Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

eISSN 2337-330X eBiomedik.

2020;8(1):156-162
Terakreditasi Nasional: SK Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan DOI: https://doi.org/10.35790/ebm.8.1.2020.28742
KemenRistekdikti RI No. 30/E/KPT/2019 Available from: ttps://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ebiomedik

Pengaruh Minuman Tradisional Beralkohol Khas Sulawesi Utara Dosis


Bertingkat terhadap Gambaran Morfologik Hati Tikus Wistar (Rattus
norvegicus)

Addi A. Rembang,1 Carla F. Kairupan,2 Magdalena P. Lintong2

1
Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: addiabelrembang@gmail.com

Abstract: Excessive consumption of alcoholic beverages can affect the liver, in the form of fatty
liver, alcoholic hepatitis, and liver cirrhosis. This study was aimed to determine the influence of
alcoholic drink on the liver if it is consumed routinely in low and moderate doses, specifically an
alcoholic drink produced by residents of North Sulawesi, namely Cap Tikus. It was an
experimental laboratory study. Subjects were 24 Wistar rats divided into one control group and
three treatment groups, each of six rats. The control group (K) was not given Cap Tikus. Treatment
group 1 (K1) was given Cap Tikus at a dose of 1.08 mL/day in male rats (K1A) and 0.81 mL/day
in female rats (K1B). Treatment group 2 (K2) was given Cap Tikus at a dose of 2.16 mL/day in
male rats (K2A) and 1.62 mL/day in female rats (K2B). Treatment group 3 (K3) was given Cap
Tikus at a dose of 4.32 mL/day in male rats (K3A) and 3.24 mL/day in female rats (K3B). All rats
were terminated on day 21 and their livers were prepared for microscopic examination. The results
showed fatty liver cells in all treatment groups. At moderate and high doses there were necrotic
liver cells. Hepatitis was found in the male group with the highest dose. In conclusion, Wistar rats
given Cap Tikus had fatty liver cells at all doses, liver cell necrosis at moderate and high doses,
and the presence of hepatitis in the group of male rats at high doses.
Keywords: Cap Tikus, fatty liver cells, and necrotic liver cells, hepatitis

Abstrak: Konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan dapat menyebabkan gangguan pada
hati, berupa perlemakan hati, hepatitis alkoholik, dan sirosis hati. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh minuman beralkohol terhadap hati bila dikonsumsi secara rutin dalam dosis
rendah maupun sedang, secara khusus minuman beralkohol yang diproduksi oleh masyarakat
Sulawesi Utara, yaitu Cap Tikus. Jenis penelitian ialah eksperimental laboratorik. Subyek
penelitian ialah 24 ekor tikus Wistar yang dibagi atas satu kelompok kontrol dan tiga kelompok
perlakuan, masing-masing terdiri dari enam ekor tikus. Kelompok kontrol (K) tidak diberikan Cap
Tikus. Kelompok perlakuan 1 (K1) diberikan Cap Tikus dengan dosis 1,08 mL/hari pada tikus
jantan (K1A) dan 0,81 mL/hari pada tikus betina (K1B). Kelompok perlakuan 2 (K2) diberikan
Cap Tikus dengan dosis 2,16 mL/hari pada tikus jantan (K2A) dan 1,62 mL/hari pada tikus betina
(K2B). Kelompok perlakuan 3 (K3) diberikan Cap Tikus dengan dosis 4,32 mL/hari pada tikus
jantan (K3A) dan 3,24 mL/hari pada tikus betina (K3B). Semua tikus diterminasi pada hari ke-21
dan hati tikus dilakukan pemeriksaan mikroskopik. Hasil pemeriksaan menunjukkan perlemakan
sel hati pada semua kelompok perlakuan. Pada dosis sedang dan tinggi terdapat sel-sel hati yang
mengalami nekrosis sedangkan pada kelompok jantan dengan dosis paling tinggi terdapat
hepatitis. Simpulan penelitian ini ialah tikus Wistar yang diberikan minuman Cap Tikus
mengalami perlemakan sel hati pada semua dosis; nekrosis sel hati pada dosis sedang dan tinggi;
serta adanya hepatitis pada kelompok tikus jantan dengan dosis tinggi.
Kata kunci: Cap Tikus, perlemakan dan nekrosis sel hati, hepatitis

156
Rembang, Kairupan, Lintong: Pengaruh minuman tradisional … 157

PENDAHULUAN alkohol sebanyak 50-60 gram per hari


Kecanduan mengonsumsi minuman dianggap sebagai ambang batas untuk terja-
beralkohol telah menjadi masalah kese- dinya penyakit hati.5 Menurut Riskesdas
hatan yang serius saat ini. Menurut data 2018, konsumsi minuman beralkohol yang
World Health Organization (WHO) tahun berlebihan (dihitung menggunakan satuan
2018, 43% dari populasi di dunia mengon- standar), yaitu sebanyak lima atau lebih
sumsi minuman beralkohol.1 Menurut hasil satuan standar pada laki-laki dan empat atau
Riskesdas tahun 2018, 3% dari penduduk lebih satuan standar pada perempuan.6
Indonesia yang berusia lebih dari 10 tahun Berdasarkan uraian di atas, penulis
telah mengonsumsi minuman beralkohol tertarik untuk meneliti pengaruh minuman
dan 38,7% di antaranya mengonsumsi beralkohol khas Sulawesi Utara, yaitu Cap
minuman beralkohol tradisional.2 Sulawesi Tikus® terhadap gambaran morfologik hati
Utara memiliki persentase tertinggi pada tikus Wistar dengan menggunakan dosis
tahun 2018, yaitu sebanyak 16% untuk bertingkat.
peminum minuman beralkohol di atas usia
10 tahun.2 METODE PENELITIAN
Produk minuman beralkohol dapat Penelitian ini dilakukan di Labora-
dijumpai di beberapa daerah di Indonesia torium Patologi Anatomi Fakultas Kedok-
sebagai minuman khas daerah, antara lain teran Universitas Sam Ratulangi Manado.
Cap Tikus® yang diproduksi di Sulawesi Jenis penelitian ini ialah eksperimental labo-
Utara. Produksi minuman Cap Tikus® ratorik. Subjek penelitian yang digunakan
didukung dengan potensi alam di daerah ialah 24 ekor tikus Wistar dewasa yang
Sulawesi Utara, yaitu pohon aren. Tumbuh- dibagi dalam kelompok kontrol dan kelom-
an ini dikelola oleh penduduk lokal menjadi pok perlakuan.
gula aren, asam cuka, dan air nira yang Semua kelompok diberikan makanan
disebut sebagai saguer. Air nira ini kemu- pelet AD2 dan air selama penelitian
dian menjadi bahan dasar dalam pembuatan berlangsung. Kelompok kontrol tidak dibe-
Cap Tikus®.3 Pada awalnya, minuman ini rikan perlakuan. Kelompok perlakuan 1
merupakan minuman yang biasa dikonsum- (K1) diberikan Cap Tikus® dengan dosis
si para petani sebelum bekerja untuk meng- 1,08 mL/hari pada tikus jantan (K1A) dan
hangatkan tubuh ketika dalam perjalanan.4 0,81 mL/hari pada tikus betina (K1B).
Saat ini Cap Tikus® sudah diproduksi seca- Kelompok perlakuan 2 (K2) diberikan Cap
ra modern dan dijual secara legal di toko Tikus® dengan dosis 2,16 mL/hari pada tikus
dengan kadar alkohol kurang lebih 45%. jantan (K2A) dan 1,62 mL/hari pada tikus
Konsumsi minuman beralkohol yang betina (K2B). Kelompok perlakuan 3 (K3)
berlebihan dapat menyebabkan beberapa diberikan Cap Tikus® dengan dosis 4,32
masalah kesehatan, seperti kerusakan lam- mL/hari pada tikus jantan (K3A) dan 3,24
bung, gangguan psikis, gangguan sistem mL/hari pada tikus betina (K3B). Setiap
saraf pusat (SSP), dan khususnya gangguan kelompok diberi perlakuan selama 20 hari
pada hati. Terdaapt tiga manifestasi utama dan pada hari ke 21 dilakukan terminasi.
dari penyakit hati alkoholik, yaitu perle- Hati tikus difiksasi dalam larutan formalin
makan hati, hepatitis alkoholik, dan sirosis. 10%, dibuat sediaan dan diamati di bawah
Lebih dari 60% penduduk di negara barat mikroskop cahaya.
memiliki penyakit hati kronik yang dise-
babkan oleh konsumsi alkohol berlebihan HASIL PENELITIAN
dan sebanyak 40% sampai 50% kematian Kelompok kontrol terdiri dari 3 ekor
disebabkan oleh sirosis karena alkohol.5 tikus jantan dan 2 ekor tikus betina yang
Mengonsumsi minuman beralkohol seba- tidak diberikan perlakuan. Pemeriksaan
nyak 80 gram per hari umumnya dapat mikroskopik memperlihatkan struktur lobu-
menyebabkan kerusakan hati ringan dan li hati normal yang terdiri dari sel-sel hati
bersifat reversibel. Konsumsi minuman ber- tersusun radial mengelilingi vena sentralis
158 eBiomedik, Volume 8, Nomor 1, Januari-Juni 2020, hlm. 156-162

sebagai pusat dan berbentuk heksagonal. (K2B) yang diberikan Cap Tikus® dengan
Setiap sudutnya terdapat trias porta dosis 2,16 mL untuk jantan dan 1,62 mL
(Gambar 1). untuk betina. Selama penelitian berlang-
sung, seekor tikus betina mati, kemungkinan
disebabkan oleh aspirasi saat perlakuan.
Hasil pemeriksaan mikroskopik pada hati
tikus jantan memperlihatkan adanya perle-
makan sel-sel hati yang lebih banyak dari
K1A pada bagian tepi, sekitar vena sentral,
dan terdapat juga sel-sel nekrosis (Gambar
4). Gambaran mikroskopik hati tikus betina
menunjukkan adanya perlemakan yang
lebih banyak dibandingkan dengan K1B di
bagian tepi dan juga di sekitar vena sentral,
serta terdapat sel-sel yang beregenerasi.
Gambar 1. Gambaran mikroskopik hati pada
kelompok kontrol (40x10) (Gambar 5).
Kelompok perlakuan 3 terdiri dari 3
Kelompok perlakuan 1 terdiri dari 3 ekor jantan (K3A) dan 3 ekor betina (K3B)
ekor tikus jantan (K1A) dan 3 ekor tikus yang diberikan Cap Tikus® dengan dosis
betina (K1B) yang diberikan minuman Cap 4,32 mL untuk jantan dan 3,24 mL untuk
Tikus® dengan dosis 1,08 mL untuk jantan betina. Selama penelitian berlangsung satu
dan 0,81 mL untuk betina. Hasil pemerik- ekor tikus jantan dan dua ekor tikus betina
saan mikroskopik hati tikus menunjukkan mati, kemungkinan disebabkan karena
adanya kerusakan dan perubahan jaringan aspirasi saat perlakuan. Hasil pemeriksaan
hati dibandingkan kelompok kontrol. Gam- hati menunjukkan tingkat kerusakan yang
baran mikroskopik hati tikus jantan mem- lebih parah daripada kelompok perlakuan 2.
perlihatkan perlemakan sel makrovesikuler Gambaran mikroskopik hati pada tikus
dan mikrovesikuler di bagian tepi dan di jantan menunjukkan adanya perlemakan sel
sekitar vena sentral (Gambar 2). Pada tikus hati dan terdapat sel radang di daerah tepi,
betina terlihat lebih sedikit perlemakan sel sinusoid dan sekitar trias porta (Gambar 6).
hati dan adanya sel-sel hati berinti dua Hasil pemeriksan mikroskopik pada hati
membuktikan adanya regenerasi sel hati tikus betina menunjukkan adanya keru-
(Gambar 3). sakan hati berupa perlemakan dan nekrosis
Kelompok perlakuan 2 terdiri dari 3 sel-sel hati (Gambar 7).
ekor tikus jantan (K2A) dan 3 ekor betina

Gambar 2. Gambaran mikroskopik hati tikus Gambar 3. Gambaran mikroskopik hati tikus
Wistar pada K1A (40x10) Wistar pada kelompok K1B (40x10)
Rembang, Kairupan, Lintong: Pengaruh minuman tradisional … 159

Gambar 4. Gambaran mikroskopik hati tikus Gambar 5. Gambaran mikroskopik hati tikus
Wistar pada kelompok K2A (40x10) Wistar pada kelompok K2B (40x10)

Gambar 6. Gambaran mikroskopik hati tikus Gambar 7. Gambaran mikroskopik hati tikus
Wistar pada kelompok K3A (40x10) Wistar pada kelompok K3B (40x10)

BAHASAN Receptor α) yang berperan pada oksidasi


Konsumsi minuman beralkohol dapat dan transportasi asam lemak sehingga ter-
mengakibatkan kelainan pada hati, seperti jadi gangguan pada akumulasi asam lemak
perlemakan hati, hepatitis alkoholik, dan di hati.7 Alkohol dapat juga memberikan
sirosis hati. Cap Tikus® merupakan minum- pengaruh berupa penurunan enzim AMPK
an beralkohol dengan kadar alkohol tinggi, (adenosis monophosphate-activated protein
yaitu 45%. Hasil penelitian ini menunjukkan kinase) yang berperan penting dalam
adanya kerusakan sel-sel hati pada gambar- meningkatkan aktivitas metabolisme peng-
an mikroskopik hati tikus Wistar kelompok hasil energi termasuk oksidasi asam lemak.
perlakuan (Gambar 2-7) dibandingkan Penurunan enzim AMPK ini mengakibatkan
dengan hati tikus kelompok kontrol yang terjadinya penurunan oksidasi dan pening-
menunjukkan lobuli dan struktur hati yang katan sintesis asam lemak di hati.7 Menurut
normal (Gambar 1). Tiniakos et al,7 metabolisme alkohol dapat
Pemberian minuman Cap tikus dengan memengaruhi regulasi lemak di hati.
dosis rendah pada kelompok perlakuan 1 Hasil penelitian pada kelompok K1
(K1) menunjukkan kelainan gambaran menunjukkan bahwa konsumsi alkohol
mikroskopik hati berupa perlemakan sel hati dengan dosis rendah secara rutin dapat men-
pada tikus jantan dan betina (Gambar 2 dan akibatkan kerusakan pada hati berupa
3). Perlemakan sel hati tersebut dapat terjadi perlemakan sel hati. Hasil yang serupa
karena gangguan akumulasi asam lemak dilaporkan pada penelitian oleh Siman-
oleh hasil metabolisme alkohol di hati. juntak et al,8 yaitu konsumsi etanol dalam
Metabolisme alkohol dapat menurunkan jangka waktu lama akan menyebabkan
PPARα (Peroxisome Proliferator-Activated akumulasi lemak di hati. Demikian juga
160 eBiomedik, Volume 8, Nomor 1, Januari-Juni 2020, hlm. 156-162

menurut Lucey et al9 bahwa konsumsi (Gambar 6) yang membuktikan bahwa tikus
minuman beralkohol dengan dosis yang jantan ini telah mengalami hepatitis alko-
teratur secara rutin tetap menimbulkan holik. Hasil yang sejalan juga ditemukan
kerusakan berupa perlemakan sel hati. pada penelitian Lucey et al9 yang melakukan
Kelompok perlakuan 2 (K2) merupa- uji coba pada tikus dengan menggunakan
kan kelompok yang diberikan perlakuan infus alkohol dan lemak langsung ke dalam
dengan dosis sedang. Hasil pemeriksaan perut yang menunjukkan gambaran hepatitis
mikroskopik menunjukkan adanya perle- seperti hepatitis ringan pada manusia.
makan sel hati pada tikus jantan dan betina, Menurut Kumar et al hepatitis alkoholik
serta kerusakan yang lebih parah berupa dapat terjadi dalam waktu beberapa minggu
nekrosis sel hati pada tikus jantan (Gambar atau bulan pada peminum alkohol secara
4 dan 5). Hasil penelitian yang selaras rutin.5
dilaporkan oleh Suaniti et al10 yaitu pem- Hepatitis hanya terjadi pada kelompok
berian alkohol 20% dalam jangka waktu tikus jantan (K3A). Hasil ini sesuai dengan
lama pada tikus Wistar dapat menyebabkan fakta pada manusia yang menunjukkan
nekrosis sel hati. Penelitian sejenis juga bahwa penyakit hati alkoholik lebih banyak
dilakukan oleh Castilla et al11 yang mem- pada laki-laki, meskipun dikatakan bahwa
buktikan bahwa terjadi kerusakan sel hati di perempuan lebih rentan untuk mengalami
biakan jaringan hati tikus dan manusia yang cedera pada hati akibat alkohol. Perbedaan
diberi-kan alkohol 10 mmol/L selama 24 ini dikaitkan dengan farmakokinetik dan
jam dan berakibat terjadi apoptosis dan metabolisme alkohol, serta respon estrogen
nekrosis sel hati. terhadap endotoksin yang berasal dari usus
Nekrosis sel hati yang terjadi kemung- (LPS) ke hati. Estrogen dapat mening-
kinan disebabkan oleh metabolisme alkohol katkan permeabilitas usus terhadap endo-
di hati, yaitu berupa peningkatan produksi toksin yang dilepaskan oleh alkohol ke
radikal bebas (reactive oxygen species; dalam sirkulasi portal dan menyebabkan
ROS) dan memengaruhi fungsi mitokon- peningkatan ekspresi reseptor LPS CD14
dria. Disfungsi mitokondria menjadi salah pada sel Kupffer. Peningkatan reseptor ini
satu faktor terjadinya apoptosis dan nekrosis merupakan predisposisi terjadinya pening-
sel hati.7 Pengaruh alkohol juga dapat katan produksi sitokin dan kemokin pro-
mengakibatkan gangguan metabolisme inflamasi di hati, seperti aktivasi NF-κB dan
metionin. Dalam keadaan normal metionin pelepasan TNF, IL-6, dan TGF-α.13
akan dikonversi menjadi homosistein. Penyebab terjadinya hepatitis alkoholik
Metabolisme alkohol menyebabkan pening- belum jelas dipahami sepenuhnya. Hepa-
katan homosistein dan respon stres pada titis alkoholik terjadi kemungkinan diaki-
retikulum endoplasma. Peningkatan stres batkan oleh beberapa hasil dari meta-
pada retikulum endoplasma menyebabkan bolisme alkohol yang bersifat toksik yang
perlemakan sel hati dan ikut serta dalam merusak sel hati seperti asetaldehida,
proses terjadinya kematian sel hati.7 Keru- reactive oxygen species (ROS), dan bebe-
sakan jaringan hati oleh alkohol terjadi rapa sitokin yang memerantarai proses
karena antioksidan dan radikal bebas yang inflamasi. Peningkatan asetaldehida meng-
tidak seimbang sehingga menimbulkan stres akibatkan peningkatan induksi hasil sam-
oksidatif yang menyebabkan nekrosis/ pingan peroksidasi lemak dan asetaldehida-
apoptosis sel.12 protein yang nantinya akan merusak kerang-
Minuman Cap tikus dengan dosis tinggi ka sel dan fungsi membran sel.5 Beberapa
yang diberikan pada kelompok perlakuan 3 penelitian yang dilakukan pada manusia dan
(K3) mengakibatkan kerusakan sel hati hewan menunjukkan adanya peningkatan
berupa perlemakan dan nekrosis sel hati produksi sitokin proinflamasi, seperti
pada tikus jantan dan betina (Gambar 6 dan TNFα, IL-1, IL6 dan osteopontin. Efek
7). Kerusakan yang lebih parah terlihat pada TNFα memberikan manifestasi klinis beru-
tikus jantan, yaitu ditemukan sel-sel radang pa demam, neutrofilia dan hipotensi pada
Rembang, Kairupan, Lintong: Pengaruh minuman tradisional … 161

hepatitis alkoholik.9 Alkohol sendiri dapat yang mengalami nekrosis dan tidak dapat
mengakibatkan kerusakan sel hati secara beregenerasi.17
langsung berupa kerusakan kerangka sel Hasil penelitian ini telah menunjukkan
hati yang nantinya akan terlihat sebagai adanya hubungan erat antara pemberian Cap
badan Mallory-Denk.5 Tikus® secara rutin dan kerusakan hati pada
Hasil penelitian ini menunjukkan tikus Wistar. Semakin tinggi dosis Cap
kerusakan hati yang semakin memberat Tikus® yang diberikan maka semakin berat
pada dosis yang lebih tinggi. Penelitian gambaran kerusakan jaringan hati.
sejenis yang dilakukan oleh Suaniti et al10 Keterbatasan penelitian ini ialah
menunjukkan kerusakan hati yang lebih kurangnya jumlah subyek penelitian. Demi-
banyak pada tikus yang diberikan alkohol kian pula dengan jangka waktu penelitian
20% dibandingkan tikus yang diberikan yang diduga terlalu panjang, sehingga tam-
alkohol 5%. Penelitian yang dilakukan pak adanya sel-sel hati yang mengalami
Nieto dan Rojkind14 menyatakan bahwa kerusakan sebagai dampak pemberian
terjadi kerusakan jaringan hati pada tikus alkohol telah mengalami regenerasi.
yang diberikan minuman wiski secara
berulang dalam waktu tiga bulan. SIMPULAN
Perlemakan sel hati pada penelitian ini Pemberian minuman beralkohol Cap
lebih banyak terdapat di bagian tepi dan Tikus dosis bertingkat selama 20 hari pada
terlihat juga beberapa sel yang telah tikus Wistar menyebabkan kelainan pada
beregenerasi di sekitar vena sentral. Vena gambaran mikroskopik hati berupa perle-
sentral yang berada di dalam lobulus hati makan sel hati pada dosis rendah, perle-
diduga sebagai tempat imigrasi dari sel makan dan nekrosis sel hati pada dosis
progenitor/sel punca. Sel punca ini mampu sedang, dan perlemakan dan nekrosis sel
berdiferensiasi menjadi hepatosit dan sel hati serta hepatitis pada dosis tinggi.
duktus bilier yang nantinya menjadi faktor- Bagi peneliti lanjut disarankan untuk
faktor dalam proses regenerasi hati.15 menggunakan jangka waktu penelitian yang
Proses regenerasi terjadi melalui proli- lebih singkat agar kerusakan hati terlihat
ferasi sel yang dipicu oleh protein yang lebih jelas sebelum terjadinya regenerasi
disebut faktor pertumbuhan dan tetap mem- pada sel hati yang rusak. Terminasi tikus
punyai kemampuan untuk membelah dan dapat dilakukan secara bertahap agar dapat
pergantian melalui sel punca. Proses ini dinilai perubahan sel-sel hati secara perio-
merupakan respon khas bila ada kerusakan dik. Jumlah subyek penelitian dapat diper-
jaringan pada beberapa organ dalam tubuh, banyak agar mengurangi risiko bias pada
salah satunya ialah hati.16 Sesuai dengan hasil dan sebagai cadangan bila terdapat
agen perusak, sifat dari penyakit hati, dan kematian subyek pada proses penelitian.
tingkat kerusakan hati, regenerasi hati dapat Sebaiknya penelitian menggunakan tikus
terbagi menjadi dua mekanisme:17 1) hepa- dengan jenis kelamin yang sama.
tosit dan kolangiosit yang sudah matur dapat
melakukan pembelahan dan merespon Konflik Kepentingan
dengan cepat bila terdapat kerusakan hati; 2) Penulis menyatakan tidak terdapat
nekrosis hati yang lebih parah merangsang konflik kepentingan dalam studi ini.
proliferasi sel-sel hati yang melibatkan
diferensiasi melalui peralihan menjadi sel DAFTAR PUSTAKA
hati yang baru dan melalui perantara 1. Global status report on alcohol and health 2018.
kolangiosit ke unsur baru pada saluran Geneva: World Health Organization;
empedu. Faktor usia dapat memengaruhi 2018.
kemampuan regenerasi sel hati, yaitu 2. Badan Penelitian dan Pengembangan Kese-
kemampuan regenerasi pada usia yang lebih hatan. Hasil Utama Riskesdas 2018
[internet]. Kementerian Kesehatan
tua akan semakin menurun sehingga
Republik Indonesia; 2018 [cited 2019
memungkinkan adanya lebih banyak sel-sel
162 eBiomedik, Volume 8, Nomor 1, Januari-Juni 2020, hlm. 156-162

Nov 14]. Available from: https: Wistar. Jurnal Veteriner. 2012;13:199-


//www.litbang.kemkes.go.id/hasil- 204.
utama-riskesdas-2018/ 11. Castilla R, Gonzalez R, Fouad D, Muntane J.
3. Wala SD, Benu OLS, Sondakh MFL, Pange- Dual effect of ethanol on cell death in
manan LRJ. Profil usaha pengolahan primary culture of human and rat
"Cap Tikus" di Desa Tokin Baru hepatocytes. Alcohol and Alcoholism.
Kecamatan Motoling Timur. Cocos. 2004;39(4):290-6.
2013;3(6). 12. Sutirta-Yasa IWP, Jawi IM, Ngurah IB,
4. Lungan M. Kehidupan pengrajin Cap Tikus di Subawa AAN. Umbi ubi jalar ungu Bali
Desa Lobu Atas Kecamatan Touluaan (Ipomoea Batatas) di transaminase
Kabupaten Minahasa Tenggara. Holis- serum, malondialdehide hepar dan
tik, Journal of Social and Culture. 2017; alkohol kronis. Indonesian Journal of
X(19):1-19. Clinical Pathology and Medical
5. Kumar V, Abbas AK, Aster JC, editors. Liver Laboratory. 2018;17(3):151-4.
and gallbladder. In: Robbins Basic 13. Theise ND. Liver and Gallbladder. In: Kumar
Pathology (10th ed). Philadelphia: V, Abbas AK, Aster JC, editors.
Saunders, 2018; p. 637-77. Robbins and Cotran Pathologic Basis of
6. Badan Penelitian dan Pengembangan Kese- Disease (9th ed). Philadelphia, PA:
hatan. Laporan Provinsi Kalimantan Saunders Elsevier, 2015; p. 821-81.
Barat Riskesdas 2018 [internet]. 14. Nieto N, Rojkind M. Repeated whiskey binges
Kementerian Kesehatan Republik promote liver injury in rats fed a
Indonesia. 2018 [cited 2019 Sep 7]. choline-deficient diet. J Hepatol. 2007;
Available from: https://dinkes.kalbar- 46:330–9.
prov.go.id/wpcontent/uploads/2019/05/ 15. Safithri F. Mekanisme regenerasi hati secara
Laporan-RKD-2018-Kalbar.pdf. endogen pada fibrosis hati. [cited 2019
7. Tiniakos DG, Anstee QM, Burt AD. Fatty Nov 14]. Available from: https:
Liver Disease. In: Burt AD, Ferrell LD, //jurnal.unimus.ac.id/index.php/APK
Hübscher SG, editors. MacSween's KM/article/viewFile/3332/3160.
Pathology of the Liver (7th ed). 16. Kumar V, Abbas AK, Aster JC, editors.
Philadelphia, PA, Saunders Elsevier, Inflammation and Repair. In: Robbins
2018; p. 309-54. Basic Pathology (10th ed). Philadelphia;
8. Simanjuntak K. Efek pecandu alkohol terhadap Saunders Elsevier, 2018; p. 57-96.
peningkatan kerusakan hati. Binda 17. Crawford JM, Bioulac-Sage P, Hytiroglou P.
Widya. 2011;23:35-42. Structure, Function, and Responses to
9. Lucey MR, Mathurin PR, Morgan T. Alcoholic Injury. In: Burt AD, Ferrell LD,
Hepatitis. N Eng J Med. 2009:360(26): Hübscher SG, editors. MacSween's
2758–69. Pathology of the Liver (7th ed).
10. Suaniti NM, Djelantik AAGS, Suastika K, Philadelphia, PA: Saunders Elsevier,
Astawa NM. Kerusakan hati akibat 2018; p. 2-66.
keracunan alkohol berulang pada tikus

You might also like