Professional Documents
Culture Documents
JURNAL IIK NU SITI SISWARI FIX Submit
JURNAL IIK NU SITI SISWARI FIX Submit
Abstract
Patients with confirmed tuberculosis must undergo a long course of treatment, namely a minimum of six months
of treatment, in which the first two months are the intensive phase and the next four months are the latent or continuation
phase.
The purpose of this study was to determine the relationship between the motivation of health workers and the
success of tuberculosis treatment.
This research is a quantitative analytic observational with a cross-sectional approach. The sampling technique
used was simple random sampling taken from all tuberculosis patients at the Merakurak sub-district health center as many
as 80 respondents, namely 42 from the merakurak healt center and 38 from the temandang healt center. The instrument
used was a health worker's motivational questionnaire about the success of tuberculosis treatment.
The results of the study obtained p = 0.000. Because p = 0.000 <0.05, H1 is accepted, meaning that there is a relationship
between the motivation of health workers and the successful treatment of tuberculosis patients at the Community Health
Center in the Merakurak sub-district, Tuban district.
Abstrak
Pasien terkonfirmasi tuberkulosis harus menjalani pengobatan yang panjang yaitu minimal pengobatan selama
enam bulan, di mana dua bulan pertama sebagai fase intensif dan empat bulan berikutnya laten atau fase lanjutan, selama
menjalani pengobatan yang panjang, pasien harus memiliki faktor pendukung untuk terus menjalani pengobatannya secara
teratur.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan motivasi petugas kesehatan dengan keberhasilan
pengobatan tuberkulosis.
Penelitian ini merupakan observasional analitik kuantitatif dengan pendekatan Cross-sectional. Teknik sampling
yang digunakan adalah simple random sampling yang diambil dari seluruh pasien tuberkulosis di Puskesmas wilayah
kecamatan merakurak sebanyak 80 responden yaitu 42 dari puskesmas merakurak dan 38 dari puskesmas temandang.
Instrumen yang digunakan adalah kuesioner motivasi petugas kesehatan tentang keberhasilan pengobatan tuberkulosis.
Hasil penelitian didapatkan hasil p=0,000. Karena p=0,000<0,05 maka H1 diterima artinya terdapat hubungan
antara motivasi petugas kesehatan dengan keberhasilan pengobatan pasien tuberkulosis di Puskesmas wilayah kecamatan
Merakurak kabupaten Tuban.
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan memiliki motivasi yang tinggi maka akan memiliki
pengobatan pasien tuberkulosis adalah tingkat keinginan untuk sembuh lebih besar sehingga rajin untuk
pendidikan, data pasien tuberkulosis menunjukkan berobat ke puskesmas dan bertemu dengan petugas
bahwa dari 80 pasien tuberkulosis paling banyak kesehatan untuk memeriksakan penyakit tuberkulosis
(43,37%) tingkat pendidikan SMP yaitu 35 Orang dan dan mendapatkan informasi tentang kesehatan dari
SMA (40%) yaitu 32 orang yang mana pendidikan petugas kesehatan. Dan sebaliknya jika responden
juga salah satu faktor yang dapat mempengaruhi memiliki motivasi yang kurang maka kesadaran untuk
keberhasilan pengobatan tuberkulosis salah satunya berobat dan bertemu dengan petugas kesehatan sanggat
adalah pendidikan, dan pendidikan akan rendah karena responden berpikir penyakit tuberkulosis
menghasilkan perubahan atau peningkatan merupakan penyakit yang lama sembuh karena harus
pengetahuan pasien. Semakin tinggi tingkat mengkonsumsi obat setiap hari dan sering pergi ke
pendidikan seseorang semakin mudah orang tersebut puskesmas.
menerima informasi kesehatan sehingga memotivasi
mereka untuk lebih mengerti tentang pentingnya Keterbatasan Penelitian Di Puskesmas
pengobati penyakit tuberkulosis (Notoadmojo, 2003) Wilayah Kecamatan Merakurak Tuban
Hal ini sesuai yang dinyatakan oleh Mubarok (2012), Peneliti memiliki beberapa keterbatasan
mengatakan bahwa pendidikan berarti bimbingan namun sangat diharapkan karena adanya
yang diberikan seseorang pada orang lain terhadap keterbatasan tersebut dapat mempengaruhi
sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak tujuan utama dari penelitian, keterbatasan
dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan yang dialami peneliti tersebut diantaranya
seseorang semakin mudah pula mereka menerima Dalam pengisian kuisioner ada beberapa
informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula yang masih belum paham mengenai
pengetahuan yang dimilikinya Sebaliknya jika pertanyaan kuisioner, dan perlu adanya
seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan penjelasan terlebih dahulu selain itu Pada saat
menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap kunjungan ke tempat penelitian , peneliti harus
penerimaan, informasi dan nilai-nilai yang baru melakukan janjian dulu dengan koordinator
diperkenalkan. Pendidikan termasuk juga perilaku TB yang ada dipuskesmas untuk mengetahui
seseorang akan pola hidup terutama dalam kapan pasien TB akan berkunjung serta
memotivasi untuk sikap berperan serta dalam Peneliti kadang tidak bertemu dengan pasien
pembangunan. Pada umumnya makin tinggi tuberkulosis walaupun sudah janjian dan
pendidikan seseorang makin mudah menerima mendapatkan jadwal kontrol dari Koordinator
informasi (Wawan, 2010) TB.
Data pada penelitian menunjukkan bahwa dari 80
responden, sebanyak 46 responden, sudah menjalani KESIMPULAN
lama pengobatan selama 6 bulan dimana pengobatan 1. Motivasi petugas kesehatan pada pasien
tuberkulosis ini memerlukan waktu pengobatan sampai tuberkulosis di Puskesmas wilayah
dengan 6 bulan tergantung resistensi obat dari pasien Kecamatan Merakurak Kabupaten Tuban
tuberkulosis. Dan bukti kesembuhan TB ditunjukan menyatakan sebagian besar Tinggi yaitu
dengan pengambilan sputum BTA ( basil tahan asam ) sebanyak 68 responden (85%).
pertama yaitu dahak pagi dan sewaktu dinyatakan positif 2. Keberhasilan pengobatan tuberkulosis di
dan pasien harus menjalani pengobatan OAT ( obat anti puskesmas wilayah Kecamatan Merakurak
tuberkulosa) tahap awal , sedangkan pasien lama yaitu Kabupaten Tuban menyatakan sebagian
yang sudah memasuki tahap pengobatan lanjutan, yaitu besar berhasil menyelesaikan pengobatan
dengan ditunjukan pemeriksaan laboratorium sputum tepat waktu yaitu sebanyak 68 responden
BTA ( basil tahan asam ) kedua sudah Negatif dan (85%).
pasien masuk pengobatan lanjutan Berdasarkan data 3. Ada hubungan motivasi petugas kesehatan
penelitian yang menunjukan bahwa sebagian besar dengan keberhasilan pengobatan pasien
responden mempunyai motivasi yang tinggi. Seperti tuberkulosis di Puskesmas wilayah
yang disebutkan dalam teori bahwa responden yang Kecamatan Merakurak Kabupaten Tuban
*Korespondensi Author : Siti siswari, IIK NU Tuban
Email : siswari7@gmail.com, (+62 856-4573-1802)
Jurnal Penelitian Institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban
REFERENSI Medika.
Abrori, Mardjan, M. (2015). Hubungan Antara Himawan, A. B., Hadisaputro, S., & Suprihati. (2015).
Dukungan keluarga, Motivasi DanStigma Berbagai Faktor Resiko Kejadian TB Paru Drop
Lingkungan Dengan Proses Kepatuhan Berobat Out.
Terhadap Penderita TB Paru Di wilayah Kerja Intiyati, A., Mukhis, A., Arna, Y. D., & Fatimah, S.
Puskesmas Gang sehat. Jumantik-Jurnal (2015). Hubungan Status GiziDengan
Mahasiswa Dan Penelitian Kesehatan, 17–26. Kesembuhan Penderita TB Paru Di Poli Paru di
Adiatma, H. P., & Aris, A. (2013). Hubungan Rumah Sakit DaerahSidoarjo. Jurnal Gizi, 3(1),
Pengetahuan dan Motivasi Pasien TBC 60–74.
(Tuberculosis) dengan Kepatuhan Berobat Irman Somantri. (2007). Keperawatan Medikal Bedah
Pasien TBC yang Berobat di UPT Puskesmas Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan
Mantup Kabupaten Lamongan. Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta: Salemba
Arikunto, S. (2012). Prosedur Penelitian Suatu Medika.
Pendekatan Praktek. PT.RinekaCipta. Kemenkes RI. (2017). Pengobatan Pasien Tuberkulosis.
Cahya Prastika, H. (2017). Hubungan Pengatuhan dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 1–
Motivasi Dengan Kepatuhan Minum Obat Anti 117. http://www.ljj- kesehatan.kemkes.go.id/
Tuberkulosis Pada Pasien Tuberkulosis di pluginfile.php/4607/coursecat/description/Pengo
Wilayah Kerja Puskesmas Perak Timur bata n Pasien TB.pdf
Surabaya. 1–15. Kemenkes RI. (2018). Infodatin Tuberkulosis.
Craig, G. M., Joly, L. M., & Zumla, A. (2014). “ Kementerian Kesehatan RI, 1–8.Khairunnisa, T.,
Complex ” but coping : experience of symptoms Masryna Siagian, & Ginting, R. (2018). Faktor -
of tuberculosis and health care seeking Faktor Yang Mempengaruhi Kesembuhan
behaviours - a qualitative interview study of Pasien Tuberkulosis Paru. 4002, 9–17.
urban risk groups , London , UK, 1–9. Kemenkes. (2011). Pedoman nasional pengendalian
Dewi, N. (2019). Pengaruh Dukungan Keluarga tuberkulosis.
Terhadap Motivasi Untuk Sembuh Pada Pasien Kemenkes. (2016a). Peraturan Menteri Kesehatan
Tuberkulosis Paru Di Puskesmas Kramat Jati Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2016
Jakarta Timur. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 10(1), tentang Penanggulangan Tuberkulosis.
78–89. https://doi.org/10.37012/ jik.v10i1.19 Kemenkes. (2016b). Pusat Data dan Informasi
Djojodibroto, D. (2007). Respirologi (Respiratory Kementerian Kesehatan RI. Lestari, T. (2015).
Medicine). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran Kumpulan Teori untuk Kajian Pustaka
EGC. Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha
Erawatyningsih, E., Purwanta, & Subekti, H. (2009). Medika.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kompri. (2015). MOTIVASI (Cetakan pe).
Ketidakpatuhan Factors Affecting Incompliance PT.REMAJA ROSDAKARYA.
With Medication, 25(3), 117–124. Munro, S. A., Lewin, S. A., Smith, H. J., Engel, M. E.,
Fitria, C. N., & Mutia, A. (2003). Hubungan Tingkat Fretheim, A., & Volmink, J. (2007). Patient
Pengetahuan tentang Tuberkulosis dengan Adherence to Tuberculosis Treatment : A
Kepatuhan Minum Obat di Puskesmas, 7(6), 41– Notoatmodjo, S. (2012b). Promosi Kesehatan & Ilmu
45. Perilaku. In Jakarta: Rineka Cipta.
Fuady, A., Pakasi, T. A., & Mansyur, M. (2014). The Notoatmodjo. (2014). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan
Social Determinants of Knowledge and Seni. In Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. (2012a).
Perception on Pulmonary Tuberculosis among Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip
Females in Jakarta , Indonesia, 23(2), 99–105. Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hidayat, A. A. (2007). Metode Penelitian Keperawatan Nursalam, & Pariani, S. (2016). Manajemen
dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik
Medika. Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba
Hidayat, A. A. A. (2012). Metode Penelitian Untuk Medika.
Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: Salemba Pebriyani, U., Kurniati, M., & Hasbie, N. (2019). Faktor
*Korespondensi Author : Siti siswari, IIK NU Tuban
Email : siswari7@gmail.com, (+62 856-4573-1802)
Jurnal Penelitian Institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban