5 Kel 5 - Landasan Sosiologis Dan Stategi Implementasinya Pada Institusi Pendidikan

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

LANDASAN SOSIOLOGIS DAN STRATEGI

IMPLEMENTASINYA PADA INSTITUSI PENDIDIKAN

Mufti Nawang Prastiko, Wulan Roudhotul Nasikhah, Khoirul Andri Styawan


Program Studi S2 Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Malang
Jl. Semarang 5 Kota Malang 65145
E-mail: wulanroudhotulnasikhah@gmail.com

Abstract: The purpose of writing this article is to find out the sociological basis and its
implementation strategy within the scope of educational institutions. The method used in writing
this article is literature study or library research. The articles used as sources in this research are
related to sociological foundations and implementation strategies in educational institutions. The
sociological basis of education is a reference or basic rule that is used as a guide in implementing
education which is based on interactions between individuals and other communities to achieve
goals. The implementation of sociological foundations in education can be carried out in several
sociological activities, including interactions between students, students and teachers, and vice
versa, teachers and students. One form of strategy in implementing sociological foundations in
educational institutions is by developing a curriculum. The curriculum has a very important role in
determining the progress of an institution. In developing a curriculum, an institution must pay
attention to sociological aspects. This is because students come from the community, receive
education in a community environment, and are directed to be able to participate in social life.

Keywords: Sociological foundations, strategy implementation, educational institutions

Abstrak: Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui landasan sosiologis beserta
strategi implementasinya dalam lingkup institusi pendidikan. Metode yang digunakan dalam
penulisan artikel ini adalah studi literatur atau penelitian kepustakaan. Artikel yang dijadikan
sumber dalam penelitian ini terkait dengan landasan sosiologis beserta strategi implementasinya
dalam institusi pendidikan. Landasan sosiologis pendidikan merupakan acuan atau dasar aturan
yang dijadikan pedoman dalam melakukan penerapan pendidikan yang bertolak pada interaksi
antara individu dan masyarakat lainnya untuk mencapai tujuan. Implementasi landasan sosiologi
dalam pendidikan bisa dilaksanakan dalam beberapa kegiatan sosiologi, diantaranya interaksi
antar siswa, siswa dengan guru, maupun sebaliknya guru dengan siswa. Salah satu bentuk strategi
dalam melakukan penerapan landasan sosiologis dalam institusi pendidikan adalah dengan
melakukan pengembangan kurikulum. Kurikulum memiliki peran yang sangat penting dalam
menentukan kemajuan suatu institusi. Dalam melakukan pengembangan kurikulum suatu institusi
harus memperhatikan dari segi aspek sosiologis. Hal ini dikarenakan peserta didik berasal dari
masyarakat, mendapatkan pendidikan dalam lingkungan masyarakat, dan diarahkan agar mampu
terjun dalam kehidupan bermasyarakat.

Kata kunci: Landasan sosiologis, strategi implementasi, institusi pendidikan

Landasan sosiologis pendidikan merupakan acuan atau dasar aturan yang dijadikan pedoman
dalam melakukan penerapan pendidikan yang bertolak pada interaksi antara individu dan
masyarakat lainnya untuk mencapai tujuan. Jika dipandang dari segi sosiologi, pendidikan
merupakan suatu proses kegiatan pembelajaran yang mempersiapkan dan membentuk setiap
individu agar menjadi penerus generasi muda yang diharapkan mampu terjun di lingkungan
masyarakat. Dengan adanya pendidikan, diharapkan dapat menjadi acuan terbentuknya
generasi-generasi yang bermutu serta memiliki karakter yang baik dalam berinteraksi dengan
masyarakat (Mubarok, 2021).
Menurut Iskandar (2023) landasan sosiologis dalam dunia pendidikan mencakup
beberapa ruang lingkup yakni: (1) Hubungan pendidikan dengan aspek masyarakat lain,
dalam hal ini fungsi pendidikan sebagai proses kontrol baik dalam sistem kekuasaan,
perubahan kebudayaan, maupun hubungan antar kelas sosial; (2) Hubungan kemanusiaan di
sekolah, dalam hal ini berhubungan dengan perbedaan kebudayaan, pola interaksi dan
struktur masyarakat yang ada di dalam dan di luar sekolah; (3) Pengaruh sekolah terhadap
perilaku anggotanya, dalam hal ini seperti peranan sosial dan kepribadian guru, serta
pengaruh kepribadian guru terhadap tingkah laku siswa; dan (4) Pola interaksi antara sekolah
dengan komunitas luar (masyarakat), dalam hal ini peran masyarakat sangat dibutuhkan
untuk mendukung dan menjalin hubungan baik antara sekolah dan masyarakat.
Peran penting sosiologis sebagai salah satu landasan pendidikan harus mengacu pada
teori, prinsip, dan konsep dari sosiologi pendidikan. Konsep dan teori sosiologi pendidikan
memberi petunjuk kepada guru terkait cara melakukan pembinaan kepada siswa agar mereka
memiliki kebiasaan saling kerja sama, rukun, saling membantu, serta saling menghormati
sesama teman. Karena pendidikan menjadi salah satu faktor utama penentu keberhasilan
dalam mencetak karakter peserta didik. Pendidikan di sekolah menjadi salah satu faktor
penentu keberhasilan dalam pembentukan karakter peserta didik dalam berinteraksi dengan
masyarakat luar.
Salah satu yang menjadi bagian dari landasan sosiologi pendidikan adalah
masyarakat. Masyarakat dan pendidikan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan keberadaannya, dalam hal ini keduanya menjalin hubungan timbal balik,
hubungan yang saling membutuhkan. Masyarakat membutuhkan pendidikan begitu pula
dengan pendidikan juga membutuhkan masyarakat. Dalam segi sosiologis, pendidikan dan
masyarakat terjadi saling mempengaruhi, dimana pendidikan mempengaruhi masyarakat
yang di dalamnya terjadi proses interaksi sosial. Banyak aspek dari kehidupan masyarakat
yang dipengaruhi oleh pendidikan, salah satunya dalam hal pekerjaan, pola konsumsi, dan
pola pengasuhan.
Bentuk implementasi landasan sosiologis dalam bidang pendidikan dapat
dilaksanakan dalam beberapa kegiatan yakni proses sosialisasi peserta didik di sekolah,
dalam hal ini bisa berbentuk interaksi sosial antar sesama teman maupun guru. Selain itu,
proses interaksi juga bisa dilakukan dengan masyarakat sekitar. Tentunya untuk melakukan
penerapan tersebut sekolah perlu membuat acuan kebijakan agar kegiatan yang sudah
diimplementasikan dapat diketahui indikator keberhasilannya. Salah satu bentuk strategi
dalam melakukan implementasi tersebut sekolah perlu merancang kebijakan dan program
yang dapat mendukung keberhasilan kegiatan tersebut. Adapun salah satu hal yang dapat
dilakukan sekolah yakni dengan melakukan pengembangan kurikulum. Seluruh kegiatan
yang berhubungan dengan interaksi sosial bisa dituangkan dan direncanakan dalam
kurikulum pendidikan. Dengan demikian, landasan sosiologis pendidikan memiliki fungsi
yang sangat mendasar menjadi pijakan atau tolak ukur dalam praktek pendidikan.

METODE
Penelitian ini menggunakan metode studi literatur atau penelitian kepustakaan. Studi
literatur dilaksanakan dengan cara membaca sumber yang relevan untuk memperoleh data
yang diperlukan. Penelitian studi literatur merupakan cara meneliti yang menggunakan
referensi atau rujukan terancang secara ilmiah yang meliputi mengumpulkan bahan referensi
yang berhubungan dengan tujuan penelitian, teknik pengumpulan data menggunakan
kepustakaan, dan mengintegrasikan serta menyajikan data. Penelitian studi literatur adalah
penelitian yang menggunakan kumpulan informasi dan data yang diperoleh dari sumber
seperti dokumen, buku, artikel, majalah, berita, dan sebagainya. Dalam penelitian ini, peneliti
lebih mengutamakan artikel penelitian yang termuat dalam jurnal. Artikel yang dijadikan
sumber dalam penelitian ini terkait dengan landasan sosiologis beserta strategi
implementasinya dalam institusi pendidikan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Landasan Sosiologis dalam Institusi Pendidikan
Implementasi praktik pendidikan di bidang pendidikan dapat dijelaskan dan dipahami
dari dua sudut pandang, yaitu; (1) praktik pendidikan; dan (2) pembelajaran atau studi
pendidikan. Praktik pendidikan dapat didefinisikan sebagai sebuah peran individu atau
kelompok dalam memberikan bantuan dengan tujuan untuk menggapai sebuah tujuan di
lembaga pendidikan yang telah ditetapkan di awal. Bantuan yang diberikan dapat berwujud
sebagai sesuatu hal yang memiliki skala kecil atau mikro dan besar atau makro serta aktivitas
pendidikan dan pelatihan. Studi pendidikan dapat didefinisikan sebagai individu atau
kelompok yang mempelajarai beragam komponen pendidikan agar mendapatkan gambaran
atau kejelasan pendidikan secara komprehensif (Khalim, 2019).
Dalam bidang pendidikan terdapat beragam landasan yang digunakan sebagai
pedoman pendidikan. Dari beragam landasan salah satunya adalah landasan sosiologis.
Mempunyai dua kata yang menjadi penyusunnya. Landasan dapat didefinisikan sebagai alas,
dasar, tumpuan, dan pondasi yang digunakan untuk melakukan dan merancang sesuatu
(Syatriadin, 2017). Sosiologi dapat didefinisikan sebagai sebuah cabang ilmu sosial yang
memiliki tujuan utama dalam mempelajari masyarakat, baik dari segi interaksi dan perilaku
(Boudon, 2001). Landasan mempunyai 2 jenis, yakni; (1) landasan material; dan (2) landasan
konseptual atau sebuah ide. Landasan material dapat direpresentasikan dengan sebuah hal
yang berkaitan dengan sumber daya manusia dan non-manusia. Landasan konseptual atau
sebuah ide berwujud abstrak. Namun, ide tersebut juga dapat diwujudkan ke dalam bentuk
konkret (Rasid, 2018).
Landasan sosiologis juga dapat didefinisikan sebagai suatu aktivitas yang melibatkan
interaksi di antara beragam individu dan kelompok. Aktivitas ini memiliki tujuan untuk
pertukaran informasi di antara individu lain dengan harapan agar informasi tersebut dapat
digunakan untuk pengembangan diri. Landasan sosiologis dalam bidang pendidikan memiliki
fokus pembelajaran yang beragam, yaitu; (1) fungsi pendidikan dalam budaya; (2) bagaimana
keterkaitan sistem pendidikan dengan kondisi sosial; (3) fungsi pendidikan dalam
mempertahankan dan menjadi stimulus dalam mendorong perkembangan dan perubahan
sosial (Goliah, dkk. 2022).
Selain itu, landasan sosiologis dalam bidang pendidikan juga mempunyai peran
krusial dalam kehidupan masyarakat. Peran krusial tersebut memiliki tujuan dalam
mempersiapkan dan mengembangkan generasi selanjutnya. Dalam pembentukan karakter,
landasan sosiologi mengintegrasikan beragam lingkungan yang turut serta atau andil dalam
pembentukan karakter peserta didik, yaitu; (1) keluarga; (2) lembaga pendidikan; dan (3)
masyarakat. Perwujudan dari landasan sosiologis dapat berbentuk sebagai nilai-nilai dan
norma yang berasal dari kehidupan masyarakat di dalam suatu negara (Kumparan, 2022).
Landasan sosiologis dapat digunakan sebagai suatu unsur yang berperan di dalam
bidang kurikulum. Landasan sosiologis dalam pengembangan kurikulum memiliki tujuan
utama dengan mempersiapkan peserta didik agar mampu terjun atau bergabung dan
berkontribusi di masyarakat (Afifah, dkk. 2022). Masyarakat adalah suatu individu yang
berkumpul dan tergabung menjadi sebuah kelompok yang memiliki identitas. Setiap
masyarakat memiliki nilai-nilai dan kemudian dijadikan sebuah norma yang disetujui
beragam individu yang ada di dalam kelompok. Sehubungan dengan hal itu, dapat dipastikan
bahwa setiap masyarakat di beragam lokasi memiliki karakteristik utama atau ciri khas yang
membedakan mereka satu sama lain yaitu kebudayaan mereka. Oleh karena itu, landasan
sosiologis di bidang pendidikan memiliki peran krusial dalam keberhasilan peserta didik
untuk bertahan di masyarakat (Basri, 2017).
Sebagai sebuah pedoman di bidang pendidikan. Landasan sosiologis memiliki peran
yang dapat dilihat dari jenis pendekatan yang terdiri dari dua hal, yakni; (1) Pendekatan yang
memiliki tujuan dalam implementasi sosiologi pendidikan; dan (2) pendekatan yang
menggunakan definisi dari sosiologi pendidikan. Pembagian dua lingkup ini disebabkan oleh
luasnya cabang ilmu sosiologi. Oleh karena itu, pembagian tersebut bertujuan untuk
menghasilkan pendekatan yang akurat. Pendekatan yang dimiliki oleh tujuan sosiologi
pendidikan terdiri dari tiga jenis, yaitu; (1) sosiologi untuk guru; (2) sosiologi sekolah; dan
(3) sosiologi untuk mengajar (Karsidi, 2005).
Selanjutnya, sosiologi pendidikan memiliki tujuan yang dapat dipenuhi dengan
menggunakan pengembangan aturan atau pedoman sosiologi pendidikan. Hal tersebut terdiri
dari beberapa ruang lingkup, yakni; (1) konsep dasar sosiologi; (2) stuktur sosial; (3)
diferensiasi sosial; (4) fungsi dan kontrol sosial; (5) dinamika perubahan sosial; (6) teori ahli
sosiologi; (7) beragam jenis kelompok dan sistem sosial; dan (8) hasil penelitian yang
berkaitan dengan ilmu sosial. Dari sudut pandang pendekatan yang menggunakan definisi
dari sosiologi pendidikan. Hal ini bertujuan untuk memperjelas dan menetapkan ruang
lingkup yang dimiliki sosiologi pendidikan (Mubarok, dkk. 2021)

B. Strategi Implementasi Landasan Sosiologi Pada Institusi Pendidikan


Institusi pendidikan dalam pandangan sosiologi merupakan bagian dari masyarakat
kecil yang bertujuan untuk mempersiapkan generasi muda menjadi anggota masyarakat yang
baik. Dalam implementasinya sosiologi berhubungan dengan perilaku manusia yang
berkaitan dengan nilai-nilai masyarakat yang berlaku. Sosiologi berpandangan bahwa sekolah
sebagai masyarakat kecil memiliki tujuan untuk mempersiapkan anak-anak menjadi anggota
masyarakat yang baik. Perilaku manusia berkaitan dengan nilai-nilai yang berlaku dalam
masyarakat. Nilai yang berlaku bersumber dari norma, agama, peraturan undang-undang, dan
pengetahuan. Ada tiga jenis pola kegiatan sosial dalam pendidikan, yaitu (1) pola kegiatan
sosial nomothetis, adalah pola kegiatan sosial yang lebih menekankan pada dimensi tingkah
laku yang bersifat normatif, dalam hal ini pendidikan merupakan bagian dari pembentukan
kepribadian generasi muda serta sebagai upaya pewarisan sosial kepada generasi muda;(2)
pola kegiatan sosial ideografis adalah pola kegiatan sosial yang lebih menekankan pada
dimensi tingkah laku yang bersifat individual/perseorangan. Peran pendidikan dalam hal ini
yakni sebagai upaya membangun seseorang untuk mengetahui dan mengembangkan apa yang
ingin diketahui dan dikembangkan; (3) Pola kegiatan sosial transaksional adalah pola
kegiatan yang mengutamakan keseimbangan yakni fungsi dari dimensi tingkah laku
nomothetis dan ideografis, (Setiasih, 2009).
Adapun implikasi dari landasan sosiologi terhadap pendidikan menurut (Syatriadin,
2017) adalah:
1. Pengembangan teori pendidikan
Implikasi sosiologi dalam pengembangan teori pendidikan yakni mendorong
lahir dan berkembangnya sosiologi pendidikan, mendorong lahir dan berkembangnya
ilmu pendidikan kependudukan dan mendorong lahir dan berkembangnya aliran
sosiologisme pendidikan.
2. Tujuan pendidikan
Peran pendidikan dijadikan sebagai ajang pembelajaran bagi siswa untuk
mempersiapkan diri sebelum terjun di masyarakat. Sekolah sebagai pengubah sosial
dalam menjadi agen pembangun masyarakat berperan sebagai penyeleksi nilai-nilai,
menghasilkan warga negara yang baik, dan menciptakan ilmu serta teknologi baru untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional. Agar tujuan dari pendidikan nasional bisa tercapai
maka sekolah perlu dibentuk badan kerja sama antara sekolah dengan tokoh-tokoh
masyarakat, termasuk wakil-wakil orang tua siswa, untuk ikut memajukan pendidikan.
3. Kurikulum pendidikan
Kurikulum pendidikan harus disusun berdasarkan kondisi sosial masyarakat.
Kurikulum disusun bukan hanya berdasarkan nilai, adat istiadat, cita-cita dari
masyarakat, namun kurikulum harus disusun dengan memperhatikan unsur fleksibilitas
dan bersifat dinamis, sehingga kurikulum tersebut senantiasa relevan dengan masyarakat.
Selain itu, program kurikulum harus disusun dan mengandung materi sosial.
4. Proses pendidikan
Sekolah merupakan bagian dari kelompok sosial yang ada di masyarakat, maka
dari itu sekolah harus mampu melaksanakan nilai-nilai yang dibuat dan disepakati oleh
masyarakat yang bersumber dari norma, pemerintah, agama, dan pengetahuan. Selain itu,
sekolah sebagai kontrol sosial, harus mampu memperbaiki kebiasaan-kebiasaan jelek
kala dirumah maupun di masyarakat. Proses sosialisasi dapat ditingkatkan melalui
pengembangan strategi dan metode pembelajaran yang sesuai dengan siswa, sehingga
siswa dengan mudah bersosialisasi dengan siswa lain dan mampu berkomunikasi dengan
baik.
Sekolah sebagai bagian dari pendidikan formal memiliki peran dalam mengatur pola
kegiatan sosial siswa. Untuk itu, sekolah sebagai bagian dari pendidikan harus
memperhatikan pengembangan nilai peserta didik, karena salah satu fungsi pendidikan adalah
untuk memperbaiki. Pola kegiatan sosial tersebut berlangsung di sekolah, yang merupakan
bagian dari pendidikan formal. Maka dari itu, sekolah sebagai bagian dari pendidikan harus
memperhatikan pengembangan nilai. Sekolah sebagai kontrol sosial harus mampu
memperbaiki karakter peserta didik, baik kebiasaan buruk yang dilakukan di rumah maupun
masyarakat. Sekolah sebagai pengubah sosial harus mampu memberikan contoh nilai-nilai
kehidupan yang baik, menghasilkan warga negara yang baik, serta menciptakan ilmu
teknologi yang baru, (Pidarta, 2009).
Implementasi landasan sosiologi dalam pendidikan bisa dilaksanakan dalam
beberapa kegiatan sosiologi diantaranya interaksi antar siswa, siswa dengan guru, maupun
sebaliknya guru dengan siswa. Namun dalam hal ini guru sebagai fasilitator dan pendidik
harus mendampingi, agar interaksi bisa terjalin dengan baik. Selain itu, sekolah sebagai
lembaga pendidikan harus mampu mengembangkan nilai-nilai yang ada di masyarakat ke
dalam diri peserta didik. Landasan sosiologis dalam institusi pendidikan, diharapkan peran
guru tidak hanya sebagai pemberi materi saja, namun diharapkan mampu memahami proses
perkembangan aspek kepribadian peserta didiknya (Winarsih, 2014).
Salah satu bentuk strategi dalam melakukan penerapan landasan sosiologis dalam
institusi pendidikan adalah dengan melakukan pengembangan kurikulum. Kurikulum
merupakan suatu pedoman bagi institusi pendidikan dalam menjalankan tugasnya. Kurikulum
memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kemajuan suatu institusi. Dalam
melakukan pengembangan kurikulum suatu institusi harus memperhatikan dari segi aspek
sosiologis. Hal ini dikarenakan peserta didik berasal dari masyarakat, mendapatkan
pendidikan dalam lingkungan masyarakat, dan diarahkan agar mampu terjun dalam
kehidupan bermasyarakat. Karena itu kehidupan masyarakat dan budaya dengan segala
karakteristiknya harus menjadi landasan dan titik tolak dalam melaksanakan pendidikan,
(Saputri, 2020: 81). Program pendidikan disusun dan dipengaruhi oleh nilai, masalah,
kebutuhan, dan tantangan dalam masyarakat. Masyarakat baik suatu sistem maupun
subsistem berikutnya dapat mempengaruhi proses pendidikan, oleh karena itu, dalam
penyusunan kurikulum harus mempertimbangkan keberadaan masyarakat (Hamalik, 2008).
Adapun pentingnya landasan sosiologis dalam pengembangan kurikulum adalah: 1)
seorang individu lahir tidak berbudaya, baik dalam hal kebiasaan, cita-cita, sikap,
pengetahuan keterampilan, dan sebagainya. Namun, semua itu dapat diperoleh melalui
interaksi dengan lingkungan budaya, keluarga, masyarakat sekitar, dan sekolah/lembaga
pendidikan. Oleh karena itu, sekolah sebagai lembaga pendidikan memiliki tugas untuk
memberikan pengalaman kepada para peserta didik, agar hal tersebut bisa terwujud maka
sekolah/lembaga pendidikan harus menyusunnya ke dalam kurikulum sekolah. 2) Kurikulum
harus mengakomodasi aspek-aspek sosial dan budaya. Pendidikan di sekolah pada
dasarnya bertujuan untuk mendidik anggota masyarakat agar dapat hidup berintegrasi,
berinteraksi, dan beradaptasi dengan anggota masyarakat lainnya serta meningkatkan
kualitas hidupnya sebagai makhluk berbudaya. Hal ini membawa implikasi bahwa kurikulum
sebagai salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan harus bermuatan kebudayaan yang
bersifat umum seperti: nilai-nilai, sikap, pengetahuan, dan kecakapan. 3) Seluruh nilai
yang disepakati oleh masyarakat yang kemudian disebut kebudayaan merupakan konsep
yang memiliki kompleksitas tinggi, adanya kebudayaan karena hasil dari pemikiran keras
dari pengalaman-pengalaman orang terdahulu, (Fitri, 2023).
Peran landasan sosiologis dalam pendidikan informal yakni sejatinya pendidikan
sudah dimulai sejak pertama kali individu tersebut berinteraksi dengan lingkungan eksternal
diluar dirinya yakni keluarga. Keluarga memiliki pengaruh dan fungsi terbesar bagi setiap
individu dalam pembentukan pribadi seseorang. Keluarga menjadi langkah awal dalam
menjembatani setiap individu untuk melangkah ke dalam lingkungan masyarakat besar,
selain itu keluarga juga menjadi penghubung seseorang dengan struktur sosial yang lebih
besar. Keluarga sebagai salah satu pendidikan informal berperan untuk mempersiapkan setiap
anak agar bisa hidup di lingkungan sosial masyarakat. Dalam implementasinya keluarga
sebagai pusat pendidikan utama bagi anak, maka bertugas membentuk karakter yang baik
bagi setiap anaknya. Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan
karakter setiap anak. Cara orang tua dalam mendidik berpengaruh kepada pola hidup dan cara
berfikir anak. Untuk itu, lingkungan keluarga dapat mempengaruhi baik buruknya karakter
anak, (Chamidi, 2022: 99-100).
Selain pendidikan formal dan informal, peran pendidikan nonformal juga penting
bagi lingkungan masyarakat. Lingkungan ketiga yang menjadi penentu keberhasilan setiap
individu adalah lingkungan pendidikan nonformal. Lingkungan ini berperan penting dalam
implementasi yang telah didapat oleh seorang individu ketika berada di pendidikan formal
dan informal. Karena pendidikan nonformal ini memberikan peluang kepada setiap orang
untuk memperoleh pengetahuan yang lebih luas melalui pembelajaran seumur hidup.
Pendidikan nonformal menjadi jembatan bagi setiap individu untuk berkomunikasi yang
terarah dan teratur di luar lingkungan sekolah dan keluarga, (Adawiyah, 2016).
Pendidikan nonformal merupakan pendidikan yang direncanakan oleh masyarakat
sebagai penunjang pendidikan formal dalam proses pembelajaran seumur hidup. Proses
pendidikan yang diterapkan diluar sekolah (nonformal) juga memiliki pengaruh yang
sangat penting dalam interaksi sosial khususnya masyarakat, dalam hal ini program yang
direncanakan dalam pendidikan nonformal berhubungan dengan bakat dan minat pada
masing-masing individu. Dalam penyusunan program bakat dan minat ini tentunya peran
masyarakat juga diperlukan untuk menganalisis perubahan yang terjadi dalam lingkungan
masyarakat. Peserta didik sebagai bagian dari pendidikan nonformal tentunya juga harus siap
baik secara mental maupun karakter agar ketika terjun ke dalam dunia masyarakat mereka
mampu berperilaku yang baik sesuai dengan norma berlaku dalam lingkungan masyarakat
tersebut, (Arpanuddin & Aulia, 2019). Strategi implementasi landasan sosiologis dalam
pendidikan nonformal hampir sama dengan pendidikan formal, hanya saja dalam pendidikan
formal berfokus pada kebijakan yang sudah ditentukan, misalnya pengembangan kurikulum,
dalam kurikulum pendidikan formal disusun secara terpusat dan seragam berdasarkan
kepentingan, sedangkan dalam pendidikan nonformal kurikulum berpusat pada kepentingan
peserta didik. Sedangkan dalam proses pembentukan karakter, nilai-nilai, norma pada
pendidikan formal lebih pada implementasinya lebih dipusatkan pada lingkungan sekolah,
sedangkan pada pendidikan nonformal lebih difokuskan pada lingkungan masyarakat dan
lembaga, (Haerullah & Elihami, 2020).

SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan
Landasan sosiologis pendidikan merupakan acuan atau dasar aturan yang dijadikan
pedoman dalam melakukan penerapan pendidikan yang bertolak pada interaksi antara
individu dan masyarakat lainnya untuk mencapai tujuan. Landasan sosiologis dapat
digunakan sebagai suatu unsur yang berperan di dalam bidang kurikulum. Landasan
sosiologis dalam pengembangan kurikulum memiliki tujuan utama dengan mempersiapkan
peserta didik agar mampu terjun atau bergabung dan berkontribusi di masyarakat.
Implementasi landasan sosiologi dalam pendidikan bisa dilaksanakan dalam beberapa
kegiatan sosiologi, diantaranya interaksi antar siswa, siswa dengan guru, maupun sebaliknya
guru dengan siswa. Salah satu bentuk strategi dalam melakukan penerapan landasan
sosiologis dalam institusi pendidikan adalah dengan melakukan pengembangan kurikulum.
Kurikulum memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kemajuan suatu institusi.
Dalam melakukan pengembangan kurikulum suatu institusi harus memperhatikan dari segi
aspek sosiologis. Hal ini dikarenakan peserta didik berasal dari masyarakat, mendapatkan
pendidikan dalam lingkungan masyarakat, dan diarahkan agar mampu terjun dalam
kehidupan bermasyarakat. Karena itu kehidupan masyarakat dan budaya dengan segala
karakteristiknya harus menjadi landasan dan titik tolak dalam melaksanakan pendidikan.

Saran
1. Institusi pendidikan mempunyai peran krusial dalam kehidupan masyarakat dengan
begitu diharapakan mampu mempersiapkan dan mengembangkan generasi selanjutnya.
2. Landasan sosiologis dalam paraktik pendidikan sebaiknya diintegrasikan dengan
beragam lingkungan yang turut serta atau andil dalam pembentukan karakter peserta
didik.
3. Lembaga pendidikan formal, informal, dan non formal diharapkan mampu menerapkan
landasan sosiologis dalam melakukan penerapan kebijakan untuk mencapai tujuan
pendidikan.

DAFTAR RUJUKAN

Adawiyah, A. 2016. Implikasi Pendidikan Nonformal pada Remaja. Jurnal Equilibrium 4(2),
1-8. Dari https://journal.unismuh.ac.id/index.php/equilibrium/article/view/506.

Afifah, R., Nurjaman, U., & Fatkhulloh, F. K. 2022. Implementasi Visi Pendidikan Berbasis
Agama, Filsafat, Psikologi, dan Sosiologi di Lembaga Pendidikan Islam. Al Qalam:
Jurnal Ilmiah Keagamaan Dan Kemasyarakatan, 16(3), 936–950. Dari
https://www.jurnal.stiq-amuntai.ac.id/index.php/al-qalam/article/view/973.
Arpanuddin, I., & Aulia, S.S. 2019. Pendidikan Kewarganegaraan dalam Lingkup
Sosiokultural Pendidikan Non-Formal. Jurnal Civic Education, 3(1), 1-12. Dari
https://www.researchgate.net/profile/Iqbal-
Arpannudin/publication/339743163_PENDIDIKAN_KEWARGANEGARAAN_DAL
AM_LINGKUP_SOSIO-KULTURAL_PENDIDIKAN_NON-
FORMAL/links/5efbce7f458515505080e015/PENDIDIKAN-
KEWARGANEGARAAN-DALAM-LINGKUP-SOSIO-KULTURAL-PENDIDIKAN-
NON-FORMAL.pdf.

Basri, I. 2017. Evaluasi Pembelajaran Sekolah Dasar (SD) Berbasis Pendidikan Karakter dan
Multikultural. Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar, 1(4), 247. Dari
https://doi.org/10.23887/jisd.v1i4.12593.

Boudon, R. 2001. Sociology: Overview. International Encyclopedia of the Social &


Behavioral Sciences, 14581–14585. Dari https://doi.org/10.1016/b0-08-043076-
7/01968-9.

Chamidi, A.S. 2022. Strategic Planning dalam Perspektif Teologi, Filsafat, Psikologi, dan
Sosiologi Pendidikan. Jurnal Manajemen Pendidikan dan Studi Islam, 9(1), 86-107.
Dari http://ejournal.iainu-kebumen.ac.id/index.php/An-Nidzam/article/view/461.

Fitri, S.W. 2023. Implementasi Landasan Sosiologis dalam Pengembangan Kurikulum


Muatan Lokal Berbasis Keagamaan Di Pondok Pesantren Adat Dan Syara' Matua
Mudiak. Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial, 1(3), 195-208. Dari
https://jurnal.itbsemarang.ac.id/index.php/JUPENDIS/article/view/496/476

Goliah, M., Jannah, M., Hidayat, S., & Dewi, R. S. 2022. Landasan Sosiologis-Antropologis
dalam Pembentukan Karakter Peserta Didik Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dan
Konseling, 4(6), 11416–11423. Dari https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index
.php/jpdk/article/view/10267.

Haerullah H., & Elihami, E. 2020. Dimensi Perkembangan Pendidikan Formal dan
Nonformal. Jurnal Edukasi Nonformal, 1(1), 199-207. Dari https://ummaspul.e-
journal.id/JENFOL/article/view/504.

Hamalik, O. 2008. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum Cetakan Ke-2. Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya.

Iskandar, A.M. 2023. Pengantar Pendidikan. Sumatera Barat: PT. Global Eksekutif
Teknologi.

Karsidi, R. 2005. Sosiologi Pendidikan. Surakarta: UNS Press

Khalim, A. D. N. 2019. Landasan Sosiologis Pengembangan Kurikulum. Journal of


Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699. Dari
https://ejournal.stainupwr.ac.id/index.php/As_Sibyan/article/view/111.
Kumparan. 2022. Contoh Landasan Sosiologi Pendidikan dan Implementasinya, (Online) ,
https://kumparan.com/berita-terkini/contoh-landasan-sosiologi-pendidikan-dan-
implementasinya-1zXYkjryyOy/full, diakses 8 September 2023

Mubarok, A. A., Aminah, S., Sukamto, S., Suherman, D., & Berlian, U. C. 2021. Landasan
Pengembangan Kurikulum Pendidikan di Indonesia. Jurnal Dirosah Islamiyah, 3(1),
103–125. Dari https://doi.org/10.47467/jdi.v3i2.324.

Pidarta, M. 2007. Landasan Pendidikan: Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia.


Jakarta: PT Rineka Cipta.

Rasid, A. 2018. Implikasi Landasan-Landasan Pendidikan the Implication of Educational


Foundations. AL-FIKRAH: Jurnal Studi Ilmu Pendidikan dan Keislaman, 1(1), 1-15.
Dari https://www.jurnal.alhamidiyah.ac.id/index.php/al-fikrah/article/view/20.

Saputri, R.Y. 2020. Implementasi Landasan Sosiologis dalam Pengembangan Kurikulum


Muatan Lokal Berbasis Keagamaan Di SMAN 1 Pleret Bantul. Jurnal Pendidikan
Islam, 3(2). Dari https://lonsuit.unismuhluwuk.ac.id/ilmi/article/view/696/436.

Satriadin. 2017. Landasan Sosiologi Dalam Pendidikan. JISIP (Jurnal Ilmu Sosial dan
Pendidikan), 1(2). Dari https://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/article/
viewFile/171/162.

Setiasih, O. 2009. Hand Out Landasan Pendidikan. Bandung: Universitas Pendidikan


Indonesia.

Winarsih, T.Y. 2014. Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah dalam Pengembangan


Kurikulum SMP Islam Ma’arif 02 Malang.Jurnal Kebijakan dan Pengembangan
Pendidikan, 2(2), 107-113. Dari
https://ejournal.umm.ac.id/index.php/jkpp/article/view/1906/2011

You might also like