Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 3

Pendidikan Islam di Masa Keemasan

Islam mengalami masa keemasannya pada masa pemerintahan daulah Abbasiyah.


Kekhalifahan Abbasiyah adalah kekhalifahan Islam kedua yang berkuasa di Baghdad
(sekarang ibu kota Irak). Kekhalifahan ini berkembang pesat dan menjadikan dunia Islam
sebagai pusat ilmu pengetahuan. Kekhalifahan ini berkuasa setelah merebutnya dari Bani
Umayyah dan menundukkan semua wilayahnya kecuali Andalusia. Bani Abbasiyah adalah
keturunan paman Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang termuda, yaitu Abbas
bin Abdul Muththalib.
Masa keemasan Islam yang juga dinilai sebagai fase perkembangan terpenting bagi
pendidikan Islam dan perkembangan ilmu umum ini terjadi pada kurun waktu abad ketiga
sampai kelima hijriah.
Masa Bani Abbasiyah adalah masa keemasan Islam, atau sering disebut dengan istilah
‘’The Golden Age’’. Pada masa itu Umat Islam telah mencapai puncak kemuliaan, baik
dalam bidang ekonomi, peradaban dan kekuasaan. Selain itu juga telah berkembang berbagai
cabang ilmu pengetahuan, ditambah lagi dengan banyaknya penerjemahan buku-buku dari
bahasa asing ke bahasa Arab. Fenomena ini kemudian yang melahirkan cendikiawan-
cendikiawan besar yang menghasilkan berbagai inovasi baru di berbagai disiplin ilmu
pengetahuan.
zaman keemasan Bani Abbasiyah telah dimulai sejak pemerintahan pengganti
Khalifah Abu Jakfar Al-Mansur yaitu pada masa Khalifah Al-Mahdi (775-785 M) dan
mencapai puncaknya di masa pemerintahan Khalifah Harun Al-Rasyid. Di masa-masa itu
para Khalifah mengembangkan berbagai jenis Kesenian, terutama kesusastraan pada
khususnya dan kebudayaan pada umumnya. Berbagai buku bermutu diterjemahkan dari
peradaban India maupun Yunani. Dari India misalnya, berhasil diterjemahkan buku-buku
Kalilah dan Dimnah maupun berbagai cerita Fabel yang bersifat anonim.
Kemajuan ilmu pengetahuan bukan hanya pada bidang sastra dan seni saja juga
berkembang Ilmu-ilmu Naqli dan Ilmu Aqli. Perkembangan ini memunculkan tokoh-tokoh
besar dalam sejarah ilmu pengetahuan, dalam ilmu bahasa muncul antara lain Ibnu Malik At-
Thai seorang pengarang buku nahwu yang sangat terkenal Alfiyah Ibnu malik, dalam bidang
sejarah muncul sejarawan besar Ibnu Khaldun serta tokoh-tokoh besar lainnya yang memiliki
pengaruh yang besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan selanjutnya.
Secara garis besar Perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi mencapai puncak
kejayaan pada masa pemerintahan Harun ar-Rasyid. Hal ini dapat dilihat dari adanya gerakan
penerjemahan buku dari berbagai bangsa dan bahasa. Sehingga dengan gerakan
penerjemahan buku tersebut, lahirlah para tokoh Islam sesuai dengan keahliannya.
a. Ilmu Umum
1) Ilmu Filsafat
Ø Al-Kindi atau Abu Yusuf Ya’qub Bin Ishak ( 809-873 M), seorang filsuf bangsa Arab.
Ø Al Farabi (wafat tahun 916 M) dalam usia 80 tahun.
Ø Ibnu Maskawai (wafat tahun 523 H).
Ø Ibnu Shina ( 980-1037 M). Karangan-karangan yang terkenal antara lain: Shafa, Najat,
Qoman, Saddiya dan lain-lain
Ø Al Ghazali (1085-1101 M). Dikenal sebagai Hujjatul Islam, karangannya: Al-Munqizh
Minadl-Dlalal ,Tahafutul Falasifah, Mizanul Amal, Ihya Ulumuddin, dan lain-lain.
Ø Ibnu Rusd (1126-1198 M). Karangannya: Kulliyaat, Tafsir Urjuza, Kasful Afillah, dan lain-
lain.
b. Bidang Kedokteran
Ø Ali bin Rabban At Torabi. Merupaka dokter pribadi khalifah Al Mutawakkil yang menulis
buku Firdaus.
Ø Ali bin Abbas Al Majusi, salah satu karyanya adalah Al kitab Al Maliki.
Ø Ibnu Sina, ia disebut oleh kaum muslimin sebagai pangeran dokter.
Ø Ar Razi atau Razes (809-873 M). Karangan yang terkenal mengenai cacar dan campak yang
diterjemahkan dalam bahasa latin.[6][6]
c. Bidang Matematika
Ø Umar Al Farukhan: Insinyur Arsitek Pembangunan kota Baghdad.
Ø Al Khawarizmi: Pengarang kitab Al Gebra (Al Jabar), penemu angka (0).
d. Bidang Astronomi
Berkembang subur di kalangan umat Islam, sehingga banyak para ahli yang terkenal
dalam perbintangan ini seperti :
Ø Al Farazi : pencipta Astro lobe
Ø Al Gattani/Al Betagnius
Ø Abul wafat : menemukan jalan ketiga dari bulan
Ø Al Farghoni atau Al Fragenius.

Sistem pendidikan islam pada masa kejayaan


Masa kejayaan pendidikan Islam dimulai dengan berkembang pesatnya kebudayaan
Islam yang ditandai dengan berkembang luasnya lembaga-lembaga pendidikan Islam dan
madrasah-madrasah formal serta universitas dalam berbagai pusat kebudayaan Islam.
Pendidikan tersebut sangat berpengaruh dalam membentuk pola kehidupan, budaya dan
menghasilkan pembentukan dan perkembangan dalam berbagai aspek budaya kaum
muslimin.
Adapun sistem pendidikan Islam pada masa kejayaan meliputi :
1. Kurikulum
Kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau dipelajari oleh
siswa. Lebih luas lagi, kurikulum bukan hanya sekedar rencana pelajaran, tetapi semua yang
secara nyata terjadi dalam proses pendidikan di sekolah.
Pada masa kejayaan Islam, mata pelajaran bagi kurikulum sekolah tingkat rendah adalah al-
Quran dan agama, membaca, menulis, dan berenang. Sedangkan untuk anak-anak amir dan
penguasa,
Kurikulum tingat rendah sedikit berbeda. Di istana-istana biasanya ditegaskan
pentingnya pengajaran ,ilmu sejarah, cerita perang, cara-cara pergaulan, disamping ilmu-ilmu
pokok seperti al-Quran, syair, dan fiqih. Setelah usai menempuh pendidikan rendah, siswa
bebas memilih bidang studi yang ingin ia dalami di tingkat tinggi.
Ilmu-ilmu agama mendominasi kurikulum di lembaga-lembaga pendidikan formal,
seperti masjid, dengan al-Quran sebagai intinya. Ilmu-ilmu agama harus dikuasai agar dapat
memahami dan menjelaskan secara terperinci makna al-Quran yang berfungsi sebagai fokus
pengajaran.
2. Metode Pengajaran
Dalam proses belajar mengajar, metode pengajaran merupakan salah satu aspek
pengajaran yang penting untuk mentransfer pengetahuan atau kebudayaan dari seorang guru
kepada para pelajar. Metode pengajaran yang dipakai dapat dikelompokkan ke dalam tiga
macam, yaitu lisan, hafalan, dan tulisan. Metode lisan bisa berupa dikte, ceramah, dan
diskusi. Metode menghafal merupakan ciri umum dalam sistem pendidikan Islam pada masa
ini. Untuk dapat menghafal suatu pelajaran, murid-murid harus membaca berulang-ulang
sehingga pelajaran melekat di benak mereka. Sedangkan metode tulisan adalah pengkopian
karya-karya ulama.
3. Rihlah Ilmiyah
Salah satu ciri yang paling menarik dalam pendidikan Islam di masa itu adalah sistem
Rihlah Ilmiyah, yaitu pengembaraan atau perjalanan jauh untuk mencari ilmu[

You might also like