Professional Documents
Culture Documents
Analisis Kestabilan Lereng Bishop Slide v.06
Analisis Kestabilan Lereng Bishop Slide v.06
*taufanprayogi15@gmail.com
**yosziperta@ft.unp.ac.id
ABSTRACT
PT. Aro Suka Mandiri is a company engaged in the mining of Iron Ore which is located in Batang Pamo
Village, IX Koto District, Sungai Lasi, Solok Regency, West Sumatra Province. PT. Aro Suka Mandiri
made roads on the hillside by dividing the ridge using an excavator. The actual geometry in the field has
an overal slop slope height of 21.497 m with a slope of 68 ° and the actual slope FK value in saturated
conditions is 0.962. With the slope and steep road heights as well as the maximum range of excavator
digging length, it is not efficient to carry out a road construction system on a slope with a single slope
design. This study aims to plan the geometry of the overal slope to obtain a safe slope FK value of 1.3
This research was conducted using the bishop method to obtain the FK value of the overal slope slopes.
The actual slope geometry was changed, for the overall slope height of 21.497 m with an angle of 58˚ so
that the FK value was 1.325. Furthermore, the slope modification is carried out by making a bend on the
slope using the bishop method and the FK value for the overall slope in saturated conditions is 1.316.
From the data analysis, the results obtained for single slope 1 with a height of 10.008 obtained FK in a
saturated condition of 1,701, while for single slope 2 a height of 11.489 obtained FK in a saturated
condition of 2,176. So it can be concluded that after redesigning the slope geometry using the bishop
method the slope can be stated in a safe condition.
1. PENDAHULUAN
64
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol.6, No.3
Pada lereng tersebut pernah terjadi tahun 2011 dengan ijin area jalan sepanjang 48
longsor pada bulan Juli 2020 pada lereng kilometerdengan ijin area konsesi seluas 198 ha
tersebut adalah longsoran busur , hal ini yang terletak pada koordinat:
disebabkan oleh jenis material yang lunak Untuk mencapai lokasi tambang PT. Aro
(loose material) dan bidang diskontinu yang Suka Mandiri yang berada di Kampung Batang
rapat dan acak. Jika melihat dari longsoran yang Pamo,Kec IX Koto Sungai Lasi, Ke Negari
terjadi (failure history), material yang bersifat Tanjung Balik Simiso Kec Tigo Lurah Semakin
loose, pelapukan material yang kuat, serta Meruncing, Kabupaten Solok Provinsi Sumatera
terdapatnya bidang-bidang diskontinu yang Barat. dapat dicapai dengan:
rapat (heavily jointed) dan tidak dapat dikontrol
maka longsoran yang mungkin terjadi berupa 1.Padang ke Solok dapat menggunakan
longsoran busur. belum adanya dilakukan kendaraan roda dua atau roda empat sejauh
analisis kestabilan lereng karena tidak adanya 110 km atau sekitar 3 jam.
bagian geotek di perusahaan.
Busur , hal ini disebabkan oleh jenis 2.Dari Solok ke Desa Tambang sejauh 20 km
material yang lunak (loose material) dan bidang dan dari Desa Tambang ke lokasi sejauh 48
diskontinu yang rapat dan acak. Jika melihat km.
dari longsoran yang terjadi (failure history),
material yang bersifat loose, pelapukan material
yang kuat, serta terdapatnya bidang-bidang
diskontinu yang rapat (heavily jointed) dan
tidak dapat dikontrol maka longsoran yang
mungkin terjadi berupa longsoran busur. belum
adanya dilakukan analisis kestabilan lereng
karena tidak adanya bagian geotek di
perusahaan.
Penelitian ini mencoba menganalisis
kestabilan lereng untuk memperoleh design dan
faktor keamanan pada lereng soil tersebut.
Longsoran lereng dianalisis dari parameter Gambar 2. Peta lokasi PT. Aro Suka
masukan dan data yang di uji untuk Mandiri
mendapatkan geometri lereng optimum untuk
perusahaan. 2.2 Kestabilan lereng
Dengan melakukan penelitian di aspek-
aspek tersebut maka bisa didapatkan beberapa Kestabilan dari suatu jenjang individual
tujuan. Adapun tujuan penelitian penelitian ini dikontrol oleh kondisi geologi daerah setempat,
ialah:
bentuk keseluruhan lereng pada daerah tersebut,
Mendapatkan nilai sifat fisik dan
mekanik material lereng PT. Aro Suka Mandiri. kondisi air tanah setempat, dan juga oleh teknik
penggalian yang digunakan dalam pembuatan
1.Mendapatkan nilai faktor keamanan aktual lereng. Faktor pengontrol ini jelas sangat
pada analisis kestabilan lereng PT. Aro Suka berbeda untuk situasi pe nambangan yang
Mandiri.. berbeda, dan sangat penting untuk memberikan
2.Mendapatkan geometri lereng PT. Aro Suka aturan yang umum, untuk menentukan seberapa
Mandiri. dalam keadaan jenuh, setengah jenuh
dan kering tinggi atau seberapa landai suatu lereng untuk
memastikan lereng itu akan stabil.
2. KAJIAN TEORI
Apabila kestabilan dari suatu jenjang dalam
2.1. Deskripsi Perusahaan operasi penambangan meragukan, maka
kestabilannya harus dinilai berdasarkan dari
PT. Aro Suka Mandiri merupakan struktur geologi, kondisi air tanah dan faktor
perusahaan yang bergerak dibidang pengontrol lainnya yang terjadi pada suatu
pertambangan Bijih Besi kegiatan penambangan lereng. Suatu cara yang umum untuk
yang berpusat di kota Solok. PT. Aro Suka menyatakan kestabilan suatu lereng batuan
Mandiri mendapatkan izin Usaha Pertambangan adalah dengan faktor keamanan. Faktor ini
Operasi Produksi Surat Keputusan Bupati Solok merupakan perbandingan antara gaya penahan
No. IUP PT No 540-228-2011 tanggal 23 Mei yang membuat lereng tetap stabil, dengan gaya
65
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol.6, No.3
penggerak yang menyebabkan terjadinya mantap dan longsoran segera terjadi. Karena itu
longsor. harga FK selalu dibuat lebih dari 1,0 (untuk
Analisa kestabilan lereng dilakukan untuk lereng sementara/front penambangan FK = 1,3,
menilai tingkat kestabilan suatu lereng. Istilah
untuk lereng permanen FK = 1,5, dan untuk
kestabilan lereng dapat didefinisikan sebagai
ketahanan blok di atas suatu permukaan miring bendungan FK ≥ 2,0). Seperti pada tabel 5 di
(diukur dari garis horizontal) terhadap runtuhan bawah ini hubungan nilai FK dan kemungkinan
(collapsing) dan gelinciran (sliding.) kelongsoran lereng tanah.
Umumnya material di alam dalam keadaan
stabil dengan distribusi tegangan dalam keadaan Tabel 1. Hubungan nilai FK dan Kemungkinan
setimbang (equilibrium). Adanya penggalian Kelongsoran Lereng Tanah
untuk penambangan menyebabkan terjadinya
distribusi tegangan baru. Hilangnya overburden
juga akan menyebabkan berkurangnya tegangan
vertikal, munculnya rekahan akibat
penghilangan tegangan, dan terbukanya kekar-
kekar sehingga nilai kohesi dan sudut gesek
dalam tanah dan batuan menurun. Air tanah
juga dapat dengan mudah melewati rekahan-
rekahan yang ada dan menyebabkan turunnya
tegangan normal efektif pada bidang-bidang
yang berpotensi runtuh. Semakin dalam
tambang digali, zona tanpa tegangan ini akan Sumber : KEPMEN nomor 1827,
semakin besar sehingga runtuhan dapat menjadi (2018,Halaman 57)
lebih buruk. Kestabilan lereng biasa dinyatakan
dalam bentuk faktor keamanan (FK) yang Apabila FK lereng > 1,3 yang berarti gaya
didefinisikan sebagai berikut. penahan lebih besar daripada gaya penggerak,
maka lereng dalam keadaan stabil. Begitu
(FK) = gaya penahan/ gaya penggerak
sebaliknya bila nilai FK < 1,3 maka lereng tidak
Keterangan: stabil dan rawan terjadi longsor. Jika nilai
kestabilan lerengnya 1,07 < FK < 1,3 dimana
1. FK > 1,0 : lereng dianggap stabil FK yang mempunyai nilai antara 1.07 dan 1.25
2. FK = 1,0 : lereng dalam keadaan seimbang maka lereng tersebut berada dalam keadaan
dan siap untuk bergerak apabila ada sedikit kritis.
gangguan
3. FK < 1,0 : lereng dianggap tidak
stabil.Keterangan: 2.3 Kuat Geser
4. FK > 1,3 : lereng dianggap stabil
5. FK = 1,0 : lereng dalam keadaan seimbang Kuat geser terdiri dari kohesi (c) dan sudut
dan siap untuk bergerak apabila ada sedikit geser dalam (ϕ). Untuk analisis stabilitas lereng
gangguan untuk jangka panjang digunakan harga kuat
6. FK < 1,0 : lereng dianggap tidak stabil. geser efektif maksimum (c, ϕ). Untuk lereng
yang sudah mengalami gerakan atau material
Apabila nilai FK untuk suatu lereng > 1,3
pembentuk lereng yang mempunyai
(gaya penahan > gaya penggerak), lereng
diskontinuitas tinggi digunakan harga kuat geser
tersebut berada dalam kondisi stabil. Namun,
sisa (cr = 0; ϕr).
apabila harga FK < 1,0 (gaya penahan < gaya
penggerak), lereng tersebut berada dalam
kondisi tidak stabil dan mungkin akan terjadi
longsoran pada lereng tersebut. 2.4 Berat Isi
Kondisi seperti diatas FK = 1,0 tidak Berat isi diperlukan untuk perhitungan beban
dikehendaki, kerena apabila terjadi pengurangan guna analisis stabilitas lereng. Berat isi
gaya penahan atau penambahan gaya penggerak dibedakan menjadi berat isi asli, berat isi jenuh,
sekecil apapun lereng akan menjadi tidak
66
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol.6, No.3
S = C’ + (τ – μ) tan υ
dimana:
S = kekuatan geser
τ = tegangan total pada bidang geser
μ = tegangan air pori
C’= kohesi efektif
Φ = sudut geser dalam efektif
1. Geometri Lereng
2. Sifat Fisik dan Mekanik Material
Gambar 3. Kekuatan Geser Tanah 3. Struktur Geologi
4. Hidrogeologi
5. Cuaca/Iklim
2.5 Klasifikasi Berat Isi Tanah dan 6. Gaya Dari Luar
Batuan
2.7 Jenis jenis longsoran
Klasifikasi berat isi tanah asli serta faktor Secara umum longsoran terdiri dari 4 jenis.
pengembangannya menurut (Das M Braja Adapun 4 jenis longsoran tersebut adalah
1990), dapat dilihat seperti tabel 2 berikut: sebagai berikut
67
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol.6, No.3
68
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol.6, No.3
Dimana,
W1 = Berat Cawan + Tanah Asli (gr
W2 = Berat Cawan + Tanah Kering
W3 = Berat Cawan (gr)
Kadar Air ((
2.Berat jenis
Gs =
3.1 Jenis Penelitian
Dimana,
Jenis penelitian yang dilakukan adalah GS = Berat Jenis
penelitian terapan (applied research) dengan W1 = Berat Piknometer (gr)
memberikan solusi atas permasalahan yang ada W2 = Piknometer + tanah (gr)
di lapangan dengan menggabungkan antara teori W3 = Piknometer + tanah + air (gr)
dan data dilapangan untuk pemecahan masalah. W4 = Piknometer + air (gr)
Dalam penelitian ini, pengukuran dan pengujian
3.Kuat Geser
memegang peran sentral sehingga berdasarkan
bentuk datanya tergolong penelitian kuantitatif. Kuat geser terdiri dari kohesi (c) dan sudut
geser dalam (ϕ). Untuk analisis stabilitas lereng
3.2. sifat fisik dan mekanika untuk jangka panjang digunakan harga kuat
geser efektif maksimum (c, ϕ). Untuk lereng
tanah yang sudah mengalami gerakan atau material
pembentuk lereng yang mempunyai
Data yang diambil harus benar, akurat dan diskontinuitas tinggi digunakan harga kuat geser
lengkap serta relevan dengan permasalahan sisa (cr = 0; ϕr). Salah satu penerapan
yang ada. Data yang diambil dikelompokkan pengetahuan mengenai kekuatan geser
menjadi : tanah/batuan adalah untuk analisis stabilitas
lereng. Keruntuhan geser pada tanah atau
Data Primer batuan terjadi akibat gerak relatif antarbutirnya.
69
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol.6, No.3
Oleh sebab itu kekuatannya tergantung pada dengan mengambil data orientasi lereng (tinggi,
gaya yang bekerja antar butirnya. lebar jenjang dan kemiringan lereng) pada
Kekuatan geser tanah dapat dinyatakan dengan lereng tersebut.
rumus:
4.2 Pengujian Sampel
S = C’ + ( τ - μ ) tan υ
dimana: Pengujian sampel bertujuan untuk
S = kekuatan geser mengetahui jenis dan karakteristik material dari
τ = tegangan total pada bidang geser sampel di lokasi penelitian. Pada kegiatan ini
μ = tegangan air pori dilakukan beberapa jenis pengujian, yaitu
C’ = kohesi efektif penentuan bobot isi dan uji kadar air. Pengujian
ϕ = sudut geser dalam efektif terhadap sampel dilaksanakan di Laboratorium
Tambang Jurusan Teknik Pertambangan,
4.Bobot isi tanah Universitas Negeri Padang.
Berat isi diperlukan untuk perhitungan beban
4.2.1 Uji penentuan kadar air
guna analisis stabilitas lereng. Berat isi
dibedakan menjadi berat isi natural, berat isi
kering dan berat isi jenuh. Rumus untuk Pengujian kadar air terhadap sampel
mencari bobot isi natural, kering dan jenuh. bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
kadar air yang terkandung dalam material
penyusun lereng di lapangan. Adapun data hasil
Bobot isi natural (γ) = pengujian kadar air dapat dilihat pada tabel 3.
banyak lagi. Hal tersebut merupakan salah
Bobot isi kering (γd) = satu penyebab tingginya keragaman spesies ikan
di terumbu karang.
Bobot isi jenuh (γsat) =
Tabel 3. Hasil pengujian kadar air
Dimana : Hasil Sampel Sampel Sampel Rata-
(γ) = Berat isi ( gram/cm3 ) penguji A B C rata
(γsat)=Berat isi Jenuh (gram/cm3) an
(γd) =Berat isi kering(gram/cm3) Kadar
Gs = Berat Jenis 31,15% 33,54% 32,9% 32,53%
air
e = Angka pori
W2 = Berat Sampel + Cincin
W1 = Berat Cincin 4.2.2 Uji Bobot Isi
V = Volume Cincin
Vs = Volume Butiran Pengujian ini bertujuan untuk mendapatkan
Vv = Volume Rongga bobot isi natural, bobot isi kering dan bobot isi
(γw) = Berat Volume air( 1 gram/cm3) jenuh berat isi/bobot isi tanah yang merupakan
perbandingan antara berat tanah basah dengan
volumenya (gram/cm3).
4. Hasil dan Pembahasan
Tabel 4. Data pengujian bobot isi dalam
4.1 Pengeboran dan Pengambilan keadaan natural
Sampel no Berat Berat Volume Bobot
Tanah+ Cincin cincin Isi
Penulis melakukan pengambilan sampel di Berat (gr) (cm3 ) natural
lapangan menggunakan alat hand bor, sampel Cincin (gr) (w1)
dari hasil pengeboran tersebut selanjutnya (w2)
dilakukan pengujian di laboratorium sehingga di 1 144,38 54,91 64,3 1,39
dapat hasil berupa nilai bobot isi material (n) 2 145,03 54,12 64,3 1,41
dengan satuan kN/m3, nilai kohesi (c) dari 3 143,51 54,96 64,3 1,37
material dengan satuan (kPa) dan sudut geser
dalam (ø). Nilai kohesi dan sudut geser dalam
didapat dari Direct Shear Test. Kemudian
penulis melakukan pengambilan data di lokasi
penelitian lereng jalan PT.Aro Suka Mandiri Tabel 5. Data hasil pengujian berat jenis
70
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol.6, No.3
= 53,462
Beban normal
No Beban geser (s) (kg)
(kg) Sudut geser (ø) = 0,4236
71
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol.6, No.3
72
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol.6, No.3
Diketahui :
Tinggi lereng (H) : 21,497 m
Sudut kemiringan : 68°
Bobot isi asli (γ) :13,63KN/m3
Bobot isi kering (γd) :10,24KN/m3
Bobot isi jenuh(γsat) :16,63KN/m3
Kohesi (c) :53,46KN/m2
Sudut geser dalam (ø): 22,96°
Gambar 14. FK lereng pada kondisi natural
PT.Aro Suka Mandiri. 4,5,1 Analisis FK lereng aktual dalam
kondisi Natural
4.4.2 FK Lereng dalam kondisi kering
73
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol.6, No.3
74
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol.6, No.3
4.6.2 Analisis FK Lereng singel slope 4.6.4 Analisis FK Lereng Single Slope
dengan Kondisi jenuh dengan Kondisi jenuh
Gambar 20. FK lereng pada kondisi jenuh Gambar 22. FK lereng pada kondisi jenuh
PT.Aro Suka Mandiri. PT.Aro Suka Mandiri.
4.6.3 Analisis FK Lereng singel slope 2 4.6.5 Analisis FK Lereng overal Slope
dengan Kondisi natural dengan Kondisi natural
75
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol.6, No.3
4.6.6 Analisis FK Lereng overal Slope dalam kondisi lereng jenuh FK <1,3 yaitu
dengan Kondisi Jenuh sebesar 0,962, dalam keadaan natural FK
1,423, dalam keadaan kering didapat FK
Berdasarkan analisis menggunakan software 1,758 dan analisis manual menggunakan
slide 6.0 diperoleh nilai faktor keamanan lereng metode Hoek and Bray didapat faktor
dengan kondisi lereng jenuh adalah sebesar keamanan untuk titik pengamatan dalam
1,719, dengan nilain kadar air (ω) sebesar kondisi lereng jenuh adalah FK <1,3 yaitu
32,53%, berat jenis (GS) sebesar 2,19, nilai sebesar 1,28, dimana kondisi tersebut
bobot isi jenuh (γsat) sebesar 16,63 KN/m3, sangat rentan untuk terjadinya
nilai kohesi sebesar 53,46 KN/m2, serta nilai runtuhan/longsoran.
sudut geser dalam (ø) sebesar 22,96. Dari hasil
diatas dapat dilihat pada gambar di bawah, 3. Berdasarkan hasil FK yang diperoleh
artinya lereng berada pada kondisi aman. penulis melakukan perubahan pada
geometri lereng yaitu dengan merubah
sudut pada lereng aktual dimana
kemiringan aktual sebelum terjadinya
longsor 68° dan sesudah terjadinya
longsor didapatkan 58°. selanjutnya
dengan cara merubah sudut maka yang di
dapat FK jenuhnya yaitu 1,325 dan
selajutnya memodifikasi lereng dengan
membuat jenjang pada lereng, dimana
secara overall slope dengan sudut
kemiringan menjadi 58° dan untuk single
slope sudut kemiringannya dibuat dengan
Gambar 24. FK lereng pada kondisi jenuh
modifikasi yaitu single slope 1 68°
PT.Aro Suka Mandiri.
mendapatkan Fk dalam keadaan jenuh
5.Kesimpulan dan Saran yaitu (1,701) ,single slope 2 68°
mendapatkan FK dalam keadaan jenuh
yaitu (2,176 ,overall slope dengan sudut
5.1 Kesimpulan 58° mendapatkan FK dalam keadaan Jenuh
yaitu (1,316).
1.Berdasarkan hasil pengamatan kondisi
5.2 Saran
lereng di lokasi penambangan PT. Aro
Suka Mandiri memeliki sudut kemiringan
1.Dari hasil penelitian yang telah dilakukan
lereng 68o dan sesudah lonsor mendapat
di atas, maka penulis menyarankan kepada
sudut yang amanya 58o dengan ketinggian
perusahaan agar mengkaji ulang geometri
21,497 m, dan melakukan pengujian di
lereng jalan tambang yang ada saat ini,
laboratorium didapatkan nilai kadar air
karena geometri lereng saat sekarang ini
sebesar 32,53 %, bobot isi natural
berpotensi mengalami kelonsoran.
sebesar 13,63 KN/m3, bobot isi kering
sebesar 10,24 KN/m3, serta bobot isi jenuh 2.Pengkajian ulang geometri lereng agar
sebesar 16,63 KN/m3. Sudut geser dalam mencapai keadaan aman dengan FK besar
sebesar 22,96° dan kohesi sebesar 53,46 dari 1,3 maka penanggulangannya dengan
KN/m2. pengurangan sudut lereng tambang
tersebut.
2.Berdasarkan analisis lereng dengan
menggunakan program software rocsience
slide v.60 dengan metode Bishop didapat
faktor keamanan untuk lereng aktual
76
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol.6, No.3
Anoim. 2009. Batas Izin Usaha Prayoga , Sonny. 2005. Analisa Kestabilan
Pertambangan PT. MSPS Kabupaten Pesisir Lereng Dinding Akhir di PIT AB Monyet
Selatan, Sumatera Barat PT. KPC, Sangatta, Kalimantan Timur.
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Braja, M.Das. 1995. Mekanika Tanah Prinsip-
Yogyakarta.
Prinsip Rekayasa Geoteknis. Jilid 12. Erlangga.
Jakarta. Putra, Ilham Setiawan. 2016. Analisis Balik
Lereng High Wall pada Penambangan Batubara
Cherianto, Octovian. 2014 Analisis Kestabilan
Area Central, Pit Timur, PT Kuansing Inti
Lereng dengan Metode Bishop di Kawasan Makmur, Desa Tanjung Belit Kecamatan
Citraland. Universitas Sam Ratulangi Manado. Jujuhan, Kabupaten Muaro Bungo, Provinsi
Jambi. Universitas Negeri Padang.
Ginan, Ginanjar Kosim., Maryanto., dan Dono
Guntoro. 2015. Analisis Balik Longsoran Low
Sandra, H., & Anaperta, Y. M. (2018). Analisis
Wall Pit B3 di Tambang Batubara PT BJA
Kesetabilan Lereng Studi Kasus Area Tambang
menggunakan Metode Probabilistik Monte
Rakyat di Bukit Tui S0 28'43.15" E100
Carlo. Universitas Islam Bandung
24'16.24"-S0 28'43.15" E100 24'15.28"
Gostab, Akbar Perdana. 2013. Evaluasi Kecamatan Padang Panjang Barat Kabupaten
Kestabilan Lereng Pada Penambangan Batubara Padang Panjang. Bina Tambang, 3(4), 1657-
1670.
Di Pit Arjuna PT. Putra Muba Coal Kabupaten
Musi Banyu Asin Sumatera Selatan.Upn
''Veteran'' Yogyakarta.
77