3545 8520 1 PB

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENYUSUN RKH

BERMUATAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI


METODE PEMBELAJARAN PARTISIPATIF

Putri Larasati A
Fakultas Dakwah Jurusan Bimbingan Konseling Islam Universitas Cendrawasih
email: putrilarasatiayuningtyas@gmail.com

Abstact : Increased Ability to Prepare Teachers RKH Charged Character Education


Through Participatory Learning Methods. This study aims to determine whether there is an
increase in the ability of teachers to draft the daily activities laden character education through
participatory learning methods. Teacher‟s ability to draft the daily activities of the charged
character is a teacher who developed the character values of the nation on self-learners.learning
methods modified using contextual learning approach to develop character. Revised assessment
expressed qualitatively. Participatory learning method is a method of learning which can
encourage students to contribute and engage actively and independently in acquiring the
knowledge and skill learned. This study used an experimental design with pre-type experiments
conducted on the subject of teacher research play group and TK. Reliability analysis shows the
value of coefficient alpha 0,267, for the scale of teacher knowledge. While the value of Asymp,
Sig (2-tailed) to ability of the teacher of 0,002 it can be concluded Ha acceptable and meaningful
participatory learning methods to enhance the knowledge and ability of teachers to draft the daily
activities charged character education. The results showed participatory learning methods can
improve the ability of teachers in preparing the draft the daily activities charged character
education. This is because in a participatory learning of participants involved in the process of
preparing draft the daily activities charged character education, as well as the participants were
eager and opens to the new knowledge.

Key words: RKH Character Education, Learning Methods, Participatory

Abstrak : Peningkatan Kemampuan Guru Menyusun RKH Bermuatan Pendidikan


Karakter Melalui Metode Pembelajaran Partisipatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
apakah ada peningkatan kemampuan guru dalam menyusun Rancangan Kegiatan Harian (RKH)
yang bermuatan pendidikan karakter melalui metode pembelajaran partisipatif. Kemampuan guru
dalam menyusun Rancangan Kegiatan Harian (RKH) bermuatan karakter adalah guru yang
mengembangkan nilai- nilai karakter bangsa pada diri peserta didik. Metode pembelajaran diubah
menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual untuk mengembangkan karakter. Penilaian
direvisi yang dinyatakan secara kualitatif. Metode pembelajaran partisipatif yaitu metode
pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk berkontribusi dan terlibat secara aktif serta
mandiri dalam memperoleh pengetahuan dan ketrampilan belajar. Penelitian ini merupakan
eksperimental dengan tipe desain pre-ekperimen yang dilakukan pada subyek penelitian guru play
group dan TK. Reliability analysis menunjukkan nilai koefisien alpha 0, 267 untuk skala
pengetahuan guru. Sedangkan nilai Asymp. Sig (2-tailed) untuk kemampuan guru sebesar 0, 002
maka dapat disimpulkan Ha di terima dan bermakna metode pembelajaran partisipatif dapat
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan guru dalam menyusun Rancangan Kegiatan Harian
(RKH) bermuatan pendidikan karakter. Hasil penelitian menunjukkan metode pembelajaran
partisipatif dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun Rancangan Kegiatan Harian
(RKH) bermuatan karakter. Hal tersebut disebabkan karena dalam pembelajaran partisipatif
peserta dilibatkan dalam proses penyusunan Rancangan Kegiatan Harian (RKH) bermuatan
karakter, serta peserta bersemangat dan terbuka dalam pengetahuan baru.

Kata kunci: RKH Bermuatan Karakter, Metode Pembelajara, Partisipatif

28
Jurnal PG-PAUD Trunojoyo, Volume 1, Nomor 1, April 2014, hal 1-75 29

Guru yang efektif adalah guru yang menguasai karakter. Evaluasi tidak mengacu pada tujuan
materi pelajaran dan keahlian atau ketrampilan pembentukan karakter, tidak mencantumkan
mengajar yang baik. Guru yang efektif bentuk evaluasi pendidikan karakter. Ranah
memiliki strategi pembelajaran yang baik dan tujuan tidak sesuai dengan kurikulum
didukung oleh metode penetapan tujuan, bermuatan pendidikan karakter, pembelajaran
rencana pembelajaran, dan manajemen kelas tidak disesuaikan dengan aspek perkembangan
(Santrock, 2010). Salah satu indikator untuk anak usia dini yaitu untuk anak play group
menjadi guru yang efektif adalah dapat lebih ditekankan pada pembelajaran area
menyusun rencana pembelajaran sesuai dengan kognitif seperti membaca huruf, menulis huruf
kurikulum yang diterapkan. Saat ini kurikulum dan angka. TK A pun ditekankan pada area
yang diterapkan adalah Kurikulum Tingkat kognitif semisal membaca kata dan berhitung
Satuan Pendidikan (KTSP) dengan bermuatan penjumlahan, TK B di tekankan kepada area
pendidikan karakter. kognitif juga yaitu membaca buku cerita,
menulis kalimat dan penjumlahan dua digit
Pendidikan karakter berfungsi untuk dan minimnya area psikomotorik dan afektif.
mengembangkan, memperkuat potensi pribadi,
dan menyaring pengaruh dari luar yang Pada saat penulis wawancara kepada
akhirnya dapat membentuk karakter peserta guru, penulis mendapatkan hasil mengenai
didik. Upaya pembentukan karakter dilakukan kemampuan yang diharapkan untuk dimiliki
melalui serangkaian kegiatan belajar mengajar siswa adalah siswa dapat menulis, membaca
baik melalui mata pelajaran dan kegiatan dan berhitung. Materi yang akan diajarkan
pengembangan diri yang dilakukan di sekolah sesuai dengan tema namun masih tetap
serta luar sekolah. Pendidikan karakter selain membaca, menulis dan berhitung. Terdapat
kemampuan kognitif diperlukan juga aspek tiga guru telah mengikuti pelatiahan (diklat)
afeksi atau emosi. mengenai bermuatan pendidikan karakter.
Namun, pelatihan (diklat) tersebut tidak dapat
Menurut Lickona (1992) komponen menyalurkan pengetahuan dan skill mengenai
dalam pendidikan karakter disebut “desiring pendidikan karakter kepada guru yang lain
the good” atau keinginan untuk berbuat sehingga para guru menngalami kesulitan
kebaikan. Menurut Lickona pendidikan mengenai pendidikan karakter termasuk
karakter yang baik dengan demikian harus menyusun RKH yang bermuatan pendidikan
melibatkan bukan saja aspek “knowing the karakter.
good” (moral knowing), tetapi juga “desiring
the good” atau “loving the good” (moral Berdasarkan survey pada tahun 2012
feeling) dan “acting the good” (moral action). kepada SMPK BPK PENABUR Cimahi yang
Penulis melakukan observasi awal untuk memiliki 22 orang guru, dari jumlah tersebut
mengidentifikasi permasalahan terkait dengan baru 95% orang guru yang mengumpulkan
penyusunan RKH bermuatan pendidikan RPP sudah mencantumkan nilai-nilai karakter
karakter di play group dan TK Tri Bhakti. bangsa. Namun, menurut hasil supervisi guru
Observasi dilakukan penulis pada 24 - 26 masih perlu meningkatkan kemampuan
September 2012 bahwa guru menunjukkan mengimplementasikan RPP bermuatan
mengalami kesulitan dalam menyusun RKH pendidikan karakter dalam proses Kegiatan
bermuatan pendidikan karakter. Hal ini Belajar Mengajar. Permasalahan
ditunjukkan saat menentukan prioritas karakter diindentifikasikan karena sebagian besar guru
yang dibentuk, materi pembelajaran yang mata pelajaran perlu meningkatkan
sesuai dengan tujuan karakter yang dibentuk, kemampuan mengimplementasikan RPP
bahan belajar tidak sesuai dengan kurikulum bermuatan pendidikan karakter dalam kegiatan
bermuatan pendidikan karakter, metode belajar mengajar, guru yang telah disertifikasi
pembelajaran yang digunakan adalah belum sepenuhnya paham dan termotivasi
demostrasi dan menirukan guru di depan papan dalam mengimplementasikan RPP bermuatan
tulis, antara tujuan karakter yang ingin bermuatan karakter dalam kegiatan belajar
dibentuk tidak relevan dengan metode yang mengajar, guru belum seluruhnya
digunakan. Tidak ada penerapan metode mencantumkan rubrik untuk penilaian
berdasarkan pertimbangan kemampuan siswa bermuatan karakter (Sujoko, A: 2012).
media pembelajaran dan pembentukan
30 Jurnal PG-PAUD Trunojoyo, Volume 1, Nomor 1, April 2014, hal 1-75

Hasil wawancara dengan ketua Kemampuan Guru


paguyuban PAUD Jombang Pada Jum‟at, 15
Februari 2012 menyatakan bahwa meski ada Kemampuan guru adalah guru dapat
pelatihan dari DIKNAS Jombang mengenai melakukan tugasnya dengan baik. Tugas guru
pendidikan karakter namun setiap minggu antara lain merencanakan pembelajaran,
selalu ada guru atau kepala sekolah yang menuliskan tujuan pembelajaran, memberikan
berkunjung ketempat Ketua Paguyuban PAUD pertanyaan kepada siswa, mengajarkan konsep,
Jombang untuk belajar mengenai pendidikan berkomunikasi dengan siswa, mengelola kelas,
karakter beserta perangkat kelengkapan guru dan mengevaluasi hasil belajar siswa (Cooper,
dalam belajar mengajar seperti Prota, Prosem, 1990).
Program bulanan, SKM, dan SKH. Tidak
jarang guru perkecamatan berbondong- Rancangan Kegiatan Harian (RKH)
bondong kesini. Semisal pada hari minggu Definisi mengenai Rancangan Kegiatan
tanggal 3 Februari dari Kecamatan Tembelang harian (RKH) menurut beberapa ahli diatas,
Kabupaten Jombang yang terdapat empat belas penulis menggunakan teori dari Direktorat
sekolah dan para guru tersebut belajar Pendidikan Anak Usia Dini (2010) bahwa
mengenai Prota, Prosem, SKM, dan SKH yang Rencana Kegiatan Harian adalah persiapan
bermuatan pendidikan karakter. Menurut pembelajaran yang akan dilakukan oleh guru
Ketua Paguyuban PAUD Jombang pelatihan yang memiliki komponen tema kegiatan,
yang telah diadakan oleh DIKNAS cenderung kelompok atau kelas, semester dan tahun
bersifat teoritis dan menggunakan metode ajaran, jumlah waktu, hari dan tanggal
ceramah serta kurangnya praktek dan pelaksanaan, jam pelaksanaan, tujuan kegiatan,
melibatkan peserta dalam menyusun Prota, materi yang akan dimainkan sesuai tema,
Prosem, Program bulanan, SKM, dan SKH bentuk kegiatan bermain, setting lingkungan,
yang bermuatan pendidikan karakter. Oleh bahan dan alat yang diperlukan, dan evaluasi
karena itu guru yang mengikuti pelatihan kemampuan anak.
(diklat) masih mengalami kesulitan dalam
prakteknya ketika harus menyusun Langkah- langkah penyusunan Rancangan
kelengkapan belajar mengajar khususnya guru- Kegiatan Harian (RKH) antara lain:
guru PAUD di wilayah Jombang.
Teori langkah- langkah menyusun RKH
Uraian diatas menggambarkan bahwa menurut Kemendiknas, (2011) bahwa guru
guru masih mengalami kesulitan dalam mendata kondisi dokumen awal mengenai
menyusun RKH yang bermuatan pendidikan nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter
karakter. Salah satu alternatif yang dipakai bangsa, merumuskan nilai-nilai pendidikan
sebagai solusi permasalahan tersebut adalah karakter di dalam dokumen (latar belakang
Metode Pembelajaran Partisipatif . pengembangan KTSP, Visi, Misi, Tujuan
Sekolah/Satuan Pendidikan, struktur dan
Dari berbagai penelitian yang membahas muatan kurikulum, kalender pendidikan, dan
mengenai efetif metode pembelajaran program pengembangan diri/pengembangan
partisipatif dan menunjukkan peningkatan kepribadian profesional), merevisi rumusan
positif mengenai keaktifan siswa, pemecahan tujuan pembelajaran yang mengembangkan
persoalan matematika, peningkatan nilai kemampuan kognitif, psikomotorik dan
belajar kepada subjek penelitiannya dengan karakter, metode pembelajaran dan langkah-
adanya data peningkatan dari peneliti langkah pembelajaran yang meliputi
sebelumnya maka penulis menggunakan pendahuluan, inti, penutup serta penilaian
metode pembelajaran partisipatif untuk diubah secara kualitatif.
meningkatkan ketrampilan guru dalam
menyusun Rancangan Kegiatan Harian (RKH) Pendidikan Karakter
yang bermuatan pendidikan karakter di Play
group dan TK Tri Bhakti Kecamatan Megaluh Menurut Kemendiknas (2010) yang
Kabupaten Jombang. menyatakan mengenai pendidikan karakter
adalah pendidikan yang mengembangkan nilai-
nilai karakter pada diri siswa, sehingga
terinternalisasi dalam kehidupan sehari- hari
Jurnal PG-PAUD Trunojoyo, Volume 1, Nomor 1, April 2014, hal 1-75 31

siswa. Proses pendidikan karakter didasarkan peserta dapat belajar dengan peserta yang lain
pada totalitas psikologis yang mencakup melalui pengalaman dan pengetahuan
kognitif, afektif dan psikomotorik dan interaksi sebelumnya dengan dipandu oleh fasilitaor.
dalam keluarga, satuan pendidikan serta Peserta dituntut aktif serta dapat menganalisa
masyarakat. dan menyimpulkan dari setiap kegiatan yang di
fasilitasi oleh fasilitator.
Prinsip dari Pendidikan Berkarakter
Kemampuan guru dalam menyusun
Prinsip pendidikan karakter menurut Rancangan Kegiatan Harian (RKH)
Kemendiknas (2011) yaitu berkelanjutan, pendidikan berkarakter agar guru yang dapat
melalui semua mata pelajaran, pengembangan melaksanakan tugasnya dengan membuat
diri, dan budaya sekolah, nilai tidak diajarkan Rancangan Kegiatan Harian (RKH) dengan
tapi dikembangkan. bermuatan pendidikan berkarakter yang
mengembangkan nilai- nilai karakter bangsa
Metode Pembelajaran partisipatif pada diri peserta didik. Dalam penyusunan
Metode pembelajaran partisipatif RKH guru mendata kondisi dokumen awal
menurut Tipplet, at all (2003) yaitu bahwa (mengidentifikasi nilai-nilai pendidikan
peserta didik terlibat dalam merancang budaya dan karakter bangsa), merumuskan
pembelajaran, pertanyaan, mengevaluasi nilainilai pendidikan karakter di dalam
dengan menilai rekan-rekan mereka sendiri dokumen (dari latar belakang pengembangan
dan menemukan solusi atas pertanyaan KTSP, Visi, Misi, Tujuan Sekolah/satuan
mereka. Setiap tahap dapat dilakukan oleh pendidikan, Struktur dan Muatan Kurikulum,
perorangan atau tim. Peserta didik harus Kalender Pendidikan, dan program
mampu mengamati semua rekan-rekan mereka Pengembangan Diri/pengembangan
yang telah dilakukan sehingga mereka dapat kepribadian profesional), mengembangkan
belajar lebih lanjut dari pengalaman orang lain. peta nilai yang telah terpilih dari tahun pertama
Metode pembelajaran yang dapat mendorong sampai tahun terakhir satuan pendidikan,
pembelajar untuk berkontribusi dan terlibat mengitengrasikan nilai-nilai pendidikan
secara aktif serta mandiri dalam memperoleh karakter yang telah terpetakan dalam dokumen
pengetahuan dan ketrampilan penbelajar. (silabus dan RKH).

Metode Pembelajaran Partisipatif untuk Melalui metode pembelajaran


Penyusunan Kurikulum Pendidikan partisipatif, maka peserta dapat meningkatkan
Berkarakter kemampuan dalam mempraktekkan dalam
penyusunan Rancangan Kegiatan Haria (RKH)
Guru merupakan pembelajar dewasa dengan menggabungkan pembaharuan
yang telah memiliki pengetahuan dan kurikulum dan kemampuan berpikir mandiri,
pengalaman sebelumnya mengenai yang memungkinkan dengan metode
penyusunan Rancangan Kegiatan Harian pembelajaran partisipatif untuk peserta
(RKH). Adanya penambahan pendidikan menggabungkan dengan akademisi untuk
karakter dalam kurikulum terbaru maka guru merancang, memberikan dan menilai program
mengalami kesulitan dalam menyusun mereka (atau unit) baik memberikan energi
Rancangan Kegiatan Harian (RKH) dengan dan pengaplikasian pembelajaran. Masukan
bermuatan pendidikan karakter karena guru para peserta kedalam kurikulum dan
selama ini telah mendapatkan pelatihan dengan menciptakan penekanan serta tanggung jawab
metode ceramah dan bersifat teoritis. Metode untuk aspek penilaian, termasuk yang
pembelajaran partisipatif dapat mengajarkan berhubungan dengan pekerjaan mereka sebagai
guru melalui kegiatan yang melibatkan guru tugas belajar. Menggunakan konsep, tugas,
secara aktif dan terlibat mulai dari proses konten dan profesional materi pelajaran yang
perencanaan (penetapan tujuan) hingga proses relevan dengan melibatkan pembelajar dalam
evaluasi. Kegiatan dalam pembelajaran proses belajar dan hasil pengalaman selama
partisipatif adalah brain storming, active menjadi guru secara kolaboratif, relasional
structuring, kerja kelompok (group work), dan tugas serta berbasis realitas dan
metaplan, mind maping, simulasi (role play), pengetahuan saat ini.
memberikan umpan balik (feedback). Para
32 Jurnal PG-PAUD Trunojoyo, Volume 1, Nomor 1, April 2014, hal 1-75

Adanya perubahan kurikulum 2. Manfaat Praktis


pendidikan berkarakter mengharuskan guru
untuk menyusun kelengkapan kegiatan belajar a. Bagi Sekolah, penelitian ini dapat
mengajar salah satunya adalah Rencana memberikan informasi mengenai
Kegiatan Harian bermuatan pendidikan aplikasi penyusunan Rancangan
karakter. Intervensi untuk peningkatan Kegiatan Harian (RKH) yang
kemampuan guru dalam menyusun Rancangan bermuatan bermuatan pendidikan
Kegiatan Harian dengan intervensi karakter kepada guru.
pembelajaran yang berpusat pada pembelajar b. Bagi guru yang mengalami kesulitan
adalah dengan menggunakan intervensi dalam dalam menyusun Rancangan
metode pembelajaran partisipatif dimana Kegiatan Harian (RKH) bermuatan
metode pembelajaran partisipatif lebih pendidikan karakter maka dengan
menekankan pada sama- sama belajar, adanya penelitian ini maka guru akan
memberikan kesempatan kepada individu dapat menyusun Rancangan Kegiatan
untuk bersama- sama belajar, para pembelajar Harian (RKH) yang bermuatan
mendapatkan kebebasan untuk belajar dengan pendidikan berkarakter.
keinginan mereka sendiri bukan tekanan dari c. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan
pihak lain serta menghargai gagasan seseorang penelitian ini dapat memberi masukan
yang dapat mengembangkan partisipasinya dan untuk pengembangan lebih lanjut
pengalaman individu. Adanya pembelajaran mengenai metode pembelajaran
metode partisipatif maka diharapkan partisipatif dan penyusunan Rancangan
kemampuan guru dalam menyusun Rancangan Kegiatan Harian (RKH) yang
Kegiatan Harian yang bermuatan pendidikan bermuatan pendidikan berkarakter.
karakter sesuai dengan visi dari sekolah play
group dan TK Tri Bhakti Kecamatan Megaluh
Kabupaten Jombang. METODE

Untuk mengetahui apakah ada Tipe penelitian dalam penelitian ini


peningkatan kemampuan guru dalam adalah kuantitatif. Menurut Reaves (1992)
menyusun Rancangan Kegiatan Harian (RKH) penelitian kuantitatif merupakan penelitian
yang bermuatan bermuatan pendidikan yang melibatkan pengukuran secara kuantitatif
karakter melalui metode pembelajaran mengenai suatu hal, umumnya menggunakan
partisipatif. perhitungan angka/kuantitatif.

Manfaat Penelitian Subyek penelitian ini terdiri dari dua


belas orang subyek dengan kriteria:
1. Manfaat Teoritis
a. Secara teoritis penelitian ini 1. Guru play group atau TK Tri Bhakti
diharapkan dapat memberikan 2. Jenis kelamin laki-laki atau perempuan
sumbangan pemikiran dan menambah 3. Guru yang mengalami kesulitan dalam
wacana keilmuan pada bidang menyusun Rancangan Kegiatan Harian
psikologi dan pendidikan dalam hal (RKH) bermuatan pendidikan karakter
guru dalam menyusun Rancangan 4. Bersedia menjadi subyek penelitian
Kegiatan Harian (RKH) bermuatan
pendidikan karakter. Pengumpulan data akan dilakukan
b. Secara empiris, penelitian ini sebelum diberikan metode pembelajaran
diharapkan adanya peningkatan partisipatif maka diberikan (pretest) dan
kemampuan guru dalam Rancangan sesudah metode pembelajaran partisipatif
Kegiatan Harian (RKH) yang (posttest) yang diperoleh dari teknik
bermuatan pendidikan berkarakter wawancara, observasi dan tes pengetahuan
melalui metode pembelajaran guru dalam menyusun Rancangan Kegiatan
partisipatif. Harian (RKH).

Untuk mengukur pengetahuan guru yang


termasuk dalam ranah kognitif maka peneliti
akan menggunakan alat ukur tes pengetahuan
Jurnal PG-PAUD Trunojoyo, Volume 1, Nomor 1, April 2014, hal 1-75 33

guru dalam menyusun Rancangan Kegiatan Tabel 1. Perbandingan nilai pretes dan
Harian (RKH) yang berupa pilihan ganda. posttes kemampuan guru

Selain menggunakan tes pengetahuan


No. Nama Pre Test Post test Naik
guru dalam menyusun Rancangan Kegiatan 1. STR 9 15 +4
Harian (RKH) pendidikan berkarakter, alat 2. UF 9 11 +4
ukur yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu 3. SN 10 15 +5
melalui metode observasi. Teknik observasi 4. IRW 10 15 +5
yang akan dilakukan yaitu dengan teknik 5. KR 9 15 +6
checklist. 6. LNH 8 15 +7
7. SW 6 14 +8
8. DFA 8 15 +7
Data yang diambil dari observasi
9. NFR 7 17 +10
dideskripsikan dalam bentuk kuantitatif. 10. SP 9 11 +2
Sedangkan alat ukur tes kemampuan guru 11. AAS 10 14 +4
dalam menyusun Rancangan Kegiatan Harian 12. NA 8 14 +6
(RKH) akan dijelaskan dengan deskriptif
kuantitatif. Data yang diambil dalam
pelaksanaan analisisnya menggunakan Berdasarkan tabel di atas dapat
komputer program SPSS 16 (Statistic Program diketahui bahwa dua belas orang peserta yang
For Social Sciences). Dengan perhitungan mengikuti metode pembelajaran partisipatif
statistik non parametrik wilcoxon signed rank mengalami peningkatan kemampuan guru
test. Menurut Sujianto (2009) statistik non dalam menyusun Rencana Kegiatan Harian
parametrik digunakan antara lain data pada (RKH) bermuatan pendidikan karakter. Untuk
sampel yang tidak berdistribusi normal dan mengetahui apakah ada perbedaan kemampuan
jumlah sampel kecil (kurang dari 30). peserta sebelum dan setelah mengikuti metode
pembelajaran partisipatif maka akan dihitung
dengan menggunakan perhitungan statistik.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil perhitungan untuk nilai standar


deviasi pre test kemampuan guru dalam
Sebelum memulai pengambilan data, penulis menyusun Rancangan Kegiatan Harian (RKH)
mempersiapkan alat ukur dan modul metode yang bermuatan pendidikan karakter adalah
pembelajaran partisipatif yang selanjutnya sebesar 1,24011 dan jika dibandingkan dengan
akan digunakan dalam penelitian. Alat ukur nilai standar deviasi pre test kemampuan guru
yang dibuat adalah tes pengetahuan dalam menyusun Rancangan Kegiatan Harian
pengetahuan mengenai penyusunan RKH (RKH) yang bermuatan pendidikan karakter
pendidikan berkarakter yang mengacu pada adalah sebesar 1.71226.
blue print yang telah dirancang oleh peneliti.
Selain itu, Hasil tabel deskriptif diatas
Metode pembelajaran partisipatif terlihat nilai mean dari pre test kemampuan
dilaksanakan selama 2 kali yaitu pada Sabtu, guru dalam menyusun Rancangan Kegiatan
tanggal 19 dan 26 Januari 2013. Pada tanggal Harian (RKH) yang bermuatan pendidikan
21, 23, 25, 28, 29, dan 30 Januari 2013, penulis karakter sebelum diberikan metode
mendampingi peserta untuk belajar bersama pembelajaran partisipatif adalah 8,5833 dan
dalam menyelesaikan penugasan dari jika dibandingkan dengan nilai mean dari post
fasilitator. Tempat metode pembelajaran test kemampuan guru dalam menyusun
partisipatif dilaksanakan di play group dan TK Rancangan Kegiatan Harian (RKH) yang
Tri Bhakti Kecamatan Megaluh Kabupaten bermuatan pendidikan karakter setelah
Jombang. Pelaksanaan metode pembelajaran diberikan metode pembelajaran partisipatif
partisipatif dilakukan pada tanggal 19 dan 26 adalah 14,2500 maka tampak bahwa ada
Januari 2013. Pengambilan data melalui peningkatan skor guru sebelum dan sesudah
kuisioner tes pengetahuan guru dan observasi diberikan metode pembelajaran partisipatif.
kemampuan guru menyusun RKH.
34 Jurnal PG-PAUD Trunojoyo, Volume 1, Nomor 1, April 2014, hal 1-75

Menurut Ghazali (2005) screening terhadap Melalui angket diperoleh kesimpulan


normalitas data merupakan langkah awal untuk bahwa selama 2 kali pertemuan dalam metode
setiap analisis yang tujuannya adalah inferensi. pembelajaran partisipatif, peserta menilai
Untuk mendeteksi normalitas data dapat secara umum (skor mean >3). Aspekaspek
dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov. seperti fasilitator, materi dan tempat juga
dinilai baik ditunjukkan skor tertinggi pada
Berdasarkan perhitungan One-Sample nilai 4 bermakna baik
Kolmogorov-Smirnov Test diperoleh angka
Asym. Sig (2- tailed) untuk pre test Pembahasan
kemampuan guru dalam menyusun Rancangan
Kegiatan Harian (RKH) yang bermuatan Hasil penelitian yang telah dilakukan
pendidikan karakter sebelum diberikan metode peneliti dari hasil analisis statistik, diperoleh
pembelajaran partisipatif adalah 0,637apabila kesimpulan bahwa ada perbedaan yang
dibandingkan dengan nilai post test signifikan pada kemampuan guru dalam
kemampuan guru dalam menyusun Rancangan menyusun Rancangan Kegiatan Harian (RKH)
Kegiatan Harian (RKH) yang bermuatan yang bermuatan pendidikan karakter sebelum
pendidikan karakter setelah diberikan metode dan sesudah mengikuti metode pembelajaran
pembelajaran partisipatif adalah 0,323 oleh partisipatif. Adanya peningkatan nilai mean
karena nilai Asymp. Sig. > taraf nyata sebesar 5,6667 maka ada peningkatan
(α=0,05) maka dapat disimpulkan bahwa data kemampuan guru dalam menyusun RKH
berdistribusi normal. bermuatan pendidikan karakter sebelum dan
sesudah mengikuti metode pembelajaran
Penulis menggunakan uji wilcoxon partisipatif.
adalah untuk mengetahui apakah ada
perbedaan kemampuan guru dalam menyusun Adanya peningkatan kemampuan guru
Rancangan Kegiatan Harian (RKH) yang dalam menyusun Rancangan Kegiatan Harian
bermuatan pendidikan karakter sebelum dan (RKH) yang bermuatan pendidikan karakter ini
setelah mengikuti metode pembelajaran didukung dari beberapa penelitian diantaranya
partisipatif maka akan dihitung dengan adalah dari Rahmadhani & Laily (2008)
menggunakan perhitungan statistik non- menunjukkan bahwa metode pembelajaran
parametrik. Perhitungan statistik yang akan partisipatif dapat mengurangi tingkat kesulitan
digunakan yaitu wilcoxon signed rank melalui siswa dalam menghadapi soal- soal
program komputer SPSS 16.0. matematika metode pembelajaran partisipatif
didukung dengan adanya penelitian yang
Hasil uji wilcoxon signed rank diatas dilakukan oleh Rahmadhani & Laily (2008)
menunjukkan bahwa nilai signifikansi (2tailed) menunjukkan bahwa hasil pembelajaran dan
adalah 0,002< 0,05 yang bermakna bahwa ada pengajaran matematika menggunakan metode
perbedaan yang signifikan antara kemampuan pembelajaran partisipatif dapat mengurangi
guru dalam menyusun RKH bermuatan kesulitan kepada siswa dalam memahami
pendidikan karakter sebelum dan sesudah materi matematika.
mengikuti metode pembelajaran partisipatif.
Dilihat dari nilai mean pre test dan post test Pada penelitian yang dilakukan oleh
ada peningkatan sebesar 5,6667. Dengan Rahmadhani & Laily (2008) proses
demikian dapat disimpulkan bahwa ada pembelajarannya adalah siswa dituntut untuk
peningkatan kemampuan guru dalam terlibat aktif dalam pemecahan persoalan
menyusun RKH bermuatan pendidikan matematika dan siswa yang lain dapat
karakter sebelum dan sesudah mengikuti membantu teman yang lain jika mengalami
metode pembelajaran partisipatif. Maka Ha masih mengalami kesulitan guru sebagai
diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa mediator jika semua siswa masih mengalami
adanya peningkatan kemampuan guru dalam kesulitan dalam pemecahan persoalan
menyusun Rancangan Kegiatan Harian (RKH) matematika. Hal ini seperti metode
bermuatan pendidikan karakter melalui metode pembelajaran yang dilakukan oleh penulis
pembelajaran partisipatif. bahwa proses pembelajaran metode partisipatif
juga melibatkan peserta untuk terlibat aktif
dalam proses penyusunan Rancangan Kegiatan
Harian (RKH) yang bermuatan pendidikan
Jurnal PG-PAUD Trunojoyo, Volume 1, Nomor 1, April 2014, hal 1-75 35

karakter dan peserta yang lain dapat membantu sebelum mulai mereka belajar sehingga orang
rekan yang masih mengalami kesulitan ketika dewasa memiliki kesiapan untuk belajar dan
menyusunan Rancangan Kegiatan Harian mereka menganggap hal itu merupakan sebuah
(RKH) yang bermuatan pendidikan karakter kebutuhan dalam peran sosial di masyarakat
dan dapat difasilitasi oleh fasilitator jika sehingga orang dewasa memiliki motivasi dari
peserta tidak menemukan jawaban atas dalam (Knowles 1989 dalam Tennant, 1997)..
kesulitan, pertanyaan, dan persoalan. Hal ini Uraian dari Tennant (1997) sesuai dengan
pun sejalan dengan teori menurut Leigh metode pembelajaran partisipatif yang
menyebutkan bahwa (2006) keaktifan dan diaksanakan oleh penulis yaitu peserta
keterlibatan peserta dalam proses pembelajaran mendapatkan pengantar dari fasilitator
sangat mempengaruhi peserta dalam menyerap mengenai pentingnya menyusun Rancangan
pengetahuan dan ketrampilan baru. Pada Kegiatan Harian (RKH) bermuatan pendidikan
proses metode pembelajaran partisipatif lebih karakter oleh sebab itu peserta metode
menekankan pada keterlibatan aktif pada pembelajaran partisipatif merasa
peserta untuk bertanya dan saling memberikan membutuhkan mengenai pengetahuan dan
tanggapan terhadap pertanyaan peserta yang ketrampilan dalam menyusun RKH bermuatan
lain. pendidikan karakter yang berasal dari dalam
diri peserta dan bukan dari luar diri peserta.
Pada penelitian yang dilakukan oleh
Nurniswati (2009) yang meneliti mengenai Orang dewasa dalam proses
pengaruh model pembelajaran partisipatif pembelajaran memiliki keperluan psikologis
menunjukkan bahwa ada peningkatan terhadap untuk berdiskusi dengan orang lain yang
prestasi belajar siswa kelas 1 Program selevel baik pendidikan ataupun pengalaman
Keahlian Akuntansi SMK melalui siswa maupun pengetahuan menurut Tennant (1997).
dituntut untuk terlibat aktif pada semua mata Pada pembelajaran partisipatif yang dilakukan
pelajaran akuntansi. Proses pembelajaran oleh penulis adalah peserta diberikan
partisipatif dalam penelitian Nurniswati (2009) kesempatan berdiskusi pada setiap akhir sesi
adalah siswa dibentuk kelompok- kelompok dan peserta yang lain menanggapi mengenai
kecil untuk mengerjakan soal yang telah pertanyaan dari peserta yang lain. Peserta ada
diberikan oleh guru setelah itu siswa diminta yang berbagi pengalaman ada yang berbagi
untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok pengetahuan meski peserta dengan beberapa
dan ada sesi tanya jawab dalam kelompok orang memiliki latar belakang pendidikan
besar. Setiap siswa dituntut untuk terlibat aktif ataupun pengalaman mengajar yang lama
dalam mengerjakan dan menjawab pertanyaan sehingga hal tersebut dapat dijadikan sumber
dari teman yang lain. pengetahuan bagi peserta yang lain maupun
fasilitator dan pendamping kelompok.
Proses pembelajaran yang dilakukan
oleh Nurniswati (2009) seperti yang dilakukan Tennant (1997) menyebutkan bahwa
oleh penulis yaitu penulis membentuk pembelajaran orang dewasa berorientasi
kelompok- kelompok kecil untuk kegiatan kepada persoalan belajar. Pada peserta metode
pembelajaran penyusunan Rancangan Kegiatan pembelajaran partisipatif yang telah dilakukan
Harian (RKH) bermuatan pendidikan karakter oleh penulis bahwa proses pembelajaran yang
yaitu melalui brainstorming, active structuring, diberikan kepada peserta antara lain kegiatan
simulasi (role play), kerja kelompok (group atau aktivitas belajar pada persoalan, peserta
work), metaplan, mind maping setelah itu merumuskan sendiri hasil aktivitas yang telah
terdapat pemamparan hasil kerja berupa disusun dengan difasilitasi oleh fasilitator.
presentasi dan semua peserta metode
pembelajaran partisipatif dituntut untuk terlibat
aktif dalam semua kegiatan.
SIMPULAN
Menurut Tennant (1997) bahwa hal
yang diperlukan untuk meningkatkan Berdasarkan pembahasan yang telah
keberhasilan pembelajaran orang dewasa dijelaskan dalam bab sebelumnya dapat
adalah orang dewasa perlu mengetahui diberikan suatu kesimpulan bahwa : Ada
mengapa mereka perlu mempelajari sesuatu peningkatan kemampuan guru dalam
menyusun Rancangan Kegiatan Harian (RKH)
36 Jurnal PG-PAUD Trunojoyo, Volume 1, Nomor 1, April 2014, hal 1-75

yang bermuatan pendidikan karakter dengan Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini.
metode pembelajaran partisipatif. (2010). Pedoman teknis
penyelenggaraan: kelompok bermain.
Saran Direktorat jendral pendidikan non
Saran untuk Sekolah formal dan informal: Jakarta.

1. Sekolah dapat melaksanakan metode Ghazali, I. (2005). Aplikasi


pembelajaran partisipatif untuk guru dalam analisismultivariatedengan program
menyusun Rancangan Kegiatan Harian SPSS. Semarang: Badan Penerbit
(RKH) yang bermuatan pendidikan Universitas Diponegoro.
karakter.
2. Apabila sekolah mengadakan pelatihan Kementrian Pendidikan Nasional. (2010).
serupa dikemudian hari, sekolah perlu Pengembangan pendidikan budaya
mempersiapkan fasilitas dan sarana dan karakter bangsa. Jakarta: Badan
prasarana yang lebih memadai sehingga penelitian dan pengembangan pusat
proses pelatihan dapat berjalan lebih kurikulum dan perbukuan.
optimal. Kementrian Pendidikan Nasional. (2011).
Saran untuk Penelitian Selanjutnya Panduan pelaksanaan pendidikan
karakter. Jakarta: Badan penelitian dan
1. Alat ukur tes pengetahuan guru dalam pengembangan pusat kurikulum dan
menyusun RKH pendidikan berkarakter perbukuan.
yang telah disusun oleh peneliti, maka akan
Kirkpatrick, D. (1998). Evaluating training
jauh lebih baik untuk mengembangkan alat
programs: The four levels. San
ukur tersebut dinyatakan agak reliabel
Fransisco: Berret- Koehler Publisher
untuk mengungkap pengetahuan guru
Inc.
dalam menyusun RKH pendidikan karakter
sehingga alat ukur tersebut perlu Lickona, T. (1992). Educating for
dikembangkan dan diperbaiki karena character: How uur schools can
reliabilitas alat ukur memiliki nilai alpha teach respect and responsibility.
cronbach sebesar 0, 267. Bantam Books: New York.
2. Pengetahuan mengenai pendidikan karakter Leigh, D. (2006). The group trainer’s
bukan hanya dapat diberikan kepada guru handbook: Designing and delivering
tetapi juga kepada orang tua sebagai pihak training for groups (3rd edition). US:
yang paling dekat dengan anak sehingga Thomson- Shore, Inc.
pembelajaran dan karakter yang
dikembangkan oleh sekolah akan dapat Nurniswati, N. (2009). Pengaruh
lebih mudah ketika orang tua mengetahui pembelajaran model pelatihan
dan mempraktekkan mengenai pendidikan partisipatif (Participatory Training
karakter di lingkungan rumah. Model) terhadap prestasi belajar
siswa kelas I program keahlian
3. Peneliti lain juga dapat mengembangkan akuntansi di SMK Negeri Kraksaan
dan memperbaiki modul pembelajaran Probolinggo. Akuntansi Program Studi
partisipatiif untuk tingkat jenjang Pendidikan: Universitas Negeri
pendidikan yang lebih tinggi. Malang.

Rahmadhani & Laily. (2008). Penerapan


model participative teaching and
DAFTAR RUJUKAN learning pada pembelajaran
matematika kelas VII SMP
Cooper, J.M. (1990). Classroom teaching Muhamadiyah 8 Batu. Skripsi.
skill. Lexington, Massachusetts Universutas Muhammadiyah Malang:
Toronto: D.C. Heath and Company. Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan.
Jurnal PG-PAUD Trunojoyo, Volume 1, Nomor 1, April 2014, hal 1-75 37

Reaves, C.( 1992). Quantitative research for


the behavioral science. Canada: John
Wiley & Son, Inc.

Sujianto. (2009). Aplikasi Statistik dengan


SPSS 16.0. Jakarta: Prestasi pustaka
publisher

Sujoko. (2012). Peningkatan kemampuan


guru mata pelajaran melalui In-House
Training. Jurnal Pendidikan Penabur.
2012, Vol. 11 (18), 36- 55.

Tennant, M. (1997). Psychology and adult


learning. 2th Edition. London:
Routledge.

Tipplet, R.; & Amorós, M.A. (2003).


Innovative and participative learning-
teaching approaches within a project
based training framework. Germany:
Capacity Building International.

You might also like