Bab I

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Menurut Organisasi PBB yaitu United Nations Industrial Development
Organization (UNIDO) untuk perkembangan industry, Indonesia masuk dalam
peringkat 10 besar sebagai negara berkembang dengan ekonomi berbasis industri
terbaik di dunia. Hal ini bisa dibilang sebagai pertanda baik bahwa industri
keramik turut memberikan kontribusi pada iklim industri yang positif, tercermin
dari produsen keramik dalam negeri yang terus meningkatkan investasinya.
Industri keramik memang tidak dapat dipisahkan dari kebutuhan primer, yakni
rumah tinggal. Kemudian, data dari Kementerian Perkerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat melalui Direktorat Jenderal Pembiayaan Perumahan
memperkirakan, hingga tahun 2025 angka kebutuhan rumah di Indonesia
mencapai 30 juta unit.

Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (ASAKI) bekerjasama dengan Reed


Panorama Exhibitions (RPE) kembali menghadirkan para pelaku usaha keramik
dan industri pendukungnya dalam KERAMIKA 2017 yang diadakan pada 16
hingga 19 Maret 2017 di Jakarta Convention Center (JCC). Dalam pertemuan
KERAMIKA 2017 menyampaikan Negara Indonesia telah memiliki teknologi
pembuatan keramik dengan konsep digital dan mampu mangadopsiteknologi
mesin dari Italy, sehingga keramik yang dihasilkan sudah seperti keramik yang
berbahan baku alami danpenggunaan bahan baku alam seperti marbel tidak
diperlukan lagi dan keramik yang dihasilkan dapat tahan lama, ringan serta
memiliki desain yang beragam.

Selain itu sumber daya alam yang ada dapat terjaga kelestariannya melalui
KERAMIKA 2017, yang didukung oleh Kementerian Perindustrian ingin
menonjolkan karya dan kemajuan industri keramik Indonesia yang menyajikan
teknologi serta produk yang kreatif, inovatif serta berkualitas guna memenuhi
kebutuhan ekspor, sehingga impor keramik dapat diminimalisir. Berbeda dengan

http://mercubuana.ac.id/
pameran sebelumnya, tahun 2017 pameran ini ke dalam dua segmen yaitu World
of Technology yang mencakup seluruh proses, inovasi, teknologi serta bahan baku
pabrikan keramik, dan World of Ceramics yang memamerkan produk-produk
seperti keramik ubin, genteng, sanitary serta pernak pernik meja (tableware) dan
kerajinan keramik. Pameran yang bertujuan untuk mempromosikan industri
keramik dan pendukungnya serta perkembangan teknologi maupun desain
keramik Indonesia ke pasar global. Perkembangan industri keramik saat ini di
Indonesia seperti industri keramik tile, tableware, sanitari, dan keramik hias telah
memberikan hasil yang menggembirakan baik dilihat dari sisi kapasitas, perolehan
devisa, serta penyerapan tenaga kerja. Didorong oleh kreativitas dan diverifikasi
produk, oleh karena itu kami semakin yakin produk keramik dalam negeri mampu
berekspansi ke manca Negara.

Seminar nasional keramik XIV di Bandung, pada Mei 2015 lalu, Kepala Badan
Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian, Haris
Munandar menyatakan, selama 30 tahun terakhir industri keramik nasional
menjadi salah satu industri unggulan dalam negeri. Ia melihat prospek industri ini
memiliki peluang cukup besar untuk jangka waktu yang cukup
panjang.Pernyataan Haris Munandar tahun silam itu bukan isapan jempol semata,
melainkan berdasarkan data Kementerian Perindustrian dan perkembangan
industri keramik di tanah air. Belum lagi peringkat Indonesia dalam produksi
keramik masuk dalam posisi antara 5 dan 6 besar dunia, serta pertumbuhan pasar
dalam negeri yang terus meningkat. Pada tahun 2014 misalnya, industri keramik
Indonesia memiliki kapasitas 1,8 juta meter persegi (m2) per hari dan produksi 1,6
juta m² per hari. Hasil produksi 87 persen diserap pasar lokal dan 13 persen di
ekspor, sehingga nilai penjualan industri keramik pada tahun 2014 lalu mencapai
Rp36 triliun.

Indonesia menghadapi masalah serius dalam upaya untuk menaikkan


produktivitas perusahaan. Hal ini karena rendahnya tingkat teknologi proses yang
digunakan, prospek yang terbatas untuk pertumbuhan dan perkembangan industri
atau kemampuan yang terbatas untuk menerapkan teknologi baru. Salah satu
alasan penting mengapa pemindahan teknologi di Indonesia pada umumnya

http://mercubuana.ac.id/
rendah adalah karena perusahaan tersebut cenderung hanya mempunyai
keterampilan teknis dan produksi yang sempit. Tidak memadainya teknologi
merupakan kendala utama bagi para pengusaha untuk menyesuaikan diri dengan
cepat. Dikarenakan terbatasnya keterampilan teknis dan produksi maka pada
umumnya industri di Indonesia cenderung menjadi peniru dan bukan pembaharu.
Keterampilan teknis yang sempit, erat kaitannya dengan kemampuan manusia itu
sendiri dalam menyerap dan menggunakan teknologi, sehingga pendekatannya
terfokus pada kualitas manusia. Oleh sebab itu, perlu dilakukan suatu usaha
pembelajaran yang terarah dan berkelanjutan untuk memperoleh kemampuan
teknologi (capability of technology).

Semakin berkembangnya dunia industri di era globalisasi saat ini menuntut


adanya perkembangan teknologi khususnya dalam hal peningkatan efisiensi
produksi. Produktivitas merupakan rasio atau perbandingan sederhana antara
output dan input dari suatu perusahaan. Di sektor manufaktur, kinerja
produktivitas diperlukan untuk bertemu secara globalmendorong tantangan
tekanan biaya dan daya saing. Produktivitas adalah kunci untuk mempertahankan
daya saing di tingkat perusahaan maupun Negara, dan memastikan kelanjutan
pekembangan serta kemajuan dari segi ekonomi. Jika tercapai peningkatan
produktivitas yang tinggi maka akan membawa dampak yang positif berupa
kemajuan perusahaan itu sendiri. Produktivitas merupakan salah satu aspek yang
dapat dijadikan sebagai indikator kinerja perusahaan dalam hal mampu tidaknya
perusahaan mempertahankan pelanggan dan kemampuan mempertahankan
keberlangsungannya. Tingkat produktivitas yang dicapai suatu perusahaan
merupakan indikator seberapa efisien perusahaan tersebut mampu menggunakan
dan mengkombinasikan sumber daya ekonomisnya.

Produktivitas sangat berbeda dengan produksi, tetapi produksi merupakan salah


satu komponen dari usaha produktivitas, selain kualitas dan hasil keluarannya.
Produksi adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan hasil keluaran dan
umumnya dinyatakan dengan volume produksi, sedangkan produktivitas
berhubungan dengan efisiensi penggunaan sumber daya (masukan dalam
menghasilkan tingkat perbandingan antara keluaran dan masukan). Setiap

http://mercubuana.ac.id/
perusahaan dituntut untukmeningkatkan kinerjanya agar dapat memenangkan
persaingan. Hal itu dapat dilakukan dengan cara mengurangi pengeluaran,
melakukan inovasi proses dan produk, serta meningkatkan kualitasdan
produktivitas. Penggunaan teknologi merupakan salah satu modal dasar
perusahaan yang akan mampu mengantarkan perusahaan dalam mencapai
tujuannya. Upaya menjaga kelangsungan hidup suatu perusahaan di samping
dilakukan melalui strategidan berbagai kebijaksanaan perusahaan dalam
manajemen dan operasional perusahaan, faktor penggunaan teknologi juga
merupakan hal yang paling menentukan dalam meningkatkan efisiensi. Oleh
karena itu, penggunaan teknologi perlu dikembangkan seiringdengan usaha untuk
meningkatkan produktivitas dan efisiensi perusahaan dalam persaingan yang
semakin ketat dan dilakukan secara terus menerus.

Kecepatan dan ketepatan serta jumlah produksi menjadi suatu hal yang harus
dipenuhi pada suatu proses produksi. Untuk itu, butuh adanya perubahan yang
mampu memberikan hal tersebut yaitu dengan menggunakan teknologi.
Kecanggihan teknologi selain dapat meringankan beban pekerjaan manusia juga
dapat meningkatkan efisiensi baik itu tenaga, material, biaya maupun waktu
produksi suatu barang. Masih banyaknya produksi massal yang menggunakan
pengulangan yang masih menggunakan tenaga manusia seringkali dirasa kurang
efisien sehingga perlu adanya suatu sistem yang secara otomatis dapat
mempermudah pekerjaan manusia. Pekerjaan berulang seperti misalnya proses
glazur khususnya pada perusahaan sanitari yang awalnya menggunakan tenaga
manusia diharapkan mampu digantikan dengan teknologi robot sehingga dapat
mempercepat proses produksi serta mampu memberikan ketelitian yang lebih
dibandingkan menggunakan tenaga manusia.

Indonesia sebagai Negara berkembang diharapkan mampu mengadaptasi


teknologi yang ada agar dapat lebih mengembangkan produksi dari proses manual
ke proses robotik pada proses glazur di perusahaan sanitari. Oleh karena itu, perlu
adanya peningkatan produksi menggunakan teknologi terbaru misalnya dengan
menggunakan robot pada proses produksi. Penggunaan robot diharapkan mampu

http://mercubuana.ac.id/
meningkatkan kuantitas maupun kualitas produksi barang dalam negeri. Robot
adalah perpanjangan tangan manusia yang dibuat untuk membantu meringankan
tugas manusia dalam berbagai bidang kehidupan terutama dalam bidang industri.
Tujuan penggunaan robot untuk industri yaitu meningkatkan jumlah produksi,
kestabilan dan meningkatkan kualitas produk, peningkatan dalam manajemen
produksi dan penghematan sumber daya. Salah satu contoh robot digunakan yang
dapat meningkatkan kinerja produksi adalah robot glazur yang digunakan untuk
mengglazur sebuah body sanitari secara otomatis sesuai masing-masing type
tertentu. Hal itu akan semakin mudah jika pada sistem robot tersebut diberikan
sebuah program seperti halnya adanya visualisasi yang akan mengenali objek
ataupun lingkungan sekitar dan kemudian memandu gerak robot untuk
mengglazur body atau model sanitari secara otomatis tanpa harus dilakukan secara
manual serta robot yang akan mengglazur body sanitari secara otomatis melalui
program simulasi ke objek nyata.

PT Surya Toto Indonesia Tbk Divisi Sanitari Unit Cikupa Tangerang adalah
sebuah perusahaan multinasional yang bergerak dalam bidang produksi sanitari
terkemuka di Indonesia. Perusahaan ini sudah berdiri sejak tahun 1977 dan terus
berkembang dari tahun ke tahun hingga dewasa ini. Perusahaan ini memproduksi
dan menjual produk sanitari, fittings dan kitchen systems serta kegiatan - kegiatan
lain yang berkaitan dengan produk tersebut. Peneliti tertarik memilih perusahaan
ini sebagai objek penelitian dikarenakan perusahaan ini sudah banyak dikenal oleh
masyarakat, salah satunya dikenal melalui produk unggulan dan masih bisa
bertahan menghadapi serbuan produk asing yang mulai membanjiri pasar
Indonesia. Perkembangan hasil produksi bagus sanitari tipe CW 633 J,secara
kuantitas mulai awal pada tahun 2016 sampai bulan April 2018 sebagai berikut:

http://mercubuana.ac.id/
2016
2017
2018

Gambar 1.1. Perkembangan hasil produksi awal pada tahun 2016 sampai bulan
April 2018

Sumber: Data produksi PT. Surya Toto Indonesia

Dari gambar 1.1.dapat dijelaskan bahwa hasil produksi bagus mengalami fluktuasi
dari mulai awal pada tahun 2016 sampai bulan April 2018. Sejalan dengan tujuan
perusahaan untuk meningkatkan kualitas produksi, perusahaan telah mengadopsi
teknologi sistem robotik. Dalam penelitian ini peneliti bermaksud
mengidentifikasi waktu proses pada robot dan waktu proses yang dilakukan oleh
manusia pada proses produksi pada seksi glazing di PT. Surya Toto Indonesia.
Otomasi dalam sistem produksi memberikan banyak keuntungan, antara lain
menurunkan biaya produksi, meningkatkan jumlah produk, meningkatkan kualitas
produk, mendapatkan mutu produk yang konstan, mengurangi Manufacturing
Lead Time. Otomasi dapat didefinisikan sebagai suatu teknologi yang digunakan
untuk melaksanakan proses atau prosedur kerja. Pekerjaan ini dilakukan dengan
menggunakan suatu program instruksi yang dikombinasi dengan suatu sistem
pengendali untuk menjalankan instruksi-instruksi tersebut.

1.2 . Perumusan Masalah

Berdasarkan dengan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah


yaitu sebagai berikut :

1. Apa faktor-faktor yang menentukan efisiensi prosesglazur?

http://mercubuana.ac.id/
2. Bagaimana menentukan waktu optimal yang dibutuhkan oleh operator robotdi
seksi glazing pada saat proses produksi sanitari?
3. Bagaimana menentukan efektivitas pemakaian glaze?

1.3 . Tujuan dan Manfaat Penelitian


1.3.1. Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui berapa efisiensi dan produktivitas proses produksi.
2. Untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh operator robot di
seksi glazing pada saat proses produksi sanitari.
3. Untuk mengetahui berapa jumlah glaze yang terpakai, glaze yang menempel,
glaze yang terbuang danwaktu yang dibutuhkan oleh robot pada saat proses
produksi.
1.3.2. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:
1. Bagi Perusahaan sebagai bahan masukan dan atau rekomendasi bagi
pengambilan keputusan terutama yang terkait proses produksi sistem robotik.
2. Bagi kalangan akademisi pada umumnya, dapat menambah khasanah dan
sekaligus dapat dijadikan bahan kajian atau penelitian lanjut dalam
pemahaman tentang proses produksi sistem robotik.
3. Bagi penulis khususnya, dapat memberikan nilai tambah tersendiri terutama
pengetahuan tentang proses produksi sistem robotik.

1.4. Asumsi Dan Pembatasan Penelitian


1.4.1. Asumsi penelitian
Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu terbatas tentang proses
produksi sistem robotik pada seksi glazing.
1.4.2. Batasan Penelitian
Penelitian ini berfokus pada peningkatanproses produksi dengan metode value
streammapping dengan sistem robotik pada seksi glazing.

http://mercubuana.ac.id/

You might also like