
sesuai karena melebihi syarat mutu air pada meningkatkan nilai DO. menurut Faradiba et
nilai salinitas. Berdasarkan hasil yang didapat al, (2021) Area permukaan yang luas dan
salinitas yang terkandung mengalami berpori maksimum merupakan tempat yang
penurunan setelah dilakukannya proses cocok untuk media pertumbuhan
biofilter. Hal ini menurut Huda (2017) bahwa mikroorganisme di dalam dan di luarnya. Luas
Penurunan ini disebabkan karena pada proses permukaan yang tinggi berguna bagi
pengolahan biofilter terjadi dilusi yaitu mikroorganisme untuk berkoloni, yang
penambahan air bersih dimana dengan memungkinkan mikroorganisme untuk
penambahan ini akan menyebabkan penurunan mendegradasi beban pencemar lebih baik, agar
nilai salinitas. Selain dilusi mikroorganisme jumlah mikroorganisme dapat berkembang,
yang dihasilkan dalam biofilter mampu diperlukan media biofilter yang dapat
menguraikan jumlah dari ion-ion yang di yang melekatkan mikroorganisme dalam jumlah
mempengaruhi salinitas yang ada pada yang besar. Biasanya untuk media biofilter
biofilter, karena nilai salinitas dipengaruhi dari bahan anaorganik, semakin luas
oleh ion-ion tertentu seperti klorida, karbonat, permukaannya semakin besar, jumlah
bikarbonat, sulfat, natrium, kalsium, dan mikroorganisme yang dapat dibiakkan juga
magnesium. menjadi besar pula. Rendahnya DO disebakan
oleh adanya penambahan oksigen yang
DO (Dissolved Oxygen) dilakukan. Penambahan oksigen perlu
Berdasarkan hasil yang telah dilakukan dilakukan pada proses aerob. Tetapi pada
sebelum dan sesudah pengujian kualias mutu proses anaerob tingginya nilai DO dapat
air DO yang dihasilkan sebelum dilakukan menyebabkan kegagalan bakteri dalam
biofilter air limbah memiliki 1,14 mg/L Pada mendegradasi polutan organik

e-ISSN 2828-674X | p-ISSN 2828-8513


JURNAL SISTEM PRODUKSI BERSIH (2023)
Mengidentifikasi Bahaya Polusi Asap, Riana et al.

Pada Biofilter Aerob Pada


PENUTUP Pengolahan Limbah Cair
Kesimpulan Laundry. Jurnal Teknologi
Kesimpulan dari praktikum acara Lingkungan UNMUL, 7(1), 81-89.
pengolahan limbah dengan biofilter dengan
beberapa metode yaitu biofilter aeron Cahyani, M. R., Zuhaela, I. A., Saraswati, T.
bioball, biofilter aerob spons, biofilter E., Raharjo, S. B., Pramono, E.,
anaerob bioball dan biofilter anaerob spons. Wahyuningsih, S., ... & Widjonarko,
Pada biofilter mikroorganisme yang D. M. (2021). Pengolahan limbah
dihasilkan berfungsi untuk menguraikan tahu dan potensinya. In Proceeding
bahan organik yang ada pada limbah air of Chemistry Conferences (Vol. 6,
tahu, sehingga limbah air tahu akan pp. 27-33).
memiliki kualias yang lebih baik. Faradiba, A. U., Putri, K. F. C., & Ali, M.
(2021). Pengolahan Air Limbah
Saran Laundry Menggunakan Proses
Saran pada praktikum yang Bioreaktor Down-flow Hanging
dilakuakn yaitu acara pengolahan limbah Sponge. Prosiding ESEC, 2(1), 110-
dengan biofilter yaitu lebih adanya variasi 116.
limbah air yang digunakan guna mengetahui
perbedaan hasil yang didapatkan dan Filliazati, M. (2013). Pengolahan limbah
dilakukan pemahaman yang lebih luas lagi cair domestik dengan biofilter aerob
terhadap syarat baku mutu kualitas air menggunakan media bioball dan
limbah tanaman kiambang. Jurnal Teknologi
Lingkungan Lahan Basah, 1(1).
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih terutama pada Fitriani, N., Indrasari, W., & Umiatin, U.
dosen pengampu. Ucapan terima kasih dapat (2019). Pengukuran Salinitas Air
juga disampaikan kepada pihak asisten Sungai Tercemar Limbah Cair
praktikum sehingga praktikum berjalan Menggunakan Sensor Konduktivitas.
dengan lancar. Ucapan terima kasih juga In Prosiding Seminar Nasional Fisika
disampaikan kepada semua praktikan (E Journal) (Vol. 8, pp. SNF2019-
menjalankan praktikum dengan sangat baik PA).
sehingga berjalan dengan lancar. Hamuna, B., Tanjung, R. H., & Maury, H.
(2018). Kajian Kualitas Air Laut Dan
DAFTAR PUSTAKA Indeks Pencemaran Berdasarkan
Apelabi, M. M., & Rostina, R. (2021). Parameter Fisika-Kimia Di Perairan
Pengaruh Proses Biofilter Aerob Distrik Depapre, Jayapura.
Anaerob Terhadap Penurunan Kadar Huda, R. (2017). Pengolahan Lindi dengan
Bod Pada Limbah Cair Rumah Proses Aerobik-Anoksik
Tangga (Studi Literatur). Sulolipu: Menggunakan Moving Bed Biofilm
Media Komunikasi Sivitas Reactor untuk Menurunkan
Akademika dan Masyarakat, 21(1), Konsentrasi Organik dan Nitrogen.
104-111. Tugas Akhir. Jurusan Teknik
Apema, F. D., Rahayu, D. E., Adnan, F., & Lingkungan.
Waryati, W. (2023). Penggunaan
Media Sarang Tawon Dan Bioball

e-ISSN 2828-674X | p-ISSN 2828-8513


JURNAL SISTEM PRODUKSI BERSIH (2023)
Mengidentifikasi Bahaya Polusi Asap, Riana et al.

Muliyadi, M. (2020). Efektivitas Bonggol Said. N.I.. (2018). Teknologi Biofilter


Jagung sebagai Media Biofiltrasi Anaerob-Aerob Untuk Pengolahan
dalam Menurunkan Beban Pencemar air LImbah Domestik (Perkantoran,
Limbah Domestik. HIGEIA (Journal Rumah Sakit, Hotel dan Domestik
of Public Health Research and Industri). Prodising Seminar
Development), 4(2), 323-332. Nasional dan Konsultasi Teknologi
Lingkungan. Pusat Teknologi
Ningrum, S. O. (2018). Analisis Kualitas Lingkungan. Jakarta. 100 – 107.
Badan Air Dan Kualitas Air Sumur
Di Sekitar Pabrik Gula Rejo Agung Turangan, K. A., Mangangka, I. R., &
Baru Kota Madiun. Jurnal Legrans, R. R. (2021). Tinjauan
Kesehatan Lingkungan, 10(1), 1-12. Kinerja Instalasi Pengolahan Air
Limbah Metode Biofilter Di
Pagoray, H., Sulistyawati, S., & Fitriyani, F. Kelurahan Malendeng Kecamatan
(2021). Limbah cair industri tahu dan Paal 2 Kota Manado. TEKNO, 19(7
dampaknya terhadap kualitas air dan
biota perairan. Jurnal Pertanian
Terpadu, 9(1), 53-6

e-ISSN 2828-674X | p-ISSN 2828-8513

You might also like