Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

JFSP Vol.X, No.

X, June 202X, Page: XXX-XXX, pISSN: 2549-9068, eISSN: 2579-4558

Jurnal Farmasi Sains dan Praktis


(JFSP)
http://journal.unimma.ac.id/index.php/pharmacy

PEMANFAATAN KAFEIN PADA KOPI ARABIKA (Coffea arabica)


SEMBALUN SEBAGAI ALTERNATIF DALAM MENURUNKAN
OBESITAS

Suci Apriliya Ningsih1, Yemi Agustin Syafutri1, Tita Nurfatiha1, Abdul Rahman Wahid1

1
Progaram Studi S1 Farmasi, Universitas Muhammadiyah Mataram, Mataram, Indonesia, 83117.
Rahman_apt@yahoo.co.id
https://doi.org/10.31603/pharmacy.v8i2.4668

Article info: ABSTRACT


Submitted : D-M-202X Obesity has become a global public health and nutrition problem, both in
developed and developing countries. In Indonesia, according to the Basic Health
Revised : D-M-202X Research (Riskesdas) in 2007 reported that 11.7% of adults aged 18 years were
Accepted : D-M-202X obese and based on the Basic Health Research (Riskesdes) in 2010 increased by
11.65%. One way to reduce obesity is to consume caffeine as much as 200 ml /
day, based on simulated human habits of drinking one cup of coffee. Arabica
coffee (Coffea Arabica) has active compounds such as caffeine, alkaloids,
flavonoids, saponins, and tannins so that it can be used as a functional food to
reduce the risk of causing obesity. Extraction was carried out on arabica coffee
This work is licensed under beans using 96% ethanol solvent for 3x24 hours by maceration method. Wistar
a Creative Commons rats were induced obesity for 50 days using a high-fat diet. The treatment was
Attribution-NonCommercial carried out with extract doses of 200, 400, and 600 mg/kg BW for 24 days.
4.0 International License Obesity parameters were measured by Lee index and fat index. Arabica coffee
extract at a dose of 200 mg/kg BW showed a weight loss of 47.88%, higher than
Publisher: the dose of 400 mg/kg BW by (23.49%) and 600 mg/kg BW by (14.00%).
Universitas Muhammadiyah Arabica coffee extract at a dose of 200 mg/kg BW, effectively reduces the obesity
Magelang index in Wistar rats induced obesity.

Keywords: Obesity, Arabica coffee beans, clorongenic acid, weight loss, index
lee

Page 1
JFSP Vol.XX, No.XX, June 202X, Page: XXX-XXX
Suci Apriliya Ningsih et al., 202X

1. PENDAHULUAN
Obesitas telah menjadi masalah kesehatan dan gizi masyarakat dunia, baik di negara maju maupun
negara berkembang. Di Indonesia, menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 melaporkan
bahwa 11,7% orang dewasa berumur 18 tahun mengalami obesitas dan berdasarkan Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdes) tahun 2010 meningkat sebanyak 11,65%. Obesitas merupakan suatu kondisi
ketidakseimbangan antara tinggi badan dan berat badan akibat jumlah jaringan lemak tubuh yang
berlebihan (Listiyana et al., 2018). Penyakit yang disebabkan oleh obesitas salah satunya diabetes mellitus
tipe II yang merupakan kondisi kronik dan berhubungan dengan komplikasi seperti neurophaty,
nephoropaty, dan penyakit lainnya yang berbahaya bagi kesehatan.
Salah satu cara menurunkan obesitas ialah dengan mengonsumsi kafein sebanyak 200 ml/hari,
berdasarkan simulasi kebiasaan manusia meminum satu cangkir kopi. Kopi arabika (Coffea Arabica)
memiliki senyawa aktif seperti kafein, alkaloid, flavonoid, saponin, dan tanin sehingga dapat dijadikan
sebagai pangan fungsional untuk mengurangi resiko penyebab obesitas. Penelitian sebelumnya dilakukan
oleh (Josephine et al., 2022) melakukan uji pada Teh (Camellia Sinensis) yang dapat membantu
menurunkan resiko obesitas karna adanya senyawa bioaktif seperti flavonoid, tanin, 1- deoxynojirimycin,
kafein, katekin dan theaflavin. Dari latar belakang tersebut, terdapat kesamaan antara Coffea Arabica dan
Camellia Sinensis yang memiliki kandungan kafein sehingga dapat dimanfaatkan sebagai alternatif
penurun obesitas.
Kopi arabika mempunyai cita rasa yang khas dan terbaik dibandingkan dengan jenis kopi lainnya
sehingga kopi arabika lebih banyak diminati di pasar dunia (Arlius et al., 2017). Salah satu daerah di
Indonesia yang membudidayakan tanaman kopi ialah di Desa Sajang, Kecamatan Sembalun, Kabuapaten
Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Wilayah Sajang merupakan daerah penghasil kopi yang melimpah
yang sekarang menjadi produk unggulan di daerah Sembalun. Pembudidayaan kopi di Sembalun juga
langsung dilakukan oleh para petani kopi dan masyarakat disana.
2. METODE
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan yaitu evaporator, timbangan analitik, sonde oral, cawan penguap, alat-alat
gelas (pyrex), kertas saring, corong buchner, dan vacum. Bahan tanaman yang digunakan dalam
penelitian ini adalah biji kopi arabika dari Kec. Sembalun, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Bahan-
bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: CMC (Merck), Aquadest, orlistat (Novell), lemak
sapi, kuning telur, minyak kelapa dan pakan standar phokphand 551, dan bahan kimia yang digunakan
untuk penapisan fitokimia.
Karakterisasi Simplisia dan Penapisan Fitokimia
Penapisan fitokimia dilakukan terhadap simplisia dan ekstrak biji kopi arabika untuk mengetahui
kandungan senyawa metabolit sekunder, pengujian tersebut sesuai dengan MMI atau Fransworth yang
meliputi pengujian alkaloid, flavonoid, tannin, fenolat, triterpenoid, steroid, monoterpen, seskuiterpen,
dan kuinon. (Ardiansyah et al., 2019).
Ekstraksi
Sebanyak 1.500 Kg serbuk biji kopi arabika yang telah dihaluskan ditimbang kemudian dimaserasi
dengan menggunakan pelarut etanol 96% sebanyak 1000 ml selama 3x24 jam. Filtrat yang dihasilkan
ditampung dan disaring kemudian dipekatkan dengan mengg unakan rotary evaporator (Ardiansyah et al.,
2019).
Persiapan Hewan Uji
Hewan percobaan yaitu tikus putih jantan galur wistar dengan variasi bobot 160-200 gram, dengan
usia 2-3 bulan diberikan pakan standar (Phokphand 551) dan air minum ad libitum. Hewan percobaan
dibagi kedalam 5 kelompok percobaan yaitu kontrol negatif hanya diberikan CMC 1%,kontrol positif
diberikan orlistat 30 mg/kg BB (Garg and Singh, 2014), kelompok kontrol dosis ekstrak etanol biji kopi

Page |2
JFSP Vol.XX, No.XX, June 202X, Page: XXX-XXX
Suci Apriliya Ningsih et al., 202X

arabika dengan dosis 200 mg/kg BB, 400 mg/kg BB, dan 600 mg/kg BB. Jumlah minimal perkelompok
berdasarkan rumus Federer yaitu 5 tikus (Ardiansyah et al. , 2019).
Induksi Obesitas pada Hewan Percobaan
Hewan percobaan diiduksi dengan makanan diet tinggi lemak selama 50 hari dengan komposisi
pakan kuning telur ayam 5%, minyak kelapa 1%, lemak sapi 10%, dan pakan standar (phokphan 551) ad
100%.
Parameter untuk mengetahui tikus obesitas dengan index lee dengan rumus {berat badan tikus
(g)1/3 /panjang nasoanal (cm)}x103 ,tikus yang dikatakan obesitas memiliki nilai index lee>300
(Ardiansyah et al., 2018).
Pengujian Indeks Obesitas
Hewan percobaan yang dikatakan obesitas diberikan perlakuan penurunan berat badan selama 24
hari pada masing-masing kelompok diberikan pakan standar dan air minum. Tikus yang dikatakan tidak
obesitas memiliki nilai index lee (<0,05), dan dilanjutkan analisis Post Hoc Least Significant Difference
(LSD). Uji statistik dilakukan dengan taraf kepercayaan 95% P(<0,05) (Ardiansyah et al., 2018).
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil Karakterisasi Simplisia
Metode yang dipilih yaitu dengan menggunakan ekstraksi dengan cara dingin yaitu maserasi
menggunakan pelarut etanol 96%. Pemilihan metode maserasi ini dikarenakan adanya metabolit sekunder
dari biji kopi arabika yaitu asam klorogenat yang tidak tahan terhadap panas. Selain itu metode maserasi
dipilih karena peralatan dan cara pengerjaannya yang sederhana. Ekstraksi dilakukan dengan menimbang
simplisia sebanyak 1.500 Kg, kemudian direndam dalam /1000 ml pelarut etanol 96% selama 3x24 jam.
Ekstrak kental yang diperoleh sebanyak 282,85 gram dengan hasil rendemen 14,1425%.
3.2. Hasil Penapisan Simplisia
Penapisan fitokimia merupakan analisis secara kuantitatif yang dilakukan untuk mengetahui
metabolit sekunder yang terdapat dalam simplisia dan ekstrak etanol pada biji Kopi Arabika (Coffea
Arabica). Berikut hasil penapisan fitokimia ditampilkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Penapisan Fitokimia Ekstrak dan Simplisia Biji Kopi Arabika (Coffea arabica)
Pengujian Pereaksi Hasil/ Simplisia Ekstrak
Alkaloid Dragondrof Terbentuk endapan putih + +
Flavonoid NaOH Merah atau jingga - -
Fenol FeCl3 Hijau, ungu, biru atau + +
hitam pekat
Tanin FeCl3 Hijau kehitaman + +
Steroid Asam Asetat Biru atau hijau + +
Anhidrat + H2SO4
Saponin Digojog + HCl 2N Terbentuk buih - -

3.2. Hasil Pengujian Indeks Obesitas

Pengujian kenaikan berat badan tikus dilakukan selama 50 hari menggunakan makanan diet
tinggi lemak, tujuan induksi tersebut untuk mendapatkan tikus dengan model obesitas. Berikut hasil
kenaikan berat badan tikus selama 50 hari ditampilkan pada Gambar 1. Dapat dilihat pada Gambar 1.
terjadi kenaikan berat badan yang signifikan pada tikus yang diberikan makanan diet tinggi lemak
(MDTL) dikarenakan makanan yang masuk ke dalam tubuh jauh lebih besar dari kebutuhan sehingga gizi
dan lemak disimpan secara otomatis pada jaringan otot, dan jaringan adiposa dan mengakibatkan terjadi
penumpukkan yang dapat menambah berat badan. Parameter kenaikan berat badan berkaitan dengan
tingkat obesitas pada tikus yang dinyatakan dengan index lee.

Page |2
JFSP Vol.XX, No.XX, June 202X, Page: XXX-XXX
Suci Apriliya Ningsih et al., 202X

350
300
Berat Badan (gram) 250 Kontrol (+)
Kontrol (-)
200
Dosis 200
150
Dosis 400
100
Dosis 600
50
0
0 10 20 30 40 50
Hari Ke

Gambar 1. Kenaikan Berat Badan Tikus Setelah Induksi MDTL Selama 50 Hari

Berikut hasil Index lee sebelum induksi pada hari ke-0 dan setelah induksi pada hari ke-50 ditampilkan
pada Tabel 2.

Tabel 2. Nilai Index Lee Kenaikan Berat Badan yang Diinduksi MDTL Hari Ke-0 Dan Hari Ke-50

Page |2
JFSP Vol.XX, No.XX, June 202X, Page: XXX-XXX
Suci Apriliya Ningsih et al., 202X

Kelompok Perlakuan Sebelum Induksi Setelah Induksi

Hari ke-0 Indeks Lee Hari ke-50 Indeks Lee

Kelompok Positif 207,33 257,53 211,66 267,65

Kelompok Negatif 164,83 250,18 147,33 313,51

Dosis 200 mg/kg BB 118,83 262,99 155,33 334,09

Dosis 400 mg/kg BB 123,33 257,86 157,85 298,00

Dosis 600 mg/kg BB 138,16 278,02 160,66 316,18

3.3. Hasil Penurunan Berat Badan Tikus

Penurunan berat badan pada tikus dilakukan selama 24 hari dengan pemberian pakan
standar dan air minum pada masing-masing kelompok perlakuan. Berikut grafik hasil rata-rata
penurunan berat badan pada tikus selama 24 hari ditampilkan pada Gambar 2. Berdasarkan hasil
penurunan berat badan, dapat dilihat pada Gambar 2 Pada kelompok kontrol positif diberikan
Orlistat sebagai penurun obesitas. Pada kelompok kontrol negatif mengalami kenaikan berat
badan dibandingkan dengan kelompok perlakuan lainnya. Hal tersebut di artikan bahwa CMC 1%
tersebut tidak memiliki efek sebagai penurun berat badan. Berikut hasil rata-rata penurunan berat
badan sebelum perlakuan (hari ke-0) dan setelah perlakuan (hari ke-24) serta persentase
penurunan berat badan ditampilkan pada Tabel 3.

Kelompok Perlakuan
400
350
300
250
200
150
100
50
0
Kontrol (+) Kontrol (-) Dosis 200 Dosis 400 Dosis 600
mg/kgBB mg/kgBB mg/kgBB
Kenaikan BB Index lee kenaikan BB Penurunan BB Index lee penurunan BB

Gambar 2. Grafik Rerata Penurunan Indeks lee Sebelum dan Setelah Perlakuan Induksi MDTL Selama
50 hari

Tabel 3. Rerata Penurunan Berat Badan Sebelum dan Setelah Perlakuan Induksi MDTL dan Persentase
Penurunan Berat Badan Selama 50 Hari
Rerata Penurunan Berat Badan (gram)
Kelompok pada Persentase
Perlakuan Tikus ±SD Penurunan Berat
Sebelum Setelah Perlakuan Badan (%)
Perlakuan
Kontrol Positif 207,33 ± 24,06 211,67 ± 73,21a 2,05 %
Kontrol Negatif 1 38,17 ± 20,21 160,67 ± 48,38b -11,99 %
Dosis 200 mg/kg 182,17 ± 63,82 157,67 ± 42,95 47,88 %
BB

Page |2
JFSP Vol.XX, No.XX, June 202X, Page: XXX-XXX
Suci Apriliya Ningsih et al., 202X

Dosis 400 mg/kg 118,83 ± 8,42 155,33 ± 38,24 23,49 %


BB
Dosis 600 mg/kg 165,00 ± 7,21 147,33 ± 37,46 14 %
BB
Keterangan: a = berbeda bermakna dengan kontrol negatif (>0,05)
b = berbeda bermakna dengan kontrol positif (>0,05)

Hasil penurunan berat badan dengan ekstrak kopi arabika yang terdapat dalam Tabel 3.
dapat dilihat bahwa persentase penurunan berat badan yang paling tinggi yaitu pada dosis 200
mg/kg BB sebesar 47,88% dibandingkan dengan dosis 400 mg/kg BB sebesar 23,49% dan dosis
600 mg/kg BB sebesar 14,00% sedangkan pada kontrol negatif -11,99% yang artinya tidak
terdapat penurunan berat badan. Pada biji kopi arabika terkandung suatu senyawa yaitu kafein
dan asam klorogenat yang berperan dalam penurunan berat badan. Asam klorogenat memiliki
mekanisme kerja dengan meningkatkan atau melakukan proses pembakaran lemak pada hati dan
menghambat penyerapan lemak sehingga dapat menurunkan berat badan. Kafein berperan serta
dalam menurunkan berat badan (Hasegawa dan Mori, 2000; Zheng et al, 2004) hal ini dikarenakan
kafein dari coffee arabica extract dapat mendorong degradasi lemak yang terdapat pada jaringan
adiposa dengan merangsang sekresi katekolamin, bagian asam lemak yang telah dilepaskan dari
jaringan adiposa kemudian ditransfer ke hati lalu dilakukan proses oksidasi. Kontrol obat yang
digunakan dalam penurunan berat badan ini yaitu orlistat, persentase penurunan berat badan pada
orlistat sebesar 2,05%. Orlistat memiliki mekanisme kerja dengan menghambat kerja enzim lipase
pankreas pada intestinal dengan membentuk ikatan kovalen dengan sisi aktif residu serin (Burton
et al, 2006). Inaktivasi lipase pankreas menyebabkan berhentinya proses hidrolisis trigliserida
menjadi asam lemak dan monogliserid (Isido dan Cordido, 2010) orlistat juga dapat bekerja
dengan meningkatkan pembuangan lemak melalui feses hingga 60%.

Analisis data menggunakan ANOVA menunjukkan nilai signifikansi (P<0,05). Selain itu,
dilakukan analisis LSD tujuan dari analisis tersebut untuk mengetahui ekstrak etanol biji kopi
arabika pada dosis 200 mg/kg BB, 400 mg/kg BB, dan 600 mg/kg BB memiliki aktivitas yang
berbeda bermakna ataupun tidak berbeda bermakna secara efek farmakologi terhadap penurunan
berat badan yang dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif, dan kontrol positif (orlistat 30
mg/kg BB). Berdasarkan hasil uji LSD kontrol negatif terdapat perbedaan bermakna dengan
kelompok kontrol positif, dosis 400 mg/kg BB, dosis 600 mg/kg BB dengan nilai signifikansi
(P<0,05). Hasil uji LSD tidak menunjukkan adanya perbedaan bermakna (P>0,05) antara kontrol
positif dengan kelompok kontrol dosis ekstrak etanol biji kopi arabika hal ini diartikan bahwa
kelompok dosis ekstrak etanol biji kopi hijau tersebut memiliki efektivitas yang sama dengan
orlistat 30 mg/kg BB yang dapat menurunkan berat badan. Hasil uji LSD pada dosis ekstrak etanol
biji arabika pada dosis 400 mg/kg BB tidak terdapat perbedaan bermakna (P)>0,05 terhadap
semua kelompok perlakuan, akan tetapi pada dosis 200 mg/kg BB dan dosis 600 mg/kg BB
terdapat perbedaan yang bermakna (P<0,05) dengan kelompok kontrol negatif artinya dosis
tersebut jauh lebih baik dibandingkan dengan dosis 200 mg/kg BB.

Tabel 4. Rerata Penurunan Berat Badan Sebelum dan Setelah Perlakuan Ekstrak Kafein dan Persentase
Penurunan Berat Badan Selama 24 Hari
Kelompok Perlakuan Rerata Penurunan Berat Badan (gram) pada Tikus Persentase Penurunan
Sebelum Perlakuan Setelah Perlakuan Berat Badan (%)
Kontrol Positif 211,67 140,83 -33,48%
Kontrol Negatif 160,67 208,33 29,68%
Dosis 200 mg/kg BB 157,67 116,33 -26,68%
Dosis 400 mg/kg BB 155,33 137,00 -11,77%
Dosis 600 mg/kg BB 147,33 139,83 -5,08%

Page |2
JFSP Vol.XX, No.XX, June 202X, Page: XXX-XXX
Suci Apriliya Ningsih et al., 202X

Berikut hasil rata–rata penurunan index lee sebelum perlakuan dan setelah perlakuan serta
persentase penurunan index lee. Data pada Tabel 4. ditampilkan dalam bentuk histogram yang
menggambarkan index lee dari hasil rata-rata sebelum perlakuan dan setelah perlakuan penurunan
berat badan pada masing-masing kelompok yang ditampilkan pada Gambar 3. Dapat dilihat dari
Gambar 3. dan pada Tabel 4. adanya penurunan obesitas pada kelompok perlakuan kontrol positif,
ekstrak etanol biji kopi arabika dosis 200 mg/kg BB dengan penurunan sebesar 15,69%, 600
mg/kg BB sebesar 10,03% dan 400 mg/kg BB sebesar 4,54% kecuali pada kelompok kontrol
negatif adanya kenaikan index lee dengan persentase sebesar 1,71% hal tersebut tidak adanya
penurunan berat badan pada tikus. Tikus yang dikatakan tidak obesitas memiliki nilai index
lee<300. Hal ini diartikan bahwa penurunan dan kenaikan berat badan berpengaruh terhadap
index lee sebagai parameter indeks obesitas.

Tabel 5. Rerata Penurunan Indeks Lee Sebelum dan Setelah Perlakuan Ekstrak Kafein dan Persentase
Penurunan Indeks Lee Selama 24 Hari
Kelompok Perlakuan Rerata Hasil Indeks Lee Pada Tikus Persentase Penurunan
Hari ke-0 Hari ke-24 Indeks Lee (%)
Kontrol Negatif 267,65 262,72 1,84%
Kontrol Positif 313,51 308,12 1,71%
Dosis 200 mg/kg BB 334,09 281,66 15,69%
Dosis 400 mg/kg BB 298,00 284,45 4,54%
Dosis 600 mg/kg BB 316,18 278,85 10,03%

300

250
Indeks Lee

200

150

100

50

0
4 8 12 16 20 24
Hari Ke-
Kontrol (+) Kontrol (-) Dosis 200 Dosis 400 Dosis 600

Gambar 3. Grafik Nilai Rerata Penurunan Indeks Lee Selama 24 Hari

Page |2
JFSP Vol.XX, No.XX, June 202X, Page: XXX-XXX
Suci Apriliya Ningsih et al., 202X

Tabel 6. Nilai Rerata Pengujian Parameter Indeks Lemak Dan Indeks Organ Selama 74 Hari

Kelompok perlakuan Indeks Lemak (%) Indeks Organ (%)

Kontrol Negatif 5,91 ± 2,03 0,12 ± 0,18

Kontrol Positif 6,90 ± 0,76 0,03 ± 0,01

Dosis 200 mg/kg BB 1,60 ± 0,55 0,05 ± 0,01

Dosis 400 mg/kg BB 7,64 ± 2,45 0,06 ± 0,02

Dosis 600 mg/kg BB 1,81 ±0,73 0,08 ± 0,04

3.4. Indeks Lemak dan Indeks Organ

Pengujian parameter index organ bertujuan untuk mengetahui penimbunan lemak yang
terdapat dalam hati. Sedangkan untuk index lemak yaitu bagian lemak di daerah retriperitonial
yang terletak dibelakang ginjal dan hati. Berikut hasil rata-rata pengujian parameter index lemak
dan index organ ditampilkan pada Tabel 5. Dapat pula dilihat pada Tabel 6. hasil indeks lemak
pada dosis 400 mg/kg BB dan dosis 600 mg/kg BB esktrak etanol biji kopi arabika lebih rendah
dibandingkan dengan dosis 200 mg/kg BB. Selain itu, jika dibandingkan dengan kontrol negatif
dari semua perlakuan dosis ekstrak etanol biji kopi arabika artinya dapat mengurangi lemak yang
terdapat pada retriperitonial begitu pula dengan kelompok kontrol positif yang diberikan orlistat
30 mg/kg BB. Hasil dari index organ tidak berbeda jauh antara kelompok perlakuan hal tersebut
dapat diartikan bahwa tidak adanya penimbunan lemak. Dari ketiga dosis ekstrak etanol biji kopi
arabika, ternyata pada dosis 200 mg/kg BB signifikan dapat menurunkan indeks obesitas.

4. KESIMPULAN
Dosis efektif ekstrak etanol biji kopi arabika memiliki efek menurunkan indeks obesitas
yaitu pada dosis 200 mg/kg BB sebesar 15,69%.
5. UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang membantu penelitian ini. Terima kasih atas bimbingan, masukan dan dukungan finansial
yang sangat berarti. Kontribusi penulis dalam penelitian ini melibatkan perencanaaan eksperimen
oleh Dosen Pembimbing apt. Abdul Rahman Wahid, M. Farm, koordinasi penelitian oleh Suci
Apriliya Ningsih, pengumpulan data dan analisis statistik oleh Tita Nurfatiha, serta penulisan dan
revisi naskah oleh Yemi Agustin Syafutri. Semua penulis telah berkontribusi secara signifikan
dalam setiap tahap penelitian, membentuk hasil akhir secara kolaboratif.

6. KONFLIK KEPENTINGAN
Penulis menyatakan bahwa tidak ada konflik kepentingan dalam penelitian ini.
7. DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah, S. A., Restiasari, A., & Utami, D. R. (2019). Uji Aktivitas Penurunan Indeks Obesitas
Dari Ekstrak Etanol Biji Kopi Hijau Robusta (Coffea Canephora) Terhadap Tikus Putih
Jantan Galur Wistar. Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Indonesia, VIII.

Page |2
JFSP Vol.XX, No.XX, June 202X, Page: XXX-XXX
Suci Apriliya Ningsih et al., 202X

Arlius, F., Tjandra, M. A., & Yanti, D. (2017). Analisis Kesesuaian Lahan Untuk Pengembangan
Komoditas Kopi Arabika Di Kabupaten Solok. Jurnal Teknologi Pertanian Andalas, 21,
70-78.
Fatimatuzzahro, N., & Prasetya, R. C. (2018). Efek Seduhan Kopi Robusta terhadap Profil Lipid
Darah dan Berat Badan tikus yang Diinduksi Diet Tinggi Lemak. Jurnal Kedokteran
Brawijaya, 30, 7-11. doi:https://doi.org/10.21776/ub.jkb.2018.030.01.2
Irawan, E. (2018). Faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan masyarakat tentang
diabetetes mellitus tipe II. Jurnal Keperawatan BSI, 6, 115-121.
Josephine, T., Retnaningsih, C., & Hendryanti, D. N. (2022, September). A systematic Review:
Efisiensi, Mekanisme dan Keamanan Konsumsi Camellia Sinensis serta Herbal Indonesia
dalam Menurunkan Resiko Obesistas. Jurnal Sains, Teknologi, Masyarakat dan Jejaring,
5, 62-73.
Listiyana, A. D., Mardiana, & Prameswari, G. N. (2013). Obesitas Sentral Dan Kadar Kolesterol
Darah Total. JurnalKesehatan Masyarakat, 37-43. Retrieved from
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas.
Mokolensang, O., Manampiring, A., & Fatimawali. (2016). Hubungan pola makan dan obesitas
pada remaja di kota bitung. Jurnal E-Biomedik, 4(1), 128–135.
Praditasari, J. A., & Sumarmik, S. (2018). Asupan Lemak, Aktivitas Fisik Dan Kegemukan Pada
Remaja Putri Di Smp Bina Insani Surabaya. Media Gizi Indonesia, 13(2), 117.
Putri, C. A., Pradana, D. A., & Susanto, Q. (2016). Efek Ekstrak Etanolik Daun Bayam
(Amaranthus Tricolor L.) Terstandar Terhadap Indeks Massa Tubuh Dan Kadar Glukosa
Darah Pada Tikus Sprague Dawley Yang Diberikan Diet Tinggi Lemak Sebagai Upaya
Preventif Obesitas. Pharmacy, 13, 150-161.
Tadesse, Y., Derso, T., Alene, K. A., & Wassie, M. M. (2017). Prevalence and factors associated
with overweight and obesity among private kindergarten school children in Bahirdar
Town, Northwest Ethiopia : cross ‑ sectional study. BMC Research Notes, 8–13.
Zindany, M. F., Kadri, H., & Almurdi. (2017). Pengaruh Pemberian Kopi terhadap Kadar
Kolesterol dan Trigliserida pada Tikus Wistar (Rattus Novergiccus). Jurnal Kesehatan
Andalas, 6, 369-374. doi:https://doi.org/10.25077/jka.v6i2.7

Page |2
JFSP Vol.XX, No.XX, June 202X, Page: XXX-XXX

You might also like