Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 16

Jurnal Sibermas (Sinergi Pemberdayaan Masyarakat)

E-ISSN 2746-8917 P-ISSN 2302-4798


http://dx.doi.org/10.37905/sibermas.v11i4.12789

Pembuatan Profil Desa Tamboo Berbasis Web Desa Tamboo


Kecamatan Bone Pantai Kabupaten Bone Bolango

Taufiq Ismail Yusuf1, Sardi Salim2, Ade Irawaty3, Rahmat Dako4,


Ikhsan Hidayat5, Amiruddin Dako6, dan Sri Wahyuni Dali7
¹Fakultas Teknik, Universitas Negeri Gorontalo, Indonesia
email: taufiqismailyusuf@ung.ac.id
2
Universitas Negeri Gorontalo
email: sardisalim@ung.ac.id
3
Universitas Negeri Gorontalo
email: adeirawaty@ung.ac.id
4
Universitas Negeri Gorontalo
email: rahmatdako@ung.ac.id
5
Universitas Negeri Gorontalo
email: adeirawaty@ung.ac.id
6
Universitas Negeri Gorontalo
email: ikhsanhidayat@ung.ac.id
7
Universitas Negeri Gorontalo
email: sriwahyunidali@ung.ac.id

Abstract
In the previous service, initial observations that had been carried out with village
officials, aimed at getting an initial picture of village conditions and observing the
management and operational processes of village government, found that this village
did not yet have a complete village profile document (as regulated in Minister of Home
Affairs Regulation No. 12 of 2007 concerning Guidelines for Compilation and Utilization
of Village and Sub-District Profile Data, does not yet have a village monograph, village
map, village website and existing data are not integrated in a complete village profile
document). The purpose of this service is to create a village profile in the form of a
web/page so that village governance is more organized, transparent, and widely
disseminated. The expected output targets of this activity are: Apparatus and the
community in Tamboo Village have a village website page that can be managed alone.
Village website consisting of: village profile data, population data, village resource and
potential data and other activities that can be digitized for work effectiveness and
efficiency.
Keyword: Village internet, ICT, Empowerment, Digitization, Village website.

Abstrak
Pada pengabdian sebelumnya, observasi awal yang telah dilakukan bersama aparat
desa, yang ditujukan untuk mendapatkan gambaran awal kondisi desa serta
mengamati proses pengelolaan dan operasional pemerintahan desa, mendapati bahwa
desa ini belum memiliki dokumen profil desa yang lengkap (sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 12 tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan
Dan Pendayagunaan Data Profil Desa dan Kelurahan, belum memiliki monografi desa,
peta desa, website desa serta data yang ada tidak menyatu dalam dokumen profil desa
yang utuh). Tujuan Pengabdian ini adalah untuk membuatkan profil desa dalam bentuk
web/ laman agar tata kelola desa lebih tertata rapi, transparan, dan terisarkan secara
luas, Target luaran yang diharapkan dari kegitan ini adalah: Aparat dan masyarakat di
Desa Tamboo memiliki laman website desa yang dapat dikelola sendiri. Website desa
yang terdiri dari: data profil desa, data kependudukan, data sumber daya dan potensi
desa serta kegiatan lain yang dapat didigitalisasi untuk efektifitas dan efisiensi
pekerjaan.
Kata Kunci: Internet desa, TIK, Pemberdayaan, Digitalisasi, Website desa.

© 2022 Universitas Negeri Gorontalo


Under the license CC BY-SA 4.0
Correspondence author: Taufiq Ismail Yusuf, taufiqismailyusuf@ung.ac.id,
Gorontalo, Indonesia

PENDAHULUAN

Desa Tamboo terletak di Kecamatan Bone Pantai Kabupaten Bone


Bolango, memiliki luas 4 km2, dengan jumlah penduduk sebanyak 590
jiwa, 166 Kepala Keluarga (KK) terdiri atas 297 laki-laki dan 293
perempuan (Kecamatan Bone Pantai dalam Angka, 2017). Desa ini
memiliki tipologi persawahan dengan klasifikasi swakarya pada kategori
Lanjut. Mata pencaharian utama masyarakat adalah petani (14 orang),
buruh tani (32 orang), Pegawai Negeri Sipil (10 orang) dan selebihnya
adalah peternak, TNI/Polri, pengusaha dan pedagang keliling (data
pokok Desa Tamboo, 2018). Observasi awal yang telah dilakukan
bersama aparat desa, yang ditujukan untuk mendapatkan gambaran
awal kondisi desa serta mengamati proses pengelolaan dan operasional
pemerintahan desa, mendapati bahwa desa ini belum memiliki dokumen
profil desa yang lengkap (sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri
Dalam Negeri No. 12 tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan Dan
Pendayagunaan Data Profil Desa dan Kelurahan, belum memiliki

933
monografi desa, peta desa, website desa serta data yang ada tidak
menyatu dalam dokumen profil desa yang utuh). Namun data monografi
desa yang terpampang di kantor desa, hanya memuat format isian yang
kosong dan tidak berisi data sama sekali. Lebih lanjut, pengelolaan data
desa sudah dilakukan dengan komputer tetapi masih terpisah-pisah dan
menggunakan aplikasi yang berbeda-beda dan tidak sesuai
peruntukannya.
Kemudian kami bersama pemerintah desa menemukan beberapa
masalah : a.) Sumber daya manusia (SDM) penyelenggara
pemerintahan desa belum memiliki kapasitas dan kompetensi untuk
mengolah data, b.) Belum ada kegiatan bimbingan maupun
pendampingan penyelenggara pemerintahan dalam menyusun profil
desa, c.) Data desa belum terintegrasi, d.) Kurangnya data untuk
penyusunan profil desa yang detail, valid dan akurat, e.) Sistem
pengelolaan data mnasih manual, f.) Belum ada sistem informasi desa
(website).
Pencapatan tujuan dalam kerangka mewujudkan adanya desa
berbasis ICT saat ini sedang digagas dan dipersiapkan, antara lain
dengan penyediaan sarana internet di desa berupa hotspot di kantor
desa, yang teralokasi pada tahun anggaran 2017/2018. Sayangnya
untuk sarana penyampatan informasi desa berupa sistem informasi desa
(website) belum tersedia, sebagaimana diamanatkan oleh Undang-
undang No. 6 tahun 2014 tentang desa. Kendala lainnya sebagaimana
diungkap sebelumnya adalah lemahnya kapasitas Sumber daya
Manusia (SDM) dalam mengelola konten sistem informasi desa yang
memuat data profil desa secara lengkap, detil dan terbaharui.
Pemerintah desa menyadari bahwa ketersediaan, kebaruan dan

934
keberlanjutan pengelolaan data profil desa sangat berperan penting
dalam lemahnya kapasitas SDM yang mengelola merupakan syarat
mutlak dalam penyelenggaraan pemerintahan dan secara khusus
merupakan titik tolak upaya mewujudkan desa berbasis ICT yang
berbasis pada keterbukaan informasi yang valid, terbaharui dan mudah
diakses.
Terkait dengan hal dimaksud, pemerintah desa telah menetapkan
bahwa langkah awal mewujudkan desa berbasis ICT antara Jain adalah
menyiapkan SDM yang memiliki kapabilitas dalam mengelola informasi
di desa melalui serangkaian pelatihan penguatan kapasitas yang terkait
dengan penyelenggaraan pemerintahan maupun kemampuan lain yang
dibutuhkan. Lebih lanjut kepala desa mengharapkan adanya dukungan
dari Universitas Negeri Gorontalo (UNG) dalam merintis langkah awal
mewujudkan tujuan Desa Tamboo sebagai desa berbasis ICT melalui
penguatan kapasitas sumber daya manusia khususnya aparat
penyelenggara pemerintahan desa utamanya dalam keterampilan dasar
pengoperasian komputer khususnya yang terkait dengan penyiapan
konten website, penggunaan internet dan pengelolaan informasi
berbasis internet secara umum.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk
memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar pengoperasian
komputer khususnya yang terkait dengan penyiapan konten website,
penggunaan internet dan pengelolaan informasi berbasis internet secara
umum. Melalui kegiatan ini diharapkan penyelenggara pemerintahan
desa dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dasar
pengoperasian komputer, kemudian mengenal dan menguasai aplikasi
dasar pengolah konten website, setelah itu menyiapkan konten website

935
desa dalam bentuk digital dengan lebih baik, terarah dan terstruktur
dengan baik, sehingga SDM desa dapat menguasai dasar penggunaan
internet dan pengelolaan informasi berbasis internet secara umum, guna
meningkatkan kualitas pelayanan atas permintaan data terkait data
umum desa maupun data terkait lainya.
Sasaran Khalayak sasaran yang dituju dalam kegiatan ini adalah
warga desa khususnya penyelenggara pemerintahan desa, yaitu Kepala
desa dan aparatnya mulai dari staf umum, kaur, bendahara, sampai
dengan kepala dusun. Kelompok lainnya adalah pemuda desa yang
tergabung dalam karang Taruna, pengelola badan usaha milik desa
(BUMDES), kader PKK/dasawisma, BPD dan LPM yang ada di desa.

METODE PELAKSANAAN

Adapun metode pelaksanaan yang dilakukan adalah pada


pengabdian tahun pertama kami telah melakukan prakondisi desa digital
guna mengidentifikasi masalah yang akan dihadapi seperti melakukan
sosialisasi apa itu internet, internet desa, dan apa saja yang dibutuhkan
untuk membangun desa digital, setelah itu kami mengadakan
pengabdian tahun ke dua melakukan kegiatan kerjasama guna
menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Solusi yang ditawarkan untuk menyelesaikan permasalahan yang
telah dikemukakan di atas adalah selanjutnya akan memberikan secara
bertahap apa yang menjadi Kebutuhan serta Perjanjian Kerja sama.
Sumber pembiyayaan berasal dari dana alokasi desa tersebut dari pihak
Jurusan hanya menyediakan tenaga ahli untuk membantu desa binaan
kegiatan yang akan dilaksanakan adalah pelatihan penggunaan aplikasi
komputer bagi aparat desa. Sehingga yang diharapkan desa Tamboo

936
Kecamatan Bone Pantai yang merupakan desa binaan Fakultas Teknik
Jurusan Teknik Elektro tersebut sudah terkoneksi dan menjadi suatu
desa Digital, yang selalu berkolaborasi dengan Visi UNG yaitu Unggul
dan Berdaya Saing.
Pembuatan aplikasi sistem informasi desa tamboo ini akan
menggunakan metode prototype. Dimana penggunaan metode prototype
menggunakan tahapan-tahapan sebagai berikut 1. Analisis kebutuhan,
2. Pembuatan prototype, 3. Evaluasi prototype, 4. Coding sistem, 5.
Pengujian sistem, 6. Evaluasi sistem, 7. Penggunaan sistem.
Tahap Analisis kebutuhan merupakan tahap awal dilakukannya
pembuatan aplikasi. Programmer melakukan analisis agar dapat
mengetahui seluruh kebutuhan yang diperlukan dalam proses
pembuatan aplikasi. Hal – hal yang akan dianalisis pada tahap ini adalah
sebagai berikut: 1. Analisis masalah, 2. Analisis sistem yang sedang
berjalan, 3. Analisis spesifikasi kebutuhan perangkat lunak, 4. Analisis
aturan bisnis sistem yang akan dirancang, 5. Analisis basis data, 6.
Analisis fungsional.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Setiap aplikasi informasi membutuhkan data untuk menghasilkan
informasi yang dibutuhkan. Data yang ada saling terhubung atau berelasi
antara satu dengan yang lain untuk menyajikan informasi yang benar.
Apabila data yang ada tidak berelasi, maka tidak akan terbentuk suatu
pengolahan data menjadi informasi untuk memodelkan relasi data dalam
model analisis perangkat lunak terstruktur digunakan sebuah alat bantu
berupa sebuah diagram yang disebut diagram E-R (Entity-Relationship).
Dalam rekayasa perangkat lunak, sebuah Entity-Relationship

937
merupakan abstrak dan konseptual representasi data. Entity-
Relationship adalah salah satu metode pemodelan basis data yang
digunakan untuk menghasilkan skema konseptual untuk jenis/model
data semantik sistem.
Berikut gambar rancangan database dari aplikasi yang akan
dibangun:

Gambar 1
Rancangan Database

Kebutuhan untuk membuat aplikasi sistem informasi desa ini akan


dijabarkan seperti ini :1 Form input data penduduk, 2. Penghitungan
otomatis rekapan pengeluaran bulanan, 3. Riwayat aktifitas data
penduduk, 4. Kebutuhan Website dan informasi seputar desa, 5. Papan
informasi keuangan desa yang realtime, 6. Data pengelola Desa, 7.
Pembuatan serta pengarsipan surat. Kemudian setelah itu persiapan
untuk halaman beranda website, seperti tampilan dibawah ini:

938
Gambar 2
Tampilan Halaman Beranda Website

Gambar 3
Tampilan Halaman Struktur Organisasi

939
Gambar 4
Tampilan Halaman Desa

Gambar 5
Tampilan Halaman Kegiatan

940
Gambar 6
Tampilan Halaman Bumdes

Gambar 7
Tampilan Halaman Login

941
Gambar 8
Tampilan Halaman Beranda Setelah Login

Gambar 9
Tampilan Halaman Pengelolaan Data Penduduk

Gambar 10
Tampilan Halaman Pembuatan Surat

942
Gambar 11
Tampilan Contoh Surat

Gambar 12
Tampilan Riwayat Surat Keluar
Setelah sistem telah dibuat pada tahap coding, langkah selanjutnya
adalah tahap pengujian. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa
sistem yang telah dibuat dapat digunakan dengan baik dan sudah layak
pakai, atau perlu disempurnakan lagi. Dalam hal ini aplikasi akan diuji

943
dengan teknik pengujian black box, dimana pengujian tersebut berfokus
pada pengujian fungsional.
Setelah pengujian sistem dilakukan, langkah selanjutnya adalah
melakukan evaluasi. Evaluasi dilakukan setelah aplikasi dianggap telah
memenuhi kebutuhan pengguna. Evaluasi akan dilakukan dengan
menganalisis dan penyimpulkan hasil pengujian dan penilaian terhadap
fungsionalitas membuat surat, mengarsip, menampilkan informasi desa
yang lengkap, serta mengelolah anggaran desa.
Sistem Informasi Administrasi desa ini sudah selesai perancangan
prototype dan bisa diakses melalui internet dengan alamat
https://tamboo.aplikasi-web.site/, namun ada penambahan beberapa
konten lagi. Penggunaan Sistem Inforrmasi ini pun akan ditunjang oleh
User Guide.
Pembahasan
Untuk proses pembuatan surat di desa Tamboo masih melaui
prosedur manual, sehingga untuk desa tidak mempunyai arsip surat
keluar. Ditambah lagi pihak pengelola desa masih kesulitan dalam
mengelolah informasi data penduduk dan anggaran desa, baik anggaran
masuk atau anggaran keluar. Karena alasan itulah kami menawarkan
aplikasi Sistem Informasi administrasi di desa tamboo. Dimana aplikasi
ini dapat membantu pengelola desa untuk mengatasi masalah – masalah
tersebut. Pembuatan aplikasi sistem informasi administrasi ini
menggunakan analisis PIECES (Performance, Information, Economic,
Control, Effisiency dan Services). Perbandingan bekerja dengan
menggunakan aplikasi dan tidak menggunakan aplikasi dapat dilihat di
tabel analisis PIECES berikut:

944
Tebel 1
Analisis PIECES
Aspek Tanpa Aplikasi Aplikasi yg di usulkan
Pengelola desa hanya menginputkan
Pengelola desa membuat
Performance nama dan aplikasi yang akan
format surat, dan mencatat
(kinerja) membuatkan surat serta
nomor surat yang keluar
mengarsipkan secara otomatis
Informasi akan data desa yang Menyajikan informasi desa melalui
seadanya serta pengelelolah laman website sehingga data desa
Information
desa tidak mempunyai sarana baik potensi desa, data penduduk,
(informasi)
untuk menginformasikan dana dana desa ditampilkan secara
anggaran desa realtime
Desa membuat baliho untuk Desa menampilkan informasi dana
Economics memberikan informasi desa melalui laman website,
(ekonomi) pengelolaan desa secara sehingga lebih cepat, lebih hemat
berkala serta lebih transparan
Pengelola desa menginput informasi
Pihak pengelola desa tidak
Control data desa, sehingga informasi yang
memiliki kontrol atas informasi
(Kendali) ditampilkan di website desa valid
desa
dan akurat
Dalam proses pembuatan
Format surat sudah tersedia dan
surat dimulai dari merancang
Effisiency tidak perlu mengarsipkan, karena
format surat, membuat surat,
(Efisiensi) aplikasi akan mengarsipkannya
serta menduplikat sebagai
secara otomatis
arsip desa
Pelayanan terhadap penyajian Semua informasi desa baik dana
informasi desa masih desa, potensi desa, perangkat
Services
dilakukan dengan cara tatap pengelola desa, peta desa,
(Pelayanan)
muka dengan pihak pengelola BUMDES, dan bebas diakses oleh
desa siapapun

945
KESIMPULAN

Dari rangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan, dengan adanya


profil desa yang dapat di akses secara bebas, dan transparan, maka
perangkat desa bisa mempromosikan kegiatan desa dan wisata-wisata
desa, dan juga lebih hati-hati dalam mengelola dana desa. Secara umum
dimana Pemerintah Desa Tamboo sangat mengapresiasi kegiatan
tersebut dan dapat dikembangkan pada kegiatan-kegiatan selanjutnya.
Sehingga selanjutnya dapat meningkatkan kualitas pelayanan dikantor
Desa Tamboo Kecematan Bone Pantai Kabupaten Bone Bolango.
Kedepan Desa Tamboo yang bekerjasama dengan Universitas Negeri
Gorontalo akan melanjutkan peningkatan kerjasama dengan
menonjolkan keunggulan Desa Tamboo, sepertinya pengolahan air
minum, dan lain – lain.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada Tim Desa


Tamboo Kabupaten Bone Bolango atas waktunya. Turut serta ucapan
terima kasih penulis sampaikan kepada rekan-rekan sejawat yang
menjadi teman diskusi sehingga menyempurnakan penelitian ini.

REFERENCES

Dako, R.D.R,. Pengelolaan Administrasi Surat Keluar Dengan Aplikasi


Komputer di Desa Tunggulo Kecamatan Tilongkabila Kabupaten
Bone Bolango. 2019.

Data pokok Desa Dunggala,

http://prodeskel.binapemdes.kemendagri.go.id/dpokok_grid_t01/

946
]https://gorontalokab.bps.go.id/publication/2017/09/20/d59fdc1ecca6bc
85aa43d43d/kecamatan-bongomeme-dalam-angka-2017.html,

Peraturan Mentri Dalam Negeri No. 12 tahun 2007 tentang Pedoman


Penyusunan Dan Pendayagunaan Data Profil Desa dan Kelurahan.

Peraturan Dalam Negeri No. 13 Tahun 2012 tentang Monografi Desa


dan Kelurahan,

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) Desa


Dunggala, 2017-2022. Dokumen Desa Dunggala. Tidak di
Publikasikan.

Robby, Owen K., Frans M. W. 2009. (Jurnal). Analisis dan Perancangan


Basis Data untuk Mendukung Aplikasi ERP Education pada Bina
Nusantara University. Bina Nusantara University, Jakarta.

Swastikayana W E.2011. (Skripsi). Sistem Informasi Geografis Berbasis


Web Untuk Pemetaanpariwisata Kabupaten Gianyar. Fakultas
Teknologi Industri. Universitas Pembangunan nasional
Yogyakarta.

TI Yusuf, S Salim, A Irawaty, A Dako, R Dako, SW Dali, I Hidayat,.


Prakondisi Desa Digital di Desa Tamboo Kecamatan Bone Pantai
Kabupaten Bone Bolango.Jurnal Sibermas (Sinergi Pemberdayaan
Masyarakat) 8 (1), 93-103. 2020

Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang desa.

947

You might also like