Professional Documents
Culture Documents
Konsep Akhlakul Karimah Perspektif Imam Al Ghazali
Konsep Akhlakul Karimah Perspektif Imam Al Ghazali
Konsep Akhlakul Karimah Perspektif Imam Al Ghazali
2, July 2022
P-ISSN: 2303-2014 | E-ISSN: 2723-1143 Url: https://ojs.serambimekkah.ac.id/tarbawi
Syamsul Bahri
Universitas Serambi Mekkah, Indonesia
Contributor Email: syamsulbahriabdullah7@gmail.com
Abstract :
Akhlakul Karimah is a conscious ritual performed to recognize the positive character
of each child. Such as the Islamic education system that was initiated by Imam Al-
Ghazali, who emphasized the importance of recognizing the moral values that were
built in accordance with the foundation of the Islamic education system. Considering
how important morality is for children from birth, the main questions in this study
are how to define morality according to Imam Al-Ghazali and how to use the pairing
method. The method used in this research is library research. The key technique used
in this research is descriptive analysis. Primary and secondary data were used as data
sources, and comparative deductive methods were used for data analysis. According
to the findings of the study, Imam Al-Ghazali advocated moral education through
developing the character of children and teaching them commendable qualities from a
young age, using mujahadah-riyadhah to form morals, and training themselves to
develop the desired behavior, or karimah. Following up on these findings, the process
of forming akhlaq karimah must be optimized through the family from an early age.
Keywords: Coaching, Akhlakul karimah, Imam Al-Ghazali
{177
Syamsul Bahri
A. Pendahuluan
Moralitas (akhlak) adalah suatu kualitas yang terwujud dalam jiwa
seseorang dan merupakan sumber dari baik dan buruknya perilaku
(Zahruddin AR & Sinaga, 2004). Karena Nabi Muhammad SAW diutus oleh
Allah dengan tugas utama menyempurnakan akhlak manusia, akhlak
merupakan aspek penting dalam kehidupan, begitu pula pentingnya
kedudukan manusia di muka bumi ini. Oleh karena itu sangat penting untuk
senantiasa mengajak dan mengupayakan agar manusia selalu berperilaku
mulia (Saputra & Wahyuddin, 2004, pp. 41–42). Hal ini sesuai dengan sabda
Nabi “Sesungguhnya aku diutus semata-mata untuk menyempurnakan
akhlak yang mulia”(Mustafa Dieb al Bugha & Mistu, 2002).
Al-Qur'an, serta Sunnah dan biografi Nabi, dapat membantu kita
memahami karakter Nabi. Setiap Muslim harus mengikuti teladan Nabi
Allah baik dalam masalah agama maupun sekuler. Setiap Muslim wajib
meneladani Nabi Allah sampai Hari Pembalasan tiba (Saputra &
Wahyuddin, 2004, p. 240). Membangun hubungan positif antara pencipta
dan yang diciptakan adalah tujuan moralitas. Landasan untuk mencapai
kebahagiaan dan kemuliaan di dunia dan akhirat, serta pengembangan
kehidupan yang damai dan saling mendukung, adalah hubungan yang
harmonis antara Tuhan dan ciptaan-Nya.
Menurut petunjuk Allah dalam ayat 21 surat Al Ahzab, diperbolehkan
untuk menggunakan Nabi sebagai contoh teladan
ََلقَدِ كَانَ لَكُنِ فِيِ رَسُوِ ِل اللّٰهِ اُسِ َوةٌ حَسَنَةٌ لِّمَهِ كَانَ يَ ِرجُوا اللّٰ َه وَالْيَ ِو َم اْل ّٰاخِ َر وَذَكَ َر اللّٰه
ۗ كَثِيِرّا
“Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik
bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
178}
Konsep Akhlakul Karimah Perspektif Imam Al Ghazali
{179
Syamsul Bahri
B. Metode
Pendekatan yang dilakukan dalam penulisan karya ilmiah sangat
penting untuk mencapai tujuan dan dapat berdampak pada kualitas tulisan.
Untuk menciptakan karya ilmiah yang rapi dan lengkap, teknik penulis dalam
artikel ini adalah metode deskriptif analitis, yang meliputi menangkap,
mengevaluasi, mendekode, dan menganalisis data yang ada (Nazir, 1999).
Penulis melakukan penelitian kepustakaan, mengumpulkan
informasi dari berbagai buku dan sumber tertulis lainnya yang relevan
dengan perdebatan. Dengan mengumpulkan literatur dan pendapat para
ahli, termasuk yang ditemukan dalam buku-buku dan tulisan-tulisan lain
yang sudah ada dengan karya ini, penulis berusaha untuk menangkap
konsep dan pandangan Al Ghazali tentang akhalkul karimah selama
penelitian ini (Mestika Zed, 2004).
Data penelitian dikumpulkan sebagai data deskriptif analitik. Yaitu
secara sistematis menguraikan pandangan Al-Ghazali tentang akhlakul
karimah. Perspektif para spesialis yang bersangkutan juga digunakan dalam
kaitannya dengan konteks kehidupan dan pemikirannya. Tahap selanjutnya
adalah interpretasi, yaitu memahami setiap gagasan yang dimiliki Al-
180}
Konsep Akhlakul Karimah Perspektif Imam Al Ghazali
{181
Syamsul Bahri
182}
Konsep Akhlakul Karimah Perspektif Imam Al Ghazali
{183
Syamsul Bahri
184}
Konsep Akhlakul Karimah Perspektif Imam Al Ghazali
{185
Syamsul Bahri
186}
Konsep Akhlakul Karimah Perspektif Imam Al Ghazali
{187
Syamsul Bahri
188}
Konsep Akhlakul Karimah Perspektif Imam Al Ghazali
D. Penutup
Konsep akhlak yang diberikan oleh al-Ghazali sama dengan yang
diberikan oleh para pemikir seperti Ibnu Maskawih, Al Jurjani, Al Jahizh,
dan Abdurrahman Al Maidani, meskipun dalam bahasa yang berbeda.
Al-Ghazali juga membedakan antara akhlak yang baik dan akhlak yang
buruk dalam hal akhlak. Keduanya distandarisasi dari normalitas dan
abnormalitas dalam kekuatan dan kesempurnaan kecerdasan, emosi, dan
{189
Syamsul Bahri
Referensi
Al-Abrasyi, Moh. A. (1970). Dasar-dasar pokok pendidikan Islam (H. B. A.
Gani & D. Bahry, Trans.). Bulan Bintang.
Al-Ghazali, I. (2000). Ihya‟ Ulumuddin (I. Yakub, Trans.). Dar al-Taqwa.
al-Jurjani, A. bin M. bin A. (1405). Kitāb at-Ta‟rīfāt (I). Dāru al-Kitāb al-
„Arabi.
Al-Syaibany, O. M. A.-T. (1979). Falsafah pendidikan Islam (H. Langgulung,
Trans.). Bulan Bintang.
Al-Jahizh. (1410). Tahdzîbul Akhlâq (I). Darush Shahâbah lit Turâts.
Al-Naquib Al-Attas, S. M. (1996). Konsep pendidikan dalam Islam: Suatu
rangka pikir pembinaan filsafat pendidikan Islam ( jalaluddin Rakhmat,
Ed.; H. Bagir, Trans.). Mizan.
Al-Quran dan Terjemahannya Kementerian Agama RI (Yayasan
Penyelenggara Penerjemah Al-Quran, Trans.). (1989). Mahkota.
Arifin, M. (1993). Filsafat pendidikan Islam. Bumi Aksara.
Asmaran. (2022). Pengantar Studi Akhlak. RajaGrafindo Persada.
Daradjat, Z. (1993). Islam dan Kesehatan MentaL (III). Pusaka Antara.
Farahidi, A. A. al K. bin A. al. (1997). Kitabul ‟Ain (M. Makhzumi & I. as
Samira‟i, Trans.; IV). Dar Maktabah al Hilal.
Ghazali, A. H. M. B. M. A. (2008). Ihya‟ Ulumuddin. Darul Fikr.
190}
Konsep Akhlakul Karimah Perspektif Imam Al Ghazali
{191
Syamsul Bahri
Tabrani, Z. A., Idris, S., Murziqin, R., Riza, S., & Khafidah, W. (2021).
Parameter Transformasi Kurikulum Dayah Salafiyah di Aceh.
Tazkir: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Sosial dan Keislaman, 7(1), 91-110.
https://doi.org/10.24952/tazkir.v7i1.4218
Yaqin, A. M. F. (2005). Mendidik Secara Islami: Mengoptimalkan Pemberian
Imbalan dan Hukuman Untuk Menunaikan Tanggungjawab Pendidikan.
Lintas Media.
Yusoff, M. Z. M., & Hamzah, A. (2015). Direction of Moral Education
Teacher To Enrich Character Education. Jurnal Ilmiah Peuradeun, 3(1),
119-132. https://doi.org/10.26811/peuradeun.v3i1.58
Zahruddin AR, & Sinaga, H. (2004). Pengantar Studi Akhlak. Raja Grafindo
Persada.
192}