Jurnal Rizaldi Taufan Harahap

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

BINJAI SMART CITY : KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

MELALUI APLIKASI E-MUSRENBANG


(Studi Deskriptif Kualitatif, Periode 2021)

Rizaldi Taufan Harahap1, Ade Muana Husniati, S.Sos., M.Si2, Harinawati, S.Sos.,
MA3, dan Subhani S.Sos., M.Si4.

Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Malikussaleh, rizaldi.170240079@mhs.unimal.ac.id

ABSTRACT
This research is entitled Binjai Smart City: Public Information
Disclosure Through the E-Musrenbang Application. In this study, the
objectives of this study are to be able to find out about the disclosure of
public information through the e-musrenbang application and to find
out the obstacles in providing information to the public about the e-
musrenbang application. In this study using qualitative descriptive
research methods. In this study using the Van Meter and Van Horn
policy implementation model, the organization and its activities are the
Information and Communication and Information Agency (Bappeda) of
Binjai City. The standards and targets are transparency and facilitate
the community. The resources are both human resources (HR) and tools
that can support the activities of this program. One of the
characteristics of the implementing agency is being able to understand
the Musrenbang. The social, economic and political environment where
the social aspect of the community together with the DPR and other
elements will advance development which will also have an impact on
the economic progress of Binjai City. The attitude of the executor is
able to serve well and can maintain a good name. The performance of
policies or final evaluations or programs that are running or not
running are private and cannot be disclosed to the public. In this case,
Diskominfo and Bappeda provide information related to the e-
musrenbang application through the socialization system and also
provide information via the web. In providing information to the public
regarding the e-musrenbang application, there are several obstacles.
The first is in terms of age or insight, where along with the development
of technology, all aspects of good information become very important in
the development of governance. The next obstacle is apathy or lack of
concern from some people in Binjai City who do not care about the
information provided earlier.

Keywords :Binjai Smart City, E-Musrenbang, Public Information


Disclosure, Van Meter and Van Horn Policy Implementation Model.
ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Binjai Smart City: Keterbukaan Informasi


Publik Melalui Aplikasi E-Musrenbang. Dalam penelitian ini
memiliki tujuan diantaranya agar dapat mengetahui tentang keterbukaan
informasi publik melalui aplikasi e-musrenbang dan mengetahui
hambatan dalam memberikan informasi kepada masyarakat tentang
aplikasi e-musrenbang. Pada penelitian ini menggunakan metode
penelitian deksriptif kualitatif. Dalam penelitian ini menggunakan
model implementasi kebijakan Van Meter dan Van Horn, Organisasi
dan pekasnanya adalah Diskominfo dan Bappeda Kota Binjai. Standar
dan sasaran yaitu transparasi serta memudahkan masayarakat. Sumber
dayanya baik sdm (sumber daya manusia) dan alat yang dapat
mendukung kegiatan program ini. Karakteristik badan pelaksana salah
satunya adalah mampu memahami musrenbang. Lingkungan sosial,
ekonomi dan politik dimana segi sosial masyarakat bersama dengan
DPR dan unsur lainnya akan memajukan pembangunan yang juga akan
berimbas kepada kemjauan perekonomian Kota Binjai. Sikap pelaksana
mampu melayani dengan baik dan bisa menjaga nama baik. Kinerja
kebijakan atau evaluasi akhir atau program yang berjalan atau tidak
berjalan itu bersifat privasi tidak bisa diberikan inromasinya kepada
masyarakat. Dalam hal ini Diskominfo dan Bappeda memberikan
informasi terakait aplikasi e-musrenbang melalui sistem sosialisasi dan
juga memberikan informasi mealalui web. Dalam memberikan
informasi kepada msayarakat perihal aplikasi e-musrenbang terdapat
beberapa hambatan. Yang pertama itu adalah dari segi usia atau
wawasan, dimana seiring perkembangan teknologi menempatkan segala
aspek baik informasi itu menjadi sangat penting dalam perkembangan
suatu tata kelola pemerintahan. Hambatan selanjutnya itu adalah apatis
atau tidak ada kepedulian dari beberapa masyarakat kota Binjai yang
tidak peduli akan informasi yang diberikan tadi.

Kata Kunci :Binjai Smart City, E-Musrenbang, Keterbukaan


Informasi Publik.Model Implementasi Kebijakan Van Meter dan Van
Horn.
PENDAHULUAN
Binjai adalah sebuah Kota yang terdapat di provinsi Sumatera Utara.
Dengan memilki 5 (lima) Kecamatan dan memiliki 37 (tiga puluh tujuh)
Kelurahan. Kota Binjai memiliki luas 90,24 km², Binjai sendiri dahulunya ibukota
dari Kabupaten Langkat yang memisahkan diri dan berdiri sebagai Kotamadya
pada tanggal 17 Mei 1872 (Gerri.2017, diakses pada tanggal 25 November 2020).
Peran dalam dunia teknologi kemudian informasi serta komunikasi demi
memajukan sebuah sistem pemeritahan sangatlah penting. Serinng dengan
kemajuan teknologi dimana informasi dan komunikasi sangatlah penting dan
perlu diperhatikan dengan baik dan benar. Dengan perkembangan teknologi
membuat pemerintah Kota Binjai mengeluarkan terobosan sebuah program Binjai
Smart City.
Smart City terselenggara pada periode kedua walikota Binjai yaitu
Muhammad Idham, melalui perwal (peraturan Walikota) Binjai No. 53 Tahun
2017 berisikan bagaimana tata sistem dari program Binjai Smart City. Binjai
Smart City memiliki beberapa aplikasi yang bisa di download pada playstore salah
satunya yaitu aplikasi E-Musrembang.
Musrenbang ialah kegiatan rapat atau diskusi antar pelaku dalam rangka
membahas serta menyusun rencana mengenai pembangunan baik ditingkat
nasional maupun daerah. E-musrenbang merupakan sebuah aplikasi yang
dirancang untuk memudahkan sistem kerja pemerintahan dalam merencanakan
pembangunan baik ditingkat nasional ataupun daerah dengan berbasis web yang
di modifikasi menjadi sebuah aplikasi. (Dewi, dkk 2018:723).
Masyarakat Kota Binjai masih yang belum mengetahui dan mengakses
aplikasi-aplikasi yang ada pada program Binjai Smart City. Begitu juga dengan
salah satu aplikasi yaitu e-musrenbang yang mana aplikasi ini menjadi masukan
bagi pemerintah Kota Binjai untuk mengetahui masukan atau solusi dari
masyarakat untuk pembangunan Kota Binjai kedepannya. Maka dari itu hal
tersebut harus diteleti untuk mencari penyebabnya.

TINJAUAN PUSTAKA
Model Implementasi Kebijakan Van Meter dan Van Horn
Model tersebut menganggap bahwa implementasi kebijakan berproses
secara lurus dari kebijakan publik, pelaksana serta kinerja kebijakan publik. Pada
teorinya tersebut dimulai dari sebuah pemikiran bahwa proses implementasi akan
berbeda-beda sesuai dengan sifat kebijakan yang dilaksanakan.
Model ini mempromosikan ciri khas pada proses implementasi yaitu,
diawali dengan proses implementasi berpengaruh oleh seberapa jauh kebijakan
tidak seusai dari kebijakan-kebijakan sebelumnya. Selanjutnya, proses
implementasi tersebut akan berpengaruh oleh beberapa perbaikan organisasi yang
dibutuhkan. Kedua ahli tersebut membenarkan pendiriannya terhadap perubahan,
pengaturan dan ketaatan berperan terhadap konsep penting dalam mekanisme
implementasi.
Pada teori implementasi kebijakan Van Metter dan Van Horn terdapat 7
(tujuh) faktor yang mempengaruhi kemampuan kebijakan publik, yaitu pertama
organisasi dan pelaksana kegiatan, kedua standar dan sasaran, ketiga sumber daya,
keempat karakteristik badan pelaksana, kelima lingkungan sosial, ekonomi dan
politik, keenam sikap pelaksana dan ketujuh kinerja kebijakan.

Keutamaan dari model ini dapat mempromosikan kerangka berpikir untuk


memaparkan dan menelaah proses implementasi kebijakan. Selain itu model ini
juga memaparkan penjelasan-penjelasan bagi pendapatan-pendapatan dan
kegagalan program. Model ini memfokuskan pada sikap, perilaku dan kinerja para
pelaksana pada implementasi kebijakan (Pelawi, 2018:14-17).

Keterbukaan Informasi Publik


Berdasarkan peraturan pada UU RI No.14 Tahun 2008 yang membahas
tetang keterbukaan informasi publik, terdapat pesan yaitu “informasi adalah
keperluan primer bagi semua orang. Transparasi pada informasi publik ialah alat
dalam memaksimalkan penjagaan publik terhadap pelaksanaan negara dan badan
publik yang bersangkutan dengan keperluan publik”.
Rangkaian informasi public yang diatur dalam UU KIP menyeluruhi
informasi publik yang wajib diberikan dan diedarkan secara terstruktur, informasi
publik yang wajib diedarkan secara serentak, informasi publik yang wajib ada
setiap waktu dan informasi publik yang dikecualikan. Bersumber pada tata
keterbukaan informasi dan perbedaan yang tertentu, cakupan informasi yang dapat
diakses oleh masayarakat begitu luas sehingga mengharuskan untuk mendapatkan
informasi yang seluas serta sebanyaknya. (Apriyanti,dkk2020:1593).
Orang yang ditunjuk untuk melaksanakan tugas berupa menyimpan,
mendokumentasikan, meyediakan, atau memberi bantuan informasi di
pemerintahan adalah PPID (Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi).
Masyarakat atau pemegang kekuasaan di Indonesia sebagai pemohon informasi
khalayak dapat mengatahui dan mengemukakan pemintaan terhadap informasi
publik yang dikelola dalam undang-undang ini.
Informasi publik memiliki tiga jenis kategori berdasarkan periode
publikasi, yakni secara bertahap, serentak dan setiap waktu. Penjelasan dari ketiga
kategori dijelaskan sebagai berikut :
1) Informasi publik secara berkala, meliputi informasi mengenai agenda dan
aktivitas, informasi mengenai kinerja, perincian keuangan, informasi dan
mekanisme saluran informasi, pengadaan barang atau jasa, hasil penelitian
serta regulasi.
2) Keterangan publik secara serentak, mencakup berita yang akan
membahayakan nyawa serta kedisiplinan masyarakat seperti berita yang
bersifat bahaya.
3) Penjelasan publik yang tersaji setiap waktu, meliputi profil pemerintahan
dan pengaduan dan pelanggaran (Erliana,dkk 2019:977).

Binjai Smart City


Smart city adalah sebuah rancangan kota cerdas yang dapat memudahkan
masyarakat mengatur sumber daya yang ada secara teratur, membagikan
informasi yang benar terhadap masyarakat atau badan pemerintahan dalam
melakukan kegiatannya atau pun mengantisipasi kejadian yang tek terduga
sebelumnya dan Smart City adalah sebuah keinginan dari kebanyakan Negara
yang ada di seluruh dunia.
Karena Smart City, beraneka macam data serta informasi yang terdapat di
setiap penjuru Kota dapat dirangkai dengan pengawasan yang terpajang di setiap
penjuru kota, diselidiki menggunakan aplikasi cerdas, berikutnya diberikan sesuai
atas keperluan pemakai melalui aplikasi yang dapat diperoleh dengan berbagai
jenis smartphone. Dengan smartphone-nya secara aktif pemakai dapat menjadi
sumber informasi, mereka memberi informasi ke pusat data untuk digunkan oleh
pemakai yang lain (Kurnaedi, 2017:19-20).
Smart City mempunyai lima jenis untuk memberikan keberhasilan sebuah
Kota, yakni :
a. Smart Government
Smart Government atau pemerintahan yang pintar menjadi kunci utama
pada pembangunan Smart City. Pemerintah yang pintar ialah pemerintah yang
peduli dan terbuka pada masyarakat, hal tersebut ialah salah satu usaha
menaikkan tingkat kepercayaan serta keinginan dari masyarakat pada
pemerintahnya. Agar terlaksananya keperibadian pemerintah yang kompeten,
bertanggung jawab serta jujur adalah hal yang paling utama dalam menjadikan
Smart Govermant.
b. Smart People
Visi utama dari Smart People for Smart City yakni teciptanya masayarakat
yang beradab serta peduli. Masyarakat yang beradab adalah sebuah kondisi
dimana semua sumber daya manusia yang ada pada sebuah Kota sudah sesuai
serta benar menjadi manusia yang terampil. Sedangkan peduli adalah sebuah
arti dimana munculnya kepedulian dari dalam hati setiap manusia bahwa
mereka ialah makhluk sosial.
c. Smart Mobility
Smart Mobility adalah penyelenggaraan infrastruktur Kota yang dikemas
untuk masa depan ialah sebuah metode penyelenggaraan sistematis untuk
melindungi keberpihakan pada kepentingan masyarakat.
d. Smart Living
Lingkungan yang dapat memberikan rasa nyaman, berkepanjangan sumber
daya, keindahan fisik ataupun non fisik, yang dapat dilihat maupun tidak bagi
masyarakat dan publik, hal ini ialah agar terlaksananya Smart Living
(lingkungan pintar).
e. Smart Economy
Semakin banyak capaian-capaian baru yang diprioritaskan, maka akan
menambah pendapatan usaha baru serta menaikan saingan pasar usaha atau
modal, hal ini ialah agar terciptanya Smart Economy (ekonomi pintar)
(Mursalim, 2017:132-133).

Aplikasi E-Musrenbang
Tercapainya sebuah pembangunan pada suatu wilayah atau daerah
pemerintahan berpengaruh pada ditentukan seberapa kualitas perencanaan pada
pemabangunannya. Dapat kita pahami pada perencanaan yang jelas dan tepat
sasaran akan menjadikan kebutuhan warga dalam waktu tertentu. Adanya
perencanaan akan memudahkan pembangunan secara jelas serta terukur. Oleh
karena itu , dengan perencanaan tersebut akan memudakan bagi para pelaksana
pemabangunan sesuai dengan target yang telah ditentukan.
Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, semakin membuka
kesempatan bagi masyarakat untuk berpatisapasi dalam proses merencanakan
pembangunan di sebuah daerah, kegiatan diskusi perihal musrenbang sekarang
tidak hanya diciptakan melalui perintah yang manual dan resmi seperti yang
dilaksanakan saat ini. Dengan adanya aplikasi E-Musrenbang adalah sebuah
terobosan dalam proses merencanakan perancangan pembangunan daerah dengan
mengangkat perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi.
Aplikasi ini dinilai dapat membuka kesempatan bagi masyarakat dari segi
kalangan untuk memberikan pendapat mengenai pembangunan yang sesuai
dengan keperluan dari masyarakat. Penerapan E-Musrenbang ini adalah ciptaan
dari sistem komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat yang dipecayai
dapat memberikan data lebih tepat serta lebih sesuai menyaring usulan dari
masyarakat. Penggunaan aplikasi ini dapat mendorong keterbukaan dan kejujuran
data usulan yang masuk dari masyarakat.
Bentuk komunikasi pada aplikasi ini dapat menjadi terobosan sistem
perencanaan pembangunan untuk Indonesia dan seluruh kepala daerah lainnya
karena penggunaan aplikasi Sistem Informasi Manajemen Penganggaran dan
Pelaporan (Simral) e-Musrenbang memberikan data yang benar, kegiatan yang
sesuai targer, penggabungan jenis usulan pekerjaan lebih mudah sehingga
memperpendek waktu perhitungan data usulan (Yunas, 2017:22-23).
Hambatan Dalam Penerimaan Informasi

Dalam memberikan informasi pasti akan timbul yang namanya hambatan.


Ketika memberikan informasi kepada khalayak ramai atau masyarakat pastinya
terdapat beberapa hambatan yang menjadikan informasi itu tidak dapat dipahami
oleh khalayak ramai. Hambatan komunikasi dapat timbul secara sendiri,
sedikitnya terdapat beberapa hambatan dalam proses komunikasi. Hambatan
teknis terjadi apabila salah satu alat yang dipakai saat berkomunikasi terdapat
gangguan, sehingga informasi yang disebarkan melalui saluran mengalami
kerusakan.
Effendi (2009) dalam Alfi,dkk 2018 berkata bahwa hambatan komunikasi
terdiri dari:
1. Hambatan sosio-antro-psikologis
Hambatan sosio-antro-psikologis adalah hambatan proses komunikasi dalam
kondisi teretentu. Artinya seorang pemberi pesan harus memikirkan betul kondisi
saat berkomunikasi dengan penerima pesan. Terpenting pada tiga bagian yakni
sosiologis, antropologis dan psikologis.
2. Hambatan Semantik
Mengacu pada hambatan sebelumnya yang memfokuskan terhadap bagian
kondisi lapangan, artinya berhubungan erat dengan si penerima pesan, maka
hambatan semantik lebih memfokuskan pada si pemberi pesan. Semantik
berhubungan dengan pekataan komunikator. Demi keberhasilan komunikasi
seorang pemerbi pesan harus sangat benar peduli terhadap gangguan semantik ini,
karena apabila salah pengucapan atau tulis dapat mengakibatkan salah
pemahaman yang pada akhirnya bisa menimbulkan salah komunikasi.
3. Hambatan Mekanis
Hambatan mekanis merupakan hambatan yang diakibatkan dari alat yang
mempengaruhi mutu komunikasi. Kita sering menjumpai hambatan ini seperti
tulisan tidak jelas sehingga tidak bisa dibaca, suara yang tidak dapat didengar,
perbedaan jenis mutu mekanik yang dipakai sehingga alat tidak dapat melakukan
rekaman dengan benar.
4. Hambatan Ekologis
Lingkungan begitu berdampak bagi keberhasilannya proses komunikasi,
lingkungan yang tidak kondusif akan merusak komunikasi. Contohnya ketika kita
melangsungkan komunikasi di khalayak ramai maka kita akan membesarkan suara
supaya si penerima pesan dapat mendengar pesan yang kita berikan, telepon di
jalan raya yang ribut dengan suara kendaraan juga contoh yang sesuai untuk
hambatan tersebut (Alfi,dkk 2018:198-199).

METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini menggunakan metode yaitu deskriptif kualitatif.
Penelitian kualitiatif adalah proses yang mengetahui sebuah fenomena yang
terjadi. Selanjutnya mengetahui fenimena yang terjadi, maka peneliti
menggabungkan data-data yang di peroleh di lapangan dan kemudian di satukan
serta dianalisis. Menurut Hofland (Moleong, 2018 :157) sumber data utama
pada penelitian kualitatif adalah kata-kata serta tindakan, selanjutnya adalah
data tambahan yaitu dokumen dan lain-lain. Adapun sumber data pada
penelitian ini dibagi menjadi dua bentuk data, yakni data primer dan data
sekunder.

Penelitian ini melibatkan 2 (dua) orang yang bertugas pada kantor


Bappeda Kota Binjai dan 3 (tiga) orang yang bertugas di Diskominfo Kota
Binjai sebagai pelaksana serta perancang aplikasi e-musrenbang. Dalam
memilih informan penelitian, peneliti memakai metode pengamatan, tanya
jawab serta pengarsipan. Kemudian memakai metode pengkajian data yaitu
reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam masa periode kedua walikota Binjai mengeluarkan sebuah program


yang tertuang dalam perwal Kota Binjai No.53 tahun 2017 berisikan mengenai
BSC (Binjai Smart City) Di dalam BSC (Binjai Smart City) ada sebuah aplikasi
yaitu aplikasi musyawarah rencana pembangunan (musrenbang) berbasis
elektronik yaitu aplikasi e-musrenbang. Aplikasi ini dirancang oleh pemerintah
Kota Binjai melalui Diskominfo Kota Binjai dan sebagai penanggung jawab dan
pelaksana program tersebut Diskominfo serta Kota Binjai.
Musrenbang seperti kita ketahui adalah musyawarah rencana
pembangunan yang mana pemerintah harus menyelenggarakan musrenbang guna
pembangunan di suatu daearah. Dalam undang-undang sudah diatur mengenai
musrenbang No.25 tahun 2004 mengenai perihal merencanakan sebuah
pembangunan daerah. Musrenbang diadakan pada setahun sekali dan dilaksanakan
sampai nantinya akan di evaluasi di akhir. Dalam hal ini pemerintah Kota Binjai
membuat sistem musrenbang menjadi berbasis elektronik yaitu e-musrenbang. E-
musrenbang bertujuan untuk memudahkan masyarakat Kota Binjai dalam
memberikan masukan atau usulan-usulannya untuk merencanakan pembangunan
daerah di Kota Binjai.
Pada penelitian ini memakai model implementasi kebijakan dari Van
Meter dan Van Horn yang mana mempunyai 7 komponen atau point diantaranya,
organisasi dan pelaksana kegiatan, standar dan sasaran, sumber daya, karakteristik
badan pelaksana, lingkungan sosial, ekonomi dan politik, sikap pelaksana dan
kinerja kebijakan. Organisasi pelaksana kegiatan dalam program aplikasi e-
musrenbang sudah diatur juga pada SOP (standar operasional prosedur) nya
adalah Diskominfo Kota Binjai perancang aplikasi dan Bappeda Kota Binjai
penanggung jawab aplikasi. Kemudian standar dan sasaran dari program aplikasi
e-musrenbang adalah transparasi informasi dan untuk memudahkan masyarakat
dalam memberikan masukan perihal perencanaan pembangunan Kota Binjai serta
sasarannya adalah masyarakat Kota Binjai itu sendiri.
Selanjutnya sumber daya pada program aplikasi e-musrenbang ini adalah
sdm (sumber daya manusia) serta juga yaitu sumber daya finansial serta ada juga
beberapa peralatan yang mendukung dalam pelaksanaan program tersebut.
Kemudian karakteristik badan pelaksananya sudah ada dipaparkan pada SOP
kualifikasi untuk pelaksana harus memenuhi syarat-syarat yang sudah diatur salah
satunya minimal pendidikan D3 dan juga memahami apa itu musrenbang.
Berikutnya lingkungan sosial, ekonomi dan politik pada program aplikasi e-
musrenbang dimana sosial Kota Binjai sangat mendukung program tersebut serta
harus ada dukungan dan campur tangan dari kalangan politik yaitu DPR dan pihak
lainnya yang mana nantinya ketika program ini berjalan dengan baik juga akan
mendukung kemajuan perekonomian Kota Binjai. Sikap pelaksana dimana sudah
ditentukan bahwa pelaksana harus bersikap terbuka mampu melayani secara baik
dan menjaga nama baik yang mana nantinya masyarakat bisa menilai baik
buruknya. Kinerja kebijakan disini tidak dapat diinformasikan karena alasan
privasi yang mana seharusnya informasi terkait hasil evaluasi dari program
haruslah diinformasikan kepada masyarakat sehingga masyarakat bisa menilai
gimana perkembangan pembangunan Kota Binjai.
Dalam keterbukaan informasi publik perihal aplikasi e-musrenbang
Diskominfo (Dinas Komunikasi dan Informatika) dan Bappeda (Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah) memberikan informasi menggunakan sistem
sosialisasi dan ada juga diinformasikan melalui web bappeda atau pemerintahan
kota Binjai. Selain itu mereka menyiapkan operator-operator yang disiapkan guna
masyarakat yang tidak paham akan aplikasi e-musrenbang bisa datang dan
berkonsultasi kepada operator tersebut. Ketika memberikan informasi terkait e-
musrenbang ada terdapat beberapa hambatan diantaranya yaitu hambatan dari segi
apatisme dengan kata lain tidak ada kepedulian terhadap apa yang diinformasikan.
Hambatan yang dididapat berikutnya yaitu hambatan dari segi perkembangan
teknologi, dimana seiring perkembangan teknologi membuat masyarakat
khusunya orang tua tidak memahami gadget.Dari dua hambatan tersebut
menjadikan penghalang untuk kesuksesan dari program yang dibuat oleh
pemerintah.
Tetapi dalam mengatasi hambatan diatas Diskominfo dan Bappeda
memberikan sarana untuk masyarakat yang tidak tahu bagaimana cara mengelola
aplikasi tersebut atau menggunakan gadget dengan cara menyediakan operator-
operator disetiap kelurahan atau kantor yang disediakan. Nantinya masyarakat
yang tidak tahu tadi bisa berkonsultasi dengan operator tersebut.Terkait hambatan
dari segi apatis Diskominfo dan Bappeda berusaha selalu memberikan sosialisasi
untuk mengatasi agar masyarakat kota Binjai peduli terhadap kemajuan kota
Binjai. Setelah peneliti melakukan penelitian mengenai keterbukaan informasi
publik melalui aplikasi e-musrenbang, peneliti dapat menyimpulkan pemerintah
kota Binjai masih menutupi-nutupi perihal informasi contohnya perihal hasil
musrenbang yang mana seharusnya di dalam undang-undang keterbukaan
informasi tadi sudah jelas informasi adalah sebuah kebutuhan bagi masyarakat.
Selain itu masyarakat juga harus tahu agar nantinya masyarakat bisa menilai baik
atau buruknya sebuah gagasan atau program dari pemerintah. Masyarakat
dilibatkan dalam kemajuan sebuah pemerintahan, tetapi jika pemerintah menutupi
sebuah informasi apa gunanya masyarakat dilibatkan tetapi masih ada sekat dalam
mengakses informasi. Peran masyarakat itu sangatlah penting dan berguna dalam
tata kelola pemerintahan.Disini penulis sangat menyayangkan hal ini dan akan
membuat penelitian yang serupa di kota yang sama akan tetap tidak bisa
mengakses informasi yang lebih luas begitu juga masyarakat nantinya.
KESIMPULAN

Mengenai keterbukaan informasi ipublik tentang aplikasi e-musrenbang,


Diskominfo dan Bappeda memberikan informasi kepada masyarakat melalui
sosisalisasi, kemudian mereka juga memberikan informasi menggunkan web yang
sudah ada serta ada buku panduan dan brosur yang memudahkan masyarakat
dalam mengetahui aplikasi e-musrenbang. Dalam penelitian ini menggunakan
model Van Meter dan Van Horn yang memiliki 9 point yaitu, organisasi dan
pelaksananya adalah Diskominfo dan Bappeda Kota Binjai. Kemudian standar
dan sasaran yaitu transparasi informasi serta memudahkan masyarakat. Sumber
dayanya yaitu sumber daya manusia, finansial dan alat yang mendukung kegiatan
program e-musrenbang. Karakteristik badan pelaksananya adalah seperti apa
syarat sebagai pelaksana pada program ini salah satu syaratnya yaitu harus mampu
memahami musrenbang. Lingkungan sosial, politik dan ekonominya dari segi
sosial masyarakat bersama dengan DPR dan unsur lainnya akan memajukan
pembangunan yang juga akan berimbas kepada kemjauan perekonomian Kota
Binjai. Sikap pelaksananya adalah mampu melayani dengan baik dan bisa
menjaga nama baik. Kinerja kebijakan atau evaluasi akhir atau program yang
berjalan atau tidak berjalan itu bersifat privasi tidak bisa diberikan informasinya
kepada masyarakat.
Hambatan dalam memberikan informasi perihal aplikasi e-musrenbang
yang dilakukan oleh pelaksana yaitu Diskominfo dan Bappeda memiliki beberapa
hambatan. Pertama hambatan mengenai apatis atau tidak ada kepedulian dari
masyarakat Kota Binjai itu sendiri. Diskominfo dan Bappeda sudah memberikan
informasi sebaik mungkin melalui system sosialisasi atau bahkan melalui web
yang ada tetapi tidak ada kepedulian dari masyarakat itu tadi. Selanjutnya
hambatan faktor perkembangan teknologi yang menuntut masyarakat Kota Binjai
harus mampu bermain dengan sosial media yang ada sekarangi ni. Selain itu di
Kota Binjai para kepala lingkungan rata-rata sudah pada berusia lanjut dan tidak
mengerti tentang perkembangan teknologi. Mereka dituntut harus paham karena
usulan nantinya akan diajukan oleh para kepala lingkungan tadi melalui aplikasi e-
musrenbang tadi. Dari hambatan-hambatan tadi Diskominfo dan Bappeda Kota
Binjai menyediakan operator-operator yang berguna untuk mengatasi dua
hambatan tadi dan hambatan-hambatan yang akan terjadi kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Apriyanti, Aditya, dkk. 2020. Aplikasi Keterbukaan Informasi Publik di Kantor


Pelayanan Pajak Pratama Kedaton Bandar Lampung. Jurnale-Proceeding
of Applied Science, Vol.6, No.2:1590-1606.
Alfi, Imam, dkk. 2018. Hambatan Komunikasi Pendamping Sosial. Junal Dakwah
dan Komunikasi, Vol.3, No.2:193-210.
Baskoro, Chalvin Alif. 2020. Partisipasi masyarakat DalamPerencanaan
Pembangunan Berbasis Website E-Musrenbang. Skripsi. Surabaya:
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
Dewi, Kadek Cahya, dkk. 2018. Agile Project Manajement Pada Pengembangan
E-Musrenbang Kelurahan Benoa Bali. Jurnal Teknologi Informasi dan
Ilmu Komputer (JTIIK), Vol.5, No.6:723-730.
Erliana, dkk.2019. Aplikasi Keterbukaan Informasi Publik Kabupaten Bandung.
Jurnale-Proceeding of Applied Science, Vol.5, No.2:974-983.
Gerri.2017. Sekilas Kota Binjai. (https://jdih.binjaikota.go.id/hal-sekilas-kota-
binjai.html#), diaksesSabtu 05 Desember 2020.
Kriyantono, Rachmat. 2017. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana.
Kurnaedi, Didi. 2017. Penerapan“Live” Smart City Kota Tanggerang. Jurnal
TAM (Technology Acceptance Model), Vol.8, No.1:18-28.
Meitibellina, Nisrina. 2020. Strategi Komunikasi Pemerintah Blora Menuju Smart
City. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.
Moleong, Lexy. 2017. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya Offset.
Mursalim, Siti Widharetno. 2017. Implementasi Kebijakan Smart City di Kota
Bandung. Jurnal Ilmu Administrasi, Vol.14, No.1:120-138.
Nurdiansyah, Edwin. 2016. Keterbukaan Informasi Publik Sebagai Upaya
Mewujudkan Transparasi Bagi Masyarakat. Jurnal Bhinneka Tunggal
Ika,Vol.3, No.2:147-151.
Pelawi, Jhosua. 2018. Implementasi Kebijakan Smart City Dalam Pelayanan
Kesehatan Pada RSUD R.M Djoelham Kota Binjai. Skripsi. Medan:
Universitas Sumatera Utara.
Pemerintah Kota Binjai.Binjai Smart City. (link). Diakses, 18/06/2021 pukul
20.24 WIB.
Purba, Fadly Surya M. 2018.Politik Pembangunan Walikota Medan Dalam
Mengembangkan Medan Smart City. Skripsi. Medan: Universitas
Sumatera Utara
Sugiyono. 2019. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Wijaya, Helaluddin Hengki. 2019. Analisis Data Kualitatif Sebuah Tinjauan
Teori&Praktik. Makassar: Sekolah Tinggi Theologia Jaffray.
Yunas, Novy Setia. 2017. Efektivitas E-Musrenbang di Kota Surabaya dalam
Sistem Perencanaan Pembangunan Berparadigma Masyarakat. Jurnal Ilmu
Pemerintahan, Vol.7, No.1:19-27.

You might also like