Professional Documents
Culture Documents
TT3 Karya Ilmiah - Fitri Patriani
TT3 Karya Ilmiah - Fitri Patriani
Fitri Patriani1)
1)
Mahsiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan
Universitas Terbuka
2)
Dosen Program Studi Pendidikan (FKIP), Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Terbuka
ABSTRAK
Matematika sering dainggap sebagai mata pelajaran yang sulit dipahami sehingga siswa tidak tertarik dan mudah bosan sehinga berdampak
pada hasil belajar siswa. Model discovery learning dianggap sesuai karena pendekatannya berorientasi pada siswa. dan menumbuhkan rasa
ingin tahu. Tujuan model ini mengembangkan cara belajar aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, sehingga hasil yang
diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan. Tujuan penelitian mendeskripsikan model discovery learning berbasis media visual dalam
meningkatkan hasil belajar matematika. Metode penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan dua siklus, teknik pengumpulan
data berdasarkan hasil observasi, data dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Subjek penelitian ini dilakukan pada kelas V dengan jumlah
siswa 13 orang bertempat di SDN Budikarya, Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, hasil penelitian siklus 1 menunjukan ketuntasan
belajar 38,4% dengan daya serap 68,46% . Siklus 2 menunjukan ketuntasan 100% dengan daya serap 80,0%. Kesimpulan penelitian ini bahwa
model discovery learning berbasis alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V SDN Budikarya
METODE
Penelitian ini dilakukan di kelas V SDN Budikarya Kecamatan Cigalontang Kabupaten Tasikmalaya Tahun ajaran 2022/2023.
Pemilihan lokasi berdasarkan atas pertimbangan peneliti yang bertugas sebagai tenaga guru kelas, sehingga penelitian dapat lebih efisien,
efektif dan bermanfaat. Penelitian ini dilaksanakan pada waktu tersebut berdasarkan pertimbangan materi yang disampaikan dan sulit
dimengerti. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Menurut Wardani dan Wihardit (2021), Penelitian
tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan pendidik di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, bertujuan untuk memperbaiki
kinerjanya sebagai pendidik sehingga hasil belajar siswa meningkat. Tujuan utama penelitian untuk mmecahkan permasalahan yang terjadi
di dalam kelas dan meningkatkan kegiatan nyata guru dalam kegiatan pengembangan profesi.
Melalui penelitian tindakan kelas guru dapat menggunakan model, metode dan media yang bervariasi, dan sumber belajar yang tepat.
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan menggunakan model discovery learning atau penemuan. Adapun dalam penelitian ini peneliti
melakukan sebanyak dua siklus. Berikut disajikan gambaran langkah-langkah penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1. Desain Prosedur Pelaksanaan Tindakan Kelas
Teknik Pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan cara observasi, dan tes. Observasi dilakukan pada
saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Tes dilakukan sebelum dan sesudah pembelajaran berupa penyelesaian soal dan pertanyaan secara
lisan.
Indikator keberhasilan penelitian ini yaitu ketuntasan belajar 100% dengan daya serap 80,00%.
Teknik analisis dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif menggunakan statistik deskriptif. Penyajian data hasil belajar matematika
siswa menggunakan tabel dan diagram. Menurut Sugiyono (2014), penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram,
mean, median, modus, presentase, dan lain-lain termasuk dalam statistik deskriptif. Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini dianalisis
dengan menggunakan analisis statistik deskriptif. Kriteria yang digunakan untuk menentukan kategori hasil belajar matematika di SDN
Budikarya. Seperti terlihat pada tabel 1.
23%
63%
Berdasarkan hasil pengamatan didapati beberapa permasalahan yang terjadi selama proses pembelajaran prasiklus yaitu: Ketika
diberi penugasan banyak jawaban siswa yang sama, Kurang konsentrasi dan mudah bosan, nilai ulangan masih rendah, Sulit
menyelesaikan soal cerita pada pelajaran matematika, sebagian siswa tidak tertarik dengan matematika, siswa merasa bingung ketika
diberikan soal yang berbeda dengan contoh soal. Setelah penulis bersama teman sejawat melaksanakan pengamatan, menganalisis dan
merefleksikan, maka perlu dilakukan perbaikan pembelajaran
Siklus I
Dari hasil tes formatif diperoleh data sebagai berikut, siswa yang sudah tuntas sebanyak 5 orang dari 13 siswa, sedangkan siswa
yang belum tuntas sebanyak 8 orang dari 13 orang. Nilai tertinggi siswa 80, sedangkan nilai terendah 40. Maka diketahui bahwa hasil
pembelajaran siswa belum mencapai hasil yang diinginkan, masih banyak siswa belum tuntas artinya nlai dibawah KKM . Data hasil
belajar dapat dilihat pada tabel 3.
Table 3. Hasil Belajar Siklus I
Nilai (X) Banyak Siswa F.X Keterangan
(F)
80 3 240 Tuntas
75 2 150 Tuntas
70 4 280 Tidak tuntas
60 3 180 Tidak Tuntas
40 1 40 Tidak Tuntas
Jumlah 100 Jumlah = 13 Jumlah = 890
Ketuntasan= 38, 4 % Daya Serap = 68,46 %
38.40%
69.20%
Grafik diatas menunjukan daya serap siswa baru mencapai 68, 46 dan ketuntasan 38,40. Menunjukan bahwa hasil belajar siswa
belum mencapai target yang diharapkan yaitu ketuntasan 100% dan daya serap 80,00%. Hal ini masih jauh dari target yang ditentukan
oleh peneliti yaitu ketuntasan secara klasikal 100% dan daya serap 80%. Berdasarkan hasil pengamatan pembelajaran, siswa sudah
mulai memahami konsep matematika, khususnya bangun ruang, siswa terlihat aktif dan terlibat dalam pembelajaran karena peneliti
menggunakan model discovery learning dan juga menggunakan media berupa kardus bekas. Namun keaktifan siswa belum maksimal
karena beberapa siswa masih mengandalkan anggota kelompok yang pintar ketika mendiskusikan pertanyaan pada lembar kerja, dan
sebagian siswa tidak sepenuhnya dapat fokus sampai akhir pembelajaran. Setelah dilakukan pelaksanaan siklus I, peneliti
mendiskusikan dengan teman sejawat , teman sejawat memberikan saran perlu adanya kematangan dalam menyiapkan bahan ajar,
pengelompokan siswa perlu diatur sesuai dengan karakteristik dan media untuk perbaikan selanjutnya lebih variatif, maka dari hasil
refleksi dan proses pengolahan data, peneliti menyimpulkan untuk melakukan perbaikan pembelajaran pada siklus II, harapannya
dengan adanya siklus II dapat meningkatkan hasil belajar siswa sesuai yang diharapkan
Siklus II
Dari hasil tes formatif siklus II, maka diperoleh data sebagai berikut: siswa yang sudah tuntas sebanyak 10 orang dari 13 orang,
siswa yang belum tuntas 3 orang dari 13 orang. Berikut disajikan data hasil belajar siklus II, pada tabel 3.
Tabel 3. Hasil Belajar Siklus II
Nilai (X) Banyak Siswa (F) F.X Keterangan
86 3 258 Tuntas
85 3 255 Tuntas
80 1 80 Tuntas
79 2 158 Tuntas
75 1 75 Tuntas
73 1 73 Tuntas
71 2 142 Tuntas
Jumlah 100 Jumlah = 13 Jumlah = 1041
0.8;
1
Pada penelitian yang dilakukan peneliti di kelas V SDN Budikarya peneliti menggunakan model pembelajaran discovery learning
berbasis alat peraga. Pada proses pembelajaran berlangsung, berdasarkan hasil penelitian siswa menjadi lebih aktif dalam bertanya,
berdiskusi secara kelompok dan dapat menemukan masalah yang ada. Hal ini sesuai dengan pendapat Marantika (2015),
mengungkapkan bahwa metode discovery yaitu pembelajaran yang berpusat pada siswa, dimana siswa terlibat aktif pembelajaran dan
guru memberi pengawasan serta membimbing siswa dalam belajar.
Pada proses pembelajaran discovery learning, peneliti menggunakan tahapan-tahapan metode pembelajaran discovery menurut
ahli Syah yaitu : stimulation, problem statement, data collection, data processing, verification, dan generalization. Pada siklus 1 dalam
pelaksanaan penelitian terdapat kendala dalam proses pembelajaran yaitu masih banyak siswa yang bingung dengan tahapan yang ada
dalam metode pembelajaran discovery hal ini dikarenakan siswa belum terbiasa dengan metode pembelajaran discovery dan masih
terbiasa dengan metode pembelajaran konvensional yang mana pembelajaran terpusat pada guru. Kemudian, pertemuan selanjutnya
siklus 2 siswa perlahan mulai paham dan terbiasa dengan tahapan yang terdapat dalam metode pembelajaran discovery.
Dari hasil pengamatan, refleksi dan analisis data diperoleh hasil belajar yang berbeda pada setiap siklus. Peningkatan hasil
belajar tersebut dipengaruhi penerapan model dan media atau alat peraga yang digunakan pada proses pembelajaran. Berikut disajikan
data ketuntasan dan daya serap siswa pada tiap siklus, dapat dilihat pada tabel 4.
Chart Title
100.00% 80.00%
68.46%
100% 63.40%
90%
80%
70%
60%
38.40%
50%
40% 23.00% Daya
30% Serap
20%
10% Ketun-
tasan
0%
1 2 3
Berdasarkan tabel dan grafik diperoleh data bahwa pada indikator ketuntasan dan daya serap, siswa mengalami peningkatana.
Pra siklus menunjukan ketuntasan 23% dan daya serap 63,4%. Siklus 1 ketuntasan 38,4 dan daya serap 68,46%. Pada siklus 2
ketuntasan 100% dan daya serap 80,0%. Hal ini menujukan bahwa terdapat pengaruh penerapan model discovery learning.
Mengemukan Alfauzan (2018) dalam buku nya, bahwa penguasaan siswa terhadap materi yang disampaikan sangat dipengaruhi oleh
model yang digunakan dalam pembelajaran. Dengan kata lain hasil proses belajar tidak akan berjalan maksimal jika model yang
digunakan guru tidak tepat. Adapun adanya peningkatan hasil belajar dari siklus 1 ke siklus 2 karena pada siklus 1 siswa masih
kebingungan dalam mengkuti tahapan pembelajaran dengan model discovery learning (tidak terbiasa), namun meski demikian siswa
terlihat aktif dan tidak mudah bosan atau mengantuk. Sesuai dengan penelitian Lamas dan dkk (2020) bahwa pemecahan soal cerita
matematika pada pembelajaran yang menggunakan model discovery learning atau pada kelas eksperimen mengalami penngkatan yang
signifikan, dilihat dari nilai rerata pretes 63,33 dan post tes menjadi 83,67. Hal ini membuktikan bahwa model discovery learning
berbasis alat peraga salah satu model yang dapat diterapkan pada pembelajaran matematika sekolah dasar, dan untuk alat peraga
disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan.
SIMPULAN DAN SARAN
Penelitian perbaikan pembelajaran pada peserta didik SDN Budikarya tahun pelajaran 2022/2023 dilaksanakan dalam 2 siklus
setiap siklus terdiri atas empat tahapan yaitu (1). Perencanaan (2). Pelaksanaan (3). Pengamatan dan (4). Refleksi. Berdasarkan
pembahasan dan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas V SDN Budikarya dapat ditingkatkan
menggunakan model discovery learning di setiap siklusnya. Adapun indikator keberhasilan perbaikan pembelajaran diperoleh sebagai
berikut: Hasil belajar siswa pra siklus menunjukan ketuntasan secara klasikal 23%, daya serapnya hanya menunjukan 63,4%. Hasil
belajar pada siklus 1 menunjukan ketuntasan secara klasikal 38,4 %, daya serapnya 68,46 %. Dan hasil belajar pada siklus 2
menunjukan ketuntasan secara klasikalnya 100 %, daya serapnya 80,0 %.
Berikut peneliti sampaikan saran agar proses pembelajaran dengan model discovery learning berbasis alat peraga dapat efektif :
Perencanaan dan penguasaan materi perlu dilakukan secara matang dan terkonsep. Tidak hanya menggunakan alat peraga dapat
menggunakan media yang lebih variatif dan disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan. Dan juga dalam meningkatkan hasil
belajar, perlu adanya keterlibatan siswa sehingga pembelajaran akan bermakna dan lebih awet
DAFTAR PUSTAKA
Alfauzan Amin. 2018. Model Pembelajaran Agama Islam Di Sekolah, Yogyakarta: Samudra Biru.
Depdiknas. 2006. Standar isi mata pelajaran matematika SMP. Jakarta: depdiknas. Education, Inc.
Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Konstektual dalam pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia
Lamas, Eryand dan Mardati, A. 2020. Pengaruh Model Discovery Learning Terhadap Pemecahan Soal cerita Matematika Kelas V SD
negri Kotagede III. Fundamental Pendidikan dasar. 3 (3): 189
Marantika, A. 2015. Pengaruh Metodel Discovery Learning Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Pada
Pembelajaran Matematika Di SMP Pelita Palembang. Skripsi. Palembang : Universitas Palembang.
Rini, W. 2019. Pembelajaran dengan pendekatan Student Centered Learning (SCL) Pada Sekolah Minggu. Jurnal pendidikan Agama
Kristen. 3(1) : 85-95.
Schunk, D. H. 2012. Learning Theories. (Paul Smith, Ed.) (6th ed.). Boston: Pearson
The National Council of Teachers of Mathematics (NCTM). 2010. Early Childhood Mathematics : Promoting Good Begginnigs. USA
Ulfah, dan Felicia. 2019. Pengembangan Pembelajaran Matematika Dalam National Council Of Teachers Of Mathematics (Nctm) Pada
Anak. Jurnal Equalita. 1 (2): 127-143.