Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 17

Al-Tijary

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam

P-ISSN: 2460-9404; E-ISSN: 2460-9412


2019, Vol. 4, No. 2, Hal. 139-153 doi:http://dx.doi.org/10.21093/at.v4i2.1390

RASIO KEUANGAN DAN RETURN SAHAM SYARIAH

Dyah Putri Widyarini


UIN Sunan Kalijaga
dyahbonet@gmail.com

Muhammad Arsyadi Ridha


UIN Sunan Kalijaga
m.ridha@uin-suka.ac.id

ABSTRACT

This study investigates the effect of financial ratios on stock returns at


companies listed in Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) period 2012-
2016. This study uses quantitative methods with secondary data collected
from the company's financial statements. The population in this study were
all companies listed on the Syariah Indonesia Stock Index (ISSI) during the
period of 2012-2016 as many as 149 companies. Based on the sampling
technique with purposive sampling method obtained a sample of 59
companies with data collected during the period 2012-2016 as many as 295
financial report data. In this study panel panel regression was used to see
the effect of the independent variables consisting of ROCE, TATO, TIER,
PER and CFR on the dependent variable namely Stock Return. Processing
data in this study using Eviews 9. Software. Data analysis techniques in this
study using statistical techniques with the help of Eviews 9 program. Based
on 59 companies observed, fixed effect panel data regression models have
been used to examine the relevance to the effect of financial ratios on stock
returns. The result of the research, found that the Total Asset Turnover
(TATO) and Time Interest Income Ratio (TIER) have a positive effect on
stock returns. Total Asset Turnover (TATO) and Time Interest Earned Ratio
(TIER) can be considered by investors to make decisions in choosing which
companies have high stock returns. Return On Capital Employed (ROCE),
Price To Earning Ratio (PER), and Cash Flow Ratio (CFR) are not related
to stock returns.

Keywords: stock return, index saham syariah Indonesia, financial ratio.

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam | 139


Ridha, Rasio

PENDAHULUAN
Pasar modal merupakan tempat syariah yang baru tercatat atau
bertemunya pihak yang mempunyai dihapuskan dari DES. Saham akan
kelebihan dana (investor) dan pihak yang diseleksi sesuai dengan kriteria kualitatif
memerlukan atau kekurangan dana dan kriteria kuantititatif agar masuk dalam
(perusahaan) (Nurrohman & Zulaikha, daftar ISSI. Kriteria kualitatif ini
2013). Menawarkan kepemilikan mencakup jenis usaha emiten dan produk
perusahaan kepada masyarakat adalah yang dihasilkan emiten. Adapun kriteria
salah satu cara bagi perusahaan untuk kuantitatif merupakan kriteria akuntansi
yang mencakup rasio keuangan seperti
memenuhi kekurangan dana untuk
rasio utang dan pendapatan non halal.
mendapatkan modal (Bisara & Lailatul, Metode perhitungan ISSI menggunakan
2015). Kepemilikan tersebut berupa rata-rata tertimbang dari kapitalisasi pasar
instrumen keuangan jangka panjang, (Firmansyah, 2017).
diantaranya yaitu saham. Saham Setiap investor yang menanamkan
merupakan instrumen keuangan di pasar saham pada perusahaan, selalu
modal sebagai bukti kepemilikan mengharapkan return maksimal. Return
pemegang saham atas perusahaan dan merupakan hasil yang diperoleh dari
saham mampu menarik perhatian investor suatu investasi. Return dapat berupa
karena menjanjikan return yang lebih deviden dan capital gain. Deviden
merupakan keuntungan investor dari laba
tinggi dibanding instrumen lainya
yang dibagikan, sementara capital gain
(Setiyawan & Pardiman, 2014). Saham
merupakan pendapatan yang diperoleh
syariah merupakan saham yang tidak dari selisisih harga saham (Hartono,
bertentangan dengan aturan agama Islam 2015). Investor dapat memilih perusahaan
dimana bersumber dari Al-Quran, Sunnah yang mempunyai return tinggi dengan
Nabi Muhammad SAW dan ijtihad para menganalisis laporan keuangan. Laporan
ulama (Saqib, Zafar, Khan, Roberts, & keuangan merupakan laporan yang
Zafar, 2015). menggambarkan kondisi keuangan dan
Pasar modal pada umumnya hasil usaha suatu perusahan pada jangka
memiliki indeks saham untuk mengukur waktu tertentu (Harahap, 2018). Laporan
kinerja perdagangan saham. Indeks saham keuangan terdiri dari empat jenis laporan
yang menghitung secara keseluruhan yaitu neraca, laporan laba rugi, laporan
perkembangan harga saham-saham yang perubahan modal, dan laporan arus kas.
tercatat pada suatu pasar modal. Bursa Laporan keuangan tersebut dianalisis dari
Efek Indonesia sebagai pasar modal satu- setiap sudut yang dapat menentukan
satunya di Indonesia memiliki 18 indeks kesehatan perusahaan yang kemudian
saham, salah satunya adalah ISSI. ISSI menjadi daya tarik bagi investor (Pik Har
adalah indeks saham syariah yang & Ghafar, 2015). Informasi laporan
didirikan tahun 2011. Indeks ISSI ini keuangan merupakan sinyal akurat yang
mencerminkan keseluruhan saham berasal dari sistem pelaporan keuangan
syariah yang tercatat di BEI. Konstituen perusahaan dan dikatakan “informatif”
ISSI di- review setiap 6 bulan sekali dan jika relevan atau berguna, dan dapat
dilakukan penyesuaian apabila terdapat membuat perbedaan keputusan oleh
saham

140 | AL-TIJARY, Vol. 4, No. 2, Juni 2019


Ridha, Rasio

pengguna laporan keuangan perusahaan Kemudian, penelitian yang dilakukan


(Lev & Zarowin, 1999). Jabbari & Fathi (2014) menemukan
Teknik analisis untuk antara return saham dan rasio lancar,
menginterprestasikan informasi tentang rasio perputaran aset, dan rasio laba
kinerja keuangan perusahaan yang bersih terhadap penjualan, ada hubungan
tercermin dalam laporan keuangan adalah positif yang signifikan. Penelitian yang
dengan analisis rasio keuangan (Pik Har dilakukan Pik Har & Ghafar (2015)
& Ghafar, 2015). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa variabel ROA dan
terdahulu dikhususkan untuk menentukan ROCE mempunyai pengaruh positif
rasio mana yang paling efektif dalam terhadap return saham.
menentukan kinerja keuangan Pada penelitian ini, peneliti
perusahaan. Kinerja keuangan yang baik menggunakan beberapa rasio yang masih
diharapkan dapat berdampak pada jarang digunakan di Indonesia untuk
peningkatan imbal hasil (return) saham menentukan return saham perusahaan,
bagi investor, misalnya penelitian yang khususnya pada perusahaan yang terdaftar
difokuskan pada variabel keuangan di ISSI. Rasio-rasio ini berupa Return on
perusahaan yang spesifik dan variabel Capital Employed (ROCE), Total Asset
makroekonomi yang dapat menjelaskan Turnover (TATO), Time Interest Earned
perilaku return saham. Ball & Brown Ratio (TIER) dan Cash Flow Ratio
(1968) menemukan bahwa return saham (CFR). Peneliti mengumpulkan data
tahunan berkaitan erat dengan perubahan dengan mengamati laporan keuangan
pendapatan tahunan. Lewellen (2004) pada berbagai perusahaan yang terdaftar
menemukan bahwa dividend yield dapat pada ISSI periode 2012-2016.
memprediksi return saham dengan Berdasarkan hasil pengamatan pada
sampel data dalam periode yang lebih periode tersebut, peneliti menemukan
lama, sedangkan Book to market dan bahwa rasio-rasio tersebut tidak terdapat
price earnings ratios (PER) lebih sesuai atau jarang dicantumkan pada ikhtisar
untuk memprediksi sampel data yang laporan keuangan pada banyak
lebih pendek. (Nichols & Wahlen, 2004) perusahaan. Oleh karena itu, penting
mengungkapkan bahwa peningkatan untuk diteliti untuk pengembangan
return saham terjadi lebih tinggi pada keilmuan dimasa datang dengan menguji
perusahaan dengan kualitas tinggi apakah rasio-rasio tersebut dapat
daripada perusahaan dengan kualitas memprediksi return saham. Hasil
rendah. Penelitian yang relatif baru yang penelitian ini diharapkan dapat berguna
dilakukan Khan, et al (2013) menyatakan bagi para investor sebagai
bahwa Debt to Equity Ratio (DTER), dasarpertimbangan dalam pengambilan
Return on Equity Ratio (ROER), Time keputusan berinvestasi pada perusahaan,
interest earned Ratio (TIER) dan Cash khususnya perusahaan yang terdaftar di
Flow Ratio (CFR) berpengaruh positif ISSI.
terhadap return saham. Selanjutnya,
penelitian yang dilakukan Petcharabul & TINJAUAN PUSTAKA
Romprasert (2014) menemukan bahwa Teori Sinyal (Signaling Theory)
PE dan ROE berpengaruh terhadap return
saham, sedangkan variabel CR, DE, dan Michael Spence adalah orang yang
INTO tidak berpengaruh terhadap return pertama kali mengemukakan teori sinyal.
saham. Sinyal yang berisikan informasi dari

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam | 141


Ridha, Rasio

pmilik informasi dapat dimanfaatkan oleh tertentu dari suatu investasi. Adapun
pengguna informasi (Spence, 1973). rumusnya sebagai berikut:
Kemudian, pihak penerima informasi 𝑃𝑖𝑡 − 𝑃𝑖𝑡−1 + 𝐷𝑖𝑡
akan
menyesuaikan tindakannya sesuai dengan 𝑅=
𝑃𝑖𝑡
pemahamannya atas informasi tersebut Keterangan:
(misalnya, kreditor dan investor) terhadap 𝑃𝑖𝑡 = Harga saham pada tahun t
kualitas perusahaan (Riley, 2001). Salah 𝑃𝑖𝑡−1 = Harga saham pada tahun t-1
satu sinyal positif yang dijadikan
𝐷𝑖𝑡 = Dividen pada tahun t
pertimbangn oleh investor adalah dividen
(Bhattacharya, 1979). Penelitian yang
dilakukanWillliams (1988) (Onditi, Pengaruh Return on Capital Employed
Oginda, Ochieng, & Oso, 2012) (ROCE) terhadap Return Saham
menunjukkan bahwa bahwa sinyal ROCE dapat menunjukkan kepada
pembayaran dividen ke pasar investor besarnya keuntungan yang
menandakan bahwa perusahaan dalam diperoleh dari kegiatan investasi dalam
kondisi keuangan yang baik. Perusahaan perusahaan (Pik Har & Ghafar, 2015).
yang memiliki kemampuan untuk ROCE dapat diukur dengan membagi
membayar bunga dan dividen dalam antara EBIT dengan Capital Employed
jangka panjang mengindikasikan bahwa (Scarlett, 2005). Perusahaan dengan nilai
perusahaan tersebut berkualitas tinggi, ROCE yang tinggi menunjukkan
begitu juga sebaliknya. Kebijakan dividen kemampuan perusahaan dalam
menjadi salah satu sinyal kepada publik menghasilkan laba, sehingga
atau investor bahwa perusahaan memiliki mencerminkan kinerja perusahan lebih
prospek return yang baik di masa depan baik. Perusahaan dengan laba tinggi
(Asquith & Mullins Jr, 1983). diharapkan dapat memberikan return
Selanjutnya, jika ada pengumuman terkait yang tinggi, sehingga dapat menarik para
kenaikan dividen, maka akan berdampak investor untuk menanamkan dananya ke
pada meningkatnya nilai return yang dalam perusahaan.
diterima oleh investor (Charest, 1978). Hipotesis yang menunjukkan
hubungan positif antara return saham dan
Return Saham ROCE didukung oleh penelitian (Pik Har
Return merupakan pendapatan yang & Ghafar, 2015). Dengan demikian
diperoleh dari suatu investasi (Hartono, hubungan antara Return on Capital
2015). Pada kondisi perusahaan Employed (ROCE) terhadap Return
memperoleh laba, setiap investor berhak Saham dihipotesiskan sebagai berikut:
atas dividen sesuai dengan proporsi 𝐻1 : Return on Capital Employed
kepemilikannya (Bisara & Lailatul, (ROCE) berpengaruh positif
2015). Return total dapat dihitung dari terhadap return saham.
captal gain (loss) ditambahkan dengan
yield (Hartono, 2015). Capital gain (loss) Pengaruh Total Asset Turnover (TATO)
merupakan selisih keuntungan (rugi) dari terhadap Return Saham
harga investasi sekarang relatif dengan Total Asset Turnover ratio
harga periode yang lalu. Sedangkan yield menggambarkan seberapa jauh
merupakan presentase penerimaan kas kemampuan semua aset perusahaan dalam
berkala terhadap harga investasi periode menciptakan penjualan (Bisara &
Lailatul,

142 | AL-TIJARY, Vol. 4, No. 2, Juni 2019


Ridha, Rasio

2015). Selain itu, Rasio TATO TIER didukung oleh penelitian Khan, et
mengindikasikan efektivitas perusahaan al (2013) menjelaskan bahwa TIER
dalam mengelola asetnya dan efisien berpengaruh positif terhadap return
dalam meningkatkan penjualan. saham. Dengan demikian hubungan
Peningkatan pada nilai TATO akan antara pengaruh Time Interest Earned
menyebabkan meningkatnya penjualan Ratio (TIER) terhadap Return Saham
bersih yang dicapai perusahaan, sehigga dihipotesiskan sebagai berikut:
akan mendorong terjadinya peningkatan 𝐻3 : Time Interest Earned Ratio
laba perusahaan. Peningkatan laba (TIER) berpengaruh positif
perusahaan diharapkan dapat memberikan terhadap return saham.
return saham yang lebih tinggi (Sartono,
2009). Pengaruh Price to Earning Ratio (PER)
Dalam penelitian Jabbari & Fathi terhadap Return Saham
(2014) bahwa TATO berpengaruh positif Price to earning ratio (PER)
dan signifikan terhadap return saham. membandingkan antara harga per lembar
Dengan demikian hubungan antara saham dengan laba per lembar saham
pengaruh total assets turnover (TATO) (Earning per Share). Rasio ini
terhadap Return Saham dihipotesiskan menggambarkan kesediaan investor untuk
sebagai berikut: membayar per rupiah dari laba yang
𝐻2 : Total assets turnover (TATO) dilaporkan (Brigham & Houston, 2016).
berpengaruh positif terhadap Rasio ini juga digunakan untuk
return saham. memprediksi kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba di masa datang
Pengaruh Time Interest Earned Ratio (Prastowo, 2011).
(TIER) terhadap Return Saham Nilai PER relatif tinggi untuk
Time Interest Earned Ratio (TIER) perusahaan dengan prospek pertumbuhan
mengindikasikan kemampuan perusahaan yang kuat dan risiko kecil, tetapi rendah
untuk memenuhi pembayaran bunga. Ini untuk perusahaan yang tumbuh lambat
menunjukkan seberapa baik perusahaan dan berisiko. Fairfield (1994) menemukan
mampu menghasilkan pendapatan untuk bahwa PER berkorelasi positif dengan
membayar bunga. Rasio yang lebih besar tingkat pengembalian saham karena
dan lebih stabil, maka perusahaan akan dengan memiliki rasio PER tinggi,
semakin sedikit risikonya dalam pendapatan diperkirakan akan meningkat
kegagalan (Bajkowski, 1999). Rasio yang di masa depan.
tinggi berarti perusahaan dapat memenuhi Dalam penelitian Petcharabul &
kewajiban bunga karena pendapatan Romprasert (2014) menemukan bahwa
secara signifikan lebih besar daripada PER berpengaruh signifikan terhadap
kewajiban bunga tahunan. Hal ini return saham. Akhtar & Rashid (2015)
menunjukkan bahwa perusahaan yang menemukan bahwa Price to earnings
mempunyai laba atau pendapatan tinggi, ratio (PER) menunjukkan hubungan
akan berakibat pada meningkatnya nilai positif dengan return saham.Maka
return saham yang akan diterima oleh hubungan pengaruh antara Price to
investor. Earning Ratio (PER) terhadap Return
Hipotesis yang menunjukkan Saham dihipotesiskan sebagai berikut:
hubungan positif antara return saham dan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam | 143


Ridha, Rasio

𝐻4 : Price to Earning Ratio (PER) adalah seluruh perusahaan yang terdaftar


berpengaruh positif terhadap pada Indeks saham Syariah Indonesia
return saham. (ISSI) selama periode tahun 2012- 2016
sebanyak 149 perusahaan. Berdasarkan
Pengaruh Cash Flow Ratio (CFR) teknik pengambilan sampel dengan
terhadap Return Saham metode purposive sampling diperoleh
Cash Flow Ratio (CFR) sampel sebanyak 59 perusahaan dengan
menunjukkan kemampuan perusahaan data yang terkumpul selama periode
dalam menghasilkan return bagi investor tahun 2012-2016 adalah sebanyak 295
yang dinyatakan dengan perbandingan data laporan keuangan. Data yang
Cash flow from operations (CFFO) digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan ekiutas (Carslaw & Mills, 1991). data panel. Dalam penelitian ini
Rasio tinggi menunjukkan perusahaan digunakan regresi data panel untuk
dapat memenuhi kebutuhan kas dengan melihat pengaruh antara variabel
baik yang akan mencerminkan kinerja independen yang terdiri ROCE, TATO,
perusahaan baik. Giacomino & Mielke TIER, PER dan CFR terhadap variabel
(1993) menemukan bahwa rasio Cash dependen yaitu Return Saham.
Flow secara simultan dapat menunjukkan Pengolahan data pada penelitian ini
kinerja keuangan perusahaan khusunya menggunakan software Eviews 9. Teknik
dalam memprediksi kebangkrutan. analisis data dalam penelitian ini
Perusahaan dengan Cash Flow Ratio menggunakan teknik statistik dengan
(CFR) tinggi menunjukkan kinerja yang bantuan program Eviews 9. Metode
baik, maka akan terhindar dari analisis dalam penelitian ini
kebangkrutan yang kemudian akan menggunakan Regresi Data Panel.
menarik minat investor. Sehingga harga
saham cenderung meningkat yang akan Tabel 1
berakibat pada return saham yang akan Rasio Keuangan
semakin tinggi. Rasio Rumus
Hal ini sesuai dengan penelitian Keungan
Khan, et al (2013) bahwa CFR Return on 𝐸𝐵𝐼𝑇
𝑅𝑂𝐶𝐸 =
berpengaruh positif terhadap return Capital 𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑚𝑝𝑙𝑜𝑦𝑒𝑑
saham. Dapat dilihat hubungan antara Employed
Total Asset 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
Cash Flow Ratio (CFR) terhadap Return Turnover
𝑇𝐴𝑇𝑂 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
Saham dihipotesiskan sebagai berikut:
Time Interest 𝐸𝐵𝐼𝑇
𝐻5 : Cash Flow Ratio (CFR) 𝑇𝐼𝐸𝑅 =
Earned Ratio 𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎
berpengaruh positif terhadap
Price to 𝑃𝐸𝑅
return saham. Earning Ratio 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑒𝑟 𝐿𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚
=
𝐸𝑃𝑆
Cash Flow 𝐶𝐹𝑅
METODE PENELITIAN Ratio 𝐶𝑎𝑠ℎ 𝐹𝑙𝑜𝑤 𝐹𝑟𝑜𝑚 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛𝑠
=
Penelitian ini menggunakan metode 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦
kuantitatif dengan data sekunder yang Sumber: diolah (2018)
dihimpun dari laporan keuangan
perusahaan. Populasi dalam penelitian ini

144 | AL-TIJARY, Vol. 4, No. 2, Juni 2019


Ridha, Rasio

Adapun rumus regresi data panel Tabel 2.


dalam penelitian ini adalah sebagai
Data Statistika Deskripif
berikut:
Var. Mean Std.Dev Min Max
𝒀 = 𝜶 + 𝜷𝟏 𝑹𝒐𝒄𝒆𝟏 + 𝜷𝟐 𝑻𝒂𝒕𝒐𝟐 + 𝜷𝟑 𝑻𝒊𝒆𝒓𝟑 Retu 10.866 6.01747
-
20.6395
0.38728
+𝜷𝟒𝑷𝒆𝒓𝟒 + 𝜷𝟓𝑪𝑭𝑹𝟓 + 𝜷𝟔𝑺𝒊𝒛𝒆𝟔 + 𝜺 rn 88 2
9
6
RO 0.2150 0.2015 0.0249 1.4852
Dimana: CE 42 64 97 92
Y : Return TA 0.9836 0.62299 0.13453 3.18908
TO 76 6 2 6
𝜶 : Konstanta TIE 2.6552 1.34907 0.4159 9.3320
Roce1 : Return on Capital Employed R 46 0 66 59
Tato2 : Total Asset Turnover 3.3807 2.37420 0.89276 12.2562
PER
22 3 0 0
Tier3 : Time Interest Earned Ratio -
0.1726 0.22170 1.46701
Per4 : Price to Earning Ratio CFR
84 4
0.35896
8
CFR5 : Cash Flow Ratio 6
22.214 5.67430 11.6206 31.2762
Size : ukuran perusahaan. Size 15 7 0 7
ε : Error/galat/variabel pengganggu. Sumber: diolah (2018)

HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Hipotesis


Uji Koefisien Determinasi (R2)
Berdasarkan pengujian yang telah
dilakukan dengan pemilihan model Berdasarkan pemilihan model
regresi data panel dengan uji Chow dan regresi data panel yaitu model fixed effect
uji Hausman. Dari uji Chow diperoleh nilai koefisien determinasi (R2)
menghasilkan model terbaik adalah fixed sebesar 0.991500 ini berarti Return On
effect model, kemudian uji Hausman Capital Employed (ROCE), Total Asset
menunjukkan bahwa model fixed effect Turnover (TATO) , Time interest earned
merupakan model yang terbaik. Sehingga Ratio (TIER), Price To Earning Ratio
terpilih model terbaik adalah fixed effect (PER) dan Cash Flow Ratio (CFR) secara
model. Dengan demikian, pengujian bersama-sama mempengaruhi return
hipotesis menggunakan hasil dari uji fixed saham sebesar 99,1500%. Sisanya 0,85%
effect model. dipengaruhi oleh faktor lain di luar model
regresi.
Statistik Deskriptif
Statistik Deskriptif pada penelitian Uji F (Simultan)
ini menyajikan jumlah data, nilai Uji statistik F digunakan untuk
minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata menguji pengaruh variabel independen
(mean) dan simpangan baku (standar secara bersama-sama (simultan) terhadap
deviation) dari variabel independen dan variabel dependen (Algifari, 2013).
variabel de-penden. Hasil statistik Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai
deskriptif ditunjukkan dalam Tabel 2. F-statistic sebesar 419.1873 dengan nilai
Probabilitas > F menunjukkan hasil
0,000000 <  = 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa dalam taraf
signifikansi < 5% maka

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam | 145


Ridha, Rasio

uji F berpengaruh signifikan. Maka dapat 0,3804 >  = 5% maka menolak Ha dan
disimpulkan dalam persamaan tersebut menerima Ho. Oleh karena itu variabel
variabel independen (Return on Capital independen Price To Earning Ratio secara
Employed (ROCE), Total Asset Turnover parsial tidak berpengaruh signifikan
(TATO) , Time Interest Earned Ratio terhadap return saham.
(TIER), Price to Earning Ratio (PER) dan Variabel independen Cash Flow
Cash Flow Ratio (CFR)) secara bersama- Ratio t-Statistic 0,335277 dengan
sama berpengaruh signifikan terhadap probabilitas yang menunjukkan nilai
variabel dependen (return saham) ini
0,7377 >  = 5% maka menolak Ha dan
berarti Ho ditolak dan Ha diterima.
menerima Ho. Oleh karena itu variabel
independen Cash Flow Ratio secara
Uji t (Parsial)
parsial tidak berpengaruh signifikan
Variabel independen Return On terhadap return saham.
Capital Employed (ROCE) t-Statistic - Variabel kontrol yaitu size
0,444012 dengan nilai probabilitas 0,6575 perusahaan dengan nilai t-Statistic
>  = 5% maka menolak Ha dan 36,90554 dengan probabilitas yang
menerima Ho. Oleh karena itu variabel menunjukkan nilai 0,0000 <  = 5%
independen Return On Capital Employed maka menerima Ha dan menolak Ho.
secara parsial tidak berpengaruh Oleh karena itu variabel kontrol size
signifikan terhadap return saham. perusahaan secara parsial berpengaruh
Variabel independen Total Asset positif dan signifikan terhadap return
Turnover dengan t-Statistic 3,007344 saham.
artinya variabel independen Total Asset
Turnover berpengaruh positif terhadap Pengaruh Return on Capital Employed
return saham dan mempunyai
(ROCE) Terhadap Return Saham pada
probabilitas yang menunjukkan nilai
perusahaan yang terdaftar di ISSI
0,0029 <  = 5% maka menerima Ha dan
menolak Ho. Oleh karena itu variabel tahun 2012-2016
independen Total Asset Turnover secara Berdasarkan hasil analisis dalam
parsial berpengaruh positif dan signifikan tabel 3 diketahui bahwa hipotesis yang
terhadap return saham. menyatakan variabel Return on Capital
Variabel independen Time interest Employed (ROCE) tidak berpengaruh
earned Ratio dengan t-Statistic 2,956797 terhadap Return Saham karena nilai
artinya variabel independen Time interest signifikan (0,6575) > α (0,05). Dengan
earned Ratio berpengaruh positif demikian dapat disimpulkan bahwa
terhadap return saham. Probabilitas hipotesis pertama (H1) ditolak. Penelitian
menunjukkan nilai 0,0034 >  = 5% ini membuktikan bahwa nilai Return on
maka menerimak Ha dan menolak Ho. Capital Employed (ROCE) tidak dapat
Oleh karena itu variabel independen Time mempengaruhi return saham.
interest earned Ratio secara parsial Rasio Return on Capital Employed
berpengaruh positif dan signifikan (ROCE) dapat diukur dengan membagi
terhadap return saham. antara EBIT dengan Capital Employed
Variabel independen Price to atau modal yang digunakan (Scarlett,
Earning Ratio t-Statistic -0,878823 dengan 2005). Capital Employed sebagai
probabilitas yang menunjukkan nilai penyebutnya, dapat dihitung dengan Total

146 | AL-TIJARY, Vol. 4, No. 2, Juni 2019


Ridha, Rasio

Asset dikurangi dengan Current pembilangnya, maka hasil pembagian


Liabilities (Dodge, 1997). Total asset di tersebut tentunya akan semakin besar. Hal
dapat dari aset lancar ditambah dengan ini mengakibatkan pembandingan ROCE
aset tetap. Nilai aset tetap pada neraca antar tahun menjadi bias. ROCE akan
akan dipengaruhi oleh faktor akumulasi meningkat, padahal penyebabnya adalah
depresiasi (Kieso, Weygandt, & Warfield, turunnya nilai buku total aset karena
2014). faktor depresiasi, sehingga bisa jadi laba
perusahaan tidak berubah. Selain itu fisik
Tabel 3 aset yang telah terakumulasi oleh
Hasil Uji Regersi Data Panel depresiasi belum tentu mempunyai
kinerja yang buruk. Padahal pada
Variabl Coefficie
e nt Std. Error t-Statistic Prob.
kenyataannya fisik aset perusahaan tidak
C -13.63283 0.812464 -16.77962 0.0000 berkolerasi dengan nilai total assetnya.
ROCE -0.321429 0.723920 -0.444012 0.6575 Hal ini membuat ROCE akan terdistorsi,
TATO 0.971182 0.322937 3.007344 0.0029 sehingga ROCE tidak memberikan sinyal
TIER 0.204259 0.069081 2.956797 0.0034 pada investor bahwa kinerja perusahaan
PER -0.084192 0.095801 -0.878823 0.3804
baik atau buruk. Oleh karena itu, rasio
Effects Specification Return on Capital Employed (ROCE)
Cross-section fixed (dummy variables) tidak menjadi pertimbangan utama
0.99150 Mean 10.8668 investor dalam pengambilan keputusan
R-squared 0 dependent var 8 mereka untuk menentukan perusahaan
Adjusted R- 0.98913 S.D. 6.01747 mana yang diharapkan mempunyai return
squared 4 dependent var 2
tinggi. Hasil penelitian ini tidak sesuai
S.E. of 0.62724 Akaike info 2.09683
regression 9 criterion 6 dengan penelitian Pik Har & Ghafar
Sum squared 90.4915 Schwarz 2.90922 (2015) yang menunjukkan adanaya
resid 1 criterion 0 hubungan positif antara ROCE dan return
- saham.
244.283 Hannan-Quinn 2.42213
Log likelihood 3 criter. 5
419.187 Durbin- 1.85771 Pengaruh Total Asset Turnover (TATO)
F-statistic 3 Watson stat 8 Terhadap Return Saham pada
Prob(F- 0.00000 perusahaan yang terdaftar di ISSI
statistic) 0
tahun 2012-2016
Sumber: diolah (2018)
Berdasarkan hasil analisis dalam
Depresiasi atau penyusutan adalah
tabel diketahui bahwa hipotesis yang
proses akuntansi pengalokasian harga
menyatakan variabel Total Asset
perolehan aset berwujud setelah dikurangi
Turnover (TATO) berpengaruh positif
nilai sisa yang dialokasikan ke periode-
signifikan terhadap Return Saham karena
periode yang menerima manfaat dari aset
nilai signifikan (0,0029) < α (0,05).
tetap tersebut (Kieso et al., 2014). Umur
Dengan demikian dapat disimpulkan
manfaat dihitung berdasarkan waktu,
bahwa hipotesis kedua (H2) diterima.
semakin lama waktu maka semakin kecil
Penelitian ini membuktikan bahwa nilai
umur manfaat dan nilai guna dari aset
Total Asset Turnover (TATO) dapat
tetap berwujud tersebut. Jika penyebut
mempengaruhi return saham.
dalam suatu pembagian lebih kecil dari
Total Asset Turnover merupakan
rasio yang digunakan untuk mengukur

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam | 147


Ridha, Rasio

perputaran semua aset yang dimiliki terhadap Return Saham karena nilai
perusahaan dan mengukur berapa jumlah signifikan (0,0034) < α (0,05). Dengan
penjualan yang akan diperoleh (Kasmir, demikian dapat disimpulkan bahwa
2018). Semakin tinggi nilai TATO maka hipotesis ketiga (H3) diterima. Penelitian
mengindikasikan bahwa perusahaan dapat ini membuktikan bahwa nilai Time
mengelola asetnya dengan efisien agar Interest Earned Ratio (TIER) dapat
dapat menghasilkan penjualan yang mempengaruhi kenaikan return saham.
maksimal (Bisara & Lailatul, 2015). Rasio Time Interest Earned Ratio
Perusahaan yang dapat menggunakan (TIER) mengindikasikan sejauh mana
seluruh asetnya dengan efisien akan laba operasional dapat menurun sebelum
mengakibatkan penjualan meningkat, perusahaan tidak dapat memenuhi biaya
maka laba juga akan semakin bertambah bunga tahunannya (Brigham & Houston,
yang kemudian akan berdampak pada 2016). Nilai Time Interest Earned Ratio
return saham tinggi. Oleh karena itu, (TIER) dihitungan dengan membagi
rasio Total Asset Turnover (TATO) dapat antara EBIT dengan Bunga. Apabila laba
dijadikan pertimbangan investor perusahaan semakin tinggi, maka
mengambil keputusan dalam memilih perusahaan semakin mampu untuk
perusahaan mana yang mempunyai return membayar beban bunganya. Laba yang
saham yang tinggi. Hasil penelitian ini tinggi berbanding lurus dengan return
sesuai dengan penelitian Jabbari & Fathi yang tinggi. Sehinga, semakin tinggi nilai
(2014) yang membuktikan terdapat Time Interest Earned Ratio (TIER) maka,
hubungan positif dan signifikan antara semakin tinggi pula return saham yang
Total Asset Turnover (TATO) dengan akan diterima oleh investor. Penelitian
return saham. Cupic, Todorovic, & Ilic (2013)
Fairfield & Yohn (2001) menemukan hubungan signifikan secara
menemukan bahwa perubahan rasio statistik antara laba akuntansi dan return
perputaran aset memberikan informasi saham.Oleh karena itu, rasio Time
tentang profitabilitas masa depan. Ini Interest Earned Ratio (TIER) dapat
berarti menunjukkan rasio TATO dapat dijadikan pertimbangan investor
memberikan informasi kepada investor mengambil keputusan dalam memilih
agar dapat mempertimbangankan untuk perusahaan mana yang mempunyai return
memilih perusahaan mana yang saham yang tinggi. Hasil penelitian ini
mempunyai profitabilitas tinggi, yang didukung oleh Khan et al (2013) yang
kemudian akan menghasilkan return membuktikan terdapat hubungan positif
tinggi juga. dan signifikan antara Time Interest
Earned Ratio (TIER) dengan return
Pengaruh Time Interest Earned Ratio saham.
(TIER) Terhadap Return Saham pada
perusahaan yang terdaftar di ISSI Pengaruh Price to Earning Ratio (PER)
tahun 2012-2016 Terhadap Return Saham pada
Berdasarkan hasil analisis dalam perusahaan yang terdaftar di ISSI
tabel diketahui bahwa hipotesis yang tahun 2012-2016
menyatakan variabel Time Interest Berdasarkan hasil analisis dalam
Earned Ratio (TIER) berpengaruh tabel diketahui bahwa hipotesis yang
signifikan menyatakan variabel Price to Earning
Ratio

148 | AL-TIJARY, Vol. 4, No. 2, Juni 2019


Ridha, Rasio

(PER) tidak berpengaruh terhadap Return pada investor bahwa kinerja perusahaan
Saham karena nilai signifikan (0.3804) > baik atau buruk serta diduga bahwa rasio
α (0.05). Dengan demikian dapat
PER tidak menjadi pertimbangan utama
disimpulkan bahwa hipotesis keempat
(H4) ditolak. Penelitian ini membuktikan investor
bahwa nilai Price to Earning Ratio (PER) dalam keputusan investasi mereka untuk
tidak dapat mempengaruhi return saham. memilih perusahaan mana yang
Price to Earning Ratio (PER) rasio mempunyai return tinggi. Menurut (Ping-
digunakan untuk membandingkan antara fu & Kwai-yee, 2016) EPS tidak efektif
harga per lembar saham dengan laba per untuk mengukur return saham. Basu juga
lembar saham (Earning Per Share). mengungkapkan bahwa informasi tentang
Earning Per Share (EPS) sebagai Rasio PER tidak mencerminkan harga
penyebut dari perhitungan rasio PER saham dan investasi yang maksimal
memiliki peran penting, maka harus
(Basu, 1977). Hasil penelitian ini tidak
betul- betul diperhatikan oleh investor.
Earning Per Share (EPS) menunjukkan sesuai dengan penelitian Petcharabul &
bagian laba dari setiap lembar sahamnya Romprasert (2014) dan Akhtar & Rashid
yang diterima pemegang saham.Akan (2015) yang menemukan bahwa PER
tetapi Earning Per Share (EPS) bukan berpengaruh positif terhadap return
pertimbangan utama investor dalam saham.
mengambil keputusan investasi,
dikarenakan EPS memiliki kelemahan. Pengaruh Cash Flow Ratio (CFR)
Menurut (Menon, 2013), laba per lembar Terhadap Return Saham pada
saham (Earning Per Share) akan perusahaan yang terdaftar di ISSI
terdistorsi jika perusahaan melakukan
tahun 2012-2016
pembelian kembali saham. Ketika sebuah
perusahaan membeli kembali sahamnya Berdasarkan hasil analisis dalam
sendiri, ini mengurangi jumlah saham tabel diketahui bahwa hipotesis yang
yang beredar, yang secara otomatis menyatakan variabel Cash Flow Ratio
meningkatkan angka EPSnya (Kieso et (CFR) tidak berpengaruh terhadap Return
al., 2014). Namun meningkatnya nilai Saham karena nilai signifikan (0.7377) >
EPS bukan dari kinerja, tetapi dari jumlah
α (0.05). Dengan demikian dapat
saham beredar yang berkurang. Oleh
karena itu EPS yang tinggi tidak dapat disimpulkan bahwa hipotesis kelima (H5)
mencerminkan nilai fundamental yang di tolak. Penelitian ini membuktikan
meningkat (Mclure, 2017), dalam hal ini bahwa nilai Cash Flow Ratio (CFR) tidak
kinerja perusahaan dicerminkan oleh laba dapat mempengaruhi return saham.
bersih. Cash Flow Ratio (CFR) merupakan
Meningkatnya EPS akan membuat rasio yang mengukur kemampuan
nilai PER rendah, perusahaan dengan perusahaan dalam menghasilkan return
tingkat pertumbuhan yang rendah untuk para pemegang saham, yang
memiliki PER yang rendah (Prastowo, dinyatakan dengan perbandingan Cash
2011). Demikian dengan adanya Flow from Operations (CFFO) dengan
kelemahan dari EPS maka Price to ekuitas. Cash flow From Operations
Earning Ratio (PER) ini tidak memberikan
sinyal
Ridha, Rasio
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam | 149
Ridha, Rasio

(CFFO) dapat bernilai positif maupun PENUTUP


negatif. Cash Flow from Operations Kesimpulan
(CFFO) positif mencerminkan kinerja Berdasarkan penelitian yang telah
suatu perusahaan cukup baik, sedangkan dilakukan mengenai pengaruh rasio
Cash Flow from Operations (CFFO) yang keuangan terhadap return saham pada
bernilai negatif belum tentu perusahaan yang terdaftar di ISSI periode
mencerminkan kinerja perusahaan yang 2012 – 2016 maka dapat ditarik
buruk. Menurut Edmunds (2011) arus kas kesimpulan bahwa Total Asset Turnover
operasi yang negatif tidak selalu berarti (TATO) dan Time Interest Earned Ratio
bahwa perusahaan tidak menghasilkan (TIER) berpengaruh positif terhadap
laba, perusahaan dengan Cash Flow From return saham. Total Asset Turnover
Operations (CFFO) negatif dan laba (TATO) dan Time Interest Earned Ratio
bersih positif belum tentu perusahaan (TIER) dapat menjadi pertimbangan
tersebut bangkrut (Dugan & Samson, investor mengambil keputusan dalam
1996). Selain itu, Cash Flow Ratio (CFR) memilih perusahaan mana yang
tidak memberikan kontribusi apapun bagi mempunyai return saham yang tinggi.
perbedaan kinerja keuangan perusahaan Return On Capital Employed (ROCE),
(Casey & Bartczak, 1984). Oleh karena Price To Earning Ratio (PER), dan Cash
itu, Cash Flow Ratio (CFR) ini tidak Flow Ratio (CFR) tidak berpengaruh
memberikan sinyal pada investor bahwa terhadap return saham.
kinerja perusahaan baik atau buruk serta
diduga tidak menjadi pertimbangan utama Saran
investor dalam keputusan investasi Saran untuk penelitian selanjutnya
mereka. Rasio ini tidak dapat adalah untuk menambah rentang waktu
menjelaskan perusahaan mana yang yang lebih lama sehingga diharapkan
mempunyai kinerja baik yang kemudian memperoleh hasil yang lebih baik.
akan menghasilkan return yang tinggi. Kemudian, penelitian selanjutnya
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan diharapkan dapat menambah rasio
penelitian Khan, et al (2013) yang keuangan yang akan diteliti, terutama
menemukan bahwa CFR berpengaruh mengeksplorasi rasio-rasio keuangan
positif terhadap return saham. yang relatif masih jarang digunakan
dalam memprediksi return saham,
khususnya pada saham-saham Syariah.

150 | AL-TIJARY, Vol. 4, No. 2, Juni 2019


Ridha, Rasio

DAFTAR PUSTAKA
Akhtar, T., & Rashid, K. (2015). The Charest, G. (1978). Dividend Information,
Relationship between Portfolio Returns Stock Returns and Market Efficiency.
and Market Multiples: A Case Study of Journal of Financial Economics, 06(2–
Pakistan. Oeconomics of Knowledge, 3).
07(03). Cupic, M., Todorovic, M., & Ilic, N. (2013).
Algifari. (2013). Statistika Induktif: untuk Analysis of The Earnings-Return
Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: UPP Relation Serbian Capital Market. Facta
STIM YKPN. Universitatis: Series Economics and
Asquith, P., & Mullins Jr, D. W. (1983). The Organization, 10(02).
Impact of Initiating Dividend Payments Dodge, R. (1997). Foundations of Business
on Shareholders’ Wealth. The Journal of Accounting (2nd ed.). Amerika Serikat:
Business, 56(01). Cengage.
Bajkowski, J. (1999). Financial Ratio Dugan, M. T., & Samson, W. D. (1996).
Analysis: Putting the Numbers to Work. Operating Cash Flow: Early Indicators
AAII Journal, 21(01). of Financial Difficulty and Recovery.
Ball, R., & Brown, P. (1968). An Empirical Journal of Financial Statement Analysis,
Evaluation of Income Number. Journal 01(04).
of Accounting Research, 06(02). Edmunds, S. A. (2011). What Can a
Basu, S. (1977). Investment Performance of Company Do if They Have Negative
Common Stocks in Relation to Their Cash Flow From Operations?
Price-Earnings Ratios: A Test of the Fairfield, P. M. (1994). P/E, P/B and The
Efficient Market Hypothesis. The Present Value of Future Dividends.
Journal of Finance, 32(03). Financial Analysts Journal, 50(04).
Bhattacharya, S. (1979). Abstract: An Fairfield, P. M., & Yohn, T. L. (2001). Using
Exploration of Nondissipative Dividend- asset turnover and profit margin to
Signaling Structures. Journal of forecast changes in profitability. Review
Financial and Quantitative Analysis, of Accounting Studies, 06(04).
14(04). Firmansyah, E. A. (2017). Seleksi Saham
Bisara, C., & Lailatul, A. (2015). Pengaruh Syariah : Perbandingan antara Bursa
Kinerja Keuangan Terhadap Return Efek Indonesia dan Malaysia. Jurnal
Saham. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi, Inspirasi Bisnis Dan Manajemen,
4(2). 01(01).
Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2016). Giacomino, D. E., & Mielke, D. E. (1993).
Fundamentals of Financial Management. Cash Flows: Another Approach to Ratio
Mason: Cengage Learning, Inc. Analysis. Journal of Accountancy,
Carslaw, C. A., & Mills, J. R. (1991). 175(03).
Developing ratios for Effective Harahap, S. S. (2018). Analisis Kritis atas
Cashflow Statement Analysis. Journal of Laporan Keuangan. Jakarta: Raja
Accountancy, 175(05). Grafindo Persada.
Casey, C. J., & Bartczak, N. J. (1984). Cash Hartono, J. (2015). Teori Portofolio dan
Flow--It’s Not the Bottom Line. Analisis Investasi. (10th ed.).
Harvard Business Review. Yogyakarta: BPFE.
Jabbari, E., & Fathi, Z. (2014). Prediction of

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam | 151


Ridha, Rasio

Stock Returns Using Financial Ratios Oso, W. (2012). Implications of Service


Based on Historical Cost, Compared Quality on Customer Loyalty in the
With Adjusted Prices (Accounting for Banking Sector. A Survey of Banks in
Inflation) With Neural Network Homabay County, Kenya. International
Approach. Indian Journal of Jurnal of Business and Social Science,
Fundamental and Applied Life Sciences, 03(21).
04. Petcharabul, P., & Romprasert, S. (2014).
Kasmir. (2018). Analisis Laporan Keuangan. Technology Industry on Financial Ratios
Jakarta: Raja Grafindo Persada. and Stock Returns. Journal of Business
Khan, W., Naz, A., Khan, M., Khan, W. K. and Economics USA, 05(05).
Q., & Ahmad, S. (2013). The Impact of Pik Har, W., & Ghafar, M. A. A. (2015). The
Capital Structure and Financial Impact of Accounting Earnings on Stock
Performance on Stock Returns “A Case Returns: The Case of Malaysia’s
of Pakistan Textile Industry.” Middle- Plantation Industry. International
East Journal of Scientific Research, Journal of Business and Management,
16(02). 10(04).
Kieso, D. E., Weygandt, J. J., & Warfield, T. Ping-fu, B. L., & Kwai-yee, K. C. (2016).
D. (2014). Interdiate Accounting (2nd Relationships Between Stock Returns
ed.). New Jersey: John Wiley & Sons. and Corporate Financial Ratios Based
Lev, B., & Zarowin, P. (1999). The On A Statistical Analysis of Corporate
Boundaries of Financial Reporting and Data From The Hong Kong Stock
How to Extend Them. Journal of Market. Public Finance Quarterly,
Accounting Research, 37(02). 61(01).
Lewellen, J. (2004). Predicting Returns With Prastowo, D. (2011). Analisis Laporan
Financial Ratios. Journal of Financial Keuangan: Konsep dan Aplikasi.
Economics, 74(02). Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Mclure, B. (2017). 6 Bad Stock Buyback Riley, J. G. (2001). Silver Signals: Twenty-
Scenarios. Five Years of Screening and Signaling.
Menon, C. (2013). The Limitations of Journal of Economic Literature, 39(02).
Earnings Per Share. Saqib, L., Zafar, M. A., Khan, K., Roberts, K.
Nichols, D. C., & Wahlen, J. M. (2004). How W., & Zafar, A. M. (2015). Local
Do Earnings Numbers Relate to Stock Agricultural Financing and Islamic
Returns? A Review of Classic Banks: Is Qard al-Hassan a Possible
Accounting Research With Updated Solution? Journal of Islamic Accounting
Evidence. Accounting Horizons, 18(04). and Business Research, 06(01).
Nurrohman, M. H., & Zulaikha. (2013). Sartono, R. A. (2009). Manajemen Keuangan:
Pengaruh Earning Per Share, Return Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFE.
Saham, Kualitas Audit, dan Hasil Laba Scarlett, B. (2005). Management Accounting
Terhadap Return Saham Satu Tahun ke Performance Evaluation. Oxford:
Depan (Studi Empiris Pada Perusahaan Elsevier Science and Technology.
Manufaktur yang Terdaftar di BEI Setiyawan, I., & Pardiman. (2014). Pengaruh
Tahun 2010-2011). Diponegoro Journal Current Ratio, Inventory Turnover, Time
of Accounting, 02(03), 516–524. Interest Earned dan Return On Equity
Onditi, A. A., Oginda, M. N., Ochieng, I., & Terhadap Harga Saham pada Perusahaan
Manufaktur Sektor Barang Konsumsi

152 | AL-TIJARY, Vol. 4, No. 2, Juni 2019


Ridha, Rasio

yang Terdaftar di BEI periode 2009-


2012. Jurnal Nominal, 03(01).
Spence, M. (1973). Job Market Signaling. The
Quarterly Journal of Economics, 87(03).
Widarjono, A. (2013). Ekonometrika
Pengantar dan Aplikasinya (5th ed.).
Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Willliams, J. (1988). Efficient Signalling with
Dividends, Investment, and Stock
Repurchases. The Journal of Finance,
43(03).

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam | 153


Ridha, Rasio

154 | AL-TIJARY, Vol. 4, No. 2, Juni 2019

You might also like