Professional Documents
Culture Documents
1016-Article Text-1815-1-10-20221215
1016-Article Text-1815-1-10-20221215
1016-Article Text-1815-1-10-20221215
ABSTRACT
The importance of identifying disease-causing fungi as early as possible needs to be done mainly
on examination with the culture method. Currently, examination of fungal cultures, especially
Candida albicans, in several health laboratories has used Chrom Agar Candida (CAC) media as
an identification and isolation medium, while other laboratories, such as educational laboratories,
still use Potato Dextrose Agar (PDA) media to isolate and identify the presence of Candida fungi.
albicans. The purpose of this study was to observe differences in the growth of the Candida
albicans fungus on Potato Dextrose Agar (PDA) and Chrom Agar Candida (CAC) media. The
type of research used in this research is experimental with the research design chosen is the
post test only control group design. This research was carried out in May 2022 at the Mycology
Laboratory, Department of Technology, Medical Laboratory, Poltekkes, Ministry of Health,
Makassar. The macroscopic results showed Candida albicans colonies on PDA media were
yeast-like, wet, convex, yellowish-white and had a sour smell, while on CAC media the colonies
were smooth, green in color surrounded by a greenish clear zone. The count of Candida albicans
colonies on PDA media was 2.8×106 CFU/ml and CAC media was 2.3×106 CFU/ml. Although
statistical analysis the average diameter of Candida albicans colony growth on PDA and CAC
media did not differ significantly (p>0.05). However, CAC media is more distinctive in showing the
presence of Candida albicans species than PDA media with the formed color formation.
Keyword: Candida albicans, Potato Dextrose Agar (PDA), Chrom Agar Candida (CAC)
PENDAHULUAN mencapai angka 56% pada kasus
Infeksi penyakit disebabkan oleh kandidiasis (Lim et al., 2012).
jamur masih merupakan penyakit yang Menurut Profil kesehatan
menjadi permasalahan kesehatan di Indonesia Kementerian Kesehatan RI
Indonesia. Infeksi jamur jarang sekali pada tahun 2016 menyatakan bahwa
menyebabkan keadaan yang salah satu penyakit infeksi terbanyak
berbahaya, akan tetapi penyakit ini adalah penyakit kandidiasis yang
tidak dapat dipandang sebelah mata meraih angka 280 kasus. Didukung
karena penyebarannya telah terjadi di pula oleh penelitiaan yang dilakukan
seluruh dunia (Syah et al.,2018) Ristek-Brin tahun 2019 prevalensi
Infeksi oleh adanya jamur dapat kandidiasis di Indonesia sekitar 20-
diakibatkan oleh dua jenis 25% kasus (Framasari et al., 2020).
mikroorganisme yakni patogen Untuk itu pentingnya
oportunistik dan patogen primer. mengidentifikasi jamur penyebab
Patogen primer merupakan infeksi penyakit sedini mungkin perlu
yang secara alami dapat berpengaruh dilakukan utamanya pada
pada orang sehat. Sedangkan pemeriksaan dengan metode kultur.
patogen oportunistik melibatkan Saat ini pemeriksaan kultur jamur
organisme komensal dimana populasi khususnya Candida albicans pada
sehat dapat menjadi kolonisasi beberapa laboratorium kesehatan
infeksius dalam tubuh manusia saat telah menggunakan media Chrom
kondisi tertentu misalnya imunosupresi Agar Candida (CAC) sebagai media
(Apsari dkk, 2013) Salah satu infeksi identifikasi dan isolasi, sedangkan
jamur yang bersifat oportunistik yakni pada laboratorium lainnya seperti
penyakit kandidiasis (Puspitasari dkk, laboratorium pendidikan masih
2019). menggunakan media Potato Dextrose
Kandidiasis terjadi oleh adanya Agar (PDA) untuk mengisolasi dan
pertumbuhan jamur Candida albicans mengidentifikasi adanya jamur
secara berlebihan dimana jika berada Candida albicans. Sehingga penelitian
pada kondisi normal akan muncul ini harus dilakukan untuk memberikan
dalam jumlah yang sedikit. Kandidiasis pengetahuan tentang adanya
terjangkit hingga seluruh dunia perbedaan pertumbuhan jamur
meliputi beberapa perbedaan ciri ciri Candida albicans melalui pemeriksaan
penyakit disetiap area. Infeksi karena kultur menggunakan media Potato
adanya jamur Candida dapat berada Dextrose Agar (PDA) dan Chrom agar
pada fase kronis, subakut maupun Candida (CAC).
akut pada setiap area tubuh manusia. Pada media Potato Dextrosa Agar
Kandidiasis sistemik sangat sering terdapat beberapa bahan utamanya
ditemukan dan terdampak apabila yakni ekstrak kentang, agar dan
jamur Candida hadir dalam aliran dextrosa. Ekstrak kentang menjadi
darah utamanya saat kekuatan imun sumber karbohidrat bagi nutrisi jamur
seseorang menurun (Puspitasari dkk, Candida albicans. Sedangkan
2019). dextrosa sebagai menjadi bahan
Candida albicans merupakan jenis tambahan sumber karbon yang utama
yang paling banyak di seluruh dunia, bagi pertumbuhan jamur Candida
dimana mencapai 66% rata rata dunia albicans, serta agar sebagai bahan
dari semua jenis Candida. Dari pemadat (Puspitasari dkk, 2019).
beberapa studi di Asia khususnya Media Potato Dextrose Agar (PDA)
pada bidang epidemiologi di Hong memiliki pH yang rendah sekitar 4,5
Kong menyatakan bahwa Candida sampai 5,6 sehingga mendukung
albicans adalah jenis spesies yang pertumbuhan jamur karena pada
paling banyak ditemukan dengan media dengan tingkat keasaman yang
rendah dapat menghambat diperlukan dalam identifikasi
pertumbuhan bakteri yang (Wahyuningsih et al., 2012). Hal itu
membutuhkan lingkungan yang netral mendukung pula pada penelitian yang
dengan pH 7,0 dengan suhu optimum dilakukan oleh Nurfajriana pada tahun
untuk pertumbuhan berada diantara 2020 bahwa terdapat kesesuaian hasil
25 sampai 30 °C (Wantini & Octavia, sebanyak 50% spesies Candida
2018). albicans yang ditemukan dengan
Penelitian yang dilakukan oleh melakukan uji kultur pada media
Indrayati pada tahun 2018 dari 22 chrom agar (Nurfajrina et al., 2020).
sampel ditemukan 4 sampel positif Terdapat berbagai macam studi
Candida albicans secara makroskopis yang telah dilakukan untuk
pada media PDA dengan ciri-ciri koloni pemeriksaan laboratorium pada jamur
berbau asam, koloni berbentuk seperti Candida albicans menggunakan
ragi, berwarna putih kekuningan serta Potato Dextrose Agar (PDA) dan
permukaan koloninya cembung dan Chrom agar Candida (CAC). Akan
basah (Indrayati et al., 2018). tetapi belum ada studi yang
Didukung pula penelitian dilakukan melaporkan perbandingan
Irawan di tahun 2019 dari 13 sampel pemeriksaan kultur menggunakan
ditemukan 5 sampel positif Candida Potato Dextrose Agar (PDA) dan
albicans dengan melihat ciri Chrom agar Candida (CAC) dalam
makroskopik pada media PDA yakni mengidentifikasi jamur Candida
koloni bulat berbau seperti ragi, albicans.
berwarna krem dan tepian rata (Irawan Berdasarkan latar belakang di atas
dkk,2019). peneliti berminat untuk melakukan
Selain itu media Chrom Agar penelitian tentang “Perbandingan
Candida (CAC) juga merupakan media pertumbuhan Candida albicans pada
yang saat ini sering digunakan pada media Potato Dextrose Agar (PDA)
beberapa laboratorium kesehatan di dan Chrom Agar Candida (CAC)”
Indonesia untuk mengisolasi dan untuk melihat adanya perbedaan
mengidentifikasi spesies Candida. pertumbuhan jamur Candida albicans
Identifikasi media ini dilakukan pada media Potato Dextrose Agar
berdasarkan morfologi koloni yang (PDA) dan Chrom Agar Candida
dihasilkan oleh substrat kromogenik (CAC).
dari enzim spesifik spesies
bersangkutan serta perbedaan warna METODE PENELITIAN
yang dihasilkan. Perbedaan warna Jenis penelitian yang digunakan
yang terbentuk merupakan hasil reaksi yakni penelitian eksperimen dengan
enzimatik yang spesifik untuk masing- desain penelitian yang dipilih adalah
masing spesies. Dengan metode post test only control group design.
tersebut identifikasi dapat dilakukan Desain penelitian ini membandingkan
dengan cepat karena hanya dua kelompok aktivitas pertumbuhan
diperlukan waktu 24-48 jam setelah Candida albicans pada media Potato
inokulasi (Wahyuningsih et al., 2012). Dextrose Agar (PDA) dan Chrom Agar
Adapun penelitian yang Candia (CAC). Sampel dalam
dilaksanakan oleh Wahyuningsih pada penelitian ini adalah media Potato
tahun 2012 terdapat kesesuaian hasil Dextrose Agar (PDA) dan Chrom Agar
terhadap identifikasi Candida albicans Candia (CAC). Sampel penelitian
menggunakan media chrom agar. untuk kultur media dengan metode
Hasil penelitian ini memperlihatkan tuang terbagi menjadi 2 kelompok
media chrom agar hanya dapat perlakuan dengan pengulangan
digunakan untuk uji penapisan, dan sebanyak 2 kali. Sampel penelitian
mendapatkan koloni tunggal yang untuk kultur media dengan metode
single dot terbagi menjadi 2 kelompok hingga suhu 36-37 °C, lalu pH media
perlakuan dengan pengenceran diukur (ph normalnya 4.5-5.5) apabila
bertingkat secara duplo. Bahan pH media kurang asam maka dapat
penelitian yang digunakan yaitu biakan ditambahkan asam tartat 10% ke
jamur Candida albicans, aquades, dalam media. Selanjutnya erlenmeyer
Potato Dextrose Agar (PDA), Chrom ditutup menngunakan kapas, kasa,
Agar Candida (CAC), kertas label, dan kertas kopi, kemudian dilanjutkan
handscoon dan masker. Alat yang dengan sterilisasi media dalam
digunakan dalam penelitian yaitu autoklaf pada suhu 121 °C selama 15
erlenmeyer, pengaduk, autoklaf, menit dengan tekanan dua atm. Untuk
incubator, gelas kimia, cawan petri, menghambat pertumbuhan bakteri
oven, tabung reaksi, rak tabung reaksi, maka larutan media ditambahkan
gelas ukur, wadah/toples, lampu kloramfenikol sebanyak 20 mL secara
pritus, pinset, jarum ose, pipet ukur, aseptis pada laminar air flow. Langkah
penggaris dan colony counter. terkahir media dituangkan ke dalam
Dalam prosedur kerjanya terdapat cawan Petri dan dibiarkan hingga
beberapa tahap yang dibutuhkan memadat (Jamilatun et al., 2020).
meliputi pra analitik, analitik dan pasca Setelah itu dilakukan pengujian
analitik. Pada tahap pra analitik pertumbuhan jamur Candida albicans
dilakukan persiapan alat dan bahan. pada media PDA dan CAC dengan
Segala alat dan bahan yang dua metode yakni metode tuang dan
dibutuhkan dalam penelitian ini single dot. Pada metode tuang
disiapkan terlebih dahulu sebelum dilakukan dengan meneteskan 1 mL
melakukan praktikum. Selanjutnya suspensi di dalam cawan petri yang
sterilisasi alat, dimana alat alat yang telah disterilkan secara aseptis dan
digunakan dalam penelitian ini kosong.
disterilkan terlebih dahulu seperti alat Pembuatan suspensi 1 mL
logam, gelas beserta media disterilkan dilakukan dengan cara
didalam alat oven hingga 121oC menghomogenkan NaCl 0,9% 1 mL
dengan waktu 15 menit. Pada tahap pada beberapa koloni jamur biakan
analitik dilakukan pembuatan media murni yang didapatkan dengan ose
dimana dalam pembuatan media steril. Kemudian dimasukkan suspensi
Chrom Agar Candida (CAC) yakni tersebut kedalam 9 ml NaCl 0,9 % dan
ditimbang 4,77 gram Chrom Agar dihomogenkan. 1 ml dari pengenceran
Candida bubuk dan dimasukkan ke pertama dipindahkan dengan pipet
dalam 100 mL aquadest. Bungkus ukur dan dimasukkan ke dalam tabung
tabung dengan alumunium foil dan kedua yang berisi 9 ml NaCl 0,9% dan
dihomogenkan di atas hotplate pada dihomogenkan. Dilakukan langkah
suhu 80o-90oC selama 45 menit. yang sama hingga mencapai
Setelah itu, media chrom dituangkan pengenceran yang diinginkan.
secara aseptis ke dalam petri steril. Kemudian media agar jika sudah
Tutup dengan serbet/lap bersih/kertas hangat dengan suhu 45 sampai 50oC
agar terhindar dari cahaya dan biarkan dituangkan pada cawan dimana
hingga dingin. Dilanjutkan dengan sebelumnya telah dimasukkan
pembuatan media Potato Dextrose suspensi bakteri tersebut dan plate di
Agar (PDA) ialah dengan menimbang tutup dengan baik. Selanjutnya
39 gram Potato Dextrose Agar bubuk menghomogenkan suspensi dengan
lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer campuran media. Kemudian media
dan dilarutkan dalam 1000 mL digoyangkan atau putar cawan petri
aquades, selanjutnya dipanaskan secara perlahan di atas meja yang
hingga media mendidih dan homogen, rata dengan membentuk angka
setelah media homogen dibiarkan delapan dalam kondisi aseptis.
sehingga suhu larutan media menurun Setelah media agar memadat
kemudian cawan petri selanjutnya analisa deskriptif dengan melihat nilai
diinkubasi pada posisi cawan petri mean dan standar deviasi
terbalik menggunakan suhu kamar pertumbuhan koloni Candida albicans
maupun inkubator pada waktu 24 jam pada media chrom dan PDA. Untuk uji
lamanya. Mengamati pertumbuhan hipotesis menggunakan One Way
yang terjadi (Panduan Praktikum ANOVA (Analysis Of Variance)
Biologi, 2020). Pada metode single dot dimana analisa statistik uji ini yaitu :
penanaman isolat jamur Candida kelompok perlakuan>1, dan data yang
albicans pada cawan petri yakni digunakan adalah data numerik.
dengan cara koloni ditanam Syarat One Way ANOVA yaitu dalam
menggunakan jarum ose kemudian kelompok perlakuan harus dilakukan
ditusukkan pada bagian tengah uji normalitas dan uji homogenitas
permukaan agar. Selanjutnya untuk mengetahui distribusi normalitas
diinkubasi pada suhu kamar kurang dan homogenitas dari data yang
lebih 25˚C dan diamati pertumbuhan didapatkan menggunakan rumus yaitu
isolat jamur Candida albicans setiap p > α 0,05. Dan dilanjutkan Uji Post
24 jam selama 5 hari dengan cara Hoc dalam menentukan kelompok
diukur besarnya diameter perlakuan yang memilki perbedaan
pertumbuhan jamur dalam satuan mm bermakna, jika nilai p < 0,05 berarti
(Naim, 2016). data tersebut signifikan atau berbeda
Pada tahap pasca analitik bermakna dan apabila p>0,05 maka
dilakukan dengan mengambil media data tersebut tidak signifikan atau
yang telah diinkubasi untuk melakukan tidak bermakna. Apabila data tidak
pengamatan yaitu dengan normal maka dilakukan uji alternative
mencocokkan ciri-ciri jamur secara kruskal wallis
makroskopis dapat dilihat pada HASIL PENELITIAN
pertumbuhan biakan di atas media Dalam penelitian ini dilakukan
dengan mengamati warna, bau, dan secara makroskopik atau kultur
permukaan koloni. Candida albicans dimana jamur Candida albicans
memiliki ciri ciri seperti mempunyai ditanam pada media Potato Dextrose
koloni seperti ragi, berbau asam, Agar (PDA) dan Chrom Agar Candida
permukaan koloninya basah dan (CAC). Metode kultur yang digunakan
cembung serta koloninya berwarna yakni metode tuang dan metode single
putih kekuningan (Indrayati et al., dot. Pada metode tuang dilakukan
2018). Kemudian mengukur diameter untuk menghitung jumlah koloni yang
pertumbuhan dengan metode single tumbuh pada kedua media
dot dan melakukan hitung jumlah menggunakan pengenceran
koloni Candida albicans dengan bertingkat. Adapun hasil penanaman
metode tuang yang telah melalui Candida albicans dengan metode
pengenceran bertingkat pada baik tuang pada media PDA yang telah
Potato Dextrose Agar (PDA) maupun diinkubasi selama 24 jam sebagai
pada media Chrom Agar Candida berikut.
(CAC). Setelah itu dicatat hasil
pengamatan dan dilakukan
pengambilan dokumentasi.
Untuk mengetahui perbandingan
pertumbuhan Candida albicans pada
media Potato Dextrose Agar (PDA)
dan Chrom Agar Candida (CAC).
maka pengolahan dan analisis data
penelitian ini menggunakan program Gambar 1. koloni jamur Candida
aplikasi SPSS. Pada penelitian ini albicans pada media PDA
analisis data yang digunakan yaitu
Pada gambar 1 ditemukan ciri ciri diameter koloni Candida albicans.
jamur Candida albicans pada media Adapun hasil penanaman Candida
PDA dengan ciri ciri koloni yakni albicans dengan metode single dot
berwarna putih kekuningan, berbau pada media PDA dan CAC yang telah
asam, koloni berbentuk seperti ragi, diinkubasi setiap 24 jam selama 5 hari
permukaan koloninya basah dan dalam tabel berikut.
cembung serta berbau ragi yang khas. Tabel 2. Rata Rata Diameter
Adapun hasil penanaman Candida Pertumbuhan Jamur Candida
albicans pada media CAC yang telah Albicans Pada Media PDA dan
diinkubasi selama 24 jam sebagai CAC
berikut.
Diameter Pertumbuhan Pada
Jam ke-
Media (mm)
24 48 72 96 120
4 5 6 8
PDA 9,5
2,5 4 4,5 6
Gambar 2. Koloni Jamur Candida CAC 7
albicans pada media CAC
Dari tabel 2 terlihat bahwa setiap 24
jam terdapat pertambahan ukuran
Pada gambar 2 ditemukan ciri ciri
diameter koloni Candida albicans.
jamur Candida albicans pada media Adapun rata rata ukuran diameter
CAC dengan ciri ciri koloni yakni koloni Candida albicans selama
permukaan koloni tampak halus, inkubasi 24 jam di media PDA
berwarna hijau yang dikelilingi zona berukuran 4 mm dan di media CAC
bening kehijauan. Pertumbuhan berukuran 2,5 mm. Pada hari terakhir
atau selama 120 jam masa inkubasi
Candida albicans dinyatakan dalam
rata rata ukuran diameter koloni
jumlah koloni pada table sebagai Candida albicans di media PDA
berikut. berukuran 9,5 mm dan di media CAC
Tabel 1. Pertumbuhan Candida berukuran 7 mm. Hal tersebut
albicans pada media CAC dan PDA menunjukkan koloni Candida albicans
di media PDA dan CAC mengalami
Media Jumlah Koloni pertumbuhan yang signifikan dari
(CFU/ml) waktu ke waktu. Berikut adalah
gambar grafik pertumbuhan Candida
Potato Dextrose 2,8×106 albicans
Agar (PDA)
Chrom Agar 2,3×106
Candida (CAC)