Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

Dinamika Teknik Mesin, Volume 6 No.

1 Juni 2016 Mulyanto, Mirmanto, Athar: Pengaruh ketinggian lubang


p. ISSN: 2088-088X, e. ISSN: 2502-1729 udara pada tungku pembakaran biomassa terhadap

PENGARUH KETINGGIAN LUBANG UDARA PADA TUNGKU


PEMBAKARAN BIOMASSA TERHADAP UNJUK KERJANYA
Arif Mulyanto*, Mirmanto, Muhammad Athar
Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Mataram, Jln. Majapahit No.62 Mataram Nusa
Tenggara Barat Kode Pos: 83125, Telp. (0370) 636087; 636126; ext 128 Fax (0370) 636087
*Email: gamulkky@yahoo.co.id

ABSTRACT
Alternative energies, e.g. biomassa, can be utilized using combustion processes in a
stove. Nevertheless, traditional stoves that are available in the market or have been used by the
community for years are not effective and efficient. One thing that may affect their efficiency and
effectiveness is a distance between the combustion chamber and air hole. Therefore, this
research investigates experimentally the effect of the distance.The tested stoves had identical
combustion room and air hole diameters, but the distance between the combustion chamber
and air hole was varied 10 cm, 20 cm, 30 cm, 40 cm. The combustion chamber diameter was
13 cm and the top diameter of the stove was 19 cm. The fuel employed was coconut shell with
various size of 2-4 cm and 5-10 cm. One traditional stove was also tested as a comparison. The
test were conducted by heating the water in a 18 cm diameter pan from the ambient
temperature to the boiling temperature (1000C). Investigated parameters showing the stove
performance were boiling time, FCR, heat input, heat output, heat losses and efficiency.The
results show that the fastest boiling time (472 s) and the highest FCR (0,9407 Kg/h) were
resulted in the stove with the air hole distance of 40 cm and coconut shell size of 5-10 cm. In
this stove, the highest heat input, heat output, heat losses occurred too. On the other hand, the
highest efficiency (15,62 %) was achieved in the stove with the air hole distance of 10 cm.

Keywords: stove, air hole distance, fuel size, FCR, boiling time, efficiency

PENDAHULUAN
Tingkat pemakaian bahan bakar fosil yang dihasilkan digunakan untuk keperluan
didunia semakin meningkat seiring memasak. Desain tungku yang digunakan
meningkatnya populasi manusia dan oleh masyarakat masih sangat sederhana
meningkatnya laju industrialisasi, apabila sehingga efisiensi pembakaran masih sangat
konsumsi bahan bakar ini tidak dibatasi maka rendah (Robith, 2004 dalam Budianto dkk,
krisis bahan bakar minyak (BBM) tinggal 2014). Desain tungku yang baik adalah
menunggu waktu. Pengurangan konsumsi menciptakan pembakaran yang sempurna,
bahan bakar fosil sesuai dengan blue print ruang pembakaran pada tungku harus
pengelolaan energi nasional 2005-2025, memperhatikan pola aliran yang terbentuk
kebijakan indonesia memilki sasaran salah ketika fluida (udara, gas, dan hasil
satunya adalah meningkatkan energi pembakaran) melalui unggun kayu bakar.
terbarukan (penggunaan energi bomassa) Selain itu bentuk geometri ruang bakar,
menjadi 15 % dari total pemakaian sumber lubang pemasukan aliran udara juga sangat
energi (Risenggara, 2008 dalam Utami 2008). mempengaruhi pola aliran yang dihasilkan.
Salah satu bentuk energi alternatif yang Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
jumlahnya melimpah dengan kandungan Mengetahui pengaruh variasi ketinggian
energi yang besar adalah biomasssa. Hampir lubang udara dan variasi ukuran bahan bakar
2 milyar penduduk negara berkembang terhadap karakteristik dari tungku
termasuk indonesia terutama yang bermukim pembakaran biomassa
dipedesaan sudah sejak lama mengandalkan Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini
bahan bakar biomassa dan teknologi adalah dapat memberikan informasi tentang
tradisional untuk kepentingan memasak dan penggunaan bahan bakar alternatif serta
pemanasan. Biomassa yang sering digunakan perbaikan bentuk desain dari tungku
antara lain kayu bakar, batok kelapa, serbuk pembakaran tradisional.
gergaji, ampas tebu, sekam padi dll Hasil penelitian Maulana (2009)
(Kumaradasa et al, 1999 dalam suhandi dkk, menunjukkan bahwa efisiensi paling baik
2013). dihasilkan dengan perlakuan diberi satu
Untuk mengkonversi energi yang lubang pemasukan udara, nyala api yang
terkandung dalam biomassa digunakan efektif dipengaruhi oleh aliran udara pada
tungku pembakaran lansung, kemudian panas tungku sekam yang ber sumber dari udara

https://doi.org/10.29303/dtm.v6i1.22
22
Dinamika Teknik Mesin, Volume 6 No. 1 Juni 2016 Mulyanto, Mirmanto, Athar: Pengaruh ketinggian lubang
p. ISSN: 2088-088X, e. ISSN: 2502-1729 udara pada tungku pembakaran biomassa terhadap

yang terperangkap pada badan kompor. Tempurung kelapa dikategorikan sebagai


Celah udara yang dibuka luas pada proses kayu keras tetapi mempunyai kadar lignin
pembakaran dapat mempercepat pross yang lebih tinggi dan kadar selulosa lebih
pembakaran dan efisiensi waktu pendidihan rendah dengan kadar air sekitar 6-9 %
air dapat optimal, karena dengan celah yang (Pranata, 2007).
terbuka luas, udara dan oksigen masuk dan Pemanfaatan tempurung kelapa dapat
bereaksi dengan bara api sehingga dilakukan secara langsung sebagai bahan
mempercepat laju pembakaran (Widiarto, bakar dengan mengkonversi melalui
2012). pembakaran sehingga menghasilkan panas.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Penggunaan biomassa tempurung kelapa
Barlin dan Nainggolan (2012) tentang studi sebagai bahan bakar perlu disertai dengan
performa tungku pembakaran biomassa pengadaan tungku yang harus disesuaikan
berbahan bakar limbah sekam padi. Efisiensi dengan kebutuhan masyarakat.
termal tungku pembakaran pada masing- Tungku merupakan alat yang
masing laju aliran udara primer tersebut digunakan untuk mengkonversi energi
adalah 12,364 %, 11,402 %, 11,402 %, potensial biomassa menjadi energi panas.
11,402 %, 6,123 %, 5,643 %, 4,204 % atau Untuk memperoleh efisiensi pembakaran
berkisar antara 4,204 % sampai 12,364 %. yang baik dari sebuah tungku, desain teknis
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan tungku harus diperhatikan. Tungku
bahwa semakin tinggi laju aliran udara primer, merupakan salah satu komponen dalam
maka efisiensi termal akan semakin menurun. proses pengolahan makanan yang dapat
Waktu operasi tungku pembakaran tertinggi meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
mencapai 17 menit 54 detik pada kecepatan baik dalam skala institusional, industri kecil
aliran udara primer 1300 fpm (6,604 m/s). maupun rumah tangga (Arisanti, 2001 dalam
Penelitian vidian (2012) menunjukkan Mulyono 2009). Tungku masak di Indonesia
bahwa membesarnya laju alir udara pada dibuat dari berbagai jenis material seperti:
tungku menyebabkan suhu dalam reaktor tanah liat, batu cadas, batu bata-semen serta
meningkat. Hal ini disebabkan karena pada tungku cetak dengan sistem cor.
laju alir volume udara yang tinggi, maka
penetrasi udara ke unggun tempurung lebih METODE PENELITIAN
besar jika dibandingkan laju alir volume udara Dalam penelitian ini dilakukan di
yang rendah. Bertambahnya suplai udara workshop fakultas teknik, Universitas
maka jumlah oksigen yang dipergunakan mataram dengan menggunakan tungku yang
untuk pembakaran pada daerah oksidasi juga terdiri dari ruang bakar berdiameter 13 cm,
semakin meningkat. Semakin besar laju alir diameter bagian atas tungku 19 cm, tinggi
udara, maka suhu api yang dihasilkan ruang bakar 15 cm, diameter lubang udara 5
semakin meningkat, sehingga mengakibatkan cm dengan variasi ketinggian jarak lubang
jumlah gas mampu bakar akan meningkat. udara dan ruang bakar yaitu 10 cm, 20 cm, 30
Meningkatnya jumlah gas mampu bakar tentu cm, dan 40 cm (gambar 1). Alat yang
akan meningkatkan jumlah panas yang digunakan meliputi tungku biomassa, panci
dilepaskan pada saat pembakaran gas. berdiameter 18 cm, termometer air raksa,
Biomassa adalah bahan organik yang termometer digital merk krisbow tipe K,
dihasilkan melalui proses fotosintetik, baik timbangan digital merk CHAMMRY kapasitas
berupa produk maupun buangan. Contoh 5 Kg dengan ketelitian 1 gram, stopwatch,
biomassa antara lain adalah tanaman, anemometer merk krisbow tipe a15 dengan
pepohonan, rumput, ubi, limbah pertanian, ketelitian 0,01 m/s, dan korek api. Bahan
limbah hutan, tinja dan kotoran ternak. Selain penelitian adalah biomassa tempurung kelapa
digunakan untuk tujuan primer serat, bahan dengan variasi panjang 2-4 cm, dan 5-10 cm,
pangan, pakan ternak, miyak nabati, bahan air, dan minyak tanah.
bangunan dan sebagainya, biomassa juga Pembuatan tungku dilakukan di desa Penujak
digunakan sebagai sumber energi (bahan Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok
bakar) Tengah. Adapun prosedur penelitianya adalah
Tempurung kelapa merupakan bagian :
dari buah kelapa yang fungsinya secara a. Tungku biomassa dalam kondisi siap
biologis adalah pelindung inti buah dan digunakan untuk pengujian performa
terletak di bagian sebelah dalam sabut tungku.
dengan ketebalan berkisar antara 2-6 mm.

https://doi.org/10.29303/dtm.v6i1.22
23
Dinamika Teknik Mesin, Volume 6 No. 1 Juni 2016 Mulyanto, Mirmanto, Athar: Pengaruh ketinggian lubang
p. ISSN: 2088-088X, e. ISSN: 2502-1729 udara pada tungku pembakaran biomassa terhadap

b. Bahan bakar biomassa yang akan Parameter pengujian


digunakan tersedia dalam jumlah yang Water Boiling Test (WBT) adalah
cukup untuk memenuhi proses metode pengujian yang digunakan untuk
pembakaran selama proses pengujian mengetahui kinerja suatu tungku dalam skala
tungku. laboratorium, dimana kondisi iklim, bahan
c. Bahan bakar biomassa yang digunakan bakar (kelembaban, spesies, bentuk), jenis
dalam kondisi kering. alat masak, pemasak termasuk cara
d. Alat uji seperti timbangan, stopwatch, mengoperasikan tungku dipertahankan sama
thermometer. anemometer sudah dalam di sepanjang pengujian.
kondisi siap digunakan.
e. Timbang berat biomassa yang diisikan a. Boiling Time adalah waktu yang
kedalam ruang bakar . dibutuhkan untuk memanaskan air pada
f. Siapkan air (1 Liter = 0,9964 Kg) yang panci atau ketel, yaitu dihitung mulai dari
akan dididihkan pada tungku dan meletakkan panci pada burner sampai air
sebelumnya temperatur awal air diukur mendidih pada suhu 100 0C.
dan timbang berat air tersebut.
g. Biomassa dalam ruang bakar dibakar b. Fuel Comsumtion Rate (FCR) adalah
menggunakan minyak tanah (10 gr = 0,01 perbandingan antara jumlah bahan bakar
Kg) sebagai pemicu. yang terpakai dengan waktu yang
h. Panci yang berisi air diletakkan diatas dibutuhkan untuk memanaskan air.
ruang bakar dan catat waktu ketika panci
diletakkan diatas ruang bakar. mbt
i. Tunggu air sampai mendidih dan catat FCR = (1)
waktu yang dibutuhkan sampai air t
mendidih. Catat juga waktu dalam selang mbt = ma − mak (2)
waktu satu menit sampai titik didih dicapai.
j. Dengan cara yang sama (e sampai i) utuk Persamaan (1) dan (2) diperoleh dari Barlin
pengujian ketinggian lubang udara 20 cm, dan Nainggolan (2012). Dengan FCR adalah
30 cm, dan 40 cm. fuel Comsumption Rate, (kg/jam), mbt
sebagai massa bahan bakar terpakai (Kg), ma
adalah massa bahan bakar awal (Kg), mak
merupakan massa bahan bakar akhir (Kg), t
adalah waktu untuk mendidihkan air (jam).

https://doi.org/10.29303/dtm.v6i1.22
24
Dinamika Teknik Mesin, Volume 6 No. 1 Juni 2016 Mulyanto, Mirmanto, Athar: Pengaruh ketinggian lubang
p. ISSN: 2088-088X, e. ISSN: 2502-1729 udara pada tungku pembakaran biomassa terhadap

pembakaran (kW), Pout adalah daya yang


c. Daya bersih (Pout) adalah perbandingan digunakan untuk menaikkan suhu air (kW).
antara energi yang digunakan untuk f. Efisiensi Tungku (η) adalah
memanaskan air dengan lama waktu yang perbandingan antara daya bersih yang
dibutuhkan untuk mencapai titik didih. digunakan untuk memanaskan air
dengan daya pebakaran bahan bakar.
M w c p (T f − Ti )
Pout = (3) Pout
t η= x100% (6)
Pin
Persamaan (3) diambil dari Anonim1 (2007).
Dengan Pout adalah daya bersih (kW), Mw HASIL DAN PEMBAHASAN
menyatakan massa air, liter (1 Liter = 0,9964 Boiling Time dan Fuel Consumtion Rate
Kg). Cp adalah kalor jenis air, 4,1866 (FCR)
kJ/Kg0C, Ti adalah temperatur air awal (0C), Boiling time adalah waktu yang
0
Tf menyatakan temperatur air akhir ( C). dibutuhkan untuk memanaskan air pada
panci/ketel, yaitu dihitung mulai meletakkan
0
d. Daya Pembakaran (Pin) adalah energi panci sampai air mencapai suhu 100 C.
panas yang terkandung didalam bahan Fuel consumption rate (FCR) adalah
bakar dibagi dengan waktu yang perbandingan jumlah konsumsi bahan bakar
digunakan pada proses pebakaran. yang digunakan dalam satu kali pembakaran
dengan waktu yang dibutuhkan untuk
mbt LHV menghabiskan bahan bakar tersebut.
Pin = (4) Dapat terlihat dari gambar 2 bahwa
t pemanasan air menggunakan tungku dengan
ketinggian lubang udara 10 cm, 20 cm, 30 cm,
Dengan Pin adalah daya bersih untuk 40 cm, dan tungku tradisional dengan bahan
menaikkan suhu air (kW), LHV merupakan bakar ukuran panjang 2-4 cm memerlukan
nilai kalor terendah bahan bakar (kJ/Kg). waktu rata-rata berturut-turut adalah 706
detik, 650 detik, 592 detik, 536 detik dan 938
e. Daya yang hilang (Plosses) adalah detik, ini berbeda dengan boiling time pada
kehilangan daya yang dihasilkan dari tungku dengan ukuran bahan bakar ukuran
tungku pembakaran biomassa. panjang 5-10 cm yang memiliki rata-rata lebih
cepat pada ketinggian lubang udara 10 cm,
Ploss = Pin − Pout (5) 20 cm, 30 cm, 40 cm dan tungku tradisional
yaitu 620 detik, 570 detik, 516 detik, 472

Dengan Ploss menyatakan kehilangan daya detik dan tungku tradisional 874 detik.
pada tungku (kW), Pin adalah daya

https://doi.org/10.29303/dtm.v6i1.22
25
Dinamika Teknik Mesin, Volume 6 No. 1 Juni 2016 Mulyanto, Mirmanto, Athar: Pengaruh ketinggian lubang
p. ISSN: 2088-088X, e. ISSN: 2502-1729 udara pada tungku pembakaran biomassa terhadap

Semakin tinggi jarak lubang udara pada udara dengan ukuran bahan bakar 2-4 cm
tungku maka boiling time akan semakin cepat sebesar 0,6067 Kg/Jam pada tungku dengan
karena suplay udara yang dapat kontak ketinggian lubang udara 40 cm, konsumsi
dengan bahan bakar semakin baik sehingga bahan bakar terendah sebesar 0,3637
suhu panas yang dihasilkan baik dan waktu Kg/Jam pada tungku dengan ketinggian
pemanasan menjadi lebih cepat, proses lubang udara 10 cm. Sementara pada
pembakaran yang lebih baik menghasilkan ketinggian lubang udara pada tungku dengan
laju pembakaran yang lebih besar, yang ukuran bahan bakar 5-10 cm, nilai konsumsi
berarti jumlah energi pembakaran meningkat bahan bakar terbesar pada tungku dengan
sehingga suhu pembakaran meningkat. ketinggian lubang udara 40 cm yaitu 0,9407

Dari gambar 3 dapat dilihat pengaruh Kg/jam, dan yang terendah pada ketinggian
variasi ketinggian lubang udara dan ukuran lubang udara 10 cm sebesar 0,5361 Kg/Jam.
bahan bakar dengan nilai fuel consumtion rate Terlihat bahwa terjadi kenaikan laju konsumsi
(FCR), dimana variasi ketinggian lubang bahan bakar pada setiap ketinggian lubang

https://doi.org/10.29303/dtm.v6i1.22
26
Dinamika Teknik Mesin, Volume 6 No. 1 Juni 2016 Mulyanto, Mirmanto, Athar: Pengaruh ketinggian lubang
p. ISSN: 2088-088X, e. ISSN: 2502-1729 udara pada tungku pembakaran biomassa terhadap

udara. Semakin tinggi jarak lubang udara, pembakaran menjadi lebih cepat, akibtanya

maka laju konsumsi bahan bakar juga akan bahan bakar juga akan cepat terbakar. Jika
semakin naik. bahan bakar cepat terbakar, maka bahan
Kenaikan laju konsumsi bahan bakar bakar akan semakin cepat habis.
pada setiap ketinggian lubang udara

disebabkan karena semakin tingginya laju Daya Pembakaran (Pin), Daya Bersih (Pout),
aliran udara. Hal tersebut diakibatkan karena Kehilangan daya (Ploss)
semakin tinggi laju aliran udara, ini berarti Dari gambar 4 terlihat bahwa Daya
bahwa udara yang masuk ke dalam ruang pembakaran dipengaruhi oleh ketinggian jarak
bakar semakin banyak, maka proses lubang udara pada tungku dan ukuran bahan

https://doi.org/10.29303/dtm.v6i1.22
27
Dinamika Teknik Mesin, Volume 6 No. 1 Juni 2016 Mulyanto, Mirmanto, Athar: Pengaruh ketinggian lubang
p. ISSN: 2088-088X, e. ISSN: 2502-1729 udara pada tungku pembakaran biomassa terhadap

bakar. Semakin tinggi jarak lubang udara Pada gambar 5 hubungan kehilangan
maka power input yang dihasilkan semakin daya dengan ketinggian lubang pemasukan
besar. Pada bahan bakar dengan ukuran 2-4 udara dan ukuran bahan bakar pada tungku
cm, nilai power input untuk ketinggian lubang yang menunjukan perbanding yang lurus
udara 10 cm, 20 cm, 30 cm, dan 40 cm, dengan ketinggian lubang, daya input dan
berturut-turut adalah 2,7226 kW, 3,2678 kW, daya outputnya. Semakin tinggi jarak lubang
3,7409 kW dan 4,3266 kW. Sedangkan pada udara maka daya yang hilang akan semakin
ukuran bahan bakar 5-10 cm, nilai power besar, hal ini disebabkan perbedaan
input dari tungku dengan ketinggian jarak ketinggian lubang udara menyebabkan
lubang pemasukan udara 10 cm, 20 cm, 30 adanya laju aliran udara yang dapat
cm dan 40 cm berturut-turut adalah 3,8078 mengurangi transfer panas baik secara
kW, 4,7160 kW, 5,4120 kW dan 6,3738 kW. konveksi maupun secara radiasi, serta
Sementara pada tungku tradisional dengn banyaknya daya yang terbuang kelingkungan
ukuran bahan bakar 2-4 cm dan 5-10 cm akibat nyala api yang menyebar sehingga
menghasilkan rata-rata 3,3558 kW dan tidak terfokus ke alat memasak.
3,7369 kW. Peningkatan daya pembakaran ini
disebabkan karena semakin banyaknya Efisiensi (ɳ)
bahan bakar yang terbakar yang Efisiensi tungku adalah perbandingan
mengakibatkan semakin banyaknya daya antara energi yang digunakan pada
yang dilepaskan oleh bahan bakar. pemanasan air (Pout) dengan energi panas
Berdasarkan gambar 6 power output yang terkandung pada bahan bakar (Pin).
yang dihasilkan dari proses pembakaran pada Dari gambar 7 terlihat bahwa efisiensi
tungku dengan variasi ketinggian lubang tungku pada pemanasan air untuk masing-
udara 10 cm, 20 cm, 30 cm, 40 cm, dan masing ketinggian lubang udara menunjukkan
tungku tradisional dengan ukuran bahan bahwa semakin tinggi jarak lubang udara

bakar 2-4 cm masing-masing adalah 0,4254 semakin kecil efisiensi yang dihasilkan.
kW, 0,4621 kW, 0,5073 kWh, 0,5604 kW dan Seperti yang terlihat pada penggunaan tungku
0,3202 kW, sedangkan pada variasi ukuran dengan ketinggan lubang udara pada
bahan bakar 5-10 cm masing-masing adalah penggunaan bahan bakar ukuran 2-4 cm,
0,4844 kW, 0,5269 kW, 0,5821 kW, 0,6363 memdapatkan nilai efisiensi sebesar 15,62 %
kW, dan 0,3436 kW. Power output pada pada ketinggian lubang udara 10 cm, dan
tungku pembakaran biomassa menunjukkan efisiensi yang terkecil sebesar 12,95 % pada
kemampuan dari tungku untuk menghasilkan ketinggian lubang udara 40 cm, begitu juga
energi yang nantinya akan digunakan untuk dengan penggunaan tungku yang
memasak/memanaskan air. menggunakan ukuran bahan bakar 5-10 cm,
efisiensi terbesar pada ketinggian lubang

https://doi.org/10.29303/dtm.v6i1.22
28
Dinamika Teknik Mesin, Volume 6 No. 1 Juni 2016 Mulyanto, Mirmanto, Athar: Pengaruh ketinggian lubang
p. ISSN: 2088-088X, e. ISSN: 2502-1729 udara pada tungku pembakaran biomassa terhadap

udara 10 cm yaitu sebesar 12,72 %, dan lubang udara maka daya yang hilang
efisiensi terkecil yang dihasilkan pada tungku semakin besar, hal ini dikarenakan
dengan ketinggian lubang udara 40 cm penggunaan diameter panci yang
sebesar 9,98 %. Hal ini disebabkan karena digunakan terlalu kecil sehingga nyala api
nilai dari efisiensi tungku tergantung dari hasil pembakaran banyak yang menyebar
jumlah konsumsi bahan bakar yang ke lingkungan dan tidak terfokus kealat
digunakan pada proses pembakaran, jadi memasak.
semakin tinggi jarak lubang udara dengan 5. Dari hubungan antara efisiensi (ɳ) dengan
ukuran bahan bakar yang semakin besar variasi ketinggian lubang udara dan variasi
akan menyebabkan konsumsi bahan bakar ukuran panjang bahan bakar dapat
akan semakin besar, sehingga efisiensi disimpulkan bahwa semakin tinggi jarak
tungku menjadi kecil. Selain itu juga nilai lubang udara dengan ukuran bahan bakar
efisiensi juga tergantung dari nilai kalor bahan 5-10 cm, maka semakin rendah efisiensi
bakar yang digunakan. (ɳ) yang dihasilkan. Pada penelitin ini
diperoleh efisiensi (ɳ) yang paling besar
KESIMPULAN DAN SARAN pada variasi tinggi lubang udara 10 cm
Kesimpulan dengan ukuran bahan bakar 2-4 cm yaitu
Berdasarkan hasil perhitungan dan 15,62 %, sedangkan efisiensi (ɳ) paling
analisa data yang telah dilakukan pada bab rendah diperoleh dari tinggi jarak lubang
sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan udara 40 cm dengan ukuran bahan bakar
diantaranya : 5-10 cm yaitu 9,98 %. Sementra untuk
1. Dari hubungan antara boiling time dengan tungku tradisional menghasilkan nilai
variasi ketinggian lubang udara pada efisiensi tertinggi pada ukuran bahan bakar
tungku dan variasi ukuran panjang bahan 2-4 cm yaitu 9,72 %.
bakar di peroleh boiling time yang paling
lambat pada ketinggian lubang udara 10 Saran
cm dengan ukuran bahan bakar 2-4 cm, 1. Pada penelitian selanjutnya diharapkan
sedangkan nilai boiling time tercepat pada untuk meminimalisir kehilangan daya yang
tungku pembakaran dengan ketinggian dihasilkan diantaranya dengan
lubang udara 40 cm dan ukuran bahan memperhatikan penggunaan diameter
bakar 5-10 cm . Artinya semakin tinggi panci harus lebih besar dari diameter
jarak lubang udara, maka waktu yang tungku dan ketebalan dinding tungku
dibutuhkan untuk mendidihkan air semakin sehingga efisiensi yang dihasilkan akan
cepat, dengan demikian dapat dikatakan lebih baik.
bahwa ketinggian lubang berbanding 2. Untuk penelitian selanjutnya juga perlu
terbalik dengan nilai boiling time yang diperhitungkan perpindahan panas baik
dihasilkan. secara konduksi, konveksi dan radiasi
2. Dari hubungan antara fuel consumtion rate sehingga dihasilkan efisiensi thermal dari
(FCR) dengan variasi ketinggian lubang tungku pembakaran biomassa tersebut.
udara dan variasi ukuran bahan bakar,
diperoleh kesimpulan bahwa semakin DAFTAR PUSTAKA
tinggi jarak lubang udara dengan bahan Anonim1, 2007, Bahan bakar dan
bakar yang besar, maka semakin besar pembakaran, Pedoman Efisiensi Energi
konsumsi bahan bakar yang digunakan, untuk Industri di Asia pada
artinya penggunaan bahan bakar akan www.energyefficiencyasia.org. diunduh
semakin boros. pada tanggal 25 januari 2015
3. Dari hubungan antara daya pembakaran Barlin, Nainggolan M.P., 2012, Studi performa
(Pin), daya bersih (Pout) dan daya yang tungku pembakaran biomassa
hilang (Ploss) dengan variasi ketinggian berbahan bakar limbah sekam padi,
lubang udara dan variasi ukuran bahan Prosiding Seminar Nasional Resatek,
bakar diperoleh hasil bahwa semakin tinggi Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik,
jarak lubang udara dengan ukuran panjang Universitas Sriwijaya, Palembang.
bahan bakar 5-10 cm, maka daya Budianto, A., Nurhuda, M., Nadhir , A., 2014,
pembakaran dan daya bersih yang Uji Efisiensi Tungku Tanah Liat
dihasilkan akan semakin besar. Berdaya Sedang, Jurusan Fisika,
4. Dari hubungan antara daya yang hilang FMIPA, Universitas Brawijaya.
(Ploss) dengan variasi ketinggian lubang Maulana, R., 2008., Optimasi efisiensi Tungku
udara dan variasi ukuran bahan bakar Sekam dengan Variasi Lubang pada
diperoleh hasil bahwa semakin tinggi jarak

https://doi.org/10.29303/dtm.v6i1.22
29
Dinamika Teknik Mesin, Volume 6 No. 1 Juni 2016 Mulyanto, Mirmanto, Athar: Pengaruh ketinggian lubang
p. ISSN: 2088-088X, e. ISSN: 2502-1729 udara pada tungku pembakaran biomassa terhadap

Badan Kompor, Skripsi, Institut


Pertanian Bogor, Bogor.
Pranata, J., 2007, Pemanfaatan sabut dan
tempurung kelapa serta cangkang sawit
untuk pembuatan asap cair sebagai
pengawet makanan alami, Teknik Kimia
Universitas Malikussaleh
Lhokseumawe, Aceh.
Suhandi, A., Rusdiana, D., Irzaman, 2013,
Kajian dan terapan konsep fisika dalam
desain tungku sekam, Jurusan
Pendidikan Fisika, FPMIPA, Institut
Pertanian Bogor.
Utami, Y., 2008, Desain dan uji unjuk kerja
tungku briket biomassa , Skripsi,
Fakultas Teknologi Pertanian, Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Vidian, F., 2012, Gasifikasi tempurung kelapa
menggunakan updraft gasifier pada
beberapa variasi laju alir udara
pembakaran, Jurusan Teknik Mesin,
Fakutas Teknik, Universitas Sriwijaya,
Palembang.
Widiarto, I.H., 2012, Pengaruh luas celah
udara pada kompor briket batubara
terhadap efisiensi waktu pendidihan air,
Skripsi, Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Jember,
Jember.

https://doi.org/10.29303/dtm.v6i1.22
30

You might also like