Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 22

PENYEMPURNAAN RASM AL-

MUSHAF/RASAM ‘UTHMANI
I’jam dan Nuqat
 I’jam adalah pembedaan huruf-huruf yang
bentuknya sama dengan memberi tanda titik.
 ‫ ويكون بالنقط كالتاء عليها‬،‫ وتمييزه عن غيره‬،‫(بيان ذات الحرف‬
)‫ والياء تحتها نقطتان ونحو ذلك‬،‫نقطتان‬
 Nuqat atau shakl adalah pemberian tanda-tanda yang
menunjukkan harakat huruf-huruf
 )‫(هو وضع العالمات التي تدل على ما يعرض للحرف من حركة أو سكون‬
Tulisan Arab
• Tulisan Arab di era awal tidak memiliki tanda
harakat
• Sebagian ahli berpendapat bahwa tanda titik
sudah dikenal di era jahiliyah
• Abu ‘Amar al-Dani : Nuqat sudah dikenal orang
Arab untuk membedakan bentuk-bentuk huruf
yang sama
• DR Nasiruddin al-Asadi : Tahun 32 H (masa
‘Umar) ditemukan dokumen dimana tulisan
dalam dokumen tersebut telah dilengkapi titik
dan harakat
Quraish Shihab
 Peletakan titik dan baris pada aksara
arab dikenal jauh setelah turunnya al-
Qur’an

Al-Mishbah, 1, 214 
Kesimpulan

 Tanda titik dan harakat bisa jadi telah


dikenal di era Jahiliyah, namun
berbeda dengan tanda yang dibuat
Abu al-Aswad
 Pengosongan tanda-tanda titik dan
harakat di era Uthman ditujukan
untuk mengakomodasi semua bentuk
qira’at yang sahih
Latar Belakang
Penyempurnaan
‘Salah baca’ seseorang terhadap Q.S. al-
tawbah [9]:3:
...ُ‫سولُه‬ َ ‫ش ِر ِك‬
ُ ‫ين َو َر‬ ََّ ‫أ َ َّن‬...
ْ ‫َّللا بَ ِري ٌء ِم َن ا ْل ُم‬
“...Sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya
berlepas diri dari orang-orang
musyrik...”
 Ketika Abu al-Aswad
mendengar kesalahan baca
tersebut, beliau segera
menghadap Ziyad ibn
Samiyyah yang menjabat sebagai
Gubernur Bashrah. Ziyad ibn
Samiyyah kemudian meminta
Reaksi Abu al-Aswad al-Du’ali untuk
menciptakan tanda-tanda baca
dalam mushaf, untuk
menghindari kemungkinan
salah baca di kalangan kaum
muslimin.
Penyempurnaan Pertama
Era Umayyah

 Abu al-Aswad menciptakan tanda fathat, dengan


membubuhkan tanda titik satu terletak diatas huruf,
tanda kasrah dengan tanda titik satu terletak dibawah
huruf, dan tanda dammah dengan tanda titik satu
terletak diantara bagian-bagian huruf, sementara tanda
sukun tanpa tanda atau tanda tanwin dengan dua titik
 Terjadi pasca 40 tahun kodifikasi al-Qur’an
RIWAYAT LAIN
• Orang pertama yang memberi tanda baca adalah Abu
Aswad al-Du’ali atas arahan Ali b. Abi Talib, tetapi hanya
untuk dokumen pribadi. Di era Ziyad b. Samiyyah, kreasi
Abu Aswad al-Du’ali dipublikasikan untuk umum.
• Riwayat lain: Ibn Sirin memiliki mushaf yang sudah ada
tanda-tanda titiknya yang ditulis oleh Yahya b Ya’mar
• Al-Suyuti : Orang pertama yang memberi tanda baca
adalah Abu Aswad al-Du’ali atas perintah A. Malik b.
Marwan (685-705 M).
Kompromi Al-Zarqani

 Abu al-Aswad al-Du’ali adalah orang pertama yang


telah berjasa meciptakan tanda-tanda huruf berupa titik-
titik namun bersifat pribadi (fardiyah), kemudian diikuti
oleh Ibn Sirin.
 Sementara itu A Malik b Marwan adalah orang pertama
yang membubuhkan tanda-tanda baca itu secara resmi
dan bersifat massal, karena beliau menduduki posisi
sebagai khalifah
Versi 2

 Orang pertama yang memberi tanda titik sebagai


tanda baca adalah Abu Aswad al-Du’ali-
 Orang pertama yang memberi tanda huruf
berupa titik adalah Nas{r b. ‘A>s{im—murid Abu
Aswad al-Du’ali-- atas perintah H{ajja>j b. Yusuf
al-Thaqafi (w. 95 H).
 Versi Lain: Hasan al-Basri, Yahya b. Ya’mur
Kompromi Syahin
Tanda harakat sebagai pembeda kata
dinisbatkan kepada Abu al-Aswad
 Tanda titik sebagai pembeda huruf
dinisbatkan kepada Nasr b. ‘Asim

 Tarikh al-Qur’an
Pasca Abu al-Aswad
Era Abbasiyah

• Seorang ulama yang bernama al-Khalil membuat tanda


fathah dengan membubuhkan huruf alif kecil di atas
huruf, tanda kasrah dengan huruf alif kecil di bawah,
huruf tanda dammah dengan huruf waw (‫ )و‬kecil di atas
huruf, tanda sukun atau huruf mati dengan tanda kepala
huruf waw terletak diatas huruf, sementara tanda
tanwin dengan mendobelkan tanda-tanda baca
dimaksud.
• Tanda shiddah atau konsonan ganda, dengan
membubuhkan tanda kepala huruf ya’ diatas huruf.
Demikian juga tanda hamzah, tashdid, roum, dan ishmam
Pada masa berikutnya, diciptakan tanda-tanda baca
(shakl) dalam penulisan al-Qur’an, sebagaimana yang
kita kenal sekarang ini.
• Pada mulanya tanda huruf dan tanda baca sama-sama
menggunakan tanda titik dengan warna berbeda
 Riwayat lain menyebutkan nama-
nama lain sebagai orang pertama
yang menciptakan tanda titik dan
harakat, di antaranya Hasan al-
Basri, Yahya b Ya’mar, Nasr b ‘Asim
al-Laithi.
Masa Berikutnya
Pada masa berikutnya, mulailah orang membagi al-Qur’an
menjadi 30 bagian (juz). Kemudian, setiap juz dibagi menjadi
dua bagian (hizb), dan setiap hizb dibagi lagi menjadi dua
bagian (rubu’). Ada lagi yang menulis khams (lima) di bagian
pinggir mushaf dalam setiap 5 ayat dalam satu surat, dan ‘ashr
(‫ )عشر‬setiap sepuluh ayat. Setelah ditulis sepuluh, berikutnya
diulang lagi dari lima lagi. Begitu seterusnya. Ada yang
menyingkat lafaz khams dengan kepala huruf kha’ saja dan lafaz
‘ashr ditulis dengan kepala huruf ‘ain.
Pendapat Ulama
‫جردوا القرأن وال تخلطوه بشئ‬ 
 “Janganlah (penulisan) al-Qur’an itu dicampur dengan yang lain”.
 Ibn Abi Dawud menukil beberapa pernyataan ulama, di antaranya al-
Hasan, Ibn Sirin, Rabi’ah b Abi ‘Abd al-Rahman, serta al-Nawawi :
‫ ال بأس بنقط المصاحف‬
 “Pembubuhan tanda-tanda huruf dalam mushaf, tidak apa-apa
(boleh)”
‫ ال بأس بشكله‬
 “Boleh membubuhkan tanda baca dalam mushaf”
‫ نقط المصحف وشكله مستحب ألنه صيانة له من اللحن والتحريف‬
 “Pembubuhan tanda huruf dan tanda baca dalam mushaf
disunnahkan karena hal itu menjaga al-Qur’an dari kesalahan dan
perubahan”.
 Tanda-tanda itu baru
dikenal secara luas di era
Khalifah A Malik b
Marwan (685-705 M).
Sebuah riwayat
Kapan
Munculnya ? mengatakan bahwa Ibn
Sirin memiliki mushaf
yang sudah ada tanda-
tanda titiknya yang ditulis
oleh Yahya b Ya’mar.
Perjalanan Perkembangan Penulisan al-
Qur’an
• Sejak era ‘Uthman, Tabi’in dan Tabi’ Tabi’in, penulisan al-
Qur’an menggunakan rasam ‘Uthmani
• Dalam perjalanan selanjutnya (tidak diketahui secara pasti
tepatnya), al-Qur’an ditulis dengan rasam qiyasi/imla’i dalam
waktu yang cukup lama, kecuali lafaz-lafaz tertentu yang
memakai rasam ‘Uthmani yang dapat dilihat dalam mushaf-
mushaf kuno sebelum 1971, baik mushaf Indonesia, Timur
Tengah atau dunia Islam lainnya. Bahkan ditemukan mushaf
tahun 693 H yang tidak menggunakan rasam ‘Uthmani
• Sejak dekade 70-an gerakan memasyarakatkan penulisan al-
Qur’an dengan rasam ‘Uthmani mulai massif
Pelopor

• Lembaga Riset al-Azhar mengadakan mu’tamar ke VI


tanggal 20-27 April 1971 dengan keputusan antara lain:
• “Demi menjaga keaslian al-Qur’an, umat Islam harus
berpegang teguh pada rasam ‘Uthmani dalam penulisan
al-Qur’an”
Indonesia

• Keputusan Muker Lajnah Pen-tashih Mushaf al-Qur’an


Depag RI tahun 1976:
• “Penulisan/Pencetakan al-Qur’an di Indonesia harus
memakai rasam ‘Uthmani”
• Tahun 1983 lahir “Mushaf Standar Indonesia” yang
diresmikan Menteri Agama RI
4. TEORI BARU

• Tulisan Arab berasal dari al-Anbat (Nabatea). Al-Anbat adalah


masyarakat Arab yang berada di bawah pengaruh peradaban dan
budaya al-’Aram (Aramic). Oleh sebab itu, tulisannya disebut al-
’Arami (‘Aramic). Bahasa yang digunakan adalah perpaduan Arab
dan ‘Aram. Pusat pemerintahannya Batrah (sahara). Masyarakat
Anbat mengikuti model tulisan kaum ‘Aram.

You might also like