Laporan Penyakit Mulut Dan Kuku

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 11

LAPORAN PENYAKIT MULUT DAN KUKU (PMK)

OLEH :

A. NOVRIANI AULIA NUR

05.03.20.2086

JURUSAN PETERNAKAN

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN GOWA

BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA

MANUSIA PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

2023
KATA PENGANTAR
Penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah Yang Maha
Kuasa, atas Berkat, Rahmat, dan Hidayah-Nyalah sehingga
penyusunan Laporan ini dapat terselesaikan tepat pada waktu yang
telah ditenukan.
Laporan Penyakit Mulut dan Kuku, ini dapat disusun karena
bantuan dari semua pihak, baik berupa saran maupun bantuan yang
sifatnya berwujud ataupun tidak. Oleh karena itu diucapkan terima
kasih terutama:
1. Dr. Detia Tri Yunandar, SP., M.Si., Direktur Polbangtan Gowa
2. Ibu Sartika., Ketua Jurusan Penyuluhan Peternakan.
3. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Laporan.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari bahwa Laporan ini
masih ada kekurangan, baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasa. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca yang sifatnya membangun demi penyempurnaannya. Akhir
kata semoga dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap
pembaca. Sekian dan terima kasih.

Bone, 15 November 2023

A. Novriani Aulia N

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................ii

I. PENDAHULUAN.....................................................................................2

A. Latar Belakang..................................................................................2

B. Tujuan................................................................................................3

C. Manfaat..............................................................................................3

II. PEMBAHASAN......................................................................................5

A. Pengertian PMK................................................................................5

B. Penanganan......................................................................................6

C. Pencegahan.......................................................................................7

D. Cara Penularan Penyakit Mulut dan Kuku......................................7

III. PENUTUP..............................................................................................9

A. Kesimpulan....................................................................................... 9

ii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peternakan merupakan subsektor dari pertanian yang berperan
penting dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani. Hal ini sering
meningkatkan jumlah penduduk, tingkat pendidikan, kesadaran
masyarakat akan gizi dan zat – zat makanan khususnya protein hewani,
serta meningkatkan kemauan masyarakat untuk memanfaatkan hasil
ternak. Perkembangan sektor peternakan memberikan dampak positif
bagi masyarakat untuk perbaikan gizi dan dampak positif bagi pelaku
ternak yaitu meningkatkan kesejahteraannya (candra et al, 2012).
Manajemen kesehatan ternak dapat diartikan sebagai proses
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian faktor
– faktor produksi melalui optimalisasi sumberdaya yang dimiliki agar
produktivitas ternak dapat di maksimalkan, kesehatan ternak dapat di
optimalkan dan keehatan produk hsil ternak memiliki kualiatas kesehatan
sesuai standar yang di inginkan. Manajemen kesehatan ternak harus
melalui proses yaitu suatu cara yang sistematis untuk menjalankan suatu
pekerjaan. Penyakit merupakan salah satu hambatan yang perlu di atasi
dalam usaha ternak. Melalui penerepana manajemen kesehatan ternak
yang dilakukan secara berkelanjutan, diharapkan dampak negatif dari
dapat diminimalkan (Effriansyah, 2012).
Indonesia telah bebas dari Penyakit mulut dan kuku (PMK) selama
36 tahun, tetapi PMK kembali masuk di wilayah Indonesia pada awal April
2022, dan kemudian ditetapkan sebagai wabah penyakit menular pada
hewan ternak di Indonesia oleh Kementerian Pertanian per tanggal 7 Mei
2022. Penyakit mulut dan kuku (PMK) telah berkembang luas di seluruh
Indonesia. Penyakit ini menyerang hewan ternak, terutama ruminansia
berjari genap seperti sapi, kambing, domba, dan kerbau.

iii
Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dapat menyebar melalui
beberapa cara, termasuk melalui kontak langsung antara hewan yang
tidak terinfeksi dan hewan yang sakit. Ada kemungkinan virus
menyebar melalui droplet, sekret hidung, kotoran kulit, angin,
makanan yang terkontaminasi, dan manusia (Agusrn, 2022).
Salah satu program Kementerian Pertanian INDOBAS PMK
(indonesia bebas PMK) merupakan program upaya menanggulangi dan
menangani ternak yang sakit akibat wabah PMK, sinergitas MBKM
dengan program strategis Kementerian Pertanian dapat terwujud dengan
melakukan langkah pengendalian dan penanggulangan serta terlibat
langsung secara aktif yang berfokus pada tindakan untuk mengendalikan
penyebaran virus penyebab PMK dan penanganan pada hewan ternak
yang telah terinfeksi dengan gejala klinis yang sudah nyata terlihat,
ataupun dengan melakukan vaksinasi pada hewan ternak yang masih
sehat dan tidak menunjukkan gejala-gejala klinis terinfeksi virus PMK.

B. Tujuan
1. Ikut serta menyukseskan Program Unggulan Kementerian Pertanian
untuk mewujudkan Pertanian yang Maju, Mandiri dan Modern.
2. Mengetahui cara penanganan Penyakit Mulut dan Kaku pada ternak
Ruminansia.
3. Mengubah sikap lebih peka terhadap pengetahuan tentang
penanganan Penyakit Mulut dan Kaku pada ternak Ruminansia.

C. Manfaat
a. Mengetahui proses penanganan Penyakit Mulut Dan Kuku pada ternak
ruminansia.

iv
b. Dapat meningkatkan keterampilan dan pengalaman kerja mengenai
penanganan Penyakit Mulut Dan Kuku pada ternak ruminansia.
c. Dapat mengubah sikap lebih peka terhadap pengetahuan tentang
Penyakit Mulut Dan Kuku pada ternak ruminansia.

v
II. PEMBAHASAN
A. Pengertian PMK
Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada ternak adalah hal yang harus
diwaspadai, mengingat perputaran dan esklasi peternak di indonesia
sangat tinggi dan kebutuhan pangan dari hasil ternak juga sangat tinggi,
penyebaran yang sangat cepat dan banyaknya kerugian yang dapat
ditimbulkan. hal ini disampaikan juga oleh mentri Prekonomian Indonesia
Bapak Airlangga Hartanto. Semua hewan berkuku belah atau cloven hoop
rentan terhadap infeksi PMK, baik hewan domestik maupun liar, seperti
sapi, kerbau, domba, kambing, babi, rusa, dan onta. Lebih dari 70 spesies
mamalia liar rentan terhadap infeksi virus PMK (Adjid, 2020). Penyakit ini
telah dipelajari sejak abad keenam belas di banyak negara dan memiliki
dampak negatif pada produktivitas ternak di negara-negara dan
menyebabkan endemik. Sampai tahun 1990 wabah PMK umum terjadi di
banyak negara di Amerika Selatan (Santos et al, 2017). Penyakit ini sudah
didapatkan sejak 1986, penetapan regulasi kesiapsiagaan terhadap PMK
dimaksudkan pelaporan situasi PMK penggambaran mengenai aktivitas
surveillans dan investigasi terhadap laporan penyakit dengan gejala
diduga PMK (Basuki, 2020). Apabila Indonesia terjangkit wabah PMK
maka akan terjadi kerugian kurang lebih sebanyak Rp. 9,9 triliun.
Berdasarkan Keputusan Dikjen Peternakan dan Kesehatan Hewan,
Nomor 5429, Tahun 2022 PMK saat ini tengah mewabah di Indonesia dan
tidak berbahaya bagi kesehatan manusia, namun risiko penularan
terhadap hewan lainnya sangat rentan sehingga menjadi fokus
pengendalian penyebaran PMK terhadap hewan rentan (Dikjen
Peternakan dan Kesehatan Hewan, 2022). PMK memiliki 7 serologis
yamg berbeda jenis, pada serotipe O dan A yang menunjukkan bahwa
ternak yang sembuh dari

vi
virus PMK akan terinfeksi ulang apabila dicampur dengan hewan yang
terinfeksi virus PMK dari luar daerah (Jamal and Belsham, 2013).
Penyakit Mulut Dan Kuku pada hewan spesies berbeda sedikit
rentan karena virus ini memiliki masa inkubasi 28 hari. Gejala klinis PMK
adalah demam, kehilangan nafsu makan, penyakit mulut dan kuku, dan
lesi berkaki empat yang mencapai 39°C selama beberapa hari. Lesi
berbentuk lepuh pada permukaan selaput lendir mulut, seperti lidah, gusi,
bagian dalam pipi, dan bibir. Lesi di sepanjang tumit, celah kuku dan
ligamen koroner kuku terlihat jelas di kaki. Lesi juga bisa muncul di lubang
hidung, moncong, dan puting susu (Adjid, 2020).

B. Penanganan
1. Pencegahan dengan cara biosecuriti
 Perlindungan pada zona bebas dengan membatasi gerakan
hewan, pengawasan lalu lintas dan pelaksanaan surveilans
 Diupayakan pemotongan pada hewan terinfeksi, hewan baru
sembuh, dan hewan-hewan yang kontak dengan agen PMK
 Desinfeksi asset dan semua material yang terinfeksi (perlengkapan
kandang, mobPil, baju dll)
 Musnahkan bangai, sampah dan produk hewan pada area yang
terinfeksi
 Tindakan karantina

2. Pencegahan dengan cara medis


 Untuk daerah tertular
 Vaksin virus yang aktif mengandung adjuvant

vii
 Kekebalan 6 bulan setelah 2 kali pemberian vaksin sebagian
tergantung pada antigen yang berhubungan antara vaksin dan
strain yang sedang mewabah
 Untuk daerah bebas
 Pengawasan lalu lintas ternak
 Pelarangan pemasukan ternak dari daerah tertular

C. Pencegahan
 Isolasi ternak sakit
 Pemberian antipiretik, analgesic
 Pemberian vitamin dan suplemen ATP
 Pemberian antibiotic
 Kuku yang luka diberi obat semprot luka
 Bisa diberikan penguat lainnya (empon-empon)
 Pemberian obat dan vitamin perlu diulang sampai ternak sembuh
 Ternak sakit diupayakan bisa makan, meskipun nafsu makan
menurun
 Ternak dewasa lebih dapat bertahan dibandingkan dengan anakan

D. Cara Penularan Penyakit Mulut dan Kuku


 Kontak langsung antar hewan melalui paparan cairan pernafasan,
pilek, atau serpihan kulit dari hewan yang saki
 Kontak tidak langsung melalui perantara manusia. Contohnya,
manusia bisa membawa virus ke hewan lain setelah mengurus
hewan yang sakit dengan menggunakan tangan atau alat yang
sama
 Kontak tidak langsung tanpa perantara manusia, seperti dari mobil
angkutan, peralatan, alas, atau kandang yang terkontaminasi

8
 Sisa makanan yang telah terkontaminasi produk hewan, seperti
daging dan tulang dari hewan tertular
 Penyebaran penyakit melalui udara atau angin

9
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyakit mulut dan kuku (PMK) merupakan penyakit hewan
menular yang menyerang hewan berkuku belah baik hewan ternak
maupun hewan liar, penyakit ini menimbulkan kerugian ekonomi yang
sangat tinggi. Sapi yang terserang PMK umumnya menunjukkan
gejala mengeluarkan air liur berlebihan (hipersalivasi) disertai busa
(Soeharsono et al. 2010; OIE 2019). Penyakit Mulut dan Kuku
menular dengan cepat virus masuk kedalam tubuh hewan melalui
mulut atau hidung dan virus memperbanyak diri pada sel-sel epitel di
daerah nasofaring (Arzt et al. 2011). Virus PMK kemudian masuk
kedalam darah dan memperbanyak diri pada kelenjar limfoglandula
dan sel-sel epitel di daerah mulut dan kuku mengakibatkan luka atau
lepuh.

10

You might also like