Professional Documents
Culture Documents
Sejarah Pendidikan Islam Materi 13
Sejarah Pendidikan Islam Materi 13
Sejarah Pendidikan Islam Materi 13
Lia Ifadatul Husna¹, Litazyda Awla Putri², dan Niken Chintianing Putri³
¹²³PAI FTIK UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung
Jl. Mayor Sujadi Timur No. 46 Tulungagung
¹liaifadatulhusna08@gmail.com, ²litazyda123@gmail.com, ³niken.putri2325@gmail.com
Article History:
Received: 20xx-xx-xx, Accepted: 20xx-xx-xx , Published: 20xx-xx-xx
Abstract
The purpose of this discussion is to find out the history of Islamic education during the Ottoman
Turkey period. The founders of the Ottoman Empire were the Turkish people and the Oghuz tribe who
inhabited the Mongol region and the northern regions of China. In a period of about three centuries
they moved to Turkey then Persia and Iraq. Turkish culture is a blend of Persian, Byzantine and
Arabic cultures. The education system played an important role in the development and expansion of
the Ottoman Empire. Education during the Ottoman Turkish period was driven by the advanced
educational institutions of the Ottoman Empire, the madrassas. In this case it is not only the number
of buildings, but the quality of education offered by producing successors who are experts in their
fields. The method in this research uses the Library Research method, by reviewing some literature in
the form of books, e-books, journals and other sources related to the proposed research so that it can
be used as a reference and insight in developing Islamic education.
Abstrak
Tujuan dari pembahasan ini untuk mengetahui sejarah pendidikan Islam pada masa Turki Usmani.
Pendiri kerajaan utsmani adalah bangsa turki dan kabilah Oghuz yang mendiami daerah mongol dan
daerah utara negeri Cina. Dalam jangka waktu sekitar tiga abad mereka pindah ke Turki kemudian
Persia dan Irak. Kebudayaan turki merupakan perpaduan antara kebudayaan Persia, Byzantine dan
Arab. Sistem pendidikan memainkan peran penting dalam pengembangan dan perluasan Kekaisaran
Ottoman. Pendidikan pada masa Turki Usmani didorong oleh lembaga pendidikan yang maju pada
Pendidikan Islam Dinasti Turki Usmani Masa Pemerintahan Sulaiman
Lia Ifadatul Husna, Litazyda Awla Putri, Niken Chintianing Putri
masa kerajaan Utsmani, yaitu madrasah. Dalam hal ini bukan hanya jumlah bangunan, melainkan
kualitas pendidikan yang ditawarkan dengan menghasilkan para penerus yang ahli di bidangnya.
Metode pada penelitian ini menggunakan metode Library Research, dengan mengkaji beberapa
literatur berupa buku, e-book, jurnal dan sumber-sumber lain yang berkaitan dengan penelitian yang
diajukan agar bisa dijadikan sebagai acuan serta wawasan dalam mengembangkan pendidikan Islam.
PENDAHULUAN
Sejarah merupakan perjalanan hidup manusia untuk mengisi perkembangannya dari
masa ke masa. Setiap sejarah mempunyai makna dan nilai tersendiri sehingga manusia dapat
membuat sejarahnya sendiri dan sejarah pun membentuk manusia. Sejarah ditulis dan
dijadikan sebagai pedoman yang memberikan teladan dalam menjelaskan kisah-kisah teladan
(uswatun hasanah) sebagai dasar pertimbangan bagi umat manusia dalam segala tindakan dan
sikap. Dengan mempelajari sejarah, seseorang dapat mengapresiasi dan mempelajari sejarah
perkembangan di masa lalu, dan dengan mempelajari sejarah seseorang dapat mengambil
pelajaran yang sangat berharga untuk mengetahui apa yang terbaik untuk diterapkan pada
masa kini.
Pendidikan penting bagi kehidupan manusia dan diakui sebagai kekuatan yang dapat
membantu masyarakat mencapai kemajuan yang beradab. Tidak ada suatu peradaban di dunia
ini tanpa peran pendidikan. Pendidikan Islam secara sederhana dipahami sebagai suatu proses
yang membimbing pendidik menuju perkembangan fisik, mental, dan intelektual peserta didik
guna membentuk kepribadian Islami yang baik. Berfungsi untuk mengarahkan pertumbuhan
dan perkembangan hidup manusia baik sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial
agar dapat mengoptimalkan kemampuannya untuk memperoleh kesejahteraan kehidupan di
dunia dan kebahagiaan hidup di akhirat. Hal yang menjadi dasar dan tujuan adanya
pendidikan Islam dengan senantiasa mempertahankan sesuai dengan ajaran Islam yang
terkandung dalam kitab suci Al-Qur’an dan As-Sunnah. Dari pengertian sejarah dan
pendidikan Islam tersebut, Zuhairini menyatakan bahwa pengertian tentang sejarah
pendidikan Islam adalah keterangan mengenai pertumbuhan dan perkembangan pendidikan
Islam, baik dari segi ide dan konsepsi maupun segi institusi dan operasionalisasi sejak zaman
Nabi Muhammad saw. sampai sekarang.
METODE PENELITIAN
Metode pada penelitian ini menggunakan metode Library Research, dengan mengkaji
beberapa literatur berupa buku, e-book, jurnal dan sumber-sumber lain yang berkaitan dengan
penelitian yang diajukan. Penelitian ini dilakukan baik secara online maupun offline.
Selanjutnya peneliti mengkaji secara mendalam dengan cara meneliti membaca, memahami
dan mencatat berbagai sumber kemudian memaparkan pokok-pokok pembahasan yang
dibahas selalu menyimpulkan.
1290 M hingga 1326 M. Sebagaimana ayahnya, Usmani banyak berjasa kepada Sultan
Alauddin II dengan keberhasilannya menduduki benteng-benteng Bizantium yang
berdekatan dengan kota Broessa. Pada tahun 1300 M, bangsa Mongol menyerang
kerajaan Seljuk dan Sultan Alauddin terbunuh. Kerajaan Seljuk Rum kemudian
terpecah menjadi banyak kerajaan kecil. Usman pun menyatakan kemerdekaan dan
berkuasa penuh atas daerah yang didudukinya. Sejak saat itu kerajaan Usmani
dinyatakan berdiri dengan pimpinan pertamanya Usman, yang kemudian dikenal
sebagai Usman I (1300-1326 M). Pimpinan kekhalifahan Turki ini selanjutnya
dipegang oleh Orkhan (1326-1359 M), Murad I (1359-1389 M), Bayazid I (1389-1403
M), Sultan Muhammad I (1403-1421 M), Murad II (1421-1451 M), Muhammad III
Al-Fatih (1451-1484 M), Sultan Salim I (1512-1520 M), Sultan Sulaiman al-Qanuni
(1520-1566 M).
B. Biografi Sultan Sulaiman
1. Kelahiran Sultan Sulaiman
Sultan Sulaiman Khan lahir di kota Trobzon (Metropolitan) pada tanggal 6
Shafar 900 H atau 27 April 1495 M. Ayahnya bernama Yavuz Sultan Selim Khan
atau yang lebih dikenal sebagai Sultan Salim dan ibunya bernama Valide Aishe
Hafsha Sultan. Sulaiman I bin Sultan Salim bin Sultan Bayazid II bin Sultan
Muhammad Al-Fatih. Dengan demikian, Sultan Sulaiman adalah cicit dari
Mehmed II, penakluk Konstantinopel. Ketika lahir, ayahnya sedang menjabat
sebagai gubernur di Trobzon, dan nama Sulaiman diberikan oleh ayahnya karena
ketika membuka Al-Qur’an, lembaran yang terbuka terdapat kisah nabi Sulaiman
A.S.
Sulaiman I anak dari Sultan Utsmaniyah ke-9 yakni Sultan Salim I ibunya
bernama Ayse Hafsah Valide Sultan yang sering disingkat dengan Hafsah Sultan,
beliau mempunyai 2 orang istri dan mempunyai 8 anak. Istri pertamanya bernama
Mahidevran Gulbahara Sultan. Sedangkan istri keduanya, bernama Anastasia
Lisoswka atau Roxelan. Pernikahannya dengan Mahidevran Gulbahara Sultan
dikaruniai 2 anak yaitu Sehzade Mustafa dan Raziye Sultan. Sedangkan
pernikahannya dengan Roxelana dikaruniai 6 anak, yaitu Putri Mihrimah, Salim II,
Beyazid, Abdullah, Cihangir, dan Mehmed. Dari keenam anaknya tersebut, Salim
II yang nantinya akan menggantikan posisi Sultan Sulaiman sebagai sultan
Utsmaniyah. Jadi keseluruhan anak dari Sulaiman Al-Qanuni berjumlah 8 anak
dari 2 istri.
Al-Idarah: Jurnal Kependidikan Islam Vol. XX No. X, Juni/Desember 20XX | 5
Pendidikan Islam Dinasti Turki Usmani Masa Pemerintahan Sulaiman
Lia Ifadatul Husna, Litazyda Awla Putri, Niken Chintianing Putri
kurang lebih 48 hari agar semangat juang para tentara tidak melemah dan untuk
menghindari intrik politik di Istana selama perang. Adanya kejadian tersebut dan
disertai dengan cuaca panas dapat mempercepat pembusukan organ bagian dalam
Sultan Sulaiman seperti jantung dan paru-paru dipisahkan dengan jalan asad
bagian tubuh luarnya. Organ-organ tersebut dimasukkan ke dalam kotak emas dan
dikubur tidak jauh dari tendanya di Szigetvar.
C. Sejarah Pendidikan Islam masa Sultan Sulaiman Al-Qanuni
1. Pendidikan Islam Masa Pemerintahan Sultan Sulaiman Al-Qanuni
Era pemerintahan Sultan Sulaiman Al-Qanuni dalam Dinasti Turki Usmani
dipenuhi dengan perkembangan dan pembaharuan dalam berbagai bidang,
termasuk bidang pendidikan. Dalam konteks pendidikan Islam, kebijakan yang
diambil Sultan Sulaiman Al-Qanuni memegang peran penting dalam membentuk
dan memperkuat sistem pendidikan Islam pada masanya. Akan tetapi, sebelum
masa pemerintahan Sultan Sulaiman, pendidikan di Dinasti Turki Utsmani sudah
mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Sistem pendidikan telah
diorganisir dengan baik dan beberapa sekolah sudah ada, termasuk pendidikan
dalam keluarga dan madrasah yang mengajarkan ilmu-ilmu agama.
a. Pendidikan Dalam Keluarga Utsmani
Pendidikan adalah hal yang sangat penting bagi setiap keluarga. Dalam
keluarga Utsmani, pendidikan dimulai sejak usia dini dan terus berlanjut
sepanjang hidup. Orang tua memiliki peran penting dalam membantu anak-
anak dalam membangun dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan yang
diperlukan untuk hidup. Pendidikan keluarga Usmani terfokus pada
pembentukan karakter dan akhlak yang baik, serta pengembangan kemampuan
intelektual dan fisik. Hal ini membantu mereka menjadi individu yang berguna
dan berkontribusi positif kepada masyarakat. Seorang anak akan memperoleh
pengalaman hidupnya dalam keluarga. Kehidupan seorang anak di kemudian
hari sangat dipengaruhi oleh hubungan dan ajaran keluarga yang baik.
Salah satu hal yang paling mendasar dalam tradisi keluarga Utsmani
adalah mengajari anaknya bahasa Turki dengan baik. Kemudian seorang anak
harus diajarkan perkataan yang baik, jelas, dan melarangnya untuk
menggunakan kata-kata yang buruk dan perilaku yang tidak sopan. Keluarga
merupakan sekolah utama dalam masyarakat Utsmani. Seorang anak laki-laki
ketika berusia di atas 10 tahun diharuskan untuk tidur di kamar yang berbeda
Al-Idarah: Jurnal Kependidikan Islam Vol. XX No. X, Juni/Desember 20XX | 8
Pendidikan Islam Dinasti Turki Usmani Masa Pemerintahan Sulaiman
Lia Ifadatul Husna, Litazyda Awla Putri, Niken Chintianing Putri
dengan kedua orang tua dan saudara perempuannya dan anak laki-laki dilarang
berteman dengan orang yang pemarah. Selain daripada itu, seorang anak laki-
laki juga diajari kerajinan tangan dan diarahkan untuk mengikuti pekerjaan
ayahnya.
Hal yang paling mendasar dalam tradisi keluarga Usmani adalah
mengajari anaknya bahasa Turki dengan baik. Kemudian seorang anak harus
diajarkan perkataan yang baik dan melarangnya untuk menggunakan kata-kata
yang buruk dan perilaku yang tidak sopan. Keluarga merupakan sekolah utama
dalam masyarakat Utsmani. Ketika seorang anak laki-laki berusia di atas 10
tahun diharuskan untuk tidur di kamar yang berbeda dengan kedua orang tua
dan saudara perempuannya dan anak laki-laki dilarang berteman dengan orang
yang pemarah. Selain daripada itu, seorang anak laki-laki juga diajari kerajinan
tangan dan diarahkan untuk mengikuti pekerjaan ayahnya.
Sedangkan untuk anak perempuan, mereka harus lebih disayang oleh
orang tuanya. Tanpa memandang status sosial anak tersebut, seorang anak
perempuan dididik di rumah tentang agama dan akhlak. Seorang anak
perempuan diajarkan pekerjaan rumah oleh ibunya dan diberikan pengetahuan
tentang pernikahan.
b. Pendidikan di Istana
1) Topkapi Sarayi
Topkapi Sarayi atau yang lebih dikenal dengan Istana Topkapi
merupakan tempat kediaman penguasa-penguasa Usmani selama kurang
lebih 400 tahun dari abad ke-15 sampai akhir abad ke-19 sebelum akhirnya
pindah ke Dolmabache Palace. Istana Topkapi merupakan bangunan yang
didirikan oleh Sultan Mehmet II yang berlokasi di Istanbul. Bangunan ini
memiliki total luas sekitar 700.000 meter persegi dan dikelilingi benteng
sepanjang 5 kilometer. Selain daripada tempat tinggal bagi para penguasa,
Istana Topkapi juga berfungsi sebagai madrasah. Dalam area khusus di
dalam kompleks istana ini terdapat Madrasah Enderun Mektebi yang
terletak di kota Istanbul, sekolah ini berada di bawah pengawasan para
politik dan pejabat tinggi kesultanan yang juga bertugas mengatur urusan
administrasi kerajaan.
2) Fatih Cami’i
dapat berkarier dengan sistem perguruan tinggi dengan kenaikan gaji sebesar 5
akche (mata uang Turki Utsmani yang berbahan dasar perak). Lalu, seorang
pengajar mendapat gaji 25 akche per hari yang kemudian pindah ke sekolah
lain dan mendapatkan gaji 30 akche per hari dan seterusnya sampai pengajar
tersebut mencapai salah satu dari perguruan tinggi utama. Pada tahap
pelaksanaan pembelajaran, guru yang telah lulus dari suatu madrasah dapat
mengajar disekolah dasar. Pertama, para guru ini mengajarkan dasar-dasar
pengetahuan Islam kepada murid-muridnya. Baru pada tingkat berikutnya
mereka diajarkan membaca Al-Qur’an, menghafal surat-surat tertentu dari
Al-Qur’an dan beralih ke ilmu-ilmu lain seperti berhitung dan dasar-dasar
puisi Arab dan Persia. Mengenai metode pendidikan Islam pada masa awal
Turki Utsmani, harus diingat Matan-matan seperti Matan Ajrumiyah, Matan
Tagrib, Matan Alfiyah, Matan Sulla dan lain-lain.
Dari penjelasan tersebut, setidaknya ada beberapa tahap yang harus
dilalui untuk seorang yang memilih karier sebagai seorang pengajar. Pertama,
murid yang sudah lulus dapat ditempatkan pada satu jabatan disekolah. Jabatan
ini bukan berarti dia langsung diberikan posisi untuk mengajar, melainkan
dapat memberikan berupa pelayanan seperti menjadi asisten pengajar.
Kemudian, setelah dinyatakan layak dan mendapat dukungan dari para
pengajar lain ia menerima jabatan sebagai pengajar dengan pendapatan 20
akche per hari. Setelah itu, ia berkarier sebagai seorang pengajar dalam sistem
perguruan tinggi dan mendapatkan kenaikan gaji 5 akche sesuai dengan
kemampuannya dalam menaikkan kapasitas keilmuannya sampai dia dapat
mengajar pada salah satu dari perguruan tinggi utama.
Tahapan ini merupakan langkah seseorang untuk dapat ditunjuk
sebagai seorang hakim di sebuah kota besar dengan pendapatan 500 akche per
hari. Kemudian, dari posisi ini ia bisa menjadi hakim militer yang duduk dalam
dewan kerajaan. Artinya, pada masa ini menjadi pengajar merupakan posisi
yang sangat strategis, seorang hakim haruslah diangkat dari seorang pengajar
yang menjadikan hakim tersebut dapat duduk di kursi dewan kerajaan. Selain
daripada itu, posisi ulama juga diangkat dari mereka yang berprofesi sebagai
pelajar dengan Syaikhul Islam sebagai pemimpinnya. Syaikhul Islam adalah
kepala ulama yang diangkat dengan surat perintah kerajaan. Tugasnya adalah
KESIMPULAN
1. Kekhalifahan Usmani didirikan oleh bangsa Turki dari Qabilah Oghuz yang
menguasai daerah Mongol dan daerah utara negeri Cina. Selama kurang lebih 3 abad
mereka pindah ke Turkistan kemudian Persia dan Irak. Mereka masuk Islam sekitar
abad ke-9 atau ke-10, ketika mereka menetap di Asia Tengah.
2. Sultan Sulaiman Khan lahir di kota Trobzon pada tanggal 6 Shafar 900 H atau 27
April 1495 M. Ayahnya bernama Yavuz Sultan Selim Khan atau yang lebih dikenal
sebagai Sultan Salim dan ibunya bernama Valide Aishe Hafsha Sultan. Sulaiman I bin
Sultan Salim bin Sultan Bayazid II bin Sultan Muhammad Al-Fatih. Pada usia 7 tahun,
dia dikirim ke madrasah Istana Topkapi di Konstantinopel. Pada masa inilah Sultan
Sulaiman memperdalam ilmu dalam bidang akidah, fiqh, sejarah, ilmu pengetahuan,
sastra, taktik militer, politik, seni berperang dan perdamaian. Sulaiman menjadi Sultan
yang ke-10 Dinasti Turki Utsmani pada usia 26 tahun. Sultan Sulaiman meninggal
pada usia 71 tahun menurut kalender Masehi. Wafatnya Sultan Sulaiman tidak seindah
pencapaiannya selama berkuasa.
3. Era pemerintahan Sultan Sulaiman Al-Qanuni dalam Dinasti Turki Usmani dipenuhi
dengan perkembangan dan pembaharuan dalam berbagai bidang, termasuk bidang
pendidikan. Pada masa itu pendidikan terbagi dalam tiga bagian, yaitu: pendidikan
dalam keluarga, pendidikan di Istana dan madrasah. Peran sultan Sulaiman Al-Qanuni
dalam mengembangkan pendidikan Islam pada masa pemerintahannya antara lain :
membangun kompleks pendidikan, memperkuat fungsi Madrasah dan menentukan
jenjang karier pengajar.
SARAN
Dengan penulisan makalah yang berjudul “ Pendidikan Islam Dinasti Turki Usmani
Masa Pemerintahan Sulaiman ” ini, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Kami manusia
yang masih jauh dari kesempurnaan, kami sadar akan masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini. Untuk itu kritik dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan
demi perbaikan makalah ini. Kemudian ucapan terima kasih kami ucapkan untuk dosen
pengampu mata kuliah filsafat umum dan teman-teman semua yang telah mendukung dalam
penyelesaian tugas mata kuliah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Nata, Abuddin. 2011. Sejarah Pendidikan Islam. Kencana (Divisi dari PRENADAMEDIA),
Jakarta.
Fadhilah, Mahmul. 2023. Sejarah Pendidikan Islam Masa Pemerintah Sultan Sulaiman 1
Dinasti Turki Usmani. Skripsi Tidak Diterbitkan, Jakarta.
Mukarom. 2015. Pendidikan Islam Pada Masa Turki Usmani. Jurnal Tarbiya. Volume 1, No.
1, Bandung.
Lazim, Ahmad. 2020. Sejarah Pendidikan Islam Pada Masa Kejayaan. Tabyin Jurnal
Pendidikan Islam. Volume 02, No. 2, Lamongan.
Yatim, Badri. 2017. Sejarah Peradaban Islam Dinasti Islami 11. Rajawali Press, Jakarta.