Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

EFEKTIVITAS ANTARA KOMPRES HANGAT DAN PLESTER

KOMPRES DEMAM DENGAN PENURUNAN SUHU TUBUH BAYI


TERHADAP IMUNISASI CAMPAK DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS TELAGA
1
Andi Akifa Sudirman, 2Dewi Modjo
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo
1 2
e-mail : andiakifasudirman@umgo.ac.id, dewimodjo@umgo.ac.id

ABSTRACT
The study aimed to determine the effectiveness of warm water compresses and fever compress plasters to
reduce baby's body temperature after measles immunization. The study was conducted at Telaga Health
Center. This type of research is pre-experiment with pretest-posttest design. There were 20 respodents
samples of the research who were taken by using accidental sampling technique. The samples were
devided into 2 groups, 10 babies in intervention group were given warm water compress and 10 babies
were treated with fever compress plaster. The data were analyzed by using paired t test and independent t
test with level of significancy was 5% (α = 0.05). The result showed that warm water compresses (t count
= 41,333 and ρ = 0,000) and fever compress plaster (t count = 47,940 and ρ = 0,000). It indicated that
warm water and fever plasters are effective in reducing the baby's body temperature after measles
immunization at Telaga Health Center. There was no difference in the effectiveness of warm water
compresses with fever compress plasters in lowering the baby's body temperature (t count = 0.793 and ρ
= 0.438). It is recommended to health care professionals at Telaga Health Center to be able to provide
non-pharmacological interventions such as warm water compresses and fever plasters compresses to
reduce babies’ body temperature after measles immunization.

Keywords: Effectiveness, Warm Water Compress, Fever Plaster.

ABSTRAK
Penelitian bertujuan mengetahui efektifitas kompres hangat dan plester kompres demam dengan
penurunan suhu tubuh bayi terhadap imunisasi campak. Penelitian dilaksanakan di wilayah kerja
Puskesmas Telaga. Jenis penelitian Pra Eksperimen design rancangan pretest-postest desain. Populasi
bayi yang mengalami kenaikan suhu tubuh setelah diimunisasi campak di Puskesmas Telaga. Penarikan
sampel menggunakan teknik accidental sampling, jumlah sampel sebanyak 20 bayi yang dibagi menjadi 2
kelompok yaitu 10 bayi kelompok intervensi kompres hangat dan 10 bayi kelompok intervensi plester
kompres demam. Analisis korelasi menggunakan uji t test berpasangan dan uji t independent, derajat
kemaknaan yang dipilih 5% (α=0,05). Hasil Penelitian Kompres hangat (t hitung = 41,333 dan nilai ρ
=0,000) dan plester kompres demam (nilai t hitung = 47,940 dan nilai ρ = 0,000) efektif dalam
menurunkan suhu tubuh bayi terhadap imunisasi campak di wilayah kerja Puskesmas Telaga. Tidak ada
perbedaan efektivitas kompres air hangat dengan plester kompres demam dalam menurunkan suhu tubuh
bayi (nilai t hitung =0,793 dan nilai ρ = 0,438). Disarankan kepada Puskesmas Telaga untuk dapat
memberikan intervensi non farmakologis seperti kompres hangat dan pemberian plester kompres demam
untuk menurunkan suhu tubuh anak pasca imunisasi campak.

Kata Kunci: Efektifitas, Kompres Hangat, Plester Kompres Demam.


PENDAHULUAN
Imunisasi merupakan bentuk intervensi Penyakit campak di Indonesia sudah
kesehatan yang efektif pada bayi dan balita, dikenal sejak lama dan dianggap sebagai
dengan demikian berbagai penyakit seperti suatu hal yang harus dialami setiap anak
TBC, Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, sehingga anak yang terkena campak tidak
Poliomielitis dan campak dapat dicegah. perlu diobati karena dianggap dapat sembuh
Imunisasi pada bayi dan balita harus lengkap sendiri (Mantang, 2013).
serta diberikan sesuai jadwal (Vivian, 2010). Menurut data dari World Health
Organization (WHO), dari tahun 2000-2013,
Jurnal Zaitun ISSN : 2301-5691
Universitas Muhammadiyah Gorontalo

dari 146 juta populasi anak, 40 juta menimbulkan komplikasi lain seperti,
diantaranya menderita campak (measles) dari hipertermi, kejang dan penurunan kesadaran
481.000 anak yang terjangkit campak 74% (Maharani, 2011). Demam yang mencapai
meninggal dunia. Berdasarkan data Riset suhu 41°C angka kematiannya mencapai 17%,
Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018, dan pada suhu 43°C akan koma dengan
capaian imunisasi campak pada tahun 2018 di kematian 70%, dan pada suhu 45°C akan
Indonesia sebesar 77,3% menurun dari hasil meninggal dalam beberapa jam (Said, 2014).
RISKESDAS tahun 2013 yang mencapai Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk
82,1%. Sementara itu imunisasi campak menurunkan suhu tubuh yaitu terapi
lanjutan pada tahun 2018 sebesar 38,3% farmakologis menggunakan obat antipiretik
(Kemenkes RI, 2018). dan non farmakologis. Upaya non
Cakupan imunisasi campak per 9 farmakologis salah satunya dengan pemberian
November 2018 mencapai 68,66%. (Dikes kompres (Aden, 2010).
Kab. Gorontalo, 2018). Sementara itu, capaian Kompres yaitu salah satu metode fisik
imunisasi campak di Puskesmas Telaga untuk menurunkan suhu tubuh bila anak
Kabupaten Gorontalo dari bulan Januari demam. Pada saat sekarang kompres yang
sampai dengan bulan September 2018 dianjurkan adalah kompres air hangat karena
mencapai 57,7% atau sebanyak 131 balita dari dianggap lebih efektif dari pada kompres
227 sasaran bayi baru lahir. Sementara itu dingin. Ada juga kompres yang dianggap
pada kampanye Imunisasi MR pada tahun praktis yaitu kompres plester buatan pabrik.
2018 mencapai 3.274 anak (73,10%) dari Kompres ini praktis menggunakannya, dengan
3.111 sasaran anak (Puskesmas Telaga, 2018). cara ditempelkan pada dahi anak.
Nursewian (2013) menjelaskan bahwa Wawancara dengan 6 orang tua balita
setelah pemberian imunisasi campak 15% yang diimunisasi, seluruhnya menjawab
pasien dapat mengalami demam ringan dan bahwa oleh Puskesmas, mereka diberi obat
kemerahan selama 3 hari. Biasanya reaksi demam dengan informasi jika anak
tersebut terjadi antara 8-12 hari setelah mengalami panas (demam) setelah
pemberian vaksin campak. Reaksi dari diimunisasi campak, maka beri obat tersebut.
pemberian imunisasi yaitu tubuh akan Orangtua sebenarnya juga telah mengetahui
membentuk “pasukan” perlawanan yang bahwa anak setelah diimunisasi dapat
dinamakan antibodi. Tanda proses tersebut mengalami demam dan hal tersebut yang
sedang berlangsung adalah dengan naiknya membuat orang tua khawatir.
temperatur tubuh atau demam. Jadi demam METODE PENELITIAN
adalah reaksi normal setelah pemberian Jenis penelitian menggunakan metode Pra
imunisasi pada anak, namun tak sedikit orang Eksperimen design dengan rancangan pretest-
tua yang mengkhawatirkan demam yang postest desain. Populasi dalam penelitian ini
terjadi tersebut. adalah bayi yang mengalami kenaikan suhu
Demam merupakan suatu kondisi saat tubuh setelah diimunisasi campak di
suhu badan lebih tinggi dari biasannya atau Puskesmas Telaga. Penarikan sampel
suhu diatas normal. Suhu badan normal memakai teknik accidental sampling dengan
biasanya berkisar 36°-37°C.2 Jadi seseorang jumlah sampel sebanyak 20 bayi yang dibagi
dikatakan demam setelah suhu badan menjadi 2 kelompok yaitu 10 bayi kelompok
mencapai 37,5°C atau lebih. Demam dapat intervensi kompres hangat dan 10 bayi
dialami oleh siapa saja, dari bayi sampai kelompok intervensi plester kompres demam.
orang lanjut usia (Djuwariyah, 2011). Analisis korelasi memakai uji t test
Demam pada anak memerlukan berpasangan dan juga uji t independent,
perlakuan dan penanganan yang berbeda bila derajat kemaknaan yang dipilih 5% (α=0,05).
dibandingkan dengan orang dewasa. Hal ini
dikarenakan, apabila tindakan dalam HASIL PENELITIAN DAN
mengatasi demam tidak tepat dan lambat PEMBAHASAN
maka akan mengakibatkan pertumbuhan dan Analisis Univariat
perkembangan anak terganggu. Jika tidak Suhu Tubuh Bayi setelah Diimunisasi
ditangani dengan cepat dan tepat akan Campak Sebelum dan Sesudah Intervensi
Jurnal Zaitun ISSN : 2301-5691
Universitas Muhammadiyah Gorontalo

Kompres Hangat di Wilayah Kerja Berdasarkan tabel 3, dapat diketahui


Puskesmas Telaga bahwa 10 orang bayi kelompok kompres
Berdasarkan tabel 1, dapat diketahui hangat, suhu tubuh rata-rata sebelum
bahwa sebelum dilakukan kompres hangat perlakuan adalah 38,61 0C dan sesudah
seluruh responden mengalami pireksia (suhu perlakuan menurun menjadi 36, 52 0C. Hasil
tubuh >37 0C) yaitu 10 orang (100,0%) uji menggunakan paired sample t test
dengan suhu tubuh rata-rata 38,61 0C. sesudah didapatkan nilai t hitung sebesar 41,333 dan
diberi kompres air hangat sesuai SOP, terjadi nilai ρ sebesar 0,000, dengan pemenuhan
perubahan dimana sebanyak 9 orang (90,0%) hipotesis t hitung (41,333) > t tabel (2,262)
mengalami penurunan suhu tubuh sementara 1 dan nilai ρ (0,000) < α (0,05) maka dapat
orang lainnya tetap dengan suhu rata-rata diinterpretasikan bahwa kompres hangat
sebesar 36,52 0C. efektif dalam menurunkan suhu tubuh bayi
Tabel 1. Suhu Tubuh Bayi setelah terhadap imunisasi campak di wilayah kerja
Diimunisasi Campak Sebelum dan Sesudah Puskesmas Telaga.
Intervensi Kompres Hangat di Wilayah Kerja Tabel 3. Efektifitas Kompres Hangat dengan
Puskesmas Telaga Penurunan Suhu Tubuh Bayi terhadap
No Suhu Pretest Posttest Imunisasi Campak di Wilayah Kerja
Tubuh n % n % Puskesmas Telaga.
1. Normal 0 0,0 9 90,0 Suhu
n Mean t ρ-value
2. Pireksia 10 100,0 1 10,0 Tubuh
Jumlah 10 100 10 100 Sebelum
Sumber: Data Primer (2019) Kompres 10 38,610
Hangat
41,433 0,000
Sesudah
Suhu Tubuh Bayi setelah Diimunisasi Kompres 10 36,520
Campak Sebelum dan Sesudah Intervensi Hangat
Plester Kompres Demam di Wilayah Kerja Sumber: Data Primer (2019)
Puskesmas Telaga Hasil penelitian ini sejalan dengan
Berdasarkan tabel 2, dapat diketahui penelitian Fatmawati, (2012) di RSUD Prof.
bahwa sebelum dilakukan pemberian plester Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo. Hasil
kompres demam seluruh responden Penelitian diperoleh nilai p<0,05 yang
mengalami pireksia (suhu tubuh >37 0C) yaitu menunjukan tindakan kompres air hangat
10 orang (100,0%) dengan suhu tubuh rata- efektif dalam menurunkan demam pada anak
rata 38,85 0C. sesudah dilakukan kompres air dengan penurunan mencapai 1°C.
hangat sesuai SOP, terjadi perubahan dimana Pada penelitian ini, peneliti memberikan
sebanyak 9 orang (90,0%) mengalami kompres di area dahi karena dahi merupakan
penurunan suhu tubuh sementara 1 orang daerah yang cukup luas dilakukannya
lainnya tetap dengan suhu rata-rata sebesar kompres sehingga penguapan suhu panas pada
36,730C. tubuh lebih cepat terjadi. Turunnya suhu
Tabel 2. Suhu Tubuh Bayi setelah tubuh di permukaan tubuh ini terjadi karena
Diimunisasi Campak Sebelum dan Sesudah panas tubuh digunakan untuk menguapnya air
Intervensi Plester Kompres Demam di pada kain kompres. Kompres air hangat dapat
Wilayah Kerja Puskesmas Telaga digunakan untuk menurunkan suhu tubuh
No Suhu Pretest Posttest pada anak demam, karena sinyal hangat akan
Tubuh n % n % menyebabkan timbulnya vasodilatasi
1. Normal 0 0,0 9 90,0 pembuluh darah dan terjadinya pengeluaran
2. Pireksia 10 100,0 1 10,0 panas tubuh yang lebih banyak melalui dua
Jumlah 10 100 10 100 mekanisme yaitu dilatasi pembuluh darah
Sumber: Data Primer (2019) perifer dan berkeringat.
ANALISIS BIVARIAT Kompres merupakan pemberian suatu zat
Efektifitas Kompres Hangat dengan dengan suhu rendah pada tubuh tertentu
Penurunan Suhu Tubuh Bayi terhadap bertujuan untuk melakukan penyembuhan
Imunisasi Campak di Wilayah Kerja atau menurunkan suhu tubuh. Pemberian
Puskesmas Telaga. kompres air panas/ hangat pada daerah tubuh
Jurnal Zaitun ISSN : 2301-5691
Universitas Muhammadiyah Gorontalo

akan memberikan sinyal ke hypothalamus


melalui sumsum tulang belakang. Ketika Tabel 4. Efektifitas Plester Kompres Demam
reseptor yang peka terhadap panas di dengan Penurunan Suhu Tubuh Bayi terhadap
hypothalamus dirangsang, system efektor Imunisasi Campak di Wilayah Kerja
mengeluarkan sinyal mulai berkeringat dan Puskesmas Telaga.
vasodilatasi perifer. Perubahan ukuran Suhu Tubuh n Mean t ρ-value
pembuluh darah diatur oleh pusat vasomotor Sebelum
pada medulla oblongata dari tangkai otak, Pemberian
10 38,850
dibawah pengaruh hypothalamic bagian Plester Kompres
anterior sehingga terjadi vasodilatasi. Demam
47,940 0,000
Sesudah
Terjadinya vasodilatasi ini menyebabkan Pemberian
pembuangan panas melalui kulit meningkat, 10 36,730
Plester Kompres
sehingga diharapkan penurunan suhu tubuh Demam
mencapai keadaan normal kembali (Elly, Sumber: Data Primer (2019)
et.all., 2011). Hasil penelitian ini didukung oleh
Sistem pengaturan suhu tubuh terdiri atas penelitian yang dilakukan Bardu (2014)
tiga bagian yaitu reseptor yang terdapat pada dengan hasil nilai t hitung= 3, 429 > nilai t
kulit dan bagian tubuh lainya, integrator di tabel= 2,048 dan nilai p-value= 0,002 < ɑ=
dalam hipotalamus, dan efektor system yang 0.05, sehingga terdapat perbedaan penurunan
mengatur produksi panas dan kehilangan suhu tubuh pada anak usia balita setelah
panas. Reseptor sensori yang paling sering dilakukan plester kompres.
banyak terdapat pada kulit. Manfaat kompres Suhu panas pada tubuh mengalami
hangat tidak hanya untuk menurunkan suhu penguapan, air sebagai hasilnya menurunkan
tubuh namun salah satunya juga dapat suhu karena pada kompres plester
memberikan rasa sangat hangat, nyaman dan mengandung hydrogel (lembar gel pendingin)
tenang pada klien. Sinyal hangat yang dibawa yang menciptakan sensasi dingin pada
oleh darah ini menuju hipotalamus akan permukaan kulit yang panas. Kemampuan
merangsang area preoptik mengakibatkan transfer panas yang sangat baik dimungkinkan
pengeluaran sinyal oleh system efektor. oleh struktur gel yang unik yang dapat
Sinyal ini akan menyebabkan pengeluaran menyebarkan panas secara bebas dan
panas tubuh yang lebih banyak melalui dua mempertahankan efek pendinginan konstan
mekanisme yaitu dilatasi pembuluh darah dan stabil (Wowor, 2017).
perifer dan berkeringat (Potter & Perry, Plester kompres siap pakai saat ini sudah
2011). beredar secara luas di masyarakat dengan
kemasan sekali pakai. Plester kompres ini
Efektifitas Plester Kompres Demam dibuat dari bahan hydrogel on polyacrylate-
dengan Penurunan Suhu Tubuh Bayi basis dengan kandungan paraben dan mentol
terhadap Imunisasi Campak di Wilayah yang diformulasikan sehingga mampu
Kerja Puskesmas Telaga mempercepat proses pemindahan panas dari
Berdasarkan tabel 4, dapat diketahui tubuh ke plester kompres. Paraben adalah
bahwa 10 responden bayi kelompok plester serbuk Kristal putih, yang mudah larut dalam
kompres demam, suhu tubuh rata-rata methanol, ethanol dan sulit larut dalam air
sebelum perlakuan adalah 38,85 0C dan yang mempunyai sifat antibakteri. Adanya
sesudah perlakuan menurun menjadi 36,730 kandungan air yang besar dalam struktur
0
C. Hasil uji menggunakan paired sample t hidrogel dapat dimanfaatkan untuk
test didapatkan nilai t hitung sebesar 47,940 menurunkan demam melalui penyerapan
dan nilai ρ sebesar 0,000, dengan pemenuhan panas (energi) dari bagian tubuh yang demam
hipotesis t hitung (47,940) > t tabel (2,262) serta menguapkannya (Darwis dkk, 2010).
dan nilai ρ (0,000) < α (0,05) maka dapat Kompres plester hanya efektif digunakan
diinterpretasikan bahwa plester kompres selama 10-15 menit jika penggunaan terlalu
demam efektif dalam menurunkan suhu tubuh lama akan menyebabkan gel yang terkandung
bayi terhadap imunisasi campak di wilayah dalam plester kompres sudah tidak akan
kerja Puskesmas Telaga. bekerja, dan suhu dingin yang tercipta akibat
Jurnal Zaitun ISSN : 2301-5691
Universitas Muhammadiyah Gorontalo

kompres plester akan masuk kedalam pori- uji Pooled t-test dengan tingkat kemaknaan
pori kulit yang terbuka menyebabkan suhu 95% (α = 0,005), diperoleh nilai p-value
tubuh akan naik kembali (Wowor, 2017). sebesar 0,001. Nilai p – value 0,001 < 0,005.
Menurut peneliti efektifnya penggunaan Artinya ada perbedaan penurunan suhu antara
plester kompres demam terhadap penurunan pemberian kompres air suhu hangat dengan
suhu tubuh tersebut disebabkan karena adanya kompres plester terhadap penurunan suhu
kandungan air dalam gel plester kompres tubuh anak demam usia pra-sekolah di ruang
demam sehingga panas dari tubuh bayi akan Paulus RS Bethesda GMIM Tomohon.
membantu penguapan kandungan air tersebut Perbedaan hasil antara penelitian ini
dan secaata tidak langsung akan menurunkan dengan penelitian dari Wowor (2017) tersebut
panas dari bayi. Selain itu, dengan menurut peneliti disebabkan lokasi penelitian
memberikan kompres plester maka pori-pori yang berbeda, yang pada penelitian ini
kulit akan terbuka sehingga proses berlokasi di Provinsi Gorontalo yang memiliki
pengeluaran panas akan menjadi lebih baik. suhu terendah yaitu 280C, sementara pada
Perbedaan Efektivitas Kompres Hangat penelitian dari Wowor (2017) dilakukan di
dengan Plester Kompres Demam terhadap Kota Tomohon, yang memiliki suhu terendah
Penurunan Suhu Tubuh Bayi setelah 22 0C. Suhu suatu wilayah akan
diimunisasi Campak di Wilayah Kerja mempengaruhi suhu akhir setelah perlakukan
Puskesmas Telaga dimana karena suhu Kota Tomohon yang
Berdasarkan tabel 5, dapat diketahui relatif lebih rendah dari Gorontalo
bahwa 10 responden bayi pada kelompok menyebabkan perpindahan panas dari tubuh
kompres hangat, mengalami penurunan suhu ke kain kompres menjadi lebih cepat.
tubuh sebesar 2,090 0C dan pada kelompok Menurut peneliti tidak adanya perbedaan
plester kompres demam sebesar 2,120 0C. tersebut juga dipengaruhi karena faktor
Hasil uji independent test diperoleh nilai t lingkungan saat dilakukan intervensi, seperti
hitung sebesar 0,793 dan nilai ρ sebesar suhu ruangan, dimana pada saat pemberian
0,438, dengan pemenuhan hipotesis t hitung intervensi baik kompres hangat maupun
(0,793 < t tabel (2,100) dan nilai ρ (0,438) > α plester kompres demam dilakukan pada saat
(0,05) maka dapat diinterpretasikan bahwa bayi berada dalam ruangan tertutup, tanpa AC
tidak ada perbedaan efektivitas kompres air ataupun kipas angin sehingga perbandingan
hangat dengan plester kompres demam dalam penurunan suhu tubuh antara dua perlakuan
menurunkan suhu tubuh bayi terhadap tersebut tidak begitu berbeda.
imunisasi campak di wilayah kerja Puskesmas Asumsi Peneliti tersebut sesuai dengan
Telaga. Kedua intervensi tersebut sama-sama teori yang menjelaskan bahwa suhu tubuh
dapat menurunkan suhu tubuh bayi yang dapat mengalami pertukaran dengan ruangan
mengalami kenaikan suhu sesudah ataupun lingkungan, artinya panas tubuh
diimunisasi campak. dapat hilang atau berkurang akibat suhu
Tabel 5. Perbedaan Efektivitas Kompres ruangan atau lingkungan yang lebih dingin,
Hangat dengan Plester Kompres Demam begitu juga sebaliknya (Tamsuri, 2012).
terhadap Penurunan Suhu Tubuh Bayi setelah Menurut Mahdiyah (2015), panas tubuh yang
diimunisasi Campak di Wilayah Kerja keluar dari tubuh hilang melalui kulit
Puskesmas Telaga. dipengaruhi oleh perbedaan antara suhu tubuh
Suhu Selisih dan lingkungan, jumlah permukaan tubuh
n t ρ-value
Tubuh Mean yang terpapar udara, jenis pakaian yang
Pemberian
Kompres 10 2,090
dikenakan, serta pemberian kompres.
Hangat
Pemberian 0,793 0,438 PENUTUP
Plester Simpulan
10 2,120
Kompres Berdasarkan hasil penelitian, dapat
Demam
disimpulkan Kompres hangat dan plester
Sumber : Data Primer (2019).
kompres demam efektif dalam menurunkan
Dalam penelitian Wowor (2017), pada
suhu tubuh bayi terhadap imunisasi campak di
anak demam usia pra sekolah di Ruang Anak
wilayah kerja Puskesmas Telaga. Tidak ada
RS Bethesda GIMM Tomohon, bahwa dengan
Jurnal Zaitun ISSN : 2301-5691
Universitas Muhammadiyah Gorontalo

perbedaan efektivitas kompres air hangat Nursewian, 2013, Demam Setelah Imunisasi
dengan plester kompres demam dalam Campak Normal atau Tidak, (Online),
menurunkan suhu tubuh bayi terhadap http://infoimuni-sasi.com/news/demam-
imunisasi campak di wilayah kerja Puskesmas setelah-imunisasi-campak-normal-atau-
Telaga. tidak, diakses 18 Juli 2019.
Potter & Perry, 2011, Fundamental of
Saran Nursing. Edisi 7.Volume 2, Ahli Bahasa:
Disarankan kepada Puskesmas Telaga Adrina Ferderika dan Marina Albar,
untuk dapat memberikan intervensi non Salemba Medika, Jakarta.
farmakologis seperti kompres hangat dan Puskesmas Telaga, 2018, Capaian Imunisasi
pemberian plester kompres demam untuk Campak Puskesmas Telaga, Puskesmas
menurunkan suhu tubuh anak pasca imunisasi Telaga Kabupaten Gorontalo, Gorontalo
campak. Said, 2014, Perbedaan Pengeta-huan Ibu
DAFTAR PUSTAKA Sebelum Dan Sesudah Diberikan
Penyuluhan Tentang Penanganan Anak
Aden, 2010. Seputar Penyakit dan Gangguan
Dengan Demam Panas Di Wilayah Kerja
Lain pada Anak, Hanggar Kreator,
Puskesmas Manggala Kab. Tulang
Yogyakarta
Bawang Tahun 2014, Skipsi, PSIK
Bardu, 2014. Perbandingan Efekti-fitas Tepid
Universitas Malahayati
Sponging dan Plester Kompres dalam
Tamsuri, 2012, Tanda-tanda Vital Suhu
Menurunkan Suhu Tubuh Anak Usia
tubuh, Buku kedokteran ECG, Jakarta.
Balita yang Mengalami Demam di
Vivian, 2010, Asuhan Neonatus Bayi dan
Puskesmas Salaman 1 Kab. Magelang,
Anak Balita, Salemba Medika, Jakarta.
Jurnal Penelitian Program Studi Ilmu
Wowor, 2017, Efektivitas Kompres Air Suhu
Kepera-watan, STIKES Ngudi Waluyo.
Hangat dengan Kompres Plester terhadap
Darwis dkk, 2010. Pengembangan Hidrogel
Penurunan Suhu Tubuh Demam Usia Pra
Berbasis Polivinil Pirolidon (Pvp) Hasil
Sekolah di Ruang Anak RS Behesda
Iradiasi Berkas Elektron Sebagai Plester
GMIM Tomohon, e-Journal Kepera-
Penurun Demam, Jurnal Sains dan
watan (eKp). Volume 5, Nomor 2,
Teknologi Nuklir Indonesia Indonesian
November 2017.
Journal of Nuclear Science and
Technology Vol. XI, No. 2, Agustus
2010
Djuwariyah, 2011. Efektivitas Penurunan
Suhu Tubuh dengan Kompres air hangat
dan Kompres Plester pada Anak dengan
Demam di Ruang Kanthil RSUD
Bayuwangi, Jurnal Kesehatan Samodra
Ilmu Vol. 3/1: 37-45
Fatmawati M., 2012. Efektifitas Kompres
Hangat dalam Menurunkan Demam pada
Pasien Thypoid Abdiminalis di Ruang
G1, Lt. 2 RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe
Kota Gorontalo, Artikel Ilmiah,
Poltekkes Kemenkes Gorontalo
Kemenkes RI, 2018. RISKESDAS,
Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
Mahdiyah, 2015, Perbedaan Efekti-fitas
Kompres Hangat Dan Plester Kompres
Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Anak
Demam Typhoid, Dinamika Kesehatan
Vol.6 No. 1 Juli 2015

You might also like