Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

C.

perlawanan terhadap
persekutuan dagang
ANGGOTA KELPMPOK:

1.AZIM IKWAN M (11)


2.DAFFA HAFIZ I. O (14)
3.FAITH RANSI A (17)
4JULIAN PASHA (22)
5.MUHAMMAD KHOLIL R (27)
6.MUHAMMAD NAUFAL F (28
Persekutuan dagang yang berdiri di Indonesia datang dari berbagai
negara, mulai dari Spanyol, Potugis, Belanda, hingga Inggris.

Beberapa persekutuan dagang itu memiliki kebijakannya masing-


masing untuk menguasai daerah Indonesa.

Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan itu bertujuan untuk


mendapatkan keuntungan yang besar dari sumber daya alam
Indonesia.

Mengingat, Indonesia merupakan negara yang kaya akan rempah-


rempah yang dibutuhkan oleh bangsa barat.

Namun, kebijakan itu justru menyengsarakan rakyat Indonesia


hingga menimbulkan perlawanan di berbagai daerah.
1. Sultan Baabullah Mengusir Portugis
Lokasi: Ternate atau Maluku Utara (saat ini),
melawan Portugis

Pemimpin: Sultan Baabullah, memerintah pada tahun 1570-1583

Penyebab: Pembunuhan Sultan Hairun (ayah Sultan


Baabullah) secara licik dan jahat oleh Portugis dalam sebuah
perundingan perdamaian.

Pada tahun 1575, Portugis diketahui berhasil diusir dari


Ternate. Kemudian, Portugis melarikan diri dan menetap di
Ambon.

Pada tahun 1605, Portugis berhasil diusir oleh VOC dari


Ambon yang kemudian menyingkir ke Timor Timur dan melakukan
kolonialisasi di sana.
2. Perlawanan Aceh
Lokasi: Aceh, Sumatra Utara
melawan pasukan Belanda

Pemimpin: Sultan Iskandar Muda, memimpin tahun 1607-


1639

Penyebab: Belanda melanggar perjanjian Siak 1858


yang membuat Aceh menenggelamkan kapal-kapal
Belanda di perairan Aceh.

Tetapi perlawanan Aceh belum berhasil mendapatkan


kemenangan. Meskipun demikian Aceh masih tetap
berdiri sebagai kerajaan yang merdeka.
3. Ketangguhan 'Ayam Jantan dari Timur'
Lokasi: Makassar
Melawan pasukan Vereenigde Oost-Indische
Compagnie atau VOC

Pemimpin: Sultan Hasanuddin

Penyebab: Saat itu, ada dua kerajaan yang ada di Sulawesi yang
sedang berselisih, yakni Kerjaan Gowa dan Kerajaan Bone.

Baca Juga: Perlawanan Sultan Ageng Tirtayasa pada VOC, dari


Alasan hingga Langkah yang Diambil

kondisi ini, dimanfaatkan oleh VOC dengan mengadu domba dua


kerajaan itu. VOC membantu Kerajaan Bone sehingga mereka
menang.Hal itu membuat Sultan Hasanuddin dipaksa menandatangani
perjanjian Bongaya pada tanggal 18 November 1667.

Perjanjian Bongaya ini merupakan perjanjian antara Sultan


Hasanuddin dengan VOC yang memangkas kekuasaan Kerajaan Gowa.

Setelah perjanjian itu, maka tinggal kerajaan-kerajaan kecil saja yang


sulit melakukan perlawanan terhadap VOC.
4. Serangan Mataram Terhadap VOC
Lokasi: Batavia atau Jakarta (sekarang)
Melawan pasukan dari Vereenigde Oost-Indische
Compagnie atau VOC

Pemimpin: Sultan Agung Hanyokrokusumo

Penyebab:

- Tindakan monopoli perdagangan yang dilakukan VOC

- VOC sering menghalangi kapal-kapal Mataram yang akan


berdagang ke Malaka

- VOC menolak untuk mengakui kedaulatan Mataram

Sultan Agung menyerang VOC sebanyak dua kali pada tahun


1628 dan tahun 1629.

Serangan pertama yang dilakukan oleh Mataram tidak


membuahkan hasil, begitu pun juga dengan serangan kedua
hingga Mataram jatuh ke tangan VOC.

You might also like