Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN LONELINESS PADA MAHASISWA

RANTAU DEPARTEMEN PSIKOLOGI ANGKATAN 2021 KAMPUS V BUKITTINGGI


UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Bella Oktavia1, Gina Amilussholihati2, Nandini Luthfiya3, Mutiara Hendri4, Ririn Aprillia5
Universitas Negeri Padang, Sumatera Barat
e-mail: mutiarahendri17@gmail.com

Abstract: This research is a quantitative study that aims to determine the relationship between
self-esteem and loneliness of overseas psychology students class of 2021. The sample of this study
was 65 psychology overseas students class of 2021. The measuring instruments used in this study
are the self-esteem scale, the loneliness scale. The scale is processed using statistics with the help
of a computer program in the form of Statistical Package for Social Science (SPSS) Version 29.0
for windows. In this study, the data analysis used was the person product moment statistical test.
Product moment correlation is used to see the relationship between self-esteem and loneliness in
overseas students of psychology campus V Bukittinggi Padang State University. The results showed
that there is a relationship between self-esteem and loneliness has a significantly positive
correlation with self-esteem (r = 0.608, p = 0.244). It can be concluded that the relationship
between the two variables is positive in other words, the more self-esteem increases with loneliness
in psychology overseas students class of 2021, the criteria for the strength of the relationship
between the variables of self-esteem and loneliness have a strong relationship.

Keyword: Overseas students, self-esteem, loneliness, Statistical Package for Social Sciences
(SPSS)
Abstrak: penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui
hubungan self-esteem dengan loneliness mahasiswa psikologi rantau angkatan 2021. Sampel
penelitian ini adalah 65 orang mahasiswa rantau psikologi angkatan 2021. Alat ukur yang
digunakan pada penelitian ini ialah skala self-esteem, skala loneliness. Skala diolah menggunakan
statistik dengan bantuan program komputer berupa Statistical Package for Social Science (SPSS)
Versi 29.0 for windows. Dalam penelitian ini, analisis data yang digunakan adalah uji statistic
person product moment. Kolerasi product moment digunakan untuk melihat hubungan antara self-
esteem dengan loneliness pada mahasiswa rantau psikologi kampus V Bukittinggi Universitas
Negeri Padang. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan self-esteem dengan loneliness
memiliki korelasi positif secara signifikan dengan self-esteem (r = 0,608, p = 0,244). Hal ini dapat
disimpulkan bahwa hubungan antara kedua variabel tersebut bersifat positif dengan kata lain
semakin meningkatnya self-esteem dengan loneliness pada mahasiswa rantau psikologi angkatan
2021 maka, kriteria kekuatan hubungan antara variabel self esteem dengan loneliness mempunyai
hubungan yang kuat.
Kata kunci: Mahasiswa rantau, self-esteem, loneliness, Statistical Package for Social Science
(SPSS)

PENDAHULUAN Mahasiswa yang memutuskan untuk


Database Pendidikan Tinggi Perguruan mengejar pendidikan di luar kampung
Tinggi (PDPT) melaporkan pada tahun 2019 halaman mereka atau merantau harus
Indonesia memiliki 4621 perguruan tinggi, menjalani kehidupan terpisah dari keluarga
sebanyak 2225 perguruan tinggi, beberapa mereka selama masa pendidikan sebagai
diantaranya berada di pulau Sumatera bagian dari upaya mereka untuk mencapai
(PDDikti, 2019). Perguruan tinggi pendidikan yang lebih baik. (Halim &
berakreditasi baik di Indonesia masih di Dariyo, 2016). Mahasiswa yang merantau
dominasi perguruan tinggi di Pulau adalah mereka yang mengejar pendidikan
Sumatera. Hal ini didasari dari muatan tinggi di luar daerah dan harus tinggal di
konten akun resmi instagram dari tempat baru selama beberapa waktu demi
(@ditjen.dikti) yang melaporkan bahwa 12 menyelesaikan studinya.Para mahasiswa
dari 15 perguruan tinggi di indonesia berasal yang merantau harus memiliki kemampuan
dari Pulau Sumatera. Kualitas yang kurang untuk beradaptasi dengan cepat, mandiri
merata itulah yang membuat banyak pelajar dalam menghadapi berbagai situasi dan
yang menjadikan Pulau Sumatera sebagai kondisi, yang akan membantu mereka dalam
destinasi tempat mereka mengenyam menyerap ilmu dengan baik. (Sitorus &
pendidikan. Warsito, 2013). Meskipun banyak mahasiswa
Banyak pelajar di Indonesia memilih perantau yang berhasil mengatasi tantangan
untuk mengejar pendidikan tinggi di luar selama masa transisi, kenyataannya adalah
daerah karena ketidak merataan kualitas bahwa ada banyak yang tidak berhasil
pendidikan di Indonesia, dengan sebagian menghadapi masalah tersebut dan
besar perguruan tinggi berkualitas terletak di memutuskan untuk kembali ke daerah asal
pulau Sumatera (Rufaida & Kustanti, 2018). (Hasibuan, 2018).
Masuk ke pendidikan tinggi adalah saat negatif atau kurang merasa positif (Asrar &
ketika siswa pindah dari sekolah menengah Taufani, 2022). Apabila seorang individu
ke level yang lebih tinggi. Ini adalah fase tidak dapat mengimbangi ataupun melakukan
transisi yang membebani mahasiswa karena penyesuaian terhadap segala bentuk
mereka harus menghadapi tantangan dan perubahan dalam kehidupan sosialnya, maka
situasi baru (Duffy & Atwater, 2002). akan berkemungkinan besar untuk
Mahasiswa menghadapi tekanan yang merasakan loneliness (Perlman & Peplau,
melibatkan perpisahan dari orang tua, 1981). Loneliness yang dialami oleh individu
sahabat, relokasi tempat tinggal, adaptasi seringkali memiliki karakteristik seperti
dengan perubahan dalam sistem pendidikan, adanya rasa sedih atau kurang bergairah,
serta konflik terkait sistem nilai (Pennebaker, merasa tidak memiliki orang lain untuk
1990). Selain itu, pada masa remaja, diandalkan, kesulitan dalam membangun
mahasiswa juga mungkin menghadapi relasi dengan individu lainnya (Russell,
situasi-situasi yang menekan lainnya, seperti 1996).
konflik dalam hubungan asmara, pencapaian Loneliness adalah hasil yang muncul
akademik yang rendah, perselisihan dengan ketika individu merasa tidak puas terhadap
orang tua, atau pertikaian dengan teman hubungannya dengan orang lain, baik dari
sebaya (Blau,1996), serta problem finansial segi kualitas maupun karena kurangnya jenis
(Furr, 2001). Selama tahun pertama kuliah, hubungan tertentu dalam kehidupan sosial
mahasiswa harus menghadapi semua yang dimiliki individu (Russell, 2014).
tantangan dan konflik yang muncul, serta Loneliness terjadi karena adanya
beradaptasi dengan lingkungan yang baru. kesenjangan atau perbedaan yang signifikan
Jika mahasiswa tidak berhasil mengatasi antara hubungan sosial yang dimiliki
permasalahan ini dan beradaptasi dengan individu dengan yang sebenarnya ia inginkan
tekanan yang datang, maka mereka berisiko atau butuhkan (Perlman & Peplau, 1998).
mengalami depresi (Fisher, 1988). Loneliness ditandai dengan munculnya reaksi
Berdasarkan survei di Inggris, terdapat emosional dan kognitif yang tidak
60% individu dewasa awal yang bingung menyenangkan karena individu tidak mampu
terhadap hidupnya disebabkan karena adanya memenuhi keinginannya untuk mendapatkan
tekanan sosial, adanya rasa frustasi, dan hubungan yang intim dengan orang lain
secara internal dirinya memiliki perasaan (Branscombe & Baron, 2017).
Perasaan loneliness dapat timbul teman-teman sebayanya merasakan perasaan
karena individu merasa tidak puas dalam kosong, sebagian kecil dari responden
menjalin hubungan atau relasi sosial yang mengalami perasaan kurang berharga dan
sedang dijalaninya. Biasanya masa dewasa juga kurang merasakan kebahagiaan dalam
awal merupakan salah satu masa yang pertemanannya (Artiningsih & Savira, 2021).
individu rentan mengalami loneliness (Haliza Sedangkan di Sidoarjo pada 2020 terdapat
& Kurniawan, 2021). Pendapat lain juga sebuah survei yang memaparkan rasa
mengatakan masa-masa seperti remaja dan loneliness merupakan faktor yang menjadi
juga dewasa awal merupakan masa dimana salah satu penyebab turunnya intensitas
individu sering merasakan loneliness kebahagiaan individu (BPS, 2020).
(Kassin, Fein, & Markus 2016). Salah satu Russell (1996) mengatakan bahwa
penelitian di AS mengemukakan sebuah data loneliness pada individu diwujudkan dalam
berupa individu yang memiliki usia antara aspek personality, social desirability, dan
rentang 18 sampai 20 tahun mengalami depression. Aspek personality menjelaskan
perasaan loneliness dan terjadi sejak awal tentang karakteristik individu yang
tahun 2020 (Weissbourd, Batanova, Lovison, mendeskripsikan sifat dan pola pikir. Aspek
& Torres, 2021). social desirability menggambarkan tentang
Di Negara Indonesia penelitian tentang pola hidup sosial sebagaimana diharapkan
loneliness masih berada di tahap awal karena individu dari lingkungannya. Aspek terakhir
fenomena loneliness terus berlanjut dan yakni depression menggambarkan harapan
memiliki potensi untuk memburuk. individu terhadap kehidupan sosial yang
Loneliness datang ketika seseorang percaya tidak sesuai dengan kenyataan. Dari aspek
bahwa ia tidak memiliki siapapun yang tersebut dapat disimpulkan loneliness adalah
sepenuhnya mengerti keadaannya. Ketika kondisi yang diciptakan oleh persepsi
seseorang berada di saat terendah dalam individu yang menetapkan persepsinya yang
hidupnya, individu sering merasakan buruk tentang masa depan atau ikatan sosial
kesepian dan tanpa siapa pun yang bisa mereka, tetapi ketidakpuasan individu
mengerti (Christina & Helsa, 2022). Terdapat tersebut dapat dikendalikan dengan
sebuah penelitian yang dilakukan di Kota mengembangkan kontak positif dengan
Surabaya, dari 63 responden usia dewasa keluarga mereka.
awal 55,6% saat bertemu ataupun melihat
Menurut Brehm (Azizah & Rahayu, besar mengalami kecanduan terhadap
2016) Salah satu aspek yang menimbulkan tembakau (rokok) pada saat dewasa
orang merasa loneliness merupakan harga dibandingkan dengan remaja yang memiliki
diri serta atribusi kausal. loneliness terpaut self-esteem yang tinggi (Trzesniewski, 2006).
dengan self-esteem yang rendah. Orang Berdasarkan pemaparan dari fenomena
dengan self-esteem rendah cenderung merasa dan didukung dengan penelitian diatas dapat
tidak nyaman ketika ada risiko sosial (seperti dikatakan bahwa self-esteem menjadi salah
berbicara dengan orang asing di depan satu faktor yang meningkatkan loneliness
umum). Dalam hal ini, orang tersebut hendak pada mahasiswa. Sementara studi
selalu menjauhi kontak sosial tertentu, serta sebelumnya yang terkait dengan pembahasan
dampaknya hendak merasa loneliness. Self- self-esteem dan loneliness masih sedikit
esteem adalah salah satu faktor yang sekali ditemukan. Oleh karena
membantu pertumbuhan remaja supaya dapat mempertimbangkan hal tersebut, peneliti
tumbuh dengan ideal dan menetapkan memutuskan untuk mengangkat judul
kesuksesan di fase dewasa. Remaja hubungan antara self-esteem dengan
terkadang merasa kesepian, terjadinya self- loneliness pada mahasiswa rantau psikologi
esteem yang rendah. 21 Kampus V Bukittinggi Universitas Negeri
Self esteem merupakan interpretasi dari Padang.
keadaan emosi, intelektualitas dan tingkah
METODE PENELITIAN
laku dalam konsep diri seseorang (Frey &
Carlock, 1999). Self-esteem dapat Metode yang digunakam dalam

mempengaruhi atribusi, kesepian, penolakan penelitian ini adalah metode kuantitatif,

teman sebaya, kecemasan, kerentanan dengan populasi berjumlah 80 orang

penyakit, dan hal-hal lain terkait dengan mahasiswa rantau psikologi. Penelitian ini

kesehatan seseorang (Kim & Cicchetty, menggunakan sampel sebanyak 65 orang dari

2009). Remaja dengan self-esteem yang mahasiswa rantau jurusan psikologi kampus

rendah akan berpeluang 1,26 kali lebih rentan V Bukittinggi Universitas Negeri Padang.

mengalami Major Depresive Disorder. Selain Teknik pengambilan sampel pada penelitian

itu juga 1,6 kali lebih rentan mengalami ini menggunakan teknik sampling jenuh.

Anxiety Disorder. Remaja dengan self-esteem Teknik sampling jenuh adalah penenetuan

yang rendah juga berpeluang 1,32 kali lebih sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2013). Data penelitian yang diperoleh dari
Pada penelitian ini populasi dan sampelnya peyebaran skala diolah menggunakan
semua mahasiswa rantau yang di Bukittinggi. statistik dengan bantuan program komputer
Penentuan ukuran sampel pada penelitian ini berupa Statistical Package for Social Science
menggunakan tabel dari Isaac dan Michael (SPSS) Versi 29.0 for windows. Dalam
dengan taraf kesalahan 5% (Sugiyono,2013). penelitian ini, analisis data yang digunakan
adalah uji statistic person product moment.
Penelitian ini mengukur 2 variabel, satu
Kolerasi product moment digunakan untuk
variabel dependent yaitu self esteem dan satu
melihat hubungan antara self-esteem dengan
vatiabel independent yaitu loneliness. Untuk
loneliness pada mahasiswa rantau psikologi
mengukur variabel self-esteem maka
kampus V Bukittinggi Universitas Negeri
digunakan alat ukur berupa skala yang
Padang.
dikembangkan berdasarkan aspek self-esteem
yang diungkapkan oleh Coopersmith (1967) HASIL DAN PEMBAHASAN
yaitu power (kekuatan) significance
HASIL
(keberartian), virtue (kebajikan), dan
competence (kompetensi). Untuk mengukur Sebelum analisis korelasi dilakukan,

variabel loneliness diukur dengan skala yang terlebih dahulu uji persyaratan analisis, yaitu

disusun berdasarkan 3 aspek yang uji normalitas dan uji linieritas, berikut hasil

diungkapkan oleh Russell (1996) yaitu uji sebagai berikut:

personality, social desirability, dan


depression.

Tabel 1. Output Uji Normalitas

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Self- .156 66 .062 .848 66 <.001
esteem
Loneliness .141 66 .082 .923 66 <.001
Uji normalitas yang digunakan adalah Kolmogorov-Smirnov tersebut lebih tinggi
Uji Normalitas Kolmogrov-Smoornov. Hasil dibandingkan dengan taraf signifikansi 5%
uji normalitas diatas diperoleh nilai (0,05) atau sig > 0,05 tersebut memberikan
signifikansi Kolmogorov-Smirnov yaitu pada gambaran bahwa data kedua variabel
variabel self-esteem sebesar 0.62 dan variabel berdistribusi normal.
lonelinees sebesar 0,82. Angka sig.
Tabel 2. Output Uji Linearitas
ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Loneliness Betwee (Combined 1114.30 22 50.650 4.343 .001
*Self- n ) 2
esteem Groups Linearity 597.898 1 597.898 51.264 .001
Deviation 516.403 21 24.591 2.108 .019
from
Linearity
Within Groups 501.517 43 11.663
Total 1615.81 65
8

Berdasarkan hasil output uji linearitas menunjukkan bahwa ada hubungan linear
diatas diperoleh hasil 0,019 artinya antara self-esteem dengan loneliness.Kedua
signifikansi defiation from linearity > 0,05 uji persyaratan analisis telah terpenuhi
sehingga dapat dinyatakan bahwa ada sehingga analisis korelasi pearson product
hubungan linear antara variabel bebasa moment bisa dilakukan. Berikut hasil uji
dengan variabel terikat. Maka uji linearitas korelasi.

Tabel 3. Output Uji Kolerasi Pearson Product Moment

Correlations
Self-esteem Loneliness
Self-esteem Pearson Correlation 1 .608**
Sig. (2-tailed) .001
N 66 66
Loneliness Pearson Correlation .608** 1
Sig. (2-tailed) .001
N 66 66

Berdasarkan tabel output di atas, dapat c. Berdasarkan nilai rhitung (pearson


diinterpretasikan dengan merujuk pada ke-3 Correlations) yaitu 0,608 yang
dasar pengambilan keputusan dalam analisis diperoleh maka kriteria kekuatan
kolerasi bivariate perarson diatas yaitu: hubungan antara variabel self esteem
a. Berdasarkan nilai signifikansi Sig.(2- dengan loneliness mempunyai
tailed) dari tabel output di atas hubungan yang kuat.
diketahui nilai sig (2-tailed) antara PEMBAHASAN
self-esteem (X) dengan loneliness (Y) Penelitian ini dilakukan pada
adalah sebesar 0,001 < 0,05, yang Mahasiswa Rantau Psikologi angkatan 2021
berarti terdapat kolerasi yang Universitas Negeri Padang, Kampus V
signifikan antara variabel self-esteem Bukittinggi Dengan jumlah sebanyak 80
dengan loneliness. mahasiswa Rantau. Hasil dari uji normalitas
b. Berdasarkan nilai r hitung ( person pada penelitian ini menggunakan teknik
correlations) diketahui nilai r hitung korelasi Product Moment dengan bantuan
untuk hubungan self-esteem (X) Statistic Packages for Social Science (SPSS)
adalah sebesar 0,608 > rtabel 0,244. versi 29.0 for windows.Hasil uji normalitas
Maka dapat disimpulan bahwa ada diatas diperoleh nilai signifikansi
hubungan atau kolerasi antara Kolmogorov-Smirnov yaitu pada variabel
variabel self-esteem dengan self-esteem sebesar 0.62 dan variabel
loneliness. Karena rhitung atau person lonelinees sebesar 0,82. Angka sig.
correlations dalam analisis ini Kolmogorov-Smirnov tersebut lebih tinggi
bernilai positif maka itu, artinya dibandingkan dengan taraf signifikansi 5%
hubungan antara kedua variabel (0,05) atau sig > 0,05 tersebut memberikan
tersebut bersifat positif dengan kata gambaran bahwa data kedua variabel
lain semakin meningkatnya self- berdistribusi normal. Pada uji linearitas
esteem dengan loneliness pada diperoleh hasil 0,019 artinya signifikansi
mahasiswa rantau psikologi angkatan defiation from linearity > 0,05 sehingga dapat
2021 Kampus V Bukittinggi dinyatakan bahwa ada hubungan linear antara
Universitas Negeri Padang. variabel bebas dengan variabel terikat. Maka
uji linearitas menunjukkan bahwa ada hubungan negatif yang signifikan antara
hubungan linear antara self-esteem dengan kesepian dengan Self-Esteem.
loneliness. Berdasarkan hasil uji korelasi
Sebagaimana hasil r hitung (person
diperoleh nilai signifikansi Sig.(2-tailed) dari
correlations) untuk hubungan self-esteem
tabel output di atas diketahu nilai sig (2-
(X) adalah sebesar 0,608 > rtabel 0,244. Maka
tailed) antara self-esteem (X) dengan
dapat disimpulan bahwa ada hubungan atau
loneliness (Y) adalah sebesar 0,001 < 0,05,
kolerasi antara variabel self-esteem dengan
yang berarti terdapat kolerasi yang signifikan
loneliness. Karena rhitung atau person
antara variabel self-esteem dengan loneliness.
correlations dalam analisis ini bernilai
Russell & Pang (2020) menjelaskan bahwa
positif, artinya hubungan antara kedua
kesepian terjadi ketika hubungan yang
variabel tersebut bersifat positif dengan kata
dimiliki individu dengan orang lain tidak
lain semakin meningkatnya self-esteem
memenuhi ekspektasi atau harapannya. Dan
dengan loneliness pada mahasiswa rantau
Self-esteem terjadi ketika individu yang
psikologi angkatan 2021 Kampus V
mengiginkan pemenuhan untuk lanjut di
Bukittinggi Universitas Negeri Padang.
tahap kepentingan yang lebih tinggi.
Hubungan tersebut menunjukkan bahwa
Tujuan dari penelitian ini adalah mahasiswa yang merasa kesepian cenderung
untuk mengetahui apakah terdapat hubungan untuk memiliki self-esteem yang rendah.
antara kesepian dan Self-Esteem pada Penelitian ini di dukung dengan hasil
Mahasiswa Rantau Psikologi angkatan 2021 penelitian yang dilakukan (Yurni, 2015)
Universitas Negeri Padang, Kampus V terdapat hubungan yang positif antara self-
Bukittinggi. Berdasarkan hasil uji esteem dengan loneliness pada mahasiswa.
hipotesisnilai signifikansi Sig.(2-tailed) dari
Hasil penelitian ini tidak sejalan
tabel output di atas diketahui nilai sig (2-
dengan penelitian yang dilakukan Ronald
tailed) antara self-esteem (X) dengan
(2022) yaitu terdapat hubungan positif yang
loneliness (Y) adalah sebesar 0,001 < 0,05,
signifikan antara Self-Esteem dan Loneliness
yang berarti terdapat kolerasi yang signifikan
pada Mahasiswa Rantau. Uji hipotesis
antara variabel self-esteem dengan loneliness.
menggunakan teknik korelasi product
Hal tersebut menunjukkan bahwa hipotesis
moment, diperoleh skor rxy = - 0,615 dengan
penelitian diterima bahwasanya ada
signifikasi = 0,000 (p<0,05). Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat korelasi negatif memiliki resiko yang tinggi untuk mengalami
yang Signifikan antara kesepian dan harga Loneliness (Taylor, Peplau &Sears, 2000).
diri. Hal tersebut menunjukkan bahwa Selanjutnya, menurut Brehm (2002)
Hipotesis penelitian diterima dengan beberapa orang rentan terhadaploneliness
sumbangan efektif variabel kesepian dan beberapa orang yang lain tidak.
terhadap harga diri yaitu sebesar 37,8 %.
Sebagian dari mereka sering merasa
Berdasarkan dari hasil penelitian terhadap
cemas karena harus membangun relasi yang
kesepian berada pada kategorisasi rendah
baru ditempat yang baru. Hal inilah yang
yang mengindikasikan bahwa subjek mampu
dapat memicu perasaan kesepian pada diri
dalam mengendalikan perasaan kesepian
seorang mahasiswa baru. Perasaan kesepian
yang dialaminya. Sedangkan dari segi self
bisa dialami oleh siapapun baik pria maupun
esteem berada dalam kategorisasi tinggi. Hal
wanita, pada mahasiswa sekalipun.
ini mengindikasikan bahwasanya subjek
Seseorang yang memiliki self-esteem yang
mampu menilai dirinya sendiri sangat positif.
rendah kurang mampu mengontrol diri
Subjek yang memiliki harga diri yang tinggi
mereka dari penilaian orang lain, artinya
mampu mengatasi kondisi kesepian yang
konsep diri mahasiswa masi sangat rendah.
dialaminya. Harga diri yang tinggi dapat
Konsep diri yang rendah ini meyebabkan
mamembantu subjek mengatasi kondisi
mahasiswa sering memproteksi diri jika di
kesepian yang dialaminya.
kritik, takut membuat perubahan-perubahan
Orang yang loneliness cenderung dalam hidup dan cenderung tidak memiliki
memiliki Self Esteem yang rendah (Myers, rencana-rencana untuk masa depannya (Al
1999). Ketika berbicara dengan orang asing, Khatib, 2012).
orang yang loneliness lebih banyak
KESIMPULAN
membicarakan diri sendiri dan menaruh
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
sedikit ketertarikan terhadap lawan
dilakukan maka dapat diambil beberapa
bicaranya. Setelah pembicaraan selesai
kesimpulan yaitu:
biasanya kenalan baru tersebut memberi
1. Terdapat hubungan yang positif
kesan yang negatif terhadap orang yang
antara self-esteem dengan lonelinees
loneliness tersebut (Jones dalam Myers,
pada mahasiswa psikologi rantau
1999). Tidak ada orang yang dapat kebal
angkatan 2021.
terhadap Loneliness, tetapi beberapaorang
2. Kriteria kekuatan hubungan antara Azwar, S. (2017). Metode Penelitian
variabel self esteem dengan Psikologi Edisi II. Yogyakarta:
loneliness mempunyai hubungan Pustaka Belajar.
yang kuat. Blau, G.M. (1996). Adolescent suicide and
depression. Adolescentdysfunctional
SARAN
behavior: Causes, interventions, and
Berdasarkan hasil penelitian maka bagi prevention. Sage Publications.
penelitian selanjutnya, peneliti dapat
BPS. (2020). Analisa Indikator Tenaga Kerja
mengembangkan penelitian dengan
Kabupaten Sidoarjo. Dinas
menggunakan sampel yang berbeda. Peneliti
Komunikasi dan
selanjutnya juga menambahkan variabel-
InformatikaKabupatenSidoarjo.
variabel yang menarik selain loneliness dan
http://dataku.sidoarjokab.go.id/UpDo
self esteem yang sesuai dengan penelitian
wn/pdfFile/202005.pdf
yang dilakukan.
Branscombe, N. R., & Baron, R. A. (2017).
DAFTAR PUSTAKA
Social Psychology, fourteenth
Artiningsih, R. A., & Savira, S. I. (2021).
edition. England: Pearson.
Hubungan Loneliness Dan Quarter
Life Crisis Pada Dewasa Awal. Brehm, S, 2002. Intimate Relationship. New
Charater: Jurnal Penelitian Psikologi, York. Mc. Graw Hil
8(5),21–31.
Christina, M., & Helsa, H. (2022). Hubungan
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php
Antara Mattering To Peers Dengan
/character/article/view/41218/35541.
Kesepian Pada Dewasa Awal. Jurnal
Asrar, A. M., & Taufani, T. (2022). Pengaruh Psibernetika, 15(1), 34–46.
Dukungan Sosial Teman Sebaya https://doi.org/10.30813/psibernetika
Terhadap Quarter-Life Crisis Pada .v1i15.3298.
Dewasa Awal. JIVA: Journal of
Coopersmith, S. (1967). The antecedents of
Behaviour and Mental Health, 3(1),
self-esteem. San Francisco : Freeman
1–12.
and Company
https://doi.org/10.30984/jiva.v3i1.20
02/. Duffy, K.G. & Atwater, E. (2002).
Psychology for living: adjustment,
growth, and behavior today (7th ed.). Hasibuan, Malayu SP. (2018). Manajemen
Prentice Hall. Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Fisher, S. (1988). Leaving home:
homesickness and the psychological Kassin, S., Fein, S., & Markus, H. R. (2016).
effects of change and transition. Social Psychology (Ninth Ed.).
dalam fisher & j. reason (ed.), Canada: Wadsworth Cengage
Handbook of lifestress, cognition, Learning.
and health. Wiley.
Khatib, S. A. (2012). Exploring the
Frey, Diane & Carlock, Jesse, C. (1999). Relationship among Loneliness, Self-
Enhancing Self Esteem. (3rd edition). esteem, Self-efficacy and Gender in
A Hemisphere Publisher. Accelerated United Arab Emirates College
Development, Taylor & Francis. Students. Journal of Psychology, 8(1),
159–181.
Furr, S.R., Mc Connel, G.N., Westefeld, J.S.,
& Jenkins J.M. (2001). Suicide Kim, W. J., Kim, J., Veriansyah B., Kim, J.
anddepression among college D., Lee, S. G. & Winata, R. R. T.,
students: adecade later. Professional 2009, Extraction of Bioactive
Psychology: Research and Practice, Components from Centella asiatica
32, 97-100. Using Subcritical Water, The Journal
of Supercritical Fluid, 48, 211-216.
Halim, C. F., & Dariyo, A. (2016). Hubungan
psychological well-being dengan Lubis, N. L. (2016). Depresi dan Tinjauan
loneliness pada mahasiswa yang Psikologis. Jakarta: Jakarta: Prenada
merantau. Jurnal Psikogenesis, 4(2), Media Group.
170- 181.
Pennebaker, J.W., Colder, M., & Sharp, L.K.
Haliza, N., & Kurniawan, A. (2021). (1990). Accelerating the coping
Hubungan Antara Keterbukaan Diri process. Journal of Personality and
dengan Kesepian Pada Dewasa Awal Social Psychology,58, 528-537.
Pengguna Aplikasi Dating Online.
Peplau, A. L., & Perlman, D. (1998).
Journal of Nursing Research, 1(1),
Loneliness. Encyclopedia of Mental
51-61.
Health, 571-581.
Rufaida, H. & Kustanti, E. R. (2017). Copyright 2006 by the American
Hubungan antara dukungan sosial Psychological Association.
teman sebaya dengan penyesuaian
Weissbourd, R., Batanova, M., Lovison, V.,
diri pada mahasiswa rantau dari
& Torres, E. (2021). Loneliness in
Sumateradi Universitas Diponegoro.
America. Hardvard Making Caring
Jurnal Empati, 7(3), 217 -222.
Common, 1–13.
Russell, D. W. (1996). UCLA Loneliness www.makingcaringcommon.org
Scale (Version 3): Reliability,
Yurni. (2015). Perasaan kesepian dan self-
Validity, andFactor Structure. Journal
esteem pada mahasiswa. Jurnal
of Personality Assessment, 66(1), 20–
Ilmiah Universitas Batanghari jambi,
40.
15(4).
https://doi.org/10.1080/00223891.19
72.10119803

Sitorus., Warsito. 2013. Perbedaan Tingkat


Kemandirian Dan Penyesuaian Diri
Mahasiswa Perantauan Suku Batak
Ditinjau Dari Jenis Kelamin. Jurnal
Penelitian Psikologi. 1 (02).

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian


Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D.Bandung: Alfabeta.CV
Trzesniewski, Kali H., M. Brent Donnellan,
Terrie E. Moffitt, Richard W. Robins,
Richie Poulton, & Avshalom Caspi.
(2006). Low Self Esteem During
Adolescence Predicts Poor health,
Criminal behavior, and Limited
Economic Prospects During
Adulthood. Journal of developmental
Psychology Vol. 42, No. 2, 381-390.

You might also like