Professional Documents
Culture Documents
Jurnal 16100850132
Jurnal 16100850132
JURNAL
Program Studi S-1 Pendidikan Musik
Disusun oleh
Bernadus Aprilian Paska Wijaya
NIM 16100850132
Genap 2019/2020
LAGU “PADHANG mBULAN” SEBAGAI MATERI
PEMBELAJARAN ANSAMBEL MUSIK DI SEKOLAH
DASAR MARSUDIRINI MUNTILAN
Bernadus Aprilian Paska Wijaya1,Ayu Tresna Yunita2,R.M. Surtihadi3.
Program Studi S-1 Pendidikan Musik, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni
Indonesia Yogyakarta;e-mail: wijayamusik228@gmail.com
Abstract
The dolanan song is a folk art that is pkyed by name people, specifically in Yogyakarta. The dolanan song
is also known for entertainment for the kids to fill their free time by playing and singing this song, either near
their houses or the fields. The purpose of this research is to reintroduce the dolanan songs to the new generation of
kids, since the culture of playing this songs is slowly fading away, and we can see an example from Marsudirini
elemntary scholl in Muntilan by implementing the dolanan songs in their musical and art’s subject. There some
main topics for this subject, such as playing the “Padhang mBulan” with the student’s own instrument while
giving the meaning behind the song to the students. The type of this research is called descriptive qualitive research,
means it’s qualitative descriptive studies is comperhensive summarization, in everyday terms, of specific events
experienced by individuals or groups individuals. The result of the study programme given to the students in
Marsudirini elementary school in Muntilan is a success and be further implemented into their extracuricular
programme. With this, students that didn’t know avout the dolanan songs will know more about it and they will
fell enthusiastic towards learning more about the dolanan songs.
Abstrak
Lagu dolanan merupakan seni rakyat yang dimainkan oleh masyarakat khususnya masyarakat
Yogyakarta. Lagu dolanan tersebut merupakan sebuah hiburan khususnya untuk anak-anak dalam
mengisi waktu luang dengan melakukan permainan sambil bernyanyi, entah di halaman rumah
maupun lingkungan sekitar. Penelitian ini bertujuan untuk mengenalkan kembali lagu-lagu dolanan
yang pada saat ini sudah mulai pudar ataupun sudah jarang dinyanyikan kembali oleh anak-anak,
dengan menerapkannya pada pembelajaran ansambel di Sekolah Dasar Marsudirini Muntilan. Adapun
materi pokok yang diberikan yaitu memainkan lagu “Padhang mBulan” dengan instrumen masing-
masing, serta memberikan makna dari materi lagu “Padhang mBulan” bagi siswa-siswi. Jenis penelitian
ini adalah penelitian kualitatif deskriptif, yaitu penelitian yang memberikan informasi yang
menyeluruh dan jelas terhadap situasi sosial yang diteliti sehingga menghasilkan data berupa kata-kata
tertulis atau lisan atau gambar dan tidak menekankan pada angka. Hasil yang dicapai dari keseluruhan
proses pembelajaran ansambel tersebut berhasil diajarkan dan diterapkan dalam materi ansambel
untuk siswa-siswi ekstrakurikuler ansambel di SD Marsudirini Muntilan. Yang sebelumnya siswa
belum mengenal lagu dolanan, namun dengan adanya penelitian ini siswa-siswi dapat mengenal
sekaligus antusias dalam mengikuti proses pembelajaran dengan lagu dolanan.
1
PENDAHULUAN ada kepentingan yang penting. Selanjutnya
Lagu dolanan merupakan seni rakyat peneliti diminta oleh kepala sekolah di SD
yang biasa dimainkan oleh masyarakat Marsudirini Muntilan untuk mengajar
Jawa khususnya di Daerah Istimewa ekstrakurikuler ansambel musik di SD
Yogyakarta. Lagu dolanan merupakan Marsudirini Muntilan sampai
sarana hiburan bagi anak-anak dalam sekarang.Materi lagu “Padhang mBulan”
mengisi waktu luang dengan melakukan tersebut dimainkan dengan format
permainan sambil bernyanyi di halaman ansambel musik sebagai berikut: pianika,
rumah, lingkungan sekolah dan di sekitar vokal, keyboard, glockenspile,dan cajon.
tempat tinggal mereka (Bramantyo, 2000: Alasan peneliti mengggunakan lagu
13)Lagu dolanan adalah lagu yang “Padhang mBulan” karena peneliti ingin
dipergunakan anak-anak untuk bermain mengenalkan sekaligus memberikan
dengan aturan lagu sebagai berikut: laras pembelajaran dengan lagu dolanan melalui
slendro atau pelog, irama lancar, ritmis ansambel musik, karena lagu dolanan
dilagukan secara koor atau solo, tanpa merupakan salah satu warisan budaya
iringan gamelan, sifat gembira, mudah bangsa Indonesia dengan tujuan agar
dihafal, bentuk tidak beraturan, syair anak-anak khususnya para siswa-siswi di
mudah diucapkan, mudah dimengerti SD Marsudirini Muntilan dapat mengerti
maksudnya, biasanya dinyanyikan di luar serta mengenal tentang lagu dolanan
rumah sebagai sarana bermain di sore hari, “Padhang mBulan” sebagai materi di
atau di saat malam hari terutama saat dalam pembelajaran ekstrakurikuler
terang bulan. ansambel musik tersebut.
Lagu dolanan anak-anak terdapat 2
unsur terpenting, yaitu lagu dan kata-kata. Ekstrakurikuler
Apabila teks tersebut diinterpretasikan, Ekstrakurikuler merupakan
maka lagu dolanan tersebut mengandung kegiatan tambahan yang dilakukan oleh
pendidikan yang berupa ajaran. Ajaran peserta didik di luar jam belajar
disini adalah aturan atau tatanan yang intrakurikuler, kegiatan ini bukan
mengatur tingkah laku, perbuatan dan termasuk kegiatan inti (pokok) yang diatur
kebiasaan yang dianggap baik dan buruk dalam kurikulum (Suryosubroto, 2005)
oleh masyarakat yang bersangkutan. mengatakan bahwa, ekstrakurikuler
Dalam pembelajaran ekstrakurikuler di SD adalah kegiatan yang dilakukan di luar
Marsudirini Muntilan, peneliti memilih ketentuan kurikulum yang berlaku sebagai
lagu “Padhang mBulan” karena lagu penunjang kegiatan pendidikan. Kegiatan
tersebut tidak terlalu panjang terdiri dari ini memberi keleluasaan waktu dan
16 birama serta dimainkan dengan tempo memberikan kebebasan pada siswa,
Moderato. Serta melodinya yang cukup terutama dalam menentukan jenis kegiatan
mudah dengan interval nada yang tidak yang sesuai dengan bakat dan minat
terlalu jauh dengan jangkauan nada 1 mereka. Pengertian kurikuler menurut
oktaf. Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu
Untuk pembelajaran ansambel perangkat mata pelajaran yang diajarkan
tersebut peneliti memilih SD Marsudirini pada lembaga pendidikan (Fuadhiyah,
Muntilan karena pada tahun 2018 2011)
ekstrakurikuler sempat berhenti karena Berdasarkan uraian tersebut di atas
guru pengajar untuk ekstrakurikuler dapat dipahami bahwa ekstrakurikuler itu
ansambel mengundurkan diri dikarenakan sangat penting bagi pengembangan
2
potensi anak, oleh karena itu pelaksanaan digunakan anak-anak untuk bermain. Di
penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler dalam hidup kanak-kanak permainan itu
mesti diatur dalam program sekolah secara mempunyai kedudukan dan arti yang
terinci. Sekolah memprogramkan kegiatan sangat penting. Lagu dolanan adalah salah
ekstrakurikuler yang hendak satu bentuk tradisi lisan yang
diselenggarakan dengan ditransmisikan dari generasi ke generasi
mempertimbangkan: penentuan isi secara oral.(Bramantyo, 2012: 1-12)
kegiatan ekstrakurikuler dan proses Oleh karena itu tidak jelas kapan
pelaksanaannya serta siapa saja yang genre ini mulai dikenal secara luas. Apa
terlibat di dalam proses itu baik pelatih yang mungkin dapat dilakukan tidak lebih
maupun peserta didik, tujuan yang akan jauh dari membuat asumsi konteks
dicapai dari proses itu, evaluasi historis. Sebagai contoh gamelan dalam
kekurangan dan kelebihannya, serta bentuk orkestra lengkap sudah ada sejak
sarana dan prasarana pendukung. Sekolah zaman Majapahit (abad ke-13) dengan
dalam konteks ini memiliki peranan demikian asumsi pertama adalah genre ini
memfasilitasi semua sarana dan prasarana mungkin sudah ada sebelum periode ini.
yang menunjang kegiatan tersebut. Sedangkan gending-gending Jawa di luar
keraton (musik rakyat), sudah ada yang
Ansambel mulai punah bahkan ketika RMT
Ansambel adalah permainan musik Wreksodiningrat pada tahun 1880an.
secara bersama-sama. Ansambel berasal Pada saat ini bangsa Indonesia
dari bahasa Perancis ensemble yang artinya sedang kehilangan jati diri sebagai bangsa
bersama-sama, ansambel adalah yang sudah sekian lama banyak tradisi dan
kumpulan beberapa orang yang kesenian yang sudah punah karena
memainkan musik secara berkelompok perkembangan jaman. Hambatan utama
dengan instrumen sejenis maupun dalam upaya merekonstruksi sekian
campuran. Ansambel juga biasanya banyak dari antara yang punah tersebut
memainkan arransemen lagu-lagu adalah tiadanya dokumen tertulis yang
sederhana menurut golongan musiknya. bisa dilacak. Oleh sebab itu penulisan
Untuk jenis ansambel tersebut kembali lagu-lagu tradisi maupun lagu-
terdiri dari ansambel kecil dan ansambel lagu dolanan pada saat ini sangat
besar. Pengelompokan tersebut diperlukan. Kalau tidak segera dilakukan
berdasarkan jumlah pemain yang kurang penulisan kembali tentang lagu-lagu
dari delapan orang disebut ansambel kecil, tersebut, dari generasi ke generasi kita
sedangkan yang terdiri dari tiga puluh hanya bisa mengeluh tidak adanya sumber
pemain ataupun lebih sudah disebut acuan bagi upaya rekonstruksi semacam
ansambel besar. (Bonoe P, 2003: 27) itu. Lagu dolanan dirasa memiliki makna
estetik, musikal dan kultural. Dari segi
Lagu Dolanan musikal, wujud lagu dan iramanya
Lagu dolanan menurut KBBI berkaitan dengan perkembangan
(2008:793) adalah ragam suara yang musikalitas anak. Dari segi kultural lagu
berirama, dalam hal ini juga dapat dolanan dapat memberikan ajaran kepada
diartikan sebagai nyanyian sedangkan kata anak-anak agar disiplin, menjaga harmoni
dolanan sebagai bentuk kata kerja yaitu dengan alam, sesama manusia dan
“bermain”. Lagu dolanan merupakan salah orangtua. Mengajarkan lagu dolanan
satu bentuk karya sastra jawa yang merupakan alternatif untuk mengatasi
3
modernisasi yang umumnya menjauhkan lagu “Padhang mBulan”. Dalam setiap
anak untuk memiliki moral yang baik pertemuan yang dilaksanakan di SD
(Bramantyo, 2000) Marsudirini Muntilan dilakukan secara
sectional untuk setiap instrumennya.
METODE Pada pertemuan awal atau pertemuan
Penelitian ini menggunakan metode
yang pertama peneliti memberikan
kualitatif karena metode ini sesuai dengan
pertanyaan kepada siswa-siswi tentang
penelitian yang dilakukan. Proses
penelitian dan pembahsan ditulis dalam
lagu-lagu dolanan yang mereka
tahap demi tahap secara terperinci. Selain ketahui selain lagu “Padhang mBulan”
itu memilih metode kualitatif karena diantaranya: Cublak-cublak suweng,
dilakukan secara eksplorasi langsung Jamuran, Mentok-mentok.Setelah peneliti
terhadap obyek yang diteliti (Sugiyono, memberi pertanyaan kepada siswa dari
2013a: 24). Sehingga masalah dan potensi keempat lagu dolanan tersebut
dapat ditemukan dengan jelas. Selain itu, sebagian besar siswa memilih lagu
penggunaan metode kualitatif didasari “Padhang mBulan” sebagai materi lagu
karena data-data yang terkumpul, baik yang akan diajarkan di dalam
dari sumber primer maupun sumber
pembelajaran ekstrakurikuler
sekunder apabila diukur menggunakan
ansambel musik.
angka-angka maupun statistik akan sulit
Penelitian yang dilakukan di SD
untuk disimpulkan. Sehingga dengan
Marsudirini Muntilan melibatkan murid
menggunakan metode penelitian kualitatif,
ekstrakurikuler ansambel dengan jumlah
data yang berupa kutipan-kutipan dan
11 siswa yang terdiri dari siswa kelas III –
fenomena-fenomena alamiah yang
IV dengan instrumen musik pianika, vokal,
meliputi prilaku, aktivitas dan peristiwa
glockenspile, keyboard, dan cajon.
yang terjadi pada pembelajaran
Sebelum masuk pada materi lagu
ekstrakurikuler ansambel music di SD
“Padhang mBulan” peneliti terlebih
Marsudirini dapat dipahami dan
dahulu membagi siswa-siswi untuk tiap
disimpulkan dengan menggunakan
instrumennya, serta membagi kelompok
deskripsi kata-kata. Untuk tenkik
untuk sectional setiap instrumennya. Untuk
pengumpulan data merupakan langkah
instrumen pianika dan keyboard sebelum
yang paling utama dalam penelitian,
masuk pada materi lagu “Padhang
karena tujuan utama dari penelitian adalah
mBulan” terlebih dahulu peneliti
mendapatkan data, sehingga tanpa
memberikan materi berupa tangga nada C
mengetahui teknik pengumpulan data
Mayor 1 oktaf.
yang memenuhi standar data yang
ditetapkan (Sugiyono, 2013: 71). Beberapa
teknik pengumpulan data yang dipakai
oleh peneliti dalam penelitian di SD
Marsudirini Muntilan diantarannya:
observasi, wawancara, dokumentasi. Notasi 1. Tangga nada C Mayor 1 oktaf untuk
instrumen pianika
PEMBAHASAN (Sumber: Wijaya,2020)
A. Proses pembelajaran
Penelitian ini fokus pada proses
pembelajaran ansambel dengan materi
4
Setelah memainkan tangga nada C hanya memainkan akord dari lagu
Mayor 1 oktaf baik instrumen pianika “Padhang mBulan “ tersebut.
maupu instrumen keyboardbarulah
peneliti berlanjut pada materi lagu
“Padhang mBulan”. Untuk
instrumen pianika dalam memainkan
materi lagu “Padhang mBulan” tidak
langsung satu lagu penuh atau dari birama
pertama sampai akhir, melainkan secara
per kalimat lagu agar siswa-siswi dalam
memainkan materi lagu “Padhang
mBulan”.
8
2. Kemampuan siswa-siswi kelas tiga dan perkembangan jaman maupun
kelas empat dalam membaca notasi lingkungan sekitar. Dalam memberikan
terkadang masih sulit sehingga yang materi sebelum masuk pada materi lagu
terjadi pada saat pembelajaran terlebih dahulu peneliti memeberikan
ansambel kelas menjadi gaduh latihan pemanasan berupa tangga nada
dikarenakan siswa-siswi cenderung dan selanjutnya barulah masuk pada
memainkan lagu “Padhang mBulan” materi lagu “Padhang mBulan”.
dengan versi tempo mereka masing- 2. Hasil yang diperoleh dari pembelajaran
masing. Untuk mengatasi hal tersebut ansambel dengan menggunakan lagu
pelatih melakukan pelatihan untuk “Padhang mBulan” tersebut adalah
mengulang bagian notasi tertentu siswa-siswi yang sebelumnya belum
dimana siswa-siswi tersebut sering mengetahui lagu dolanan “Padhang
mengalami kesulitan. Serta peneliti mBulan” atau sebelumnya siswa-siswi
memberikan ketukan tempo dan mengenal lagu tersebut secara
mengulang notasi tersebut secara bernyanyi, sekarang siswa-siswi dapat
berulang-ulang, dengan demikian membawakan lagu “Padhang mBulan”
diharapkan selain dapat dihapal juga secara ansambel dengan instrumen
dari faktor terbiasa kemudian siswa- mereka masing-masing. Selain peneliti
siswi tersebut menjadi bisa. memberikan materi lagu “padhang
3. Pada saat pembelajaran ansambel yang mBulan” tersebut peneliti juga
dilakukan secara videocall via whatsapp memberikan makna tentang lagu
terkadang yang menjadi kendala adalah ‘Padhang mBulan” yang bertujuan agar
jaringan sinyal. Biasannya pada saat siswa-siswi dapat mengetahui lebih
videocall berlangsung terkadang pada dalam tentang makna lagu tersebut.
saat memainkan tangga nada maupun
materi lagu “Padhang mBulan” suara REFERENSI
instrumen sering putus-putus dan Bonoe, P. (2003). Kamus Musik. Yogyakarta:
kurang jelas. Maka biasanya peneliti Pusat Musik Liturgi.
harus mengulang kembali materi Bramantyo, T. (2000). Lagu Dolanan Anak.
tangga nada mapun materi lagu Yogyakarta: Yayasan Untuk
tersebut. Indonesia.
Bramantyo, T. (2012). Musik : Pendidikan,
KESIMPULAN Budaya, dan Tradisi. Yogyakarta:
Pembelajaran ekstrakurikuler Badan penerbit Institut Seni.
ansambel musik di SD Marsudirini Fuadhiyah, U. (2011). Simbol dan Makna
Muntilan dapat disimpulkan sebagai Kebangsaan dalam Lirik Lagu-Lagu
berikut: Dolanan di Jawa Tengah dan
1. Proses pembelajaran ansambel di SD Implementasinya dalam Dunia
Marsudirini Muntilan dengan Pendidikan. Lingua, 7(1).
menggunakan lagu dolanan ‘Padhang Sugiyono. (2013a). Cara Mudah Menyusun :
mBulan” tersebut sudah efektif Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Bandung:
diterapkan di dalam pembelajaran Alfabeta.
ansambel musik. Karena pada jaman Sugiyono. (2013b). Metode Penelitian
sekarang ini kebanyakan anak-anak Pendidikan (Pendekatan kuantitatif,
sudah tidak mengenal kembali tentang Kualitatif, dan R&D). Bandung:
lagu-lagu dolanan karena pengaruh Alfabet.
9
Suryosubroto. (2005). Tata Laksana
Kurikulum. jakarta: Rineka Cipta.
10