1016-Article Text-1815-1-10-20221215

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

Jurnal Medika Karya Ilmiah Kesehatan

Vol 7, No.2. 2022


ISSN : 2654-945X (Online), 2541-4615 (Print)
Journal homepage : http://jurnal.itkeswhs.ac.id/index.php/medika

PERBANDINGAN PERTUMBUHAN Candida albicans PADA MEDIA Potato


Dextrose Agar (PDA) DAN Chrom Agar Candida (CAC)

Rafika1, Zulfian armah2, Nurlia Naim3, Ridho Pratama4, Khaeriatussa’ada5

Jurusan Teknologi Laboratorium Medis, Poltekkes Kemenkes Makassar

Email : rafikauddinramli@gmail.com, zulfian@poltekkes-mks.ac.id, nurlianaim@gmail.com,


ridhopratama90@gmail.com, aldakhaeria@gmail.com

ABSTRACT

The importance of identifying disease-causing fungi as early as possible needs to be done mainly
on examination with the culture method. Currently, examination of fungal cultures, especially
Candida albicans, in several health laboratories has used Chrom Agar Candida (CAC) media as
an identification and isolation medium, while other laboratories, such as educational laboratories,
still use Potato Dextrose Agar (PDA) media to isolate and identify the presence of Candida fungi.
albicans. The purpose of this study was to observe differences in the growth of the Candida
albicans fungus on Potato Dextrose Agar (PDA) and Chrom Agar Candida (CAC) media. The
type of research used in this research is experimental with the research design chosen is the
post test only control group design. This research was carried out in May 2022 at the Mycology
Laboratory, Department of Technology, Medical Laboratory, Poltekkes, Ministry of Health,
Makassar. The macroscopic results showed Candida albicans colonies on PDA media were
yeast-like, wet, convex, yellowish-white and had a sour smell, while on CAC media the colonies
were smooth, green in color surrounded by a greenish clear zone. The count of Candida albicans
colonies on PDA media was 2.8×106 CFU/ml and CAC media was 2.3×106 CFU/ml. Although
statistical analysis the average diameter of Candida albicans colony growth on PDA and CAC
media did not differ significantly (p>0.05). However, CAC media is more distinctive in showing the
presence of Candida albicans species than PDA media with the formed color formation.

Keyword: Candida albicans, Potato Dextrose Agar (PDA), Chrom Agar Candida (CAC)
PENDAHULUAN mencapai angka 56% pada kasus
Infeksi penyakit disebabkan oleh kandidiasis (Lim et al., 2012).
jamur masih merupakan penyakit yang Menurut Profil kesehatan
menjadi permasalahan kesehatan di Indonesia Kementerian Kesehatan RI
Indonesia. Infeksi jamur jarang sekali pada tahun 2016 menyatakan bahwa
menyebabkan keadaan yang salah satu penyakit infeksi terbanyak
berbahaya, akan tetapi penyakit ini adalah penyakit kandidiasis yang
tidak dapat dipandang sebelah mata meraih angka 280 kasus. Didukung
karena penyebarannya telah terjadi di pula oleh penelitiaan yang dilakukan
seluruh dunia (Syah et al.,2018) Ristek-Brin tahun 2019 prevalensi
Infeksi oleh adanya jamur dapat kandidiasis di Indonesia sekitar 20-
diakibatkan oleh dua jenis 25% kasus (Framasari et al., 2020).
mikroorganisme yakni patogen Untuk itu pentingnya
oportunistik dan patogen primer. mengidentifikasi jamur penyebab
Patogen primer merupakan infeksi penyakit sedini mungkin perlu
yang secara alami dapat berpengaruh dilakukan utamanya pada
pada orang sehat. Sedangkan pemeriksaan dengan metode kultur.
patogen oportunistik melibatkan Saat ini pemeriksaan kultur jamur
organisme komensal dimana populasi khususnya Candida albicans pada
sehat dapat menjadi kolonisasi beberapa laboratorium kesehatan
infeksius dalam tubuh manusia saat telah menggunakan media Chrom
kondisi tertentu misalnya imunosupresi Agar Candida (CAC) sebagai media
(Apsari dkk, 2013) Salah satu infeksi identifikasi dan isolasi, sedangkan
jamur yang bersifat oportunistik yakni pada laboratorium lainnya seperti
penyakit kandidiasis (Puspitasari dkk, laboratorium pendidikan masih
2019). menggunakan media Potato Dextrose
Kandidiasis terjadi oleh adanya Agar (PDA) untuk mengisolasi dan
pertumbuhan jamur Candida albicans mengidentifikasi adanya jamur
secara berlebihan dimana jika berada Candida albicans. Sehingga penelitian
pada kondisi normal akan muncul ini harus dilakukan untuk memberikan
dalam jumlah yang sedikit. Kandidiasis pengetahuan tentang adanya
terjangkit hingga seluruh dunia perbedaan pertumbuhan jamur
meliputi beberapa perbedaan ciri ciri Candida albicans melalui pemeriksaan
penyakit disetiap area. Infeksi karena kultur menggunakan media Potato
adanya jamur Candida dapat berada Dextrose Agar (PDA) dan Chrom agar
pada fase kronis, subakut maupun Candida (CAC).
akut pada setiap area tubuh manusia. Pada media Potato Dextrosa Agar
Kandidiasis sistemik sangat sering terdapat beberapa bahan utamanya
ditemukan dan terdampak apabila yakni ekstrak kentang, agar dan
jamur Candida hadir dalam aliran dextrosa. Ekstrak kentang menjadi
darah utamanya saat kekuatan imun sumber karbohidrat bagi nutrisi jamur
seseorang menurun (Puspitasari dkk, Candida albicans. Sedangkan
2019). dextrosa sebagai menjadi bahan
Candida albicans merupakan jenis tambahan sumber karbon yang utama
yang paling banyak di seluruh dunia, bagi pertumbuhan jamur Candida
dimana mencapai 66% rata rata dunia albicans, serta agar sebagai bahan
dari semua jenis Candida. Dari pemadat (Puspitasari dkk, 2019).
beberapa studi di Asia khususnya Media Potato Dextrose Agar (PDA)
pada bidang epidemiologi di Hong memiliki pH yang rendah sekitar 4,5
Kong menyatakan bahwa Candida sampai 5,6 sehingga mendukung
albicans adalah jenis spesies yang pertumbuhan jamur karena pada
paling banyak ditemukan dengan media dengan tingkat keasaman yang
rendah dapat menghambat diperlukan dalam identifikasi
pertumbuhan bakteri yang (Wahyuningsih et al., 2012). Hal itu
membutuhkan lingkungan yang netral mendukung pula pada penelitian yang
dengan pH 7,0 dengan suhu optimum dilakukan oleh Nurfajriana pada tahun
untuk pertumbuhan berada diantara 2020 bahwa terdapat kesesuaian hasil
25 sampai 30 °C (Wantini & Octavia, sebanyak 50% spesies Candida
2018). albicans yang ditemukan dengan
Penelitian yang dilakukan oleh melakukan uji kultur pada media
Indrayati pada tahun 2018 dari 22 chrom agar (Nurfajrina et al., 2020).
sampel ditemukan 4 sampel positif Terdapat berbagai macam studi
Candida albicans secara makroskopis yang telah dilakukan untuk
pada media PDA dengan ciri-ciri koloni pemeriksaan laboratorium pada jamur
berbau asam, koloni berbentuk seperti Candida albicans menggunakan
ragi, berwarna putih kekuningan serta Potato Dextrose Agar (PDA) dan
permukaan koloninya cembung dan Chrom agar Candida (CAC). Akan
basah (Indrayati et al., 2018). tetapi belum ada studi yang
Didukung pula penelitian dilakukan melaporkan perbandingan
Irawan di tahun 2019 dari 13 sampel pemeriksaan kultur menggunakan
ditemukan 5 sampel positif Candida Potato Dextrose Agar (PDA) dan
albicans dengan melihat ciri Chrom agar Candida (CAC) dalam
makroskopik pada media PDA yakni mengidentifikasi jamur Candida
koloni bulat berbau seperti ragi, albicans.
berwarna krem dan tepian rata (Irawan Berdasarkan latar belakang di atas
dkk,2019). peneliti berminat untuk melakukan
Selain itu media Chrom Agar penelitian tentang “Perbandingan
Candida (CAC) juga merupakan media pertumbuhan Candida albicans pada
yang saat ini sering digunakan pada media Potato Dextrose Agar (PDA)
beberapa laboratorium kesehatan di dan Chrom Agar Candida (CAC)”
Indonesia untuk mengisolasi dan untuk melihat adanya perbedaan
mengidentifikasi spesies Candida. pertumbuhan jamur Candida albicans
Identifikasi media ini dilakukan pada media Potato Dextrose Agar
berdasarkan morfologi koloni yang (PDA) dan Chrom Agar Candida
dihasilkan oleh substrat kromogenik (CAC).
dari enzim spesifik spesies
bersangkutan serta perbedaan warna METODE PENELITIAN
yang dihasilkan. Perbedaan warna Jenis penelitian yang digunakan
yang terbentuk merupakan hasil reaksi yakni penelitian eksperimen dengan
enzimatik yang spesifik untuk masing- desain penelitian yang dipilih adalah
masing spesies. Dengan metode post test only control group design.
tersebut identifikasi dapat dilakukan Desain penelitian ini membandingkan
dengan cepat karena hanya dua kelompok aktivitas pertumbuhan
diperlukan waktu 24-48 jam setelah Candida albicans pada media Potato
inokulasi (Wahyuningsih et al., 2012). Dextrose Agar (PDA) dan Chrom Agar
Adapun penelitian yang Candia (CAC). Sampel dalam
dilaksanakan oleh Wahyuningsih pada penelitian ini adalah media Potato
tahun 2012 terdapat kesesuaian hasil Dextrose Agar (PDA) dan Chrom Agar
terhadap identifikasi Candida albicans Candia (CAC). Sampel penelitian
menggunakan media chrom agar. untuk kultur media dengan metode
Hasil penelitian ini memperlihatkan tuang terbagi menjadi 2 kelompok
media chrom agar hanya dapat perlakuan dengan pengulangan
digunakan untuk uji penapisan, dan sebanyak 2 kali. Sampel penelitian
mendapatkan koloni tunggal yang untuk kultur media dengan metode
single dot terbagi menjadi 2 kelompok hingga suhu 36-37 °C, lalu pH media
perlakuan dengan pengenceran diukur (ph normalnya 4.5-5.5) apabila
bertingkat secara duplo. Bahan pH media kurang asam maka dapat
penelitian yang digunakan yaitu biakan ditambahkan asam tartat 10% ke
jamur Candida albicans, aquades, dalam media. Selanjutnya erlenmeyer
Potato Dextrose Agar (PDA), Chrom ditutup menngunakan kapas, kasa,
Agar Candida (CAC), kertas label, dan kertas kopi, kemudian dilanjutkan
handscoon dan masker. Alat yang dengan sterilisasi media dalam
digunakan dalam penelitian yaitu autoklaf pada suhu 121 °C selama 15
erlenmeyer, pengaduk, autoklaf, menit dengan tekanan dua atm. Untuk
incubator, gelas kimia, cawan petri, menghambat pertumbuhan bakteri
oven, tabung reaksi, rak tabung reaksi, maka larutan media ditambahkan
gelas ukur, wadah/toples, lampu kloramfenikol sebanyak 20 mL secara
pritus, pinset, jarum ose, pipet ukur, aseptis pada laminar air flow. Langkah
penggaris dan colony counter. terkahir media dituangkan ke dalam
Dalam prosedur kerjanya terdapat cawan Petri dan dibiarkan hingga
beberapa tahap yang dibutuhkan memadat (Jamilatun et al., 2020).
meliputi pra analitik, analitik dan pasca Setelah itu dilakukan pengujian
analitik. Pada tahap pra analitik pertumbuhan jamur Candida albicans
dilakukan persiapan alat dan bahan. pada media PDA dan CAC dengan
Segala alat dan bahan yang dua metode yakni metode tuang dan
dibutuhkan dalam penelitian ini single dot. Pada metode tuang
disiapkan terlebih dahulu sebelum dilakukan dengan meneteskan 1 mL
melakukan praktikum. Selanjutnya suspensi di dalam cawan petri yang
sterilisasi alat, dimana alat alat yang telah disterilkan secara aseptis dan
digunakan dalam penelitian ini kosong.
disterilkan terlebih dahulu seperti alat Pembuatan suspensi 1 mL
logam, gelas beserta media disterilkan dilakukan dengan cara
didalam alat oven hingga 121oC menghomogenkan NaCl 0,9% 1 mL
dengan waktu 15 menit. Pada tahap pada beberapa koloni jamur biakan
analitik dilakukan pembuatan media murni yang didapatkan dengan ose
dimana dalam pembuatan media steril. Kemudian dimasukkan suspensi
Chrom Agar Candida (CAC) yakni tersebut kedalam 9 ml NaCl 0,9 % dan
ditimbang 4,77 gram Chrom Agar dihomogenkan. 1 ml dari pengenceran
Candida bubuk dan dimasukkan ke pertama dipindahkan dengan pipet
dalam 100 mL aquadest. Bungkus ukur dan dimasukkan ke dalam tabung
tabung dengan alumunium foil dan kedua yang berisi 9 ml NaCl 0,9% dan
dihomogenkan di atas hotplate pada dihomogenkan. Dilakukan langkah
suhu 80o-90oC selama 45 menit. yang sama hingga mencapai
Setelah itu, media chrom dituangkan pengenceran yang diinginkan.
secara aseptis ke dalam petri steril. Kemudian media agar jika sudah
Tutup dengan serbet/lap bersih/kertas hangat dengan suhu 45 sampai 50oC
agar terhindar dari cahaya dan biarkan dituangkan pada cawan dimana
hingga dingin. Dilanjutkan dengan sebelumnya telah dimasukkan
pembuatan media Potato Dextrose suspensi bakteri tersebut dan plate di
Agar (PDA) ialah dengan menimbang tutup dengan baik. Selanjutnya
39 gram Potato Dextrose Agar bubuk menghomogenkan suspensi dengan
lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer campuran media. Kemudian media
dan dilarutkan dalam 1000 mL digoyangkan atau putar cawan petri
aquades, selanjutnya dipanaskan secara perlahan di atas meja yang
hingga media mendidih dan homogen, rata dengan membentuk angka
setelah media homogen dibiarkan delapan dalam kondisi aseptis.
sehingga suhu larutan media menurun Setelah media agar memadat
kemudian cawan petri selanjutnya analisa deskriptif dengan melihat nilai
diinkubasi pada posisi cawan petri mean dan standar deviasi
terbalik menggunakan suhu kamar pertumbuhan koloni Candida albicans
maupun inkubator pada waktu 24 jam pada media chrom dan PDA. Untuk uji
lamanya. Mengamati pertumbuhan hipotesis menggunakan One Way
yang terjadi (Panduan Praktikum ANOVA (Analysis Of Variance)
Biologi, 2020). Pada metode single dot dimana analisa statistik uji ini yaitu :
penanaman isolat jamur Candida kelompok perlakuan>1, dan data yang
albicans pada cawan petri yakni digunakan adalah data numerik.
dengan cara koloni ditanam Syarat One Way ANOVA yaitu dalam
menggunakan jarum ose kemudian kelompok perlakuan harus dilakukan
ditusukkan pada bagian tengah uji normalitas dan uji homogenitas
permukaan agar. Selanjutnya untuk mengetahui distribusi normalitas
diinkubasi pada suhu kamar kurang dan homogenitas dari data yang
lebih 25˚C dan diamati pertumbuhan didapatkan menggunakan rumus yaitu
isolat jamur Candida albicans setiap p > α 0,05. Dan dilanjutkan Uji Post
24 jam selama 5 hari dengan cara Hoc dalam menentukan kelompok
diukur besarnya diameter perlakuan yang memilki perbedaan
pertumbuhan jamur dalam satuan mm bermakna, jika nilai p < 0,05 berarti
(Naim, 2016). data tersebut signifikan atau berbeda
Pada tahap pasca analitik bermakna dan apabila p>0,05 maka
dilakukan dengan mengambil media data tersebut tidak signifikan atau
yang telah diinkubasi untuk melakukan tidak bermakna. Apabila data tidak
pengamatan yaitu dengan normal maka dilakukan uji alternative
mencocokkan ciri-ciri jamur secara kruskal wallis
makroskopis dapat dilihat pada HASIL PENELITIAN
pertumbuhan biakan di atas media Dalam penelitian ini dilakukan
dengan mengamati warna, bau, dan secara makroskopik atau kultur
permukaan koloni. Candida albicans dimana jamur Candida albicans
memiliki ciri ciri seperti mempunyai ditanam pada media Potato Dextrose
koloni seperti ragi, berbau asam, Agar (PDA) dan Chrom Agar Candida
permukaan koloninya basah dan (CAC). Metode kultur yang digunakan
cembung serta koloninya berwarna yakni metode tuang dan metode single
putih kekuningan (Indrayati et al., dot. Pada metode tuang dilakukan
2018). Kemudian mengukur diameter untuk menghitung jumlah koloni yang
pertumbuhan dengan metode single tumbuh pada kedua media
dot dan melakukan hitung jumlah menggunakan pengenceran
koloni Candida albicans dengan bertingkat. Adapun hasil penanaman
metode tuang yang telah melalui Candida albicans dengan metode
pengenceran bertingkat pada baik tuang pada media PDA yang telah
Potato Dextrose Agar (PDA) maupun diinkubasi selama 24 jam sebagai
pada media Chrom Agar Candida berikut.
(CAC). Setelah itu dicatat hasil
pengamatan dan dilakukan
pengambilan dokumentasi.
Untuk mengetahui perbandingan
pertumbuhan Candida albicans pada
media Potato Dextrose Agar (PDA)
dan Chrom Agar Candida (CAC).
maka pengolahan dan analisis data
penelitian ini menggunakan program Gambar 1. koloni jamur Candida
aplikasi SPSS. Pada penelitian ini albicans pada media PDA
analisis data yang digunakan yaitu
Pada gambar 1 ditemukan ciri ciri diameter koloni Candida albicans.
jamur Candida albicans pada media Adapun hasil penanaman Candida
PDA dengan ciri ciri koloni yakni albicans dengan metode single dot
berwarna putih kekuningan, berbau pada media PDA dan CAC yang telah
asam, koloni berbentuk seperti ragi, diinkubasi setiap 24 jam selama 5 hari
permukaan koloninya basah dan dalam tabel berikut.
cembung serta berbau ragi yang khas. Tabel 2. Rata Rata Diameter
Adapun hasil penanaman Candida Pertumbuhan Jamur Candida
albicans pada media CAC yang telah Albicans Pada Media PDA dan
diinkubasi selama 24 jam sebagai CAC
berikut.
Diameter Pertumbuhan Pada
Jam ke-
Media (mm)
24 48 72 96 120

4 5 6 8
PDA 9,5
2,5 4 4,5 6
Gambar 2. Koloni Jamur Candida CAC 7
albicans pada media CAC
Dari tabel 2 terlihat bahwa setiap 24
jam terdapat pertambahan ukuran
Pada gambar 2 ditemukan ciri ciri
diameter koloni Candida albicans.
jamur Candida albicans pada media Adapun rata rata ukuran diameter
CAC dengan ciri ciri koloni yakni koloni Candida albicans selama
permukaan koloni tampak halus, inkubasi 24 jam di media PDA
berwarna hijau yang dikelilingi zona berukuran 4 mm dan di media CAC
bening kehijauan. Pertumbuhan berukuran 2,5 mm. Pada hari terakhir
atau selama 120 jam masa inkubasi
Candida albicans dinyatakan dalam
rata rata ukuran diameter koloni
jumlah koloni pada table sebagai Candida albicans di media PDA
berikut. berukuran 9,5 mm dan di media CAC
Tabel 1. Pertumbuhan Candida berukuran 7 mm. Hal tersebut
albicans pada media CAC dan PDA menunjukkan koloni Candida albicans
di media PDA dan CAC mengalami
Media Jumlah Koloni pertumbuhan yang signifikan dari
(CFU/ml) waktu ke waktu. Berikut adalah
gambar grafik pertumbuhan Candida
Potato Dextrose 2,8×106 albicans
Agar (PDA)
Chrom Agar 2,3×106
Candida (CAC)

Pada media PDA ditemukan koloni


Candida albicans sebanyak 2,8×106
CFU/ml dan pada media CAC
ditemukan koloni Candida albicans
sebanyak 2,3×106 CFU/ml.
Metode kultur selanjutnya
menggunakan metode single dot,
dimana penanaman pada media PDA Gambar 3. Grafik Pertumbuhan
dan CAC bertujuan untuk mengukur Candida albicans pada Media Potato
Dextrose Agar (PDA) dan Chrom Agar bahwa varian data tidak signifikan
Candida (CAC) atau tidak bermakna. Berarti tidak ada
perbedaan pertumbuhan Candida
Diameter pertumbuhan Candida albicans pada media Potato Dextrose
albicans mengalami pertambahan Agar (PDA) dengan Chrom Agar
yang diukur setiap 24 jam. Pada grafik Candida (CAC).
di atas Candida albicans menunjukkan
pertambahan diameter secara PEMBAHASAN
signifikan dari waktu ke waktu selama Pada penelitian ini terdapat dua
5 hari inkubasi dimana pertumbuhan media yang digunakan dalam
diameter koloni jamur Candida membandingkan pertumbuhan koloni
albicans pada media PDA lebih cepat Candida albicans yakni media Potato
dibandingkan media chrom. Dextrose Agar (PDA) dan media
Berdasarkan hasil analisa data Chrom Agar Candida (CAC). Media
secara deskriptif didapatkan nilai PDA yang digunakan merupakan
mean atau rata rata dari pertumbuhan media sintetik berbahan utama
koloni Candida albicans pada media kentang, dextrose dan agar yang
PDA sebesar 6,5 mm dan pada media dibutuhkan dalam pertumbuhan jamur.
CAC sebesar 4,9 mm. Adapun standar Begitupun media CAC yang digunakan
deviasi yang didapatkan dari merupakan media sintetik yang
pertumbuhan koloni Candida albicans berbahan HexNAcase, dimana
pada media PDA yaitu sebesar 2,1213 aktivitasnya mampu membentuk
dan pada media CAC sebesar 1,5951. formasi warna berdasarkan spesies
Berdasarkan uji normalitas dengan Candida yang tumbuh. Terdapat dua
metode shapiro wilk, nilai signifikan metode kultur yang digunakan untuk
media PDA sebesar 0,343(>0,05) dan melihat adanya perbandingan
pada media CAC sebesar pertumbuhan Candida albicans pada
0,525(>0,05). Karena nilai media PDA dan CAC yakni metode
signifikansinya lebih besar dari besar single dot dan metode tuang.
dari 0,05 maka dapat disimpulkan Berdasarkan hasil pengamatan
bahwa data berdistribusi normal. pada tabel 1 dengan metode tuang
Berdasarkan uji homogenitas menunjukkan bahwa hitung jumlah
pertumbuhan koloni Candida albicans koloni Candida albicans pada media
didapatkan nilai signifikansi sebesar Potato Dextrose Agar (PDA) sebanyak
0,474. Dari nilai signifikan tersebut 2,8×106 CFU/ml. Pada media Chrom
ternyata lebih besar dari 0,05 Agar Candida (CAC) menunjukkan
sehingga dapat disimpulkan bahwa hitung jumlah koloni Candida albicans
varian data adalah homogen. sebanyak 2,3×106 CFU/ml. Sehingga
Berdasarkan uji one way anova dari hasil hitung jumlah koloni tersebut
pertumbuhan koloni Candida albicans menunjukkan bahwa pertumbuhan
didapatkan nilai signifikansi sebesar koloni Candida albicans di media PDA
0,218. Karena nilai signifikansi lebih lebih banyak tumbuh dibandingkan
besar dari 0,05 maka bisa disimpulkan pada media CAC.
bahwa varian data adalah tidak Berdasarkan hasil pengamatan
signifikan atau tidak bermakna. Oleh pada tabel 2 dengan metode single
karena uji one way anova tidak dot menunjukkan pertumbuhan
memenuhi syarat, maka dilanjut Candida albicans pada media Potato
dengan uji kruskall wallis. Dextrose Agar (PDA) mengalami
Berdasarkan uji lanjutan Kruskall pertumbuhan lebih cepat dibandingkan
Wallis didapatkan nilai signfikansi Candida albicans yang ditumbuhkan
sebesar 0,203. Karena nilai pada media Chrom Agar Candida
signifikansi tersebut lebih besar dari (CAC). Hal tersebut ditunjukkan oleh
0,05 sehingga dapat disimpulkan rata rara diameter koloni Candida
albicans pada media PDA selama 120 spesies Candida albicans dengan
jam sebesar 6,5 mm sedangkan pada spesies lainnya. Seperti pada
media CAC sebesar 4,9 mm. penelitian sebelumnya yang
Penelitian sebelumnya menunjukkan menyatakan bahwa media CAC
pertumbuhan diameter koloni Candida merupakan media kultur yang mudah
albicans pada media PDA selama dan akurat untuk mengidentifikasi
masa inkubasi 120 jam sebesar 5 dugaan dari spesies Candida yang
mm8. Namun berdasarkan analisa paling umum ditemui seperti Candida
statistik yang dilakukan menunjukkan albicans (koloni berwarna hijau muda),
bahwa pertumbuhan Candida albicans Candida tropicalis (Koloni berwarna
pada media PDA dan CAC tidak ungu), Candida glabrata (koloni
berbeda secara signifikan (p>0,05). berwarna hijau tua) dan Candida
Pengamatan makroskopis dilihat krusei (Koloni berwarna merah muda)
pada pertumbuhan biakkan di media dalam waktu 48 jam (Daef et al, 2014).
PDA dengan mengamati bau, warna, Sedangkan pada media PDA
dan permukaan koloni. Koloni Candida pertumbuhan koloni dari spesies
albicans tumbuh pada media PDA Candida albicans sulit dibedakan
setelah inkubasi 24 jam tampak dengan spesies Candida lainnya
berwarna putih, halus, licin, ukuran karena warna yang dihasilkan sama
koloni dari kecil sampai ukuran besar sama berwarna putih hingga krem.
dan berbau ragi (Gambar 4.1). Seperti pada penelitian sebelumnya
Penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa Candida
menunjukkan bahwa Candida albicans albicans, Candida parapilosis dan
di media PDA memiliki ciri ciri seperti Candida kefyr memiliki kesamaan
berbau asam, mempunyai koloni tumbuh pada media PDA dengan
seperti ragi, berwarna putih membentuk warna koloni putih hingga
kekuningan, dan permukaan koloninya krem (Hartika dkk, 2019)..
basah dan cembung (Indrayati et al., Sampai saat ini Candida albicans
2018). Pada pengamatan makroskopis merupakan spesies yang paling
dilihat pertumbuhan biakan di media banyak ditemukan dibandingkan
CAC dengan mengamati bau, warna, spesies Candida lainnya. Candida
dan permukaan koloni. Koloni Candida albicans tumbuh pada medium CAC
albicans tumbuh pada media CAC sebagai koloni berwarna hijau terang
setelah masa inkubasi selama 48 jam yang relatif mudah dibedakan dari
tampak koloni berwarna hijau, spesies lainnya. Jamur Candida
permukaannya halus, licin, ukuran albicans menghasilkan enzim β-N-
koloni dari kecil sampai ukuran besar asetilgalaktosaminidase, yang mampu
(Gambar 4.2). Penelitian sebelumnya menggunakan substrat kromogenik
juga menunjukkan bahwa Candida atau flourogenik langsung dari media,
albicans di media CAC memiliki ciri ciri sehingga menghasilkan koloni
koloni tampak halus, berwarna hijau berwarna hijau terang pada suhu
yang dikelilingi zona bening kehijauan. 370(Wahyuningsih et al., 2012).
(Mutiawati,2016). Kecepatan pertumbuhan dipengaruhi
Meskipun pertumbuhan koloninya oleh medium tempat tumbuhnya.
tidak berbeda secara signifikan, akan Pertumbuhan ini akan terus berlanjut
tetapi koloni Candida albicans pada hingga satu atau lebih nutrien dalam
hasil pengamatan makroskopis di medium telah habis atau produk
media Chrom Agar Candida (CAC) metabolik toksik terkumpul dan
lebih spesifik dibandingkan pada menghambat pertumbuhan. Selain
media Potato Dextrose Agar (PDA). tercukupinya nutrien, pertumbuhan
Hal tersebut dikarenakan media dan perkembangan jamur juga
CAC mampu membentuk formasi membutuhkan faktor-faktor lingkungan
warna hijau yang dapat membedakan yang sesuai, seperti pH dan suhu.
Pada penelitian ini pH media sekitar Dan Iv Wagner Secara
5,6 dan diinkubasi pada suhu 35OC Makroskopik. Jurnal
dengan pH 4,5-5,6. Pertumbuhan Mahasiswa Farmasi Fakultas
Candida albicans lebih cepat pada Kedokteran dan Ilmu
kondisi asam dibandingkan dengan pH Kesehatan UNTAN, 4(1).
normal atau alkali (Naim, 2016). http://garuda.ristekbrin.go.id/do
cuments/detail/1588743
SIMPULAN Indrayati, S., & Sari, R. I. (2018).
Berdasarkan hasil penelitian dapat Gambaran Candida Albicans
disimpulkan bahwa: Pada Bak Penampung Air Di
1. Sesuai analisa statistik rata-rata Toilet Sdn 17 Batu Banyak
diameter pertumbuhahan koloni Kabupaten Solok. 5, 133–138.
Candida albicans pada media PDA Indrayati, S., Suraini, S., & Afriani, M.
dan CAC tidak berbeda secara (2018). Gambaran Jamur
signifikan (p>0,05). Akan tetapi Candida Sp. Dalam Urine
pada media CAC lebih khas dalam Penderita Diabetes Mellitus Di
menunjukkan adanya spesies Rsud Dr. Rasidin Padang.
Candida albicans dibandingkan Jurnal Kesehatan Perintis
media PDA dengan formasi warna (Perintis’s Health Journal),
yang dibentuk. 5(1), 46–50.
2. Jumlah koloni Candida albicans https://doi.org/10.33653/jkp.v5i
pada media Potato Dextrose Agar 1.93
(PDA) adalah 2,8×106 CFU/ml dan Irawan, M. P., Juariah, S., Rukmaini,
pada media Chrom Agar Candida S., Kesehatan, P. A.,
(CAC) ditemukan koloni Candida Pekanbaru, U. A., Kesehatan,
albicans 2,3×106 CFU/ml. P. A., … Pekanbaru, U. A.
(2019). Identifikasi Jamur
DAFTAR PUSTAKA Pathogen Pada Air Bak Toilet
Apsari, A. S., & Adiguna, M. S. (2013). Spbu. 11.
Resistensi Antijamur dan Jamilatun, M., Azzahra, N., & Aminah,
Strategi Untuk Mengatasi. 89– A. (2020). Perbandingan
95. Pertumbuhan Aspergillus
Daef, E., Moharram, A., Eldin, S. S., fumigatus pada Media Instan
Elsherbiny, N., & Mohammed, Modifikasi Carrot Sucrose Agar
M. (2014). Evaluation of dan Potato Dextrose Agar.
chromogenic media and Jurnal Mikologi Indonesia, 4(1),
seminested PCR in the 168–174.
identification of Candida https://doi.org/10.46638/jmi.v4i
species. 262, 255–262. 1.69
Framasari, D. A., Flora, R., & Sitorus, Lim, C. S. Y., Rosli, R., Seow, H. F., &
R. J. 2020. Infeksi oportunistik Chong, P. P. (2012). Candida
pada odha (orang denagn and invasive candidiasis: Back
hiv/aids) terhadap kepatuhan to basics. European Journal of
minum arv (anti retroviral) di Clinical Microbiology and
kota palembang. Jambi Infectious Diseases, 31(1), 21–
Medical Journal “Jurnal 31.
Kedokteran Dan Kesehatan,” https://doi.org/10.1007/s10096-
8(1), 67–74. 011-1273-3
https://doi.org/10.22437/jmj.v8i Mutiawati, V. K. (2016). Pemeriksaan
1.9374. mikrobiologi pada candida
Hartika, Apridamayanti,S.(2019). albicans. 53–63.
Identifikasi Candida Sp. Pada Naim, H. J. N. (2016). Pemanfaatan
Ulkus Diabetikum Derajat III Bekatul Sebagai Media
Alternatif Untuk Pertumbuhan 2.788
Aspergillus sp. VII(2), 1–6.
Nurfajrina, F. R., Nur’aeny, N.,
Herawati, E., & Malinda, Y.
(2020). Jumlah koloni Candida
albicans pada penderita
hipertensi dan non hipertensi
dengan coated tongue. B-Dent:
Jurnal Kedokteran Gigi
Universitas Baiturrahmah, 1(1).
https://doi.org/10.33854/jbd.v1i
1.471
Puspitasari, A., Kawilarang, A. P.,
Ervianti, E., & Rohiman, A.
(2019). Profil Pasien Baru
Kandidiasis (Profile of New
Patients of Candidiasis).
Berkala Ilmu Kesehatan Kulit
Dan Kelamin, 31(1), 24–34.
Safitri, R., dan Novel, S.S. 2010.
Medium Analisis
Mikroorganisme (Isolasi dan
Kultur). Penerbit buku
kesehatan, Bandung.
Syah, A., Sukohar, A., Farmakologi,
B., Kedokteran, F., &
Lampung, U. (2018). Pengaruh
Allicin pada Bawang Putih (
Allium sativum L .) terhadap
Aktivitas Candida albicans
sebagai Terapi Candidiasis. J
Agromedicine Unila | Volume 5
| Nomor 2 | Desember 2018, 5,
601–605.
Universiitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim Malang. (2020).
Panduan Praktikum
(Online)Mikrobiologi Umum.
Mikrobilogi Umum, 1–41.
Wahyuningsih, R., Eljannah, S. M., &
Mulyati. (2012). Identifikasi
Candida spp . dengan Medium
Kromogenik. J Indon Med
Assoc, 62(3), 83–89.
Wantini, S., & Octavia, A. (2018).
Perbandingan Pertumbuhan
Jamur Aspergillus flavus Pada
Media PDA (Potato Dextrose
Agar ) dan Media Alternatif dari
Singkong (Manihot esculenta
Crantz). Jurnal Analis
Kesehatan, 6(2), 625.
https://doi.org/10.26630/jak.v6i
Jurnal Medika Karya Ilmiah Kesehatan
Vol 7, No.2. 2022
ISSN : 2654-945X (Online), 2541-4615 (Print)
Journal homepage : http://jurnal.itkeswhs.ac.id/index.php/medika

You might also like