Tipologi Pemilih Pemula Pada Pilkada Jabar 2018 Studi Tentang Tipe Pemilih Dari Kalangan Remaja Di Kabupaten Purwakarta

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 20

Jurnal Adhyasta Pemilu

ISSN 2809-3321
Vol. 4 No. 1 2021, Hal. 46-65

Tipologi Pemilih Pemula pada Pilkada Jabar 2018


Studi tentang Tipe Pemilih dari Kalangan Remaja di Kabupaten Purwakarta
Beginning Voter Typology in West Java General Election 2018
A Study on Types of Voters among Adolescents in Purwakarta Regency

Rohendi1
Faisal Muzzammil2
STAI DR. KHEZ. Muttaqien Purwakarta
Jl. Baru Maracang, No. 35, Purwakarta, Jawa Barat
E-mail:
rohendi@staimuttaqien.ac.id
faisal@staimuttaqien.ac.id

Abstract
The dynamics and reality of the Beginner Voters in each General Election is an exciting and vital entity
to study and research, including the study of the First Voters in Purwakarta Regency in the 2018 West
Java (Jabar) Regional Head Election (Pilkada). Beginner Voters in the 2018 West Java Pilkada, this study
aims to reveal and describe: (1) the reality of the 2018 West Java Pilkada in Purwakarta Regency; (2)
Types of Beginner Voters for the 2018 West Java Regional Head Elections in Purwakarta Regency. This
research employs a qualitative descriptive-analytic method that includes three data gathering
techniques: interviews, documents, and group discussion forums. This research is based on the voter
typology idea. Two fundamental discoveries were discovered in this study as a consequence of data
analysis, namely: (1) the category of Beginner Voters in the 2018 West Java Regional Head Elections in
Purwakarta Regency were voters aged 17-20 years; (2) The Type of Beginner Voters in the 2018 West
Java Pilkada in Purwakarta is Rational Voters. The findings of this investigation lead to two suggestions:
(1) To develop a theory about political studies among adolescents; (2) As a guide in conducting political
campaign strategies and political education for youth.
Keywords: purwakarta regency; beginner voters; pilkada jabar 2018; voter type
Abstrak
Dinamika dan realita Pemilih Pemula pada setiap Pemilihan Umum menjadi entitas yang menarik dan
penting untuk dikaji serta diteliti, termasuk juga studi tentang Pemilih Pemula di Kabupaten Purwakarta
pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Barat (Jabar) tahun 2018. Berlatar belakang dari dinamika
dan realita Pemilih Pemula pada Pilkada Jabar 2018, maka studi ini bertujuan untuk mengungkap dan
menggambarkan: (1) Realitas Pilkada Jabar 2018 di Kabupaten Purwakarta; (2) Tipe Pemilih Pemula
Pilkada Jabar 2018 di Kabupaten Purwakarta. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif
analitik yang meliputi tiga teknik pengumpulan data: wawancara, dokumen, dan forum diskusi
kelompok.. Studi ini berlandaskan pada teori tentang tipologi pemilih. Dalam studi ini, ditemukan dua
penemuan kunci berdasarkan hasil analisis data: yaitu: (1) Kategori Pemilih Pemula pada Pilkada Jabar
2018 di Kabupaten Purwakarta adalah pemilih yang berusia 17-20 tahun; (2) Tipe Pemilih Pemula pada
Pilkada Jabar 2018 di Purwakarta adalah Pemilih Rasional. Terdapat dua rekomendasi dari hasil
penelitian ini, yakni: (1) Untuk mengembangkan teori tentang kajian Politik di kalangan remaja; (2)
Sebagai panduan dalam melakukan strategi kampanye politik dan pendidikan politik untuk kalangan
remaja.
Kata Kunci: kabupaten purwakarta; pemilih pemula; pilkada jabar 2018; tipe pemilih

Rohendi & Faisal Muzzammil | 46


1. Pendahuluan tahun, Indonesia mengadakan pesta
Pada tahun 2018 Indonesia telah demokrasi secara reguler –baik Pilpres
menyelenggarakan pemilihan kepala maupun Pilkada– selalu memunculkan
daerah (Pilkada) serentak. Menurut data jumlah Pemilih Pemula yang terus
Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), meningkat dari setiap periode Pemilihan
'perhelatan wujud demokrasi tersebut Umum. Berdasarkan data dari KPU Jawa
dilaksanakan di 171 daerah di seluruh Barat, ada peningkatan sejumlah 10 persen
Indonesia. (Prasetia, 2017). Provinsi Jawa Pemilih Pemula dari periode 2013 sampai
Barat (Jabar) merupakan salah satu provinsi dengan periode 2018 (Dinillah, 2018).
yang ikut serta dalam Pilkada Serentak Jumlah tersebut merupakan jumlah yang
2018. Jawa Barat menjadi provinsi yang signifikan untuk pemberi suara pada
mendapat banyak fokus dan perhatian dari Pemilihan Umum, mengingat “suara” dari
berbagai kalangan pada pesta demokrasi para Pemilih Pemula sangat berharga
tahun 2018 lalu. Kontestasi Politik di dalam suatu event Pesta Demokrasi.
wilayah Bumi Tatar Pasundan tersebut, Menelaah dari fenomena tersebut, suara
tidak kalah “hangat” dengan yang terjadi di Pemilih Pemula sangat berpengaruh dalam
Pilkada DKI Jakarta (Rosadi, 2017). setiap Pemilu (Iman & Saubani, 2018),
Provinsi Jawa Barat yang merupakan termasuk juga pada Pilkada Jawa Barat yang
daerah terbesar dan terdekat dengan Ibu dilakukan 27 Juni 2018 lalu.
Kota Negara, sangat terpengaruh dengan Dinamika politik Pemilih Pemula yang
dinamika politik yang berada di pusat sangat dinamis, menjadi entitas penting
pemerintahan. Pasangan Calon (Paslon) dan perlu untuk dilakukan studi yang lebih
Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat lanjut. Jawa Barat adalah salah satu provinsi
yang terdiri dari empat Paslon memiliki terbesar di Indonesia berdasarkan jumlah
peran dalam dinamika politik Pilkada di penduduknya, memiliki jumlah pemilih
Jawa Barat. Masing-masing Paslon telah yang cukup potensial bagi para masing-
gencar melakukan sosialisasi, kampanye, masing calon yang akan berkompetisi pada
dan menarik perhatian calon pemilih. pemilihan “Orang Nomor 1 dan 2” di Bumi
Masing-masing Paslon memiliki berbagai Pasundan. Banyaknya jumlah calon pemilih
strategi untuk mendapatkan perhatian dan tetap pada Pilkada Jabar 2018, berimplikasi
meningkatkan elektabilitas dan popularitas pada banyaknya jumlah Pemilih Pemula
mereka.. Ada yang dengan cara silaturahmi sebagai “kantong suara” yang diperebutkan
ke Pondok Pesantren (Affandi, 2020), oleh keempat calon yang telah
blusukan ke pasar tradisional (Prastiwi, berkompetisi pada Pilkada Jabar 2018
2018) dan daerah-daerah terpencil di Jawa tersebut.
Barat, berbaur dengan petani dan nelayan Pilkada Jabar 2018, diikuti oleh 4
(Firdaus, 2018), sampai pendekatan pada Paslon yang terdiri dari: (1) Ridwan Kamil-
kalangan remaja “zaman now” sebagai Uu Ruzhanul Ulum; (2) Tubagus Hasanudin-
calon pemilih pemula (Rahmawati & Anton Charliyan Amanah; (3) Sudrajat-
Djuyandi, 2019). Ahmad Syaikhu; (4) Deddy Mizwar-Dedi
Menarik untuk diamati, setiap lima Mulyadi. Keempat Paslon tersebut

Rohendi & Faisal Muzzammil | 47


mempunyai strategi masing-masing untuk Firmanzah (2008), terdapat empat tipe
menarik perhatian dan merebut suara dari pemilih: (1) Pemilih Tradisional; (2) Pemilih
para Pemilih “Milenial” ini (Toriq, 2018), Rasional; (3) Pemilih Kritis; dan (4) Pemilih
bahkan bukan hanya Paslon saja, Pemilih Skeptis. Tipologi Pemilih dari Firmanzah
pemula di Jawa Barat juga gencar dijajaki tersebut, dapat menjadi acuan dasar dan
oleh KPU Jawa Barat agar dapat landasan teoretis untuk membantu
menggunakan hak pilihnya dengan baik, mengungkapkan Tipologi Pemilih Pemula
tepat, dan akurat. (Siswadi & Amirullah, pada Pilkada Jabar 2018 dengan objek
2018). penelitian utama yaitu para pemilih remaja
Mengamati berbagai strategi yang di Kabupaten Purwakarta.
dilakukan Paslon dan KPU Jabar dalam Berlatar belakang dari fenomena dan
menarik simpati dan kesadaran politik dari fakta tentang dinamika politik Pemilih
Pemilih Pemula, maka dapat dikatakan Pemula pada Pilkada Jabar 2018 yang telah
bahwa suara, kontribusi, dan peran Pemilih diuraikan tersebut, maka perlu untuk
Pemula memiliki kontribusi untuk dilakukan sebuah studi tentang Tipologi
kesuksesan Pilkada Jabar 2018 lalu. Nasib Pemilih Pemula pada Pilkada Jabar 2018.
Jawa Barat selama lima tahun saat ini Studi ini menjadi sangat perlu untuk
sangat ditentukan oleh “suara” dari para dilakukan, karena dapat mengungkapkan
Pemilih Pemula. Pemilih Pemula menjadi kesadaran politik dan memetakan
salah satu faktor penting bagi keberhasilan kecenderungan politik dari para Pemilih
dalam sebuah Pemilihan Umum, termasuk Pemula pada Pilkada Jabar 2018 di
juga di Jawa Barat. Alhasil, pemilih pemula Kabupaten Purwakarta.
ini menjadi bahan penelitian dan kajian Permasalahan yang berkaitan dengan
yang menarik., khususnya pada konteks fenomena dan dinamika politik di kalangan
Tipologi Pemilih Pemula. Studi tentang pemilih pemula pada Pilkada Jabar 2018 di
tipologi pemilih pemula ini dapat Kabupaten Purwakarta merupakan titik
berimplikasi pada terungkapnya awal dan landasan penting bagi penelitian
kecenderungan politik para pemberi suara ini dilakukan. Artikel ini bermaksud
dari kalangan remaja. Pemilih Pemula1 mengungkap dan menggambarkan realitas
sendiri, secara definitif adalah orang yang Pilkada Jawa Barat 2018 di Kabupaten
memberikan suara untuk pertama kalinya Purwakarta berdasarkan latar belakang dan
karena mereka berusia antara 17 dan 21 identifikasi masalah serta tipe Pemilih
tahun (Yuningsih & Warsono, 2014). Pemula Pilkada Jabar 2018 di Kabupaten
Dikaji dari perspektif teori ilmu politik, Purwakarta.
secara umum dan mendasar menurut

1
Secara normatif, yang dinamakan Pemilih Pemula TNI/Kepolisian; dan (4) Tidak Dicabut Hak
ilah masyarakat Indonesia yang telah memenuhi Politiknya oleh Pengadilan (UU RI No 7 Tahun 2017
syarat-syarat untuk memilih, yaitu: (1) Usia sudah 17 tentang Pemilihan Umum, BAB IV HAK
tahun; (2) Sudah/Pernah Kawin; (3) MEMILIH, Pasal 198-200).
Purnawirawan/Sudah Tidak Aktif Menjadi Anggota

Rohendi & Faisal Muzzammil | 48


2. Metode Penelitian lebih dalam dari narasumber terkait
Studi tentang Model Pemilih Pemula dinamika dan realita Pemilih Pemula
pada Pilkada Jabar 2018 di Kabupaten Pilkada Jabar 2018 di Kabupaten
Purwakarta ini menggunakan metode Purwakarta. Narasumber pada wawancara
analisis deskriptif kualitatif. Rakhmat ini meliputi para remaja sebagai Pemilih
dalam Muzzammil (2021, p. 112) Pemula, Komisioner KPU Kab. Purwakarta –
menjelaskan bahwa analisis deskriptif Ketua KPU Purwakarta dan 5 orang anggota
kualitatif merupakan suatu metodologi yang diminta pandangan dan pendapatnya
penelitian yang dilaksanakan dengan cara terkait penyelenggaraan Pilkada Jabar
melakukan pengamatan, mengumpulkan 2018 di Kab. Purwakarta– dan stakeholder
dan memaparkan semua peristiwa serta terkait seperti para akademisi, praktisi dan
data yang akan dianalisis. Kajian dengan pegiata literasi politik. (2) Dokumen. Studi
metodologi kualitatif, menurut Moleong dokumentasi ini dilakukan dengan cara
dalam Muzzammil (2021, h. 3), efektif mengamati dan menganalisis dokumen-
untuk memahami kejadian-kejadian yang dokumen yang terkit dengan pelaksanaan
dialami subjek penelitian.. Mulyana (2010) Pilakada Jabar 2018 di Kabupaten
menyatakan bahwa hasil akhir dari studi Purwakarta. (3) Focus Group Disscusion
menggunakan metode analisis deskriptif (FGD). Melengkapi analisis terhadap hasil
kualitatif ini ialah didapatkannya hasil dan wawancara dan studi dokumentasi, maka
temuan analisis yang menjadi kesimpulan dilakukan FGD. Tujuan dari FGD ini untuk
suatu studi. menggali dan memperkaya perspektif
Penggunaan metode analisis deskriptif tentang dinamika dan fenomena Pemilih
kualitatif dalam studi ini, pada tataran Pemula di Kabupaten Purwakarta pada
praktisnya dimulai dengan mengumpulkan Pilkada Jabar 2018. FGD dalam studi ini
berbagai sumber data yang berkaitan melibatkan beberapa peserta dari kalangan
dengan fenomena, dinamika, dan realita pemilih pemula (5 orang perwakilan
para pemilih dari kalangan remaja di pemilih pemula), KPU Kab. Purwakarta (2
Kabupaten Purwakarta pada Pilkada Jabar orang komisioner), Bawaslu Kab.
2018. Selanjutnya data-data tersebut Purwakarta (1 orang represetasi dari
dianalisis secara teoretis dengan Bawaslu) dan civitas akademika STAI DR.
menggunakan teori dan referensi yang KHEZ. Muttaqien Purwakarta (2 orang
relevan dengan entitas yang dikaji dan Dosen dan 3 mahsiswa). Pemilihan para
dianalisis. Tahap terakhir pada studi peserta FGD seperti yang disebutkan tadi,
tentang Model Pemilih pada Pilkada Jabar berdasarkan pertimbangan bahwa setiap
2018 di Kabupaten Purwakarta ini ialah peserta tersebut merepresentasikan dari
menyajikan konklusi yang disertai dengan setiap unsur yang terlibat dalam Pilkada
rekomendasi dan signifikansi hasil studi. Jabar 2018. Selain itu, para peserta FDG
Teknik pengumpulan data dalam studi tersebut diasumsikan memiliki komptensi
ini menggunakan tiga cara, yaitu: (1) di bidang kajian politik berdasarkan
Wawancara. Teknik wawancara ini pengalaman dan pandangannya masing-
gunakan untuk menggali informasi yang masing. FGD ini dilaksanakan setelah

Rohendi & Faisal Muzzammil | 49


pengumpulan data dirasa memadai untuk karena "ajaran Islam" yang dipadukan
selanjutnya masuk pada tahapan analisis dengan "Budaya Sunda".
data. Secara empiris, FGD ini dilaksanakan 3. Perspektif Teori
sebelum penulisan hasil studi. FGD ini Empat tipe pemilih dari Firmanzah
memperkuat hasil analisis terhadap data- (2008) menjadi landasan teoretis dan “alat
data yang diperoleh selama penelitian. analisis” dalam studi tipologi pemilih
Hasil FGD tersebut akan lebih melengkapi pemula di Kabupaten Purwakarta pada
pembahasan pada hasil studi ini. Pilkada Jabar 2018 ini. Secara singkat,
Penelitian berlokasi di Kabupaten berikut penjelasan tentang empat tipe
Purwakarta; Adapun subjek penelitian ini pemilih tersebut: Pertama, rational choice.
adalah “Pemilih Pemula” yang berasal dari Pemilih seperti ini lebih mementingkan
kalangan remaja. Pemilihan Kabupaten kemampuan kandidat atau partai politik
Purwakarta sebagai locus penelitian dalam menjalankan agenda tugasnya.
didasarkan atas beberapa pertimbangan: Pemilih semacam ini dibedakan oleh
Pertama, dinamika politik yang terjadi di kurangnya perhatian mereka terhadap
Purwakarta sangat dinamis dibanding afiliasi ideologis kandidat atau partai
dengan daerah lain di Jawa Barat. politik.. Pemilih tipe rasional ini tidak ragu
Fenomena ini terjadi karena jarak untuk pindah pada pilihan lain, dengan
Purwakarta dengan Ibu Kota Provinsi Jawa beralih dari seorang kontestan atau partai
Barat, yaitu Bandung sangat dekat, politik ke kontestan atau partai politik
sehingga iklim politik yang terjadi di pusat lainnya pada saat tidak bisa memberikan
pemerintah provinsi berimplikasi pada
penyelesaian bagi permasalahan nasional.
dinamika politik di Purwakarta. Kedua, Kedua, critical choice. Pemilih ini
heterogenitas masyarakat Purwakarta memiliki orientasi yang tinggi terhadap
yang sangat beragam. Kabupaten kapasitas kandidat atau partai politik untuk
Purwakarta sebagai salah satu episentrum memecahkan masalah bangsa serta
pendidikan, pesantren, budaya, dan orientasi yang kuat pada isu ideologis.
industri menjadikannya magnet bagi Pemilih semacam ini selalu tertarik pada
pendatang dari daerah lain yang ingin hubungan antara sistem nilai (ideologi)
berpartisipasi dalam aktivitas dan partai dengan kebijakan yang diterapkan.
berinteraksi dengan masyarakat Partai politik atau calon harus menangani
Purwakarta. Masalah ini memiliki pemilih seefektif mungkin. Pemilih
konsekuensi bagi remaja yang tumbuh di memiliki potensi dan keinginan untuk
lingkungan masyarakat heterogen. Ketiga, meningkatkan kinerja partai, tetapi ada
Purwakarta dikenal sebagai simbol juga risiko kekecewaan yang signifikan,
perwakilan pusat tradisi dan budaya Jawa yang dapat menyebabkan ketidakpuasan
Barat. Oleh karenanya, Purwakarta telah dan pembentukan partai politik yang
dijadikan sebagai daerah percontohan bagi bersaing.
kearifan tradisinya yang berbasis agama Ketiga, traditional choice. Pemilih ini
dan budaya, serta menjadi tempat yang memiliki kecenderungan ideologis yang
memiliki kualitas identik dan otentik kuat dan tidak menganggap kebijakan

Rohendi & Faisal Muzzammil | 50


kandidat atau partai politik sangat penting membahas tentang politik. Oleh
dalam melakukan pemilihan. Sebagai karenanya, penggunaan teori tersebut
kriteria untuk memilih partai politik, dalam studi ini dirasa masih kurang
pemilih tradisional sangat mementingkan mendalam dan komprehensif. Namun
kedekatan sosial budaya, nilai-nilai, garis terlepas dari semua itu, studi ini mencoba
keturunan, pemahaman, dan agama. untuk mengetahui tipe-tipe pemilih
Biasanya, pemilih ini menonjolkan sosok pemula pada Pilkada Jabar 2018 di Kab.
dan kharisma, mitos, dan latar belakang Purwakarta dengan “meminjam” kerangka
seorang kandidat atau pemimpin partai teoretis tipe-tipe pemilih dari Firmanzah.
politik. Tingkat pendidikan yang rendah Mungkin bisa dikatakan studi ini hanya an
adalah salah satu ciri utama pemilih sich mengkaji tipe-tipe pemilih. Akibatnya,
semacam ini, dan juga fakta bahwa mereka jika masih ada area yang membutuhkan
tetap konservatif dalam sikap dan informasi lebih lanjut, serta penerapan ide
pandangan mereka. Pemilih tradisional yang tidak lagi dapat diterapkan, maka
adalah mereka yang dapat dimobilisasi sangat dimungkinkan untuk melakukan
selama kampanye. Loyalitas yang tinggi studi lanjutan yang lebih mendalam dan
adalah salah satu ciri paling nyata dari komprehensif, terutama dengan bahasan
pemilih semacam ini. tipologi pemilih pemula.
Keempat, skeptical choice. Ini adalah Secara teoretis, pada dasarnya studi
pemilih yang tidak memiliki afiliasi tentang tipologi pemilih pemula ini
ideologis dengan kandidat atau partai bukanlah studi baru, karena berdasarkan
politik dan tidak menganggap program hasil penelusuran literature review banyak
pekerjaan itu relevan.. Pemilih pada tipe ini studi terdahulu yang sejenis membahas,
menjadi penyumbang besar bagi fenomena menguraikan dan mengungkap tentang
Golongan Putih (Golput). Pemilih ini realita dan dinamika pemilih pemula.
merasa bahwa siapa pun yang Diantara beberapa hasil studi terdahulu
memenangkan pemilu, dan terlepas dari yang menjadi literature review pada studi
partai mana yang menang, negara tidak ini ialah studi yang pernah dilakukan oleh
akan berkembang seperti yang mereka Wardhani (2018), Lestari & Arumsari
harapkan. Landasan teoretis studi ini (2018), Krina & Zainal (2018), Pratiwi
dengan menggunakan empat tipe pemilih (2017), Hasriani, Madani & Handam (2015),
dari Firmanzah, secara objektif harus diakui Soeprato, Susilati & Suparno (2014) dan
masih banyak memiliki kekurangan. Batawi (2013).
Kekurangan tersebut bukan dalam konteks Dari hasil analisis beberapa studi
teori yang dikemukakan oleh Firmanzah, terdahulu yang menjadi literature review
akan tetapi dalam konteks penggunaan tersebut, dapat diketahui bahwa
teori tersebut dalam studi ini. Diketahui kebanyakan studi yang telah dilakukan
bersama, bahwa pada dasarnya terkait dengan “pemilih pemula”,
background keilmuan dari Firmanzah kebanyakan hanya mengkaji tentang
adalah orang yang ahli di bidang Ekonomi, “partisipasi pemilih pemula” (dengan
sedangkan studi ini secara core kajian pendekatan dan metode penelitian

Rohendi & Faisal Muzzammil | 51


kuantitatif). Oleh karena itu, studi ini 4. Hasil dan Pembahasan
mencoba mengkaji aspek yang berbeda Berdasarkan hasil pengumpulan data
dengan hasil studi yang telah banyak pada locus studi dan analisis data dengan
dilakukan, yakni mengkaji dan berbagai referensi teoretis dan praktis,
menganalisis “tipologi pemilih pemula” maka didapatkan beberapa temuan
dengan pendekatan dan metode kualitatif. penting dan strategis dalam studi ini.
Dengan fokus kajian yang berbeda, maka Temuan dalam studi ini, secara garis besar
studi ini secara distingtif memiliki dibagi menjadi dua pembahasan utama,
perbedaan dalam hal metode penelitian, yaitu: (1) Realitas Pilkada Jabar 2018 di
teori yang digunakan, dan pembahasan Kabupaten Purwakarta; (2) Tipe Pemilih
yang secara spesifik mengkaji tipe pemilih Pemula Pilkada Jabar 2018 di Kabupaten
pemula berdasarkan kerangka analisis dari Purwakarta. Adapun hasil dan pembahasan
empat tipe pemilih yang dikemukakan oleh dari studi ini, secara lebih rinci diuraikan
Firmanzah. Hasil studi ini diharapkan dapat sebagai berikut:
melengkapi kajian dan studi tentang Realitas Pilkada Jabar 2018 di Kabupaten
Pemilih Pemula, terutama yang membahas Purwakarta
dan mengungkap tipe-tipe pemula dalam Provinsi Jawa Barat pada 27 Juni 2018
sebuah event Pemilihan Umum (Pemilu). yang lalu telah melaksanakan Pemilihan
Hasil dari studi tentang Tipologi Kepala Daerah (Pilkada). “Pesta
Pemilih Pemula pada Pilkada Jabar 2018 ini Demokrasi” untuk masyarakat pasundan
diharapkan dapat berkontribusi dan tersebut dilaksanakan oleh 27 Kabupaten
menjadi referensi bagi yang akan
dan Kota di Jawa Barat. Kontestasi Politik
melakukan studi lanjutan yang berkenaan untuk merebutkan Jabar 1 dan 2 tersebut
dengan fenomena dan dinamika Pemilih diikuti oleh 4 pasangan calon, yang terdiri
Pemula. Selain itu, secara praksis hasil dari dari: (1) Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum;
studi diharapkan dapat menjadi gambaran (2) Tubagus Hasanudin-Anton Charliyan
bagi para politisi, calon kepala daerah dan Amanah; (3) Sudrajat-Ahmad Syaikhu; (4)
tim sukses seorang calon agar dapat Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi. Pilkada Jabar
meraih simpati dan mendapatkan suara 2018 tersebut berlangsung secara dinamis
dari kalangan Pemilih Pemula dengan dan hegomeni dari setiap Kabupaten dan
strategi yang tepat sesuai dengan Kota, termasuk juga yang terjadi di
karakteristik dan kebutuhan politis Pemilih Kabupaten Purwakarta. Salah satu faktor
Pemula. Selain itu, bagi stake holder yang yang membuat Pilkada Jabar 2018 di
terkait dengan Pemilu seperti Komisi Kabupaten Purwakarta menjadi lebih
Pemilihan Umum (KPU) dan Badan dinamis dibanding dengan wilayah lain,
Pengawas Pemilihan Umum (BAWASLU), diantaranya adalah calon Wakil Gubernur
hasil studi ini diharapkan dapat bermanfaat dari Paslon nomor urut 4, yaitu Dedi
dalam hal sosialisasi dan penyadaran bagi Mulyadi, adalah mantan Bupati Purwakarta
para Pemilih Pemula untuk menggunakan yang cukup familiar dan populer bagi urang
hak suaranya secara tepat, baik dan benar. Purwakarta sendiri, maupun masyarakat
Jawa Barat pada umumnya.

Rohendi & Faisal Muzzammil | 52


Pada bagian ini, pembahasan akan ekonomi, banyaknya pabrik yang ada di
lebih difokuskan pada realitas dan wilayah Purwakarta, menjadikan
beberapa temuan penting dari masyarakatnya sebagai masyarakat
pelaksanaan Pilkada Jabar 2018 di industri (Muzzammil, 2021). Selanjutnya
Kabupaten Purwakarta. Pembahasan dari aspek budaya, Kabupaten Purwarkarta
tentang realitas Pilkada Jabar 2018 di sampai saat ini sangat lekat sekali dengan
Kabupaten Purwakarta ini, pada nantinya identitas budaya yang dibangunnya
akan mengarah pada temuan dan bahasan terutama budaya lokal (Perbawasari, Dida,
terkait Tipologi Pemilih Pemula pada & Nugraha, 2019), akan tetapi pada
Pilkada Jabar 2018 di Kabupaten realitasnya budaya lokal yang
Purwakarta yang menjadi objek studi dikembangkannya tersebut kerap kali
utama dalam studi tentang Tipologi Pemilih bergesekan dengan entitas agama (Pribadi,
Pemula ini. 2016).
Uraian pada pembahasan Realitas Masyarakat kabupaten Purwakarta
Pilkada Jabar 2018 di Kabupaten sebagai masyarakat industri mempunyai
Purwakarta ini dibatasi pada pemaparan karakteristik yang sangat beragam dari
beberapa temuan penting tentang mulai dinamika kehidupan sosial, ritual
gambaran objektif pelaksanaan Pilkada tradisi kebudayaan, perilaku keagamaan,
Jabar 2018 di Kabupaten Purwakarta. Oleh hingga pandangan politik. Menarik untuk
karenanya, pembahasan di luar dari dikaji lebih lanjut, industrialisasi yang
realitas pelaksanaan Pilkada Jabar 2018 di terjadi di Kabupaten Purwakarta
Kabupaten Purwakarta, tidak akan berimplikasi pada pilihan dan pandangan
dipaparkan pada bagian ini. Pembahasan- politik setiap masyarakat, termasuk juga
pembahasan lain yang terkait dengan kalangan remaja sebagai pemilih pemula.
Pilkada Jabar 2018, seperti misalnya Fakta lain yang terkait dengan realita dan
“Strategi Politik Empat Paslon pada Pilkada dinamika politik di Kabupaten Purwakarta
Jabar 2018 dalam Menarik Suara Pemilih ialah salah satu calon Wakil Gubernur pada
Pemula” mungkin bisa ditulis dan diuraikan Pilkada Jabar 2018 merupakan mantan
secara lebih lanjut di luar dari studi ini. Bupati Purwakarta, yaitu Dedi Mulyadi. Ia
Sehingga tidak menutup kemungkinan, berpasangan dengan Calon Gubernur,
akan ada studi lanjutan yang membahas Deddy Mizwar, dari Paslon (Pasangan
tentang strategi politik dalam menggaet Calon) urut nomor 4 (empat).
pemilih pemula setelah studi ini. Berikut Paslon nomor urut 4 ini, mendapatkan
adalah uraian tentang temuan dan realitas perolehan suara paling banyak di wilayah
Pilkada Jabar 2018 di Kabupaten Purwakarta pada Pilkada Jabar 2018.
Purwakarta. Berdasarkan temuan data yang didapatkan
Purwakarta merupakan salah satu dari KPU Kab. Purwakarta, berikut rincian
kabupaten di Jawa Barat yang cukup perolehan suara Pilkada Jabar 2018 di
heterogen dan dinamis dalam berbagai Kabupaten Purwakarta:
aspek, seperti ekonomi, budaya, agama,
dan dinamika politik. Dalam aspek

Rohendi & Faisal Muzzammil | 53


Kabupaten Purwakarta pada Pilkada Jabar
2018. Akan tetapi untuk keseluruhan
wilayah Jawa Barat, Paslon nomor urut 1,
yakni Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum
pada akhirnya memenangkan Pilkada Jabar
2018 dan secara resmi menjadi Gubernur &
Wakil Gubernur Jawa Barat periode 2018-
2023.
Temuan menarik lainnya terkait
Gambar 1: Perolehan Suara Paslon di Kab. dengan kemenangan “Rindu” (sebutan
Purwakarta pada Pilkada Jabar 2018 populer untuk pasangan Ridwan Kamil-Uu
Sumber: KPU Kab. Purwakarta, 2018 Ruzhanul Ulum) pada Pilkada Jabar 2018,
Didasarkan atas data tersebut, dapat ialah keberhasilannya ‘menjaring’ para
diketahui bahwa pasangan Deddy Mizwar pemilih pemula yang suaranya cukup
dan Dedi Mulyadi –mantan Bupati signifikan. Berdasarkan data dari Yayat
Purwakarta– mendapat perolehan suara Hidayat, Ketua KPU Jawa Barat, suara
yang paling banyak di atas tiga Paslon pemilih pemula pada Pilkada Jabar 2018
lainnya. Jika dianalisis lebih dalam, mencapai jumlah 30 persen dari total
perolehan suara yang unggul dari “Duo jumlah daftar pemilih (Ramdhani &
DM” (sebutan populer untuk pasangan Djumena, 2018). Keberhasilan pasangan
Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi) di wilayah “Rindu” mendapatkan jumlah suara
Kabupaten Purwakarta tersebut, sudah pemilih pemula cukup banyak, dikarenakan
dapat dipastikan karena sosok Dedi figur Ridwan Kamil (kalangan remaja Jawa
Mulyadi yang masih memiliki pengaruh Barat menyapanya Kang Emil) yang
politis terhadap para pemilih lama dan menjadi representasi dan tokoh kaum
maupun pemilih pemula yang ada di milenial Jawa Barat saat ini. Faktor
wilayah Purwakarta. Faktor Dedi Mulyadi tersebutlah yang cukup dapat menarik
ini membuat Paslon nomor 4 ini unggul dari simpati dan suara dari kalangan pemilih
3 Paslon lainnya. pemula pada Pilkada Jabar 2018, sehingga
Berdasarkan hasil analisis, sekurang- pada akhirnya secara resmi Ridwan Kamil
kurangnya ada tiga hal yang membuat para memenangkan ‘pertarungan politik’ untuk
pemilih di Kabupaten Purwakarta memperebutkan posisi orang nomor 1 di
memutuskan untuk memilih Paslon nomor Bumi Tatar Pasundan.
urut 4, yaitu: Pertama, karena adanya Menelaah secara keseluruhan strategi
sosok Dedi Mulyadi. Kedua, karena ikatan politik yang dilakukan oleh semua Paslon,
emosional, sosial dan politik dengan Dedi pada dasarnya semua Paslon mencoba
Mulyadi. Ketiga, sosok Dedi Mulyadi untuk ‘menarik dan menjaring’ para
merepresentasikan kaum muda bagi pemilih Pemula, terutama pemilih yang
kalangan remaja di Purwakarta. Tiga hal pada saat Pilkada Jabar 2018 baru
itulah yang menjadikan Paslon nomor urut melakukan Pemilihan Umum. Oleh karena
4 secara kuantitatif unggul di wilayah itu, semua Paslon ini memiliki titik

Rohendi & Faisal Muzzammil | 54


persamaan dalam hal menarik dan berburu Atas dasar fenomena dan realita tentang
suara para pemilih pemula, terutama dari para pemilih pemula yang menjadi rebutan
kalangan generasi milenial zaman now. para Paslon tersebut, maka “Pemilih
Namun jika diamati lebih dalam, dari Pemula” ini menjadi entitas yang menarik
keempat Palson yang berkontestasi dalam dan penting untuk dianalisis lebih lanjut,
Pilkada Jabar 2018 tersebut, hanya Paslon terutama para pemilih pemula yang ada di
No. 1, Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum dan Kabupaten Purwakarta yang menjadi
Paslon No. 4, Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi, subjek penelitian dalam studi ini.
yang sangat massif melakukan strategi Setelah dilakukan pengumpulan dan
kampanye pada para pemilih pemula. penggalian data terkait Pemilih Pemula di
Terkait dengan strategi kampanye untuk Kabupaten Purwakarta, maka didapatkan
pemilih Pemilih Pemula ini, hasil studi yang beberapa temuan strategis dalam studi ini,
dilakukan oleh Ardipandanto (2018) diantaranya berkaitan dengan jumlah
menunjukkan bahwa strategi kampanye pemilih pemula dan kategori pemilih
Ridwan Kamil menggunakan political pemula. Berkenaan dengan jumlah Pemilih
images dan political positioning yang tepat Pemula di Kabupaten Purwakarta, menurut
untuk menyasar kalangan remaja; keterangan dari Ramlan Maulana, Ketua
sedangkan hasil studi dari Njoko (2018), KPU Purwakarta, pemilih pemula pada
mengungkapkan bahwa salah satu strategi Pilkada Jabar berjumlah sekitar 32.000.
komunikasi politik Dedi Mulyadi ialah Jumlah tersebut didominasi oleh para
dengan cara terus mensosialisasikan pemilih pemula yang baru mengikuti
pendidikan karakter bagi kalangan remaja. pemilihan umum untuk yang pertama
Melalui berbagai program dan strategi kalinya, bahkan yang menarik lagi ada
kampanye inilah, para Paslon yang beberapa remaja yang pada saat tanggal
berkontestasi pada Pilkada Jabar 2018 pencoblosan Pilkada Jabar 2018 genap
berusaha menarik dan menjaring suara berusia 17 tahun (Sumber: Wawancara
para pemilih pemula, termasuk para pada 30 Juni 2018). Dari data tersebut,
pemilih pemula di Kabupaten Purwakarta. dapat dianalisis bahwa jumlah pemilih
Mengamati dari dinamika kampanye pemula di Kabupaten Purwakarta pada
dan strategi politik yang dijalankan oleh Pilkada Jabar 2018 termasuk jumlah yang
semua Paslon, akan dapat dilihat bahwa cukup tinggi, dibandingkan dengan jumlah
semua Paslon tersebut berebut untuk Pemilih Pemula pada Kabupaten Karawang
meraih suara yang paling banyak dari para dan Subang (Farhan & Ika, 2018).
Pemilih Pemula. Realita tersebut terjadi Banyaknya jumlah Pemilih Pemula di
karena para Pemilih Pemula ini merupakan Kabupaten Purwakarta tersebut
“kantong suara” yang sangat strategis menunjukan cukup dinamisnya dunia
untuk para Paslon tersebut. Dengan politik bagi kalangan remaja, selain itu
jumlahnya yang tidak sedikit, siapapun untuk para aktor politik, pasangan calon
Paslon yang dapat meraih suara mayoritas pada suatu pemilihan, dan calon anggota
dari para Pemilih Pemula ini, maka legislatif, dengan jumlah Pemilih Pemula
perolehan suaranya akan dapat meningkat. yang signifikan tersebut, pada pemilih dari

Rohendi & Faisal Muzzammil | 55


kalangan remaja ini merupakan kantong berusia kurang dari 20 tahun adalah
suara yang strategis dan potensial untuk pemilih pemula. Sedangkan untuk 20 tahun
dijaring oleh para pihak-pihak tadi; ke atas, tidak lagi disebut pemilih pemula.
sedangkan untuk KPU, Bawaslu, maupun Jadi berdasarkan temuan tersebut, dapat
pegiat literasi politik, para Pemilih Pemula dikatakan bahwa kategori Pemilih Pemula
ini harus diarahkan dan diberi pendidikan di Kab. Purwakarta pada Pilkada Jabar 2018
politik yang baik agar mereka dapat melek adalah pemilih yang berusia kurang dari 20
politik dan tidak terjebak dalam politik tahun. Pengkategorian Pemilih Pemula
praktis apalagi money politic. oleh KPU Purwakarta tersebut didasarkan
Selanjutnya, pada studi ini ditemukan pada usia.
juga kategori Pemilih Pemula di Kabupaten Melihat kategori Pemilih Pemula di
Purwakarta. Temuan tersebut berdasarkan Kab. Purwakarta yang berdasarkan usia
data yang didapatkan dari KPU Purwakarta tersebut, jika dianalisis dengan
tentang Klasifikasi DPT Pilkada 2018. menggunakan UU No 7 Tahun 2017
tentang Pemilu2, maka dapat disimpulkan
dalam studi ini bahwa, Pemilih Pemula
adalah Pemilih yang berusia dari mulai 17
tahun sampai dengan 20 tahun. Jadi
mengacu pada kesimpulan tentang Pemilih
Pemula tersebut, Pemilih yang berusia
lebih dari 20 tahun walaupun
sudah/pernah menikah3 tidak dapat
dikatakan sebagai Pemilih Pemula.
Begitupun sebaliknya, remaja yang berusia
Gambar 2: Klasifikasi DPT Purwakarta
kurang dari 17 tahun tidak bisa dikatakan
pada Pilkada Jabar 2018
sebagai Pemilih Pemula, karena belum
Sumber: KPU Kab. Purwakarta, 2018
memenuhi syarat untuk memilih4.
Mengamati Gambar 2 tersebut, akan Temuan tentang kategori pemilih
dapat diketahui bahwa yang disebut pemula berdasarkan usia dalam studi ini,
dengan Pemilih Pemula berdasarkan bisa menjadi rekomendasi bagi para aktor
kategori usia yang diberikan oleh KPU politik untuk melakukan pendekatan politik
Purwakarta adalah mereka yang berusia kepada pemilih pemula dengan mengikuti
kurang dari 20 tahun. Dalam Gambar 2 kecenderungan dan trend yang
tersebut, secara jelas KPU Purwakarta berkembang di kalangan remaja. Bagi para
memberikan keterangan bahwa “<20 aktor politik yang akan menjadikan para
(Pemula)” yang berarti pemilih yang Pemilih Pemula sebagai sasaran utamanya,

2 4
BAB IV HAK MEMILIH, Pasal 198-200, No. 1 Berdasarkan UU No 7 Tahun 2017 tentang
yang menyatakan bahwa orang yang berhak memilih Pemilihan Umum, BAB IV HAK MEMILIH, Pasal
adalah orang yang sudah mencapai usia 17 tahun. 198-200, No. 1
3
Berdasarkan UU No 7 Tahun 2017 tentang
Pemilihan Umum, BAB IV HAK MEMILIH, Pasal
198-200, No. 2.

Rohendi & Faisal Muzzammil | 56


harus menarik simpati Pemilih Pemula Tipe Pemilih Pemula Pilkada Jabar 2018 di
dengan berbagai cara dan pendekatan Kabupaten Purwakarta
yang dapat menarik perhatian dan simpati Mengacu pada kategori Pemilih
politik para Pemilih Pemula tersebut. Pemula dalam studi ini, yakni pemilih yang
Kemudian, bagi KPU dan pegiat literasi berusia mulai dari 17 sampai dengan 20
politik, direkomendasikan untuk tahun, maka dapat dipastikan bahwa para
memberikan literasi politik kepada Pemilih pemilih pemula ini adalah para remaja atau
Pemula yang dikemas dengan pendidikan kalangan anak muda. Fakta tersebut
politik secara aktual, faktual, kontekstual diperkuat oleh keterangan dari salah satu
dan kekinian. Komisioner KPU Puwakarta yang menjadi
Demikian pemaparan dan narasumber dalam studi ini. Ia
pembahasan beberapa temuan yang menuturkan:
terkait dengan realitas Pilkada Jabar 2018 “Tahun sekarang, anak-anak muda
di Kabupaten Purwakarta. Diantara banyak yang ikut pencoblosan.
beberapa temuan strategis yang ada pada Kayanya anak-anak SMA yang baru
pertamakali ikut nyoblos, apalagi ini
bahasan ini ialah diketahuinya kategori
kan Calonnya ada mantan Bupati
Pemilih Pemula di Kabupaten Purwakarta sini” (Petikan Wawancara pada 1 Juli
yang berusia dari mulai 17-20 tahun. 2018 di Kantor KPU Purwakarta).
Temuan kategori Pemilih Pemula tersebut,
Berkenaan dengan kalangan remaja
akan dapat berimplikasi pada strategi
ini, hasil studi Hadisuprapto (2004)
kampanye dan pendidikan politik yang
menunjukkan ada lima kelompok tingkatan
dianggap ideal serta praktis yang harus
usia remaja dikaitkan kondisi psikologis
diberikan kepada para Pemilih Pemula.
remaja. Pertama, Anak adalah seseorang
Secara ideal, kampanye politik dan
yang berusia di bawah 12 tahun. Kedua,
pendidikan politik bagi para Pemilih
remaja dini adalah seseorang yang berusia
Pemula idealnya mengikuti kecenderungan
12-15 tahun. Ketiga, remaja penuh adalah
dan trend yang berkembang di kalangan
seseorang yang berusia 16-17 tahun.
remaja.
Keempat, dewasa muda adalah seseorang
Setelah diketahui kategori Pemilih
yang berusia 17-21 tahun. Kelina, dewasa
Pemula yang ada di Kabupaten Purwakarta
penuh adalah seseorang yang berusia di
pada Pilkada Jabar 2018, pembahasan
atas 21 tahun. Sedangkan hasil studi
selanjutnya menguraikan dan
Batubara (2010) mengungkapkan, secara
memaparkan beberapa temuan dan hasil
psikologis ada tiga tahap pertumbuhan
analisis tentang tipe para Pemilih Pemula
pada masa remaja (adolescent), yakni
yang ada di Kabupaten Purwakarta pada
early, middle dan late adolescent.
Pilkada Jabar 2018. Hasil analisis tersebut
Menggunakan klasifikasi tingkatan
secara lebih rinci diuraikan dan dipaparkan
usia remaja dari hasil studi Hadisuprapto
dalam pembahasan tentang tipe Pemilih
(2004), diketahui bahwa pemilih pemula
Pemula Pilkada Jabar 2018 di Kab.
yang ada di Kabupaten Purwakarta pada
Purwakarta.
Pilkada Jabar 2018 masuk pada klasifikasi
“dewasa muda”, karena memiliki rentan

Rohendi & Faisal Muzzammil | 57


usia 17-20 tahun. Walaupun menganalisis kecenderungan pandangan
diklasifikasikan sebagai dewasa muda, dan perilaku politik kalangan remaja
yang namanya remaja tetap memiliki Kabupaten Purwakarta pada Pilkada Jabar
kondisi psikologis yang masih belum stabil. 2018. Pandangan dan perilaku politik akan
Realitas tersebut seperti apa yang sangat dipengaruhi oleh karakteristik,
dijelaskan oleh Andrew McGhie, bahwa sikap, sifat, dan pengetahuan seseorang,
masa remaja merupakan masa di mana termasuk juga para Pemilih Pemula dari
pribadi seseorang mengalami rasa cemas, kalangan remaja.
perasaan kurang aman, galau, cemas dan Kalangan remaja sebagai para Pemilih
tentang hal-hal yang mereka alami karena Pemula, memiliki karakteristik yang khas
banyaknya perubahan yang terjadi pada dan complex. Misalnya saja berdasarkan
masa remaja (Yeni, 2018, p. 35). hasil studi dari Wulandari (2014, pp. 40-
Melihat pertumbuhan biologis yang 41), menyebutkan ada lima karakteristik
masih terus berkembang dan kondisi pertumbuhan dan perkembangan remaja
psikologis yang belum stabil dari seorang yang terdiri atas pertumbuhan fisik,
remaja, tentu ini juga akan berimplikasi kemampuan berpikir, identitas, hubungan
pada pandangan dan pilihan politiknya. dengan orang tua dan hubungan dengan
Oleh karena itu, mengkaji entitas politik sebaya. Hasil studi lain yang dilakukan oleh
dari perspektif psikologi, biologi, maupun Fakhrurrazi (2019) menyatakan bahwa
sosiologi remaja ini menjadi sangat dalam perspektif syari’at Islam, usia remaja
menarik dan penting untuk dilakukan, disebut dengan masa murahiqah dengan
karena hasil kajian tersebut akan dapat karakteristik yang melekat seperti
mengungkap dan memetakan pertumbuhan fisik, perkembangan seksual,
kecenderungan pandangan dan perilaku cara berpikir kausalitas, emosi yang
politik para remaja. Pandangan dan meluap-meluap, perkembangan sosial,
perilaku politik tersebut, pada tataran perkembangan moral dan perkembangan
praktisnya termanifestasi pada beberapa kepribadian.
tipe pemilih –atau dalam bahasa Nimmo Mengamati berbagai karakteristik
(2006) disebut dengan “pemberi suara”. remaja secara teoretis dan realistis, maka
Firmanzah (2008), seperti yang telah dapat disimpulkan bahwa secara praktis
diuraikan pada bagian perspektif teori ciri khas yang melekat pada setiap remaja
dalam studi ini, mengklasifikan pemilih yaitu: Pertama, cara berpikir yang kritis;
pada empat tipe, yakni pemili tradisional, Kedua, pola perilaku yang dinamis. Dua ciri
pemilih rasional, pemilih kritis dan pemilih khas tesebut sangat berpengaruh terhadap
skeptis. Dengan menggunakan klasifikasi segala aspek kehidupan para remaja,
tipe pemilih tersebut, bahasan ini akan termasuk juga pilihan politik. Realitas ini
mencoba mengungkap tipe Pemula Pemula juga sama seperti yang dialami oleh para
dari kalangan remaja Kabupaten remaja di Kabupaten Purwakarta sebagai
Purwakarta pada Pilkada Jabar 2018. Pemilih Pemula pada Pilkada Jabar 2018.
Identifikasi terhadap tipe pemilih Pemilih Berdasarkan analisis data hasil wawancara
Pemula ini dilakukan dengan cara dan pengamatan pada para remaja Pemilih

Rohendi & Faisal Muzzammil | 58


Pemula sebagai subjek penelitian dalam partai politik pada Pemilu selanjutnya.
studi ini, didapatkan beberapa temuan Empat karakteristik pemilih pemula dari
yang menarik dan penting untuk diungkap kalangan remaja di Kabupaten Purwakarta
secara representatif. tersebut, didapatkan dari hasil
Berdasarkan hasil pengumpulan pengamatan langsung di locus studi,
informasi, penggalian fakta, dan analisis ditambah dengan beberapa informasi hasil
data dari beberapa subjek penelitian yang FGD, serta diperkuat dengan keterangan
berasal dari Pemilih Pemula dan KPU dari hasil wawancara dengan beberapa
Purwakarta, serta dikaji secara teoretis pemilih pemula. Di bawah ini merupakan
melalui forum FGD, maka didapatkan gambaran suasana FGD yang dilakukan
empat poin penting yang diuraikan sebagai dengan perwakilan pemilih remaja, civitas
berikut: Pertama, para remaja sebagai academica STAI DR. KHEZ. Muttaqien dan
Pemilih Pemula di Kabupaten Purwakarta pihak KPU Purwarkarta:
memilih Paslon pada Pilkada Jabar 2018
berdasarkan Visi & Misi yang realistis dan
dapat bermanfaat bagi semua masyarakat;
Kedua, para remaja sebagai Pemilih di
Kabupaten Purwakarta dalam memilih
Paslon pada Pilkada Jabar tidak terlalu
melihat Partai Politik pengusung dan
pendukungnya, akan tetapi lebih melihat
pada figur atau sosok personal Paslonnya;
Ketiga, para remaja sebagai Pemilih
Pemula di Kabupaten Purwakarta Gambar 3: Susana FGD dengan
cenderung memilih Paslon pada Pilkada Narasumber Studi
Sumber: Dokumentasi Studi, 2018
Jabar 2018 yang merepresentasikan
generasi milenial dan mewakili kaum muda Secara empiris, Gambar 3 tersebut
zaman now; menunjukkan suasana pada saat
Keempat, para remaja sebagai Pemilih melakukan FGD untuk menambah dan
Pemula di Kabupaten Purwakarta memperkaya informasi dalam studi ini.
mayoritas memilih Paslon pada Pilkada FGD tersebut berlangsung secara
Jabar 2018 yang dapat mewujudkan nonformal dengan melibatkan informan
aspirasi kaum muda dan tidak terlalu seperti yang telah disebutkan tadi. Dari
terikat dengan kontrak politik, janji politik, hasil FGD ini, diperoleh informasi terkait
maupun ideologi politik dengan Paslon karakteristik Pemilih Pemula di Kabupaten
tertentu. Purwakarta pada Pilkada Jabar 2018 yang
Oleh karena itu, pada point keempat dapat dicirikan dengan empat poin berikut:
ini, jika Paslon yang dipilih tidak bisa (1) Para Pemilih Pemula memilih Paslon
mewujudkan aspirasi kaum muda, para yang memiliki Visi & Misi yang realistis; (2)
remaja sebagai Pemilih Pemula tersebut Para Pemilih Pemula memilih Paslon
tidak akan memilih kembali personal atau berdasarkan figur atau tokoh personal; (3)

Rohendi & Faisal Muzzammil | 59


Para Pemilih Pemula memilih Paslon yang (2008). Secara singkat berikut penjelasan
mewakili kaum milenial; (4) Para Pemilih tentang tipe pemilih rasional tersebut:
Pemula memilih Paslon yang dapat Pemilih dalam tipe ini lebih
mewujudkan aspirasi generasi muda. memfokuskan pada pencapaian program
kerja dari seorang kontestan atau parti
Menganalisis dari empat point temuan politik. Ciri khas pemilih jenis ini ialah
tersebut, maka dapat dikategorikan dan tidak begitu mementingkan ikatan
bisa disimpulkan bahwa para Pemilih ideologi kepada suatu seorang kontestan
Pemula pada Pilkada Jabar 2018 di atau suatu partai politik. Pemilih tipe
rasional ini tidak ragu untuk pindah pada
Kabupaten Purwakarta termasuk pada tipe pilihan lain, dengan beralih dari seorang
pemilih yang rasional. Hal tersebut seperti kontestan atau partai politik ke
apa yang dikatakan oleh Nia (19 tahun), kontestan atau partai politik lainnya pada
salah satu pemilih dari kalangan remaja. Ia saat tidak bisa memberikan penyelesaian
bagi permasalahan nasional. (Firmanzah,
mengungkapkan: 2008, p. 119).
“Saya pribadi memilih calon gubernur itu
yang nyata-nyata ajah, jelas programnya, Mengacu pada uraian singkat tentang
jelas visi misinya. Yang penting bisa tipologi Pemilih Rasional tersebut, maka
menjalankan programnya” (Petikan dapat diketahui bahwa empat temuan di
Wawancara pada 29 Juni 2018).
locus studi, sesuai dan relevan dengan
Mengamati dari hasil wawancara karakteristik tipe Pemilih Rasional.
tersebut, dapat diidentifikasi bahwa secara Dalam perspektif psikologi,
mayoritas para Pemilih Pemula dari karakteristik orang yang rasional dibentuk
kalangan remaja ini lebih memilih Paslon oleh pola pikir yang logis dan kritis. Oleh
yang program-programnya masuk akal dan karena itu, para Pemilih Pemula yang
realistis untuk diwujudkan. Mengacu pada tergolong pada tipe Pemilih Rasional ini
temuan tentang kecenderungan Pemilih sangat mengutamakan rasionalitas dari
Pemula untuk memilih Paslon yang suatu Paslon Politik, baik itu dari segi visi-
memiliki program yang masuk akal dan misinya, janji politiknya, maupun program
dapat direalisasikan, maka dapat dikatakan kerja yang ditawarkannya. Pemilih Rasional
bahwa para Pemilih Pemula tergolong pada ini memainkan peran yang penting dalam
pemilih dengan tipe rasional. dinamisasi dan kontestasi pada suatu
Pengkategorian tipe pemilih rasional Pemilihan Umum termasuk pada Pilkada
bagi para Pemilih Pemula pada Pilkada Jabar 2018, karena Pemilih Rasional ini
Jabar 2018 di Kabupaten Purwakarta pada dasarnya memiliki perhatian yang
berdasarkan karakteristik Pemilih Pemula cukup serius terhadap dinamika politik
di Kabupaten Purwakarta yang dianalisis atau suatu Palon dalam event Politik
dengan ‘meminjam’ tipe-tipe Pemilih dari tertentu, terutama Paslon atau Partai
Firmanzah. Empat poin temuan tentang Politik yang dapat menampung aspirasi
Pemilih Pemula di Kabupaten Purwakarta ideal dari para Pemilih Rasional ini. Untuk
pada Pilkada Jabar 2018 sesuai dengan para Pemilih Rasional ini, dalam klasifikasi
definisi dan tipologi “Pemilih Pemula” yang khayalak politik yang dibuat oleh Heryanto
digagas dan diuraikan oleh Firmanzah & Rumaru (2018), masuk pada khayalak
politik attentive public, yakni kelompok

Rohendi & Faisal Muzzammil | 60


masyarakat yang memiliki perhatian rasionalitas dari masing-masing remaja
terhadap perkembangan politik. tersebut.
Heryanto & Rumaru (2013, p. 18) Dalam konteks Pilkada Jabar 2018 di
secara umum membagi khalayak menjadi Kab. Purwakarta ini, posisi Pemilih Pemula
tiga lapisan yang terdiri dari: general public, Rasional sebagai attentive public
attentive public dan elite group. General berimplikasi pada kecenderungan
Public adalah lapisan masyarakat umum pemilihan Paslon yang memiliki gagasan
yang tidak terlalu mementingkan hal-hal dan program kerja yang rasional, masuk
yang berkaitan dengan politik. Sedangkan akal dan dapat terealisasi. Selain itu, Para
Attentive Public ialah lapisan masyarakat Pemilih Rasional ini sering kali melihat
yang memiliki perhatian terhadap politik. faktor figure atau ketokohan personal dari
Adapun Elite Group merupakan lapisan suatu Paslon. Para Pemilih Rasional ini akan
masyarakat yang menjadi figure head melihat track record dari figur politik
dalam urusan politik. Mengacu pada tersebut. Jika rekam jejak politik dari suatu
klasifikasi tersebut, maka dapat dikatakan Paslon itu baik, maka akan direspon baik
bahwa lapisan attentive public ini berasal juga oleh para Pemilih Rasional ini,
dari Pemilih Pemula dari kalangan remaja begitupun sebaliknya.
dengan tipe Pemilih Rasional. Dikatakan Berdasarkan pemaparan dan
demikian, karena para Pemilih Pemula pembahasan hasil studi tersebut, maka
Rasional memiliki perhatian yang cukup dapat disimpulkan bahwa tipe Pemilih
serius terhadap dinamika dan entitas Pemula pada Pilkada Jabar 2018 di
politik, namun tidak terlalu fanatik. Kabupaten Purwakarta adalah termasuk
Pada posisi dalam lapisan masyarakat tipe Pemilih Rasional. Pada akhirnya,
–meminjam istilah Heryanto & Rumaru– kesimpulan tentang pembahasan tipe
maka Pemilih Rasional sebagai attentive Pemilih Pemula pada Pilkada Jabar 2018 di
public ini berada pada posisi di tengah- Kabupaten Purwakarta diharapkan dapat
tengah antara masyarakat yang awam menjadi rujukan bagi pihak terkait dalam
politik (yang diwakili oleh general public) memetakan dan merumuskan strategi
dan masyarakat yang fanatik politik (yang kampanye politik dan literasi pendidikan
diwakili oleh elite group). Pada tataran politik yang tepat dan sesuai dengan
praktisnya, para Pemilih Pemula dari karakteristik Pemilih Pemula dengan tipe
kalangan remaja dengan tipe Pemilih Pemilih Rasional.
Rasional ini, menempati posisi tengah- 5. Kesimpulan
tengah di antara mayoritas masyarakat Didasarkan atas hasil analisis terhadap
Kabupaten Purwakarta. Posisi tengah- data studi yang dikumpulkan, digali dan
tengah tersebut, dalam artian kalangan dikaji, maka ditemukan dua kesimpulan
remaja tersebut tidak terlalu awam dan penting dalam studi ini, yaitu: Pertama,
tidak terlalu fanatic soal politik. Oleh kategori Pemilih Pemula pada Pilkada Jabar
karenanya, pengetahuan politik para 2018 di Purwakarta adalah pemilih dari
Pemilih Pemula ini berdasarkan tingkat kalangan remaja yang berusia 17-20 tahun;
Kedua, tipe Pemilih Pemula pada Pilkada

Rohendi & Faisal Muzzammil | 61


Jabar 2018 di Purwakarta termasuk pada menawarkan gagasan dan program yang
tipe Pemilih Rasional. masuk akal dan realistis bagi kalangan
Hasil riset ini diharapkan dapat remaja guna menarik simpati dan
berkontribusi untuk kontestan politik, menggaet suara para Pemilih Pemula yang
partai politik, KPU, Bawaslu dan Pegiat cukup potensial.
Literasi Politik. Bagi para kontestan politik Secara objektif, diakui studi ini masih
dan partai politik, hasil studi ini bisa memiliki kekurangan. Ada beberapa hal
menjadi gambaran melakukan strategi yang dirasa kurang dalam studi ini,
kampanye politik yang sesuai dengan diantaranya teori yang digunakan masih
kecenderungan dan trend yang sangat mendasar dan mungkin kurang
berkembang di kalangan remaja. Bagi KPU, begitu tajam dan kritis. Selain itu,
Bawaslu dan Pegiat Literasi Politik hasil pembahasan studi ini hanya terbatas pada
studi ini bisa menjadi referensi dan realitas Pilkada Jabar 2018 dan tipe Pemilih
preferensi dalam memberikan penyuluhan Pemula pada Pilkada Jabar 2018 di Kab.
serta melakukan pendidikan politik untuk Purwakarta, masih banyak entitas yang
kalangan remaja yang aktual dan kekinian. belum dibahas dalam studi ini yang
Hasil dari studi ini direkomendasikan berkenaan dengan Pilkada Jabar 2018,
secara spesifik untuk dua kegunaan: seperti misalnya strategi politik Paslon
Pertama, secara teoretis. Hasil studi ini pada Pilkada Jabar 2018 belum dibahas
berguna untuk mengembangkan teori pada studi ini. Masih terdapat hal yang
tentang kajian Politik di kalangan remaja. perlu dikembangkan dari studi ini.
Dalam konteks teoretis, hasil studi ini Berdasarkan kekurangan dan
diharapkan bisa mengelaborasi tipe-tipe keterbatasan dalam studi ini, maka
pemilih atau pemberi suara berdasarkan dianjurkan melakukan studi lanjutan guna
kondisi realitas pada suatu masyarakat. mengembangkan dari apa yang ada pada
Sehingga tidak menutup kemungkinan, studi ini. Bahkan tidak menutup
pada studi lanjutan berikutnya akan dapat kemungkinan, akan banyak pembahasan
ditemukan tipe pemilih yang baru yang yang lebih baru dan aktual yang terinspirasi
akan memperkaya dan menambah teori dari studi ini. Misalnya studi tentang
maupun argumentasi tentang tipologi “Strategi Politik Empat Pasangan Calon
pemilih. Kedua, secara praktis. Hasil studi pada Pilkada Jabar 2018 dalam Menarik
berguna sebagai panduan dalam Simpati para Pemilih Pemula”, atau studi
melakukan strategi kampanye politik dan tentang “Tipe Pemilih Pemula”
pendidikan politik yang sesuai dinamika berdasarkan teori pemberi suara dari Dan
kalangan remaja. Dalam konteks praktis, Nimmo yang lebih kritis kajian politiknya,
hasil studi ini dapat dijadikan gambaran dan bisa juga studi tentang “Respon
umum tentang kecenderungan pilihan Pemilih Pemula terhadap Calon pada
politik kalangan remaja. Melalui hasil studi Pilkada Jabar 2018” dengan menggunakan
ini, kalangan remaja termasuk pada tipe pendekatan dan metode penelitian
Pemilih Rasional, sehingga bagi aktor kuantitatif.
politik maupun Paslon Politik bisa

Rohendi & Faisal Muzzammil | 62


DAFTAR PUSTAKA

Affandi, M. (2020). Politik Sarungan di Pilgub Jabar 2018. Atsar: Jurnal UNISA Kuningan, 1 (1):
23-27.
Ardipandanto, A. (2018). Strategi Kampanye dan Kemenangan Ridwan Kamil dalam Pilgub
Jabar 2018. Kajian: Menjembatani Teori dan Persoalan Masyarakat dalam Perumusan
Kebijakan, 23 (3): 1750197. DOI: 10.22212/kajian.v23i3.1881
Batawi, J. (2013). Tingkat Kesadaran Politik Pemilih Pemula dalam Pilkada: Studi Kasus Pilkada
Kabupaten Halmahera Timur Provinis Maluku Utara Tahun 2010. Uniera: Jurnal
Universitas Halmahera, 2 (2): 26-52.
Batubara, J. R. (2010). Adolescent Development. Sari Pediatri, 12 (1): 21-29. DOI:
http://dx.doi.org/10.14238/sp12.1.2010.21-9
Dinillah, M. (2018, Pebruari 1). KPU Jabar Manfaatkan Medsos untuk Gaet Pemilih Milenial.
Retrieved from Detik News: https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-3844924/kpu-
jabar-manfaatkan-medsos-untuk-gaet-pemilih-milenial
Fakhrurrazi. (2019). Karakteristik Anak Usia Murahiqah (Perkembangan Kognitif, Afektif dan
Psikomotorik). Al-Ikhtibar: Jurnal Ilmu Pendidikan, 6 (1): 573-579. DOI:
https://doi.org/10.32505/ikhtibar.vol6i1.pp60
Farhan, F., & Ika, A. Partisipasi Pemilih Karawang pada Pilkada Jabar Turun. Diakses dari
https://regional.kompas.com/read/2018/07/02/19445881/partisipasi-pemilih-
karawang-pada-pilkada-jabar-turun pada 10 April 2018.
Firdaus, R. F. (2018, April 24). Kampanye di Indramayu, Ridwan Kamil Dikeluhkan Soal Abrasi
dan Gram oleh Nelayan. Retrieved from Merdek:
https://www.merdeka.com/politik/kampanye-di-indramayu-ridwan-kamil-dikeluhkan-
abrasi-dan-garam-nelayan.html
Firmanzah. (2008). Marketing Politik: Antara Pemahaman dan Realitas. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.
Hadisuprapto, P. (2004). Studi tentang Makna Penyimpangan Perilaku di Kalangan Remaja.
Jurnal Kriminologi Indonesia, 3 (3): 9-18.
Hasriani, Madani, M., & Handam. (2015). Perilaku Pemilih Pemula dalam Pemilihan Presiden
dan Wakil Presiden Tahun 2014 di Kelurahan Sapaya Kecamatan Bungaya Kabupaten
Gowa. Otoritas: Jurnal Ilmu Pemerintahan, 5 (1): 52-65. DOI:
https://doi.org/10.26618/ojip.v5i1.106
Heryanto, G. G., & Rumaru, S. (2013). Komunikasi Politik: Suatu Pengantar. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Iman, R. N., & Saubani, A. (2018, April 12). Pemilih Muda di Jabar Dinilai akan Tentukan Hasil
Pilkada. Retrieved from Republika:
https://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/18/04/12/p70vy6409-pemilih-
muda-di-jabar-dinilai-akan-tentukan-hasil-pilkada
Krina, L. L., & Zainal, M. (2018). Partisipasi Politik Pemilih Pemula dalam Bingkai Jejaring Sosial
di Media Sosial. Jurnal Aspikom, 3 (4): 737-754. DOI:
http://dx.doi.org/10.24329/aspikom.v3i4.210

Rohendi & Faisal Muzzammil | 63


Lestari, E. Y., & Arumsari, N. (2018). Partisipasi Politik Pemilih Pemula pada Pemilihan Walikota
Semarang di Kota Semarang. Integralistik, 29 (1): 63-72. DOI:
https://doi.org/10.15294/integralistik.v29i1.14602
Muzzammil, F. (2021). Budaya Komunikasi Masyarakat Industri: Studi pada Karyawan PT
Indorama Synthetics Tbk Purwakarta. Jurnal Komunikasi Islam (J-KIs), 2 (1): 29-42 DOI:
https://doi.org/10.53429/j-kis.v2i1.191.
Muzzammil, F. (2021). Dimensi Dakwah Islam dalam Budaya Nyepuh. Hanifiya: Jurnal Studi
Agama-Agama, 4 (1): 1-14 DOI: https://doi.org/10.15575/hanifiya.v4i1.10964.
Muzzammil, F. (2021). Moderasi Dakwah di Era Disrupsi: Studi Tentang Dakwah Moderat di
Youtube. Tatar Pasundan: Jurnal Diklat Keagamaan, 15 (2): 109-129 DOI:
http://dx.doi.org/10.38075/tp.v15i2.175.
Muzzammil, F. (2001). Sosiologi Komunikasi Masyarakat Industri: Studi tentang Sistem Sosial
dan Pola Komunikasi Karyawan PT Indorama Puwakarta. Jurnal Publisitas, 8 (1): 19-33
DOI: https://doi.org/10.37858/publisitas.v8i1.66
Nimmo, D. (2006). Komunikasi Politik: Khalayak dan Efek. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Njoko, V. (2018). Strategi Komunikasi Politik Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi dalam
Mensosialisasikan Program Pendidikan Karakter. E-Komunikasi: Jurnal Ilmu Komunikasi
Universitas Kristen Petra Surabaya, 6 (1): 1-11.
Perbawasari, S., Dida, S., & Nugraha, A. R. (2019). Peran Stakeholder dalam Membangun
Identitas Purwakarta yang Berwawasan Nilai Budaya Lokal. PRofesi Humas, 4 (1): 23-46.
DOI: https://doi.org/10.24198/prh.v4i1.21349
Prasetia, A. (2017, April 20). Ini 171 Daerah yang Gelar Pilkada Serentak 28 Juni 2018.
Retrieved from Detik News: https://news.detik.com/berita/d-3479819/ini-171-daerah-
yang-gelar-pilkada-serentak-27-juni-2018
Prastiwi, D. (2018, April 20). Blusukan ke Pasar Tambun, Ridwan Kamil Pamer Mesra.
Retrieved from Liputan 6: https://www.liputan6.com/pilkada/read/3472210/blusukan-
ke-pasar-tambun-ridwan-kamil-pamer-mesra
Pratiwi, N. V. (2017). Perilaku Politik Pemilih Pemula pada Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten
Konawe Selatan Tahun 2015 di Kecamatan Mowila. Wakapendik, 2 (3): 1-9.
Pribadi, Y. (2016). Budaya Lokal Versus Islam: Persetrtusn Antara Bupati Purwakarta dan FPI
dalam Kerangka Demokratisasi dan Desentralisasi. Harmoni: Jurnal Multikultural &
Multireligius, 15 (3): 75-86.
Rahmawati, M., & Djuyandi, Y. (2019). Strategi Kampanyeu Pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu
(Asyik) pada Pemilihan Gubernur Jawa barat 2018. Transformative: Jurnal Universitas
Brawijaya, 5 (2): 91-115. DOI:
http://dx.doi.org/10.21776/ub.transformative.2019.005.02.6.
Rakhmat, J. (2012). Metode Penelitian Komunikasi: Dilengkapi Contoh Analisis Statistik.
Banudng: Remaja Rosdakarya.
Ramdhani, D., & Djumena, E. (2018, Maret 18). Daftar Pemilih Sementara Pilkada Jabar Capai
31.7 Juta. Retrieved from Kompas:
https://regional.kompas.com/read/2018/03/18/10222121/daftar-pemilih-sementara-
pilkada-jabar-capai-317-juta
Rohendi & Faisal Muzzammil | 64
Rosadi, D. (2017, April 20). Ridwan Kamil: Panasnya Pilgub DKI Berdampak pada Pilgub Jabar
2018. Retrieved from Merdeka: https://www.merdeka.com/politik/ridwan-kamil-
panasnya-pilgub-dki-berdampak-pada-pilgub-jabar-2018.html
Siswadi, A., & Amirullah. (2018, Januari 26). Cara Kreatif KPU Menggaet Pemilih Pemula di
Pilkada Jawa Barat. Retrieved from Tempo:
https://pilkada.tempo.co/read/1054249/cara-kreatif-kpu-menggaet-pemilih-pemula-
di-pilkada-jawa-barat
Toriq, A. (2018, Februari 6). Strategi Sudrajat-Saykhu di Pilgub Jabar: Jadi Bapak Milenial.
Retrieved from Detik News: https://news.detik.com/berita/d-3853098/strategi-
sudrajat-syaikhu-di-pilgub-jabar-jadi-bapak-milenial
Wardhani, P. S. (2018). Partisipasi Politik Pemilih Pemula dalam Pemilihan Umum. JUPIIS:
Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial, 10 (1): 57-62. DOI:
https://doi.org/10.24114/jupiis.v10i1.8407
Wulandari, A. (2014). Karakteristik Pertumbuhan Perkembangan Remaja dan Implikasinya
terhadap Masalah Kesehatan dan Keperawatan. Jurnal Keperawatan Anak, 2 (1): 39-43.
Yeni, M. (2018). Baca Buku Ini Saat Engkau Lelah. Yogyakarta: Psikologi Corner.
Yuningsih, N. A., & Warsono. (2014). Partisipasi Politik Pemilih Pemula pada Pemilukada
Mojokerto Tahun 2010. Kajian Moral dan Kewarganegaraan, 1 (2): 16-30.

Rohendi & Faisal Muzzammil | 65

You might also like