Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 22

C.

METODE PENELITIAN
Pada bagian ini membahas tentang metode penelitian pengembangan
bahan ajar.

1. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan
(Research and Development) dengan metode kuantitatif. Metode ini ditentukan
berdasarkan Teknik pengumpulan data yang dilakukan secara fase pengembangan
produk. Model pengembangan yang digunakan dalam pengembanagan ini adalah
model Gall, Gall, & Borg (2023). R&D adalah sebuah metode pengembangan
berbasis industri dimana temuan penelitian digunakan untuk merancang produk
dan prosedur baru yang kemudian secara sistematis, diujicobakan, dievaluasi dan
disempurnakan di lapangan sehingga memenuhi kriteria yang ditentukan baik
keefektifanya maupun kualitas produk yang dikembangkan. Produk yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah bahan ajar sejarah lokal Banten berbasis
digital untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis.
Model ini dipilih sebagai dasar pengembangan bahan ajar bagi peserta
didik karena sudah umum digunakan pada dunia pendidikan untuk
mengembangkan produk-produk kontekstual kebutuhan pembelajaran. Menurut
Romiszowski (1996) mengemukakan bahwa pada tingkat desain materi
pembelajaran dan pengembangan, sistematika sebagai aspek prosedural
pendekatan sistem telah diwujudkan dalam banyak praktik metodologi untuk
desain dan pengembangan teks, materi audiovisual, dan materi pembelajaran
berbasis digital.
Penelitian dan pengembangan bahan ajar sejarah lokal Banten berbasis
digital untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis ini mengikuti desain
pembelajaran Dick and Carey dan pengembangan Borg and Gall. Desain
pembelajaran Dick and Carey memiliki tahap analisis dan evaluasi yang bersifat
rinci dan komprehenship, namun tidak ada uji coba kecuali setelah evaluasi
formatif . sementara itu, model Borg and Gall memiliki serangkaian uji coba di
lapangan dan divalidasi ahli, sehingga dapat menghasilkan suatu produk yang
mempunyai nilai validasi tinggi. Kedua model pengembangan tersebut

1
dimodifikasi oleh peneliti menjadi lima Langkah pengembangan bahan ajar.
Langkah pertama adalah studi pendahuluan, Kegiatan yang dilakukan pada
Langkah ini adalah identifikasi tujuan pembelajaran, melakukan analisis
pembelajaran, menganalisis perilaku dan karakteristik peserta didik. Langkah
kedua adalah pengembangan bahan ajar. Kegiatan yang dilakukan pada Langkah
ini adalah merumuskan tujuan pembelajaran, mengembangkan instrument
penilaian, mengembangkan strategi pembelajaran, mengembangkan dan memilih
materi pembelajaran. Langkah ketiga adalah validasi bahan ajar. Kegiatan yang
dilakukan pada Langkah ini adalah memvalidasi bahan ajar, instrument penilaian,
rencana pembelajaran oleh para ahli atau pakar. Langkah keempat adalah uji coba
bahan ajar. Kegiatan yang dilakukan pada Langkah ini adalah mendesain dan
melakukan evaluasi formatif, merevisi pembelajaran, serta mendesain dan
melakukan evaluasi sumatif. Langkah kelima adalah diseminasi dan
implementasi, diantaranya diseminasi hasil penelitian dan pengembanagan bahan
ajar pada kegiatan seminar nasional atau internasional.

2. Waktu dan Tempat Penelitian


Waktu penelitian dan pengembangan bahan ajar sejarah lokal Banten
berbasis digital untuk meningkatkan kemampuan keterampilan berpikir kritis ini
dilaksanakan pada bulan Desember 2023 sampai Juni 2024. Proses validasi bahan
ajar oleh para ahli dilakukan pada bulan Juli sampai Agustus 2024. Uji coba satu-s
atu dan kelompok kecil dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2024
Uji efektivitas bahan ajar dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2
024.
Adapun tempat uji coba bahan ajar pada kelompok kecil dilaksanakan di
SDN 1 Kramatwatu. Selanjutnya uji efektivitas bahan ajar digital berbasis pening
galan sejarah lokal Banten dalam meningkatkan kemampuan keterampilan berpiki
r kritis dilaksanakan di SDN 2 Kramatwatu, dan SDN 3 Kramatwatu yang telah
dipilih secara random. Tempat penelitian merupakan sekolah Dasar Negeri yang
berlokasi di kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang, Provinsi Banten.

2
3. Desain Penelitian
Desain penelitian dirancang untuk memberikan kemudahan dalam
Langkah-langkah penelitian diantaranya pengumpulan data, penyusunan data,
analisis data, dan juga pemaparan data supaya peneliti dapat menyimpulkan
jawaban dari permaslahan dalam penelitian secara komprehenship dan terarah.
a. Langkah-langkah Pengembangan Bahan ajar sejarah lokal Banten
berbasis Digital untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis.
Pengembangan bahan ajar pada penelitian ini mengikuti sepuluh langkal mo
del Dick and Carey, Kesepuluh langkah tersebut diklasifikasikan kedalam langkah
pengembangan bahan ajar. Adapun langkah-langkah pengembangan bahan ajar sej
arah lokal Banten berbasis digital untuk meningkatkan kemampuan keterampilan
berpikir kritis pada penelitian ini sebagai berikut:
Langkah-langkah pengembangan bahan ajar sejarah lokal Banten berbasis
digital untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis yang dimulai dari studi p
endahuluan, pengembangan bahan ajar, validasi bahan ajar oleh ahli, uji coba bah
an ajar, kemudian menghasilkan bahan ajar sejarah lokal Banten berbasis digital
untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis sebagai produk akhir dari peneli
tian ini. Berikut ini penjelaskan tentang langkah-langkah pengembangan bahan aj
ar sejarah lokal Banten berbasis digital untuk meningkatkan keterampilan berpiki
r kritis.
1) Studi Pendahuluan
Aktivitas penelitian dan pengembangan ini dimulai dengan melaku
kan studi pendahuluan. Studi pendahuluan dilakukan untuk mengumpulka
n informasi awal yang berkaitan dengan penelitian. Kegiatan yang dilakuk
an pada tahap ini adalah mengidentifikasi tujuan pembelajaran IPS, melak
ukan pembelajaran, menganalisis perilaku dan karakteristik peserta didik.
Langkah pertama adalah melalui studi pustaka yang dilakukan meli
puti analisis kurikulum, mengkaji dan mengevaluasi permasalahan pembel
ajaran IPS, identifikasi karakteristik peserta didik, menemukan, memahami
dan menganalisa, mengkaji bahan ajar yang telah digunakan dalam pembel
ajaran, dan mengkaji desain penelitian. Selanjutnya membangun teori
berkenaan dengan studi pustaka, diantaranya menemukan, memahami dan

3
menganalisa serta membangun teori berkenaan dengan Bahan Ajar Sejara
h Lokal Banten, digital, dan keterampilan berpikir kritis. Kajian studi pust
aka dalam penelitian pengembangan menjadi produk naskah akademik seb
agai draf desain bahan ajar sejarah lokal Banten berbasis digital untuk me
ningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa Sekolah Dasar. Kedua, meng
umpulkan informasi atau fakta-fakta realitas empiris terkait berpikir kritis
peserta didik dan ketersediaan bahan ajar sejarah lokal Banten berbasis
digital. Ketiga, mengumpulkan informasi tentang sejarah lokal Banten yan
g dapat diintegrasikan dalam bahan ajar. Dan keempat, menganalisis kebut
uhan peserta didik terhadap pengembangan bahan ajar yang dapat mengop
timalkan kompetensi yang akan dicapai.
Semua informasi yang diperoleh tersebut menjadi bahan yang sang
at penting untuk membuat kerangka kerja penelitian. Pada penelitian ini, te
lah dilakukan studi awal berkaitan dengan pembelajaran IPS. Informasi ya
ng diperoleh bahwa 1). kemampuan peserta didik terutama berpikir kritis p
eserta didik masih rendah, 2) bahan ajar yang digunakan selama ini belum
maksimal mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Mengingat penting
nya kemampuan tersebut bagi peserta didik kelas 4 baik sebagai bekal bagi
kehidupannya, maka perlu dilakukan pengembangan bahan ajar sejarah
lokal Banten untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis.
Selanjutnya setelah dilakukan analisis kebutuhan belajar bagi peser
ta didik diperoleh informasi bahwa peserta didik membutuhkan bahan ajar
sejarah lokal Banten berbasis digital untuk meningkatkan keterampilan be
rpikir kritis. Oleh karena itu, akan dilakukan pengembangan bahan ajar sej
arah lokal Banten berbasis digital untuk meningkatkan keterampilan berpi
kir kritis.

2) Pengembangan Bahan Ajar


Pengembangan bahan ajar dimulai dengan membuat perencanaan.
Perencanaan pengembangan meliputi 1) menyusun silabus/RPP mata pelaj

4
aran IPS, 2) merumuskan kemampuan atau tujuan yang akan dicapai sesua
i dengan capaian pembelajaran, 3) menentukan dan mengurutkan materi,
4) menyusun skenario dan kegiatan belajar yang harus dilakukan peserta di
dik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan, dan 5) mendesain keran
gka bahan ajar. Adapun kerangka bahan ajar sejarah lokal Banten berbasis
digital dalam meningkatkan kemampuan keterampilan berpikir kritis diilus
trasikan pada gambar 3.1. berikut ini.
Gambar 3.1 Kerangka bahan ajar

Kompetensi Dasar

Pendahuluan

 Halaman
judul
 Petunjuk
belajar
 Uraian
Materi

Penyajian
 Mari
Bahan Ajar mengamati
 Ayo Menyusun
Sejarah Lokal dan Indikator
Banten menyeleksi Berpikir Kritis
pertanyaan  Menginterpreta
berbasis  Mari si
Digital menentukan  Menganalisis
sumber Data Keterampilan
informasi  Mengevaluasi berpikir Siswa
 Mari mencari informasi
informasi  Menentukan
 Ayo mengolah kesimpulan
informasi  Mengidentifika
 Ayo si Masalah
Menyajikan  Menentukan
Informasi alternatif
 Ayo solusi masalah
Mengkomunika
sikan
Informasi

Penutup
 Refleksi
Belajar
 Evaluasi
3) Validasi Bahan AjarAkhiroleh Ahli/pakar
 Daftar
Validasi bahan ajarPustaka
dilakukan oleh ahli / pakar. Pemilihan ahli/paka
 Glosarium
r untuk expert judgment ini didasarkan pada kriteria 1) minimal bergelar d

5
oktor, 2) memiliki keahlian di bidang IPS, 3) memiliki keahlian di bidang
kebahasaan, dan 4) memiliki pengalaman menyusun bahan ajar.
Validasi bahan ajar dilakukan beriringan dengan proses review dari
ahli.Review ini bertujuan untuk meminta saran, masukan, perbaikan dari p
ara ahli/pakar. Semua saran dan masukan dari para pakar terkait bahan ajar
menjadi bahan evaluasi untuk memperbaiki draf bahan ajar pertama. Hasil
revisi draf bahan ajar kemudian divalidasi oleh para ahli tersebut. Draf ters
ebut siap diujicobakan ke dalam bentuk ujicoba lapangan awal. Hasil valid
asi bahan ajar oleh ahli ini menunjukkan kelayakan bahan ajar IPS yang di
kembangkan.
4) Uji coba Bahan Ajar
Draf bahan ajar yang telah disetujui dan divalidasi oleh para pakar/
ahli tersebut kemudian di uji coba kepada peserta didik kelas IV. Instrume
n uji kelayakan dan uji kepraktisan dikembangkan menggunakan model li
kert dengan lima skala rating. Sedangkan instrument uji efektifitas produk
dalam meningkatkan berpikir kritis dikembangkan menggunakan tes
subjektif untuk aspek pengetahuan serta model Likert untuk aspek sikap da
n keterampilan. Pengembangan instrument berpikir kritis mengacu pada Er
nest. Terhadap instrument efektivitas tersebut dilakukan uji validitas isi da
n uji validitas kriteria. Uji validitas isi dilakukan menurut penilaian akhir, s
edangkan uji validitas kriteria dilakukan dengan mengujikan instrument ef
ektivitas kepada peserta didik di luar responden penelitian Uji coba bahan
ajar ini dilakukan tiga kali yaitu:
a) Uji coba awal (one to one) atau perseorangan
Uji coba awal dilakukan secara terbatas dengan melibatkan tiga pes
erta didik kelas IV. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan te
s. Data yang telah terkumpul kemudian ditelaah dan dianalisis. Hasil analis
is akan dijadikan bahan untuk perbaikan bahan ajar tersebut. Perbaikan ba
han ajar mengacu kepada saran dan masukan dari kegiatan ujicoba awal. B
ahan ajar hasil revisi pada tahap ini siap di uji coba pada tahap selanjutnya.
b) Uji coba kelompok kecil

6
Uji coba bahan ajar pada kelompok kecil ini merupakan lanjutan da
ri uji coba sebelumnya. Pada uji coba ini melibatkan peserta didik dengan j
umlah yang lebih besar yaitu enam peserta didik kelas IV atau satu kelomp
ok belajar. Pengumpulan data menggunakan instrumen angket, wawancara,
dan tes. Seperti sebelumnya, hasil analisis dijadikan bahan pertimbangan
untuk kegiatan revisi bahan ajar. Bahan ajar yang telah direvisi pada tahap
ini akan di uji coba pada uji coba lapangan.
c) Uji coba Lapangan atau Uji Efektivitas Bahan Ajar
Uji coba lapangan ini merupakan lanjutan dari uji coba sebelumnya.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas bahan ajar yang sedan
g dikembangkan. Uji efektivitas penggunaan bahan ajar sejarah lokal Bant
en berbasis digital untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis pada p
eserta didik dilakukan melalui penelitian eksperimen dengan menggunaka
n satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol. Peserta didik kelas eksperi
men menggunakan bahan ajar sejarah lokal Banten berbasis digital yang d
ikembangkan dalam pembelajaran, sementara peserta didik kelas kontrol
menggunakan bahan ajar dari buku tematik siswa yang selama ini digunak
an dalam pembelajaran. Selain bahan ajar, kelas eksperimen dan kelas kont
rol diberi perlakuan yang sama baik strategi, pendekatan, maupun media.
Desain penelitian pada pengujian efektivitas yang dilakukan pada
produk bahan ajar digital ini menggunakan metode eksperimen dengan
desain “ randomized pretest-posttest experiment-controll group” (John W.
Creswel, 2012). Pemilihan desain menggunakan rancangan ini bertujuan
untuk mengetahui dampak yang dimunculkan oleh bahan ajar sejarah lokal
Banten terhadap keterampilan berpikir kritis. Uji yang dilakukan dengan
menggunakan dua kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pemilihan
pada kelas eksperimen dan kelas control dipilih secara random.
Berikut adalah desain pretest dan posttest dalam mengukur bahan
ajar sejarah lokal Banten berbasis digital terhadap keterampilan berpikir
kritis.
Tabel 3.1 Desain Eksperimen untuk Uji Efektifitas Produk

7
Kelompok Pretest Perlakuan Postest
Eksperimen O1 X O2
Kontrol O3 - O4

Keterangan:
O1 : Nilai pretes (sebelum diberi perlakuan) kelompok eksperimen
X1 : Perlakuan yaitu pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan bah
an ajar sejarah lokal Banten berbasis digital untuk meningkatkan ke
terampilan berpikir kritis
O2 : Nilai postes (sesudah diberi perlakuan) kelompok eksperimen
O3 : Nilai pretes (sebelum pembelajaran) kelompok kontrol
O4 : Nilai postes (sesudah pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar/
buku tematik siswa) kelompok kontrol

Uji efektivitas bahan ajar sejarah lokal Banten berbasis digital ini d
ilaksanakan selama tiga bulan pada semester genap TA. 2023/2024. Hasil
uji coba bahan ajar dianalisis untuk mengetahui keefektifan bahan ajar sej
arah lokal Banten berbasis digital untuk meningkatkan keterampilan berpi
kir kritis pada peserta didik kelas IV. Keefektifan bahan ajar ditunjukkan
dengan nilai postes yang diperoleh kelas eksperimen dan kelas kontrol. Se
perti sebelumnya, hasil analisis ini dijadikan bahan pertimbangan untuk m
elakukan perbaikan atau revisi akhir bahan ajar.
Pengujian produk bahan ajar berdasarkan model Dick and Carey di
namakan tahapan evaluasi formatif. Menurut Dick and Carey model evalu
asi formatif terdiri atas tiga bentuk yaitu evaluasi satu-satu (one to one),ev
aluasi kelompok kecil, dan evaluasi atau uji lapangan (Dick et al., 2009).
5) Produk Akhir
Setelah dilakukan serangkaian ujicoba dan uji efektivitas bahan ajar
kemudian dilakukan revisi akhir sesuai dengan masukan atau saran yang di
terima. Revisi produk akhir ini menghasilkan produk final bahan ajar yang
berupa bahan ajar sejarah lokal Banten berbasis digital untuk meningkatka
n keterampilan berpikir kritis. Serangkaian proses pengembangan bahan a

8
jar yang dimulai dari studi pendahuluan, pengembangan bahan ajar, valida
si oleh ahli, dan uji coba bahan ajar sampai menghasilkan produk akhir ber
tujuan untuk menghasilkan bahan ajar yang layak digunakan oleh peserta
didik kelas IV
6) Diseminasi dan Implementasi
Tahap diseminasi merupakan kegiatan pelaporan hasil penelitian da
n pengembangan kepada pengguna melalui pertemuan ilmiah atau jurnal-j
urnal ilmiah.
Setiap fase pengembangan memiliki metode dan teknik pengumpul
an datanya yang berbeda. Adapun ringkasan langkah pengembangan bahan
ajar Sejarah Lokal Banten berbasi digital dan metode yang digunakan adal
ah sebagai berikut :

b. Karakteristik Bahan Ajar yang dikembangkan


Produk yang dihasilkan pada penelitian dan pengembangan ini adalah bah
an ajar untuk mata pelajaran IPS yang berbentuk Digital. Bahan ajar tersebut difo
kuskan untuk mempelajari materi yaitu mengenal sejarah (baik tokoh,
peninggalanya maupun periodisasinya) di tempat tinggalnya serta menghubungka
n dengan konteks kehidupan saat ini sejarah lokal Banten yang fokus meningkatk
an keterampilan berpikir kritis. Adapun karakteristik bahan ajar yang dikembangk
an adalah 1) penyajian materi kerajaan Banten serta peninggalan-peninggalannya.
Diawali dengan menyajikan peninggalan sejarah Banten secara kontekstual yang b
ertujuan untuk memotivasi dan membantu proses berpikir kritis dan konstruksi pe
ngetahuan baru, 2) terdapat kegiatan menemukan sendiri suatu konsep sejarah yan
g bertujuan agar peserta didik mengalami sendiri proses penemuan dan konstruksi
pengetahuan sehingga pemahaman yang diperoleh lebih bermakna, 3) terdapat ke
giatan membaca, diskusi dan berlatih bersama menyelesaikan masalah yang bertuj
uan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis, 4) terdapat tugas mandiri yan
g bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis, 5) terdapat kegiatan b
ertanya dan menjawab pertanyaan yang bertujuan agar peserta didik dapat melaku
kan refleksi diri sehingga dapat memahami kemampuan yang dimiliki dan hal-hal
yang belum dikuasai, 6) menggunakan penilaian authentik yang tercermin pada ke

9
giatan menemukan dan mengkonstruksi pengetahuan, kegiatan bertanya dan menj
awab pertanyaan, tugas mandiri, dan evaluasi formatif di setiap bab. Tes formatif
dibuat dalam bentuk masalah dengan tujuan menfasilitasi peningkatan kemampua
n berpikir kritis.
4. Sampel Penelitian
Sampel pada penelitian ini yaitu: siswa kelas IV Sekolah Dasar negeri
Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang, Banten Tahun Akademik 2023/2024
yang dipilih secara acak. Adapun Teknik pengambilan sampelnya menggunakan
teknis simple random sampling. Adapun Teknik ini merupakan Teknik sampel
dari anggota populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata
yang ada dalam populasi ini. Artinya setiap anggota populasi tadi memiliki
peluang yang sama untuk terpilih atau terambil. Berdasarkan Teknik pengambilan
sampel random sampling diperoleh tiga Sekolah Dasar Negeri yang menjadi
perwakilan di Kecamatan Kramatwatu antara lain: SDN Kramatwatu 1, SDN
Kramatwatu 2, SDN Kramatwatu 3.

5. Penyusunan Instrumen Penelitian


Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah 1) angket/kuesioner,
dan 2) tes.
a. Angket
1) Definisi Konseptual
Bahan ajar sejarah lokal Banten merupakan materi ajar yang bermuatan
sejarah lokal Banten yang dikembangkan dalam bentuk multi media seperti video,
audio, teks, foto atau gambar yang dimanipulasi secara digital yang sengaja
dirancang untuk menstimulus keterampilan berpikir kritis peserta didik.
2) Definisi Operasional
Definisi operasional bertujuan untuk menghindari kesalah pemahaman dan
perbedaan penafsiran yang berkaitan penggunaan istilah dalam penelitian ini.
Definisi operasional yang dijelaskan melalui penafsiran penulis antara lain sebagai
berikut: Bahan ajar sejarah lokal Banten berbasis digital merupakan skor yang
diperoleh melalui lembar validasi ahli yang membahas tentang bahan ajar yang
dikembangkan dalam bentuk multi media seperti video, audio, teks, foto atau
gambar yang dimanipulasi secara digital yang sengaja dirancang untuk

10
menstimulus keterampilan berpikir kritis peserta didik. Instrumenya berupa
lembar validasi menggunakan skala likert. Adapun aspek untuk mengukur bahan
ajar digital dilihat dari aspek terdiri dari aspek kelayakan isi/materi, aspek
kelayakan penyajian, dan aspek kelayakan bahasa.

3) Kisi-kisi instrumen Uji Kelayakan Bahan Ajar Sejarah Lokal


Banten berbasis digital

Adapun instrumen uji kelayakan oleh ahli materi, ahli media, ahli Bahasa,
respon guru terhadap bahan ajar dan respon peserta didik terhadap bahan ajar
disusun berdasarkan kisi-kisi sebagai berikut:

Tabel 3.2 Kisi-kisi instrumen Validasi Bahan ajar sejarah lokal Banten
berbasis digital kritis

Aspek Kelayakan Isi/Materi

No Indikator No butir Jml Butir


1 Self Instruction 1,2,3,4,5,6, dan 7 7
2 Self Contained 8 dan 9 2
3 Stand Alone 10 dan 11 2
4 Adaptive 12 1
5 User Friendly 13 1
(Sumber: Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jendral Peningkatan Mutu P
endidik Dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional 2008)

Aspek Kelayakan Bahasa


No Indikator No butir Jml Butir
1 Bahasa yang digunakan 14 1
mudah dipahami siswa
2 Kalimat yang digunakan untuk menj 15 1
elaskan materi mudah dipahami
3 Kalimat yang digunakan 16 1
tidak menimbulkan makna g

11
anda
4 Kesesuaian dengan kaidah bahasa In 17 1
donesia yang baik dan benar
5 Bahasa yang digunakan sesuai 18 1
dengan tingkat perkembangan
berfikir siswa

Aspek Penyajian
No Indikator No butir Jml Butir
1 Contoh soal dalam setiap kegiatan 19 1
belajar sesuai dengan materi
2 Soal latihan diakhir pembelajaran se 20 1
suai dengan materi dan tujuan pemb
elajaran
3 Pendukung penyajian materi pada 21 1
buku ( Referensi)

Aspek Belajar Mandiri


No Indikator No butir Jml Butir
1 Bahan ajar Materi Sejarah Lokal 22, 23 1
Banten dapat menarik minat belajar
siswa
2 Bahan ajar Materi Sejarah Lokal dap 24, 25 1
at membantu siswa belajar mandiri

Aspek Kelayakan Media

No Indikator Sub Indikator No butir Jml Butir


1 Ukuran Ukuran. 1 dan 2 2

2 Desain Cover Tata letak cover 3,4,5,6,7,8,9 8


dan 10

12
Tipografi cover 11,12,13,14, 6
15, dan 16
Ilustrasi kulit 17 dan 18 2
3 Desain isi Tata letak isi 19,20,21,22, 13
23,24,25,26,
27,28,29,30,
dan 31

Tipografi isi 32,33,34,35, 11


36,37,38,39,
40,41 dan42
Ilustrasi isi 43,44,45,46, 5
dan 47

Sumber: Sugiarto, H. (2019). Komponen Kelayakan Kegrafikan. Diambil k


embali dari Anzdoc: https://anzdoc.com/komponen-kelayakankeg
rafikaan.html
Angket Respon Guru terhadap bahan Ajar
Angket keenam digunakan untuk mengetahui respon guru terkait bahan ajar
yang digunakan dalam pembelajaran. Aspek yang dilihat pada angket ini adalah
kebermanfaatan dan kemudahan bahan ajar dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Angket ini diberikan kepada guru setelah pelaksanaan pembelajaran. Penyusunan
angket mengacu kepada kisi-kisi instrumen yang tercantum pada Tabel 3.3 berikut
ini.
Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Respon Guru
Aspek yang Jumlah
No Indikator
Dinilai Item
Kebermanfaatan
1. Kejelasan Kejelasan dalam menyampaikan tujuan 1
Kejelasan dalam menyampaikan materi 2
2. kepuasan Soal yang menarik dan menantang 3
3. Keingintahuan Menumbuhkan rasa ingin tahu peserta 4
didik dalam mempelajari materi
Antusias peserta didik menggunakan bahan 5
ajar
4. Manfaat Kegunaan bahan ajar dalam meningkatakan 6

13
keterampilan berpikir kritis
Kemudahan
5. Kemudahan Tidak kesulitan dalam mengelola 7
pembelajaran
Kemudahan dalam menggunakan bahan 8
ajar
6. Ketertarikan Rasa senang menggunakan baha ajar 9
Ketertarikan menggunakan bahan ajar yang 10
sejenis dalam menyampaikan materi
lainnya
Jumlah Pertanyaan 10
Angket Respon Peserta didik terhadap bahan ajar
No Indikator No Butir Jumlah
Butir

1 Ketertarikan 1, 2, 3, 4, 6
5, 6
2 Materi 1, 2, 3, 4, 6
5, 6
3 Bahasa 1, 2, 3 3

Jumlah 15

b. Tes
1) Instrumen Keterampilan Berpikir Kritis Siswa
a) Definisi Konseptual
Keterampilan berpikir kritis adalah kemampuan mengolah
informasi yang diterima melalui proses menganalisis suatu kasus,
menjawab pertanyaan berupa penjelasan, mengevaluasi data, menentukan
kesimpulan, mengidentifikasi istilah dan asumsi-asumsi, serta menentukan
Tindakan alternatif penyelesaian masalah dengan tujuan untuk
menciptakan suatu kenyakinan yang digunakan sebagai pedoman dalam
bertindak.
b) Definisi Operasional

14
Keterampilan berpikir kritis adalah skor yang diperoleh siswa
melalui tes mengenai kemampuan mengolah informasi yang diterima
melalui proses menganalisis suatu kasus, menjawab pertanyaan berupa
penjelasan, mengevaluasi data, menentukan kesimpulan, mengidentifikasi
istilah dan asumsi-asumsi, serta menentukan Tindakan alternatif
penyelesaian masalah dengan tujuan untuk menciptakan suatu kenyakinan
yang digunakan sebagai pedoman dalam bertindak. Instrumenya berbentuk
tes essay dengan skala 4 disesuaikan dengan abstrak penilaian.
c) Kisi-kisi instrumen
Adapun pada pengujian skor keterampilan berpikir kritis ini disesu
aikan dengan muatan materi pembelajaran IPS yang akan dikembangkan k
e dalam Bahan ajar digital. Ruang lingkup materi yang akan dikembangka
n menjadi bahan anar adalah materi sejarah lokal Banten Semester I Kelas
IV Sekolah Dasar. Soal-soal yang disajikan berbentuk essay. Adapun kisi-
kisi instrument keterampilan berpikir kritis adalah sebagai berikut :
Tabel 3. 4 Kisi-kisi Instrumen Keterampilan Berpikir Kritis IPS peserta
didik Kelas IV Sebelum Uji Coba

Kompetensi Indikator Indikator Nomor Level


Dasar Keterampilan Pencapaian Butir Soal
Berpikir Kritis Pembelajaran Soal
3.2 Memahami Mengidentifikasi 3.2.1 1 C-3
manusia, informasi mengidentifikasi 2 C-3
perubahan tentang 3 C-3
dan perjuanagan
keberlanjutan Sultan Ageng
dalam waktu Tirtayasa
pada masa
praaksara, Menganalisis 3.2.2. 4 C-3
Hindu data Menganalisis 5 C-4
Buddha, Islam sikap Sultan
dalam aspek Ageng Tirtayasa
pemerintah, Menentukan 3.2.3 6 C-4
sosial, ekonomi, kesimpulan Menunjukan 7 C-4
dan contoh berkaitan
pendidikan dengan sikap
kepahlawanan

15
Mengevaluasi 3.2.4 8 C-3
informasi Mengevaluasi 9 C-4
dampak
pemerintahan
Sultan Ageng
Tirtayasa
Menganalisis 3.2.5 10 C-4
informasi menganalisis
peninggalan
sejarah

6. Teknik Analisis Data


Sebelum instrument tes digunakan, maka dilakukan dan dianalisis uji
validitas dan reliabilitas.
a. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau
shahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang
valid berarti memiliki validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid
apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap
data dari variable yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas
instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak
menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Dalam
penelitian ini cara pengujian validitas instrumen menggunakan rumus
kolerasi product moment sebagai berikut :
-
N ∑ XY −( ∑ X)( ∑ Y )
r xy =
√ {N ∑ X −(∑ X ) } √{N ∑ Y −(∑ Y ) }
2 2 2 2

Keterangan:
N = Jumlah responden
r xy= Koefisien korelasi antara x dan y

∑ X = Jumlah skor dalam sebaran x


∑ Y = Jumlah skor dalam sebaran y

16
∑ XY = Jumlah hasil kali skor dalam sebaran x dan y
∑ X 2 = Jumlah yang dikuadratkan dalam sebaran x
∑ Y 2 = Jumlah yang dikuadratkan dalam sebaran y

Nilai r xy hasil perhitungan akan dibandingkankan dengan tabel r


product moment. Hasil perbandingan dapat dirumuskan dengan kriteria:
Jika r xy > rtabel, maka item soal tersebut dinyatakan valid
Jika r xy < rtabel, maka item soal tersebut dinyatakan tidak valid

Untuk menguji validitas instrumen, dapat juga dilakukan


perhitungan koefisien korelasi menggunakan SPSS. Peneliti melakukan
perhitungan dengan menggunakan SPSS 25.0 for Windows dengan
membandingkan Nilai Sig. (2-tailed) dengan probabilitas 0,05. Hasil
perhitungan dengan SPSS dengan kriteria:
1) Jika nilai Sig. (2-tailed) < 0,05 dan Pearson Correlation bernilai
positif, maka item soal dinyatakan valid.
2) Jika nilai Sig. (2-tailed) > 0,05 dan Pearson Correlation bernilai
negatif, maka item soal dinyatakan tidak valid.
3) Indeks kevalidan instrumen tes maupun nontes dapat dilihat
berdasarkan kriteria penafsiran indeks korelasinya (r) dengan
ketentuan seperti pada tabel berikut ini

Tabel 3. 5 Kriteria Nilai Korelasi

Interval Koefisien Kategori


Korelasi

0,81 – 1,00 Sangat Tinggi

17
0,61 – 0,80 Tinggi
0,41 – 0,60 Sedang
0,21 – 0,40 Rendah
0,00 – 0,20 Sangat Rendah

Sumber : (Sugiyono, 2016)

b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merujuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen
cukup dapat dipercaya digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik. Pengertian lain dari uji reliabilitas adalah
terkait hasil pengukuran instrumen terhadap ketepatanr (konsistens).
Padanan kata untuk reliabilitas disebut juga konsistensi, kehandalan, keter
percayaan, kestabilan, maupun keajegan Pengujian reliabilitas instrumen
menggunakan Alpha Crobanch, yaitu:

r 11 =
k
(1−
∑ Si )2

2
k−1 St
Sumber : (Widiyoko Putro, 2011)
Di mana r 11 adalah koefisien reliabilitas tes, k adalah cacah butir,
2 2
Si adalah varian skor butir, dan St adalah varian skor total. Untuk menguj

i reliabilitas instrumen peneliti menggunakan program SPSS 25.0 for Win


dows dengan metode Alpha Cronbach’s. Instrumen tes dikatakan reliabl
e jika nilai Alpha Cronbach’s > 0,6 (Haviz et al., 2020). Hasil yang diperol
eh dari uji reliabilitas yang didapat selanjutnya dibandingkan dengan kriter
ia butir soal berdasarkan acuan penghitungan seperti pada rumusan di baw
ah ini.

Tabel 3. 6 Kriteria Reliabilitas

Interval Koefisien Kategori


Korelasi

18
0,81 – 1,00 Sangat Tinggi
0,61 – 0,80 Tinggi
0,41 – 0,60 Sedang
0,21 – 0,40 Rendah
0,00 – 0,20 Sangat Rendah

7. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data


Teknik Pengumpulan data dibagi menjadi dua macam yaitu tes dan non tes.
Teknik pengumpulan data non tes berupa pemberian angket pada one to one seba
nyak 6 orang dan kelompok kecil sebanyak 30 dengan karakteristik berbeda. Adap
un angket juga diberikan setelah kegiatan terhadap 127 orang siswa sedangkan tes
berupa soal evaluasi untuk mengukur keterampilan berpikir kritis siswa diberikan
pada akhir pertemuan.
Adapun untuk teknik analisa data yang digunakan adalah statistik deskripti
f kualitatif dan statistik deskriptif kuantitatif. Statistik deskriptif kualitatif digunak
an untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan dat
a yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpul
an yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Adapun analisis deskriptif kuantit
atif digunakan untuk mengolah data dari hasil evaluasi kelompok kecil dan kelom
pok besar. Teknik analisa ini berupa narasi skor atau analisa serta pengolahan data
berupa nilai atau angka yang disajikan dalam bentuk deskriptif. Hal ini juga diseb
ut sebagai data kualitatif. Berdasarkan rumusan masalah yang telah diajukan,
maka sumber datanya merupakan hasil angket dari validator (ahli materi, ahli Bah
asa, ahli media dan ahli pembelajaran) serta peserta didik. Adapun teknik pengum
pulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut :

19
a) Angket
Data angket yang diperoleh dari validasi uji kelayakan ahli dan uji
kelayakan siswa dianalisa dengan cara menghitung nilai berdasarkan skal
a penilaian yang telah ditentukan yaitu menggunakan Skala Likert dengan
nilai maksimal lima. Adapun kriteria penilaian skala likert sebagai berikut :
Tabel 3. 7 Pedoman Penilaian Skor
Skor Keterangan
4 Sangat Baik
3 Baik
2 Kurang Baik
1 Tidak Baik

Skor rata-rata nilai dari keseluruhan aspek mengenai kelayakan


bahan ajar sejarah lokal Banten berbasis digital akan dikategorikan ke dala
m kriteria skor, sedangkan komentar yang diberikan tentang produk didesk
ripsikan untuk mengetahui langkah yang harus dilakukan dalam memperb
aiki program.
Penghitungan data dari setiap aspek dilakukan dengan menggunaka
n validitas Aiken v. Aiken (1980) merumuskan formula Aiken’s V untuk
menghitung content- validity coefficient yang didasarkan pada hasil penilai
an dari panel ahli sebanyak n orang terhadap suatu item dari segi sejauh m
ana item tersebut mewakili konstrak yang diukur. Formula yang diajukan
oleh Aiken adalah sebagai berikut :

V=
∑S ¿
{n (C−1 ) ¿

Dimana 𝑆 = 𝑟 − 𝑙𝑜
Keterangan :
LO = angka penilaian terendah
C = angka penilaian tertinggi
R = angka yang diberikan oleh penilai
Sumber : (Aiken, 1980)

b) Tes

74
Data yang diperoleh dari tes, dianalisis dengan membandingkan sk
or keterampilan berpikir kritis pada pembelajaran IPS pada kegiatan pretes
t dan posttest (sebelum dan sesudah) menggunakan bahan ajar sejarah
lokal Banten apakah terdapat perbedaan nilai secara signifikan. Untuk itu,
perhitungan statistik dilakukan dengan rumus uji-t, yaitu :
x−μ0
t=
s
√n

Keterangan:
t = Nilai t hitung
x = Rata-rata pretest
μ0 = Rata-rata posttest
S = Standar deviasi selisih pengukuran 1 dan 2 N
= Jumlah sampel

Sumber : (John W. Creswell, 2012)

75
76

You might also like