Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Peran Financial Technology (Fintech) Sebagai Salah Satu Alternatif

Permodalan Bagi UMKM di Indonesia

Adis Shandra Rachmazani1), Faqih Ahmad Onky Dinata2)

Ilmu Hukum, Universitas Bandar Lampung, Bandar Lampung, Indonesia

e-mail: adissandra13@gmail.com, faqihahmadonkydinata@gmail.com

ABSTRACT:

The era of the industrial revolution 4.0 is a challenge for a country to change conventional
business into a technological system. Fintech appears as people's lifestyle changes, which
are dominated by information technology users to become a liaison between the financial
sector and users or the community. Fintech has the potential to be one of the solutions to
overcome the problem of lack of capital for SMEs. Fintech is expected to be an alternative
solution for SMEs who live far from the city center to obtain capital. The Ministry of
Cooperatives and Small and Medium Enterprises (Ministry of Small and Medium
Enterprises) launched 3.79 million micro, small and medium enterprises (SMEs) already
utilizing online platform in marketing their products. This number is around 8 percent of
the total perpetrators of SMEs in Indonesia, which is 59.2 million. The problem of sources
of financing is a classic problem that is a barrier to the growth of SMEs who do not get
financing facilities from the banking sector. Lack of financial resources makes SMEs
unable to develop innovations to increase production. However, the rapid growth of
financing business of fintech, such as peer-to-peer lending can now be another alternative
for loan fund raisers. peer-to-peer lending is a financing business that targets the middle
to lower market sectors
Keywoard: Capital, Fintech, SMEs

ABSTRAK:

Era revolusi industri 4.0 merupakan tantangan bagi suatu negara untuk mengubah
bisnis konvensional kedalam sistem berteknologi. FinTech muncul seiring
perubahan gaya hidup rakyat yang didominasi para pengguna teknologi informasi
untuk menjadi penghubung antara sektor finansial dengan pengguna atau
masyarakat. Fintech sangat berpotensi menjadi sakah satu solusi untuk mengatasi
problem kekurangan permodalan bagi UMKM. Fintech diharapakan menjadi
altenatif solusi bagi UMKM yang berdomisili jauh dari pusat kota untuk
memperoleh permodalan. Kementerian Koperasi serta usaha kecil Menengah
(Kemenkop UKM) melansir sebanyak 3,79 juta usaha mikro, kecil, serta
menengah (UMKM) sudah memanfaatkan platform online pada memasarkan
produknya. Jumlah ini berkisar 8 persen asal total pelaku UMKM yg ada di
Indonesia, yakni 59,2 juta. masalah sumber pembiayaan ialah problem klasik yang
menjadi penghambat pertumbuhan UMKM yang tidak menerima fasilitas
pembiayaan dari sektor perbankan. Kurangnya sumber dana mengakibatkan
UMKM tidak dapat menyebarkan penemuan buat mempertinggi produksinya.
namun demikian pesatnya pertumbuhan bisnis pembiayaan Fintech seperti peer-
to-peer lending ini dapat menjadi alternatif lain bagi para pencari dana pinjaman.
peer-to-peer lending merupakan bisnis pembiayaan yang menyasar sektor pasar
menengah ke bawah.

Kata Kunci: Fintech, Permodalan, UMKM


A. PENDAHULUAN Pesatnya pertumbuhan industri financial
technology membawa angin segar bagi
Perkembangan teknologi yang tak terbatas
pelaku perjuangan mikro, kecil, dan
pada era digital sekarang ini, semakin
menengah (UMKM). Industri financial
lengkap dengan hadirnya fintech. kata
technology (fintech) dinilai mampu ikut
fintech adalah sebuah layanan keuangan
membantu penyaluran permodalan buat
menggunakan memakai basis teknologi yg
sektor perjuangan mikro.eksistensi
tentunya akan semakin memudahkan
pinjaman online ini dibutuhkan mampu
transaksi yang kita lakukan dimana saja
mendorong berkembangnya sektor
dan kapan saja. Fintech dimulai pertama
perjuangan UMKM tersebut. berdasarkan
kali pada tahun 2004 oleh Zopa, yaitu
data Otoritas Jasa Keuangan (OJK),
institusi keuangan di Inggris yang
sampai Juni 2018, diketahui sudah ada
menjalankan jasa peminjaman uang,
sirkulasi pinjaman senilai Rp 7,64 triliun
kemudian dilanjutkan menggunakan
yang tersalur dari aneka macam
Bitcoin yang digagas oleh Satoshi
penyelenggara fintech lending. Artinya,
Nakamoto di tahun 2008. Sebagai salah
jika 70 %-nya diserap sang sektor
satu bentuk penerapan teknologi pada
pedagang eceran, ada kurang lebih Rp
bidang keuangan. Fintech mempunyai
5,35 triliun dana asal fintech yang
fungsi beragam, yang diyakini mampu
mengalir ke usaha mikro.
dengan cepat berkembang secara cepat.
Saat ini fintech mampu melayani Meningkatnya perkembangan penyaluran
electronic money, virtual account, dana asal fintech, salah satunya karena
agregator, lending, crowdfunding serta kemudahan persyaratan meminjam fintech
transaksi keuangan online lainnya. dibandingkan menggunakan perbankan
Adapun fintech yang sudah beroperasi, dan asal permodalan lainnya. sesuai data
sebagian ada yang didirikan oleh International Finance Corporation (IFC),
perusahaan berbasis konvensional, tetapi pelaku UMKM pada Indonesia masih
tidak sedikit pula yang merupakan kesulitan menerima kredit pembiayaan
perusahaan rintisan atau startup. Namun dari sumber-sumber konvensional buat
perkembangan fintech di Indonesia mendorong perkembangan usaha.
permanen berada dalam supervisi Bank Kesulitan tersebut, di antaranya terlihat
Indonesia (BI) selaku bank sentral. dari kesenjangan pembiayaan untuk sektor
usaha mungil dan menengah yang dilakukan OJK buat mendorong
mencapai USD 166 miliar kurang lebih 19 pertumbuhan industri fintech lending
persen berasal pendapatan domestik bruto diantaranya: (1) Penyusunan peraturan
(PDB) pada 2017. Hukum meminjam pada teknis terkait aplikasi registrasi, perizinan,
fintech yang lebih longgar mampu jadi supervisi, sistem monitoring online
menjadi salah satu alasan masyarakat fintech lending, termasuk penggunaan E-
menentukan kredit online ini KYC (electronic know your custumer),
dibandingkan bank. Pada akhirnya, fintech bimoteric, digital signature, dan dokumen
menjadi pelengkap peran perbankan untuk elektro; (2) Pengembangan kolaborasi
menyalurkan dana ke usaha mikro. antara industri jasa keuangan incumbent
Perkembangan ini pula menjadi peluang dengan penyelenggara fintech lending
kerja sama antara pelaku fintech dengan untuk membangun dan memperkuat
industri jasa keuangan, termasuk koperasi ekosistem ekonomi digital; (3)
simpan pinjam dan juga institusi atau Pengembangan obrolan yg berkelanjutan
lembaga pemerintah yg bergerak di bidang dan terbuka antara pemerintah, regulator,
pembiayaan. kolaborasi ini perlu penyelenggara fintech lending dan
dilakukan sehingga mampu tercapai asosiasi pada rangka untuk menaikkan
efisiensi pada operasi dan bisa berdampak kualitas regulasi fintech lending. Selain
bunga yg lebih murah pada peminjam, itu, buat mengantisipasi perkembangan
Terutama para pelaku usaha menjadi fintech lending yang sangat pesat, OJK
upaya buat mendukung penuh pendanaan bersama asosiasi industry fintech lending
UMKM. sudah mengeluarkan ketentuan.keliru satu
ketentuannya adalah larangan buat
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) punya 2
mengakses data langsung digital pengguna
pilihan cara. Cara pertama yaitu
selain yang dihasilkan berasal kamera,
mendorong fintech lending menaikkan
microphone, serta berita lokasi pengguna.
kapasitas pendanaan produktif (kualitas).
Kemudian, untuk menaikkan transparansi,
sementara cara kedua merupakan
OJK telah mewajibkan penyelenggara
mendorong kemudahan pendaftaran
buat menyampaikan disclaimer risiko
fintech lending produktif secara masif
berasal aktivitas fintech lending yg
(kuantitas). banyak sekali upaya
menyampaikan edukasi ke publik untuk
penguatan fintech lending pula sedang
tahu risiko saat memanfaatkan pinjaman yaitu merupakan Fintech yang seperti
fintech lending. dengan peer-to- peer lending, namun
bedanya crowdfunding akan
B. PEMBAHASAN
mengumpulkan dana asal para investor
1. Pengertian dan Peran Fintech terlebih dahulu sebelum mencairkan dana

Secara global, industri Fintech terus pinjaman pada nasabah yg sudah di setujui

berkembang dengan pesat. Terbukti dari pengajuan pinjamannya. tidak sinkron

bermunculannya perusahaan startup pada dengan peer- to-peer lending yaitu

bidang ini serta besarnya investasi global platform peminjaman online yang

pada dalamnya. Khususnya di Indonesia, eksklusif mencairkan dana pinjaman


bisnis ini berkembang sangat pesat hingga kepada pemohon pinjaman yang sudah

menarik perhatian semua pebisnis pada disetujui selesainya melaui proses credit

Indonesia. Financial technology atau scoring.

Fintech telah berkembang sangat pesat 2. Peranan Fintech bagi Permodalan


pada Indonesia. peer to peer lending UMKM di Indonesia
(P2PL) ialah suatu platform Fintech yang
di era digitalisasi ini mengharuskan semua
memberikan pinjaman modal atau
kegiatan memakai teknologi demi
pembiayaan secara online. Selain seabagai
efisiensi biaya dan waktu. Digitalisasi di
penyedia dana secara online, peer to peer
sektor keuangan membuat para lembaga
lending (P2PL) juga memiliki tugas yaitu
pada sektor keuangan berlomba-lomba
analisa risiko (Drevs, 2016). Besarnya
meiningkatkan inovasi teknologi
kebutuhan dana di Indonesia berakibat
keuangan untuk menigkatkan efisiensi
platform peer-to-peer lending memiliki
serta pangsa pasarnya. Perbankan ialah
perkembangan yg sangat pesat daripada
lembaga yang paling gencar dalam
platform Fintech lainnya. Selain peer-to-
menerapkan dan mengembangkan
peer lending masih banyak Fintech pada
financial technology (Finteh). Tujuannya
Indonesia yaitu e-comerce crowdfunding.
tak lain ialah untuk menaikkan efisiensi
E-comerce artinya Fintech yang beranjak
dalam melayani nasabahya.
dalam bidang jual beli online. Platform
tersebut spesifik diguakan untuk market Sebagai model pembiayaan baru yang
place. Selanjutnya ialah crowdfunding artinya akibat campuran antara jasa
keuangan dengan teknologi FinTech telah finansial. saat ini contoh pengaturan
memperbaharui contoh bisnis dari FinTechada 2 contoh, yaitu: rule- based
konvensional menjadi moderat, yang dan principle-based. model asal prinsip
awalnya pada membayar harus bertatap- pengaturan ini Jika dirumuskan ke dalam
muka dan membawa sejumlah uang cash, hukum aturan ialah rule-based
sekarang bisa melakukan transaksi jeda (pengaturan berbasis hukum). model: dana
jauh menggunakan melakukan yang dihimpun berasal rakyat tidak boleh
pembayaran yang dapat dilakukan dalam lebih berasal 100 Milyar. Sedangkan
hitungan detik saja. prinsip lainnya ialah Principle- based
(pengaturan berbasis prinsip). pada
FinTech muncul seiring perubahan gaya
Indonesia pengaturan mengenai FinTech
hidup masyarakat yang ketika ini
sudah diakomodir sang Peraturan Otoritas
didominasi oleh pengguna teknologi
Jasa Keuangan angka 77/POJK.01/2016
informasi tuntutan hidup yang serba cepat.
perihal Layanan Pinjam Meminjam Uang
Dengan FinTech, permasalahan dalam
Berbasis Teknologi berita serta Peraturan
transaksi jual-beli serta pembayaran
nomor 31/POJK.05/2016 wacana usaha
seperti tidak sempat mencari barang ke
Pegadaian. Hal ini menerangkan bahwa
daerah perbelanjaan, ke bank/ATM buat
Pemerintah Indonesia telah berfokus
mentransfer dana, keengganan
menanggapi perkembangan FinTech pada
mengunjungi suatu tempat sebab
Indonesia. menggunakan adanya regulasi
pelayanan yang kurang menyenangkan
yg mengakomodir tentunya akan
dapat diminimalkan. Dengan kata lain,
membangun Kepastian aturan serta rasa
FinTech membantu transaksi jual beli
aman bagi Investor juga para pencari dana.
serta sistem pembayaran menjadi lebih
Adapun aturan yang dikeluarkan oleh
efisien serta irit namun permanen efektif.
Bank Indonesia melalui Peraturan Bank
Tidak dipungkiri lagi keberadaan FinTech Indonesia angka 18/40/PBI/2016 perihal
tentu bisa menggerakan sendi ekonomi. Penyelenggaraan Pemrosesan Transaksi
Melalui berbagai kreativitas serta inovasi Pembayaran yg dirancang buat
FinTech dikembangkan oleh para mendukung aplikasi FinTech dan E-
entrepreneur buat menjawab kebutuhan Commerce di Indonesia. Peraturan BI ini
pasar serta keteraksesan pasar di bidang mengatur beberapa hal mengenai
akomodasi inovasi FinTech dan E- financial technology yg diterapkan pada
Commerce, keamanan serta kenyamanan koperasi mempunyai sistem yang tak jauh
konsumen serta menjaga pemerataan para tidak sama menggunakan financial
pelaku industry FinTech pada Indonesia. technology yang diterapkan sang
Selain regulasi tentunya terdapat aspek perbankan pada Indonesia.
lain yg wajib diperhatikan para pelaku
Perkembangan Fintech sangat pesat di
industri FinTech pada Indonesia. di
Indonesia. Fintech yang megalami
prinsipnya ada 6 Aspek aturan yg perlu
pertumbuhan paling pesat di indoensia
diperhatikan pada pengembangan bisnis
adalah Fintech peer-to- peer lending. Latar
bidang FinTech di Indonesia, yaitu
belakang tingginya pertumbuhan startup
Perizinan; AD/ART Perusahaan;
peer-to-peer lending pada Indonesia
Perjanjian/Kontrak; Bukti Kepemilikan
dikarenakan tingginya kebutuhan dana
Aset; sengketa aturan dan Perpajakan.
oleh masyarakat yg unbankable. Fintench
dengan memperhatikan keenam hal
mempunyai kiprah pentig pada kinerja
tersebut maka pengembangan bisnis
koperasi yaitu berupa peningkatan
FinTech di Indonesia dapat berjalan
efisiensi baik asal operasional koperasi
dengan baik.
ataupun efisiensi yg dinikmati sang
C. KESIMPULAN anggotanya. tidak hanya itu, Fintech pula
dapat dipergunakan sebagai market place
Perkembangan koperasi di Indonesia
pada jenis koperasi produksi ataupun
sangat memperihatinkan. Hal tersebut
koperasi jual beli. Fintech bisa
terlihat jelas dengan tidak terdapat satupun
menyampaikan income lain pada koperasi
koperasi Indonesia yang masuk ke dalam
dari pembelian pulsa, token listrik,
global 300 list and developing 300 project.
pembayaran PDAM dan lain sebagainya.
Hal tersebut mengakibatkan pekerjaan
rumah bagi kementerian koperasi dan Pemanfaatan Fintech pada koperasi
UMKM. Salah satu langkah yang akan memiliki peluang dan tantangan
dilakukan agar koperasi tidak terus dalam tersendiri, peluang berasal penerapan
keterpurukan adalah dengan cara Fintech dalam koperasi yaitu berupa
menerapkan financial technology pada perluasan pasar yang pada sasar oleh
sistem operasional koperasi. sistem koperasi yaitu sasaran terhdaap rakyat
yang unbankable. pada sisi lain, penerapan
Fintech dalam koperasi jua memiliki
tantangan tersendiri. Mellihat struktur
penduduk dan literasi di indonesia
mengakibatkan Fintech memiliki
tantangan di antaranya adalah masih
rendahnya kepercayaan warga terhadap
koperasi, rendahnya sdm serta rendahnya
modal koperasi, serta rendahnya kapasitas
jaringan internet yang memadai pada
semua Indonesia atau dengan kata lain
belum meratanya jaringan internet di
Indonesia.

D. DAFTAR PUSTAKA

Drevs, Paul. 2016. Mengulik tiga dominasi


fintech peer-to-peer lending di indonesia.
Diakses pada tanggal 13 Mei 2022

Julianto, Pramdia Arhando. 2017.


Fintech bagi Koperasi Mulai
Dikembangkan. Bisnis keuangan.
Diakses apda tanggal 16 Mei 2022 dari
http://www.kompas.com/.

You might also like