91-Article Text-147-1-10-20191209

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 16

Jurnal Dinamika Bahari

Vol. 9 No. 1 Edisi Oktober 2018

KEADAAN DARURAT PADA SAAT OLAH GERAK MEMASUKI


ALUR PELAYARAN SEMPIT SUNGAI KAPUAS DI MT. ANGGRAINI
EXCELLENT
Wardono a dan Vega Fonsula Andromedab
a
Taruna (NIT.51145138.N) Program Studi Nautika PIP Semarang
b
Dosen Program Studi Nautika PIP Semarang

ABSTRAK

Keadaan darurat adalah keadaan di luar keadaan normal yang terjadi di atas kapal
sehingga merugikan pihak kapal dan mempunyai tingkat kecenderungan dapat
membahayakan jiwa manusia, harta benda, dan lingkungan dimana kapal berada. Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Teknik
analisa data menggunakan metode fishbone analysis dan faulth tree analysis untuk
menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi keadaan darurat pada saat memasuki alur
pelayaran sempit dan mengatasi keadaaan darurat pada saat memasuki alur pelayaran
sempit tiba-tiba main engine mati.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa keadaan darurat pada saat
olah gerak memasuki alur pelayaran sempit adanya masalah-masalah yang meliputi faktor-
faktor yang mempengaruhi keadaan darurat dan main engine tiba-tiba mati saat
pelaksanaan olah gerak memasuki alur pelayaran sempit. Cara yang dilakukan untuk
mengatasi faktor-faktor tersebut dibutuhkan kesigapan dan pengetahuan yang luas dari
perwira serta crew, khususnya pada perwira jaga sebagai perwira yang bertanggung jawab
terhadap jam jaga harus tegas dalam mengambil keputusan dan memberi perintah.

Kata kunci: keadaan darurat, olah gerak,main engine mati, fishbone analysis, fault tree
analysis

I. PENDAHULUAN faktor-faktor penghambat serta pendukung


pelaksanaan olah gerak kapal untuk
Transportasi laut merupakan suatu memasuki alur pelayaran sempit atau
kebutuhan dan menjadi alternatif terbaik kesalahan dalam memberikan tugas,
dalam rantai perdagangan dunia, oleh wewenang, tanggung jawab serta perintah
sebab itu pelayaran yang aman dan pada bawahan.
nyaman sangat dibutuhkan. Keselamatan Berdasarkan pengalaman penulis
pelayaran merupakan salah satu faktor selama praktek berlayar di MT. Anggraini
yang mutlak yang harus dipenuhi agar Excellent, pada tanggal 06 Maret 2017
kapal dapat beroperasi dengan baik. pada saat kapal berolah gerak memasuki
Apabila seluruh persyaratan keselamatan alur pelayaran sempit sungai Kapuas di
pelayaran terpenuhi maka seluruh awak Pontianak dalam perjalanan masuk tiba-
kapal dapat bekerja dengan maksimal. tiba mesin induk mati yang diduga akibat
Agar pengoperasian kapal dalam dari adanya penurunan pada tekanan bahan
berolah gerak memasuki alur pelayaran bakar menurut manual book pada main
sempit dapat efektif, diperlukan perwira engine untuk tekanan normal adalah 3
dengan manajemen yang baik. Selain kg/cm2 (pada kondisi normal) sedangkan
pengoperasian kapal dalam berolah gerak tekanan pada saat kejadian adalah 1
dan dapat mengatasi keadaan darurat yang kg/cm2 sehingga kapal terapung apung di
akan timbul, perwira harus mengetahui tengah alur. Dalam keadaan seperti itu

1
KEADAAN DARURAT PADA SAAT OLAH GERAK MEMASUKI ALUR PELAYARAN SEMPIT
SUNGAI KAPUAS DI MT. ANGGRAINI EXCELLENT

Wardono dan Vega Fonsula


perwira serta crew melakukan pengawasan adalah keadaan di luar keadaan
di sekitar posisi kapal untuk normal yang cenderung dpat
mengantisipasi ancaman-ancaman dari mengancam keselamatan awak
berbagai hal. Oleh karena itu penulis kapal, kapal dan muatannya.
mengangkat permasalahan dengan judul Sehingga keadaan darurat itu dapat
“Pengawasan Keadaan Darurat Pada Saat dicontohkan sebagai berikut:
Olah Gerak Memasuki Alur Pelayaran a. Tubrukan Kapal di Laut (collision
Sempit Sungai Kapuas Di MT. Anggraini in the sea);
Excellent”. b. Ledakan / Kebakaran di Kapal
Dari latar belakang masalah di atas (fire on the ship);
penulis menemukan masalah yang ingin c. Kapal Kandas (grounding);
diungkapkan dalam penelitian ini, yaitu : d. Kapal tenggelam / kebocoran
1. Faktor-faktor apa saja yang (sinking / leakege);
mempengaruhi keadaan darurat pada e. Orang jatuh ke laut (man over
saat memasuki alur pelayaran sempit? boat);
2. Bagaimana cara mengatasi keadaan f. Pencemaran (pollusion);
darurat pada saat memasuki alur 3. Pengertian Olah Gerak
pelayaran sempit jika main engine tiba- Mengolah gerak kapal dapat
tiba mati? diartikan sebagai penguasaan kapal,
baik dalam keadaan diam maupun
II. KAJIAN PUSTAKA bergerak untuk mencapai tujuan
pelayaran yang aman dan efisien,
A. Kajian Pustaka dengan mempergunakan sarana dan
1. Pengertian Keadaan Darurat prasarana yang terdapat di kapal itu
Menurut Agus Hadi P, sendiri seperti mesin, kemudi, dan
Emergency Prosedure dan SAR lain-lain.
(2004: 01) Keadaan Darurat Menurut Subandrijo, Olah Gerak
(Emergency Situation) adalah suatu dan Pengendalian Kapal (2015: 1)
keadaan di luar keadaan normal yang pada bab 1 disebutkan bahwa
terjadi di atas kapal yang kemampuan sebuah kapal dalam
mempunyai tingkat kecenderungan berolah gerak dipengaruhi oleh
akan dapat membahayakan jiwa beberapa faktor, adapun faktor
manusia, harta benda, dan tersebut baik yang ada pada kapal itu
lingkungan dimana kapal berada. sendiri dari dalam (internal) maupun
Menurut Badan Diklat yang datang dari luar kapal
Perhubungan, Personal Safety and (external).
Social Responsibility, Basic Safety Menurut Agus Hadi Purwantomo,
Training Modul 4. Keadaan Darurat Kumpulan Soal Jawab Teknik
adalah keadaan yang lain dari Pengendalian dan Olah Gerak Kapal
keadaan yang lain dari keadaan (2007:1), faktor-faktor yang
normal yang mempunyai mempengaruhi pelaksanaan olah
kecenderungan atau potensi tingkat gerak kapal yaitu faktor yang berasal
yang membahayakan baik bagi dari dalam kapal dan faktor yang
keselamatan manusia, harta benda, berasal dari luar kapal.
maupun lingkungan. 4. Pengertian Alur Pelayaran Sempit
2. Jenis-jenis keadaan darurat Pengertian dari alur peayaran
Gangguan pada saat kapal sempit hasil kutipan yang diambil
berlayar dapat disebut sebagai dari internet
keadaan darurat. Keadaan darurat https://id.wikipedia.org/wiki/Alur_p

2
Jurnal Dinamika Bahari
Vol. 9 No. 1 Edisi Oktober 2018

elayaran “Alur pelayaran adalah keadaan darurat sesungguhnya tidak


perairan yang dari segi kedalaman, terjadi kerancuan dalam mengambil
lebar, dan bebas hambatan pelayaran suatu keputusan. Dari penelitian ini,
lainnya dianggap aman dan selamat diharapkan agar setiap crew kapal dapat
untuk dilayari oleh kapal di laut, benar-benar mampu melaksanakan
sungai atau danau. Alur pelayaran tugas dan tanggung jawab dalam
dicantumkan dalam peta laut dan melaksanakan tindakan menanggulangi
buku Petunjuk Pelayaran serta keadaan darurat.
diumumkan oleh instansi yang Di samping itu perwira kapal harus
berwenang. Alur pelayaran dapat mengidentifikasi keadaan darurat
digunakan untuk mengarahkan kapal dengan cepat agar kerusakan yang
masuk ke kolam pelabuhan, oleh ditimbulkan dapat dihindari. Peranan
karena itu harus melalui suatu perwira kapal dalam memberikan tugas
perairan yang tenang terhadap ataupun perintah kepada anak buah
gelombang dan arus yang tidak secara jelas adalah hal yang diharapkan,
terlalu kuat”. sehingga crew dapat bekerja lebih
5. Pengertian Kapal efektif dan terarah. Kualitas
Menurut Undang-Undang Nomor kepemimpinan sangat penting bagi
17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, setiap perwira dalam suatu organisasi
“kapal” adalah kendaraan air dengan ataupun kegiatan untuk mencapai
bentuk dan jenis tertentu, yang tujuan.
digerakkan dengan tenaga angin,
tenaga mekanik, energi lainnya, Keadaan darurat pada saat kapal olah gerak memasuki alur pelayara
ditarik atau ditunda, termasuk MT. Anggraini Excellent agar berjalan aman
kendaraan yang berdaya dukung
dinamis, kendaraan di bawah
permukaan air, serta alat apung dan
Penyebab masalah
bangunan terapung yang tidak
berpindah-pindah.

B. Kerangka Berfikir Faktor dari dalam kapal Faktor dari luar kapal
Agar penulisan ini menjadi jelas dan
dapat dipahami maka penulis akan Cuaca
Persiapan pelaksanaan
memberi beberapa alasan tentang olah gerak kurang Kedalaman
penulisan judul penelitian “Pengawasan maksimal Arus
Keadaan Darurat Pada Saat Olah Gerak
Memasuki Alur Pelayaran Sempit
Sungai Kapuas di MT. Anggraini UPAYA

Excellent”. Berdasarkan pengamatan,


pengalaman dan data-data yang
diperoleh bahwa pengawasan keadaaan Memaksimalkan persiapan olah gerak yang meliputi peralatan nav
Meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya di sekitar kapal
darurat pada saat olah gerak memasuki Meningkatkan kesigapan dan keterampilan crew kapal dalam men
alur pelayaran sempit sangat diperlukan
untuk menunjang dan juga memastikan
bahwa proses olah gerak memasuki alur
dalam keadaan aman.
Oleh karena itu untuk meningkatkan
kesiapan dalam mengolah gerak kapal
KAPAL TERHINDAR DARI BAHAYA TUBRUKAN
perlu diadakan pelatihan-pelatihan DAN KANDAS
dengan tujuan agar dalam menghadapi

3
KEADAAN DARURAT PADA SAAT OLAH GERAK MEMASUKI ALUR PELAYARAN SEMPIT
SUNGAI KAPUAS DI MT. ANGGRAINI EXCELLENT

Wardono dan Vega Fonsula


III. METODOLOGI B. Sumber Data
Pada penelitian ini penulis akan
A. Metode Penelitian memberikan berbagai macam data yang
Metode penelitian yang digunakan bersifat kualitatif yang bersumber dari
oleh penulis dalam penyampaian responden, baik secara lisan maupun
masalah adalah metode deskriptif secara tulisan berkaitan dengan objek
kualitatif, untuk menggambarkan dan yang penulis pelajari. Berbagai macam
menguraikan objek yang diteliti. sumber data yang penulis pergunakan
1. Metode Deskriptif pada saat penyusunan penelitian adalah
Menurut Lexy J. Moleong, M.A, sebagai berikut:
dalam buku Metode Penelitian 1. Sumber Data Primer
(2004:06), mendefinisikan deskriptif Data primer dalam penyusunan
adalah data yang dikumpulkan penelitian ini adalah data yang
berupa kata-kata, gambar, dan bukan didapat secara langsung dari
angka-angka. Hal ini disebabkan sumbernya. Menurut Margono
oleh adanya penerapan metode (2008:23), mendefinisikan data
kualitatif. Selain itu semua yang primer adalah data yang
dikumpulkan berkemungkinan dikumpulkan langsung dari individu-
menjadi kunci terhadap apa yang individu yang diteliti. Dalam hal ini
sudah diteliti. Penelitian ini selain data yang diambil dengan cara
mengandung hal-hal yang bersifat pengamatan dan wawancara dengan
teori juga memuat hal-hal yang orang-orang yang terlibat secara
bersifat praktikum. Dalam langsung pada materi atau hal-hal
pengertian bahwa selain ditulis dari yang berhubungan dengan materi
beberapa literatur buku, juga yang penulis perlukan.
bersumber dari obyek-obyek 2. Data Sekunder
penelitian yang terdapat dalam buku. Menurut Margono, Metodologi
2. Metode Kualitatif penelitian pendidikan (2008:23),
Menurut Lexy J. Moleong, M.A, mendefinisikan data sekunder adalah
Metode Penelitian (2005:98), data yang ada dalam pustaka-
mendefinisikan metode kualitatif pustaka. Data sekunder merupakan
adalah pengamatan, wawancara, atau data yang diperoleh penulis sebagai
penelaahan dokumen. Metode data yang digunakan untuk
kualitatif ini digunakan karena mendukung atau melengkapi data
beberapa pertimbangan : yang sudah penulis dapatkan secara
a. Menyesuaikan metode kualitatif langsung. Data tersebut penulis
lebih mudah apabila berhadapan dapatkan dari buku-buku dan hasil
dengan kenyataan jamak. penelitian lain yang mempunyai
b. Metode ini menyajikan secara hubungan dengan apa yang penulis
langsung hakikat hubungan antara pelajari.
peneliti dan responden.
c. Metode ini lebih peka dan lebih C. Metode Pengumpulan Data
dapat menyesuaikan diri dengan Metode pengumpulan data
banyak penajaman pengaruh merupakan langkah yang paling
bersama terhadap pola-pola nilai strategis dalam penelitian, karena
yang dihadapi. tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data. Dalam penelitian
ini, penulis menggunakan beberapa

4
Jurnal Dinamika Bahari
Vol. 9 No. 1 Edisi Oktober 2018

metode pengumpulan data, diantaranya perwira kapal dan awak kapal


sebagai berikut : tentang pengawasan keadaan
1. Metode Lapangan (field reasearch) darurat pada saat olah gerak
Penelitian lapangan adalah memasuki alur pelayaran sempit
metode penelitian dengan di sungai Kapuas di MT.
menggunakan pengamatan secara ANGGRAINI EXCELLENT.
langsung pada obyek yang diamati 1) Nakhoda (Master)
dan dilakukan pengamatan selama Sebagai pimpinan, yang
melaksanakan praktek laut di atas bertanggung jawab terhadap
kapal, Sehingga data-data yang seluruh kegiatan di atas kapal,
diperoleh dan berhasil dikumpulkan sebagai wakil perusahaan dan
benar-benar sesuai dengan sebagai penegak hukum.
kenyataan. Penelitian lapangan 2) Mualim I (chief officer)
dilakukan dengan cara : Mualim I adalah perwia di atas
a. Observasi (observation) kapal yang bertanggung jawab
Observasi adalah pengamatan kepada Nakhoda dan
dan pencatatan secara sistematik perusahaan pelayaran
terhadap gejala yang tampak pada mengenai muatan dan
objek penelitian. Metode yang perawatan kapal.
digunakan oleh penulis 3) Mualim II (second officer)
berdasarkan pengalaman selama Mualim II adalah perwira di
melaksanakan Praktek Laut di atas kapal yang bertanggung
atas kapal MT. Anggraini jawab kepada Nakhoda dan
Excellent selama 1 tahun 2 hari. perusahaan pelayaran
Sehingga penulis dapat melihat mengenai alat-alat navigator di
dan mengalami secara langsung anjungan.
mengenai hal-hal yang perlu 4) Mualim III (third officer)
mendapatkan perhatian khusus Mualim III adalah perwira di
serta hambatan yang akan timbul atas kapal yang bertanggung
dalam pelaksanaan pengawasan jawab kepada nakhoda dan
keadaan darurat pada saat olah perusahan pelayaran mengenai
gerak memasuki alur pelayaran alat-alat keselamatan di atas
sempit di sungai Kapuas dan kapal.
faktor-faktor yang menghambat 2. Metode Kepustakan
serta upaya yang dilakukan untuk Menurut Nazir Moh, Metode
menyelesaikan faktor tersebut. Penelitian (2005:93), mendefinisikan
b. Interview (wawancara) kepustakaan adalah mengadakan
Menurut J. Moleong, MA, survey terhadap data yang ada
Metode Penelitian (2004:135), merupakan langkah yang penting
mendefinisikan interview adalah sekali dalam metode ilmiah,
percakapan dengan maksud memperoleh informasi dari
tertentu, percakapan itu dilakukan penelitian terdahulu harus dikerjakan
oleh dua pihak yaitu dan menelusuri literature yang ada
pewawancara yang mengajukan serta menelaahnya secara tekun
pertanyaan dan yang merupakan kerja kepustakaan yang
diwawancarai yang memberikan sangat diperlukan dalam
jawaban atas pertanyaan itu. mengerjakan penelitian.
Metode tersebut penulis lakukan Riset kepustakaan juga disebut
untuk memperoleh data yaitu suatu sistem pengumpulan data
wawancara langsung dengan dengan mencari sumber dalam

5
KEADAAN DARURAT PADA SAAT OLAH GERAK MEMASUKI ALUR PELAYARAN SEMPIT
SUNGAI KAPUAS DI MT. ANGGRAINI EXCELLENT

Wardono dan Vega Fonsula


berbagai buku mengenai keterangan- verbal (non-numerical) atau data
keterangan yang dibahas dalam kualitatif. Dikatakan diagram
penelitian. Begitu juga dengan fishbone (tulang ikan) karena
penulisan, selain melaksanakan riset memang berbentuk mirip dengan
lapangan juga melaksanakan riset tulang ikan yang moncong kepalanya
kepustakaan guna mendapatkan menghadap ke kanan. Diagram ini
keterangan yang akurat mengenai akan menunjukkan sebuah dampak
masalah yang akan dibahas. Riset atau akibat dari sebuah
penulisan itu penulis laksanakan permasalahan, dengan berbagai
dengan jalan mengumpulkan buku- penyebabnya. Efek atau akibat
buku yang berkenaan dengan dituliskan sebagai moncong kepala.
keadaan darurat dan olah gerak Sedangkan tulang ikan diisi oleh
kapal sewaktu praktek di atas kapal sebab-sebab sesuai dengan
dan yang ada di dalam perpustakaan pendekatan permasalahannya.
PIP Semarang. Dikatakan diagram cause and
effect (sebab dan akibat) karena
D. Teknik Analisa Data diagram tersebut menunjukkan
Menurut Lexy J. Moleong, Metode hubungan antara sebab dan akibat.
Penelitian (2004:103), Analisis data Berkaitan dengan pengendalian
didefinisikan sebagai proses yang proses statistikal, diagram sebab-
merinci usaha secara formal untuk akibat dipergunakan untuk
menemukan tema dan merumuskan menunjukkan faktor-faktor penyebab
hipotesis (ide) seperti yang disarankan (sebab) dan karakteristik kualitas
oleh data dan sebagai usaha untuk (akibat) yang disebabkan oleh
memberikan bantuan pada tema dan faktor-faktor penyebab itu.
hipotesis itu. 2. Metode Fault Tree Analyis (analisa
Metode yang digunakan untuk pohon kesalahan)
menganalisa data dalam penelitian ini Fault Tree Analysis (FTA)
menggunakan metode fishbone analysis adalah suatu teknik yang digunakan
dan fault tree, dimana dalam penulisan untuk mengidentifikasi risiko
penelitian ini untuk menganalisa dan terhadap terjadinya suatu
membahas masalah-masalah yang permasalahan. Metode ini dilakukan
ditemukan dalam penelitian. dengan pendekatan yang bersifat top
Pengamatan dan pandangan terhadap down, yang diawali dengan asumsi
data yang ada mulai dari pokok permasalahan (top event) kemudian
permasalahan yang terjadi, membaca merinci sebab-sebab suatu top event
kumpulan data, dikaji berdasarkan sampai pada suatu permasalahan
teori-teori yang dapat memberikan dasar (root cause).
pemecahan masalah yang terbaik Tujuan dari metode Fault Tree
sehingga permasalahan yang timbul Analysis adalah untuk
dapat terselesaikan dengan solusinya. mengidentifikasi akar penyebab dari
1. Fishbone Analysis (analisa tulang permasalahan. Manfaat metode Fault
ikan) Tree Analysis (FTA) adalah sebagai
Diagram fishbone adalah salah berikut:
satu metode yang digunakan dalam a. Dapat menentukan faktor
meningkatkan kualitas. Sering juga penyebab yang kemungkinan
diagram ini disebut dengan diagram besar menimbulkan
sebab-akibat atau cause effect permasalahan;
diagram yang menggunakan data

6
Jurnal Dinamika Bahari
Vol. 9 No. 1 Edisi Oktober 2018

b. Dapat menentukan tahapan “Terjadinya mesin induk mati


kejadian yang kemungkinan besar setelah ditelusuri ternyata karena
sebagai penyebab permasalahan; adanya filter bahan bakar yang kotor
c. Dapat menganalisa kemungkinan sehingga menghambat supply bahan
sumber-sumber resiko sebelum bakar menuju ke mesin induk, yang
permasalahan timbul. mnyebabkan kotornya filter tersebut
adalah tidak berfungsinya purifier
IV. DISKUSI sehingga bahan bakar dari tanki double
bottom langsung menuju ke tanki
A. Gambaran Umum setling dilanjutkan menuju ke tanki
Sesuai dengan judul yang diangkat service dan dilanjutkan menuju ke main
yakni “Pengawasan Keadaan Darurat engine. Faktor penyebab tersumbatnya
Pada Saat Olah Gerak Memasuki Alur filter tersebut dikarenakan tidak
Pelayaran Sempit Sungai Kapuas di dilakukan pembersihan pada filter
MT. Anggraini Excellent” maka secara berkala dan prosedur memasuki
sebagai deskripsi data akan dijelaskan alur pelayaran sempit tidak dipenuhi”
tentang keadaan sebenarnya yang
terjadi di kapal, sehingga dengan B. Analisis Data
deskripsi ini penulis mengharapkan Pada proses analisis data, penulis
agar pembaca mampu dan bisa menggunakan 2 Metode teknik analisa
merasakan tentang semua hal yang data yang tediri dari fishbone analysis
terjadi selama penulis melaksanakan dan Fault Tree Analysis (FTA). Metode
penelitian. Adapun hal-hal yang diamati fishbone analysis penulis gunakan
adalah pengawasan pada saat kapal MT. untuk menganalisa faktor-faktor yang
Anggraini Excellent berolah gerak mempengaruhi keadaan darurat pada
memasuki alur pelayaran sempit sungai saat memasuki alur pelayaran sempit,
Kapuas tiba-tiba mesin induk mati dan metode FTA penulis gunakan untuk
sehingga kapal tidak memiliki daya mencari solusi dalam mengatasi
atau tekanan dari mesin induk dan keadaan darurat pada saat memasuki
mengakiatkan kapal mengapung-apung alur pelayaran sempit tiba-tiba mesin
di alur. Dengan adanya penelitian ini induk mati. Berdasarkan analisa
diharapkan hubungan antara pokok penelitian di atas kapal, penulis
permasalahan dengan metode menemukan beberapa permasalahan
pemecahannya akan lebih jelas, yang berhubungan dengan olah gerak
sehingga selanjutnya dapat dicari usaha memasuki alur pelayaran sempit.
dan upaya untuk menanggulangi 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi
masalah tersebut. keadaan darurat pada saat di alur
Data-data lain yang penulis dapatkan pelayaran sempit.
selama praktek layar di MT. Anggraini Dalam menentukan faktor-faktor
Excellent adalah pada saat itu kapal yang mempengaruhi keadaan darurat
akan melakukan olah gerak memasuki atau bahaya-bahaya tersebut penulis
alur pelayaran sempit di sungai Kapuas menggunakan metode fishbone
tiba-tiba mesin induk mati sehingga analysis, karena sangat tepat untuk
kapal berhenti di alur. Kejadian tersebut mencari penyebab suatu
terjadi pada tanggal 06 Februari 2017 permasalahan. Pendekatan metode
pada pukul 17.30 waktu setempat. fishbone analysis yang digunakan
Menurut hasil wawancara dengan untuk menjabarkan faktor-faktor
narasumber KKM (chief enginer), keadaan darurat atau bahaya-bahaya
dikatakan bahwa: tersebut adalah sebagai berikut:
a. Manusia;

7
KEADAAN DARURAT PADA SAAT OLAH GERAK MEMASUKI ALUR PELAYARAN SEMPIT
SUNGAI KAPUAS DI MT. ANGGRAINI EXCELLENT

Wardono dan Vega Fonsula


b. Alam; mempengaruhi keadaan darurat atau
c. Peralatan; bahaya-bahaya dari keadaan kapal
d. Lingkungan. tanpa daya atau mesin induk mati di
tengah alur pelayaran sempit sungai
Kapuas Pontianak Kalimantan Barat.
Antara lain sebagai berikut:
1) Kurang maksimalnya persiapan
olah gerak di perairan alur sempit
sungai Kapuas Pontianak;
2) Pengaruh cuaca pada saat olah
gerak di peraiaran alur pelayaran
sempit;
3) Akibat kurang maksimalnya
perawatan sistem alarm pada
mesin induk;
4) Kondisi perairan yang sempit dan
padat sangat besar kemungkinan
bahaya-bahaya navigasi akan
dijumpai.
Gambar 1. Diagram fishbone analysis

Keterangan diagram :
Faktor yang Masalah yang terjadi
diamati
Manusia Kurang maksimalnya persiapan
untuk pelaksanaan olah gerak
memasuki alur pelayaran sempit
sehingga kapal terjadi kendala,
saat di alur tiba-tiba mesin induk Sumber: Dokumntasi peta MT.
mati. Anggraini Excellent
Alam Keadaan cuaca di perairan alur
sempit sangat berpengaruh besar Gambar 2. Peta Alur Sungai Kapuas
akan bahaya-bahaya yang akan Pontianak
timbul seperti pengaruh dari arus
dan angin kapal akan bisa Berikut adalah penjelasan dari
terbawa keluar dari alur sehingga
dapat mengakibatkan kapal faktor-faktor di atas:
kandas. 1) Kurang maksimalnya persiapan
Peralatan Kurangnya perawatan pada untuk pelaksanaan olah gerak
sistem alarm pada mesin induk memasuki alur pelayaran sempit
sehingga banyak yang tidak sehingga kapal terjadi kendala
berfungsi saat terjadi problem
pada mesin induk. saat berada di alur, tiba-tiba
Lingkungan Kondisi alur pelayaran yang mesin induk mati dan terjadi
padat dan sempit sangat besar keadaan darurat di atas kapal. Ini
kemungkinan bahaya navigasi terjadi karena kelalaian dari crew
akan kita jumpai seprti halnya saat melakukan persiapan olah
bahaya tubrukan dan kandas.
gerak kurang teliti.
2) Keadaan cuaca di perairan alur
Setelah dilakukan analisa
sempit sangat berpengaruh besar
menggunakan fishbone diagram,
akan bahaya-bahaya yang akan
didapat faktor-faktor yang timbul seperti pengaruh dari arus

8
Jurnal Dinamika Bahari
Vol. 9 No. 1 Edisi Oktober 2018

dan angin. Angin sangat 2. Bagaimana cara mengatasi keadaan


mempengaruhi olah gerak, darurat pada saat memasuki alur
terutama ditempat-tempat yang pelayaran sempit jika main engine
sempit dan olah gerak kapal tiba-tiba mati
terbatas, walaupun pada situasi Dalam menentukan upaya yang
tertentu angin dapat pula harus dilakuakan untuk mengatasi
digunakan untuk mempercepat keadaan darurat ketika memasuki
olah gerak kapal. alur pelayaran sempit jika main
3) Kurangnya perawatan pada filter engine tiba-tiba mati, penulis
bahan bakar dan sistem alarm menganalisa kembali penyebab-
pada mesin induk sehingga penyebab dari main engine tiba-tiba
mengakibatkan filter tersumbat mati dengan menggunakan metode
dan tidak berfungsinya alarm Fault Tree Analysis (FTA).
pada mesin induk sehingga pada Tujuannya adalah untuk
saat terjadi problem pada sistem mendapatkan akar penyebab
bahan bakar di mesin induk tidak permasalahan tersebut, sehingga
dapat terdeteksi dengan akurat. nantinya dapat diketahui apa yang
harus dilakukan untuk mengantasi
keadaan darurat pada saat memasuki
alur pelayaran sempit jika main
engine mati. Sehingga nantinya
dapat diketahui cara apa saja yang
harus dilakukan untuk mengatasi
keadaan darurat pada saat
meemasuki alur pelayaran sempit
Gambar 3. Sistem bahan bakar
tiba-tiba main engine mati dan
4) Alur pelayaran yang padat dan kondisi kapal tetap aman berada di
sempit sangat besar kemungkinan alur.
bahaya navigasi akan kita jumpai Main engin tiba-tiba mati
seperti halnya bahaya tubrukan
dan kandas. Pada perairan sempit,
jika lunas kapal berada terlalu
dekat dengan dasar perairan maka
akan terjadi ombak haluan atau
buritan serta penurunan
permukaan air diantara haluan
dan buritan disisi kiri atau kanan
kapal serta arus bolak balik, Faktor manusia Faktor peralatan
sehingga mengakibatkan kapal
dapat terjadi kandas di perairan
yang dangkal tersebut.
bahan tersumbat
Filter bakar
kotoran
oleh Faktor usia pada
mesindan peralatan banyak yan

karena kelalaian dalam perawatan

Gambar 4. Kondisi alur pelayaran


sempit sungai Kapuas

9
KEADAAN DARURAT PADA SAAT OLAH GERAK MEMASUKI ALUR PELAYARAN SEMPIT
SUNGAI KAPUAS DI MT. ANGGRAINI EXCELLENT

Wardono dan Vega Fonsula


Tabel Kebenaran Pohon Kesalahan mengakibatkan mesin induk mati,
kapal terjadi keadaaan darurat
Filter Faktor usia Main engin
bahan pada mesin dan tiba-tiba mati dimana kapal terbawa oleh arus
bakar peralatan dan angin karena kapal tidak
tersumbat banyak yang memiliki daya sehingga sangat
tidak berfungsi. mudah terdorong oleh kekuatan
0 0 0
0 1 1
arus dan angin dari perairan
1 0 1 tersebut, sampai akhirnya kapal
1 1 1 hampir terjadi kandas karena
dorongan dari arus dan angin
Dari analisa di atas, penyebab tersebut namun dapat dicegah
terjadinya main engine tiba-tiba mati dengan sigap.
adalah: Nakhoda memerintahkan
a. Filter bahan bakar tersumbat kepada crew yang berada di deck
Penyebab mesin induk mati untuk menurunkan jangkar
dikarenakan oleh kotornya filter dengan cepat sehingga kapal
bahan bakar, dari penyebab dapat tertahan oleh jangkar dan
tersebut mengakibatkan filter kapal aman dari ancaman kandas
tersumbat dan mengakibatkan di perairan tersebut. Dari
tekanan atau supply bahan bakar permasalahan mesin induk mati
menuju ke mesin induk yang terjadi pada kapal tanker
berkurang, karena tersumbatnya MT. Anggraini Excellent
filter dapat mengurangi head mengakibatkan proses olah gerak
statis pada sisi isap, sehingga sisi kapal saat akan masuk ke
tekan berkurang dan mesin induk pelabuhan terganggu dan
akan mati dengan sendirinya, menghambat traffic yang berada
karena kebutuhan bahan bakar di alur tersebut.
pada mesin induk yang kurang b. Faktor usia pada mesin dan
mesin induk akan mati dengan peralatan banyak yang tidak
sendirinya. berfungsi
Faktor yang mnyebabkan Faktor usia pada mesin sangat
tersumbatnya filter bahan bakar berpengaruh terhadap matinya
adalah kurangnya pengecekan mesin induk saat berada di alur
atau perawatan pada filter, sebab karena adanya beberapa sistem
dari permasalahan tersebut adalah alarm pada mesin induk yang
kurangnya perawatan yang tidak berfungsi sehingga pada
dilakukan secara berkala oleh saat terjadi kekurangan bahan
crew, padahal saat masuk alur bakar dikarenakan filter tersumbat
pelayaran sempit itu tidak terdeteksi secara akurat
membutuhkan supply bahan bakar sehingga Masinis jaga kesulitan
yang maksimal karena keadaan dalam mendeteksi dan akibatnya
kapal sedang bermuatan full mesin induk tiba-tiba slow down
sedangkan navigasi sering ahead, dan mati. Sebenarnya kurangnya
dead, astern, jadi memang tekanan bahan bakar tersebut
kondisi filter dan lain-lain harus terasa dan indikator bahan bakar
dalam kondisi prima. Akibat dari dapat terlihat jika berkurang
permasalahan tersumbatnya filter melalui indikator sensor di engine
bahan bakar sehingga room, namun karena kondisi
mesin sudah tua dan banyak

10
Jurnal Dinamika Bahari
Vol. 9 No. 1 Edisi Oktober 2018

peralatan atau sistem alarm yang bahwa persiapan olah gerak


tidak berfungsi sehingga data atau memasuki alur pelayaran sempit
peringatan yang dikirimkan tidak kurang teliti dalam pelaksanaan
bisa terkirim dengan akurat. persiapan (OHN).
Dari permasalahan tersebut Pada saat persiapan penulis
dapat diambil kesimpulan bahwa menjumpai kurang ketelitian dari
faktor penyebabnya adalah dari crew engine dalam menyiapkan
faktor manusia dan faktor pengecekan mesin saat OHN.
peralatan. Faktor yang disebabkan Dari kurang ketelitian tersebut
oleh manusia yaitu akibat dari mengakibatkan kapal berhenti
kelalaian crew karena tidak pada saat di alur dikarenakan
dilakukan pembersihan pada filter mesin induk mati akibat filter
secara berkala sehingga kotoran pada bahan bakar tersumbat
yang berada pada filter kotoran sehingga supply bahan
menumpuk terlalu banyak dan bakar kurang sehingga tekanan
menghambat saluran bahan bakar menjadi turun dan mengakibatkan
menuju ke mesin induk serta tidak mesin induk mati dengan tiba-
melakukkan patroli ke local side tiba. Karena sistem alarm pada
mesin untuk mengecek secara kapal MT. Anggraini Excellent
langsung tekanan bahan bakar banyak yang tidak berfungsi
saat maneuvering. Untuk faktor sehingga pada keadaan tersebut
yang disebabkan oleh peralatan tidak bisa terdeteksi bahwa supply
yaitu karena faktor usia dari bahan bakar kurang atau tekanan
mesin yang sudah tua sehingga turun. Pada mesin induk kapal
peralatan banyak yang tidak MT. Anggraini Excelent jika
berfungsi atau alat pendeteksi sudah masuk angin dalam hal ini
atau alarm tidak dapat bekerja yang berhubungan dengan supply
dengan baik serta kurangnya bahan bakar ke tiap-tiap silinder
pengontrolan tiap peralatan mesin sulit untuk dihidupkan kembali,
terutama sensor-sensor yang sehingga crew mesin harus kerja
penting termasuk tekanan bahan ekstra agar bahan bakar bisa
bakar. masuk ke semua ruang bakar pada
tiap-tiap silinder. Dari kejadian
C. Pembahasan tersebut mengakibatkan kapal
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi mengapung-apung di alur
keadaan darurat sehingga banyak faktor yang
a. Kurang maksimalnya persiapan mempengaruhi keadaan darurat
untuk pelaksanaan olah gerak atau timbul bahaya-bahaya pada
memasuki alur pelayaran sempit keadaan tersebut.
sehingga kapal terjadi kendala b. Keadaan cuaca di perairan alur
saat berada di alur, tiba-tiba sempit sangat berpengaruh besar
mesin induk mati dan terjadi akan bahaya-bahaya yang akan
keadaan darurat di atas kapal. Ini timbul seperti pengaruh dari arus
terjadi karena kelalaian dari crew dan angin. Angin sangat
saat melakukan persiapan olah mempengaruhi olah gerak,
gerak kurang teliti. Berdasarkan terutama ditempat-tempat yang
pengamatan yang dilakukan sempit dan sulit dalam keadaan
penulis selama melaksanakan kapal kosong, walaupun pada
praktek laut di kapal MT. situasi tertentu angin dapat pula
Anggraini Excellent diketahui digunakan untuk mempercepat

11
KEADAAN DARURAT PADA SAAT OLAH GERAK MEMASUKI ALUR PELAYARAN SEMPIT
SUNGAI KAPUAS DI MT. ANGGRAINI EXCELLENT

Wardono dan Vega Fonsula


olah gerak kapal. Arus adalah kurang maksimal dan melakukan
gerakan air dengan arah dan perawatan sesuai prosedur dan
kecepatan tertentu, menuju peralatan seadanya yang berada di
kesuatu tempat tertentu pula. atas kapal. Akibat dari faktor
Dikenal arus tetap dan arus tidak tersebut kapal tidak bisa
tetap. Rimban yang disebabkan maksimal saat beroperasi dan
oleh arus, tergantung dari arah sering terjadi problem. Alat
dan kekuatan arus dengan arah deteksi alarm yang tidak memadai
dan kecepatan kapal. Semua ini atau bisa disebut tidak layak
benda yang terapung di pakai dikarenakan alat tersebut
permukaan arus dan didalamnya, sudah tidak berfungsi dan
praktis akan bergerak dengan arah sepantasnya alat deteksi alarm
dan kekuatan arus tersebut. Di pada main engine seperti itu harus
perairan bebas pada umumnya segera diganti dengan alat deteksi
arus akan menghanyutkan kapal, yang baru. tetapi kendala yang
sedangkan di perairan sempit atau dihadapi adalah kurangnya
ditempat-tempat tertentu arus perhatian perusahaan akan
dapat memutar kapal. Pengaruh pengadaan alat deteksi alarm
arus terhadap olah gerak kapal, tersebut mengingat bahwa
sama dengan pengaruh angin. Jadi pentingnya peranan alat deteksi
pengaruh arus dan angin pada alarm pada main engine sangatlah
kapal akan sangat besar membantu dalam pencegahan
pengaruhnya sehingga seorang bahaya atau terjadi problem pada
nakhoda atau perwira jaga harus main engine dan juga membantu
benar-benar menguasai arah arus keselamatan. maka agar alat
dan angin agar kapal tetap dalam deteksi alarm pada main engine
kondisi aman dan tetap berada di memadai atau layak pakai guna
alur karena jika tidak menguasai pelayaran aman dari bahaya yang
kapal dapat terbawa dan keluar terjadi, maka dilakukan tindakan-
dari alur karena tekanan dari arus tindakan agar alat deteksi alarm
dan angin sehingga dapat memadai. Tindakan-tindakan
mengakibatkan kapal kandas. tersebut adalah:
c. Kurangnya perawatan sistem 1) Memberitahukan kepada
alarm pada mesin induk sehingga perusahaan pelayaran akan
mengakibatkan tidak pentingnya peranan alat
berfungsinya alarm pada mesin deteksi alarm pada main
induk pada saat terjadi problem engine di atas kapal;
pada mesin induk tidak dapat 2) Menunjukkan barang bukti
terdeteksi secara akurat. Faktor bahwa alat tersebut sudah tidak
usia pada mesin atau alarm juga memadai atau tidak layak
mempengaruhi tidak berfungsinya pakai;
alarm dan faktor keterbatasan 3) Ketegasan nakhoda terhadap
spare untuk onderdil di atas kapal perusahaan agar alat deteksi
sehingga untuk dilakukan alarm tersebut segera diganti
perbaikan harus menunggu dengan yang baru, mengingat
onderdil yang rusak dibelikan alat deteksi alarm tersebut
oleh pihak perusahaan. Sehingga sudah tidak dapat berfungsi
dari faktor-faktor tersebut pihak dengan baik.
crew melakukan perawatan

12
Jurnal Dinamika Bahari
Vol. 9 No. 1 Edisi Oktober 2018

Dari ketiga tindakan tersebut a. Tindakan yang dilakukan oleh


diharapkan alat deteksi alarm crew kapal
dapat memadai dan layak pakai Cara yang dilakukan untuk
sehingga peranan alat deteksi mengatasi keadaan darurat pada
alarm pada main engine dalam saat kapal berolah gerak
pencegahan bahaya kerusakan memasuki alur pelayaran sempit
atau problem pada main engine di tiba-tiba mesin induk mati
atas kapal dapat berjalan dengan sebagai berikut:
baik untuk dapat menunjang 1) Dilakukan safety meeting
pelayaran yang aman terhadap sebelum melakukan kegiatan
bahaya atau kerusakan pada main atau pekerjaan yang
engine di atas kapal. bertujuan untuk memberikan
d. Kondisi alur pelayaran yang padat arahan kepada seluruh crew
dan sempit sangat besar dan laporan kondisi peralatan
kemungkinan bahaya navigasi terakhir dioperasikan.
akan kita jumpai seperti halnya 2) Pada saat pelaksanaan OHN
bahaya tubrukan dan kandas. seluruh crew yang bertugas
Pada perairan sempit, jika lunas harus benar-benar melakukan
kapal berada terlalu dekat dengan penngecekan secara
dasar perairan maka akan terjadi menyeluruh dan dilakukan
ombak haluan atau buritan serta pengetesan pada peralatan
penurunan permukaan air diantara yang digunakan untuk olah
haluan dan buritan disisi kiri atau gerak yang bertujuan untuk
kanan kapal serta arus bolak mengetahui kondisi dari
balik. Hal ini disebabkan karena peralatan tersebut, karena
pada waktu baling-baling bawah dalam pelaksanaan olah
bergerak ke atas terjadi gerak sangat diperlukan
pengisapan air yang membuat kondisi mesin yang prima
lunas kapal mendekati dasar untuk kelancaran
perairan, terutama jika berlayar pelaksanaan olah gerak.
dengan kecepatan tinggi, maka 3) Crew yang bertanggung
kapal akan terasa menyentak- jawab pada saat persiapan
nyentak dan dapat mengakibatkan olah gerak harus melakukan
kemungkinan menyentuh dasar. pengecekan secara
Gejala penurunan tekanan antara menyeluruh dan lebih teliti
dasar laut dengan lunas kapal agar tidak terjadi kesalahan
berbanding terbalik dengan dalam mempersiapkan mesin
kuadrat kecepatannya. Kondisi untuk melakukan olah gerak.
tempat perairan yang ramai akan 4) Setiap melaksanakan
mengakibatkan kapal sulit untuk pengecekan crew harus
mengolah gerak sehingga untuk membawa ceklist pengecekan
dapat mengolah gerak kapal tiap permesinan dan
diperlukan kondisi perairan yang memastikan bahwa seluruh
tidak begitu ramai. daftar yang terdapat di dalam
ceklist telah dilaksanakan
2. Cara untuk mengatasi keadaan dengan benar dan mesin
darurat mesin induk mati pada saat dalam kondisi baik dan siap
kapal berolah gerak memasuki alur untuk melakukan olah gerak.
pelayaran sempit : 5) Setelah dilakukan
pengecekan keseluruhan oleh

13
KEADAAN DARURAT PADA SAAT OLAH GERAK MEMASUKI ALUR PELAYARAN SEMPIT
SUNGAI KAPUAS DI MT. ANGGRAINI EXCELLENT

Wardono dan Vega Fonsula


crew selanjutnya dilaporkan mengapung-apung di alur dan
kepada KKM (chief enginer) sangat berbahaya jika keadaan
agar KKM mengetahui tersebut tidak segera diatasi
bahwa mesin telah selesai karena kapal akan mudah terbawa
dilakukan pengecekan oleh arus dan angin yang
menyeluruh dan mesin dalam memiliki tekanan yang kuat
kondisi baik dan siap untuk sedangkan kapal tidak melmiliki
melakukan olah gerak. tekanan sama sekali. Dalam
6) Setelah KKM mendapatkan kedaaan tersebut, kapal dengan
laporan dari crew yang cepat terseret oleh arus dan angin
bertugas untuk melakukan sehingga kapal hampir ke luar
pengecekan selanjutnya tugas dari alur dan hampir saja kapal
KKM melakukan pngecekan kandas namun dengan tegas
ulang untuk memastikan lagi nakhoda memerintahkan kepada
bahwa mesin benar-benar crew yang bertugas di deck atau
sudah dalam kondisi baik dan bostwain pada saat itu sedang
siap untuk melakukan olah standby untuk segera menurunkan
gerak. jangkar agar kapal dapat tertahan
7) Setelah itu KKM melaporkan dari tekanan arus dan angin
ke anjungan bahwa mesin sehingga kapal tidak keluar dari
sudah siap untuk melakukan alur dan tidak terjadi kandas.
olah gerak memasuki alur Setelah jangkar sudah diturunkan,
pelayaran sempit di sungai nakhoda dan perwira jaga di
Kapuas Pontianak. anjungan melakukan pengawasan
8) Selanjutnya nakhoda secara terus menerus dan
melaporkan kepada pihak melakukan pengecekan
pelabuhan atau kepanduan kedalaman perairan dengan
bahwa kapal sudah siap menggunakan cara manual untuk
untuk melakukan olah gerak. mendapatkan hasil yang nyata
9) Selanjutnya kapal standby karena jika mengandalkan dari
engine hingga pandu (pilot) peralatan navigasi atau
datang dan naik di anjungan, echosonder ada kemungkinan
olah gerak dapat dimulai data yang didapatkan tidak sesuai
menunggu perintah dari karena peralatan elektronik
pandu. terkadang terjadi eror. Setelah
10) Setelah pandu naik ke dilakukan pengecekan kedalaman
anjungan maka nakhoda perairan dan dinyatakan aman
menyerahkan komando selanjutnya perwira jaga kembali
kepada pandu untuk untuk melakukan pengawasan
membawa kapal memasuki guna mengantisipasi keadaan-
alur. keadaan yang akan muncul
11) Selanjutnya kapal siap untuk karena pengaruh dari kondisi
berolah gerak di alur alam dan lingkungan di sekitar
pelayaran sempit sungai perairan. Selanjutnya
Kapuas Pontianak. diinformasikan kepada pihak
pelabuhan bahwa kapal telah
Kapal pada saat kondisi mesin terjadi trouble pada saat kapal
induk mati di alur tidak memiliki bergerak memasuki alur tiba-tiba
daya sama sekali sehingga kapal main engine mati dan disebutkan

14
Jurnal Dinamika Bahari
Vol. 9 No. 1 Edisi Oktober 2018

posisi kapal, data kapal serta tersebut harus diperhatikan karena


kerusakan kapal agar dapat dapat membahayakan kapal saat
diinformasikan kepada kapal- melakukan olah gerak dimana kapal
kapal yang akan melintas di alur dapat terjadi tubrukan ataupun terjadi
tersebut agar bisa bertahan kandas jika kita lalai atau tidak
terlebih dahulu sampai kapal memperhatikan faktor-faktor tersebut.
dapat nyala kembali guna 2. Cara yang dilakukan untuk mengatasi
mengatasi keadaan-keadaan keadaan darurat pada saat kapal
bahaya yang tidak kita inginkan berolah gerak memasuki alur pelayaran
seperti halnya tubrukan, kandas sempit tiba-tiba main engine mati yaitu
dan lain-lain. perwira langsung melakukan
Akibat dari kejadian tersebut pengecekan pada mesin untuk
lalu lintas di perairan tersebut jadi mendeteksi kerusakan yang terjadi pada
terhambat sehingga banyak pihak mesin sehingga kapal dapat segera
yang dirugikan atau mendapatkan diperbaiki. Dalam keadaan darurat
efek dari permasalahan yang ada. sangat dibutuhkan kesigapan dari
Setelah main engine sudah dapat perwira kapal dalam mengatasi keadaan
nyala kembali sesegera mungkin darurat tersebut, sehingga kerusakan
agar jangkar yang diturunkan dengan cepat dapat diketahui dan dapat
segera dinaikkan untuk segera diperbaiki. Jadi seorang perwira
melanjutkan perjalanan memasuki harus memiliki pengetahuan yang luas
alur menuju pelabuhan. serta kesigapan dalam setiap mengatasi
Selanjutnya dilaporkan kembali keadaan darurat di atas kapal agar tidak
kepada pihak pelabuhan bahwa memakan korban jiwa saat terjadi
kapal telah selesai perbaiakan dan keadaan darurat dan tidak merugikan
mesin sudah dapat nyala kembali perusahaan serta pihak-pihak yang
sehingga kapal dapat melanjutkan bersangkutan.
perjalanan kembali guna
diinformasikan kepada kapal- Sebagai langkah perbaikan di masa
kapal yang akan melintas di alur mendatang, penulis menyarankan beberapa
tersebut agar dapat dilakukan hal yang diharapkan dalam pelaksanaan
persiapan untuk melanjutkan olah gerak memasuki alur pelayaran
perjalanan/olah gerak. sempit dapat berjalan dengan lancar dan
aman.
V. KESIMPULAN 1. Disarankan untuk seluruh perwira atau
crew kapal agar selalu memperhatikan
Berdasarkan pada hasil observasi di faktor-faktor yang mempengaruhi
lapangan serta dari hasil uraian keadaan darurat pada saat pelaksanaan
pembahasan mengenai pengawasan olah gerak memasuki alur pelayaran
keadaan darurat pada saat olah gerak sempit agar dapat berjalan dengan
memasuki alur pelayaran sempit sungai lancar dan aman. Dan selalu
Kapuas Pontianak di MT. Anggraini menyiapkan peralatan pendukung setiap
Excellent dapat diambil kesimpulan akan berolah gerak untuk menghindari
sebagai berikut: problem atau masalah-masalah yang
1. Dari beberapa faktor yang dapat menghambat pelaksanaan olah
mempengaruhi keadaan darurat pada gerak yang disebabkan oleh faktor-
saat olah gerak memasuki alur faktor dari dalam ataupun dari luar
pelayaran sempit yang meliputi faktor kapal yaitu mesin atau peralatan
manusia, alam, peralatan dan pendukung lainya untuk pelaksanan
lingkungan dimana faktor-faktor olah gerak kapal.

15
KEADAAN DARURAT PADA SAAT OLAH GERAK MEMASUKI ALUR PELAYARAN SEMPIT
SUNGAI KAPUAS DI MT. ANGGRAINI EXCELLENT

Wardono dan Vega Fonsula


2. Disarankan para perwira kapal bagian Purwantomo, Agus Hadi. 2004.
mesin selalu menjalankan maintenance Emergency Prosedure dan SAR.
plan bagi mesin induk maupun mesin PIP Semarang
pendukung untuk mesin induk agar
selalu siap digunakan kapanpun dan . 2007. Kumpulan Soal
dimanapun tanpa mengalami suatu Jawab Teknik Pengendalian dan
kendala dan untuk perwira deck Olah Gerak Kapal. PIP Semarang
disarankan untuk selalu melakukan
perawatan dan pengecekan peralatan Schermerhorn. 2002. Controlling is the
pendukung olah gerak agar peralatan process of measuring performance
dapat digunakan dengan baik dan harus and taking action to ensure desired
dilakukan pelatihan-pelatihan results
penanggulangan keadaan darurat
Stoner, Freeman & Gilbert. 2005. The
sehingga jika terjadi keadaan darurat
process of ensuring that actual
yang sebenarnya dapat diatasi dengan
activities conform the planned
baik dan aman. Tujuan dilakukan
activities
pelatihan penanggulangan keadaan
darurat adalah untuk melatih kesigapan Subandrijo, Joko. 2015. Olah Gerak dan
crew dan mengurangi rasa panik dalam Pengendalian Kapal. PIP
mengatasi keadaan darurat tersebut. Semarang

DAFTAR PUSTAKA Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008


Tentang Pelayaran
Badan Diklat Perhubungan, Personal
Safety and Socia Responsibility.
Basic Safety Trining Modul 4
Collision Regulation 1972 Aturan 9
Tentang Alur Pelayaran Sempit
https://id.wikipedia.org/wiki/Alur_pelayar
an
https://malikazisahmad.wordpress.com/20
12/01/13/ pengertian-pengawasan/
Margono. 2008. Metodologi Penelitian
Pendidikan. Jakarta: Transmedia
Moleong, Lexy J. 2004. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung:
Remaja Rosdakarya
. 2005. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung:
Remaja Rosdakarya
Nazir. 2005. Metode Penelitian. Bogor:
Ghalia Indonesia

16

You might also like