Professional Documents
Culture Documents
Garuda 1040134
Garuda 1040134
KANDAI
Volume 15 No. 1, Mei 2019 Halaman 13-26
Abstract
This paper is the result of critical discourse analysis research on news related to the
discourse of 212 Action in Sindo and Media Indonesia newspapers. The purpose of this
study is to find out the representation of 212 Action in both media. The method used is
qualitative with the Fairclough AWK theory. The results of the text analysis show that
Koran Sindo has represented 212 Action in a positive meaning and image. Meanwhile,
Media Indonesia represents 212 Action under the domination of Joko Widodo's
representation as president who gets appreciation from various circles for his presence in
212 Action. At the level of text interpretation, Sindo newspaper is more in favor of 212
Action than Media Indonesia. This is very evident from the title of the news broadcast: the
Sindo newspaper gave the title "Supermassa Action, Superdamai" while the Media
Indonesia newspaper entitled "The President Praised for Visiting Participants in Action".
At the level of explanation, it can be concluded that the representation is in line with the
socio-cultural-political context underlying the two media. The Sindo newspaper, led by
Hary Tanoesudibjo, is known to be close to Islam, as an effort to gain Muslim support for
the media business and the Perindo party. Meanwhile, Media Indonesia, which is
inseparable from the sociopolitics of Surya Paloh, is a supporter of the government,
including supporters of the Ahok, governor who is suspected of defaming Islam.
Keywords: discourse of 212 action, CDA Fairclough model, Sindo and Media Indonesia
newspaper
Abstrak
Makalah ini merupakan hasil penelitian analisis wacana kritis terhadap pemberitaan
yang berkait wacana Aksi 212 di media Koran Sindo dan Media Indonesia. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui representasi Aksi 212 di kedua media tersebut.
Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan teori AWK Fairclough. Hasil analisis teks
menunjukkan Koran Sindo telah merepresentasikan Aksi 212 ke dalam makna dan citra
yang positif. Sementara itu, Media Indonesia dalam merepresentasikan Aksi 212 dibawah
dominasi representasi Joko Widodo sebagai presiden yang mendapatkan apresiasi dari
berbagai kalangan atas kehadirannya di Aksi 212. Pada tataran interpretasi teks Koran
Sindo lebih berpihak kepada Aksi 212 dibanding Media Indonesia. Hal itu sangat terlihat
dari judul berita yang disiarkan. Koran Sindo memberikan judul “Aksi Supermassa,
Superdamai” sedangkan koran Media Indonesia berjudul “Presiden Banjir Pujian Datangi
Peserta Aksi”. Pada tataran eksplanasi dapat disimpulkan representasi tersebut sejalan
dengan konteks sosiokultural-politik yang melatarbelakangi dua media tersebut. Koran
Sindo yang dipimpin Hary Tanoesudibjo dikenal dekat dengan Islam, hal itu sebagai upaya
meraih dukungan muslim untuk bisnis media dan partai Perindo. Sementara itu, Media
Indonesia yang tidak terlepas dari sosiopolitik Surya Paloh adalah pendukung pemerintah
termasuk pendukung gubernur Ahok yang diduga (dikatakan diduga karena pada saat itu
Ahok belum terbukti secara hukum menistakan agama Islam) menistakan agama Islam.
Kata-kata kunci: wacana aksi 212, AWK model Fairclough, koran Sindo dan Media
Indonesia
DOI: 10.26499/jk.v15i1.728
How to cite: Ahmadi F., Y. & Mahardika, R. Y. (2019). Representasi aksi 212 di Koran Sindo dan Media
Indonesia. Kandai, 15(1), 13-26 (DOI: 10.26499/jk.v15i1.728)
14
Ahmadi & Mahardika: Representasi aksi 212 di Koran Sindo dan Media Indonesia.
15
Kandai Vol. 15, No. 1, Mei 2019; 13-26
16
Ahmadi & Mahardika: Representasi aksi 212 di Koran Sindo dan Media Indonesia.
Tabel 1
Hasil Temuan Struktur Teks
Struktur Teks KS MI
Judul Aksi Supermassa, Superdamai Presiden Banjir Pujian Datangi
Peserta Aksi
Bagian Awal Representasi Islam Representasi Joko Widodo
Bagian Isi Representasi Aksi 212 Representasi Aksi 212 dan Joko
Widodo
Bagian Penutup Representasi Jokowi dan Jusuf Kalla Representasi Joko Widodo
Jumlah Kata 617 286
Hasil temuan yang termuat dalam Data temuan ini mengindikasikan bahwa
Tabel 1 di atas menunjukkan perhatian KS lebih besar dibanding MI
perbandingan antara berita di KS dan MI dalam memberitakan Aksi 212. MI
terkait struktur teks pada judul, bagian cenderung lebih menitikberatkan pada
awal berita, isi berita, penutup berita, representasi kehadiran Joko Widodo
dan jumlah kata secara keseluruhan. dalam Aksi 212.
17
Kandai Vol. 15, No. 1, Mei 2019; 13-26
Tabel 2
Hasil Temuan Data Ketransitifan
Data Ketransitifan
No.
KS MI
Umat Islam berhasil menunjukkan dirinya Kedatangan Jokowi berpayung biru dengan
cinta damai didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla dan
1.
sejumlah pembantunya, mengejutkan peserta
aksi karena di luar agenda aksi
Aksi yang melibatkan jutaan manusia Saat meninjau proyek renovasi kawasan Gelora
2. tersebut berlangsung tertib dan aman Bung Karno pagi harinya, Presiden juga
hingga acara berakhir. mengaku tidak tahu akan jumatan di mana
Massa juga tidak menyisakan sampah atau Syekh Ali Jaber sempat melafazkan kunut
3. kerusakan tanaman seperti dikhawatirkan nazilah sehingga membuat jemaah banyak
yang menangis
Di sisi lain, aksi yang dikenal dengan Aksi Ketua umum Partai Gerindra Prabowo Subianto
4. 212 ini menjadi ajang unjuk persaudaraan mengapresiasi sikap presiden menyapa
sesama muslim. peserta aksi
Aksi terbesar dalam sejarah bangsa
5. Indonesia pun pantas dinobatkan sebagai
aksi superdamai.
Apresiasi juga disampaikan Kapolri
Jenderal Polisi TitoKarnavian atas aksi bela
6.
Islam III berjalan dengan aman dan tidak
ricuh.
... sejumlah pemuka agama yang tampil di
podium kembali menegaskan aksi digelar
7.
hanya untuk menuntut adanya penegakan
hukum terhadap penistaan agama.
Mereka juga menegaskan digelar tanpa
8.
campur tangan kekuatan politik mana pun...
Animo massa untuk bergabung dalam Aksi
9.
212 terbilang sangat luar biasa.
Mereka datang ke Jakarta untuk membela
10. Alquran dan menyampaikan aspirasi
mengenai penegakan hukum...
18
Ahmadi & Mahardika: Representasi aksi 212 di Koran Sindo dan Media Indonesia.
dengan tidak menyisakan sampah. Pada Pada data nomor 9 (KS) dan data
data nomor 4 (KS) dan data nomor 5 nomor 10 (KS) tampak muncul aktor
(KS) subjek dari pembicaraannya adalah yang sama, yakni peserta Aksi 212.
kegiatan Aksi 212. Hal itu ditunjukkan Proses tindakan dan tujuan yang
dengan bentuk ketransitifan menjadi dimunculkan pada data-data tersebut
ajang yang menggambarkan bahwa Aksi adalah proses tindakan bergabung,
212 atau kegiatan bela Islam 3 tersebut membela, menunjukkan, dan
menjadi ajang persaudaraan. Secara mendengarkan. Dari keempat bentuk
fungsional Aksi 212 tersebut ditetapkan ketransitifan tersebut tiga di antaranya
sebagai aktor yang membuat sesuatu, berbentuk aktif transitif yang secara
yakni ajang persaudaraan. Ajang fungsional objek dan tujuannya
persaudaraan tersebut dapat dinyatakan bermakna positif, yakni Alquran,
sebagai bentuk tujuan pada data nomor 4 keseriusannya, dan khotbah. Adapun
(KS). bentuk bergabung secara ketransitifan
Sejalan dengan data nomor 4 (KS), tidak memiliki objek, tetapi secara
tipe data nomor 5 (KS) juga makna merepresentasikan Aksi 212
menempatkan Aksi 212 sebagai aktor sebagai aksi yang banyak sekali
yang membuat sejarah atau rekor pesertanya.
kegiatan yang dihadiri banyak partisipan Dalam Koran Media Indonesia
dan berlangsung sangat damai. Pada data ditemukan 4 data ketransitifan, pada data
nomor 6 (KS) tampak bentuk nomor 1 (MI) bentuk kata
ketransitifan disampaikan, dalam data ...mengejutkan... yang merepresentasikan
tersebut ditempatkan Kapolri sebagai kehadiran Joko Widodo dan rombongan
aktor yang menyampaikan apresiasi membuat peserta Aksi 212 terkejut. Data
terhadap Aksi 212 yang berjalan aman nomor 2 (MI) ...mengaku tidak tahu...
dan tidak ricuh. Berbeda dengan data merepresentasikan bahwa kehadiran
nomor 6 (KS), data nomor 7 (KS) Joko Widodo di Aksi 212 adalah sesuatu
menampilkan pemuka agama sebagai yang tidak terencana. Selain itu, data
aktor yang mengatakan bahwa Aksi 212 nomor 3 (MI) merepresentasikan
merupakan peristiwa atau kegiatan yang keadaan peserta aksi yang menangis saat
semata-mata untuk menuntut penegakan Syekh Ali Jaber melafazkan kunut,
hukum. Melalui kalimat yang terdapat sedangkan pada data nomor 4 (MI),
dalam data nomor 7 (KS), Koran Sindo Media Indonesia merepresentasikan Joko
merepresentasikan Aksi 212 sebagai Widodo sebagai presiden yang mendapat
peristiwa penuntutan penegakan hukum. apresiasi dari Prabowo Subianto.
Kemudian, pada data nomor 8 Dapat disimpulkan, tiga dari empat
(KS) juga tampak representasi tentang data, yaitu data nomor 1, nomor 2, dan
peristiwa Aksi 212 yang bebas dari nomor 4 (MI), menunjukkan
campur tangan kepentingan politik. Hal ketransitifan yang ada di MI adalah
tersebut ditegaskan para peserta dalam bahwa ketransitifan yang
Aksi 212. Dengan demikian dapat merepresentasikan Joko Widodo ke
dimaknai bahwa KS dalam dalam bentuk citra yang netral pada data
memberitakan Aksi 212 dalam citra yang nomor 1 (MI) dan data nomor 2 (MI),
bebas dari politik dan murni sebagai aksi sedangkan citra positif pada data nomor
unjuk rasa yang menuntut penegakan 4 (MI). Berlainan dengan tiga data
hukum terhadap kasus dugaan penistaan sebelumnya, pada data nomor 3 (MI)
agama. terdapat representasi Aksi 212 dalam
citra yang positif.
19
Kandai Vol. 15, No. 1, Mei 2019; 13-26
Tabel 3
Hasil Temuan Data Modalitas
Data Modalitas
No
KS MI
”Jadi alhamdulillah peserta kegiatan juga Ketika mantan Gubernur DKI itu menembus lautan
semua kembali dalam keadaan yang baik manusia di Monas, Takbir pun menggema
1. dan saya berpesan dan saya doakan, menyabutnya, “Allahu Akbar!”
kembali selamat di tempat masing-masing
....jalan, “Ujar Tito.
.”Subhanallah, kita merasakan betapa “ Saya ingin memberikan penghargaan setinggi-
indahnya Islam, kita merasakan tingginya kepada jemaah yang hadir dalam
2. bagaimana suasana hari ini seperti suasana ketertiban sehingga semuanya terlaksana dengan
kita menjalankan haji di padang Arafah,” baik. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu
papar Tito ... Akbar, “kata presiden sambil mengepalkan tangan.
... aksi digelar hanya untuk menuntut Kepala negara juga mengucapkan terima kasih atas
adanya penegakan hukum terhadap doa jemaah. “terima kasih atas doa dan zikir
3. penistaan agama. yang telah dipanjatkan untuk keselamatan bangsa
dan negara kita Allahu Akbar, Allahu Akbar,
Allahu Akbar,” ucapnya.
20
Ahmadi & Mahardika: Representasi aksi 212 di Koran Sindo dan Media Indonesia.
Mereka datang ke Jakarta untuk membela Ketua umum Partai Gerindra Prabowo Subianto
4. Alquran dan menyampaikan aspirasi mengapresiasi sikap presiden menyapa peserta aksi.
mengenai penegakan hukum ... “saya kira itu bagus sekali...
“Hujan ini menjadi berkah buat kami,” “Kita merasakan betapa indahnya Islam” ujar
5. tutur Joko, 29, seorang pendemo asal Tito.
Purwokerto, Jawa Tengah.
Presiden dinilai sebagai sosok yang bernyali.
6. ‘GENTLE President,,, e proud of you
mr@jokowi’, tulis akun @DIRA _0302,
21
Kandai Vol. 15, No. 1, Mei 2019; 13-26
Pada data nomor 2 (MI) terdapat Ketua Umum Partai Gerindra, Kapolri
modalitas keinginan yang disampaikan Tito Karnavian, dan dua orang netizen.
presiden, yakni keinginan memberikan Kedua, ditinjau dari realitas yang
apresiasi terhadap Aksi 212. Selain itu, dihadirkan dan disikapi (modalitas)
pada data nomor 2 (MI) ini juga terdapat hal yang berbeda. Pada KS
ditemukan modalitas Allahu Akbar realitas yang dihadirkan adalah hanya
sebanyak tiga kali yang dimaknai terpaku kepada peristiwa Aksi 212 baik
sebagai kekaguman presiden terhadap dilihat dari segi keamanan, ketertiban,
Aksi 212. Kemudian Presiden RI juga cara peserta aksi berkumpul, maupun
pada data nomor 3 (MI) menunjukkan keadaan alam ketika peristiwa Aksi 212
sikap terima kasih kepada para peserta berlangsung. Sementara itu, pemberitaan
Aksi 212 yang telah memberikan doa MI menghadirkan realitas kedatangan
untuk kebaikan bangsa dan negara Presiden Joko Widodo ke Aksi 212 yang
Indonesia. Bentuk-bentuk modalitas diperspektifkan sebagai peristiwa yang
yang disampaikan presiden tidak kalah penting dibanding Aksi 212
menunjukkan sikap yang positif terhadap secara keseluruhan. Hal tersebut
peristiwa Aksi 212. ditunjukkan oleh tiga modalitas (data
Selanjutnya, pada data nomor 4 nomor 1, data nomor 2, dan data nomor
(MI) dan data nomor 5 (MI), data 3) yang merepresentasikan apresiasi
modalitas tersebut merupakan modalitas terhadap Joko Widodo. Berlainan
yang dituturkan oleh Prabowo Subianto dengan itu, dalam pemberitaan KS justru
yang mengapresiasi sikap Joko Widodo sebaliknya, kedatangan Presiden Joko
berkait kedatangannya ke Aksi 212. Widodo diperspektifkan sebagai sebuah
Selain itu, modalitas yang berbentuk bagian kecil dari perisitiwa Aksi 212.
ekspresif apresiatif juga dihadirkan MI, Hal tersebut dibuktikan dengan tidak
yakni dengan memunculkan kutipan dari ditemukannya data modalitas yang
netizen twitter yang secara langsung menyikapi realitas kedatangan Presiden
merepresentasikan sikap apresiatif Joko Widodo di pemberitaan KS.
terhadap Presiden Joko Widodo seperti
pada data nomor 5 (MI). Praktik Wacana
Jadi, modalitas yang ada dalam
pemberitaan MI merupakan modalitas Setiap wacana diproduksi oleh
ekspresif kekaguman yang memberi citra seseorang atau suatu kelompok dengan
positif terhadap Aksi 212, kemudian latar belakang dan tujuan tertentu.
modalitas yang menyatakan sikap terima Wacana berita tentu diproduksi dan
kasih kepada Aksi 212 serta modalitas disusun oleh perangkat media mulai dari
yang menggambarkan sikap apresiatif wartawan, editor hingga kepala redaksi
terhadap Presiden Joko Widodo yang media. KS merupakan koran yang
datang ke Aksi 212. berafiliasi dengan MNC Group yang
Hasil analisis modalitas dapat dipimpin Hary Tanoesudibjo. Hary
disimpulkan menjadi beberapa poin. Tanoesudibjo merupakan pengusaha
Pertama, ditinjau dari aktor yang hadir yang dapat dikatakan cukup berpengaruh
dalam pemberitaan, KS menghadirkan di Indonesia saat ini terutama di bidang
tiga aktor, yakni Kapolri Tito Karnavian, media. Dalam hal ini Hary Tanoesudibjo
pemuka agama, dan peserta aksi bisa dikatakan sebagai “the principal”
sedangkan pada MI memunculkan empat dari media KS dan segala bentuk
aktor, yaitu Joko Widodo sebagai produksi wacana berita KS dipengaruhi
Presiden, Prabowo Subianto sebagai oleh ideologinya. Keberpihakan
22
Ahmadi & Mahardika: Representasi aksi 212 di Koran Sindo dan Media Indonesia.
23
Kandai Vol. 15, No. 1, Mei 2019; 13-26
Perindo dan MNC group yang peristiwa aksi 212. Hal itu pun tidak
dipimpinnya. Umat Islam di Indonesia terlepas dari latar belakang ideologi
merupakan penduduk mayoritas yang sosiokultural-politik orang-orang di balik
patut diperjuangkan simpati dan masing masing media sebagaimana yang
dukungannya sehingga dalam hal ini diungkapkan van Dijk (1998) bahwa
dapat dipahami segala upaya dan strategi ideologi sebagai representasi sosial dasar
Hary Tanoesudibjo. dari kelompok sosial. Hal itu
Berbeda dengan KS, MI sebagai menandakan ideologi menentukan sikap
koran nasional dalam pemberitaannya suatu kelompok.
sangat dipengaruhi oleh latar belakang Kepentingan media KS dalam
sosiopolitik Surya Paloh selaku memberitakan Aksi 212 tersebut adalah
pemimpin media tersebut. Surya Paloh untuk menarik simpati dan dukungan
merupakan tokoh politik senior di pemiliknya Hary Tanoesudibjo yang
Indonesia, sebelum mendirikan partai akan ikut dalam kontestasi politik 2019.
Nasional Demokrat Surya Paloh Sementara itu, Media Indonesia yang
merupakan politisi partai Golkar. Dalam lebih memfokuskan pada kehadiran
konteks sosiopolitik saat ini Surya Paloh Jokowi di Aksi 212 tidak terlepas dari
dan partainya merupakan bagian dari sikap pemiliki MI yang konsisten
koalisi pendukung pemerintah, mendukung pemerintahan Jokowi dan
sedangkan Aksi 212 yang pada intinya senantiasa merepresentasikan Jokowi
merupakan aksi penuntutan penegakkan dalan citra yang positif.
hukum terhadap kasus dugaan penistaan
agama yang diduga dilakukan Basuki PENUTUP
Cahaya Purnama (Ahok) yang notabene
merupakan calon gubernur DKI Jakarta Berdasarkan hasil pembahasan
yang diusung salah satunya oleh Partai tataran tekstual ditemukan 12 data
Nasional Demokrat yang dipimpin Surya ketransitifan di KS dan 4 data di MI.
Paloh. Selain itu, terdapat 5 data modalitas di
Oleh karena itu, hal yang logis KS dan 7 data di Media Indonesia.
ketika pemberitaan KS yang memihak Berdasarkan analisis data ketransitifan,
terhadap Aksi 212 karena Hary Koran Sindo lebih memihak kepada aksi
Tanoesudibjo ingin mendapat simpati 212 dibanding Media Indonesia.
dan dukungan dari pembaca Aksi 212 Sementara itu, data modalitas KS juga
dan muslim. Dengan begitu Perindo merepresentasikan citra yang positif
yang dipimpinnya juga akan mendapat terhadap aksi 212. Data modalitas MI
dukungan atau simpati dari umat Islam juga merepresentasikan citra yang positif
Indonesia. Sementara itu, MI tidak terhadap aksi 212, citra positif tersebut
memiliki keberpihakan sebesar juga diimbangi dengan representasi yang
pemberitaan KS disebabkan karena MI positif terhadap Joko Widodo yang hadir
yang dipimpin Surya Paloh merupakan pada Aksi 212. Secara tekstual hal
pengusung Ahok sebagai calon gubernur tersebut sejalan dengan judul
DKI Jakarta 2017. pemberitaan masing-masing.
Berdasarkan pembahasan pada Perbedaan hasil analisis teks
tataran tekstual, praktik wacana, dan tersebut sejalan dengan analisis produksi
sosiokultural-politik dapat diambil teks dan analisis latar belakang
simpulan bahwa Koran Sindo (KS) dan sosiokultural-politik teks. Kedua analisis
Media Indonesia (MI) membawa tersebut menunjukkan posisi masing-
ideologi dan pesan yang berbeda terkait masing media. KS yang dipimpin Hary
24
Ahmadi & Mahardika: Representasi aksi 212 di Koran Sindo dan Media Indonesia.
25
Kandai Vol. 15, No. 1, Mei 2019; 13-26
26