Kebudayaan Dalam Pandangan Hadis

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

Diroyah: Jurnal Ilmu Hadis 3, 2 (Maret 2019): 61-72

KEBUDAYAAN DALAM PANDANGAN HADIS

Caca Handika
Sekolah Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati
Jl.A.H.Nasution 105 Bandung, Indonesia
Email: cacahandika98@gmail.com

Abstract:
This research is motivated by the existence of several bad habits that seem to have become a natural
thing to do and have become a culture in the midst of society, even though that was clearly prohibited by
the Prophet Muhammad in his hadith. There is also a habit that is recommended to be done even though
not many people do it, especially Muslims. Even though the act was a habit of previous Muslims. So, this
paper reveals the problem that exists in a Muslim especially regarding culture when viewed from the
point of view of hadith. This research uses qualitative methods by conducting library studies or library
research. The results of this study have no significant problems between the theory of sociology and
anthropology with existing hadith texts on culture (both those which are prohibited and those
recommended). However, more than that the author found that there was an idealization between people
or communities who in fact were Muslims in carrying out Islamic sharia’s itself. Because it is evident
from several cases revealed, the authors believe the majority of Muslims have known the law regarding it,
both prohibited and recommended. Thus, the awareness of the people who are Muslim must be
encouraged by the spirit of carrying out the Islamic Sharia. Because this is what can distinguish between
Muslims who are religious and non-Muslim people who are practicing Islamic sharia’s.

Keywords: Hadith, Culture, Sociology

Abstrak:
Penelitian ini dilatarbelakangi dengan adanya beberapa kebiasaan buruk yang seolah-olah sudah
menjadi hal yang wajar dilakukan dan sudah menjadi budaya di tengah-tengah masyarakat, padahal hal
itu sudah jelas dilarang oleh Nabi Muhammad dalam haditsnya. Ada juga suatu kebiasaan yang
dianjurkan untuk dilakukan justru malah belum banyak orang melakukannya, khusunya orang Islam.
Padahal perbuatan itu merupakan kebiasaan orang Islam terdahulu. Maka, tulisan ini mengungkap
masalah yang ada dalam diri seorang muslim khusunya mengenai kebudayaan ketika dilihat dari
kacamata hadits. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan kajian kepustakaan
atau library research. Hasil dari penelitian ini tidak ada permasalahan yang signifikan antara teori ilmu
sosiologi maupun ilmu antropologi yang ada dengan teks hadismengenai kebudayaan (baik itu yang
dilarang maupun yang dianjurkan untuk dilakukan). Akan tetapi lebih dari itu penulis menemukan bahwa
adanya ketidak idealan antara orang atau masyarakat yang notabene beragama Islam dalam menjalankan
syari’at Islam itu sendiri. Karena terbukti dari beberapa kasus yang diungkap, penulis yakin mayoritas
umat Islam telah mengetahui hukum mengenai hal itu, baik yang dilarang maupun yang dianjurkan untuk
dilakukan. Dengan demikian, kesadaran masyarakat yang beragama Islam harus dibangkitkan
semangatnya dalam menjalankan syari’at Islam tersebut. Karena hal inilah yang bisa membedakan antara
umat yang beragama Islam dengan umat yang non agama Islam yaitu dalam menjalankan syari’at Islam.

Kata Kunci: Hadits, Kebudayaan, Sosiologi.


ini. Dengan potensi akal ini lah manusia
A. PENDAHULUAN bisa menghasilkan suatu karya yang disebut
Allah menciptakan manusia dan dengan kebudayaan.
membekali potensi yang sangat besar Ada suatu perbedaan yang sangat jauh
nilainya, salah satunya adalah akal. Potensi antara manusia dengan makhluk lainny dan
ini tentunya tidak dimiliki oleh makhluk tidak dimiliki oleh makhluk selain manusia.
lain selain manusia, meskipun sama-sama Misalkan dengan hewan. Manusia itu
makhluk-Nya dan menempati tempat yang mempunyai jiwa, maka dia mempunyai
sama yaitu planet bumi yang kita pijak hari kebudayaan. Sedangkan hewan tidak
62 Caca Handika/ Diroyah: Jurnal Ilmuhadis 3, 2 (Maret 2019):61-72

mempunyai jiwa, maka tidak mempunyai zaman sekarang orang sudah banyak meniru
kebudayaan.1 budaya-budaya dari luar yang notabene
Dalam kehidupan sosial masyarakat, bertentangan dengan ajaran Islam, yang
banyak orang yang membicarakan tentang selama ini kita pegang sebagai umat
kebudayaan dan bahkan tidak ada seorang muslim. Secara tidak langsung, tentu
pun yang tidak tahu tentang kebudayaan, budaya-budaya luar yang masuk itu akan
karena hal itu sangat menyatu dengan merusak masa depan umat Islam dengan
kehidupannya sehari-harinya. Oleh karena tiruan-tiruan kebudayaan yang tidak
itu, tidak ada sekelompok manusiapun yang senonoh. Bahkan ada juga yang seharusnya
tidak mempunyai kebudayaan dan tidak dijadikan sebuah kebiasaan sebagaimana
mungkin adanya suatu kebudayaan tanpa syari’at Islam, malah justru ditinggalkan
adanya manusia yang hidup dalam dan belum banyak orang melakukan,
lingkungan tertentu.2 Dengan demikian, khususnya orang Islam.
antara kebudayaan dan manusia ataupun Ada beberapa kebiasaan buruk yang
masyarakat tidak bisa dipisahkan satu sama sering dilakukan oleh umat Islam dan
lain karena keduanya saling mengisi demi dianggap sebagai hal yang wajar karena
keutuhan suatu kelompok masyarakat. mengikuti perkembangan zaman. Bahkan
Kebudayaan merupakan suatu ciri yang hal itu sudah membudaya dan dianggap
dimiliki oleh suatu bangsa atau daerah sebuah kebudayaan atau kebiasaan
tertentu. Kebudayaan itu juga merupakan masyarakat yang lumrah. Padahal perbuatan
suatu ciri atau suatu alat untuk tersebut sudah jelas dilarang oleh syari’at
membedakan suatu bangsa atau suatu Islam, khususnya dalam hadisnabi.
daerah dengan daerah lainnya. Disamping itu justru ada kebiasaan-
Sejak Islam turun ke muka bumi dalam kebiasaan atau kebudayaan yang seharusnya
proses penyempurnaan akhlak yang dilakukan oleh umat Islam, hari ini belum
dilakukan oleh Nabi Muhammad saw., banyak orang Islam melakukannya bahkan
bahkan sebelum itu kebudayaan yang nyaris sampai tidak dilakukan sama sekali.
merupakan hasil dari kehidupan msyarakat Dengan hadirnya artikel ini setidaknya
sudah ada terlepas baik atau buruknya penulis dan pembaca bisa mengetahui
kebudayaan tersebut. bagaimana kebudayaan yang baik menurut
Disadari atau tidak bahwa kebudayaan hadisNabi Muhammad saaw. yang kadang
itu sangat penting kehadirannya demi masa hari ini sudah dianggap suatu kewajaran
depan bangsa atau hanya sekedar masa bahkan kebenaran dalam melakukan suatu
depan suatu golongan masyarakat tertentu. pekerjaan, padahal buktinya dilarang dan
Karena dengan kebudayaan lah suatu ada kebiasaan yang tidak dilakukan padahal
golongan masyarakat itu akan berbuat (baik itu dianjurkan oleh Rasul atau syari’at Islam
atau pun buruk), dan kebudayaan sangat melalui haditsnya.
mempengaruhinya ketika dilakukan secara
terus menerus dalam suatu kelompok B. PEMBAHASAN
masyarakat. 1. Pengertian Kebudayaan
Lebih dari itu bagaimana dengan adanya Asal mula kata kebudayaan itu
kebudayaan atau manusia bisa sebenarnya tidak secara langsung menjadi
menghasilkan suatu kebudayaan yang baik kebudayaan, akan tetapi awalnya berasal
dan nantinya akan menjadi modal untuk dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah
kemajuan masyarakat itu sendiri. Tentunya yang diambil dari bentuk jamak kata buddhi
hal ini bukan upaya yang mudah, karena yang berarti maksudnya adalah budi atau
akal seseorang. Adapun yang mengadopsi
1
Jaya, ‘Islam dan Kebudayaan Islami’, At-Ta’lim, dari bahasa asing (culture) yaitu berasal dari
vol. 4 (2013). bahasa latin yaitu colore, yang dimaksud
2
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar
(PT RajaGrafindo Persada, 1999), 188.
Caca Handika/ Diroyah: Jurnal Ilmuhadis 3, 2 (Maret 2019):61-72 63

colore disini adalah mengolah atau bermasyarakat dan akhirnya itu merupakan
mengerjakan 3. suatu kebiasaan yang bersifat pribadi
Dalam kamus bahasa Inggris istilah terhadap apa yang dipercayainya, karena
kebudayaan itu disebut dengan culture atau merujuk pada pengertian di atas bahwa
dalam bahasa Indonesia sama dengan kebudayaan itu merupakan seluruh hasil
kesopanan, kebudayaan 4. Sedangkan dalam karya manusia dalam hidup bermasyarakat.
kamus bahasa Indonesia kebudayaan itu Akan tetapi dalam hal ini terlepas kebiasaan
sama dengan budaya dan budaya sendiri atau kebudayaan tersebut baik atau pun
merupakan hasil dari pemikiran manusia buruk.
atau merupakan hasil dari perbuatan Kebudayaan tentunya tidak hanya
manusia dalam kehidupan sehari-hari 5. sekedar kebudayaan saja, karena hal itu
Konsep budaya bukanlah suatu konsep mempunyai fungsi yanga signifikan bagi
yang bisa jadi sekaligus, akan tetapi hal ini masyarakat dan kehidupan masyarakat itu
melalui proses yang panjang yaitu adanya sendiri, yaitu diantaranya dengan
interaksi antara manusia dengan manusia kebudayaan suatu masyarakat maka
lain yang akhirnya melahirkan suatu adat kebudayaan tersebut bisa melindungi
atau kebiasaan sesuai kelompoknya masing- manusia dari ancaman alam yang akan
masing dan akhirnya menjadi hasil dari menyerang. Misalnya dengan manusia
interaksi sosial yang dinamai dengan menggunakan akalnya maka manusia bisa
kebudayaan 6. membuat suatu alat yang mampu menjaga
Berhubung masalah kebudayaan ini lebih dirinya dari serangan musuh yang
detail dibahas dalam antropologi, maka membahayakan. Dengan kebudayaan juga
seorang antropolog yaitu E.B. Tylor hubungan antara masyarakat atau manusia
mengatakan bahwa kebudayaan merupakan yang satu dengan yang lainnya menjadi
semua bentuk kegiatan yang tidak bisa harmonis. Karena dengan bermasyarakat
dilepaskan dari kehidupan manusia minimal mereka akan menghasilkan adat
termasuk juga di dalamnya kepercayaan dan atau kebiasaan yang kiranya tidak
kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh merugikan satu sama lain, meskipun pada
seseorang dalam kehidupan bermasyarakat kenyataannya adat atau kebiasaan itu tidak
atau sebagai anggota masyarakat7. selamanya menguntungkan satu sama lain.
Kontjaraningrat mengatakan bahwa Kebudayaan juga bisa membuktikan kepada
kebudayaan itu merupakan keseluruhan kita bahwasanya manusia itu tidak sama.
hasil dari manusia dalam hidup Dengan ketidaksamaan itulah antara satu
bermasyarakat dan itu dijadikan sebuah sama lain bisa memahami dan saling
milik manusia itu sendiri 8. melengkapi. Misalnya dalam hal hasil
Dengan demikian, bahwa yang kebudayaan yang berbeda-beda dan semua
dinamakan dengan kebudayaan tidak hanya orang bisa menikmatinya bersama 9.
kebiasaan yang bersifat umum, bahkan Dengan adanya perbedaan bukan berarti
kebiasaan yang sifatnya pribadi pun akan meruntuhkan suatu tatanan masyarakat
termasuk dalam kebudayaan, seperti yang ada, justru dengan adanya perbedaan
kepercayaan terhadap sesuatu yang tentu tersebut maka disinilah akan lahir
awalnya didapatkan dari kehidupan kebudayaan yang berbeda-beda pula dan ini
merupakan suatu bentuk keragaman bangsa
yang dimiliki Indonesia sehingga
3
Soekanto, 188. menghasilkan beberapa tipe atau macam
4
John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus
Inggris Indonesia (Jakarta: PT Gramedia, 2010), 159.
kebudayaan dari sejumlah kelompok
5
Djaka. P, 173. masyarakat yang ada. Karena diakui ataupun
6
Roger M. Keesing, ‘Teori-teori tentang tidak bahwasanya Negara Indonesia
Budaya’, Antropologi, no. 52.
7
Soekanto, 188.
8 9
Kontjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi Julian Ashari, Dari Bumi Untuk Langit (UIN
(Jakarta: Rineka Cipta, 1990), 1. Sunan Gunung Djati Bandung, 2014), 85.
64 Caca Handika/ Diroyah: Jurnal Ilmuhadis 3, 2 (Maret 2019):61-72

termasuk ke dalam bangsa yang memiliki Dalam tulisan ini ada beberapa contoh
keragaman budaya atau sering disebut kebudayaan pada saat ini yang tidak boleh
dengan multikurtural 10. Daerah A tidak dilakukan oleh umat Islam karena
akan sama kebudayaannya dengan daerah B, bertentangan dengan syari’at Islam dan
masyarakat kota tidak akan sama hadistelah jelas melarangnya dan ada
kebudayaannya dengan masyarakat desa, kebiasaan atau kebudayaan yang seharusnya
begitupun dengan kelas sosial. Dalam dilakukan oleh umat Islam, tapi malah tidak
perbedaan kepercayaan pun kebudayaan dilakukan. Hanya sebagian orang saja yang
yang dihasilkannya tidak akan sama antara melakukan hal itu.
penganut agama A dengan penganut agama Contoh kebiasaan sebagian masyarakat
B. Semua itu merupakan hal yang wajar hari ini ialah minuman keras dan secara
ketika berbicara kebudayaan, jangan sampai tidak langsung hal itu sudah menjadi
dijadikan sebuah persoalan dengan adanya kebudayaan di sebagian kalangan anak
perbedaan tersebut. muda bahkan tidak jarang dilakukan oleh
Hal yang paling bisa kita kenali dari orang tua. Kebiasaan seperti ini dalam
perbedaan itu ialah adanya perbedaan hadissudah jelas ditentang dan sudah
bahasa, antara suatu daerah dengan daerah dilakukan oleh orang-orang dulu pada
lainnya. Karena bahasa merupakan salah zaman Nabi Muhammad saw. masih hidup.
satu faktor yang melekat dengan manusia. Kebiasaan lain yang bertentangan dengan
Kebudayaan merupakan alat yang mengatur syari’at Islam ialah tradisi suap dalam hal
seluruh interaksi manusia sedangkan alat apapun. Meskipun mayoritas dari
interaksi yang dipakai manusia dalam masyarakat sudah mengetahui bahwa hal itu
hidupnya adalah bahasa 11. tidak boleh dilakukan, akan tetapi diakui
Dalam ajaran Islam, kebudayaan itu tidak ataupun tidak bahwa hal itu sudah menjadi
selamanya bisa diterima meskipun kebiasaan masyarakat dan itu merupakan
merupakan hasil dari perbuatan manusia, sebuah kebudayaan yang diakui oleh
karena dalam Islam ada aturan mengenai masyarakat luas. Praktek suap/sogok pun
boleh dan tidak bolehnya kebudayaan sudah dijelaskan oleh Nabi dalam salah satu
tersebut untuk dilakukan oleh umat muslim. hadisnya bahwa tidak boleh dilakukan,
Dengan kata lain, ada kebudayaan yang bahkan Nabi Muhammad melaknat kepada
dilarang oleh agama Islam untuk dilakukan orang yang melakukan praktek suap
dan ada kebudayaan yang boleh dilakukan menyuap.
oleh orang yang beragama Islam, meskipun Para ulama hampir sepakat bahwa hukum
pada dasarnya sama-sama merupakan hasil dari suap menyuap atau risywah adalah
perbuatan manusia. haram. Salah satu pendapat ulama yaitu
Sebab ada yang mengatakan bahwa menurut Imam As-Syaukani dalam Nailul
kebudayaan merupakan hasil dari agama, Athar menegaskan bahwa praktek suap
karena Islam telah membangun sebuah menyuap merupakan hal mutlak haram
budaya dan peradaban 12. Dengan demikian dilakukan sesuai ijma’ 13.
kebudayaan yang dilarang adalah suatu Disamping kebiasaan-kebiasaan atau
kebudayaan yang tidak atau bukan kebudayaan yang dilarang oleh syari’at
dilahirkan dari rahim agama, terutama Islam, ada juga kebiasaan atau kebudayaan
agama Islam. yang dianjurkan oleh syari’at Islam, salah
satunya yaitu olahraga memanah. Hal ini
sudah terdapat dalam hadisNabi tapi tidak
10
Ridwan, ‘Problematika Keagamaan
Kebudayaan dan Alternatif Pemecahan (Perspektif
banyak orang yang melakukannya. Dengan
Sosiologi)’, Madaniyah, vol. 2, no. IX (2015), p. 254. demikian, ada kebalikan antara teori yang
11
Ahmad Mujib, ‘Hubungan Bahasa dan
Kebudayaan (Perspektif Sosiolinguistik)’, Ad-Dibyat,
vol. 8, no. 1 (2009). 13
Haryono, ‘Risywah (suap-Menyuap) dan
12
Fitriyani, ‘Islam dan Kebudayaan’, Al-Ulum, Perbedaannya Dengan Hadiah Dalam Pandangan
vol. 12, no. 1 (2012). Hukum Islam’, Al-Maslahah.
Caca Handika/ Diroyah: Jurnal Ilmuhadis 3, 2 (Maret 2019):61-72 65

terdapat dalam hadisdengan praktek di tidak mempunyai kebudayaan. Jangankan


masyarakat. berbicara hasil perbuatan manusia yang
Kebiasaan-kebiasaan inilah yang akan bersifat baru, sekelas agama pun ada yang
diungkap dalam tulisan ini yang intinya mengatakan bahwa itu bagian dari
memandang beberapa kebiasaan atau kebudayaan 14.
kebudayaan dengan kacamata syari’at Islam Dengan demikian, kita bisa simpulkan
sebagaimana yang dijelaskan dalam bahwa tidak ada permasalahan yang
hadisNabi Muhammad saw. dan jangan signifikan antara teori kebuadayaan yang
sampai syari’at itu hanya sekedar syari’at sudah ada saat ini dengan teori kebudayaan
tanpa adanya sebuah realita di lapangan. dalam Islam (khususnya dalam hadits).
Justru yang menjadi permasalahan hari ini
2. Hubungan Kebudayaan dan Hadis ialah sebuah kebudayaan yang beredar di
Dari paparan mengenai teori kebudayaan tengah-tengah masyarakat dan kebudayaan
di atas, kita ketahui bersama bahwa tersebut bertentangan dengan hadisNabi.
kebudayaan itu merupakan segala bentuk Kebudayaan tersebut bisa dikatakan sebuah
hasil dari kehidupan manusia dalam kebudayaan yang tidak baik dan dalam
kelompok masyarakat yang menjadi sebuah ajaran Islam hak itu tidak boleh dilakukan.
kebiasaan dan hasilnya merupakan sebuah Hal itu tentunya tidak bisa dibiarkan,
kebudayaan dari kelompok masyarakat disamping bertentangan dengan syari’at
tertentu. Islam juga bisa merusak masa depan bangsa
Kebudayaan yang merupakan hasil dari kita.
perbuatan manusia tidak menghiraukan Sebuah kebiasaan atau kebudayaan tidak
apakah baik ataupun buruk kebudayaan baik yang sudah mengakar dalam perilaku
tersebut. Dalam agama Islam barulah hal itu masyarakat tentunya akan mengakibatkan
dibahas, yakni ada kebudayaan baik dan ada kejelekan bagi semua umat apalagi menimpa
kebudayaan yang tidak baik dan ajaran generasi muda yang akan menjadi penerus
Islam lah yang mengatur serta membedakan bangsa di masa yang akan datang. Misalnya
hal tersebut. Dengan keragaman budaya kebudayaan yang bertentangan dengan
yang ada tidak jadi masalah karena kita hadisnabi ialah minum-minuman keras yang
hidup di negara yang sangat komplit dengan bisa merusak generasi bangsa kita. Bahkan
keragaman budaya. Akan tetapi, di samping hasil penelitian membuktikan bahwa di
itu kita harus bisa memilah dan memilih Indonesia pengguna narkotika dan minuman
antara kebudayaan yang baik dan tidak baik keras adalah dari kalangan anak usia SMP
sesuai dengan ajaran agama yang kita yakini dan SMA 15. Hal ini bisa merusak masa
yaitu agama Islam. depan bangsa kita.
Sebelum masuk lebih mendalam Sebenarnya kebiasaan atau perilaku
mengenai kebudayaan dalam pandangan masyarakat ini bukan hal yang baru, akan
hadits, alangkah baiknya kita tinjau dulu tetapi sudah ada sejak zaman dulu ketika
sejauh mana kesinambungan antara teori Nabi Muhammad masih hidup dan pesta
kebudayaan yang ada saat ini sebagaimana minuman keras itu merupakan kebiasaan
telah disinggung dimuka dengan orang-orang pada zaman dulu. Dalam
kebudayaan menurut hadits. Sebenarnya sebuah hadisriwayat Muslim dijelaskan
penulis belum menemukan hadissecara pasti bahwa:
mengenai teori kebudayaan dalam teks suatu
hadits, akan tetapi menurut penulis kita 14
M. Arif Khoiruddin, ‘Agama dan Kebudayaan
semua mengetahui dan sepakat bahwasanya Tinjauan Studi Islam’, Agama dan Kebudayaan, vol.
kebudayaan itu merupakan segala sesuatu 6, no. 1 (2015).
hasil perbuatan manusia dalam hidup 15
Taufikin, ‘Hukum Islam Tentang Minuman
bermasyarakat, karena tidak mungkin Keras, Pencegahan dan Penanggulangan Perilaku
adanya suatu kebudayaan tanpa adanya Minuman Keras di Desa Sidomulyo Kecamatan
Dempet Kabupaten Demak’, Pemikiran Hukum dan
masyarakat dan tidak ada masyarakat yang Hukum Islam, vol. 6, no. 2 (2015).
66 Caca Handika/ Diroyah: Jurnal Ilmuhadis 3, 2 (Maret 2019):61-72

‫ي‬ ٍ ‫َخ ََبََن ابْن وْه‬ ‫ي‬


‫س‬ٍ َ‫ك بْ ُن أَن‬ ُ ‫َخ َََبيِن َمال‬ ْ‫بأ‬ َ ُ َ ْ ‫و َح َّدثَيِن أَبُو الطَّاه ير أ‬ An Nasa'i Tsiqah
ٍ‫ي‬ ‫اَّللي بْ ين أيَِب طَْل َحةَ َع ْن أَنَ ي‬
َّ ‫َع ْن إي ْس َح َق بْ ين َعْب يد‬
ُ‫س بْ ين َمالك أَنَّه‬ Ibnu Hibban
disebutkan dalam
ْ ‫َس يقي أ َََب عُبَ ْي َدةَ بْ َن‬
'ats tsiqaat
‫ُِب بْ َن‬
ََّ ‫اْلََّر ياح َوأ َََب طَْل َحةَ َوأ‬ ْ‫ت أ‬ ُ ‫ال ُكْن‬ َ َ‫ق‬
Ibnu Hajar al
ْ ‫ال إي َّن‬
‫اْلَ ْمَر قَ ْد‬ َ ‫آت فَ َق‬ ٍ ‫يخ وَتٍَْر فَأ َََتهم‬ ‫ي ي‬ ٍ
َ ٍ ‫َك ْعب َشَر ااَب م ْن فَض‬
tsiqah hujjah
ُْ ‘Asqalani
‫س قُ ْم إي ََل َه يذهي ا ْْلََّرةي فَا ْك يس ْرَها‬
ُ َ‫ال أَبُو طَلْ َحةَ ََي أَن‬ َ ‫ت فَ َق‬ ْ ‫ُح يرَم‬ Adz Dzahabi Hujjah
‫ت‬ ‫اس لَنَا فَضرب ت ها يِب ي ي‬ ٍ ‫ت إي ََل يم ْهَر‬
ْ ‫َس َفله َح ََّّت تَ َك َّسَر‬ْ َ َُْ َ ُ ‫فَ ُق ْم‬ 3. Malik bin Anas (Malik bin Anas bin
Malik bin Abi ‘Amir, W. 179 H)
Dan telah menceritakan kepadaku Abu At
Thahir telah mengabarkan kepada kami Ibnu Ulama Komentar
Wahb telah mengabarkan kepadaku Malik
bin Anas dari Ishaq bin Abdullah bin Abu Yahya bin Ma'in Tsiqah
Thalhah dari Anas bin Malik bahwa dia Muhammad bin
berkata, “Saya pernah menuangkan tsiqah ma’mun
Sa’d
minuman dari Fadlikh (minuman yang 4. Ibnu Wahb (Abdullah bin Wahab bin
terbuat dari campuran kurma muda) dan Muslim, W. 197 H)
Tamr (minuman yang terbuat dari kurma)
kepada Abu Ubaidah bin Jarrah, Abu Ulama Komentar
Thalhah dan Ubay bin Ka’ab, tiba-tiba
seseorang datang kepada mereka sambil Yahya bin Ma'in tsiqah
berkata, “Sesungguhnya khamr telah Al ‘Ajli Tsiqah
diharamkan.” Lantas Abu Thalhah berkata,
An Nasa'i la ba’sa bih
“Wahai Anas, berdirilah! Ambil dan
pecahlah bejana (khamr) ini.” Kemudian Ibnu Hajar tsiqoh hafidz
saya mengambil gentong milik kami dan Adz Dzahabi salah satu ahli ilmu
saya pukul bawahnya hingga pecah.” 16.
5. Abu Thahir (Ahmad bin ‘Amru bin
Beberapa komentar para ulama mengenai
'Abdullah bin 'Amru As Sarh, W. 250 H)
orang-orang yang meriwayatkan hadisdi atas
17
. Ulama Komentar
1. Anas bin Malik (Anas bin Malik bin An
Nadlir bin Dlamdlom bin Zaid bin Abu Hatim la ba’sa bih
Haram, W. 91 H) An Nasa’i Tsiqah

Ulama Komentar Ibnu Hajar al


Tsiqah
‘Asqalani
Ibnu Hajar al
Shahabat
‘Asqalani
Jalur Sanad Hadits
2. Ishak bin Abdillah bin Abi Thalhah ‫ُِب بْ َن‬ ْ ‫َس يقي أ َََب ُعبَ ْي َدةَ بْ َن‬
ََّ ‫اْلََّر ياح َوأ َََب طَلْ َحةَ َوأ‬ ْ‫تأ‬ ُ ‫ال ُكْن‬ َ َ‫أَنَّهُ ق‬
(Ishaq bin ‘Abdullah bin Abi Thalhah
‫اْلَ ْمَر قَ ْد‬ْ ‫ال إي َّن‬ ٍ ‫يخ وَتٍَْر فَأ َََتهم‬
َ ‫آت فَ َق‬ ‫ي ي‬ ٍ
Zaid bin Sahal, W. 132 H) ُْ َ ٍ ‫َك ْعب َشَر ااَب م ْن فَض‬
‫ال أَبُو طَْل َحةَ ََي أَنَس قُم إي ََل َه يذهي ا ْْلََّرةي‬ ْ ‫ُح يرَم‬
َ ‫ت فَ َق‬
Ulama Komentar ْ ُ
‫ت‬ ‫اس لَنَا فَضرب ت ها يِب ي ي‬ ٍ ‫ت إي ََل يم ْهَر‬ ‫ي‬
Yahya bin Ma'in Tsiqah ْ ‫َس َفله َح ََّّت تَ َك َّسَر‬ ْ َ َُْ َ ُ ‫فَا ْكس ْرَها فَ ُق ْم‬
Abu Zur'ah Tsiqah
Abu Hatim Tsiqah Anas bin Malik bin An
Nadlir bin Dlamdlom bin
16
Zaid bin Haram
Ashabul-Muslimin, Shahih Muslim (Bekasi,
2011).
17
LIPIA, ‘Lidwa Pustaka (HadisSembilan Imam)’
(Jakarta, 2011).
Caca Handika/ Diroyah: Jurnal Ilmuhadis 3, 2 (Maret 2019):61-72 67

Ishaq bin 'Abdullah bin Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin
Abi Thalhah Zaid bin Yunus telah menceritakan kepada kami Ibnu
Sahal Abu Dzi`b dari Al Harits bin Abdurrahman
dari Abu Salamah dari Abdullah bin ‘Amru
ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi
Malik bin Anas bin Malik
wasallam melaknat orang yang memberi
bin Abi 'Amir
uang sogokan dan orang yang
menerimanya.” 18.
Abdullah bin Wahab bin Komentar para ulama terhadap orang-
Muslim orang yang meriwayatkan hadisdi atas 19.
1. Abdullah bin ‘Amru (Abdullah bin
Ahmad bin 'Amru bin ‘Amru bin Al ‘Ash bin Wa’il, W. 63 H)
'Abdullah bin 'Amru As
Ulama Komentar
Sarh
Ibnu Hajar Al
Shahabat
Atsqalani
Shahih Muslim
Adz Dzahabi Shahabat
Hadistersebut berbicara tentang larangan 2. Abi Salamah (Abdullah bin 'Abdur
minuman keras yang awalnya tidak dilarang Rahman bin ‘Auf, W. 94 H)
yang merupakan suatu kebiasaan. Oleh
karena itu, budaya minuman keras itu Ulama Komentar
bukanlah hal yang baru, melainkan sudah Abu Zur’ah tsiqah imam
diabadikan dalam sebuah hadisNabi
Muhamad dalam kitab Shahih Muslim. Ibnu Hibban Tsiqah
Permasalahan hari ini bahwa minuman 3. Al-Harits (Al Harits bin 'Abdur Rahman)
keras itu sudah menjadi hal yang tidak aneh
lagi yang dilakukan oleh orang-orang yang Ulama Komentar
beragama Islam. Padahal dalam hadissudah An Nasa’i Laisa bihi ba’s
jelas ditegaskan bahwa minuman keras
(khamr) haram. Bahkan dalam al-Qur’an Yahya bin Ma'in masyhur
juga dijelaskan bahwa minuman keras itu disebutkan dalam
Ibnu Hibban
merupakan perbuatan syaithan. Hal ini 'ats tsiqaat
terdapat dalam al-Qur’an surat al-Maidah Ibnu Sa’d Haditsnya sedikit
ayat 90.
Selanjutnya ada kebiasaan yang sudah Ibnu Hajar al
Shaduuq
lumrah dilakukan oleh masyarakat yaitu ‘Asqalani
praktek suap menyuap, secara tidak Adz Dzahabi Shaduuq Shalih
langsung perbuatan ini sudah membudaya di 4. Ibnu Abi Dzinbin (Muhammad bin
kalangan masyarakat muslim. Sedangkan ‘Abdur Rahman bin Al Mughirah bin Al
dalam hadissudah tegas dijelaskan bahwa Harits bin Abi Dzi’b, W. 158 H)
hal ini tidak boleh dilakukan. Dalam
hadisyang diriwayatkan oleh Abu Dawud Ulama Komentar
bahwasanya Nabi telah melaknat orang yang
memberi suap dan menerimanya. Ahmad bin
Tsiqah
‫ث بْ ين‬ ‫اْلا ير ي‬
َْ ‫ب َع ْن‬ ٍ ْ‫َْحَ ُد بْن يُونُس َحدَّثَنَا ابْن أيَِب يذئ‬ Hambal
ُ َ ُ ْ ‫َحدَّثَنَا أ‬
َ َ‫اَّللي بْ ين َع ْم ٍرو ق‬
‫ال لَ َع َن‬ َّ ‫الر ْْحَ ين َع ْن أيَِب َسلَ َمةَ َع ْن َعْب يد‬ َّ ‫َعْب يد‬ 18
LIPIA, ‘Lidwa Pustaka (HadisSembilan Imam)’
‫الر ياشي َوالْ ُم ْرتَ يشي‬
َّ ‫اَّللُ َعلَْي يه َو َسلَّ َم‬
َّ ‫صلَّى‬ ‫ول َّي‬
َ ‫اَّلل‬ ُ ‫َر ُس‬ (Jakarta, 2011).
19
LIPIA, ‘Lidwa Pustaka (HadisSembilan Imam)’
(Jakarta, 2011).
68 Caca Handika/ Diroyah: Jurnal Ilmuhadis 3, 2 (Maret 2019):61-72

Yahya bin Ma’in Tsiqah Hadisdi atas menyandang gelar


hadishasan, karena ada salah satu penilian
An Nasa’i Tsiqah ulama shaduq teradap rawi Al Harits bin
Ibnu Hajar al ‘Abdur Rahman.
Tsiqah, faqih
‘Asqalani Secara definitif suap menurut fatwa MUI
Adz Dzahabi Tsiqah merupakan pemberian kepada seorang
pejabat untuk meluluskan suatu perbuatan
5. Ahmad bin Yunus (Ahmad bin ‘Abdullah yang tidak benar dan membatilkan
bin Yunus bin ‘Abdullah bin Qais, W. perbuatan yang hak 20.
227 H) Praktek suap menyuap sudah merajalela
dalam kehidupan masyarakat, maka dari itu
Ulama Komentar
ada yang mengatakan bahwa ini sudah
Abu Hatim tsiqah mutqin menjadi budaya saking seringnya dilakukan
An Nasa'i Tsiqah dalam kehidupan sehari-hari. Dengan ini
penulis mengingatkan kembali bahwa hal itu
Utsman bin Abi Tsiqah laisa bihi jelas-jelas telah dilarang dalam syari’at
Syainah Syai Islam. Kebanyakan dari masyarakat
disebutkan dalam menganggap bahwa hal yang sudah biasa
Ibnu Hibban
'ats tsiqaat dilakukan, maka hal itu boleh dilakukan
Ibnu Hajar al menurut Islam, padahal kenyataanya Islam
Tsiqah Hafidz sangat tegas dalam menentukan sebuah
‘Asqalani
hukum tidak bisa ditawar.
Adz Dzahabi Alhafidz Lepas dari kebiasaan-kebiasaan buruk
yang sudah membudaya di tengah-tengah
Jalur sanad hadits masyarakat dan sudah dianggap hal yang
‫الر ياشي َوالْ ُم ْرتَ يشي‬
َّ ‫اَّللُ َعلَْي يه َو َسلَّ َم‬
َّ ‫صلَّى‬ ‫ول َّي‬
َ ‫اَّلل‬ ُ ‫ال لَ َع َن َر ُس‬
َ َ‫ق‬ wajar untuk dilakukan, ada suatu kebiasaan
atau budaya yang hari ini belum terlalu
membumi padahal Nabi Muhammad dalam
Abdullah bin 'Amru bin Al haditsnya telah menyuruh hal itu untuk
'Ash bin Wa'il dilakukan salah satunya adalah olahraga
memanah.
Hadisyang diriwayatkan oleh Imam Ibnu
Abdullah bin 'Abdur
Majah, nabi telah berpesan kepada
Rahman bin 'Auf
sekelompok orang bahwa budaya memanah
ini adalah kebiasaan yang sering dilakukan
Al Harits bin 'Abdur oleh Bani Ismail yaitu haditsnya sebagai
Rahman berikut:
‫الرز ي‬
‫َّاق أَنْبَأ َََن ُس ْفيَا ُن َع ْن‬ َّ ‫َحدَّثَنَا ُُمَ َّم ُد بْ ُن ََْي ََي َحدَّثَنَا َعْب ُد‬
Muhammad bin 'Abdur ٍ َّ‫ْي َع ْن أيَِب الْ َعالييَ ية َع ْن ابْ ين َعب‬
‫اس‬ ‫صْ ي‬
َ ُ‫اْل‬ ْ ‫ش َع ْن يزََي يد بْ ين‬ ‫ْاْل َْع َم ي‬
Rahman bin Al Mughirah
bin Al Harits bin Abi ‫ال َرْمياا بَيِن‬َ ‫اَّللُ َعلَْي يه َو َسلَّ َم بينَ َف ٍر يَْرُمو َن فَ َق‬
َّ ‫صلَّى‬ َ ‫َِّب‬ ُّ ‫ال َمَّر الني‬ َ َ‫ق‬
Dzi`b ‫يل فَيإ َّن أ َََب ُك ْم َكا َن َر يامياا‬ ‫ي ي‬
َ ‫إ ْْسَع‬
Telah menceritakan kepada kami
Ahmad bin 'Abdullah bin Muhammad bin Yahya, telah menceritakan
Yunus bin 'Abdullah bin kepada kami Abdurrazaq, telah
Qais memberitakan kepada kami Sufyan dari Al

Abu Dawud 20
Wawan Trans Pujianto, ‘Riswah dalam
Perspektif Hukum Islam’, Hukum dan Ekonomi
Syari’ah, vol. 03, no. 02 (2015).
Caca Handika/ Diroyah: Jurnal Ilmuhadis 3, 2 (Maret 2019):61-72 69

‘Amasy dari Ziyad bin Hushain dari Abu Al An Nasa'i Tsiqah tsabat
'Aliyah dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata: Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam berpesan Yahya bin Ma'in Tsiqah
kepada sekelompok orang yang sedang Disebutkan dalam
Ibnu Hibban
melepas anak panah, beliau bersabda: 'ats tsiqaat
“Melepas anak panah (adalah budaya) bani Ibnu Hajar al
Ismail, sesungguhnya ayah kalian adalah Tsiqah hafidz
‘Asqalani
seorang pemanah.” 21.
Mengenai beberapa sanad yang Ibnu Hajar al
Yudallis
meriwayatkan hadisdi atas akan dijelaskan ‘Asqalani
dibawah ini 22: Abu Hatim Ar Tsiqah haditsnya
1. Ibn Abbas (Abdullah bin ‘Abbas bin Rozy dijadikan hujjah
‘Abdul Muthallib bin Hasyim, W. 68 H) 5. Sufyan (Sufyan bin 'Uyainah bin Abi
'Imran Maimun, W. 198 H)
Ulama Komentar
Ibnu Hajar Al Ulama Komentar
Shahabat
Atsqalani Ibnu Hibban Hafidz mutqin
Adz Dzahabi Shahabat Tsiqah tsabat dalam
2. Abi al-‘Aliyah (Rufai' bin Mihran, W. 90 Al ‘Ajli
hadits
H)
Adz Dzahabi Ahadul A'lam
Ulama Komentar Adz Dzahabi Tsiqah Tsabat
Abu Zur'ah Arrazy Tsiqah Adz Dzahabi Hafidz imam
Abu Hatim Ar 6. Abdur Razzaq (Abdur Razzad bin
Tsiqah Hammam bin Nafi’, W. 211 H)
Rozy
Al ‘Ajli Tsiqah Ulama Komentar
Yahya bin Ma'in Tsiqah Abu Daud Tsiqah
disebutkan dalam Tsiqah, tertuduh
Ibnu Hibban Al 'Ajli
'ats tsiqaat beraliran syi’ah
3. Ziyad bin Husain (Ziyad bin Al Hushain
An Nasa'i Tsabat
bin Qais)
Ya'kub bin
Tsiqah tsabat
Ulama Komentar Syaibah
Al ‘Ajli Tsiqah Ibnu Hibban Tsiqah
disebutkan dalam Ibnu 'Adi La ba`sa bih
Ibnu Hibban
ats tsiqaat Ibnu Hajar al
Tsiqoh hafidz
Ibnu Hajar al ‘Asqalani
Tsiqah Yursil
‘Asqalani Adz Dzahabi Seorang tokoh
4. Al-‘Amasy (Sulaiman bin Mihran, W. 7. Muhammad bin Yahya (Muhammad bin
147 H) Yahya bin ‘Abdullah bin Khalid bin Faris
bin Dzu’aib, W. 258 H)
Ulama Komentar
Al ‘Ajli Tsiqah tsabat Ulama Komentar
Ibnu Abi Hatim Tsiqah shaduuq
21
LIPIA, Lidwa Pustaka (Hadits Sembilan
Imam). Abu Hatim Tsiqah
22
Ibid.
70 Caca Handika/ Diroyah: Jurnal Ilmuhadis 3, 2 (Maret 2019):61-72

An Nasa'i Tsiqah ma`mun Budaya memanah atau olahraga panahan


hari ini tidak terlalu populer di kalangan
Abu Bakar Hafidz mutqin masyarakat, padahal olahraga atau kebiasaan
AlKhatib tsiqah ini merupakan kebiasaan Bani Islam.
Maslamah bin Bahkan Nabi Muhammad pun mengatakan
Tsiqah
Qasim bahwa ini merupakan kebiasaan bapak kita
Ibnu Hajar al yaitu Bani Ismail. Persoalannya adalah hal
Tsiqoh hafidz yang sudah jelas diperintahkan oleh Nabi
‘Asqalani
terkait budaya atau kebiasaan tidak
Adz Dzahabi Hafizh dilakukan oleh kita, justru hal yang dilarang
malah dilakukan oleh kita sebagai umat
Jalur sanad hadits Islam.
َ ‫اَّللُ َعلَْي يه َو َسلَّ َم بينَ َف ٍر يَْرُمو َن فَ َق‬
‫ال َرْمياا‬ َّ ‫صلَّى‬ ُّ ‫ال َمَّر الني‬
َ ‫َِّب‬ َ َ‫ق‬ Dari beberapa kebudayaan yang
‫يل فَإي َّن أ َََب ُك ْم َكا َن َر يامياا‬ ‫ي ي ي‬ dipaparkan di atas, kebanyakan dari umat
َ ‫بَِن إ ْْسَع‬ Islam sudah mengetahui hukuumnya akan
tetapi dengan alasan yang berbeda-beda
umat Islam belum bisa melaksanakan secara
Abdullah bin 'Abbas bin
sempurna sesuai apa yang tertera dalam
'Abdul Muthallib bin
hadisbaik itu larangan maupun anjuran.
Hasyim
Artikel ini hanya sebatas mengungkap
bahwasanya antara hadisdengan tingkat
Rufai' bin Mihran kesadaran umat Islam untuk beragama Islam
atau menjalankan syari’at Islam masih
Ziyad bin Al Hushain bin rendah dan hal itu dibuktikan dengan masih
Qais adanya beberapa tindakan yang menyalahi
syari’at Islam, khususnya yang terdapat
dalam hadits.
Sulaiman bin Mihran
C. KESIMPULAN
Sufyan bin 'Uyainah bin Kebuadayaan dalam pandangan hadis
Abi 'Imran Maimun adalah hal biasa karena hal itu sudah ada
sejak zaman Nabi Muhammad masih hidup,
baik itu kebudayaan yang baik atau
Abdur Razzaq bin Hammam dianjurkan untuk dilakukan oleh umat Islam
bin Nafi' hari ini maupun kebudayaan yang tidak baik
atau dilarang untuk dilakukannya.
Muhammad bin Yahya bin Tidak ada kesenjangan yang signifikan
'Abdullah bin Khalid bin antara teori kebudayaan dalam ilmu
Faris bin Dzu'aib sosiologi ataupun dalamu ilmu antropologi
dengan teks sebuah hadits, karena sudah
mafhum bahwa kebudayaan merupakan
Ibnu Majah suatu perbuatan yang dihasilkan oleh
Melihat komentar para ualama mengenai manusia yang hidup dalam suatu tatanan
sanad hadisdi atas tidak ada masalah dan masyarakat. Akan tetapi lebih dari itu,
bisa dipastikan bahwa hadistersebut shahih. hadismembagi kebudayaan menjadi dua
Dalam hadistersebut bahwasanya Nabi kelompok, yaitu kebudayaan yang baik dan
pernah berpesan untuk melakukan olahraga kebudayaan yang tidak baik. Hasil dan
panahan dan hal itu menunjukan bahwa diskusi dalam penelitian ini tampaknya ada
olahraga panahan itu dianjurkan oleh Nabi ketidak idealan antara umat Islam yang
Muhammad. harusnya menjalankan syari’at Islam dengan
benar, buktinya tidak seperti itu. Hal itu
Caca Handika/ Diroyah: Jurnal Ilmuhadis 3, 2 (Maret 2019):61-72 71

dibuktikan dengan dikutipnya beberapa Budaya’, Antropologi, no. 52.


contoh mengenai kebudayaan yaitu, Khoiruddin, M. Arif, ‘Agama dan
larangan untuk meminum khamr, larangan Kebudayaan Tinjauan Studi Islam’,
untuk melakukan praktek suap menyuap Agama dan Kebudayaan, vol. 6, no. 1,
serta dianjurkannya melakukan olahraga 2015.
memanah. Kontjaraningrat, Pengantar Ilmu
Dari semua contoh tersebut umat Islam Antropologi, Jakarta: Rineka Cipta,
hampir semua mengetahui tentang hal itu, 1990.
tapi pada prakteknya masih saja melanggar LIPIA, Lidwa Pustaka (Hadits Sembilan
apa yang sudah ditetapkan dalam syari’at Imam), Jakarta, 2011.
khususnya dalam hadits. Bahkan kebiasaan Mujib, Ahmad, ‘Hubungan Bahasa dan
meminum khamr, melakukan praktek suap Kebudayaan (Perspektif
sudah dianggap sebuah kebudayaan yang Sosiolinguistik)’, Ad-Dibyat, vol. 8, no.
sulit untuk ditinggalkan karena sudah 1, 2009.
mengakar dalam mindset masyarakat bahwa Pujianto, Wawan Trans, ‘Riswah dalam
hal ini suatau kewajaran. Dari sinilah harus Perspektif Hukum Islam’, Hukum dan
ada upaya untuk menigkatkan kesadaran Ekonomi Syari’ah, vol. 03, no. 02,
umat Islam dalam menjalankan syari’at 2015.
agamanya sendiri yaitu agama Islam. Ridwan, ‘Problematika Keagamaan
Kebudayaan dan Alternatif Pemecahan
(Perspektif Sosiologi)’, Madaniyah,
DAFTAR PUSTAKA vol. 2, no. IX, 2015, p. 254.
Shadily, John M. Echols dan Hassan, Kamus
Ashabul-Muslimin, Shahih Muslim, Bekasi, Inggris Indonesia, Jakarta: PT
2011. Gramedia, 2010.
Djaka. P, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu
Masa Kini, Surakarta: Pustaka Mandiri. Pengantar, PT RajaGrafindo Persada,
Fitriyani, ‘Islam dan Kebudayaan’, Al-Ulum, 1999.
vol. 12, no. 1, 2012. Taufikin, ‘Hukum Islam Tentang Minuman
Haryono, ‘Risywah (suap-Menyuap) dan Keras, Pencegahan dan
Perbedaannya Dengan Hadiah Dalam Penanggulangan Perilaku Minuman
Pandangan Hukum Islam’, Al- Keras di Desa Sidomulyo Kecamatan
Maslahah. Dempet Kabupaten Demak’, Pemikiran
Jaya, ‘Islam dan Kebudayaan Islami’, At- Hukum dan Hukum Islam, vol. 6, no. 2,
Ta’lim, vol. 4, 2013. 2015.
Julian Ashari, Dari Bumi Untuk Langit, UIN
Sunan Gunung Djati Bandung, 2014.
Keesing, Roger M., ‘Teori-teori tentang
72 Caca Handika/ Diroyah: Jurnal Ilmuhadis 3, 2 (Maret 2019):61-72

You might also like