Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

PENGARUH GRADASI PASIR DI KOTA BENGKULU

TERHADAP KEKUATAN MORTAR

Fepy Supriani1, Mukhlis Islam2


1
Dosen Program Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bengkulu
Email : fepy_ilhan@yahoo.co.id
2
Dosen Program Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bengkulu
Email : islam.mukhlis@gmail.com

ABSTRACT
The quality and strength of the cementation building is determined by its constituent
material, one of which is sand material which has several characteristics. One
characteristic of sand is the gradation which is the composition of aggregate grains. In
SK-SNI T-15-1999-03 sand consists of several zones that determine the smoothness and
roughness of the sand. Good gradations have varying sizes so they can complement each
other between aggregates. Bengkulu Province has the resources of sand derived from
different quarry of mountains, beach and river. The purpose of this research is to see the
effect of sand gradation characteristics to mortar strength. Testing is done on the type of
mountain sand, river sand and beach sand. Physical gradation test is done by sieve
analysis test (SK-SNI T-15-1999-03). Mortar test object with compositions of 1pc: 4ps,
1pc: 5ps and 1pc1: 6ps using initial flow of 105-115 and cube specimens of 5 cm x 5 cm
x 5 cm. Tests were performed at 28 days. The results show that the gradation of sand
grains are different for each quarry source. The resulting mortar compressive strength for
mountain sand from all four sources has uniform strength, but the reduction in
compressive strength occurs almost as much as 50% for the change of the composition of
mortar constituent material (cement: sand) from 1: 4 to 1: 5 or 1: 5 to 1: 6. River sand
from Talang Rasau has the highest strength and has a difference of more than 40% of
other types of river sand. Beach sand from Lakok which lies in zone II has a significantly
higher compressive strength of nearly 70% compares to other beach sand. Gradations and
specific gravity for mountain sand and beach sand affect mortar compressive strength,
while the gradation of river sand is not too influential, there are other characteristics that
influence the low strength of river sand mortar.

Keywords : Mortar, Gradation, Compressive Strength

ABSTRAK
Kualitas dan kekuatan dari bangunan sementasi ditentukan oleh bahan penyusunnya, salah
satunya material pasir yang memiliki beberapa karakteristik. Salah satu karakteristik pasir
adalah gradasi yang merupakan susunan butir agregat. Dalam standar SK-SNI T-15-1999-
03 pasir terdiri dari beberapa zona yang menentukan kehalusan dan kekasaran dari pasir.
Gradasi yang baik memiliki ukuran yang bervariasi sehingga dapat saling mengisi antar
agregat. Provinsi Bengkulu memiliki sumber daya pasir yang berasal dari quarry yang
berbeda yaitu gunung, laut dan sungai. Tujuan dari penelitan ini adalah untuk melihat
pengaruh kerakteristik gradasi pasir terhadap kekuatan mortar. Pengujian dilakukan pada
jenis pasir gunung, pasir sungai dan laut. Pengujian fisis gradasi dilakukan dengan uji
analisa saringan (standar SK-SNI T-15-1999-03). benda uji mortar dengan adukan
1pc:4ps, 1pc:5ps dan 1pc1:6ps menggunakan initial flow 105-115 ukuran benda uji kubus
Supriani, F, and Islam, M (2017) Pengaruh Gradasi Pasir di Kota Bengkulu Terhadap Kekuatan Mortar.
In: Hidayat, B and Purnawan, P (Eds.) Prosiding 4th Andalas Civil Engineering (ACE) Conference 2017,
9 November 2017, Universitas Andalas, Padang. Jurusan Teknik Sipil Unand, 671-680
4th ACE Conference. 9 November 2017, Padang, Sumatra Barat

dengan sisi 5 cm. Pengujian dilakukan pada umur 28 hari. Hasil yang didapatkan bahwa
gradasi butir pasir berbeda untuk setiap sumber quarry. Kuat tekan mortar yang dihasilkan
untuk pasir gunung dari keempat sumber memiliki kekuatan yang merata, namun
penuranan terjadi hampir 50% untuk pergantian adukan (semen:pasir) 1:4 ke 1:5 atau 1:5
ke 1:6. Untuk pasir sungai pasir talang rasau yang paling tinggi kekuatannya dan memiliki
selisih lebih dari 40% dari jenis pasir sungai yang lain. Pasir laut lakok memiliki zona II
secara signifikan memiliki kuat tekan yg lebih tinggi hampir 70% dari pasir laut lainnya.
Untuk pasir gunung dan pasir laut gradasi dan berat isi berpengaruh terhadap kekuatan
mortar, sedangkan pasir sungai gradasi tidak terlalu mempengaruhi, ada karakteristik lain
yang mempengaruhi kekuatan mortar pasir sungai rendah

Kata Kunci : Mortar, Gradasi, Kuat Tekan

1. PENDAHULUAN

Sumber daya pasir yang ada di Provinsi Bengkulu berdasarkan dari asal daerah
pengambilan pasir itu sendiri. Pasir berasal dari laut, sungai dan gunung memberikan
identitas nama pasir tersebut sebagai pasir laut, pasir sungai dan pasir gunung. Pasir
digunakan sebagai bahan bangunan utama pembentuk masa mortar ataupun masa beton.
Jumlah pasir yang berlimpah dengan jenis dan tekstur yang berbeda menjadi ciri khas.
Kabupaten/kota yang berada di daerah pesisir adalah Kota Bengkulu, Kabupaten
Bengkulu Tengah, Bengkulu Utara, Muko-Muko, Seluma, Bengkulu Selatan dan Kaur,
daerah pegunungan yaitu kabupaten Rejang Lebong.

Penggunaan bahan bangunan sementasi berupa mortar sendiri sudah sangat umum untuk
setiap bangunan. Mortar merupakan campuran antara semen, agregat halus (pasir) yang
dicampur air. Bahan penyusun mortar yang dominan adalah pasir, ketersediaan pasir
secara langsung dapat diperoleh berdasarkan keinginan konsumen, seperti pasir laut,
pasir sungai dan pasir gunung. Karakteristik ke tiga jenis pasir berbeda, ada yang
memiliki butir sangat halus, halus, kasar dan berbatu.

Pasir laut merupakan salah satu jenis material agregat halus yang secara kuantitas
banyak tersedia sepanjang pantai di daerah pesisir. Secara umum pasir laut memiliki
karakteristik butiran yang halus dan bulat, memilki gradasi (variasi susunan besar butir)
yang seragam. Butiran bulat dan halus, serta gradasi yang seragam akan mengurangi
daya lekat (interlocking) antar butiran sehingga berpengaruh terhadap kekuatan beton,
(Cornelis, 2012). Pasir sungai memilki butir yang lebih kasar, kadar lumpur cukup
tinggi untuk pasir sungai dari aliran sungai yang tidak mengalir. Pasir gunung juga
memiliki karakteristik butir yang lebih kasar, gradasi butiran tergantung dari lapisan
tanah yang ditambang.

Gradasi merupakan karakteristik yang menunjukkan variasi butir pasir. standar SK-
SNI yang membagi empat zona dari yang berbutir halus sampai kasar. Pasir yang
memiliki butiran bervariasi dianggap lebih menuntungkan karena dapat saling mengisi
dan membentuk masa yang padat.

Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh gradasi terhadap kekuatan tekan mortar,
sehingga hasil yang didapat diharapkan menjadi rekomendasi terhadap penggunaan

672
4th ACE Conference. 9 November 2017, Padang, Sumatra Barat

pasir sebagai bahan pengisi dalam bahan bangunan sementasi seperti mortar atau tidak
dapat digunakan sama sekali.

Metode penelitian yang digunakan, objek penelitian pasir laut, pasir sungai dan pasir
gunung yang berasal dari Kota Bengkulu, Kabupaten Bengkulu Tengah, Kabupaten
Bengkulu Utara, Kabupaten Seluma dan kabupaten Rejang Lebong. Pengambilan pasir
langsung pada quarry resmi. Pemeriksaan meliputi;

a. Pemeriksaan modulus kehalusan : dilakukan untuk penentuan zona pasir, akan


didapat modulus kehalusan pasir laut

b. Pemeriksaan berat isi : dilakukan untuk mengetahui berat pasir laut pervolume

Semua pemeriksaan ini sesuai dengan standar SK-SNI 91. Sedangkan pembagian zona
pasir berdasarkan hasil pengujian analisa saringan akan dimasukkan ke dalam zona
pasir pada standar SNI 03-2834-1993

Gambar 1 Pembagian Zona Pasir


Keterangan:

Zona I : Pasir Kasar Sekali

Zona II : Pasir Kasar

Zona III : Pasir Halus

Zona IV : Pasir Halus Sekali

673
4th ACE Conference. 9 November 2017, Padang, Sumatra Barat

Gambar 1 merupakan grafik pembagian zona pasir, kurva 1 menunjukkan batas bawah
dan kurva 2 menunjukkan batas atas dari nilai kumulatif rata-rata agregat yang lolos
pada setiat set saringan pada percobaan analisa saringan (sieve analisys). Hasil
percobaan yang masuk antara kurva 1 dan kurva 2 memenuhi persyaratn gradasi dan
menentukan kehalusan jenis pasir.

Rencana campuran mortar dengan menggunakan campuran semen: pasir yaitu 1:4, 1:5:
1:6. Jumlah air disesuaikan dengan percobaan mejah leleh dengan initial flow 105-115.
Ukuran sampel kubus adalah 5cmx5cmx5cm. Penentuan jenis pasir yang akan
digunakan untuk pembuatan sampel pembuatan mortar terdiri 4 jenis pasir sungai, 4
jenis pasir laut, 4 jenis pasir gunung, dengan MHB dan Zona yang dianggap mewakili
setelah dilakukan analisa saringan dan penzonaan

2. TINJAUAN PUSTAKA

Mortar didefinisikan sebagai campuran material yang terdiri dari agregat halus (pasir),
bahan perekat (tanah liat, kapur, semen portland) dan air dengan komposisi tertentu
(SNI 03-6825-2002). Mortar yang digunakan untuk bahan bangunan harus mempunyai
kekuatan terutama untuk pasangan dinding batu bata, pasangan dinding batako atau
pasangan dinding yang lainnya (Tjokrodimuljo, 1992). Sifat-sifat mortar yang disiapkan
di laboratorium dengan kelecakan 105 – 115 % sebagai mana disyaratkan dalam
spesifikasi dimaksudkan untuk memperkirakan besarnya kelecakan dan sifat-sifat dari
mortar yang disiapkan untuk pekerjaan di lapangan setelah digunakan supaya
penyerapan air dari komponen konstruksi pasangan terpenuhi (SNI 03-6882-2002).
Menentukan kuat karakteristik mortar (fc’) dapat ditentukan dengan rumus sebagai
berikut (Rusdiyanto, 2013) :

fc’ = ………………… ( 1)

Dimana :

P = beban aksial yang bekerja (kg)

A = luas penampang aksial yang memikul (cm2)

Gradasi agregat adalah variasi distribusi dan ukuran agregat. Pengujian dilakukan
dengan analisa ayak sesuai standar BS 812, ASTM C-33, C136, ASHTO T-27 dan
SKSNI. Gradasi butiran dibagi menjadi 3 yaitu gradasi sela, gradasi menerus dan
gradasi seragam.

1. Gradasi Sela (gap gradation)

Gradasi sela jika salah satu atau lebih ukuran butir pada satu set ayakan tidak ada, maka
gradasi akan menunjukkan satu garis horisontal dalam grafiknya, kelebihan dari gradasi
sela adalah: 1) pada nilai fakor air semen tertentu pekerjaan beton akan lebih mudah bila

674
4th ACE Conference. 9 November 2017, Padang, Sumatra Barat

kandungan pasir lebih sedikit, 2) untuk kelecakan beton yang tinggi cenderung
mengalami segregasi, 3) gradasi sela tidak berpengaruh buruk terhadap kekuatan beton

2. Gradasi Menerus (continous gradation)

Gradasi menerus jika semua ukuran agregat tersedia dan terdistribusi baik. Gradasi
menerus sangan disarankan dan sering dipakai dalam campuran beton. Dengan
tersedianya semua ukuran agregat maka akan terjadi interocking yang baik, dimana
agregat akan saling mengisi dalam campuran beton. Gradasi menerus adalah gradasi
yang paling baik

3. Gradasi Seragam (uniform gradation)

Gradasi seragam adalah gradasi yang memiliki ukuran butir yang sama. Agregat dengan
gradasi seragam biasanya dipakai untuk beton ringan yaitu jenis beton tanpa pasir.
Agregat dengan gradasi seragam dapat digunakan untuk mengisi agregat dengan gradasi
sela campuran agregat yang kurang baik agar memenuhi standar

Pasir laut ialah pasir yang diambil dari pantai. Butirannya halus dan bulat karena
gesekan. Pasir ini merupakan pasir yang paling jelek karena kandungan garam-
garamnya. Garam ini menyerap air dari udara dan ini menyebabkan pasir selalu agak
basah dan menyebabkan pengembangan bila sudah menjadi bangunan (Cornelis dkk,
2012).

Karakteristik kualitas agregat halus yang digunakan sebagai komponen struktural beton
memegang peranan penting dalam menentukan karakteristik kualitas struktur beton
yang dihasilkan, sebab agregat halus mengisi sebagian besar volume beton. Pasir laut
sebagai salah satu jenis material agregat halus memiliki ketersediaan dalam kuantitas
yang besar (Mangerongkonda, 2007).

Pasir ini diperoleh langsung dari dasar sungai, yang pada umumnya berbutir halus,
bulat-bulat akibat proses gesekan. Daya lekatan antar butiran agak kurang karena bentuk
butiran yang bulat (http://www.forumbebas.com,14 Februari 2011).

Pasir ini diperoleh langsung dari permukaan tanah atau dengan cara menggali. Bentuk
pasir ini biasanya tajam, bersudut, berpori dan bebas dari kandungan garam walaupun
biasanya harus dibersihkan dari kotoran tanah dengan jalan dicuci terlebih dahulu
(http://www.forumbebas.com, 14 Februari 2011).

3. HASIL ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan keberagaman gradasi pasir untuk setiap pasir berdasarkan
sumbernya, seperti terliha pada table 1

675
4th ACE Conference. 9 November 2017, Padang, Sumatra Barat

Tabel 1 Hasil kuat tekan mortar


Kuat Tekan Mortar Berat MHB Zona
No Nama Pasir
(MPa) isi
1:4 1:5 1:6 (kg/m3)
1 PG. APJ Kasar 16.56 8.02 5.06 1420 1.998 Zona III
2 PG. APJ Halus 12.73 10.78 10.69 1350 1.976 Zona III
hampir
PG. Lubuk Penyamun
3 14.08 9.49 masuk
Hitam
7.77 1441 1.783 zona III
hampir
PG. Lubuk Penyamun
4 13.82 8.42 masuk
Kuning
4.31 1329 1.523 zona IV
5 PS. Penanding 7.78 5.21 3.38 1452 2.097 zona III
6 PS. Talang Rasau 12.34 11.45 6.89 1510 2.2 zona III
7 PS. Kembang Seri 4.90 2.60 2.22 1184 2.94 zona II
8 PS. Lubuk Kebur 7.28 5.36 3.72 1531 3.47 zona I
9 PL. Air Lakok 23.01 17.04 11.97 1880 2.55 Zona II
10 PL. Selubuk Kasar 7.48 5.17 3.19 1400 2.22 Zona III
tidak
11 PL. Selubuk Halus 7.67 6.66 masuk
3.39 1420 0.94 zona IV
tidak
12 PL. Serangai 7.31 5.81 masuk
3.67 1380 1.31 zona IV

Gambar 2 Modulus Halus Butir Pasir


Berdasarkan gambar 2 terdapat variasi gradasi yang diperlihatkan dari nilai modulus
halus butir yang berbeda. Pasir sungai rata-rata memiliki modulus halus butir yang

676
4th ACE Conference. 9 November 2017, Padang, Sumatra Barat

kasar, dibandingkan pasir gunung dan pasir laut. Pasir laut memiliki modulus halus
butir yang beragam dari yang kasar sehingga halus sekali (MHB dibawah 1)

1. Pasir laut

Pasir laut yang menyebar disepanjang barat pantai sumatera memiliki gradasi yang
berbeda. Pasir laut yang terdapat sepanjang pantai di Bengkulu Tengah dan Bengkulu
Utara memiliki gradasi yang kasar dan sangat halus, sehingga pasir laut dari daerah ini
masih dapat digunakan untuk bahan bangunan. Pasir lakok termasuk pasir kasar dengan
nilai mhb terbesar.

2. Pasir sungai

Pasir sungai di terdapat di kabupaten Bengkulu Tengah dan Seluma memiliki butir yang
kasar dan bervariasi terlihat semua pasir masuk ke dalam zona antara 1 sampai 3, pasir
kembang sri memiliki berat isi yang terkecil.

3. Pasir gunung

Pasir yang berasal dari pegunungan langsung digali dari bebukitan. Karakteristik yang
dimiliki halusnya sedang dan bervariasi, rata-rata masuk dalam zona 3dan zona 4. Pasir
gunung halus memiliki gradasi yang kurang baik, hal ini terlihat dari pasr halus yang
tidak masuk zona 4.

Gambar 3. Berat Isi Pasir

Berdasarkan gambar 3 berat isi yang menunjukkan perbandingan berat pasir per volume
wadah, terlihat pasir laut lakok adalah yang terberat, pasir sungai lubuk kebur dan pasir
talang rasau memiliki berat isi seputaran 1500 kg/m3. Sedangkan pasir gunung memiliki
berat isi yang cenderung tidak berjauhan.

677
4th ACE Conference. 9 November 2017, Padang, Sumatra Barat

Gambar 4 Kuat Tekan Mortar


Gambar 4 menunjukkan kuat tekan tertinggi terdapat pada pasir lakok, dibandingkan
dengan 3 jenis pasir laut lainnya perbedaan kuat tekan sangat signifikan, Pasir lakok
dapat mencapai kekuatan tekan lebih dari 20 MPa, sedangkan pasir laut lainnya berada
di bawah 10 MPa. Pasir gunung memiliki kuat tekan yang tidak terlau jauh berbeda
untuk keempat jenis pasir berkisar antar 10-15 MPa. Pasir sungai talang rasau memiliki
kuat tekan tertinggi untuk pasir sungai, namun tidak dapat mencapai 15 MPa, dan pasir
sungai kembang sri memiliki kuat tekan terendah untuk semua jenis pasir. Dari jenis
adukan penurunan kekuatan mortar dari adukan 1:4 ke 1:5 dan ke 1:6 rata-rata liner
turun seiring dengan penambahan jumlah pasir, untuk pasir gunung APJ kasar
penurunan dari adukan 1:4 ke 1:5 lebih dari 50%.

4. PEMBAHASAN

Pada pasir gunung terlihat bahwa gradasi butir dan berat isi mempengaruhi kekuatan
tekan mortar, ini terlihat dari nilai MHB dan berat isi yang lebih besar serta gradasi
yang baik (masuk zona pasir) memberikan nilai kuat tekan yang lebih besar. Pasir
sungai menunjukkan gradasi pasir tidak menunjukkan peningkatan kuat tekan mortar,
namun berat isi memberikan pengaruh terhadap kekuatan mortar. Kuat tekan mortar dari
pasir sungai yang cukup tinggi hanya terjadi pada pasir talang rasau, meskipun semua
pasir sungai masuk kedalam zona pasir dan memiliki kekasaran. Pasir laut, seperti
halnya pasir gunung gradasi butir dan berat isi mempengaruhi kekuatan tekan mortar,
ini terlihat dari pasir lakok yang memiliki kuat tekan mrtar tertinggi memiliki gradasi
yang baik, berat isi dan mhb yang besar.

678
4th ACE Conference. 9 November 2017, Padang, Sumatra Barat

5. KESIMPULAN

Kesimpulan yang didapat adalah:

1. Pasir laut, pasir sungai dan pasir laut memiliki karakteristik (modulis halus
butir/gradasi dan berat isi yang berbeda.

2. Pasir laut lakok adalah pasir laut memiliki butir kasar dan masuk dalam zona II,
untuk moratar pasir lakok memberikan kuat tekan tertinggi dibanding semua
jenis pasir, sedangkan pasir laut lainnya cenderung seragam, halus dan tidak
masuk zona

3. Pasir sungai memiliki gradasi baik namun untuk kuat tekan mortar hanya pasir
sungai talang rasau yang tinggi, 3 jenis pasir sungai lainnya memiliki kuat tekan
yang rendah

4. Pasir gunung memiliki gradasi yang baik dan masuk zona III, kekuatan mortar
yang menggunakan pasir gunung memiliki kekuatan baik.

5. Untuk setiap adukan 1;4, 1;5 dan 1;6 penurunannya normal, kecuali pasir
gunung kasar penuruna dari adukan 1:4 ke !:5 mencapai 50%.

6. Gradasi yang baik pada pasir gunung dan pasir laut dapat mempengaruhi
peningkatan kuat tekan mortar, sedangkan pasir sungai meskipun gradasi baik
tidak memberikan kekuatan yang tinggi.

6. DAFTAR PUSTAKA

Cornelis, R., Ramang, R., dan Kandi, Y.S., 2012, Subtitusi Agregat Halus Beton
Menggunakan Kapur Alam Dan Menggunakan Pasir Laut Pada Campuran
Beton,Jurnal Teknik Sipil Vol 1 No4. FTS Udana, Nusa Tenggara Timur.
Mangerongkonda, D.R., 2007, Pengaruh Penggunaan Pasir Laut Bangka Terhadap
Karekteristik Kualitas Beton, Jurnal Teknik Sipil, Universitas Gunadarma,
Jakarta.
Mulyono, T., 2003, Teknologi Beton, Andi Offset, Yogyakarta.
Nugraha, P. dan Antoni, C., 2007, Teknologi Beton, Universitas Kristen Petra:
Surabaya.
Pradani, N., dan Ramlan, R., 2008, Studi Pemanfaatan Pasir Laut sebagai Agregat
Halus Sebagai Campuran Beton, Jurnal Teknik Sipil, Universitas Tadulako, Palu.
Siswono, MP, 2009, Pasir Pantai Selatan dan Mortar, Jurnal Teknik Sipil dan
Perencanaan, Universitas Negeri Semarang
Rusdiyanto, Y., 2013, Kajian Kuat Tekan Beton Dengan Perbandingan Volume Dan
Perbandingan Berat Untuk Produksi Beton Massa Menggunakan Agregat Kasar
Batu Pecah Merapi, Jurnal Tugas Akhir, Universitas Negeri Yogyakarta,
Yogyakarta

679
4th ACE Conference. 9 November 2017, Padang, Sumatra Barat

SK SNI T-15-1990-03, 1990, Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal,
Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.
SK SNI 03-1968-1990, Agregat Halus dan Kasar, Metode Pengujian Analisis Saringan.
Yayasan LPMB, Jakarta.

680

You might also like