Professional Documents
Culture Documents
2324 8285 1 PB
2324 8285 1 PB
Januri*
Universitas Sang Bumi Ruwa Jurai, Lampung, Indonesia
*correspondence email: janurimuhammadnasir@gmail.com
Nelti Lita
Universitas Sang Bumi Ruwa Jurai, Lampung, Indonesia
email: neltilita15@gmail.com
Article history: Received: 5 June 2023, Accepted: 26 July 2023, Published: 31 July 2023
Abstract: Law is the most basic foundation in a life. If in a country there is no law then the country will experience various
problems that will arise. For a rule of law state there is a source of law which in essence is a source of law where we can find and
explore the law. It cannot be denied that justice is a basic value of human life or society which is still a classic problem that has
never been completely resolved. There is no suitability in translating justice itself so it is necessary to discuss this matter. The
purpose of this research is to know the essence of justice in the perspective of legal philosophy. The research method used is
normative juridical. The research data was collected by collecting materials related to this research such as books, articles, journals,
expert writings, court decisions, and all laws and regulations related to this research. The results obtained are, 1) Justice
According to Experts Justice is an important concept in human life. The issue of justice is not only an area of legal study, but also
this problem can be studied from various social sciences and humanities disciplines. 2) Justice in legal philosophy is the main
foundation that must be realized through existing laws. Justice is formed by right thoughts, is carried out fairly and honestly,
and is responsible for the actions taken.
Keywords: Justice, Perspective, Philosophy of Law
Abstrak: Hukum menjadi landasan yang paling dasar di dalam suatu kehidupan. Jika di dalam suatu negara tidak
ada suatu hukum maka negara tersebut akan mengalami berbagai masalah yang akan timbul. Bagi negara hukum
terdapat sumber hukum yang mana pada hakikatnya sumber hukum adalah tempat kita dapat menemukan dan
menggali hukumnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa keadilan menjadi suatu nilai dasar hidup manusia atau
masyarakat yang masih menjadi masalah klasik yang belum pernah terpecahkan secara tuntas. Tidak adanya
kesesuaian dalam menerjemahkan keadilan itu sendiri sehingga perlunya membahas hal ini. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui hakekat keadilan dalam perspektif filsafat hukum. Metode penelitian yang digunakan
adalah yuridis normatif. Data penelitian ini dikumpulkan dengan cara mengumpulkan bahan-bahan yang berkaitan
dengan penelitian ini seperti buku, artikel, jurnal, tulisan para ahli, putusan-putusan pengadilan, dan semua
peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan penelitian ini. Hasil yang didapat adalah, 1) Keadilan
Menurut Ahli Keadilan merupakan suatu konsep yang penting dalam kehidupan manusia. Masalah keadilan tidak
hanya wilayah kajian hukum saja, tetapi juga masalah ini bisa dikaji dari berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial dan
humaniora. 2) Keadilan dalam filsafat hukum menjadi landasan utama yang harus diwujudkan melalui hukum yang
ada. Keadilan dibentuk oleh pemikiran yang benar, dilakukan secara adil dan jujur, serta bertanggung jawab atas
tindakan yang dilakukan.
Kata kunci: Keadilan, Perspektif, Filsafat Hukum
1
Kania Dewi Andhika Putri and Ridwan Arifin, “Tinjauan 2
Samsul Wahidin, “Hakim Agung Sebagai Agent of Change
Teoritis Keadilan Dan Kepastian Dalam Hukum Di Menuju Law And Legal Reform,” Jurnal Cakrawala Hukum
Indonesia (The Theoretical Review of Justice and Legal 5, no. 2 (2014): 157–167.
Certainty in Indonesia),” Mimbar Yustitia 2, no. 2 (2018):
142–158.
Indonesia sebagai negara hukum sesuai yang utuh dan imparsial yang sesuai dengan
dengan Pasal 1 ayat (3) yang menyatakan, karakter dan kebutuhan perkembangan
“Negara Indonesia adalah Negara Hukum.” masyarakat Indonesia. Kedua, mendudukan
Dalam konsep Negara Hukum itu, diidealkan Pancasila sebagai puncak dalam hirarki
bahwa yang harus dijadikan panglima dalam peraturan perundangan-undangan agar
dinamika kehidupan kenegaraan adalah hukum3, Pancasila memiliki daya mengikat terhadap
bukan politik ataupun ekonomi. Karena itu, segala peraturan perundang-undangan. Dengan
jargon yang biasa digunakan dalam bahasa demikian, Pancasila tidak lagi sekadar normatif-
Inggris untuk menyebut prinsip Negara Hukum semantik sebagai sumber segala sumber hukum
adalah ‘the rule of law, not of man’. Yang disebut tetapi benar-benar dapat diterapkan dalam
pemerintahan pada pokoknya adalah hukum sistem hukum nasional8.
sebagai sistem, bukan orang per orang yang
Hukum mempunyai posisi strategis dan
hanya bertindak sebagai ‘wayang’ dari skenario
dominan dalam kehidupan masyarakat
sistem yang mengaturnya4.
berbangsa dan bernegara . hukum sebagai suatu
9
3
R. Bagus Irawan, “Hak Konstitusional Presiden Dalam 8
Fais Yonas Bo’a, “Pancasila Sebagai Sumber Hukum
Memberikan Grasi Dan Penerapannya Di Republik Dalam Sistem Hukum Nasional,” Jurnal Konstitusi 15, no.
Indonesia,” Jurnal Ilmiah Hukum De’jure: Kajian Ilmiah 1 (2018): 21–49.
Hukum 1, no. 2 (2016): 363–393. 9
Hasaziduhu Moho, “Penegakan Hukum Di Indonesia
4
Jimly Asshiddiqie, “Gagasan Negara Hukum Indonesia,” Menurut Aspek Kepastian Hukum, Keadilan Dan
in Makalah Disampaikan Dalam Forum Dialog Kemanfaatan,” Warta Dharmawangsa 13, no. 1 (2019).
Perencanaan Pembangunan Hukum Nasional Yang 10
Nur Iftitah Isnantiana, “Hukum Dan Sistem Hukum
Diselenggarakan Oleh Badan Pembinaan Hukum Nasional Sebagai Pilar Negara,” Jurnal Hukum Ekonomi Syariah 2,
Kementerian Hukum Dan, 2011. no. 1 (2019): 19–35.
5
Hisbullah Hisbullah, “Peran Iman Dalam Etika Profesi 11
Laurensius Arliman, “Mewujudkan Penegakan Hukum
Hukum Di Indonesia,” Jurnal Al-Qadau: Peradilan dan Yang Baik Di Negara Hukum Indonesia,” Dialogia
Hukum Keluarga Islam 7, no. 2 (2020): 101–113. Iuridicia: Jurnal Hukum Bisnis dan Investasi 11, no. 1
6
M Taufiq, “Konsep Dan Sumber Hukum: Analisis (2019): 1–20.
Perbandingan Sistem Hukum Islam Dan Sistem Hukum 12
Arfiani Arfiani Arfiani et al., “Penegakan Hukum Sesuai
Positif,” Istidlal: Jurnal Ekonomi Dan Hukum Islam 5, no. Prinsip Peradilan Yang Berkepastian, Adil Dan Manusiawi:
2 (2021): 87–98. Studi Pemantauan Proses Penegakan Hukum Tahun 2020,”
7
Aga Wiranata, “Pancasila Sebagai Sumber Hukum Dan Riau Law Journal 6, no. 1 (2022): 48–74.
Pengaruh Politik Dalam Pembentukan Hukum Nasional,” 13
Dollar Dollar and Khairul Riza, “Penerapan Azas Itikad
Jurnal Insan Pendidikan dan Sosial Humaniora 1, no. 1 Baik Dalam Transaksi Jual Beli Online Demi Mewujudkan
(2023): 1–14.
menitik beratkan kepada nilai keadilan bahan-bahan yang berkaitan dengan penelitian
sedangkan nilai kemanfaatan dan kepastian ini seperti buku, artikel, jurnal, tulisan para ahli,
hukum dikesampingkan, maka hukum itu tidak putusan-putusan pengadilan, dan semua
dapat berjalan dengan baik. Demikian pula peraturan perundang-undangan yang berkaitan
sebaliknya jika menitik beratkan kepada nilai dengan penelitian ini. Setelah pengumpulan data
kemanfaatan sedangkan kepastian hukum dan atau bahan- bahan tersebut penelti menganalisis
keadilan dikesampingkan, maka hukum itu tidak terkait bahan-bahan atau data yang sudah
jalan. didapatkan serta pada penelitian ini terdapat
informasi tambahan dan informasi penting yang
Idealnya dalam menegakkan hukum itu
diambil melalui studi pustaka dan kajian
nilai-nilai dasar keadilan yang merupakan nilai
lapangan.
dasar filsafat dan nilai-nilai dasar kemanfaatan
merupakan suatu kesatuan berlaku secara
sosiologis, serta nilai dasar kepastian hukum HASIL DAN PEMBAHASAN
yang merupakan kesatuan yang secara yuridis A. Konsep Keadilan Menurut Ahli
harus diterapkan secara seimbang dalam
Keadilan berasal dari bahasa arab “adl”
penegakan hukum14. Dasar sosiologis sebagai
yang artinya bersikap dan berlaku dalam
dasar yang akan melahirkan nilai kemanfaatan
keseimbangan. Keseimbangan meliputi
terasa menjadi sangat penting dan tidak boleh
keseimbangan antara hak dan kewajiban dan
diabaikan jika dikaitkan dengan implementasi
keserasian dengan sesama makhluk17. Keadilan
suatu peraturan perundangan15.
pada hakikatnya adalah memperlakukan
Tidak dapat dipungkiri bahwa keadilan seseorang atau orang lain sesuai haknya atas
menjadi suatu nilai dasar hidup manusia atau kewajiban yang telah di lakukan.Yang menjadi
masyarakat yang masih menjadi masalah klasik hak setiap orang adalah diakui dan diperlakukan
yang belum pernah terpecahkan secara tuntas. sesuai harkat dan mertabatnya yang sama
Tidak adanya kesesuaian dalam menerjemahkan derajatnya di mata Tuhan YME. Hak-hak
keadilan itu sendiri sehingga perlunya manusia adalah hakhak yang diperlukan
membahas hal ini. Keadilan dapat diartikan manusia bagi kelangsungan hidupnya di dalam
sebagai pembagian yang konstan dan terus masyarakat. Berikut ini beberapa pendapat
menerus untuk memberikan hak pada setiap pengertian mengenai keadilan18.
individu16. Berdasarkan uraian di tersebut, tujuan
Berbicara tentang keadilan merupakan
penelitian ini adalah untuk mengetahui untuk
suatu konsep yang penting dalam kehidupan
mengetahui hakekat keadilan dalam perspektif
manusia. Masalah keadilan tidak hanya wilayah
filsafat hukum.
kajian hukum saja, tetapi juga masalah ini bisa
dikaji dari berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial dan
METODE PENELITIAN humaniora. Keadilan merupaka tujuan,
Pada penelitian ini menggunakan metode sedangkan huum hanya alat saja untuk mencapai
penelitian hukum normatif dan studi tujuan tersebut. Ternyata konsep atau bahkan
kepustakaan karena penelitian ini merujuk pada nilai keadilan sering dipengaruhi unsur
peraturan perundang-undangan yang sesuai subjektivitas manusia, sehingga keadilan
sehingga penelitian didasarkan pada standar terkadang hanya bisa dirasakan oleh pihakpihak
hukum yang bersangkutan. Cara mengumpulkan tertentu. Apa yang dirasa adil oleh seseorang
data penelitian ini peneliti mengumpulkan
Kepastian Hukum,” Jurnal Ilmiah Hukum dan Hak Asasi Pengadilan Niaga,” Jurnal Dinamika Hukum 14, no. 2
Manusia 1, no. 2 (2022): 77–85. (2014): 216–226.
14
Moho, “Penegakan Hukum Di Indonesia Menurut Aspek 17
Aryati Arfah and Muhammad Arif, “Pembangunan
Kepastian Hukum, Keadilan Dan Kemanfaatan.” Ekonomi, Keadilan Sosial Dan Ekonomi Berkelanjutan
15
Elfa Murdiana, “Analisis Yuridis Sosiologis Terhadap Dalam Perspektif Islam,” SEIKO: Journal of Management
Perubahan Undang-Undang Koperasi,” Istinbath: Jurnal & Business 4, no. 1 (2021): 566–581.
Hukum 12, no. 1 (2015): 133–152. 18
Afifa Rangkuti, “Konsep Keadilan Dalam Perspektif
16
Tata Wijayanta, “Asas Kepastian Hukum, Keadilan Dan Islam,” TAZKIYA: Jurnal Pendidikan Islam 6, no. 1 (2017).
Kemanfaatan Dalam Kaitannya Dengan Putusan Kepailitan
belum tentu dirasakan oleh orang lain atau maka negara yang hendak didirikan adalah
golongan tertentu19. negara Indonesia yang adil dan bertujuan
menciptakan keadilan sosial23.
Beberapa ahli berpendapat mengenai
makna keadilan, antara lain Menurut W.J.S. B. Hakekat Keadilan Dalam Perspektif
Poerwadarmint bahwa keadilan berarti tidak Filsafat Hukum
berat sebelah. keadilan berarti tidak adanya Menurut Hobbes, tanpa hukum manusia
keperpihakan kepada salah satu pihak20. yang satu akan menjadi serigala bagi manusia
Sepatutnya, tidak sewenang-wenang. Jadi, dalam yang lain (homo homini lupus). Dalam kondisi
pengertian adil termasuk di dalamnya tidak alamiah, manusia adalah serigala bagi manusia
terdapat kesewenang-wenangan. Orang yang yang lain. Mereka tidak akan berhenti merampas
bertindak sewenang-wenang berarti bertindak bahkan membunuh manusia lainnya hingga
tidak adil. Sedangkan menurut Frans Magnis kesejahteraan dan kebahagiaan mereka
Suseno dalam bukunya Etika Politik menyatakan tercapai . Tidak ada konsep adil atau tidak adil,
24
bahwa keadilan sebagai suatu keadaan di mana jika ingin adanya keadilan maka harus ada
orang dalam situasi yang sama diperlakukan peraturan yang mengatur, untuk itu diperlukan
secara sama. adanya Negara.
Mengenai makna keadilan, Aristoteles gagasan tentang Negara dan hukum
membedakan dua macam keadilan, yaitu sebagai pelindung hak kodrat manusia
Keadilan Komutatif dan Keadilan Distributif. diperkenalkan oleh John Locke , seorang Filsuf
Keadilan komutatif adalah suatu keadilan yang Inggris. Sebagaimana halnya pemikiran hukum
memberikan kepada setiap orang sama alam lainnya, Locke mendasari teorinya pada
banyaknya tanpa mengingat jasa masing- keadilan manusia yang naturalis. Berbeda
masing21, sedangkan adalah keadilan yang dengan Hobbes yang menggambarkan keadaan
ditentukan oleh pembuat undang-undang, naturalis manusia ada dalam keadaan disorder,
distribusinya memuat jasa, hak, dan kebaikan Locke justru melihat manusia dalam keadaan
bagi anggota-anggota masyarakat menurut masyarakat yang penuh dengan keteraturan.
prinsip kesamaan proporsional22. Di lain sisi, Keadaan ideal ini terjadi karena dalam keadaan
Plato, guru Aristoteles, menyebutkan ada tiga naturalis, tidak ada hak-hak dasar manusia yang
macam, yaitu Keadilan Komutatif, Keadilan dilanggar. Negara dan hukum diciptakan untuk
Distributif, dan Keadilan Legal atau Keadilan melindungi hak milik, hak hidup, dan kebebasan.
Moral. Konsep dari Locke inilah yang menjadi konsep
Keadilan merupakan hal penting dalam Hak asasi Manusia yang masih di kenal sampai
kehidupan berbangsa dan bernegara. Charles E. sekarang.
Merriam dalam Miriam Boedihardjo (1982) Dari uraian di atas dapat kita lihat bahwa
meletakkan keadilan ini sebagai salah satu keadilan dalam filsafat hukum menjadi landasan
prinsip dalam tujuan suatu negara, yaitu utama yang harus diwujudkan melalui hukum
keamanan ekstern, ketertiban intern, keadilan, yang ada. Keadilan dibentuk oleh pemikiran
kesejahteraan umum, dan kebebasan. Adalah yang benar, dilakukan secara adil dan jujur, serta
menjadi tugas pengelenggara negara untuk bertanggung jawab atas tindakan yang
menciptakan keadilan. Tujuan bernegara dilakukan. Rasa keadilan dan hukum harus
Indonesia adalah terpenuhinya keadilan bagi ditegakkan berdasarkan hukum positif untuk
seluruh masyarakat Indonesia. Hal ini dapat menegakkan keadilan dalam hukum sesuai
diketahui baik dalam Pembukaan UUD 1945 dengan realitas masyarakat yang menghendaki
19
Agus Romdlon Saputra, “Konsep Keadilan Menurut Al- 22
Subhan Amin, “Keadilan Dalam Perspektif Filsafat
Qur’an Dan Para Filosof,” Dialogia 10, no. 2 (2012): 185– Hukum Terhadap Masyarakat,” El-Afkar: Jurnal Pemikiran
200. Keislaman Dan Tafsir Hadis 8, no. 1 (2019): 1–10.
20
Zakki Abdillah, “Studi Tematik Tentang Konsep Keadilan 23
Rangkuti, “Konsep Keadilan Dalam Perspektif Islam.”
Dalam Perspektif Al-Qu’ran Dan Hadis,” TERAJU: Jurnal 24
Daya Negri Wijaya, “Kontrak Sosial Menurut Thomas
Syariah dan Hukum 1, no. 01 (2019): 21–27. Hobbes Dan John Locke,” Jurnal Sosiologi Pendidikan
21
Mertokusumo Sudikno, “Mengenal Hukum Suatu Humanis 1, no. 2 (2016): 183–193.
Pengantar” (Liberty, Yogyakarta, 2005).
tercapainya masyarakat yang aman dan damai. masa tertentu, suatu waktu dan pada suatu
Keadilan disini harus dibangun sesuai dengan tempat.
cita hukum dalam Negara hukum bukan Negara
Dapat ditarik suatu benang merah bahwa
kekuasaan25.
korelasi antara filsafat, hukum daan keadilan
Masih berkaitan dengan hukum dan sangat erat, disini terjadi tali temali antara
keadilan, disini hukum dihadapkan dengan kearifan, norma dan keseimbangan hak dan
kekuasaan. Pada dasarnya hukum bersifat kewajiban. Hukum tidak dapat dipisahkan
imperatif, agar dapat ditaati. Namun dengan masyarakat dan Negara, materi hukum
kenyataannya hukum dalam kehidupan digali, dibuat dari nilai-nilai budaya yang
masyarakat tidak ditaati maka hukum perlu terkandung di mayarakat berupa kesadaran dan
didukung kekuasaan, seberapa dukungan cita hukum, cita moral, kemerdekaan individu
kekuasaan tergantung pada tingkat kesadaran dan bangsa, perikemanusiaan, perdamaian, cita
masyarakat, makin tinggi kesadaran hukum politik dan tujuan Negara. Hukum disini
masyarakat makin kurang kekuasaan yang mencerminkan nilai hidup budaya yang ada
diperlukan. dalam masyarakat yang mempunyai kekuatan
berlaku secara yuridis, sosiologis, dan filosofis27.
Hukum merupakan sumber kekuasaan
berupa kekuatan dan kewibawaan dalam praktek
kekuasaan bersifat negatif, karena kekuasaan KESIMPULAN
merangsang bernuat melampaui batas, melebihi Berdasarkan hasil penelitian dapat
kewenangan yang dimiliki. Hukum tanpa disimpulkan bahwa keadilan merupakan suatu
kekuasaan anganangan, kekuasan tanpa hukum konsep yang penting dalam kehidupan manusia.
adalah dholim. Hukum mempunyai hubungan Masalah keadilan tidak hanya wilayah kajian
erat dengan nilai-nilai yang hidup dalam hukum saja, tetapi juga masalah ini bisa dikaji
masyarakat, masyarakat berubah yang dapat dari berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial dan
dielakkan dan perubahan itu sendiri humaniora. Keadilan merupaka tujuan,
dipertanyakan niai-nilai mana yang dipakai. sedangkan huum hanya alat saja untuk mencapai
Dalam perubahan pasti ada hambatan antara lain tujuan tersebut. Ternyata konsep atau bahkan
nilai yang dirubah tenyata masih relevan dengan nilai keadilan sering dipengaruhi unsur
kepribadian nasional, adanya sifat heterogenitas subjektivitas manusia, sehingga keadilan
dalam agama dan kepercayaan yang berbeda, terkadang hanya bisa dirasakan oleh pihak-pihak
adanya sikap masyarakat yang tidak menerima tertentu.
perubahan dan tidak mempraktekkan perubahan
Keadilan dalam filsafat hukum menjadi
yang ada26.
landasan utama yang harus diwujudkan melalui
Disini butuh filsafat hukum dalam hukum yang ada. Keadilan dibentuk oleh
menjawab problema hukum yang belum dapat pemikiran yang benar, dilakukan secara adil dan
terpecahkan. Tugas filsafat hukum adalah jujur, serta bertanggung jawab atas tindakan
menjelaskan nilai-nilai, dasar-dasar hukum yang dilakukan. Rasa keadilan dan hukum harus
secara filosofis, serta mampu memformulasikan ditegakkan berdasarkan hukum positif untuk
cita-cita keadilan, ketertiban dalam keidupan menegakkan keadilan dalam hukum sesuai
yang relevan dengan kenyataan-kenyataan dengan realitas masyarakat yang menghendaki
hukum yang berlaku. Bahkan tidak menutup tercapainya masyarakat yang aman dan damai.
kemungkinan hukum menyesuaikan, merubah Keadilan disini harus dibangun sesuai dengan
secara radikal di bawah tekanan hasrat manusia cita hukum dalam Negara hukum bukan Negara
yang berubah tiada batas, untuk membangun kekuasaan.
paradigma hukum baru, guna memenuhi
kebutuhan perkembangan hukum pada suatu
25
Liani Sari, “Hakekat Keadilan Dalam Hukum,” Legal 26
Budiono Kusumohamidjojo, “Ketertiban Yang Adil,
Pluralism: Journal of Law Science 2, no. 2 (2012). Suatu Tinjauan Problematik Filsafat Hukum Indonesia”
(PT, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1999), h.37.
27
Sari, “Hakekat Keadilan Dalam Hukum.”
Hukum Dan Pengaruh Politik Dalam Insan Pendidikan dan Sosial Humaniora 1, no.
Pembentukan Hukum Nasional.” Jurnal 1 (2023): 1–14.