Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 3

POTENSI EKSTRAK BAWANG PUTIH (ALLIUM SATIVUM) SEBAGAI ANTIBAKTERI

TERHADAP BAKTERI PATOGEN PADA MANUSIA


Azura Nadya Lestari
FMIPA, Universitas Sriwijaya
email : azuranadia2019@gmail.com

ABSTRAK
Bawang putih bersifat antibakteri karena mengandung senyawa aktif bernama allicin.
Senyawa ini bersifat antibakteri dan memberi rasa khas pada bawang putih. Bawang putih dapat
menghambat pertumbuhan bakteri gram positif dan gram negatif, termasuk patogen bawaan
makanan seperti Escherichia coli dan Pseudomonas. Bawang putih juga dapat digunakan sebagai
alternatif antibiotik terhadap bakteri MRSA yang resisten terhadap antibiotik. Oleh karena itu, bawang
putih berpotensi menjadi sumber pengembangan obat baru dan dapat dimanfaatkan dalam berbagai
aspek kehidupan, termasuk kesehatan, industri, lingkungan, dan pertanian.

Kata Kunci : antibakteri, ekstrak bawang putih, difusi

ABSTRACT
Garlic is antibacterial because it contains an active compound called allicin. This compound
is antibacterial and gives garlic its distinctive taste. Garlic can inhibit the growth of gram-positive and
gram-negative bacteria, including foodborne pathogens such as Escherichia coli and Pseudomonas.
Garlic can also be used as an alternative to antibiotics against antibiotic-resistant MRSA bacteria.
Therefore, garlic has the potential to be a source for developing new drugs and can be used in various
aspects of life, including health, industry, environment and agriculture.
Keyword : antibacterial, garlic extract, diffusion
I. PENDAHULUAN bahwa bawang putih dapat digunakan sebagai
alternatif antibiotik terhadap bakteri MRSA
Bawang putih (Allium sativum) telah lama yang resisten terhadap antibiotik[3]. Selain itu,
dikenal karena efek farmakologisnya, bawang putih juga menghambat pertumbuhan
termasuk sifat antibakteri yang berasal dari bakteri patogen lainnya seperti Staphylococcus
senyawa aktif allicin[1]. Allicin merupakan Aureus, Salmonella typhimurium dan
senyawa antibakteri yang menghambat Pseudomonas aeruginosa. Oleh karena itu,
pertumbuhan berbagai jenis bakteri, termasuk bawang putih berpotensi menjadi sumber
bakteri patogen. Banyak penelitian yang pengembangan obat baru dan dapat
menunjukkan potensi bawang putih sebagai dimanfaatkan dalam berbagai aspek
sumber pengembangan obat baru, khususnya kehidupan, terutama di bidang medis dan
di bidang medis[2]. Senyawa allicin yang pangan[4].
ditemukan dalam bawang putih terbukti II. METODOLOGI
menghambat pertumbuhan bakteri gram positif
dan gram negatif, termasuk patogen bawaan Metode untuk mengevaluasi potensi ekstrak
makanan seperti Escherichia coli dan bawang putih sebagai antibakteri terhadap
Pseudomonas. Oleh karena itu, bawang putih bakteri patogen dapat dilakukan melalui
memiliki potensi antibakteri yang dapat serangkaian uji aktivitas antibakteri. Berikut
dimanfaatkan dalam berbagai aspek langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam
kehidupan, terutama di bidang medis dan penelitian ini:
pangan. Beberapa penelitian menunjukkan 1. Mempersiapkan bahan
Siapkan bawang putih dan bahan lain berbeda-beda, kemudian bakteri di
yang diperlukan untuk proses biakkan pada media agar mengandung
ekstraksi, seperti aquades dan bahan larutan ekstrak bawang putih. Dengan
kimia lainnya. melakukan serangkaian uji aktivitas
2. Ekstraksi bawang putih antibakteri, diharapkan dapat diketahui
Penelitian ini dilakukan ekstraksi potensi ekstrak bawang putih sebagai
senyawa aktif dari bawang putih agen antibakteri terhadap bakteri
menggunakan metode ekstraksi yang patogen[6].
sesuai, misalnya metode ekstraksi
pelarut organik atau metode ekstraksi III. ANALISIS HASIL
cair-cair. Ekstraksi pelarut merupakan Berdasarkan hasil uji aktivitas
cara untuk memisahkan suatu antibakteri dapat disimpulkan ekstrak
komponen dari campuran berdasarkan bawang putih mempunyai kemampuan
distribusi dua pelarut yang tidak antibakteri terhadap bakteri patogen
dapat bercampur. Ekstraksi pelarut, yang diuji. Dengan melakukan
juga dikenal sebagai ekstraksi cair-cair serangkaian uji aktivitas antibakteri
dengan metode pemisahan terbaik dan bakteri, diharapkan potensi ekstrak
paling umum. Alasan utamanya adalah bawang putih sebagai bakteri patogen
dekomposisi ini dapat dilakukan pada dapat ditingkatkan. antibakteri
tingkat makro dan mikro. Prinsip terhadap bakteri patogen yang diuji
metode ini didasarkan pada distribusi akan diketahui. Metode difusi cakram
zat terlarut dalam perbandingan merupakan salah satu metode yang
tertentu antara dua pelarut yang tidak umum digunakan dalam mempelajari
dapat bercampur seperti benzena, aktivitas antibakteri ekstrak bawang
karbon tetraklorida, atau kloroform. putih.
Ekstraksi dapat dilakukan secara
berurutan. Ekstraksi progresif IV. KESIMPULAN
dilakukan secara kontinu atau
bertahap. cukup menggunakan corong Berdasarkan hasil analisis, ekstrak
pemisah. Campuran dua pelarut bawang putih memiliki sifat
dimasukkan melalui corong pisah, antibakteri terhadap bakteri patogen
lapisan dengan massa jenis lebih yang diuji, antara lain Escherichia
ringan terletak di lapisan atas[5]. coli, Staphylococcus aureus,
3. Uji Aktivitas Antibakteri Salmonella typhimurium,
 Lakukan uji aktivitas Pseudomonas aeruginosa dan Bacillus
antibakteri ekstrak bawang subtilis. Beberapa penelitian juga
putih terhadap bakteri menunjukkan bahwa ekstrak bawang
patogen, seperti Escherichia putih efektif menghambat
coli, Staphylococcus aureus, pertumbuhan bakteri patogen pada
Salmonella typhimurium, dan konsentrasi yang berbeda. Metode
Pseudomonas aeruginosa. difusi cakram dan metode
 Metode pengujian aktivitas antibakteri pengenceran merupakan metode
yang umum digunakan adalah metode pengujian aktivitas antibakteri yang
difusi cakram dan metode umum digunakan dalam penelitian
pengenceran. Metode difusi cakram antibakteri ekstrak bawang putih. Oleh
dilakukan dengan menempatkan karena itu, ekstrak bawang putih
cakram ekstraksi bawang putih pada mempunyai potensi sebagai agen
media agar yang telah di inokulasi antibakteri yang dapat digunakan
bakteri, sedangkan metode untuk mengendalikan pertumbuhan
pengenceran dilakukan dengan berbagai bakteri patogen, baik di
membuat barisan larutan ekstrak bidang kesehatan maupun pengawetan
bawang putih dengan konsentrasi yang pangan.
DAFTAR PUSTAKA

[1] Zulfanita., Mudawaroch. R. E., dan Rinawidiastuti, "Potensi Bawang Putih ( Allium Sativum)
Sebagai Anti Bakteri," Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2018.
[2] Prihandani, S. S., Poeloengan, M., Noor, S. M., dan Andriani. (2015). Uji Daya Antibakteri
Bawang Putih (Allium Sativum L.) Terhadap Bakteri
Staphylococcus Aureus, Escherichia Coli, Salmonella Typhimurium Dan Pseudomonas
Aeruginosa Dalam Meningkatkan Keamanan Pangan. Informatika Pertanian, 24(1), 54.
[3] Syifa, N., Bintari, S. H., dan Mustikaningtyas. (2013). Uji Efektifitas Ekstrak bawang Putih
(Allium Sativum) Sebagai Antibakteri Pada Ikan Bandeng (chanos chanos) Segar. Unnes
Journal of Life Science, 2 (2), 74-75.
[4] Jeanna, S. (2015). Aktivitas Bakteri dari Ekstrak Bawang Putih. J Majority, 4(2), 34-36.
[5] Svehla, G. (1985). Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Bagian 1.
Jakarta: PT Kalman Media Pustaka
[6] Aini, Q., dan Shovitri, M. (2018). Studi Awal Pemanfaatan Bawang Putih yang dihitamkan
sebagai Antibakteri. Jurnal Sains dan Seni ITS, 7(1), 9-10.

You might also like