Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 16

HUBUNGAN KECANDUAN GADGET DENGAN TINGKAT KONSENTRASI

BELAJAR REMAJA DI SMA N 1 KECAMATAN GUGUAK

The Relationship Between Gadget Addiction And The Level Of Study


Concentration Of Students In Sma N 1 Guguak

Intan Permata Sari*1, Esi Afriyanti*2, Elvi Oktarina*3

*Program Studi S1 Keperawatan, Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

Alamat: Kampus Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

Limau Manis Padang, Sumatera Barat, Indonesia, 25163

1
Korespondensi: Intan Permata Sari

Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan, Fakultas Keperawatan


Universitas Andalas

Telp/Hp: 082287407990

Email: intanpermatasari0806@gmail.com
HUBUNGAN KECANDUAN GADGET DENGAN TINGKAT KONSENTRASI
BELAJAR REMAJA DI SMA N 1 KECAMATAN GUGUAK

The Relationship Between Gadget Addiction And The Level Of Study


Concentration Of Students In Sma N 1 Guguak

ABSTRAC

Addiction to gadgets is one of the factors that causes teenagers to have


difficulty concentrating while studying so that it will result in students'
academic achievements such as declining scores on student exams. The
purpose of this study is to find out there is a relationship between gadget
addiction and the level of learning concentration in adolescent students at
SMA N 1 Guguak District. This research method uses a cross sectional
design. The sample in this study were students of class X and XI with a total
sample of 268 respondents using proportional strafied random sampling
technique. The measuring instrument in this study used SAV-Sv (Gadget
Addiction Scala-Short Version) and a Learning Concentration Level
questionnaire. The results showed that 33.6% of students who experienced
gadget addiction in the high category experienced low learning
concentration. The results of the bivariate analysis using the chi square test
showed a p value < 0.001 which means that there is a relationship between
gadget addiction and student learning concentration. It is hoped that the
school will supervise students more in the use of gadgets at school during
learning and provide information to parents or guardians of students to
supervise or limit the use of gadgets to students at home.
Keywords: teenager, gadget addiction, study concentration

ABSTRAK

Kecanduan gadget merupakan salah satu faktor yang menyebabkan remaja


mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi pada saat belajar sehingga akan
berakibat pada prestasi akademik siswa seperti menurunnya nilai pada ujian
siswa. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui ada hubungan antara kecanduan
gadget dengan tingkat konsentrasi belajar pada siswa remaja di SMA N 1
Kecamatan Guguak. Metode penelitian ini menggunakan desain cross
sectional. Sampel pada penelitian ini ialah siswa kelas X dan XI dengan
jumlah sampel 268 responden menggunakan teknik propotional strafied
random sampling. Alat ukur pada penelitian ini menggunakan SAV-Sv
(Gadget Addiction Scala-Short Version) dan angket Tingkat Konsentrasi
Belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 33,6% siswa yang mengalami
kecanduan gadget dengan kategori tinggi mengalami konsentrasi belajar yang
rendah. Hasil analisa bivariat menggunakan uji chi square menunjukkan nilai
p value <0,001 yang berarti terdapat hubungan antara kecanduan gadget
dengan konsentrasi belajar siswa. Diharapkan pihak sekolah lebih mengawasi
siswa dalam penggunaan gadget di sekolah saat pembelajaran berlangsung
dan memberikan informasi kepada orangtua atau wali murid untuk
mengawasi atau membatasi penggunaan gadget pada siswa saat dirumah.
Kata Kunci: remaja, kecanduan gadget, konsentrasi belajar

LATAR BELAKANG

Konsentrasi adalah keterampilan yang dibutuhkan oleh seorang pelajar untuk


memusatkan perhatian pada pelajaran untuk jangka waktu tertentu tanpa membiarkan
pikirannya teralihkan. Konsentrasi membantu seseorang untuk membatasi pikirannya
pada rangsangan yang relevan di hadapan rangsangan yang tidak relevan. konsentrasi
dapat hilang kapan saja dalam hal ini mengalihkan kembali ke perhatian yang kemudian
difokuskan ke tempat lain pada target baru. Jika perhatian pembelajar difokuskan pada
materi pembelajaran yang diperlukan, dan pembelajar mempertahankan fokus perhatian
ini selama periode waktu tertentu, perhatian yang berkepanjangan atau berkelanjutan ini
disebut konsentrasi (Bester & Brand, 2013)
Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar adalah konsentrasi
belajar. Konsentrasi, menurut Slameto, adalah suatu tindakan yang melibatkan
pemindahan sesuatu yang tidak berhubungan dari kepala seseorang untuk berkonsentrasi
pada sesuatu yang lain. Pada saat belajar, konsentrasi dapat digunakan untuk memusatkan
perhatian. Kemampuan seorang pembelajar untuk fokus pada objek yang dipelajari
berdampak pada keberhasilan belajarnya (Fajri et al., 2022).
Belajar sangat dipengaruhi oleh konsentrasi. Ketika seseorang sedang belajar,
perhatiannya akan terpengaruh, yang akan merusak kemampuannya untuk belajar.
Beberapa ahli juga berpendapat bahwa pembelajaran anak usia dini harus menjadi bagian
intrinsik dari semua kegiatan pembelajaran. Jika anak dapat berkonsentrasi, mereka dapat
melakukan pekerjaan dengan baik. Konsentrasi siswa akan mempengaruhi kemampuan
untuk melakukan pekerjaan secara optimal. Namun ketika siswa kehilangan konsentrasi,
mereka menjadi sulit untuk mengikuti kegiatan pembelajaran, dan anak-anak menjadi
bingung dan kesulitan dalam melaksanakan tanggung jawab dan kegiatan guru (Fajri et
al., 2022).
Dampak yang didapatkan jika seseorang lemah dalam kemampuan untuk
berkonsentrasi dalam belajar yaitu rendahnya kualitas dan prestasi belajar
seseorang. Konsentrasi yang turun akan memberikan dampak negatif bagi anak
sekolah, salah satunya tidak bisa menjawab pertanyaan gurunya saat di kelas.
Apabila hal ini terus berlanjut akan menurunkan prestasi belajar siswa (sugesti,
2020).
Faktor-faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajar siswa yaitu, faktor
yang berasal dari dalam diri siswa (internal) yaitu fisik yang sehat, kecerdasan,
minat, bakat, dan motivasi belajar siswa. Sedangkan faktor yang berasal dari luar
(eksternal) yaitu kecanduan akan teknologi. Kecanduan teknologi memiliki
sejumlah kerugian dan dampak negatif bagi seseorang (Marbun, 2018)
Berbagai teknologi mengantisipasi di dunia seperti banjir. Semua orang
ingin mengembangkan diri mereka sendiri dan bangsa mereka dengan
meningkatkan lebih banyak ke arah kemajuan dan promosi gadget yang akan
datang ini setiap hari mengarah ke beberapa masalah serius yang diketahui bagi
kehidupan manusia (Gupta, 2019).
Gadget telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kita
sehari-hari dan aktivitas profesional. Namun, meningkatnya penetrasi gadget ke
dalam kehidupan masyarakat menimbulkan kekhawatiran masyarakat akan
penggunaan gadget yang bermasalah. Penggunaan gadget yang bermasalah
terungkap dalam penggunaan gadget yang berlebihan dan tidak terkendali yang
memicu sejumlah masalah fisik dan mental (Y. Lin & Zhou, 2022)
gadget adalah salah satu alat teknologi dengan kehadiran terbesar di pasar.
Selama hampir 10 tahun, itu telah berubah dari hampir tidak ada menjadi
perangkat yang paling banyak digunakan (dan diinginkan) oleh remaja.
Karakteristik fisiknya serta proses psikologis yang terlibat dalam penggunaannya
menjelaskan baik daya tarik yang ditimbulkannya maupun penyalahgunaan atau
ketergantungan yang dapat diprovokasi atau didorongnya pada remaja (Chóliz,
2012).
Ketertarikan yang ditimbulkan oleh gadget dari remaja, bersama dengan
kegunaannya, membuatnya menjadi objek yang benar-benar diinginkan banyak
orang di kelompok usia ini. Namun, terlepas dari kenyataan bahwa ini adalah alat
yang sangat berguna dan memfasilitasi kinerja berbagai fungsi sosial dan pribadi,
penggunaan gadget yang tidak terkendali, tidak tepat, atau berlebihan dapat
menimbulkan masalah dalam interaksi dengan orang tua dan di bidang lain seperti
berkonsentrasi dalam belajar (Chóliz, 2012).
Penggunaan gadget pada sekarang ini telah menyebar luas pada semua
kalangan usia di masyarakat, dari anak anak usia sekolah sampai yang sudah
dewasa sudah tidak asing lagi dengan yang namanya gadget. Pada sebuah survey
penetrasi pengguna internet di Indonesia yang dilakukan oleh Asosiasi
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada tahun 2019-2020 lebih kurang
mencapai 73.7% dari total populasi menggunakan gadget. Peningkatan
penggunaan gadget atau alat yang dapat terkoneksi dengan internet secara mudah
ini terus mengalami peningkatan tiap tahunnya (APJII, 2020)
Berdasarkan hasil penelitian, yang di dapatkan dari Statistika
Telekomunikasi Indonesia (2020) fasilitas gadget memiliki peran yang cukup
signifikan sebagai media untuk mengakses internet. Dalam kurun waktu 2019—
2020, gadget menjadi media yang paling banyak dipilih dalam mengakses
internet. Telepon seluler mendominasi pilihan masyarakat untuk mengakses
internet dengan porsi sekitar 96,95% pada tahun (2019), dan meningkat menjadi
98,31% pada tahun (2020). Pada tahun (2019) sebanyak 15,78% penduduk
mengakses internet melalui laptop, namun menurun menjadi sekitar 13,61% pada
tahun 2020. Sementara itu, akses internet melalui komputer desktop juga
mengalami penurunan, pada tahun 2019 sebanyak 5,47% yang mengakses internet
melalui komputer dekstop, menurun menjadi 4,52% pada tahun (2020).
Pada survei yang dilakukan oleh American Optometric Association (AOA)
2015 menyimpulkan bahwa penggunaan gadget yang berlebihan dapat
menyebabkan ketengan mata yang dapat mencakup mata terasa perih, gatal, atau
lelah, dan juga sakit kepala, penglihatan kabur atau ganda, nyeri pada leher
(Hegde, A. M; Suman, Prachi;Jeyakumar, 2019).
Pada penelitian Chopra (2020) juga menyimpulkan bahwa 53% anak yang
menggunakan gadget secara berlebihan mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi
selama kelas atau dirumah saat belajar, sehingga melaporkan penurunan nilai
mereka secara keseluruhan (Chopra et al., 2020). Dalam penelitian (Suman, 2018)
mencatat 53% orang tua melaporkan adanya penurunan drastis pada nilai sekolah
anak-anak mereka, dan kurang konsentrasi belajar pada saat di rumah maupun di
kelas akibat dari penggunaan gadget.
Pada penelitian lain yaitu penelitian (Kumar, Aravind K; Sherkhane, 2018)
dari 200 subjek yang diteliti 72,2% pengguna gadget berusia 16-20 tahun, 50,2%
diantaranya menggunakan gadget lebih dari 7 jam sehari. 61% diantaranya
mengalami kesulitan dalam kinerja sehari-hari.
Penggunaan gadget yang berlebihan telah muncul sebagai masalah sosial
yang signifikan dengan semakin populernya gadget. ''Kecanduan gadget'' bisa
dianggap sebagai salah satu bentuk kecanduan teknologi. secara operasional
mendefinisikan kecanduan teknologi sebagai kecanduan perilaku yang melibatkan
interaksi manusia-mesin dan bersifat non-kimiawi. Pola perilaku yang serupa,
kecanduan internet, telah dikategorikan sebagai jenis "gangguan terkait zat dan
kecanduan" dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental. Kecanduan
non-zat dikonseptualisasikan dari kriteria diagnostik untuk kecanduan zat yang
telah ditetapkan untuk memberikan konteks bio-psiko-sosial dan arah untuk
model kecanduan yang komprehensif, telah diidentifikasi lima faktor, yaitu
toleransi, penarikan, gejala kompulsif, manajemen waktu, dan masalah
interpersonal & kesehatan dalam kecanduan internet (Y. H. Lin et al., 2014).
Penggunaan gadget secara terus-menerus menyebabkan banyak masalah
kesehatan yang dilaporkan seperti mata tegang, nyeri jari, sakit punggung, nyeri
leher, dan gangguan tidur. Bergantung pada jumlah waktu yang dihabiskan untuk
gadget (durasi dan frekuensi), ada efek samping seperti fisiologis, psikologis,
sosial dan emosional (Kumar & Sherkhane, 2018).
Penyalahgunaan gadget meningkat di abad ke-21 karena semakin banyak
remaja yang menikmati menjelajahi Gadget mereka di waktu luang mereka.
Penggunaan gadget yang berlebihan bisa menjadi tanda kecanduan gadget
(Kibona & Mgaya, 2015).
Menurut para remaja, di satu sisi gadget telah membuat hidup mereka
lebih nyaman, nyaman, dan lebih aman, tetapi di sisi lain penggunaan ponsel yang
berlebihan menyebabkan persepsi kesehatan yang buruk yang meliputi kelelahan,
stres, sakit kepala, dan kesulitan konsentrasi(Prasad et al., 2017)
Hasil penelitian (musariffah, 2018) mengemukakan bahwa ada hubungan
signifikan antara gadget dengan minat belajar pada siswa. Hasil penelitian (Arifin
Larasati Aurora; Rahmadi, 2017) juga melaporkan bahwa ada hubungan
penggunaan gadget dengan konsentrasi belajar.
Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Sumatera Barat, Sekolah
Menengah Atas yang ada di Kabupaten Lima Puluh Kota berjumlah 17 sekolah.
Menurut data Dinas Pendidikan Sumatera Barat, SMA N 1 Kecamatan Guguak
merupakan salah satu sekolah terbaik dan banyak di minati di Kabupaten Lima
Puluh Kota. SMAN ini memiliki siswa dengan jumlah 886 siswa yang tercatat
pada tahun ajaran 2021/2022. Peringkat sekolah ini termasuk dalam kategori baik,
namun SMA ini mengalami penurunan peringkat dalam 3 tahun terakhir dari
peringkat 2 ke peringkat 4. Sekolah ini memperbolehkan siswanya untuk
membawa gadget ke sekolah untuk dijadikan sebagai media yang membantu
dalam proses belajar mengajar.
Hasil wawancara peneliti dengan 5 orang siswa SMAN 1 Kecamatan
Guguak tentang apa sarana yang digunakan untuk mengisi waktu luang dan apa
yang dilakukan bila ada masalah yang dihadapi, 5 siswa menjawab menggunakan
gadget (smarthpnone) untuk mengisi waktu luangnya. Bila ada masalah atau
merasa bosan pada saat proses belajar siswa menggunakan gadget (smarthpnone)
karena dalam gadget banyak aplikasi-aplikasi seperti goggle, musik, game dan
media sosial. Peneliti juga menanyakan apakah siswa mampu melepaskan diri dari
menggunakan gadget (smarthpnone). Empat orang siswa mengatakan sulit karena
selain untuk mencari bahan pelajaran dan hiburan, gadget (smarthpnone) juga
untuk berkomunikasi dan bermedia sosial dengan teman-temannya. Peneliti juga
menanyakan bagaimana konsentrasi siswa terhadap setiap pembelajaran yang
diajarkan, 3 siswa mengaku bahwa hanya bisa fokus belajar selama 1-3 jam saja
setelah itu gadget sudah mempengaruhi pikiran mereka. Siswa juga mengatakan
bahwa apabila sedang mengerjakan tugas mereka selalu menggunakan aplikasi
yang ada didalam gadget untuk membantu dalam mengerjakan tugas. Selama
menggunakan gadget siswa mengaku bahwa kurang berminat untuk belajar.
Berdasarkan uraian tersebut, terlihat bahaya penggunaan gadget
secara berlebihan dapat beresiko menurunkan tingkat konsentrasi belajar
siswa dalam proses pembelajaran. Maka dari itu peneliti merasa perlu untuk
meneliti lebih lanjut “Hubungan Kecanduan Gadget dengan Tingkat
Konsentrasi Belajar Remaja Di SMA N 1 Kecamatan Guguak”

TUJUAN
Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui ada hubungan antara
kecanduan gadget dengan tingkat konsentrasi belajar pada siswa remaja di
SMA N 1 Kecamatan Guguak.
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan
jenis penelitian korelasi dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini
terdiri dari dua variabel yaitu berupa variabel bebas (independen) adalah
kecanduan gadget sedangkan variabel terikat (dependen) ialah konsentrasi
belajar. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2022 di SMA N 1 Kec.
Guguak. Populasi pada penelitian ini adalah remaja kelas X dan XI di SMA N
1 Kec.Guguak dengan total populasi sebanyak 620 orang siswa. Sampel
penelitian ini adalah siswa/i kelas X dan XI SMA N 1 Kec. Guguak yang
berjumlah 268 siswa, dengan teknik pengambilan sampel proportional
stratified random sampling.

HASIL
Karakteristik Reponden Berdasarkan Umur, Jenis Kelamin, Berapa
Lama Menggunakan Gadget, dan Seberapa Sering Memeriksa Gadget
Remaja SMA N 1 Kec.Guguak
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Berdasarkan Umur dan Jenis
Kelamin Responden di SMA N 1 Kecamatan Guguak.

No. Karakteristik Responden f %


1 Umur
a. 16 94 35,1
b. 17 172 64,2
c. 18 2 0,7
2 Jenis Kelamin
a. Laki-laki 78 29,1
b. Perempuan 190 70,9
3 Lama Mnggunakan Gadget
a. 1-2 jam 12 4,5%
b. 3-4 jam 69 25,7%
c. 5-6 jam 108 40,3%
d. >7 jam 79 29,5%
4 Seberapa sering memeriksa gadget
a. Setiap 5 menit 38 14,2%
b. Setiap 10 menit 43 16%
c. Setiap 20 menit 36 13,4%
d. Setiap 30 menit 63 23,5%
e. Setiap 1 jam 55 20,5%
f. Setiap 2 jam 33 12,3%
5 Total 268 100%

Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui bahwa penelitian ini lebih dari
setengah responden yang berumur 17 tahun yaitu sebanyak (64,2%). Dari
jenis kelamin diketahui bahwa siswa yang berjenis kelamin perempuan lebih
banyak dari siswa yang berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 190
responden (70,9%) yang berjenis kelamin perempuan. Selanjutnya terlihat
dari 268 responden terdapat 106 atau 40,3% responden yang yang
menggunakan gadgetnya selama 5-6 jam, 79 atau 29,5% responden yang
menggunakan gadgetnya selama lebih dari 7 jam. Selanjutnya dapat diketahui
bahwa dari 268 responden terdapat 63 atau 23,5% responden yang melihat
gadget setiap 30 menit.
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kecanduan Gadget
di SMA N 1 Kecamatan Guguak tahun 2022 (n=268)

No Kecanduan Gadget f %
1 Rendah 87 32,5
2 Sedang 75 28,0
3 Tinggi 106 39,6
Total 268 100
Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan bahwa dari 268 responden,
terdapat (39,6%) responden yang mengalami kecanduan gadget dengan
kategori tinggi.
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Konsentrasi
Belajar di SMA N 1 Kecamatan Guguak tahun 2022
No Tingkat Konsentrasi Belajar f %
1 Rendah 93 34,7
2 Sedang 88 32,8
3 Tinggi 87 32,5
Total 268 100

Tabel 5.3 menunjukkan bahwa dari 268, terdapat (34,7%) responden


yang memiliki masalah dengan tingkat konsentrasi belajar.
Hubungan kecanduan gadget dengan tingkat konsentrasi belajar
Hasil analisis bivariat antara kecanduan gadget dengan tingkat
konsentrasi belajar remaja di SMA N 1 Kecamatan Guguak tahun 2022 dapat
dilihat pada tabel 5.4 berikut:
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kecanduan Gadget
dengan Tingkat Konsentrasi Belajar Remaja di SMA 1 Kecamatan Guguak

No Kecanduan Tingkat konsentrasi Jumlah p


gadget Rendah Sedang Tinggi value
f % f % f % f % 0,000
1 Rendah 2 0,7 31 11,6 54 20,1 87 32,5
2 Sedang 1 0,4 44 16,4 30 11,2 75 28,0
3 Tinggi 90 33,6 13 4,9 3 1,1 106 39,6
Total 93 24,7 88 32,8 87 32,5 268 100

Pada tabel 5.4 dapat dilihat bahwa dari 87 responden yang kecanduan
gadget dengan kategori rendah terdapat 54 orang atau (20,1%) yang memiliki
tingkat konsentrasi belajar yang baik. Sementara dari 106 orang responden
yang mengalami kecanduan gadget terdapat 90 orang atau (33,6%) responden
yang mengalami tingkat konsentrasi belajar dengan kategori rendah.
Didapatkan juga hasil bahwa dari 268 responden ada 2 responden dengan
konsentrasi belajar dan tingkat kecanduan gadget rendah, dan terdapat 3
responden dengan konsentrasi belajar tinggi dan kecanduan gadget yang
tinggi. Hasil analisis lanjut didapatkan nilai p value 0,000 yang berarti bahwa
terdapat hubungan yang bermakna antara kecanduan gadget dengan tingkat
konsentrasi belajar remaja.

PEMBAHASAN
Kecanduan Gadget
Berdasarkan hasil penelitian kecanduan gadget pada remaja di SMA N
1 Kecamatan Guguak didapatkan dari 268 responden didapatkan (39.6%)
remaja yang mengalami kecanduan gadget dengan tingkat tinggi.
Saat ini, gadget telah menjadi bagian utama dari gaya hidup kita,
sebagai sarana komunikasi dan kebutuhan dasar karena gadget memberikan
manfaat yang tak terhitung banyaknya seperti internet, jejaring sosial, buku
arian pribadi, pengirim pesan dan kamera (Prasad et al., 2017)
Menurut para remaja, di satu sisi gadget telah membuat hidup mereka
lebih nyaman, nyaman, dan lebih aman, tetapi di sisi lain penggunaan gadget
yang berlebihan menyebabkan persepsi kesehatan yang buruk yang meliputi
kelelahan, stres, sakit kepala, dan kesulitan konsentrasi (Prasad et al., 2017).
Sesuai dengan pernyataan yang banyak jawab oleh responden dapat
diidentifikasikan bahwa dari 23,5% responden diketahui dari hasil analisis
kuesioner disebabkan karna responden yang selalu memeriksa gadgetnya
setiap 30 menit dan 38 darinya memeriksa gadgetnya setiap 5 menit, hal ini
dilakukan responden untuk melihat adanya atau tidak pesan dari orang lain
agar tidak melewatkan percakapan dari orang lain di aplikasi manapun.
(Kwon, M; Kim, D.J;Yang, 2013) menyebutkan bahwa istilah
kecanduan gadget ialah sebagai perilakuu perlaku keterikatan atau kecanduan
terhadap gadget yang 67 memungkinkan menjadi masalah sosial seperti
halnya menarik diri, dan kesulitan dalam perfoma aktivitas sehari hari atau
sebagai gangguan control impuls terhadap diri seseorang.
Sebuah studi epidemiologi menunjukkan bahwa pengguna ponsel
yang menggunakan ponsel mereka secara berlebihan lebih rentan terhadap
gejala terkait kesehatan seperti sakit kepala, kelelahan, gangguan konsentrasi,
sulit tidur, dan masalah pendengaran (Liza et al., 2023)
Tingkat Konsentrasi Belajar
Pada hasil penelitian didapatkan hasil dari 268 responden terdapat 90
atau 33,7% responden yang memiliki konsentrasi rendah. Hasil penelitian ini
sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Adelia, T;Fauzi, 2021)
yaitu terdapat 28% yang memiliki konsentrasi rendah.
Factor terpenting yang memiliki dampak langsung pada kinerja
akademik, kegiatan belajar, dan keberhasilannya adalah karakteristik pribadi
siswa. Oleh karena itu, telah ditetapkan dampak berbagai kelompok faktor
pada kinerja akademik siswa, seperti karakteristik intelektual dan pribadi,
motivasi, tingkat pengaturan diri dan pemerintahan sendiri, orientasi nilai,
organisasi proses pendidikan, tingkat keterampilan pedagogik, karya mandiri
siswa dan lain-lain.
Menurut Institute of age physiology of RAE, lebih dari 50% siswa
mengalami kesulitan yang signifikan dalam menguasai program pendidikan,
dan dengan demikian termasuk dalam kategori tidak berhasil dalam belajar
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan hasil bahwa dari 268
responden terdapat 93 responden atau terdapat 34,7% responden yang
mengalami konsentrasi belajar dengan kategori rendah. Dari hasil analisis
kuesioner responden yang mengalami konsentrasi belajar rendah disebabkan
karena responden yang tidak mampu menangkap pelajaran yang diajarkan
oleh guru dengan baik, sehingga tidak mampu memecahkan masalah pada
soal latihan yang diberikan oleh guru.
Hubungan Kecanduan Gadget Dengan Tingkat Konsentrasi Belajar
Berdasarkan dari hasil analisa bivariat dengan uji chi-square diperoleh
p value = 0,000 (p < 0,05), yang artinya terdapat hubungan yang bermakna
antara kecanduan gadget dengan tingkat konsentrasi belajar pada remaja
SMA N 1 Kec. Guguak 2022. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh yang menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara
kecanduan gadget dengan tingkat konsentrasi dengan nilai p value = 0,001 (p
< 0,05). Seseorang dengan kecanduan gadget selain kurang mampu
mengontrol dalam penggunaan gadget, lamanya waktu yang digunakan ketika
memakai gadget berakibat pada kurangnya perhatian langsung secara tatap
muka. Remaja menggunakan gadget gadget sebagai tempat dalam
berkomunikasi seperti mengirim pesan, melakukan panggilan, telepon, media
pembelajaran, dan juga games (Sundari, 2017).
Siswa yang duduk pada bangku Sekolah Menengah atas saat ini lebih
memilih menggunakan waktu senggangnya untuk bermain gadget
dibandingkan berinteraksi dengan teman di kehidupan nyata. Berdasarkan
hasil penelitian, siswa lebih banyak menggunakan gadget selama 3 jam
bahkan lebih. Siswa yang yang menggunakan gadget lebih dari 3 jam
sebanyak 94,5% dari total keseluruhan responden. Hal ini sejalan dengan
penelitian (rahmandani, F; Tinus, 2018) yang mengatakan bahwa rata-rata
penggunaan gadget oleh siswa berada pada rentangan 3 sampai 7 jam dalam
sehari.
Konsentrasi belajar merupakan salah satu modal utama siswa untuk
dapat mengikuti pembelajaran yang diajarkan dengan baik. Pada dasarnya,
siswa yang memiliki konsentrasi belajar rendah akan menyebabkan timbulnya
kreativitas yang berkualitas rendah juga. Hal tersebut akan menyebabkan
ketidakseriusan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Kondisi ini
menyebakan kurangnya pemahaman terhadap topic yang sedang yang sedang
dipelajari (marhaeni, L, 2020). Hal ini sejalan dengan penelitian (Aviana, R;
Hidayah, 2017) yang menyatakan bahwa ketidakseriusan dalam kegiatan
pembelajaran akan mempengaruhi daya pemahaman terhadap materi.

KESIMPULAN

Setelah dilakukan penelitian kepada 268 responden mengenai Hubungan


Kecanduan Gadget dengan Tingkat Konsentrasi Belajar Remaja di SMA N 1
Kecamatan Guguak tahun Ajaran 2021/2022, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa:

a. Terdapat 39,6% remaja yang mengalami kecanduan gadget tinggi


b. Terdapat 34,7% remaja yang memiliki konsentrasi belajar rendah
c. Terdapat hubungan antara tingkat kecanduan gadget dengan
konsentrasi belajar siswa remaja di SMA N 1 Kecamatan guguak.

Diharapkan sekolah lebih mengawasi penggunaan gadget yang banyak


ditemukan pada usia remaja tengah (16-18), dengan cara memonitoring dan
mengawasi siswa dalam penggunaan gadget pada saat jam pembelajaran di
sekolah.
DAFTAR PUSTAKA

Adelia, T;Fauzi, T. (2021). Pengaruh Penggunaan Gadget Terhadap Konsentrasi


Siswa di SMA N 6 Prabumulih. Jurnal Wahana Konseling, 4.

Arifin Larasati Aurora; Rahmadi, F. A. (2017). Hubungan Tingkat Kecanduan


Gadget Dengan Prestasi. Jurnal Kedokteran Diponegoro, 6(2), 728–736.

Aviana, R; Hidayah, F. (2017). pengaruh tingkat konsentrasi belajar siswa


terhadap daya pemahaman materi di SMA N 2 Batang. Jurnal Pendidikan
Sains.

Bester, G., & Brand, L. (2013). The effect of technology on learner attention and
achievement in the classroom. South African Journal of Education, 33(2), 1–
15. https://doi.org/10.15700/saje.v33n2a405

Chóliz, M. (2012). Mobile-Phone Addiction in Adolescence: The Test of Mobile


Phone Dependence (TMD). Progress in Health Sciences, 2(1), 33–44.
http://search.ebscohost.com/login.aspx?
direct=true&profile=ehost&scope=site&authtype=crawler&jrnl=20831617&
AN=78040680&h=wphb8c4wPyj5YcT1/
vqPudXDBkNUljaaRiQjdQ6NKMAYG/VOmymP2FqL/
WjgIEElaALzzXRkxi26TNJ9EtX4zQ==&crl=c

Chopra, S., Bansal, P., & Bansal, P. (2020). Journal of Advanced Medical and
Dental Sciences Research |Vol. 8|Issue 1|. J Adv Med Dent Scie Res, 8(1),
184–186. https://doi.org/10.21276/jamdsr

Fajri, Z., Toba, R., Muali, C., Ulfah, M., & Zahro, F. (2022). The Implications of
Naturalist Illustration Image Media on Early Childhood Learning
Concentration and Motivation. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia
Dini, 6(4), 3278–3290. https://doi.org/10.31004/obsesi.v6i4.2092

Gupta, R. (2019). Nomophobia : A Gadget Addiction. The International Journal


of Indian Psychology, 7(1), 969–979. https://doi.org/10.25215/0701.110

Hegde, A. M; Suman, Prachi;Jeyakumar, C. (2019). Effect of Electronic Gadgets


on the Behaviour, Academic Performance and Overall Health of School
Going Children- A Descriptive Study. Journal of Advanced Medical and
Dental Sciences Research, 7.

Kibona, L., & Mgaya, G. (2015). Gadgets’ Effects on Academic Performance of


Higher Learning Students. Journal of Multidisciplinary Engineering Science
and Technology, 2(4), 3159–40. www.jmest.org

Kumar, Aravind K; Sherkhane, M. S. (2018). Assessment of gadgets addiction


and its impact on health among undergraduates.

Kumar, A. K., & Sherkhane, M. S. (2018). Assessment of gadgets addiction and


its impact on health among undergraduates. International Journal Of
Community Medicine And Public Health, 5(8), 3624.
https://doi.org/10.18203/2394-6040.ijcmph20183109

Kwon, M; Kim, D.J;Yang, S. (2013). The Gadget Addiction Scale: Development


and validation of short version for adolescent. Plos One.

Lin, Y. H., Chang, L. R., Lee, Y. H., Tseng, H. W., Kuo, T. B. J., & Chen, S. H.
(2014). Development and validation of the Gadget Addiction Inventory
(SPAI). PLoS ONE, 9(6). https://doi.org/10.1371/journal.pone.0098312

Lin, Y., & Zhou, X. (2022). Bedtime gadget use and academic performance: A
longitudinal analysis from the stressor-strain-outcome perspective.
Computers and Education Open, 3(January), 100110.
https://doi.org/10.1016/j.caeo.2022.100110

Liza, M. M., Iktidar, M. A., Roy, S., Jallow, M., Chowdhury, S., Tabassum, M.
N., & Mahmud, T. (2023). Gadget addiction among school-going children
and its association to cognitive function: A cross-sectional survey from
Bangladesh. BMJ Paediatrics Open, 7(1). https://doi.org/10.1136/bmjpo-
2022-001759

Marbun, S. (2018). Psikologi Pendidikan. Uwaus Inspirasi Indonesia.

marhaeni, L, P. (2020). hubungan penggunaan gadget dengan konsentrasi belajar


biologi siswa SMA. Jurnal Pendidikan Biologi Undiksa, 7.

musariffah, nur aini. (2018). Hubungan Penggunaan Gadget dengan Minat


Belajar Siswwa SMA Negeri 1 Gedangan Sidoarjo. Jurnal Pendidikan
Ekonomi (JUPE).
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jupe/article/view/25050

Prasad, M., Patthi, B., Singla, A., Gupta, R., Saha, S., Kumar, J. K., Malhi, R., &
Pandita, V. (2017). Nomophobia: A cross-sectional study to assess mobile
phone usage among dental students. Journal of Clinical and Diagnostic
Research, 11(2), ZC34–ZC39.
https://doi.org/10.7860/JCDR/2017/20858.9341

rahmandani, F; Tinus, A. (2018). Analisis dampak penggunaan gadget (gadget)


terhadap karakter kepribadian dan karakter (kekar) peserta didik di SMA 9
Malang. Jurnal Civic Hukum.

sugesti, putri setyowati. (2020). Hubungan Kebiasaan Sarapan Pagi Dengan


Tingkat Konsentrasi Belajar Pada Remaja Di Smp Negeri 1 Gantiwarno.
http://repository.stikesmukla.ac.id/1607/

Sundari, T. (2017). effect of mobile phone of use on academic perfomance of


Collage going young adult in india. International Journal of Applied
Research.

You might also like