Professional Documents
Culture Documents
Laprak Faqih TPLD D4 TRPM 2340505052
Laprak Faqih TPLD D4 TRPM 2340505052
Laprak Faqih TPLD D4 TRPM 2340505052
DISUSUN OLEH:
NPM : 2340505052
LABORATORIUM PENGELASAN
Menyatakan bahwa laporan yang telah saya buat ini adalah sah dan asli dari hasil
praktikum yang telah saya lakukan dengan sebaik – baiknya, dan telah diperiksa :
Hari : Senin
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karunia-Nya kepada kami, sehingga laporan Praktikum Teknik Pengelasan Logam
Dasar dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Adapun penulisan Laporan
Praktikum ini disusun untuk memenuhi mata kuliah Kuliah Praktikum Teknik
Pengelasan Logam dasar Program Studi D4 Teknologi Rekayasa Perancangan
Manufaktur, Fakultas Teknik, Universitas Tidar, Magelang. Praktikum ini penulis
laksanakan di Bengkel Jurusan Teknik Mesin dan Industri Fakultas Teknik
Universitas Tidar. Dalam laporan ini penulis membahas tentang cara pengelasan
menggunakan las SMAW dan Langkah kerja pengelasan serta prosedur K3 dalam
pengelasan. Kami memahami dan menyadari terlaksananya kegiatan praktikum
hingga tersusunnya laporan ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dukungan, dan
perhatian dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
Dalam menyusun laporan ini, kami menyadari bahwa masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan tanggapan, kritik, dan saran
dari semua pihak demi kesempurnaan laporan ini.
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
DASAR TEORI
2
B. Kekurangan Las SMAW.
Adapun kekurangan dari Las SMAW adalah sebagai berikut :
1. Pengelasan terbatas hanya sampai sepanjang elektoda dan harus
melakukan penyambungan.
2. Setiap akan melakukan pengelasan berikutnya slag harus
dibersihkan.
3. Tidak dapat digunakan untuk pengelasan bahan baja non- ferrous.
4. Mudah terjadi oksidasi akibat pelindung logam cair hanya busur las
dari fluks.
5. Diameter elektroda tergantung dari tebal pelat dan posisi
pengelasan.
A. Mesin las
Mesin las adalah bagian terpenting dari peralatan las. Mesin ini
harus dapat memberi jenis tenaga listrik yang diperlukan dan tegangan yang
cukup untuk terus melangsungkan suatu lengkung listrik las.
1. Transformator.
Mesin ini memerlukan sumber arus bolak-balik dan sebaliknya
memberi arus bolak-balik dengan voltase (tegangan) yang lebih rendah
pada proses pengelasan. Berdasarkan system pengaturan arus yang
digunakan, mesin las 3 busur listrik AC dapat dibagi dalam empat jenis
yaitu: jenis inti bergerak, Jenis kumparan bergerak, jenis reaktor jenuh
dan jenis saklar.
3
keluar. Arus listrik yang digunakan untuk memperoleh nyala busur
listrik adalah arus searah. Arus searah ini berasal dari mesin las yang
berupa dinamo motor listrik searah. Dinamo dapat digerakkan oleh
motor listrik, motor bensin, motor diesel, atau alat penggerak lainnya
yang memerlukan peralatan yang berfungsi sebagai penyearah arus.
Penyearah arus atau rectifier berfungsi untuk mengubah arus bolak-balik
(AC) menjadi arus searah (DC). Mesin las rectifier arus searah ini
mempunyai beberapa keuntungan, antara lain:
a. Nyala busur listrik yang dihasilkan lebih stabil dan tenang
b. Setiap jenis elektroda dapat digunakan untuk pengelasan pada
mesin DC
c. Tingkat kebisingannya lebih rendah
d. Mesin las lebih fleksibel, karena dapat diubah ke arus bolak-
balik atau arus searah.
3. Inverter.
Pada tipe ini sumber power menggunakan inverter. Power berasal
dari sumber utama yang diubah menjadi DC tegangan tinggi, AC
fekwensi tinggi antara 5 sampai 30 KHz. Keluaran dari rangkaian
dikontrol menurut prosedur pengelasan yang diperlukan. Frekwensi
tinggi diubah menjadi tegangan pada saat pengelasan. Keuntungan dari
inverter adalah menggunakan transformer kecil, semakin kecill
transformer semakin meningkat frekwensinya. Dapat dikontrol dari
jarak jauh dan ada yang menggunakan display.
4. Generator.
Terdiri dari generator arus listrik bolak balik dan searah yang
dijalankan dengan sebuah mesin (bensin atau diesel). Karena sumber
energinya bahan bakar maka dalam pemakaiannya mesin ini banyak
digunakan dilapangan (jauh dari sumber listrik) dan mengeluarkan asap.
Kokoh, busur yang dihasilkan stabil, suaranya berisik, berat, mahal,
design dan perawatannya rumit.
B. Stick electrode.
Pemegang Elektroda (Stick Elektrode) berfungsi untuk
menjepit/memegang ujung elektroda yang tidak berselaput. Alat ini
dirancang supaya bisa memudahkan penggantian elektroda las dan mampu
mengalirkan arus listrik dengan baik, sehingga arus yang mengalir dari
kabel ke elektroda dapat berjalan sempurna. Pemegang elektroda dibungkus
oleh bahan penyekat, biasanya terbuat dari ebonit. Bagian terpenting dari
pemegang elektroda adalah bagian mulutnya (bagian memegang/menjepit),
bagian ini harus bersih agar hambatannya kecil sehingga baik untuk
mengalirkan arus.
4
C. Tang massa.
Tang massa berfungsi untuk menghubungkan kabel massa ke benda
kerja atau ke meja kerja. Tang massa juga berfungsi sebagai alat untuk
mengalirkan arus listrik dari kabel massa ke benda kerja atau meja kerja.
Oleh karena itu, tang massa harus dijepitkan pada bagian yang bersih dan
mampu menghantarkan arus listrik dengan baik.
D. Kabel las.
Kabel las digunakan untuk mengalirkan arus listrik dari sumber
listrik ke mesin las atau dari mesin las ke elektroda dan penjepit benda kerja.
Kabel penghantar arus ini dirancang khusus untuk pengelasan, dan harus
mampu mengalirkan arus listrik yang besar dengan baik dari mesin las ke
pemegang elektroda maupun ke penjepit benda kerja. Inti dari kabel ini
terbuat dari kawat tembaga yang dipintal, dibungkus dengan isolator dan
diberi penguat agar tidak mudah patah dan terkelepas. Kabel ini harus
fleksibel, tidak kaku supaya gerakan tangan operator tidak terganggu.Aagar
sambungan kabel baik, kuat, dan mudah dipasang/dilepas dibutuhkan
penyambungan kabel yang khusus.
A. Prosedur
1. Persiapan alat dan bahan.
a. Potong plat besi ukuran 100 mm X 100 mm dengan ketebalan
10 mm menggunakan mesin gergaji
b. Haluskan pinggiran plat bekas gergaji menggunakan
kikir/gerinda
2. Gunakan APD ( Alat Pelindung Diri )
3. Proses pengelasan
a. Siapkan mesin dan peralatan pengelasan.
b. Hidupkan mesin las dan pasang penjepit kutup negatif las pada
meja las
c. Taruh dua plat besi di meja las, sejajarkan kedua plat tersebut
dan beri jarak sekitar satu diameter elektroda las.
d. Atur ampere las dari 60 Ampre di proses pengelasan pertama, di
pengelasan ke dua dengan 70 Ampre , ketiga dengan 80 Ampre
dan 90 Ampre untuk proses pengelasan yang terakhir
e. Lakukan proses pengelasan dengan teknik bebarapa teknik.
1. Teknik Zig – Zag
2. Teknik melingkar (spiral)
3. Teknik segitiga
5
f. Bersihkan setiap permukaan hasil pengelasan menggunakan
palu las dan sikat baja
g. Amati setiap hasil dari proses pengelasan tersebut
6
BAB III
3.1 Bahan
A. Plat besi.
Plat digunakan sebagai object untuk pengelasan dengan diameter
100 mm x 100 mm dengan ketebalan 10 mm.
B. Elektroda.
Bagian yang sangat penting dalam las elektroda terbungkus adalah
elektroda. Jenis elektroda yang digunakan akan sangat menetukan hasil
pengelasan.
1. Fungsi Elektroda.
a. Sebagai pelindung busur las dari pengaruh atmosfir seperti
oksigen, nitrogen dan udara.
b. Mencegah terjadinya ionisasi pada ujung elektroda
c. Menjaga busur tetap stabil.
d. Menghasilkan terak dan slag.
e. Sebagai unsur pemadu.
f. Untuk mengontrol kecairan elektroda.
g. Untuk mengontrol penetrasi pada sambungan las.
h. Untuk mengontrol profil atau kontur las khususnya pada proses
pengelasan yang menggunakan bahan tambah (filler metal).
2. Bagian Elektroda.
Elektroda yang terbungkus merupakan sumber logam las yang
terdiri dari:
a. Sumbu elektroda merupakan logam pengisi yang meleleh di
dalam lengkung listrik bersama-sama dengan bahan induk dan
kemudian membeku membentuk kampuh las.
b. Pembungkus elektroda (fluks) mengurai didalam lengkung
listrik dan menghasilkan perisai gas CO2 dan juga suatu lapisan
padat, yang keduaduanya melindungi kampuh las yang sedang
terbentuk terhadap pengaruh yang merusak dari udara
sekelilingnya.
Selain berfungsi melindungi kampuh las, fluks juga berfungsi:
1. Mencegah terbentuknya oksida-oksida dan nitrida logam,
sewaktu proses pengelasan berlangsung.
2. Membuat terak pelindung sehingga dapat mengurangi
kecepatan pendinginan, hal ini bertujuan agar hasil lasan
yang terjadi tidak getas dan rapuh.
3. Memberikan sifat-sifat khusus terhadap hasil las-lasan
dengan cara menambahkan zat-zat tertentu yang terkandung
dalam selaput.
7
4. Menstabilkan terjadinya busur api dan mengarahkan nyala
busur api sehinggga mudah dikontrol.
5. Membantu mengontrol ukuran dan frekuensi tetesan logam
cair.
6. Memungkinkan dilakukannya posisi pengelasan yang
berbeda-beda.
3.2 Alat
A. Mesin las SMAW
8
C. Sikat kawat (Wire brush)
Sikat kawat berfungsi untuk membersihkan benda kerja yang akan
dilas dan sisa-sisa terak yang masih ada setelah dibersihkan dengan palu
terak. Bahan serabut sikat terbuat dari kawat-kawat baja yang tahan
terhadap panas dan elastis, dengan tangkai dari kayu yang dapat mengisolasi
panas dari bagian yang disikat.
D. Tang penjepit.
Untuk menjepit/memindahkan benda-benda yang panas yang
memperoleh panas dari pengelasan. Tangkai tang biasanya diisolasi.
9
5/32 3/16 110 – 170
3/16 1/4 150 – 225
1/4 3/8 150 – 225
1/4 1/2 190 – 350
5/16 3/4 200 – 450
5/16 1 200 - 450
10
Gambar 3. 6 Posisi sambungan sudut
C. Gunakan APD
a. Appron kulit.
b. Sarung tangan.
c. Sepatu safety.
d. Topeng las (welding mask).
11
Gambar 3. 8 Elektroda RB-26
E. Proses pengelasan.
1. Hidupkan mesin las.
2. Pasang tang massa pada kutub negatif las pada meja las.
3. Taruh plat besi di meja las.
4. Pasang elektroda RB-26 (2,6 mm) ke pemegang elektroda (stick
electrode), posisikan elektroda tegak atau miring sesuai kenyamanan
kalian.
5. Atur ampere las dari 60 ampere di proses pengelasan pertama, di
pengelasan ke dua dengan menggunakan 70 ampere, ketiga dengan 80
ampere dan 90 ampere untuk proses pengelasan yang terakhir.
6. Lakukan proses pengelasan dengan Teknik rigi-rigi dengan jarak satu
elektroda.
7. Bersihkan elektroda dengan palu las dan sikat hasil las-lasan
menggunakan sikat kawat.
8. Amati setiap hasil dari proses pengelasan tersebut.
12
13. Amati hasil dari proses pengelasan tersebut.
13
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Dari praktikum pengelasan SMAW pada saat besi plat dengan ketebalan 10
mm. Ampere pada mesin las sangat berpengaruh terhadap hasil las-lasan. Pada
proses pengelasan Ampere 60 dan 70, proses pengelasa kurang begitu bagus
pada proses teknik rigi – rigi kurang begitu bagus karena elektroda tidak
mencair sempurna alhasil hasil lasan menjadi kurang begitu matang. Pada
proses pengelasan Ampere 80 dan 90, proses pengelasan bagus pada Ampere
80, pada proses rigi – rigi mudah dan hasil lasan matang, pada proses
pengelasan di Ampera 90, pada proses rigi – rigi elektroda terlalu encer atau
cepat meleleh akibat dari tingginya ampere hasil lasan menjadi lebar, namun
hasil lasan bagus.
4.2 Saran
Setiap memulai praktik pengelasan pastikan sudah membaca modul
pengelasan. Ketika praktik pengelasan pastikan juga selalu menjaga dan
menggunakan safety demi keamanan diri dan sekitar. Siapkan alat dan bahan
terlebih dahulu.
Pada saat praktik perhatikan ketebalan besi, elektroda, dan ampere pada
mesin las. Karena elektroda berpengaruh pada besi yang di las dan ampere
berpengaruh pada hasil cair elektroda.
14
DAFTAR PUSTAKA
https://staffnew.uny.ac.id/upload/132299864/pengabdian/Materi+PPM+SMAW+
pakem.pdf
https://smkn5batam.sch.id/2020/01/21/kegiatan-praktik-siswa-pengelasan-smaw-
posisi-3g-up/
15
LAMPIRAN
16