Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TEMATIK TERPADU BERBASIS MODEL

DISCOVERY LEARNING di KELAS IV SD NEGERI 030 PALEMBANG

Triyana Yetra
Universitas PGRI Palembang
Email : triyanayetra23@gmail.com

Abstrak
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan dengan menggunakan
model 4-D yang terdiri dari 4 tahap yaitu: tahap pendefinisian (define), perancangan (design),
pengembangan (develop) dan penyebaran (disseminate). Tahap disseminate dilakukan pada
skala terbatas. Rancangan yang telah didesain kemudian divalidasi oleh 3 orang ahli.
Kepraktisan dilihat melalui hasil analisis angket respon siswa dan guru. Keefektifan dilihat
melalui hasil analisis observasi aktivitas dan hasil belajar siswa. Hasil yang diperoleh,
validasi bahan ajar diperoleh rata-rata 3,6 dengan kategori sangat valid. Pada tahap
praktikalitas, diperoleh hasil bahwa bahan ajar sudah praktis untuk digunakan.
Penggunaan bahan ajar dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Tingkat
ketuntasan hasil belajar siswa mencapai 83%. Ini berarti bahan ajar efektif dalam
meningkatkan hasil belajar siswa. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa bahan ajar yang
dikembangkan telah valid, praktis dan efektif digunakan sebagai salah satu bahan ajar di
kelas IV sekolah Dasar.

Kata Kunci : bahan ajar, pembelajaran integrasi, discovery learning model, model 4-D

Abstract
The type of research used is the development research using 4-D model consisting of 4 stages, namely:
defining (define), design, development and disseminate. The disseminate stage is performed on a
limited scale. The developed teaching materials are validated by experts in language, content, and
design. Then integrated thematic materials are experimented to see the practicality and effectiveness of
thematic integrated teaching materials. The practicality of teaching material is seen from
questionnaire of teacher and student response, effectiveness seen from activity observation and
student learning result in using integrated thematic material based on Discovery Learning model.
The results obtained, validation of learning materials obtained 3.6 with the category is very valid. At
the stage of practicality, the results obtained that the teaching materials are practical to use. The use of
teaching materials can improve student activities and learning outcomes. Student achievement
completeness reaches 83%. This means that teaching materials are effective in improving student
learning outcomes. From the research result, it is found that the developed teaching material has been
valid, practical and effective as one of the teaching materials in the fourth grade of elementary school.

Keyword: teaching materials, integrated learning, the discovery learning model, the 4-D model.

PENDAHULUAN kumpulan bahan ajar/materi yang disusun


Bahan ajar merupakan suatu secara sistematis sehingga tercipta
program yang disusun guru untuk lingkungan/suasana yang memungkinkan
mengembangkan pengetahuan, siswa untuk belajar. Bahan ajar memiliki
keterampilan, dan sikap positif terhadap peranan yang sangat penting dalam
pembelajaran yang diturunkan dari pencapaian kompetensi yang harus
kurikulum yang berlaku. Hal ini sesuai dikuasai siswa. Pengembangan bahan ajar
dengan yang diungkapkan oleh Prastowo akan membantu kelancaran proses
((2013:36) bahan ajar merupakan pembelajaran yang diberikan di kelas.

Jurnal Buah Hati Vol. 6, No. 2, September 2019 |175


Bahan ajar adalah segala bahan baik proses pembelajaran tematik terpadu
informasi, alat, maupun teks yang disusun kurikulum 2013 yang diberikan di Sekolah
secara sistematis, yang menampilkan sosok Dasar. Guru harus lebih kreatif lagi dalam
utuh dari kompetensi yang akan dikuasai mengembangkan bahan ajar pembelajaran
oleh siswa dan digunakan dalam proses untuk memudahkan siswa dalam
pembelajaran dengan tujuan perencanaan pembelajaran. Pengembangan bahan ajar
dan penerapannya dalam pembelajaran. pada kurikulum 2013 menggunakan
Pengunaan bahan ajar yang tepat pendekatan ilmiah atau Scientific
dan sesuai dengan kebutuhan materi yang (Kemendikbud, 2014:71). Sementara itu,
akan diajarkan memberikan pengaruh model pembelajaran yang disarankan
yang besar terhadap pengembangan dalam pembelajarannya yaitu Problem
kemampuan akademik siswa. Namun Based learning (PBL), Project Based Learning
sebaliknya, apabila bahan ajar kurang (PjBL), dan Discovery Learning (DL).
sesuai dengan kriteria maka yang akan Penggunaan model pembelajaran sangat
lahir adalah berbagai masalah dalam membantu guru dalam menyampaikan
pembelajaran. Salah satu yang pesan pembelajaran. Dengan model
diperhatikan dalam bahan ajar adalah pembelajaran, guru dapat dengan mudah
bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan mengatur langkah-langkah pembelajaran
kurikulum dengan mempertimbangkan yang akan diterapkan kepada siswa. Oleh
kebutuhan siswa, yakni bahan ajar yang sebab itu, peran guru sangat diutamakan
sesuai dengan karakteristik dan dalam merancang dan mengembangkan
lingkungan sosial siswa. bahan ajar pembelajaran sesuai dengan
Dalam kurikulum 2013 mata model pembelajaran yang mendukung
pelajaran yang terkait dengan tema dalam secara optimal.
suatu pembelajaran sudah ditentukan Berdasarkan hasil observasi dengan
sesuai dengan buku guru dan buku siswa guru kelas IV SD Negeri 030 Palembang
yang sudah tersedia, tetapi dalam ditemukan beberapa
pengembangannya membutuhkan permasalahan.Pertama, menunjukkan
kreativitas guru. Guru beranggapan tidak bahan ajar yang digunakan guru belum
perlu lagi mengembangkan bahan ajar dikembangkan secara maksimal. Guru
karena semuanya telah dirancang dan di masih terfokus pada satu sumber buku
susun di dalam buku guru dan buku yang sudah disediakan Kemendikbud
siswa. Selain itu, guru juga merasa cukup dalam bentuk buku pegangan guru dan
dengan bahan ajar yang ada pada buku buku pengembangan siswa. Kedua, model
siswa, sehingga guru tidak berusaha lagi pembelajaran yang dirancang pada bahan
untuk melengkapi bahan ajar tersebut ajar kurang cocok tehadap keefektifan
menjadi bahan ajar yang sesuai dengan proses pembelajaran. Ketiga, kurangnya
karakteristik siswa. pemahaman dan kreativitas guru dalam
Pengembangan bahan ajar mengembangkan bahan ajar ini
merupakan suatu hal pokok yang tidak menyebabkan pembelajaran yang terjadi
bisa terlepas dari proses pembelajaran sebatas penerimaan informasi semata,
yang dilaksanakan. Oleh sebab itu, tanpa adanya penekanan terhadap
kesiapan bahan ajar merupakan salah satu pengembangan kemampuan untuk
faktor penentu berhasil atau tidaknya menemukan sendiri, menganalisis dan

Jurnal Buah Hati Vol. 6, No. 2, September 2019 |176


mencari solusi permasalahan yang terjadi mengidentifikasi apa yang ingin diketahui
di lingkungan sekitarnya. Keempat, siswa dilanjutkan dengan mencari informasi
kurang aktif dalam pembelajaran karena sendiri kemudian mengorgansasi atau
menurutnya belajar hanya menerima membentuk (konstruktif) sebuah
informasi dan belum bisa untuk mencari kesimpulan dari informasi yang
informasi. didapatkannya.
Berdasarkan uraian tersebut, guru Salah satu model untuk membantu
hendaknya mampu mengembangkan siswa berperan aktif dalam pembelajaran
bahan ajar yang efektif dan kreatif serta untuk menemukan informasi
berorientasi pada model pembelajaran menyelesaikan permasalahan. Model
yang mengorganisasikan bahan ajar yang Discovery learning sangat sesuai dengan
dipelajarinya dengan suatu bentuk akhir. karakteristik siswa kelas IV SD Negeri 030
Guru juga hendaknya membuatkan Palembang, yang berani dan suka
langkah-langkah model pembelajaran yang tantangan.Model yang digunakan dalam
digunakan pada bahan ajar sehingga proses pembelajaran sangat menentukan
terlihat jelas oleh siswa kegiatan yang tingkat keberhasilan tujuan pembelajaran
dilakukan pada bahan ajar sesuai dengan yang ingin dicapai. Salah satunya adalah
model yang digunakan. model Discavery learning. lain menurut
Model pembelajaran ini bertujuan Oemar (2012:29) “Discovery learning adalah
untuk memberikan pola dan langkah yang proses pembelajaran yang menitikberatkan
jelas serta terpadu dalam pengembangan pada mental intelektual para siswa dalam
bahan ajar pembelajaran tematik yang memecahkan berbagai persoalan yang
akan dilakukan. Kesesuaian antara dihadapi, sehingga menemukan suatu
masalah dengan model pembelajaran yang konsep atau generalisasi yang diterapkan
akan dipilih sangat perlu diperhatikan. di lapangan.
Namun, agar lebih terarah dalam Discovery learning bertujuan agar
penggunaanya, bahan ajar yang siswa mampu memecahkan masalah dan
dikembangkan hendaknya menggunakan menarik kesimpulan dari permasalahan
model yang sesuai dengan pembelajaran yang sedang dipelajari. Sejalan dengan hal
tematik. Salah satu model pembejalaran itu menurut Amir (2009:48) tujuan
yang dapat digunakan dalam Discavery learning adalah : (1) Untuk
pembelajaran tematik terpadu pada mengembangkan krearivitas, (2) Untuk
kurikulum 2013 adalah model Discovery mengembangkan langsung dalam belajar,
Learning (DL). (3) Untuk mengembangkan kemampuan
Discovery Learning adalah teori berfikir rasional dan kritis, (4) Untuk
belajar yang didefinisikan sebagai proses meningkatkan keaktifan siswa dalam
pembelajaran yang disajikan tidak secara proses pembelajaran, (5) Untuk belajar
keseluruhan, namun dengan model memecahkan masalah, (6) Untuk
discovery learning diharapkan siswa mendapatkan inovasi dalam proses
mengorganisasikan sendiri untuk pembelajaran.
menyimpulkan pemebelajaran dari proses Prosedur pembelajaran Discavery
yang ditemukannya sendiri. . Penerapan learning, seorang guru tidak langsung
model Discovery Learning mengarahkan menyajikan bahan pelajaran. Akan tetapi
siswa untuk menemukan dan siswa diberi peluang untuk menemukan

Jurnal Buah Hati Vol. 6, No. 2, September 2019 |177


sendiri suatu persoalan yang dilakukan menemukan sendiri berbaai pengetahuan
atas beberapa tahapan atau langkah dalam yang dipelajarinya secara holistik, autentik,
model Discavery learning. Menurut Akker dan aktif. Trianto (2010:87) menemukakan
(2004:296) langkah-langkah Discavery bahwa “tujuan tematik terpadu yaitu: (1)
learning adalah : (1) Identify Problem, (2) Dengan menggabungkan beberapa
Develop Possible Solutions, (3) Collect Data, kompetensi dasar dan indikator serta isi
(4) Analyze and Interpret Data, (5) Test mata pelajaran akan terjadi penghematan,
Conclutions. Sejalan dengan pendapat (2) siswa mampu melihat hubungan-
tersebut. Menurut Kemendikbud (2014:32) hubungan yang bermakna, (3)
langkah-langkah model discavery learning pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa
yaitu 1) stimulation (pemberian akan mendapat penertian mengenai proses
rangsangan), 2) problem statement, dan materi yan tidak terpecah-pecah, (4)
(pernyataan/identifikasi masalah, 3) data meningkatkan penguasaan
collection, 4) data processing, 5) verification, 6) konsep”.Tematik terpadu dalam
generalization. kenyataannya memiliki sejumlah
Tematik terpadu merupakan salah karakteristik. Trianto (2010:91-92)
satu pembelajaran yang menginterrasikan menyatakan bahwa “tematik terpadu
beberapa mata pelajaran ke dalam satu memiliki karakteristik antara lain: (1)
tema. Menurut Trianto (2010:86) bahwa berpusat kepada siswa, (2) memberikan
“pembelajaran tematik terpadu adalah pengalaman langsung, (3) pemisahan mata
pembelajaran yan berangkat dari suatu pelajaran tidak begitu jelas, (4) menyajikan
tema tertentu sebagai pusat yan diunakan konsep dari berbagai mata pelajaran, (5)
memahami gejala-gejala dan konsep- bersifat fleksibel, (6) hasil pembelajaran
konsep, baik yan berasal dari bidang studi sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa,
yang bersangkutan maupun dari bidang dan (7) menggunakan prinsip belajar
studi lainnya”.Kemendikbud (2014:26) juga sambil bermain dan menyenangkan”.
menyatakan bahwa “tematik terpadu Penilaian dalam proses tematik
adalah pembelajaran yang menggunakan terpadu sesuai dengan kurikulum 2013
tema sebagai pemersatu kegiatan adalah penilaian autentik yang dilakukan
pembelajaran sekaligus dalam satu kali pada tiga aspek yaitu: aspek sikap,
tatap muta, untuk memberikan pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian
pengalaman yang bermakna bagi siswa”. autentik bertujuan untuk mengevaluasi
Kemudian Prastowo (2013:126) juga kemampuan siswa dalam konteks dunia
berpendapat bahwa, “Pembelajaran nyata. Dengan kata lain, siswa belajar
tematik terpadu adalah pembelajaran bagaimana menaplikasikan pengetahuan
terpadu yang melibatkan beberapa dan keterampilan ke dalam dunia
pelajaran (bahkan lintas rumpun mata nyata.Prastowo (2014:150) menyatakan
pelajaran) yan diikat dalam tema-tema bahwa “penilaian dalam pembelajaran
tertentu”. tematik terpadu ini menyangkut penilaian
Tematik terpadu lebih menekankan pada kompetensi sikap (attitude),
kepada penerapan konsep belajar sambil kompetensi pengetahuan (knowledge) dan
melakukan sesuatu. Dengan pembelajaran penilaian kompetensi keterampilan (skill).
tematik terpadu, siswa dapat memperoleh Selanjutnya Hosnan (2014:387) juga
pengalaman langsung dan berlatih menyatakan bahwa penilaian autentik

Jurnal Buah Hati Vol. 6, No. 2, September 2019 |178


adalah pengukuran yang bermakna secara menghasilkan atau memvalidasi bahan ajar
signifikan terhadap hasil belajar siswa yang sudah direvisi berdasarkan masukan
untuk ranah sikap, keterampilan, dan dari para ahli. Setelah tahap uji validitas ini
pengetahuan”. direvisi dan selanjutnya diujicobakan di
Dapat disimpulkan bahwa penialaian sekolah untuk mengetahui
dalam pembelajaran tematik terpadu ini praktikalitasnya. Praktikalitas berkaitan
menyangkut penilaian pada sikap dengan keterpakaian bahan ajar oleh siswa
(attitude), pengetahuan (knowledge) dan dan guru. Bahan ajar dikatakan praktis jika
keterampilan (skill). Penilaian yang guru dapat menggunakan bahan ajar
dilakukan secara berkesinambungan tersebut untuk melaksanakan
bertujuan untuk memantau proses dan pembelajaran secara logis dan
kemajuan belajar siswa serta untuk berkesinambungan, tanpa banyak
meningkatkan efektivitas dalam proses masalah.Keempat, penyebaran (disseminate).
pembelajaran. Pada tahap ini merupakan tahap
Penerapan Kurikulum 2013 dapat penggunaan bahan ajar yang telah
mengembankan berbagai kompetensi yang dikembangkan pada skala yang lebih luas.
sangat diperlukan sebagai instrumen Tujuan ;ainnya adalah untuk menguji
untuk mengarahkan siswa menjadi: (a) efektivitas penggunaan bahan ajar dalam
manusia berkualitas yang mampu dan proses pembelajaran. Akan tetapi, karena
proaktif menjawab tantangan zaman yang skala terbatas yaitu pada kelas lain yang
selalu berubah; (b) manusia terdidik yang sesuai dengan kebutuhan penelitian.
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Akan tetapi, karena keterbatasan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, tenaga, biaya, dan waktu yang dimiliki
berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (c) penulis, maka pada tahap penyebaran
warga negara yang demokratis, hanya akan dilakukan dalam skala
bertanggung jawab. terbatas. Adapun karakteristik bahan ajar
Pengembangan bahan ajar tematik tematik terpadu menurut Prastowo
terpadu bebasis Discovery Learning (2014:142) antara lain: “(1) Menstimulasi
dilakukan dengan tahapan yang terencana siswa agar aktif, (2) menciptakan suasana
dan terstruktur. Tahap-tahap yang pembelajaran yang menyenangkan, (3)
dilakukan memperhatikan tahapan model menyuguhkan pengetahuan yang holistic
penelitian pengembangan, pembelajaran (tematik), dan (4) memberikan pengalaman
tematik terpadu dan Discovery Learning. langsung kepada siswa”.
Tahap-tahap pengembangan bahan ajar
yang dilakukan dengan menggunakan METODE PENELITIAN
model 4-D meliputi, Pertama, pendefinisian Penelitian pengembangan
(define),Kedua, perancangan merupakan sebuah metode penelitian
(design)Perancangan (design), yang yang digunakan untuk mengembangkan
bertujuan menyiapkan bahan ajar yang sebuah produk melalui tahapan tertentu,
akan dikembangkan sesuai dengan format- hingga nantinya dihasilkan sebuah
format yan sudah ditetapkan.Ketiga, produk yang teruji tingkat kevalidan,
pengembangan (develop), pada tahap kepraktisan, dan keefektifannya terhadap
pengembangan ini dilakukan validasi oleh kebutuhan. Menurut Sugiyono (2009:297),
para ahli yang bertujuan untuk penelitian pengembangan (Research and

Jurnal Buah Hati Vol. 6, No. 2, September 2019 |179


Development) adalah penelitian yang Palembang dalam jumlah terbatas. Uji coba
menghasilkan produk tertentu dan ini bertujuan untuk mengetahui
menguji keefektifan produk tersebut. praktikalitas (keterpakaian) dan efektivitas
Penelitian ini dilaksanakan untuk bahan ajar yang akan dihasilkan. Dalam uji
mengembangkan suatu produk berupa coba, penulis bertindak sebagai observer
modul pembelajaran dengan untuk mengamati keterlaksanaan proses
pengintegrasian pendidikan karakter. pembelajaran dengan menggunakan bahan
Penelitian pengembangan ajar yang telah dihasilkan.
bukanlah penelitian untuk menemukan Pertama, uji Praktikalitas Bahan
teori, melainkan penelitian yang Ajar. Praktikalitas atau bersifat praktis,
digunakan untuk mengembangkan atau artinya mudah dan senang memakainya.
menghasilkan sebuah produk melalui Praktikalitas berkaitan dengan
tahapan tertentu, hingga nantinya keterpakaian bahan ajar oleh siswa dan
dihasilkan sebuah produk yang teruji guru. Bahan ajar dikatakan praktis jika
tingkat kevalidan, kepraktisan, dan guru dapat menggunakan bahan ajar
keefektifannya terhadap kebutuhan. tersebut dalam proses pembelajaran yang
Berdasarkan kebutuhan penulis, logis dan berkesinambungan tanpa banyak
maka model pengembangan yang akan masalah. Kedua, uji efektivitas bahan ajar
dipakai pada perencanaan penelitian ini berbasis Model discovery learning dapat
adalah model 4-D karena model ini dilihat dari peningkatan aktivitas belajar
dianggap cocok dalam pengembangan siswa, peningkatan hasil belajar dan
bahan ajar. Sesuai dengan pendapat peningkatan pemikiran kreatifi siswa
Hamdani (2011:29) bahwa model 4-D lebih selama proses pembelajaran. Uji efektivitas
tepat digunakan sebagai dasar untuk di lakukan pada SD Negeri 030
mengembangkan bahan ajar, uraiannya PalembangUji coba produk dilakukan
dipaparkan lebih lengkap dan sistematis, pada subjek uji coba yang dipilih
dan pengembangannya melibatkan berdasarkan pertimbangan tertentu. Hal
penilaian para ahli sebagai validator ini dilakukan agar keterlaksanaan bahan
sehingga dilakukan uji coba bahan tersebut ajar yang dihasilkan berjalan dengan baik.
telah direvisi berdasarkan penilaian, saran Subjek uji coba pada penelitian ini adalah
serta masukan validator. siswa kelas IV SD Negeri 030 Palembang.
Prosedur pengembangan ini sesuai Dasar pertimbangan penulis memilih
dengan tahap-tahap pengembangan 4-D. subjek sekolah ini antara lain: (1) kondisi
Kegiatan pengembangan ini diawali siswa sesuai dengan kebutuhan peneliti
dengan menganalisis kurikulum, yaitu sekolah yang memiliki tingkat
merancang perangkat pembelajaran dan kemampuan siswa yang dapat mewakili
seterusnya mengikuti langkah-langkah gugus di daerah peneliti (2) lingkungan
pengembangan perangkat pembelajaran. sekolah mendukung keterlaksanaan
Produk yang telah dihasilkan akan penelitian yang akan dilakukan, (3) belum
dilakukan uji coba terbatas. Uji coba adanya bahan ajar tematik terpadu
produk dilakukan dengan menggunakan Model discovery learning di
mengoperasionalkan bahan ajar yang telah kelas IV SD (4) sekolah ini bersedia
dihasilkan yang telah direvisi oleh penulis menerima pembaharuan terutama dalam
terhadap siswa kelas IV SD Negeri 030 upaya

Jurnal Buah Hati Vol. 6, No. 2, September 2019 |180


HASIL PENELITIAN DAN pembelajaran dalam waktu yang lama.
PEMBAHASAN Terlihat disaat guru menjelaskan
Hasil Tahap Pendefinisian (Define) pembelajaran, hanya sebagian kecil siswa
a. Analisis Kurikulum yang sungguh memperhatikan. Ketika
Ananlisis Kompetensi Dasar (KD), guru meminta siswa untuk membuka
Indikator dan Tujuan Pembelajaran buku bahan ajar tematik yang sudah
digunakan dalam membuat RPP dan disediakan, siswa kurang fokus untuk
Bahan Ajar Tematik Terpadu dengan memperhatikannya. Kemungkinan hal ini
menggunakan model Discovery Learning. disebabkan oleh buku yang digunakan
b. Analisis Kebutuhan belum membuat ssiwa untuk lebih tertarik
Analisis kebutuhan difokuskan dalam berfikir secara kritis.
pada analisis permasalahan yang terdapat Hasil Tahap Perancangan (Design)
pada bahan ajar yang digunakan guru Tahap perancangan (design)
selama proses pembelajaran. Penyusunan bertujuan untuk merancang bahan ajar
bahan ajar merupakan bagian dari yang dilengkapi peta konsep yang sesuai
perencanaan proses pembelajaran. dengan KI, KD dan indikator pembelajaran
Berdasarkan kondisi di lapangan yang yang telah ditetapkan. Pengembangan
penulis temui, proses pembelajaran bahan ajar dilakukan melalui beberapa
menunjukkan bahwa sebagian besar guru langkah, yakni: (1) mengkaji penyesuaian
kurang mampu mempersiapkan tema untuk menunjang Kompetensi Dasar,
perencanaan pembelajaran dengan baik (2) mengidentifikasi aspek-aspek yang
sebagai contohnya dalam pembuatan terdapat dalam Kompetensi Dasar, (3)
bahan ajar yang sesuai dengan kondisi mengembangkan bahan ajar diharapkan
siswa. Bahan ajar yang digunakan masih dapat menjadi sarana menkontruksi
berpedoman pada buku yang sudah pengetahuan siswa.
disediakan sebelumnya. Pada bahan ajar tematik terpadu
c. Analisis Karakteristik Siswa dengan menggunakan model Discovery
Siswa yang dijadikan subjek Learning di kelas IV Sekolah Dasar berisi
penelitian ini adalah siswa kelas IV SD gambar-gambar yang diperoleh dari
Negeri 030 Palembang.Berdasarkan hasil internet. Jenis font dalam bahan ajar ini
observasi yang peniliti lakukan tampak adalah COMIC SANS MS. Ukuran huruf
sebagian besar siswa mempunyai rasa digunakan adalah 10-14. Setiap
ingin tahu yang tinggi. Hal ini terlihat pembelajaran pada bahan ajar ini memuat
pada saat peniliti masuk ke kelas. Banyak KI, KD, judul materi, tujuan yang akan
siswa ingin tahu pelajaran yang akan dicapai siswa, tahap-tahap dalam Discovery
dipelajari. Secara umum siswa di kelas ini Learning, tugas-tugas/ kegiatan, soal
mempunyai sifat yang cukup aktif dan evaluasi, deskriptor penilaian pada aspek
juga senang bermain. Mereka senang pengetahuan, keterampilan dan sikap.
dengan sesuatu hal yang baru dan Format dari penyusunan bahan ajar
menarik. Selain itu, karakter siswa di ini dimodifikasi dari struktur bahan ajar
sekolah ini juga menunjukkan menyukai menurut Depdiknas yang terdiri atas: (1)
gambar-gambar yang berwarna-warni. cover, (2) kata pengantar, (3) daftar isi, (4)
Siswa cepat bosan dan sulit untuk tetap petunjuk penggunaan, (5) KI dan KD yang
fokus ketika guru menerangkan akan dicapai, (6) judul, (7) tujuan yang

Jurnal Buah Hati Vol. 6, No. 2, September 2019 |181


akan dicapai, (8) tugas-tugas atau kegiatan berbasis model Discovery Learning di kelas
(9) informasi pendukung, (10) refleksi, dan IV SD. Hasil keseluruhan penelitian
(11) daftar pustaka. berdasarkan validitas, praktikalitas dan
Hasil tahap Pengembangan (Develop) efektivitas dapat di lihat pada tabel di
Hasil penelitian mengenai bawah ini:
pengembangan bahan ajar tematik terpadu

Grafik 1. Hasil validasi Bahan Ajar

Validasi Bahan Ajar Keseluruhan


4
3,8
3,6
3,4
3,2
Kelayakkan Isi Kebahasaan Penyajian Kegrafikkan

Dari grafik diatas didapatkan nilai- disimpulkan bahwa bahan ajar tematik
nilai skor keseluruhan padavalidasi bahan terpadu berbasis Discovery Learning di
ajar adalah 3,6 yang termasuk kepada kelas IV SD ini telah valid.
kategori sanagt valid. Jadi dapat

Grafik 2. Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

REKAPITULASI HASIL VALIDASI RPP


4,2
4
3,8
3,6
3,4
3,2
Identitas Tujuan dan Materi Langkah Pemilihan Penilaian
Indikator Pembelajaran Pembelajaran sumber belajar

Berdasarkan grafik diatas dapat pemilihan sumber belajar dan penilaian


dilihat hasil penilaian validator mencakup dengan rata-rata 3,64 kategori sangat
identitas, perumusan tujuan valid.
pembelajaran, pemilihan materi Hasil Uji PraktikalitasBahan Ajar
pembelajaran, metode dan kerincian Bahan ajar yang telah dinyatakan
langkah-langkah pembelajaran sesuai valid kemudian diuji cobakan untuk
dengan langkah model Discovey Learning, melihat tingkat kepraktisan dalam

Jurnal Buah Hati Vol. 6, No. 2, September 2019 |182


penggunaannya. Pelaksanaan uji coba Hasil Respon Guru Terhadap
telah dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Praktikalitas Bahan Ajar
030 Palembang. Kepraktisan bahan ajar Hasil pengisian responguru
yang dikembangkan dilihat dengan diberikan untuk mengetahui pendapat
menyebarkan angket respon guru dan guru terhadap bahan ajar yang telah
respon siswa sertadiperkuat dengan disusu. Analisis data yang diperoleh dari
wawancara secara langsung setelah masing-masing angket respon guru
pembelajaran selesai, hasil uji terhadap praktikalitas bahan ajar dilihat
praktikalitas dapat diuraikan sebagai pada grafik berikut:
berikut :
Grafik 3.Hasil Analisis Angket Respon Guru

Hasil Analisis Angket Respon Guru


5
4
3
2
1
0

Grafik diatas menunjukkan bahwa menggunakan bahan ajar Tematik Terpadu


persentase rata-rata penilaian responden berbasis model discovery learningyang
terhadap bahan ajar berbasis model digunakan. Berdasarkan hasil analisis
Discovery Learning berada pada kategori respon siswa dapatdisimpulkan bahwa
sangat praktis yaitu 3,91. Ini artinya bahan secara umum siswa merasa termotivasi
ajar yang dikembangkan telah memiliki dan terbantu dalam menemukan konsep
kepratisan baik dari penyajian maupun berbagai jenis pekerjaan. Bahan ajar yang
penggunaannya. Dengan demikian dapat digunakan sangat praktis untuk siswa hal
disimpulkan bahwa kepraktisan bahan terlihat dari rata-rata respon siswa 3,78
ajar berbasis model Discovery Learning dengan katagori sangat praktis.
berdasarkan angket respon guru Hasil Observasi PenggunaanBahanAjar
dikategorikan sangat praktis. Observasi penggunaan bahan ajar
Hasil Angket Praktikalitas untuk Siswa dengan melihat aktivitas siswa pada saat
Angket respon siswa diberikan menggunakan bahan ajar yang
kepada siswa untuk mengetahui pedapat dikembangkan. Terdapat aspek yang
siswa tentang tingkat keprakisan bahan diamati, diantaranya adalah (1) siswa
ajar. Angket respon siswa diisi oleh 24 mudah memahami konsep yang ada paa
orang siswa pada akhir uji coba. bahan ajar, (2) siswa mudah memahami
Hasil analisis respon dari 24 langkah-langkah kegiatan yang ada pada
siswakelas IV SD Negeri 030 Palembang bahan ajar, (3) siswa tertarik da termotivasi
yang telah mengikuti proses pembelajaran untuk belajar dari desain bahan ajar yang

Jurnal Buah Hati Vol. 6, No. 2, September 2019 |183


ditampilkan, (4) siswa aktif dan antusias dalam pembelajaran menggunakan bahan
mengerjakan tugas-tugas yang ada pada ajar tematik terpadu berbasis model
bahan ajar. Hal ini menunjukan adanya discavery learning.
peningkatan aktivitas dan kreatifitas siswa Hasil Uji Efektivitas

Grafik 4. Aktivitas Siswa kelas IV.A

Aktivitas Siswa
100
80
60
40
20
0
VA OA LA WA MEA EA

Berdasarkan paparan di atas, rata-rata yang diperoleh siswa yaitu 79,92


memberikan gambaranbahwa bahan ajar berada di atas KKM sekolah yaitu 75 dan
yang dikembangkan dapat membantu secara klasikal pembelajaran dengan
dalammeningkatkanaktivitassiswa. menggunakan bahan ajar dengan model
Selainitu,gurumerasa Discovery Learning dikatakan tuntas.
dimudahkandenganadanya bahan ajar 2) Aspek Afektif (Sikap)
yang dikembangkan. Bahan ajar itu Berdasarkan hasil belajar yang telah
memberikan pengaruh positifbagisiswa dicapai, maka terlihat bahwa pembelajaran
untukbelajar,yang diindikasikan pada dengan menggunakan bahan ajar tematik
peningkatan aktivitassiswaselama terpadu berbasis model Discovery Learning
prosespembelajaran pada tema 4. Berbagai Jenis Pekerjaan
berlangsung.Dengandemikian,jikadilihatd Subtema 1 Jenis-jenis Pekerjaan dapa
ari aktivitassiswa bahan ajar membantu siswa meningkatkan aspek
yangdikembangkansudahefektif sikapnya dengan rata-rata 82,25 dengan
diterapkan dalam pembelajaran. predikat mulai berkembang (MB).
3) Aspek Psikomotor (Keterampilan)
Hasil Belajar Kelas IV A Berdasarkan hasil belajar yang telah
1) Aspek kognitif dicapai, maka terlihat bahwa pembelajaran
Analisis hasil belajar yang telah dengan menggunakan bahan ajar tematik
dicapai, maka terlihat bahwa pembelajaran terpadu dengan menggunakan model
dengan menggunakan bahan ajar tematik Discovery Learning tema 4 subtema 1 dapat
terpadu dengan menggunakan model membantu siswa meningkatkan aspek
Discovery Learning pada tema 4, Berbagai keterampilannya dengan rata-rata 81,59
Pekerjaan dan subtema 1, Jenis-jenis degan predikat sangat baik.
Pekejaan dapat membantu siswa dalam H a s i Tahap Penyebaran (Disseminate)
memahami materi sehingga memperoleh Tahap penyebaran merupakan
hasil yang baik. Hal ini terlihat dari nilai tahap penggunaan bahan ajar pada ruang

Jurnal Buah Hati Vol. 6, No. 2, September 2019 |184


lingkup yang berbeda dengan kondisi Palembang. Tujuannya adalah untuk
sebelumnya. Penyebaran ini dilakukan menguji efektivitas penggunaan bahan ajar
pada kelas lain, sekolah lain, atau pada objek, situasi, dan kondisi yang
pungurulain. Pada penelitian ini, berbeda.
penyebaran dilakukan pada skala terbatas Uji Efektivitas II
yaitu di kelas IV SD Negeri 030

Grafik 5. Aktivitas siswa IV.b

Aktivitas Siswa
100
90
80
70
VA OA LA WA MEA EA

Pada grafik di atas dilihat aktivitas dengan menggunakan bahan ajar tematik
siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan terpadu berbasis model Discovery Learning
menggunakan bahan ajar tematik terpadu pada tema 4. Berbagai Jenis Pekerjaan
berbasis model Discovery Learning di kelas Subtema 1 Jenis-jenis Pekerjaan dapa
IV.b SD berada dalam kategori Aktif Sekali. membantu siswa meningkatkan minatnya
Hasil pengamatan aktivitas kegiatan terhadap bahan ajar yang digunakan
pembelajaran menunjukkan bahwa dalam pembelajaran berbagai jenis
aktivitas siswa selama melakukan kegiatan pekerjaan dengan rata-rata 83,26 dengan
pembelajaran termasuk dalam kategori aktif predikat mulai berkembang (MB).
sekali, maka efektivitas bahan ajar tematik 3) Aspek Psikomotor (Keterampilan)
terpadu berbasis model Discovery Learning Penilaian aspek psikomotor
di kelas IV SD bisa dikatakan sangat baik dilakukan selama proses pembelajaran
digunakan dalam kegiatan pembelajaran. dilakukan hampir sama saat kegiatan uji
Hasil Belajar Siswa coba. Hasil penilaian aspek psikomotor
1) Aspek Kognitif (pengetahuan) secara keseluruhan memperoleh skor 86,70
Berdasarkan hasil belajar yang telah dengan keteria sangat baik.
dicapai, maka terlihat bahwa pembelajaran
dengan menggunakan bahan ajar tematik Pembahasan
terpadu dengan model Discovery Learning Validitas Bahan Ajar Tematik Terpadu
pada tema 4. Berbagai Jenis Pekerjaan Berbasis Model Discovery Learning
Subtema 2. Jenis-jenis Pekerjaan Validitas berasal dari bahasa
meningkatkan aspek pengetahuan dengan Inggris dari kata validity yang berarti
rata-rata 88,92 dengan predikat sangat keabsahan dan kebenaran. Yusuf (2005:65)
baik. mengatakan bahwa semakin tinggi
2) Aspek Afektif (Sikap) validitas suatu produk maka makin baik
Berdasarkan hasil belajar yang telah kesimpulan yang diambil dan makin
dicapai, maka terlihat bahwa pembelajaran

Jurnal Buah Hati Vol. 6, No. 2, September 2019 |185


banyak pula tingkat kebermaknaannnya Setelah tahap uji validitas ini
dalam hal kegunaannya. direvisi dan selanjutnya diujicobakan di
Thoha (2001: 109-112) membagi sekolah untuk mengetahui
validitas menjadi 3 macam yaitu pertama praktikalitasnya. Menurut Setyosari
validitas konstruk yang menyangkut (2010:52) pertimbangan praktikalitas dapat
pembangunan setiap aspek berfikir dilihat dari beberapa aspek-aspek yaitu: (1)
sebagaimana yang tertera dalam tujuan kemudahan penggunaan, (2) waktu yang
instruksional khusus, kedua validitas isi diperlukan dalam pelaksanaan, sebaiknya
yang membahas apakah isi mencerminkan singkat, cepat dan tepat, (3) daya tarik
isi kurikulum yang seharusnya diukur dan bahan ajar terhadap minat siswa, (4)
yang ketiga validitas kriteria yang berarti mudah diinterpretasikan oleh guru ahli
mempunyai kesahihan jika terdapat maupun guru lain, (5) memilki ekivalensi
kesesuaian dengan kriteria tertentu. yang tinggi, sehingga bisa digunakan
Produk penelitian yang telah sebagai ganti variasi. Selanjutnya menurut
dikembangkan dikatakan valid apabila Setyosari (2010:29) suatu produk dapat
memenuhi kriteria tertentu. Hal dikatakan praktis apabila dapat digunakan
inilahyangdikatakandenganvalidasiisi dengan mudah oleh guru dan siswa sesuai
(contentvalidity).Selanjutnya, komponen- dengan tujuan pengembangan. Jadi,
komponenproduktersebutharus praktikalitas adalah tingkat kepraktisan
konsistensatusamalain (validitas konstruk). bahan ajar ketika digunakan dalam proses
Oleh sebab itu, validasi yang dilakukan pembelajaran.
terhadap produk penelitian ini Bahan ajar yangtelah dinyatakan
menekankan pada isi dan konstruk. valid kemudian diujicobakan untuk
Kemudian dari aspek kegrafikan, melihat tingkat kepraktisan dalam
diperoleh hasil validasi dengan rata-rata penggunaannya. Pelaksanaan uji coba
3,40 yang termasuk ke dalam kategori telah dilaukan di kelas IV SD Negeri 030
valid. Ini menunjukan bahan ajar dapat Palembang. Berdasarkan hasil analisis
terbaca dengan jelas, baik untuk tata letak, respon siswa dapatdisimpulkan bahwa
dan menggunakan gambar serta desain secara umumsiswamerasa termotivasi dan
yang menarik. Pada awalnya menurut terbantu dalam menemukan konsep
validator terdapat beberapa penggunaan berbagai jenis pekerjaan. Bahan ajar yang
warna yang kurang cocok atau serasi. digunakan sangat praktis untuk siswa hal
Berdsarkan masukan dari validator, terlihat dari rata-rata respon siswa 3,78
dilakukan beberapa revisi berkaitan dengan katagori sangat praktis. Hasil dari
dengan hal tersebut. Sehingga pada respon guru terhadap penggunaan bahan
akhirnya didapat penyajian bahan ajar ajar juga tidak jauh berbeda dengan
yang valid berdasarkan kegrafikan. Secara respon siswa. secara umum respon guru
keseluruhan bahan ajar tematik terpadu adalah bahan ajar yang telah
berbasis model discavery learning sudah dikembangkan oleh peneliti sangat
valid menurut validator. membantu dalam pembelajaran tematik
Praktikalitas Bahan Ajar Tematik terpadu dikelas IV SD. Bahan ajar ini
Terpadu Berbasis Model Discovery dianggap sebagai inovasi baru dalam
Learning proses pembelajaran terlihat dari rata-rata
respon guru 3,81 (sangat praktis).

Jurnal Buah Hati Vol. 6, No. 2, September 2019 |186


Berdasarkan hasil wawancara pertemuan. Ketertarikan siswa pada
dengan guru dan siswa, dapat aktivitas-aktivitas ini disebabkan karena
disimpulkan bahwa penggunaan bahan adanya kegiatan-kegiatan praktikum yang
ajar cukup mudah digunakan dalam menyenangkan serta tampilan bahan ajar
pembelajaran. Selain itu, desain warna dan yang dapat menarik minat belajar siswa.
tata letak cukup dapat menarik minat Berdasarkan hasil analisis data
siswa untuk memahami bahan ajar secara tersebut dapat disimpulkan bahwa bahan
utuh ajar tematik terpadu berbasis model
Efektivitas Bahan Ajar Tematik Terpadu Discovery Learning telah dapat dikatakan
Berbasis Discovery Learning efektif karena menghasilkan bahan ajar
Efektivitas dapat dilakukan apabila yang sudah meningkatkan aktivitas dan
bahan ajar sudah dinyatakan valid dan hasil belajar siswa. Hal tersebut dapat
praktis, artinya dampak, pengaruh, dan dilihat dari tampilan bahan ajar yang
hasil yang ditimbulkan. (Poerwadarminta, sudah menarik, sehingga siswa lebih
1976). Setyosari (2010:93) bahwa uji bersemangat untuk mempelajari materi.
efektivitas adalah kesesuaian anatara Selain itu, siswa juga menyatakan tidak
orang yang melaksanakan tugas dengan terlalu banyak membutuhkan arahan
sasaran yang dituju. Proses pelaksanaan selama menyelesaikan setiap lembar
program dalam upaya mencapai tujuan kegiatan pada bahan ajar.
tersebut didesain dalam suasana yang
kondusif dan menarik bagi siswa. PENUTUP
Efektivitas bahan ajar dalam Simpulan
penelitian ini, dapat dilihat dari penilaian Berdasarkan uji coba dan implikasi
hasil belajar dan sikap, pengetahuan dan yang telah dilakukan terhadap bahan ajar
keterampilan siswa setelah menggunakan tematik terpadu berbasis model Discovery
bahan ajar yang dihasilkan. Dari aspek Learning di kelas IV SD, diperoleh
sikap didapatkan nilai 82,25 dengan simpulan sebagai berikut.
kriteria sudah membudaya yang diadopsi 1. Bahan ajar berbasis Model Discovery
dari kategori hasil belajar ranah sikap Learning yang dihasilkan pada
menurut Darmaidi, 2011:14, terlihat penelitian pengembangan ini sangat
bahwa siswa umumnya melakukan valid oleh validator ahli dari segi isi
aktivitas pembelajaran yang cukup yaitu 3,8, segi kebahasaan 3,4, segi
bervariasi. Pembelajaran aktif melibatkan penyajian 3,6, dan segi kegrafikan 3,4.
pembelajaran yang terjadi ketika siswa 2. Bahan ajar berbasis Model Discoery
bersemangat siap secara mental, dan bisa Learning yang dihasilkan pada
memahami pengalaman yang dialami. penelitian pengembangan ini telah
terlihat bahwa aktivitas yang paling dapat dinyatakan praktis dari hasil
menonjol pada setiap pertemuan adalah analisis respon guru yaitu dengan
ketertarikan siswa mengikuti rata-rata 3,81 dan aspek respon siswa
pembelajaran, kegiatan melakukan dengan rata-rata 3,78.
percobaan, mengamati setiap kegiatan 3. Bahan ajar berbasis Model Discovery
percobaan, dan menuliskan jawaban Learning yang dihasilkan pada
disetiap lembar kegiatan dengan penelitian pengembangan ini telah
persentase rata-rata hampir 100% disetiap dinyatakan efektif untuk

Jurnal Buah Hati Vol. 6, No. 2, September 2019 |187


meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar. Aktivitas siswa dapat dilihat Saran
dari hasil pengamatan siswa pada saat Berdasarkan pengembangan yang
uji coba dengan rata-rata 79,8 telah dilaksanakan penulis menyarankan
meningkat pada saat penyebaran hal-hal sebagai berikut:
menjadi 89,79 terdapat pada kategori 1. Agar proses pembelajaran berjalan
aktif sekali. dan hasil belajar siswa dengan baik, sebaiknya guru harus
terdiri atas 3 aspek yaitu sikap, mampu membuat bahan ajar sendiri,
keterampilan dan pengetahuan. Pada terutama bahan ajar yang sesuai
aspek sikap saat uji coba diperoleh dengan karakterisitik siswa. Guru juga
rata-rata keseluruhan 82,25 meningkat dapat menggunakan bahan ajar yang
pada saat penyebaran menjadi 83,26 sudah ada, namun sebaiknnya
terdapat pada kategori baik. Pada diperhatikan dulu kualitasnya dan
aspek keterampilan saat ujicoba kesesuaiannya dengan tujuan
diperoleh rata- rata 81,59 meningkat pembelajaran.
pada saat penyebaran 85,70 berada 2. Peneliti lain dapat melakukan
pada kategori baik. Pada aspek pengembangan bahan ajar berbasis
pengetahuan saat ujicoba diperoleh Model Discovery Learning pada materi
persantase ketuntasan 79,92 atau tingkat satuan pendidikan lain.
meningkat pada saat penyebaran
menjadi 89,79.

Jurnal Buah Hati Vol. 6, No. 2, September 2019 |188


DAFTAR PUSTAKA

Amir, M. Taufik. 2009. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta: Kencana

Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Prastowo, Andi. 2011. Panduak Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Press

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan


R&D.Bandung: Alfabeta.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2014 tentang
kerangka dasar dan struktur kurikulum SD/MI. Jakarta: Direktoral Jenderal Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menegah.

Akker, Jan Van Den, dkk. 2004. Desaign Approaches and Tools in Education and Training.
Dordrecht: Kluwer Academic Publishers.

Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Yusuf, Muri. 2005. Evaluasi Pendidikan. Padang. UNP Press.

Thoha, Chabib. 2001. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Setyosari, Punaji. 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.

Jurnal Buah Hati Vol. 6, No. 2, September 2019 |189

You might also like