Professional Documents
Culture Documents
Ojs admin,+88-112+DWI+AMELIA+PERMATA+ (31115017)
Ojs admin,+88-112+DWI+AMELIA+PERMATA+ (31115017)
ABSTRAK
Dalam penulisan skripsi ini berjudul analisis yuridis Penegakan Hukum Terhadap
Anak Sebagai Pelaku Pencabulan Studi Penelitian Di Polresta Barelang Kota
Batam terdapat rumusan masalah yang mencakup tentang pengaturan penegakan
hukum terhadap anak sebagai pelaku pencabulan serta implementasi, kendala dan
solusi yang mempengaruhi pelaksanaan penegakan hukum terhadap anak sebagai
pelaku pencabulan di Kepolisian Resort Kota Barelang Kota Batam. Penulisan
skripsi ini metode penelitian yuridis empiris dengan teknik pengumpulan data
berasal dari studi kepustakaan dan hasil wawancara dengan Wakasat Reskrim dan
Kasubnit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polresta Barelang Kota Batam.
Selanjutnya, untuk menganalisis data yang dipeoleh meggunakan metode analisis
kualitatif yang kemudian dipaparkan secara deskriptif. Hasil penelitian dan
pembahasan menunjukan bahwa tindak pidana pencabulan yang dilakukan oleh
anak. Indonesia sudah memiliki dasar hukum untuk memberikan perlindungan
terhadap anak yang berhadapan dengan hukum yang dituangkan dalam Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan
Pidana Anak dan pengaturan hukum untuk mengadili anak yang melakukan tindak
pidana pencabulan diatur dalam Pasal 82 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014
tentang Perlindungan Anak Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5606. Penegakan hukum untuk kasus pencabulan yang
dilakukan oleh anak sudah sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku
namun diharapkan diversi untuk anak sebagai pelaku pencabulan. Adapun saran
dalam penelitian ini adalah aparat penegak hukum, Hakim dalam memberikan
putusannya harus mempertimbangkan kondisi anak sebagai pelaku kejahatan,
mengenai kesanggupan dalam mempertanggungjawabkan perbuatannya. Selain
itu hakim juga harus mempertimbangkan masa depan anak yang melakukan
tindak pidana pencabulan.
89
Published by Research Institutions and Community Services in Batam University
Dwi Amelia Permata, Lia Fadjriani, Christiani Prasetiasari, Idham | analisis yuridis penegakan hukum
terhadap anak sebagai pelaku pencabulan (studi penelitian di polresta barelang kota batam) | Zona Hukum,
13 (3) Desember 2019 | Pages 1-25 | ISSN 1978-1725
dan dialaminya. Maka dari itu dalam arti bahwa perlindungan anak
anak tersebut dikatagorikan tidak hanya mengenai perlindungan
sebagai anak yang menjadi saksi atas jiwa dan raga anak, tetapi
tindak pidana. (R. Wiyono, mencakup pula perlindungan atas
2016: 14-15) semua hak serta kepentingannya
yang dapat menjamin pertumbuhan
Sistem Peradilan Pidana Anak secara wajar, baik secara rohani,
(SPPA) adalah keseluruhan proses jasmani maupun sosialnya sehingga
penyelesaian perkara anak yang ber- diharapkan dapat menjadi orang
hadapan hukum mulai tahap dewasa yang mampu berkarya.
penyidikan sampai dengan tahap
pembimbingan setelah menjalani Perlindungan hukum harus diberikan
proses pidana yang ber-dasarkan kepada anak yang sedang berkonflik
perlindungan, keadilan, non dengan hukum dikarenakan agar
diskriminasi, kepentingan terbaik tidak terjadi diskriminasi dalam
bagi anak, penghargaan terhadap sistem peradilan pidana anak.
anak, ke-langsungan hidup dan
tumbuh kembang anak, proporsional, Perlindungan hukum terhadap anak
perampasan ke-merdekaan dan yang berkonflik dengan hukum
pemidanaan sebagai upaya terakhir memiliki hak untuk mendapat
dan penghindaran balasan. perlindungan-perlindungan yang
meliputi:
Setiap anak memerlukan pembina-an a. Perlakuan secara manusiawi
dan perlidungan dalam rangka terhadap anak sesuai dengan
menjamin pertumbuhan dan martabat dan hak-hak anak.
perkembang-an fisik, mental dan b. Penyedian petugas
sosial secara utuh, serasi, selaras dan pendampingan khusus sejak
seimbang. dini.
c. Untuk kepentingan terbaik anak,
Sesungguhnya usaha perlindungan maka sanksi yang diberikan
anak telah diupayakan dalam bentuk harus sesuai dan tepat.
peraturan perundang-undangan d. Dalam melindungi anak dari
maupun dalam pelaksanaanya, baik labelisasi, maka harus diberikan
oleh pemerintah maupun organisasi perlindungan dari pemberitaan
sosial yang peduli dengan yang disiarkan di media massa.
permasalahan anak. (Angger Sigit Pramukti dan
Fuady Primaharsya, 2014:17)
Tujuan diberikannya perlindungan
hukum bagi pelaku kejahatan adalah Jenis pemidanaan anak tidak diatur
untuk menghormati hak asasi si secara tegas dalam KUHP. Sebelum
pelaku. Konsepsi perlindungan anak dihapuskannya Pasal 45 KUHP,
meliputi ruang lingkup yang luas,
Subsansi dan atau materi yang Anak yang berkonflik dengan hukum
diajukan penulis kepada AKP. Herie memiliki hak-hak yang harus tetap
Pramono selaku Wakil Kepala dijaga yaitu penangkapan, penahanan
Satuan Reserse dan Kriminal serta penjatuhan pidana penjara
(Wakasat Reskrim) Polresta merupakan upaya terakhir,
Barelang Kota Batam, Bripka Toni penempatan anak yang dirampas
Isworo selaku Kasubnit PPA Polresta kemerdekaannya harus dipisahkan
Barelang Kota Batam, pertanyaan dari orang dewasa, pada kasus
yang diajukan satu diantara adalah pencabulan baik korban maupun
Perundang-undangan
Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun
1945.