20598-Article Text-51629-1-10-20210414-2

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

JPD: Jurnal Pendidikan Dasar Prosiding Seminar dan Diskusi Nasional

Pendidikan Dasar 2020


E-ISSN 2549-5801

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA


PEMAHAMAN SISWA PADA MUATAN PELAJARAN BAHASA
INDONESIA MELALUI PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DI
KELAS IV A SD NEGERI SUKATANI KECAMATAN KALIANDA
KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
TAHUN PELAJARAN 2020-2021

Eliza Kusumawati
SD Negeri Sukatani, Kalianda Lampung Selatan
Email: Elizakusumawati488@gmail.com

Abstract: From the observations of the teacher as a researcher, there were several problems in
learning Indonesian for students in grade IV A SDN Sukatani, Kalianda District; able to read
quickly and fluently but they are not able to understand the meaning or content of the reading and
find the main point of the paragraph being read. So that when the teacher asks about the content
and meaning of the text being read, retells or makes conclusions about the content of the reading,
many students cannot explain it. This is evidenced by the results of the initial test, it was found
that 17 students (70.83%) got a score below the Minimum Completeness Criteria (KKM) score of
70, and only 7 students (29.16%) got the KKM complete score. There is a student's lowest score
of 25 and the highest score of 75, with a class average of 53.04. Researchers plan learning
improvements to increase the value of student learning outcomes in reading comprehension
reaching 75% of the total number of students who score according to the KKM and complete.
Classroom Action Research (PTK) in grade IV SD Negeri Sukatani, Kalianda District, South
Lampung Regency, 2018/2019 academic year was carried out in two cycles. Each cycle consists
of four stages, namely: (1) planning, 2) action, (3) observation, and (4) reflection. The Whole
language approach used by the teacher as well as a researcher in Indonesian language learning
has succeeded in improving students' reading comprehension skills. This can be seen from the
increase in the average value of learning outcomes and student activeness in each cycle. This
study provides a clear picture that the success of the learning process depends on several factors.
These factors can come from the teacher, students, tools or media and even the learning approach
used. Factors from students, namely, basic abilities possessed, interest and motivation in
participating in the learning process, availability of interesting learning tools / media can help
students in participating in learning, students' socio-economic background, so that optimal
learning outcomes will be obtained.

Keywords: Reading Ability, Whole Language

Abstrak: Dari hasil pengamatan guru sebagai peneliti, ditemukan beberapa permasalahan dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia siswa di kelas IV A SDN Sukatani Kecamatan Kalianda; mampu
membaca dengan cepat dan lancar tetapi mereka tidak mampu memahami makna atau isi bacaan
dan menemukan pokok pikiran dari paragraf yang dibaca. Sehingga ketika guru bertanya
mengenai isi dan makna tekas yang dibaca, menceritakan kembali atau membuat kesimpulan isi
bacaan, banyak siswa yang tidak bisa menjelaskan. Hal ini dibuktikan dari hasil tes awal,
diperoleh sebanyak 17 siswa (70,83%) mendapatkan nilai dibawah nilai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yaitu 70, dan hanya 7 orang siswa (29,16%) mendapat nilai tuntas KKM.
Terdapat nilai terendah siswa 25 dan nilai tertinggi 75, dengan rata-rata kelas 53,04. Peneliti

1
Prosiding Seminar dan Diskusi Nasional Pendidikan Dasar 2020 E-ISSN 2549-5801
Tema: Transformasi Pendidikan Menyongsong SDM di Era Society 5.0

merencanakan perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan nilai hasil belajar siswa dalam
membaca pemahaman mencapai 75% dari keseluruhan jumlah siswa mendapat nilai sesuai KKM
dan tuntas. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada siswa kelas IV SD Negeri Sukatani Kecamatan
Kalianda Kabupaten Lampung Selatan tahun pelajaran 2018/2019 dilaksanakan dalam dua iklus.
Setiap siklus terdiri atas empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan, 2) pelaksanaan tindakan, (3)
observasi, dan (4) refleksi. Pendekatan Whole language yang digunakan guru sekaligus sebagai
peneliti pada pembelajaran Bahasa Indonesia telah berhasil meningkatkan kemampuan membaca
pemahaman siswa. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan rata-rata perolehan nilai hasil belajar
dan keaktifan siswa pada setiap siklus. Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas
bahwa keberhasilan proses pembelajaran tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut
bisa berasal dari pihak guru, siswa, alat atau media bahkan pendekatan pembelajaran yang
digunakan. Faktor dari siswa yaitu, kemampuan dasar yang dimiliki, minat dan motivasi dalam
mengikuti proses pembelajaran, ketersediaan alat/media pembelajaran yang menarik dapat
membantu siswa dalam mengikuti pembelajaran, latar belakang sosial ekonomi siswa, sehingga
akan diperoleh hasil belajar yang optimal

Kata kunci: Kemampuan Membaca, Whole Language

2
Prosiding Seminar dan Diskusi Nasional Pendidikan Dasar 2020 E-ISSN 2549-5801
Tema: Transformasi Pendidikan Menyongsong SDM di Era Society 5.0

PENDAHULUAN nilai dibawah nilai Kriteria Ketuntasan


Membaca membawa seseorang lebih Minimal (KKM) yaitu 70, dan hanya 7
jauh dan mendalam dibandingkan dengan orang siswa (29,16%) mendapat nilai tuntas
kemampuan keterampilan berbahasa KKM. Terdapat nilai terendah siswa 25
lainnya. Memahami sebuah bahan bacaan dan nilai tertinggi 75, dengan rata-rata kelas
adalah tujuan utama dari membaca. 53,04. Peneliti merencanakan perbaikan
Kemampuan membaca tidak hanya penting pembelajaran untuk meningkatkan nilai
dalam pembelajaran bahasa, tetapi juga hasil belajar siswa dalam membaca
penting dalam mempelajari ilmu dan pemahaman mencapai 75% dari
berbagai macam pengetahuan lain serta keseluruhan jumlah siswa mendapat nilai
dapat mempengaruhi nilai hasil belajar sesuai KKM dan tuntas.
siswa. Sampai saat ini keterampilan Berdasarkan pengamatan penulis, ada
membaca siswa dirasa masih kurang beberapa faktor internal dan eksternal yang
memuaskan. Banyak kelemahan yang menjadi penyebab masalah di atas. Faktor
diperlihatkan siswa antara lain mereka internal diantaranya siswa kurang berminat
sukar memahami isi teks yang dibaca, lebih pada pembelajaran membaca karena
menonjol lagi rata-rata prestasi cenderung beranggapan bahwa membaca
akademiknya pas-pasan. memerlukan waktu yang lama sehingga
Dari hasil pengamatan guru sebagai menimbulkan kejenuhan bagi siswa ketika
peneliti, ditemukan beberapa permasalahan diberi tugas untuk membaca teks dan
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia memahami isi dari teks tersebut. Siswa
siswa di kelas IV A SDN Sukatani kurang memahami materi yang dijelaskan
Kecamatan Kalianda; mampu membaca sehingga berdampak pada perolehan nilai
dengan cepat dan lancar tetapi mereka tidak hasil belajar siswa. Faktor eksternal
mampu memahami makna atau isi bacaan disebabkan oleh faktor guru yang kurang
dan menemukan pokok pikiran dari memahami metode atau pendekatan yang
paragraf yang dibaca. Sehingga ketika guru tepat dalam menciptakan pembelajaran
bertanya mengenai isi dan makna tekas membaca yang menyenangkan dan
yang dibaca, menceritakan kembali atau bermakna bagi siswa.
membuat kesimpulan isi bacaan, banyak Salah satu pendekatan pembelajaran
siswa yang tidak bisa menjelaskan. Hal ini yang dipilih guru (penulis) untuk
dibuktikan dari hasil tes awal, diperoleh memperbaiki pembelajaran guna
sebanyak 17 siswa (70,83%) mendapatkan meningkatkan hasil belajar peserta didik

3
Prosiding Seminar dan Diskusi Nasional Pendidikan Dasar 2020 E-ISSN 2549-5801
Tema: Transformasi Pendidikan Menyongsong SDM di Era Society 5.0

dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia berkomunikasi siswa melalui penggunaan


adalah dengan menggunakan pendekatan bahasa lisan dan tulisan secara baik dan
Whole Languange dimaan apada benar (Tarigan, Djago. 2007: 3.26).
prakteknya siswa dilatih menguasai Dalam kehidupan sehari-hari, kegiatan
keterampilan berbahasa secara utuh, tidak berbahasa tercermin dalam empat aspek
terpisah-pisah terkait dengan membaca dan keterampilan berbahasa, yakni keterampilan
menulis dijadikan dasar aktivitasnya. menyimak, berbicara, membaca, dan
Dengan membaca dan menulis itu, siswa menulis. Pemerolehan keempat
akan melakukan, mendengarkan, berbicara, keterampilan berbahasa tersebut bersifat
membaca, dan menulis. Sistem landasan hierarkis, keterampilan berbahasa yang satu
keterpaduan dalam pembelajaran bahasa akan mendasari keterampilan lainnya
menyatakan bahwa belajar bahasa akan (Tarigan, Djago. 2007: 5.1).
lebih mudah terjadi jika bahasa itu disajikan Mulyati (2007: 5.5) berpendapat
secara holistik, nyata, relevan, bermakna, pelajaran Bahasa Indonesia memiliki fungsi
serta fungsional, serta disajikan dalam ganda sebagai bahasa pengantar dalam
konteks pembicaraan dan dipilih siswa mengawali dan memperluas wawasan siswa
untuk digunakan. dengan mata pelajaran lainnya, di samping
memperdalam pelajaran Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia merupakan Bahasa itu sendiri.
Nasional dan Bahasa resmi di Indonesia.
Bahasa memiliki peran penting dan sentral
Tarigan (1991:2) mengungkapkan
dalam perkembangan intelektual, sosial,
bahwa membaca yaitu proses pemerolehan
dan emosional peserta didik, dan
pesan yang disampaikan oleh seorang
merupakan penunjang keberhasilan dalam
penulis melalui tulisan. Sedangkan menurut
mempelajari semua bidang studi. Pada
Mulyati (2007: 5.3) “Membaca merupakan
hakikatnya, belajar berbahasa adalah belajar
proses merekonstruksi makna sebuah teks”.
berkomunikasi. Salah satu karaktersitik
Definisi membaca ini sejalan dengan
pengajaran Bahasa Indonesia berdasarkan
pendapat Snow dalam (Septiana Runikasari,
Kurikulum 1994 adalah keterpaduan.
2008: 1) bahwa membaca merupakan suatu
Keterpaduan ini terlihat dalam tujuan,
proses pemberian makna pada materi yang
bahan, dan kegiatan belajar. Tujuan
tercetak dengan menggunakan pengetahuan
pengajaran bahasa Indonesia secara umum
tentang huruf-huruf tertulis dan susunan
dapat dikatakan meningkatkan kemampuan

4
Prosiding Seminar dan Diskusi Nasional Pendidikan Dasar 2020 E-ISSN 2549-5801
Tema: Transformasi Pendidikan Menyongsong SDM di Era Society 5.0

suara dari bahasa oral untuk mendapatkan Webster Collegiate Dictionary


pengertian. menawarkan definisi membaca pemahaman
Rahim (2007: 2) menambahkan sebagai kapasitas pemikiran untuk
aktivitas membaca ini melibatkan banyak memahami dan mengerti. Pendapat-
hal, tidak hanya sekadar melafalkan tulisan, pendapat yang mendukung definisi itu di
tetapi juga melibatkan aktivitas visual, antaranya adalah: Grellet (1981: 3) bahwa
berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif. membaca pemahaman merupakan
Sebagai proses visual, membaca merupakan kemampuan menyimpulkan informasi yang
proses menerjemahkan simbol tulis (huruf) diperlukan dari bacaan.
ke dalam kata-kata lisan. Sebagai proses Menurut Dalman (2014: 87) membaca
visual, membaca merupakan proses pemahaman merupakan keterampilan
menerjemahkan simbol tulis (huruf) ke membaca yang berada pada urutan lebih
dalam kata-kata lisan. Membaca sebagai tinggi, membaca secara kognitif (membaca
proses psikolinguistik, pembaca secara untuk memahami). Dalam membaca
simultan atau terus-menerus menguji dan pemahaman, pembaca dituntut mampu
menerima atau menolak hipotesis yang ia memahami isi bacaan, Oleh sebab itu,
buat sendiri pada saat proses membaca setelah membaca teks, si pembaca dapat
berlangsung. Membaca sebagai proses menyampaikan hasil pemahaman
metakognitif, ialah pembaca mencoba membacanya dengan cara membuat
mengaitkan berbagai hal yang dimiliki rangkuman isi bacaan dengan
untuk memahami pesan yang disampaikan menggunakan bahasa sendiri dan
penulis. menyampaikannya dengan baik secara lisan
Berdasarkan beberapa pendapat di maupun tulisan.
atas, dapat disimpulkan bahwa membaca Manfaat membaca pemahaman
adalah suatu proses interaksi memahami menurut Dalman (2014: 87): a) Memberi
lambang bahasa dan menelusuri makna motivasi kepada siswa terhadap bacaan,
yang ada di dalam sebuah tulisan yang dengan jalan menghubungkan bahan
disampaikan seara tertulis melalui berbagai bacaan dengan pengalaman-pengalaman
strategi dan juga melibatkan aktivitas pribadi siswa, b) Menghasilkan sebuah
visual, berpikir, psikolinguistik, dan rangkuman yang lengkap dari bacaan, dan
metakognitif untuk mendapatkan c) Melibatkan seluruh kelas dalam
penafsiran. kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan.

5
Prosiding Seminar dan Diskusi Nasional Pendidikan Dasar 2020 E-ISSN 2549-5801
Tema: Transformasi Pendidikan Menyongsong SDM di Era Society 5.0

Edelsky, dkk dalam Santosa ( 2011: mendengar, berbicara, membaca, dan


2.3) mengemukakan bahwa pendekatan menulis.
Whole Language adalah satu pendekatan
pengajaran bahasa yang menyajikan Menurut Routman dalam Santosa
pengajaran bahasa secara utuh bermakna (2015:5.5) ada delapan komponen Whole
dan dalam situasi dan dalam situasi nyata Language:
atau otentik. a. Reading Aloud (membaca bersuara)
Roberts dalam Santosa ( 2011: 2.4) b. Journal Writting atau menulis jurnal,
pendekatan Whole Language didasari oleh siswa mengungkapkan perasaannya
paham construktivism yang menyatakan tentang hal apapun menggunakan
bahwa anak/siswa membentuk sendiri bahasa dalam bentuk tulisan.
pengetahuannya melalui peran aktifnya c. SSR (Sustained Silent Reading):
dalam belajar secara utuh (whole) dan kegiatan membaca dalam hati
terpadu (integrated), diawali dengan d. Shared Reading: kegiatan membaca
menumbuhkan lingkungan dimana bahasa bersama antara guru dan siswa, di
diajarkan secara utuh dan keterampilan mana setiap orang mempunyai buku
bahasa (menyimak, berbicara, membaca, yang sedang dibacanya.
dan menulis) diajarkan secara terpadu. e. Guided Reading: membaca terbimbing,
Fungsi guru dalam kelas Whole Language guru menjadi pengamat dan fasilitator.
berubah dari desiminator informasi menjadi f. Guided writting: menulis terbimbing,
fasilitator (Lamme & Hysmith dalam yaitu siswa menemukan hal yang ingin
Santosa, 2011: 2.4). ditulisnya dengan jelas, sistematis, dan
Berdasarkan uraian di atas dapat menarik.
disimpulkna bahwa pendekatan whole g. Independent Reading: membaca bebas;
language adalah satu pendekatan memberikan kesempatan kepada siswa
pengajaran bahasa disajikan secara utuh untuk menentukan sendiri materi yang
bermakna dalam situasi nyata atau otentik, ingin dibacanya,
dimana siswa berpartisipasi dalam h. Independent writing atau menulis
menyusun bahasa untuk berkomunikasi, bebas bertujuan untuk meningkatkan
membentuk sendiri pengetahuannya melalui kemampuan menulis, kebiasaan
peran aktifnya dalam belajar secara utuh menulis, dan kemampuan berpikir
dengan mengembangkan kemampuan kritis.

6
Prosiding Seminar dan Diskusi Nasional Pendidikan Dasar 2020 E-ISSN 2549-5801
Tema: Transformasi Pendidikan Menyongsong SDM di Era Society 5.0

Santosa, dkk (2011: 2.11) menjelaskan berdiskusi dalam kelompok ataupun diskusi
ciri kelas Whole Language: 1) penuh kelas. Saat siswa dan guru mengadakan
dengan barang cetakan, poster hasil kerja konferensi, guru menggunakan alat
siswa menghiasi di dinding dan bulletin penilaian, seperti format observasi dan
board, pintu, dan furniture. Salah satu sudut catatan anecdote (Santosa, 2011:2.13).
kelas diubah menjadi perpustakaan yang Selain itu penilaian juga dilakukan
dilengkapi berbagai jenis buku (tidak hanya menggunakan portofolio berupa kumpulan
buku teks), 2) siswa belajar melalui model hasil kerja siswa selama kegiatan
atau contoh, 3) siswa bekerja dan belajar pembelajaran, dengan itu perkembangan
sesuai dengan tingkat kemampuannya, 4) siswa dapat terlihat secara otentik.
peran guru lebih sebagai fasilitator, 5)
siswa terlibat secara aktif dalam METODOLOGI PENELITIAN
pembelajaran dalam kegiatan kelompok Metode penelitian yang digunakan
kecil atau kegiatan individual, 6) siswa pada penelitian ini adalah metode penelitian
berani mengambil resiko dan tindakan kelas (PTK) atau Class Action
bereksperimen. 7) siswa mendapat balikan Research (CAR) yaitu penelitian yang
(feedback) positif, baik dari guru maupun dilakukan oleh guru dalam kelasnya sendiri
temannya. Hal ini dapat membangkitkan melelaui refleksi diri, dengan tujuan untuk
rasa percaya diri. memperbaiki kinerjanya sebagai guru,
Dari paparan di atas, dapat disimpulkan sehinga hasil belajar siswa menjadi
bahwa pendekatan Whole Language sudah meningkat (Wardahani, Wihardit. 2019:
seharusnya memperoleh tempat dalam 1.4). Adanya masalah dalam PTK dipicu
pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia oleh munculnya kesadaran pada diri guru
di Sekolah Dasar, dimana bahan dan proses bahwa praktik yang dilakukan selama ini di
belajar ditata secara utuh dan terpadu, kelas mempunyai masalah yang perlu
terlebih lagi pendekatan ini tidak hanya diselesaikan.
spesifik mengarah pada pembelajaran Menurut model Kemmis dan Mc
bahasa Indonesia, namun tidak tertutup Taggart dalam Arikunto (2006:97), alur
kemungkinan untuk diterapkan dalam penelitian itu terdiri dari empat kegiatan
pembelajaran pelajaran-pelajaran yang lain. pokok, yaitu perencanaan, pelaksanaan,
Penilaian diberikan selama proses pengamatan, dan refleksi. Adapun model
pembelajaran berlangsung; semua aktivitas tersebut dapat digambarkan sebagai berikut
siswa saat menulis, mendengarkan,

7
Prosiding Seminar dan Diskusi Nasional Pendidikan Dasar 2020 E-ISSN 2549-5801
Tema: Transformasi Pendidikan Menyongsong SDM di Era Society 5.0

belum memenuhi standar Kriteria


Ketuntasan Minimal (KKM) yang
ditetapkan oleh guru kelas yaitu 70. Selain
itu terlihat aktivitas siswa yang rendah
dalam mengikuti dengan materi membaca
pemahaman pada pembelajaran Bahasa
Indonesia.
Untuk menentukan seberapa rendah
Keaktifan siswa tersebut, peneliti
melakukan observasi terhadap proses
pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV
SD Negeri Sukatani Kecamatan Kalianda
yang menjadi obyek penelitian. Peneliti
menggunakan lembar observasi dengan
jumlah item 7, Observasi dilakukan pada
Gambar 3.1: Model PTK menurut Kemmis hari Senin, 4 Februari 2019 pada jam ke-1
dan Mc Taggart dan 2 yaitu 13.00 - 14.10 WIB dengan
materi mengidentifikasi isi teks fiksi dan
HASIL PENELITIAN DAN non fiksi.
PEMBAHASAN

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan Tabel 4.1:

di kelas IV A SD Negeri Sukatani, Pengkategorian Tingkat Keaktifan Siswa

Kecamatan Kalianda, Kabupaten Lampung Pengkategorian Skor Kategori

Selatan. Penelitian tindakan kelas ini Keaktivan Siswa

dilakukan dalam 3 siklus untuk menentukan 15 - 20 Tinggi


bagaimana cara meningkatkan kemampuan 9 - 14 Sedang
membaca pemahaman siswa melalui 4- 8 Rendah
Pendekatan Whole Language dalam Sumber: Dokumen guru
pembelajaran Bahasa Indonesia.
Data yang diperoleh dari observasi
dengan guru kelas diperoleh penjelasan
bahwa masih ada beberapa siswa yang
mendapatkan nilai Bahasa Indonesia yang

8
Prosiding Seminar dan Diskusi Nasional Pendidikan Dasar 2020 E-ISSN 2549-5801
Tema: Transformasi Pendidikan Menyongsong SDM di Era Society 5.0

13 M. HAFIZ 8 Rendah
Tabel 4.2 : HABIBAL. G
Data Hasil Observasi Keaktifan Siswa 14 M. QUSTUS 8 Rendah
Pra Siklus 15 PETRICIA 10 Sedang
N Nama Hasil Kriteria BALQUES
o Observa Keaktifa 16 REIHAN 8 Rendah
si Pra n SAPUTRA
Siklus 17 RENO 8 Rendah
1. ADI 9 Sedang FEBRIAN
PANGESTU 18 SAIYAH 7 Rendah
2. ADE 8 Rendah 19 SANTIKA 8 Rendah
KURNIA DEWI
3. AL ANSHOR 10 Tinggi 20 SUCI 9 Sedang
4. ANNAS 10 Sedang NOVITA
ADITYA. P DEWI
5. BIMA 8 Rendah 21 TIARA ELSA 9 Sedang
PRASETYA 22 WIWIK 8 Rendah
6. DAVID 8 Rendah NOVITA . W
RADITYA 23 YULIANA 8 Rendah
7. DIKI 8 Rendah 24 ZORINA 8 Rendah
DERMAWAN PUTRI
8. DWI 9 Sedang TIARA
SELVYANA Jumlah 195
9. FIONA 8 Rendah Rata-rata 8,47 Rendah
SULISTIA
10 IBNU 10 Tinggi Pengamatan dilakukan untuk
MUZAKI mengumpulkan data mengenai aktivitas
11 JUNITA 8 Rendah belajar peserta didik kegiatan pembelajaran
KCARISA dan keterampilan guru selama proses
PUTRI pembelajaran berlangsung oleh teman
12 M. DEDI 8 Rendah sejawat sebagai pengamat.
ARDIANSYA Dari hasil observasi siklus I meliputi
H pertemuan ke 1 dan pertemuan ke 2,

9
Prosiding Seminar dan Diskusi Nasional Pendidikan Dasar 2020 E-ISSN 2549-5801
Tema: Transformasi Pendidikan Menyongsong SDM di Era Society 5.0

diperoleh skor keaktifansiswa sebagai ARDIANSY


berikut: AH
Tabel 4.7 13 M. HAFIZ Rendah
Data Skor Hasil Observasi Keaktifan Siswa HABIBAL. G 8
Siklus I 14 M. QUSTUS 12 Rendah
N Nama Hasil Kriteria 15 PETRICIA Sedang
o Observa Keaktifa BALQUES 15
si Pra n 16 REIHAN Rendah
Siklus SAPUTRA 13
1. ADI Sedang 17 RENO Rendah
PANGESTU 12 FEBRIAN 12
2. ADE Rendah 18 SAIYAH 8 Rendah
KURNIA 9 19 SANTIKA Rendah
3. AL ANSHOR 14 Tinggi DEWI 8
4. ANNAS Sedang 20 SUCI Sedang
ADITYA. P 14 NOVITA
5. BIMA Rendah DEWI 12
PRASETYA 8 21 TIARA ELSA 13 Sedang
6. DAVID Rendah 22 WIWIK Rendah
RADITYA 10 NOVITA . W 8
7. DIKI Rendah 23 YULIANA 8 Rendah
DERMAWA 24 ZORINA Rendah
N 13 PUTRI
8. DWI Sedang TIARA 8
SELVYANA 13 Jumlah 259
9. FIONA Rendah Rata-rata 10,79 Sedang
SULISTIA 8 Sumber: Dokumen guru
10 IBNU Tinggi
MUZAKI 15
11 JUNITA Rendah Hasil pengamatan yang dilakukan oleh
KCARISA guru pengamat dan peneliti selama
PUTRI 8 pelaksanaan perbaikan di siklus II
12 M. DEDI 10 Rendah menggunakan pendekatan whole language,

10
Prosiding Seminar dan Diskusi Nasional Pendidikan Dasar 2020 E-ISSN 2549-5801
Tema: Transformasi Pendidikan Menyongsong SDM di Era Society 5.0

diperoleh catatan bahwa pada siklus II kalimat yang mereka tidak paham, guru pun
beberapa kelompok yang pada siklus I merespon dengan baik hal tersebut
terlihat masih kurang mampu dalam ditunjukkan dengan guru menjelaskan
membagi tugas dengan sesama anggota sampai siswa benar-benar paham apa yang
dalam kelompoknya, pada siklus II sudah mereka tanyakan tadi. Hal ini menunjukkan
mulai aktif bekerjasama antar sesama juga bahwa guru benar-benar
anggota kelompok. Hal tersebut memperhatikan kesulitan belajar yang
dikarenakan siswa mulai terbiasa dihadapi para siswa.
dimotivasi guru untuk aktif bekerjasama Dari hasil observasi siklus II meliputi
mengerjakan tugas dengan teman dalam pertemuan ke 1 dan pertemuan ke 2,
satu kelompoknya. Selain itu siswa juga diperoleh skor keaktifan siswa pada tabel
sudah tumbuh perasaan bertanggung jawab 4.12 berikut ini:
terhadap kesuksesan kelompoknya dalam Tabel 4.12
menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Skor Hasil Observasi Keaktifan Siswa
Hasil pengamatan yang dilakukan Siklus II
peneliti dan guru pengamat menunjukkan N Nama Hasil Kriteria
bahwa siswa sudah mampu menemukan o Observa Keaktifa
informasi baru yang didapat dari teks yang si Pra n
dibaca dalam bentuk peta konsep, mampu Siklus
memberikan tanggapan pada isi teks yang 1. ADI Sedang
dibaca tampak pada soal evaluasi yang PANGESTU 12
dikerjakan secara mandiri oleh siswa. 2. ADE Sedang
Keaktifan tersebut juga tampak pada KURNIA 9
saat siswa berdiskusi bersama teman 3. AL ANSHOR 14 Sedang
sebangkunya untuk mengidentifikasi 4. ANNAS Sedang
informasi baru yang didapat menggunakan ADITYA. P 14
peta konsep, walau masih ditemukan 5. BIMA Rendah
beberapa siswa yang masih bingung PRASETYA 8
bagaimana menuangkan informasi yang 6. DAVID Sedang
didapat tersebut dalam bentuk peta konsep. RADITYA 10
Pada siklus ini guru pengamat menilai 7. DIKI Tinggi
bahwa siswa sudah mulai berani untuk DERMAWA
bertanya kepada guru jika ada soal atau N 16

11
Prosiding Seminar dan Diskusi Nasional Pendidikan Dasar 2020 E-ISSN 2549-5801
Tema: Transformasi Pendidikan Menyongsong SDM di Era Society 5.0

8. DWI Tinggi TIARA


SELVYANA 15 Jumlah 275
9. FIONA Rendah Rata-rata 11,46 Sedang
SULISTIA 8
10 IBNU Tinggi
MUZAKI 15 PEMBAHASAN
11 JUNITA Rendah Gambar 4.2
KCARISA Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar
PUTRI 8 Siswa Pra Siklus, Silus I, Siklus II, dan
12 M. DEDI Sedang Siklus III
ARDIANSY
AH 10
13 M. HAFIZ Sedang
HABIBAL. G 9
14 M. QUSTUS 15 Tinggi
15 PETRICIA Tinggi
BALQUES 16
16 REIHAN Sedang Peneliti dan guru pengamat
SAPUTRA 13 mendiskusikan 2 orang siswa yang masih
17 RENO Sedang mendapat nilai di bawah KKM dan aktifitas
FEBRIAN 12 belajar yang rendah sejak awal siklus pada

18 SAIYAH 8 Rendah penelitian ini. Setelah diadakan pengamatan

19 SANTIKA Rendah dan wawancara kepada guru dikelas

DEWI 8 sebelumnya yaitu kelas I, II dan III,

20 SUCI Sedang diketahui faktor penyebabnya diperkirakan

NOVITA karena latar belakang, sosial dan ekonomi

DEWI 14 keluarga yang tergolong miskin sehingga

21 TIARA ELSA 16 Tinggi setiap tahun siswa tersebut mendapat dana

22 WIWIK Rendah Bantuan Siswa Miskin, selain itu ada juga

NOVITA . W 8 karena siswa yang sejak Balita sudah


menjadi yatim atau ayahnya meningal
23 YULIANA 8 Rendah
duania sehingga pertumbuhan psykologi
24 ZORINA Sedang
siswa sejak kecil memang lambat, ada juga
PUTRI 9

12
Prosiding Seminar dan Diskusi Nasional Pendidikan Dasar 2020 E-ISSN 2549-5801
Tema: Transformasi Pendidikan Menyongsong SDM di Era Society 5.0

siswa karena kedua orangtuanya buruh di Permasalahan ini sepertinya harus di


sawah milik orang lain, sehingga sejak dini cari solusinya oleh guru sebagai peneliti
hari sudah ditinggal ayah ibunya untuk untuk merencanakan perbaikan
bekerja sehingga terkadang makanan pembelajaran dengan fokus penelitian yang
bahkan keperluan untuk sekolah berbeda pada waktu berikutnya. Hal ini
terbengkalai atau kurang perhatian, ketika dilakukan karena pandangan bahwa guru
sampai disekolah kondisi fisik kurang sehat adalah ujung tombak keberhasilan dan mutu
dan peralatan belajar tidak maksimal pendidikan disekoah, jangan pernah
terpenuhi. Hal ini tentu mempengaruhi menyerah untuk selalu membimbing siswa
kemampuan siswa secara psykys dan mental nya menemukan jati diri dan
dalam kegiatan pembelajaran. mengembangkan segala potensi yang
Dalam kegiatan pembelajaran guru dimiliki siswa.
sudah sering kali membimbing siswa dalam
menemukan pokok pikiran dalam teks yang SIMPULAN
dibaca, dan berhasil walau membutuhkan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada
waktu yang cukup lama. Namun, ketika siswa kelas IV SD Negeri Sukatani
kembali kemeja masing-masing dan Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung
mengerjakan soal evaluasi sendiri siswa Selatan tahun pelajaran 2018/2019
tidak mampu menjawab dengan benar, dilaksanakan dalam dua iklus. Setiap siklus
tidak fokus pada teks yang dibaca hal ini terdiri atas empat tahapan, yaitu: (1)
tampak pada kegiatan siswa yang sibuk perencanaan, 2) pelaksanaan tindakan, (3)
berbicara dan bermain dengan teman observasi, dan (4) refleksi. Berdasarkan
sebangkunya walau guru sudah sering pembahasan dan hasil penelitian maka
menegur agar siswa berkonsentrasi pada dapat disimpulkan sebagai berikut:
tugasnya. Guru sebagai peneliti juga 1. Pendekatan Whole language yang
melihat kedua siswa ini menunjukkan daya digunakan guru sekaligus sebagai
tahan belajar yang lemah, terlihat saat peneliti pada pembelajaran Bahasa
mereka mengerjakan tugas, hanya beberapa Indonesia telah berhasil meningkatkan
menit membaca teks sudah sibuk kemampuan membaca pemahaman
mengobrol dengan teman, tiduran dimeja, siswa. Hal ini dapat dilihat dari
beberapakali ijin ke WC, tidak menulis di peningkatan rata-rata perolehan nilai
buku padahal soal belum terjawab. hasil belajar dan keaktifan siswa pada
setiap siklus.

13
Prosiding Seminar dan Diskusi Nasional Pendidikan Dasar 2020 E-ISSN 2549-5801
Tema: Transformasi Pendidikan Menyongsong SDM di Era Society 5.0

2. Penelitian ini memberikan suatu Indonesia dengan menggunakan


gambaran yang jelas bahwa pendekalatan Whole Language.
keberhasilan proses pembelajaran 5. Dapat dismpulkan juga kemampuan
tergantung pada beberapa faktor. siswa dalam membaca pemahaman
Faktor-faktor tersebut bisa berasal dari akan mempengaruhi kemampuan siswa
pihak guru, siswa, alat atau media memahami materi pada muatan
bahkan pendekatan pembelajaran yang pelajaran yang lain tentunya
digunakan. Faktor dari siswa yaitu, berkontribusi pada peningkatan prestasi
kemampuan dasar yang dimiliki, minat siswa di sekolah.
dan motivasi dalam mengikuti proses
pembelajaran, ketersediaan alat/media DAFTAR PUSTAKA
pembelajaran yang menarik dapat Abdurrahman, Mulyono. 2010. Pendidikan
membantu siswa dalam mengikuti bagi Anak Berkesulitan Belajar,
(Rineka Cipta, 2010), hlm. 211.
pembelajaran, latar belakang sosial
Jakarta:
ekonomi siswa, sehingga akan
diperoleh hasil belajar yang optimal. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
Penelitian Suatu pendekatan Praktik.
3. Guru harus mampu dalam
Rineka Cipta. Jakarta
mengembangkan materi,
menyampaikan materi, mengelola Dalman. 2014. Keterampilan Membaca.
Grafindo Persada, Jakarta.
kelas, pendekatan yang digunakan
dalam proses pembelajaran, serta Handoko, Andi Dwi. 2017. Kumpulan soal
pemilihan alat evaluasi yang digunakan mencari ide pokok dan
oleh guru. Hal tersebut bertujuan agar penjelasannya.
https://dapurimajinasi.blogspot.com/2
siswa lebih antusias dan mampu 017/09/soal-mencari-ide-pokok-dan-
berpartisipasi aktif dalam kegiatan penjelasannya.html. Minggu, 31
pembelajaran dan meningkatkan hasil Maret 2019, pukul 05.15 WIB

belajar siswa.
Iskandar, Nevi Meilani. 2016. Penerapan
4. Penelitian ini dapat digunakan sebagai Pendekatan Whole Language Untuk
suatu pertimbangan bagi guru yang Meningkatkan Kemampuan Menulis
Karangan Narasi Dalam
ingin merubah atau meningkatkan
Pembelajaran Bahasa Indonesia di
kualitas proses pembelajaran membaca Kelas IV Sekolah Dasar.
pemahaman pada pelajaran Bahasa http://repository.upi.edu/23420/9/S_P
GSD_1200502_Bibliography.pdf.

14
Prosiding Seminar dan Diskusi Nasional Pendidikan Dasar 2020 E-ISSN 2549-5801
Tema: Transformasi Pendidikan Menyongsong SDM di Era Society 5.0

Minggu, 31 Maret 2019, pukul 05.15 Susanto, Hadi. 2015. Membaca


WIB Pemahaman. https://bagawanabiyasa.
wordpress.com/
Miles, B.M & Huberman, M.A.1992. 2015/12/03/membaca-pemahaman/.
Analisis Data Kualitatif. Penerjemah: Sabtu, 30 Maret 2019, pukul 17.45
Rohadi, R.T. Universitas Indonesia. WIB
Jakarta
Tarigan, Djago. 2007. Pendidikan Bahasa
Moleong, Lexy.J. 2013. Metodologi dan Sastra di Kelas Rendah.
Penelitian Kualitatif. Edisi revisi. Universitas Terbuka. Jakarta
Remaja Rosdakarya. Bandung.
Taufina. 2017. Sumber Belajar Penunjang
Mulyati, Yeti. 2007. Pendidikan Bahasa PLPG 2017 Kompetensi Profesional
dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Mata Pelajaran : Guru Kelas SD Unit
Universitas Terbuka. Jakarta I : Bahasa Indonesia. Kemdikbud.
Jakarta.
Santosa, Puji. Dkk. 2011. Materi dan
Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Wardhani. Wihardit, Kuswaya. 2009.
Universitas Terbuka. Jakarta. Penelitian Tindakan Kelas.
Universitas Terbuka. Jakarta.
Santoso, Anang. 2015.Materi dan
Pembelajaran Bahasa Indonesia SD.
Kementrian Riset, Teknologi dan
pendidikan Tinggi Universitas
Terbuka. Banten

Senja, Rumah. 2012. Whole Language.


http://hariyanto-untuksenja.
blogspot.com/ 2012/04/whole-
language.html.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian


Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R & D. Alfabeta.
Bandung

Sulistyorini. 2009. Evaluasi Pendidikan


dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan.
Teras. Yogyakarta.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar


Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Prenadamedia Group. Jakarta.

15

You might also like