Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

MAKALAH LINGUISTIK UMUM

“ANALISIS SINTAKSIS BAHASA MELAYU PALEMBANG

BERDASARKAN TEMA , REMA, DAN GATRA.”

Dosen Pengampu :

Dr. Drs. Andiopenta Purba, M.Hum

Disusun oleh :

1. Syahkira Ranizza ( A1B123016 )


2. Rio Kurniawan ( A1B123018 )
3. Octavia pratama putri ( A1B123019 )
4. Reviola Nandafadia ( A1B123025 )
5. Jie Jenyfer ( A1B123034 )

PROGAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA


INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERISTAS JAMBI

SEMESTER GANJIL 2023


KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadiran Allah swt yang telah
melimpahkan Rahmat dan karunia-Nya,sehingga kami menyelesaikan makalah ini
guna memenuhi tugas kelompok untuk mata Kuliah LINGUISTIK UMUM,dengan
judul: Analisis sintaksis Bahasa melayu Palembang berdasarkan tema , rema ,dan
getra.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa,saran dan kritik sehingga
makalah ini dapat terselesaikan. Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan
yang kami miliki oleh karena itu.Kami mengharapkan segala bentuk saran serta
masukan bahkan kritik yang membangun dan berbagai pihak.Akhirnya kami
berharap semoga Makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan
dunia Pendidikan.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................i


DAFTAR ISI................................................................................................................... ii
BAB I .............................................................................................................................1
PENDAHULUAN ..........................................................................................................1
I.1 LATAR BELAKANG MASALAH ........................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH . .....................................................................................2
1.3 TUJUAN PENULISAN .........................................................................................2
1.4. MANFAAT PENULISAN ....................................................................................2
BAB II ............................................................................................................................3
PEMBAHASAN .............................................................................................................3
2.1 ANALISIS BAHASA PALEMBANG ....................................................................3
2.2 ANALISIS SINTAKSIS BERDASARKAN TEMA DAN REMA. .........................6
2.3 ANALISIS SINTAKSIS BERDASARKAN GATRA .............................................7
BAB III ...........................................................................................................................8
PENUTUP ......................................................................................................................8
3.1 KESIMPULAN .....................................................................................................8
3.2 SARAN .................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG MASALAH


Bahasa adalah alat yang efektif untuk menyampaikan pesan antara penulis dan
pembaca. Penulis ingin menuliskan pikiran dan perasaan mereka dalam sebuah
cerita. Kemudian cerita tersebut mengandung tujuan dan harapan sampai kepada
pembaca, bahkan menanamkan makna pada mereka setelah mereka membacanya
karya itu. Dalam hal ini, bahasa berfungsi sebagai pengirim pesan dalam bentuk
cerita. Bahasa cerita adalah informasi yang dikomunikasikan dengan tujuan untuk
menyajikan makna yang tersusun dalam kalimat agar pembaca dapat
memahaminya. Maknanya adalah sebuah isi bahasa yang disampaikan dan
ditransmisikan melalui pikiran atau ide dan emosional. Untuk menemukan makna
tersirat dan tersurat dalam sebuah cerita, pemahaman makna harus dikemas dengan
kreatif sehingga tidak mengaburkan makna sebenarnya yang ingin disampaikan. Ini
berarti bahwa rangkaian kata-kata yang tersusun dalam tata bahasa diperlukan, dan
satu kalimat (atau klausa) tidak dapat berasal dari generasi kalimat (atau klausa)
yang lain. Pemilihan kata-kata yang membentuk frasa, Istilah "leksikogramatikal"
mengacu pada kata-kata dalam susunan mereka, serta makna yang timbul dari
mereka, dalam hubungan antara tata bahasa (gramatika) dan kata-kata (leksis).

Bahasa Palembang adalah bahasa yang dipakai oleh suku Palembang. Suku
tersebut banyak tersebar di Provinsi Sumatera Selatan khususnya, serta daerah di
sekitarnya. Bahasa Palembang berasal dari bahasa Melayu Tua yang berbaur
dengan bahasa Jawa memakai logat Palembang.Bahasa Palembang sehari-hari
digunakan dalam percakapan dengan yang seumuran atau lebih muda. Bahasa
Palembang sehari-hari menjadi bahasa Palembang yang hampir dipakai semua
daerah di Sumatera Selatan. Bahasa Palembang memiliki kemiripan dengan bahasa
daerah di provinsi sekitarnya, seperti Jambi, Bengkulu bahkan provinsi di Jawa
(dengan intonasi berbeda). Di Jambi dan Bengkulu, akhiran 'a' pada kosakata
bahasa Indonesia biasanya diubah menjadi 'o'.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH .
1. Bagaimanakah analisis sintaksis berdasrkan tema pada bahasa Melayu
Palembang?
2. Bagaimanakah analisis sintaksis berdasrkan Rema pada bahasa Melayu
Palembang?
3. Bagaimanakah analisis sintaksis berdasrkan getra pada bahasa Melayu
Palembang?
1.3 TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka didapatkan tujuan penulisan
akan dibahas adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui hasil analisis sintaksis bahasa Melayu Palembang
berdasarkan tema di Palembang
2. Untuk mengetahui hasil analisis sintaksis bahasa Melayu Palembang
berdasarkan rema di Palembang
3. Untuk mengetahui hasil analisis sintaksis bahasa Melayu Palembang
berdasarkan getra di Palembang
1.4. MANFAAT PENULISAN
Adapun manfaat penulisan yang akan didapatkan pada penulisan ini adalah
sebagai berikut.
1. Diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis sendiri untuk menjawab
keingintahuan penulis terhadap masalah yang diteliti serta diharapkan dapat 3
mempunyai manfaat bagi Analisis Sintaksis Bahasa Melayu Palembang
Berdasarkan Tema, Rema dan Getra.
2. Sebagai bahan masukan bagi pihak-pihak yang terkait dengan materi
Analisis Analisis Sintaksis Bahasa Melayu Palembang Berdasarkan Tema,
Rema dan Getra.
3. Dapat digunakan sebagai pedoman bagi penulisan makalah mengenai hal
yang sama berikutnya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 ANALISIS BAHASA PALEMBANG


Bahasa Palembang mempunyai dua tingkatan, yaitu baso Pelembang alus atau
bebaso dan baso Pelembang sehari-hari. Baso Pelembang alus dipergunakan
dalam dialog dengan pemuka penduduk, orang-orang tua, atau orang-orang yang
dihormati, terutama dalam upacara hukum budaya. Bahasa ini berakar pada
bahasa Jawa karena raja-raja Palembang bersumber dari Kerajaan Majapahit,
Kerajaan Demak, dan Kerajaan Pajang. Itulah karenanya perbendaharaan kata
Baso Pelembang Alus banyak persamaannya dengan perbendaharaan kata dalam
bahasa Jawa.

Sementara itu, baso sehari-hari dipergunakan oleh wong Palembang dan


berakar pada bahasa Melayu. Dalam praktiknya sehari-hari, orang Palembang
biasanya mencampurkan bahasa ini dan bahasa Indonesia (pemilihan kata sesuai
kondisi dan koherensi) sehingga penggunaan bahasa Palembang dijadikan suatu
seni tersendiri.

Bahasa Palembang memiliki kemiripan dengan bahasa daerah di provinsi


sekitarnya, seperti Jambi, Bengkulu bahkan provinsi di Jawa (dengan intonasi
berbeda). Di Jambi dan Bengkulu, imbuhan belakang 'a' pada kosakata bahasa
Indonesia biasanya diubah dijadikan 'o'.

Dalam bahasa Palembang, awalan me- seringkali tidak dikatakan. Misalnya:

Jingok (lihat) bila diberi awalan me- akan dijadikan "nyingok" bukan menjingok.

Goco (pukul) bila diberi awalan me- akan dijadikan "ngoco" bukan menggoco.

3
Di bawah ini merupakan beberapa kata dalam bahasa Palembang dan faedahnya
dalam bahasa Indonesia:

A .awak = padahal B.baseng = terserah/sembarangan


Contoh: Awak kau yang salah, nak nyalahke wong. Contoh: Baseng kau la, diri sendiri dak melok-
melok bae.

C.cugak = kecewa D.dewe'an = sendirian


Contoh: Keno cugak be diri sendiri lantak dio. Contoh: Pegi samo siapo kau? Dewe'an be?

E.ecak-ecak = pura-pura G.Galak = bersedia, sering, suka


Contoh: Kau ni jangan ecak-ecak dak tau ye. Contoh: Tu la, galak takok'an, keno batunyo kau
enjuk = beri sekarang. (galak = sering)
Contoh: Enjuk siapo la bunga ni, yo? geta basa = bokek, pelit
Arti: Diberikan dengan siapa bunga ini, ya? Contoh: Geta basa dio tu.
I. iwak = ikan jingok = lihat
Contoh: Iwak belido emang paleng padek dibikin Contoh: Jingok- ingok kalo kakak diri sendiri
pempek. dateng, yo
igo = terlalu julak = dorong
Contoh: Tula pelit igo! Rasoke kau sekarang Contoh: Kau dijulak siapo dek? Ngapo pacak
Arti: Itulah Pelit sekali ! Rasakan kamu Sekarang nyampak cak ini?
K. kleker = kelakar L. lantak = gara-gara
Contoh: Mang Cek kau tu emang rajo kleker, Contoh: Lantak kau la, sah rusak komputer diri
ngehayal telalu tinggi. sendiri ni.
M. madak'i = Masa, sih? N. nyampak = jatuh
Contoh: Mada'i kito kalah? Perasaan la lemak tekwan Contoh: Ajaib, la nyampak dari lante 30 masi
kito ni. pacak idup
metu = keluar ngota'i = membohongi
Contoh: Dio tu dak pernah metu dari kamar sejak Contoh: Ai, kau ni ngota'i diri sendiri dari dulu,
ditujah diri sendiri. apo kendak kawu?.

4
O. "Obak" = Penjara/Sel P. Pacak = bisa
Contoh: Wong galak maling bakal masuk obak. Contoh: Pacak gilo jugo diri sendiri kalo cak ini
terus
R.Rai = muka, tampang S. Saro = sulit
Contoh: Rai kau make apo? maken cantik bae kw bik Contoh: Kalo cak ini saro! jadinyo cak mano?
cari dulu turunannyo
T. Tako'an = sombong U. Ucak-ucak = main-main, tidak serius
Contoh: Wong tako'an cak dio emang mesti dibasmi Contoh: Ae SFC ni maennyo ucak ucak sekarang

W.Wong = orang Y.Yasi = sah


Contoh: Wong kito galo, wong Palembang Contoh: Dak yasi pemilu tu, banyak maen calak
dio

Perubahan vokal

Beberapa kata dalam bahasa Palembang yang sama dengan Bahasa Indonesia,
hanya berubah vokal akhirnya:

Ado = aci Jugo = juga


Apo = apa Kemano = ke mana
Biaso = biasa Kato = kata
Biso = bisa Ketawo = tertawa
Dio = ia Kito = kita
Dimano = di mana Mano = mana
Disano = di sana Ngapo = mengapa
Iyo = iya Pulo = pula
Jawo = Jawa

5
2.2 ANALISIS SINTAKSIS BERDASARKAN TEMA DAN REMA.
Dalam analisis tema dan rema (lazim disebut topik dan komen diasumsikan
bahwa setiap kalimat terdiri dari dua bagian. Bagian pertama disebut tema dan
bagian kedua disebut rema. Yang dimaksud dengan tema adalah bagian kalimat
yang memberi informasi tentangn apa yang dibicarakan, sedangkan rema adalah
bagian yang memberi informasi tentang apa yang dikatakan tentang tema. Jadi,
tema merupakan tujuan pembicaraan. Contoh kalimat :

1. Ayam kami beteloq sepulu.


T R
Arti : 'Ayam kami bertelur sepuluh.
2. Mamang ngawaq dughen duo.
T R
Arti : Paman membawa durian dua.'
3. Nyaipegi keJakarta.
T R
Arti : 'Nenek pergi ke Jakarta.'
4. Aba suda mayagh paJaq.
T R
Arti :'Ayah sudah mernbayar pajak..
5. Di ghuma kami banyak buku ceghito
T R
Arti : Di rumah kami banyak buku cerita.'

Batas antara tema dan rema ditandai oleh jeda pontensial atau interjeksi . Contoh :

1. Wong nyopet tu ditangkep polisi.


T I R
Arti : 'Pencopet itu ditangkap polisi.'

Keterangan : ( I ) ialah injeksi

6
2.3 ANALISIS SINTAKSIS BERDASARKAN GATRA
Slametmulyana (1969) dalam bukunya Kaidah Bahasa Indonesia mencoba
menganalisis kalimat-kalimat bahasa Indonesia berdasarkan gatra. Konsep gatra
ini juga bertumpu pada analisis tema-rema, atau seperti yang dilakukan Fokker,
yakni bahwa setiap kalimat dibangun oleh dua buah satuan kalimat yang
disebutnya gatra pangkal (setara dengan fungsi subjek) dan gatra sebutan (setara
dengan fungsi predikat).

30) ayah tidur

Gatra itu sendiri dapat berupa sebuah kata, seperti terdapat pada kalimat
sederhana. Di mana unsur ayah sebagai gatra pangkal dan unsur tidur sebagai
gatra sebutan.

Namun, gatra pangkal dan gatra sebutan ini dapat pula berupa gabungan kata,
seperti dalam kalimat.

31) adik saya makan pisang kemarin Sama halnya dengan konsep frase di
mana ada inti frase dan ada atribut frase, maka dalam menganalisis kalimat (31)
di atas kata saya pada gatra pangkal adik saya, dan kata pasang

Contoh kalimat gatra

1. Yoga maenke gitarnyo di panggong.


Gatra :Dimana unsur “Yoga” sebagai gatra pangkalan , dan unsur
“maenke gitarnyo” sebagai gatra sebutan.
Arti :( Yoga mainin gitar nya di panggung )
2. Yusti melanjoke doet nyo di tokoata
Gatra : Melanjoke ( mengenai Tindakan “ yusti” Dalam belanjain
uangnya di toko}
Arti : ( Yusti belanjain uang nya di toko )
3. Pak Dosen muat soal ujian kemaren.
Gatra : Muat ( Mengenai Tindakan “Pak dosen” membuat soal ujian )
Arti :( Pak dosen bikin soal ujian kemaren ).

7
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dalam Bahasa Melayu Palembang, analisis sintaksis berfokus pada tiga
elemen utama: tema, rema, dan getra. Tema adalah gagasan utama dalam
kalimat, rema adalah inti atau fokus kalimat, dan getra adalah aktivitas atau
tindakan yang diberikan dalam kalimat.
Analisis sintaksis berdasarkan tema, rema, dan getra membantu memahami
struktur kalimat, makna, dan penggunaan bahasa dalam konteks budaya dan
komunikasi masyarakat setempat. Ini adalah alat penting dalam pemahaman
bahasa dalam konteks yang beragam.

3.2 SARAN
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan sehingga pembaca diharapkan
tidak mengikuti hal yang salam adalah sebagai berikut.
1. Lebih mencari banyak referensi mengenai topik yang akan dibahas.
2. Sumber yang digunakan harus jelas

8
DAFTAR PUSTAKA

Muchti, A. (2020). KOMPOSISI BAHASA MELAYU PALEMBANG : SEBUAH


KAJIAN MORFOLOGI. Vol. 3, No. 2, 2020, 3, 268-278.

Morfologi dan Sintaksis Bahasa Melayu Palembang. (Säinul Aritin Aliana ). Jakarta
: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa .

You might also like