Professional Documents
Culture Documents
281-Article Text-1346-1-10-20211031
281-Article Text-1346-1-10-20211031
2 September 2021
P - ISSN : 2503-4413
E - ISSN : 2654-5837, Hal 429 – 437
Oleh :
N. Heriyah
Program Studi Akuntansi, Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia
Email : amoy1904@unibi.ac.id
Elok Faiqoh Himah
Program Studi Akuntansi, Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia
Email : elokfaiqohhimmah@unibi.ac.id
429
year which resulted in a higher tax benefit value of 30% of
expenses. income tax or Rp. 23,203,311. If the present value
is not considered, then the 1st to 4th alternative yields the
same tax benefit, namely 25% of the income tax expense or
Rp. 8,238,732. If the Foundation engaged in Education X does
not implement and comply with all the provisions and
procedures set forth in the provisions of Per-44/Per/2009,
there will be a risk of failure in the utilization of tax facilities.
The maximum risk that may arise as a result of failure to use
the X Education Foundation tax facility is 5% or Rp.
4,103,366 of income tax expense.
430
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 80/ di bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan.
PMK.03/2009 dan Peraturan Direktur Jenderal Sebagai badan hukum, yayasan secara hukum
pajak No. 44/PJ/2009 tentang Sisa Lebih yang dianggap dapat melakukan tindakan-tindakan
Diterima atau Diperoleh Badan atau Lembaga yang sah dan mempunyai akibat hukum
Nirlaba yang Bergerak Dalam Bidang walaupun nantinya secara nyata yang bertindak
Pendidikan dan/atau Bidang Penelitian dan adalah organ-organ yayasan, baik pembina,
Pengembangan Yang Dikecualikan dari Objek pengawas maupun pengurusnya. Sesuai
Pajak Penghasilan dimana disebutkan bahwa dengan Undang-undang Yayasan, Yayasan
sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan dapat melakukan kegiatan usaha untuk
atau Lembaga Nirlaba yang bergerak dalam
menunjang pencapaian maksud dan tujuannya
bidang Pendidikan dan/atau pengembangan
dengan cara mendirikan badan usaha dan atau
ditanamkan kembali dalam bentuk sarana dan
prasarana kegiatan pendidikan dan/atau ikut serta dalam suatu badan usaha.
pengembangan, dalam jangka waktu paling
lama 4 (empat) tahun yang ketentuannya telah Yayasan juga dapat memiliki kekayaan
diatur lebih lanjut berdasarkan Peraturan atau aset, baik aset bergerak maupun aset tidak
Menteri Keuangan adalah dikecualikan dari bergerak. Kekayaan yayasan berasal dari
objek pajak. sejumlah kekayaan yang dipisahkan dalam
Penelitian ini dimaksudkan untuk bentuk uang atau barang. Selain itu kekayaan
mengetahui seberapa besar pemanfaatan yayasan dapat diperoleh dari hal-hal berikut
fasilitas perpajakan digunakan oleh Yayasan ini. Pada dasarnya kegiatan yayasan
khususnya bidang Pendidikan. Penelitian pendidikan berbeda dengan kegiatan subjek
menggunakan kajian literatur dan studi kasus pajak badan lainnya dikarenakan yayasan
pada Yayasan khusus bidang Pendidikan “X”. pendidikan merupakan sebuah organisasi
Selain itu peneliti mengeksplorasi aspek-aspek nirlaba (non profit oriented), sehingga
perpajakan pada Yayasan khususnya bidang memiliki kekhususan dibanding subjek pajak
Pendidikan. Harapannya penelitian ini dapat badan pada umumnya. Salah satu aturan yang
bermanfaat bagi Yayasan khusus bidang mengatur tentang Yayasan yang bergerak di
Pendidikan untuk lebih mengetahui dan bidang Pendidikan terdapat dalam Pasal 4 ayat
memahami penerapan fasilitas perpajakan yang 3 huruf m Undang-Undang Pajak Penghasilan
diberikan sehingga berdampak pada efisiensi Nomor 36 tahun 2008 dan pengaturan lebih
pajak Yayasan. lanjut tertuang dalam Peraturan Jenderal Pajak
Berdasarkan uraian latar belakang masalah Nomor Per-44/PJ./2009 tentang Pelaksanaan
diatas, maka peneliti bermaksud untuk Pengakuan Sisa Lebih yang Diterima atau
melakukan penelitan dengan menganalisa Diperoleh Badan atau Lembaga Nirlaba yang
seberapa besar fasiltas aspek perpajakan pada Bergerak di Bidang Pendidikan dan/atau
Yayasan yang bergerak khususnya bidang Bidang Penelitian dan Pengembangan yang
Pendidikan digunakan, sehingga tertarik untuk dikecualikan dari Objek Pajak Penghasilan.
mengambil penelitian dengan judul “Analisis
Pemanfaatan Fasilitas Perpajakan Pada
Yayasan Khusus Bidang Pendidikan Dalam Kekhususan tersebut tersirat pada sebutan sisa
Efisensi Pajak Penghasilan” lebih sebagaimana termuat dalam Pasal 4 ayat
3 huruf m Undang-Undang Pajak Penghasilan
(UU PPh). Sisa lebih merupakan selisih antara
2. KAJIAN PUSTAKA DAN penghasilan yang diperoleh yayasan dikurangi
PENGEMBANGAN HIPOTESIS dengan biaya-biaya yang boleh dikurangkan.
Sisa lebih merupakan penghasilan netto yang
Yayasan Sebagai Subjek Pajak
dapat dikenakan pajak. Namun demikian,
karena sifat yayasan sebagai organisasi nirlaba,
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 sisa lebih ini dapat dikecualikan sebagai obyek
Tahun 2004 Yayasan adalah badan hukum pajak penghasilan. Peraturan mengenai sisa
yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan lebih ini didasarkan pada Pasal 4 ayat 3 huruf
diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu
431
m UU PPh yang kemudian diatur lebih rinci Aspek Pajak Yayasan Pendidikan
dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor
80/PMK.03/2009 dan Peraturan Direktur Dalam menghitung pajak penghasilan
Jenderal Pajak No.44/PJ./2009 tentang Sisa Yayasan Pendidikan, perlu mengetahui sumber
Lebih yang Diterima atau Diperoleh Badan penghasilan dari Yayasan Pendidikan yang
atau Lembaga Nirlaba yang Bergerak Dalam menjadi obyek pajak. Merujuk pada Pasal 4
Bidang Pendidikan dan/atau Bidang penelitian ayat 1 Undang-Undang Pajak Penghasilan,
dan Pengembangan Yang Dikecualikan dari yang menjadi obyek pajak adalah setiap
Objek Pajak Penghasilan. Pada Pasal 4 ayat 3 tambahan kemampuan ekonomis yang
huruf m Undang-Undang Pajak Penghasilan diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang
disebutkan bahwa: berasal dari Indonesia maupun dari luar
Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi
Yang dikecualikan dari obyek pajak adalah: atau untuk menambah kekayaan Wajib
sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan Pajak yang bersangkutan, dengan nama
atau lembaga nirlaba yang bergerak dalam dan dalam bentuk apa pun. Terkait dengan
bidang pendidikan dan/atau bidang penelitian yayasan pendidikan, maka contoh dari sumber
dan pengembangan, yang telah terdaftar pada penghasilan antara lain uang pendaftaran dan
instansi yang membidanginya, yang uang pangkal, uang seleksi penerimaan siswa,
ditanamkan kembali dalam bentuk sarana dan uang pembangunan gedung atau prasarana,
prasarana kegiatan pendidikan dan/atau uang spp, penghasilan dari kontrak kerja
penelitian dan pengembangan, dalam jangka seperti penelitian, konsultasi dan sebagainya
waktu paling lama 4 (empat) tahun sejak serta penghasilan lain sehubungan dengan
diperolehnya sisa lebih tersebut, yang penyelenggaraan pendidikan.
ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan; Tidak semua penghasilan merupakan obyek
pajak bagi yayasan pendidikan. Surat Edaran
Berdasarkan ketentuan tersebut, maka sisa Yayasan atau Organisasi Yang Sejenis
lebih akan menjadi dasar pengenaan pajak menyebutkan beberapa penghasilan bukan
penghasilan apabila dalam jangka waktu 4 merupakan obyek pajak penghasilan:
(empat) tahun tidak digunakan untuk
mengembangkan atau meningkatkan sarana
1. Bantuan atau sumbangan dan harta hibahan
dan prasarana pendidikan. Jika digunakan
yang diterima yayasan sepanjang tidak ada
untuk pengembangan sarana dan prasarana
hubungannya dengan usaha, pekerjaan,
pendidikan, yayasan pendidikan wajib kepemilikan atau penguasaan antara pihak
menyampaikan pemberitahuan mengenai
yang memberi dengan pihak yang
rencana fisik sederhana dan rencana biaya
menerima. Syarat lain yang harus dipenuhi
pembangunan dan pengadaan sarana dan
agar bantuan, sumbangan dan hibah tidak
prasarana kegiatan pendidikan dan/atau menjadi obyek pajak adalah bahwa yayasan
penelitian dan pengembangan kepada Kepala
pendidikan yang menerima semata-mata
Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak
menyelenggarakan pendidikan formal
terdaftar dengan tindakan kepada instansi yang
tingkat taman kanak-kanak dan/atau tingkat
membidanginya. Pemberitahuan tersebut dasar dan/atau tingkat menengah dan/atau
disampaikan bersamaan dengan penyampaian
perguruan tinggi, yang tidak mencari
Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
keuntungan.
Penghasilan tahun pajak diperolehnya sisa
2. Bantuan atau sumbangan dari Pemerintah.
lebih tersebut atau paling lama sebelum
Selain dua obyek pajak tersebut, SE-
pembangunan dan pengadaan sarana dan
34/PJ.4/1995 juga menyebutkan dividen
prasarana kegiatan pendidikan dan/atau
atau bagian laba yang diterima atau
penelitian dan pengembangan dimulai, dalam
diperoleh yayasan atau organisasi yang
jangka waktu 4 (empat) tahun sejak
sejenis dari penyertaan modal pada badan
diperolehnya sisa lebih tersebut.
432
usaha yang didirikan dan bertempat bagi pihak-pihak intern maupun pihak-pihak
kedudukan di Indonesia merupakan ekstern perusahaan dalam mengambil
penghasilan yang bukan merupakan obyek keputusan.
pajak penghasilan.
Karakteristik PSAK No. 45
Berkaitan dengan Laporan Laba Rugi atau
Karakteristik organisasi nirlaba berbeda
Income Stetement, bila pendapatan lebih besar
dengan organisasi bisnis. Perbedaan utama
dengan beban, maka untuk Yayasan nirlaba yang
yang mendasar terletak pada cara organisasi
bergerak dalam sektor Pendidikan hal tersebut
memperoleh sumber daya yang dibutuhkan
dinamakan dengan sisa lebih. Adapun
untuk melakukan berbagai aktivitas
pengertian sisa lebih menurut peraturan dalam
operasinya. Organisasi nirlaba memperoleh
perpajakan adalah selisih dari seluruh
sumber daya dari sumbangan para anggota dan
penerimaan yang merupakan Objek Pajak
para penyumbang lain yang tidak
Penghasilan selain penghasilan yang dikenakan
mengharapkan imbalan apapun dari organisasi
Pajak Penghasilan tersendiri, dikurangi dengan
tersebut. Organisasi nirlaba merupakan entitas
pengeluaran untuk biaya operasional sehari-hari
yang tidak berorientasi pada laba namun tetap
badan atau Lembaga Nirlaba tersebut.
memiliki kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan pemanfaatan
Pengertian Akuntansi sumber daya yang dikelolanya kepada
penyandang dana dan society. Salah satu
Pengertian Akuntansi menurut Rudianto media pertanggungjawaban adalah melalui
(2012:4) bahwa “Akuntansi adalah sistem Laporan Keuangan yang sesuai dengan
informasi yang mengahasilkan informasi Standar Acuan Entitas Nirlaba sesuai dengan
keuangan kepada pihak- pihak yang PSAK 45.
berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi
dan kondisi suatu perusahaan." Kerangka Pemikiran
Adapun pengertian accounthing menurut “Organisasi nirlaba atau organisasi non
Accounting Principal Board (APB) Statement profit adalah suatu organisasi yang bersasaran
dalam Eldon S. Hendriksen (1997) sebagai pokok untuk mendukung suatu isu atau perihal
suatu kegiatan jasa yang berfungsi dalam menarik perhatian publik untuk suatu
memberikan informasi kuantitatif, umumnya tujuan yang tidak komersil, tanpa ada perhatian
dalam ukuran uang mengenai suatu badan terhadap hal-hal yang bersifat mencari laba.
ekonomi yang digunakan dalam memilih Organisasi nirlaba meliputi sekolah, rumah
keputusan terbaik diantara beberapa alternatif sakit, organisasi politik, bantuan masyarakat
keputusan. dalam hal perundang-undangan, organisasi
jasa sukarelawan, serikat buruh, asosiasi
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa profesional, institut riset, museum, dan
akuntansi adalah alat penting yang berupa beberapa tugas pemerintah. Setiap jenis
informasi keuangan yang digunakan untuk organisasi, sistem perencanaan akan berbeda-
mengukur bisnis, dari mulai penggolongan beda tergantung ada tingkat ketidakpastian dan
transaksi, pengikhtisaran peristiwa ekonomi kestabilan lingkungan yang mempengaruhi.
menjadi laporan keuangan sehingga informasi Semakin tinggi tingkat ketidakpastian dan
keuangan tersebut dapat diuraikan dalam suatu kestabilan lingkungan yang dihadapi
format atau bentuk yang dikenal sebagai organisasi , maka diperlukan sistem
laporan keuangan yang akan diambil suatu perencanaan yang semakin kompleks dan
keputusan dari laporan keuangan tersebut atau canggih.” (Mardiasmo, 2018)
dapat pula disimpulkan bahwa akuntansi
merupakan alat ukur yang memberikan
informasi umumnya dalam ukuran uang
mengenai suatu badan ekonomi yang berguna
433
maupun sumber data memiliki latar belakang,
pandangan, nilai-nilai, kepentingan, dan
persepsi yang berbeda sehingga dalam
pengumpulan data, analisis, dan pembuatan
laporan akan terikat oleh nilai masing-masing
(Ghozali, 2016). Adapun sumber data dalam
melakukan penelitian ini terdiri dari data primer
dan data sekunder.
434
Sisa lebih yang diperoleh Yayasan yang Tabel 4.6 Alternatif 4
bergerak di bidang Pendidikan X digunakan
untuk pembangunan dan pengadaan sarana dan Kelompok Masa Tarif & Penyusutan
prasarana kegiatan Pendidikan yang dalam 1 Manfa Metode
pencatatannya dialihkan ke akun dana at
pembangunan dan pengadaan sarana dan Harta 4 Straight
prasarana. Pembukuan atas penggunaan dana Berwujud Tahun Line
pembangunan dan pengadaan sarana dan atau Methode
Bukan 2019 25% 69.079.218
prasarana kegiatan Pendidikan pada tahun
Bangunan
berjalan dilakukan dengan mendebet akun
Bukan 2020 25% 69.079.21
aktiva dan akun dana pembangunan dan Bangunan 8
pengadaan sarana dan atau prasarana dan Bukan 2021 25% 69.079.218
kemudian mengkredit akun kas atau utang dan Bangunan
akun modal Yayasan yang bergerak di bidang Bukan 2022 25% 69.079.218
Pendidikan X. Bangunan
435
dilakukannya beberapa alternatif dari mulai Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
alternatif satu sampai penentuan alternatif 28 Tentang Yayasan, 2004
empat yang lebih baik untuk digunakan karena Direktorat Jenderal Pajak, Surat Edaran
memberikan hasil lebih tinggi dalam Direktur Jenderal Pajak Nomor
mengefisiensikan pajak penghasilan. Dapat 34/PJ.04/1995 Tentang Perlakuan
disimpulkan juga bahwa antara keuntungan Pajak Penghasilan Bagi Yayasan Atau
ekonomis atas perlambatan penggunaan sisa Organisasi Yang Sejenis. Jakarta:
lebih pada tahun ke empat dengan manfaat Direktorat Jenderal Pajak, 1995
kualitatif yaitu berupa perlambatan penggunaan Ghozali, I., Desain Penelitian Kuantitatif &
aktiva tetap dapat dikatakan terdapat manfaat Kualitatif.,Yoga Pratama, Semarang,
saling hapus atau trade off. 2016.
Kementerian Keuangan Republik Indonesia,
6. REFERENSI Peraturan Menteri Keuangan Nomor
80/PMK.03/2009 Tentang Sisa Lebih
Kuncoro, A. R, dan Pratama, Yang Diterima Atau Diperoleh Badan
A.D.Y.,“Optimalisasi Pajak Atas Atau Lembaga Nirlaba Yang
Yayasan Yang Bergerak Di Bidang Bergerak Dalam Bidang Pendidikan
Pendidikan”, Indonesian Tax Journal, Dan/Atau Bidang Penelitian Dan
Vol.1, No.2, pp. 31-37, 2017. Pengembangan Yang Dikecualikan
Muaya, A., “Analisis Perhitungan, Dari Objek Pajak Penghasilan.
Penetapan, Dan Pelaporan Pajak Jakarta: Kementerian Keuangan
Penghasilan Pasal 21 Pada Yayasan Republik Indonesia, 2009.
Perguruan Tinggi Katolik Keuskupan Kementerian Keuangan Republik Indonesia,
Manado”, Jurnal EMBA, Vol.4, No. 2, Peraturan Menteri Keuangan Nomor
pp. 748-757, ISSN 2303-1174, Juni 245/PMK.03/2008 Tentang Badan-
2016. badan dan Orang Pribadi Yang
Intan, R.,“Insentif pajak Penghasilan Pada Menjalankan Usaha Mikro dan Kecil
Lembaga Pendidikan”, Journal AKP, Yang Menerima Harta Hibah,
Vol.6, No. 1, 2016. Bantuan, atau Sumbangan Yang
Firmansyah, “Analisis Kebijakan Pemberian Tidak Termasuk Sebagai Obyek Pajak
Insentif Pajak Atas Sumbangan Penghasilan. Jakarta: Kementerian
Dalam Kegiatan Penelitian Dan Keuangan Republik Indonesia, 2008.
Pengembangan”, Jurnal Ilmu Lubis, I., Menggali Potensi Pajak
Administrasi Dan Organisasi, Vol. 17, Perusahaan dan Bisnis dengan
Nomor 2, 2010 Pelaksanaan Hukum. Jakarta: Alex
Bastian, I., Akuntansi Yayasan dan Lembaga Media Komputindo, 2010.
Publik. Jakarta: Erlangga, 2013. Mardiasmo, Prof., Dr., MBA., Ak.,
Budi, Prianto, S., Pintar Pajak. Jakarta: Perpajakan. Jakarta:Andi Offset, 2018
Pratama Indomitra, 2017, Pemerintah Republik Indonesia, Undang-
Direktorat Jenderal Pajak., Peraturan Undang Republik Indonesia No.16
Direktur Jenderal Pajak Nomor Tahun 2001 Sebagaimana Telah
44/PJ/2009 Tentang Pelaksanaan Diubah Terakhir Dengan Undang-
Pengakuan Sisa Lebih Yang Diterima Undang Nomor 28 Tahun 2004
Atau Diperoleh Badan Atau Lembaga Tentang Yayasan. Jakarta: Pemerintah
Nirlaba Yang Bergerak Dalam Bidang Republik Indonesia, 2004.
Pendidikan Dan/Atau Bidang Pemerintah Republik Indonesia, Undang-
Penelitian Dan Pengembangan Yang Undang Republik Indonesia No.7
Dikecualikan Dari Objek Pajak Tahun 1983 Sebagaimana Telah
Penghasilan. Jakarta: Direktorat Diubah Terakhir Dengan Undang-
Jenderal Pajak, 2009. Undang Nomor 36 Tahun 2008
436
Tentang Pajak Penghasilan. Jakarta:
Pemerintah Republik Indonesia, 2008.
Pemerintah Republik Indonesia, Undang -
Undang Republik Indonesia No.6
Tahun 1983 Sebagaimana Telah
Diubah Terakhir Dengan Undang-
Undang Nomor 16 Tahun 2009
Tentang Ketentuan Umum Dan Tata
Cara Perpajakan. Jakarta: Pemerintah
Republik Indonesia, 2009.
Pohan, C.A., Manajemen Perpajakan:
Strategi Perencanaan Pajak dan
Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2013.
Putra, Y R.A.N., Indrabudiman, A.,
“Pengaruh Karakteristik Perusahaan
Terhadap Tax Avoidance serta
Dampaknya Pada Nilai Perusahaan”,
Jurnal Akuntansi Aktual, Vol. 7,
Nomor 1, 2020
437