4 +Alfi+Amalia

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 31

ATTANMIYAH : JURNAL EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

ISSN 2579-789 (online), https://ejurnalstebis.ac.id/index.php/At-Tanmiyah/index


Vol. 2, No. 1 (Januari 2023)

KONSEP HUTANG PIUTANG DALAM AL-QURAN (STUDI


PERBANDINGAN TAFSIR AL-QURAN AL'AZIM KARYA IBNU
KATSIR DAN TAFSIR AL MISBAH KARYA MUHAMMAD
QURAISH SHIHAB)

Alfi Amalia
Sekolah Tinggi Ekonomi dan Bisnis Islam (STEBI) Al-Ulum Terpadu Medan

Abstract Artikel Info


Received:
Debt is a transaction between two parties, one of which January3, 2023
gives the money to the other voluntarily to be returned to Revised:
him by the second party with the same thing. Although we January 10, 2023
Accepted:
know that debts and debts are permissible, Islam commands
January 17, 2023
its people to avoid debt as much as possible, if they can Published:
afford to buy with cash or not in economic hardship. January 24, 2023
Because debt will always be a heavy burden and endanger
morality. Rasulullah saw. Never refused to pray for the
corpse of someone who is known to still leave a burden of
debt for his family and there is no property to pay these
debts. In debt transactions, as described in the Qur'an, first it
must be recorded or written. In relation to the parties who
did the writing, Quraish Shihab and Ibn Kathir in their
Tafsir, both of them have the view of writing or recording
accounts payable that it is the debtor who dictates to the
scribe regarding the debt he admits, this is feared by the
occurrence of fraud against the debtor. Second, there must
be a fair witness. In terms of this testimony, Quraish and Ibn
Kathir agree. If the transaction is in the form of buying and
selling, then it is permissible without recording or writing.
According to Ibn Kathir, that in the matter of testimony, the
law of being a witness is fardlu kifayah or it is not
mandatory for the person concerned, except if there is no
other person who can replace his position. Meanwhile,
according to M. Quraish Shihab, this order (to be a witness)
is a recommendation, especially if someone else gives
information, and it is only obligatory if the testimony is
absolutely necessary to uphold justice.

Copyright 2022. ATTANMIYAH: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam. This is an open acces article
176
under the CC-BY-SA lisence (https://ejurnalstebis.ac.id/index.php/At-Tanmiyah/index).
ATTANMIYAH : JURNAL EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
ISSN 2579-789 (online), https://ejurnalstebis.ac.id/index.php/At-Tanmiyah/index
Vol. 2, No. 1 (Januari 2023)

Keywords: Concept of debt and receivables, Al’Azim


by Ibnu Katsir, and Al-Mibah by
Muhammad Quraish Shihab

Abstrak

Hutang adalah transaksi antara dua pihak, yang satu


menyerahkan uangnya kepada yang lain secara sukarela
untuk dikembalikan lagi kepadanya oleh pihak kedua
dengan hal yang serupa. Meskipun kita mengetahui hutang
piutang diperbolehkan tapi Islam menyuruh umatnya agar
menghindari hutang semaksimal mungkin, jika ia mampu
membeli dengan tunai atau tidak dalam kesempitan
ekonomi. Karena hutang akan selalu menjadi beban berat
dan membahayakan akhlaq. Rasulullah saw. Pernah
menolak menshalati jenazah seseorang yang diketahui
masih meninggalkan beban hutang bagi keluarganya dan
tidak ada harta untuk membayar hutang- hutang tersebut.
Dalam transaksi hutang-piutang, sebagaimana yang
dijelaskan dalam al-Qur‟an, Pertama harus dilakukan
pencatatan atau penulisan. Terkait dengan pihak yang
melakukan penulisan tersebut Quraisy Shihab dan Ibnu
Katsir dalam Tafsirnya, Keduanya sama-sama memiliki
pandangan penulisan atau pencatatan hutang piutang
bahwasannya orang yang berhutanglah yang mendiktekan
kepada juru tulis mengenai hutang yang diakuinya
tersebut, hal ini dikhawatirkan terjadinya kecurangan
terhadap yang berhutang. Kedua, harus ada saksi yang
adil. Dalam hal persaksian ini Quraisy dan Ibnu Katsir
sependapat. Jika transaksi itu berupa jual beli, maka
diperbolehkan dengan tidak dilakukan pencatatan atau
penulisan. Menurut Ibnu Katsir, bahwa dalam masalah
kesaksian, maka hukum menjadi saksi adalah fardlu kifayah
atau tidak wajib dilaksanakan bagi yang bersangkutan
melainkan apabila tidak ada orang yang lain yang bisa
menngantikan kedudukannya. Sedang menurut M. Quraisy
Shihab, Perintah ini (menjadi saksi) adalah anjuran apalagi
bila ada orang lain yang memberi keterangan, dan baru
wajib hukumnya bila kesaksian itu mutlak untuk

Copyright 2022. ATTANMIYAH: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam. This is an open acces article
177
under the CC-BY-SA lisence (https://ejurnalstebis.ac.id/index.php/At-Tanmiyah/index).
ATTANMIYAH : JURNAL EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
ISSN 2579-789 (online), https://ejurnalstebis.ac.id/index.php/At-Tanmiyah/index
Vol. 2, No. 1 (Januari 2023)

menegakkan keadilan.

Kata Kunci: Konsep Hutang Piutang, Al’Azim Karya


Ibnu Katsir, dan Al-Mibah Karya
Muhammad Quraish Shihab

A. Pendahuluan tidak dalam kesempitan ekonomi.


Dalam kehidupan sehari-hari Karena hutang akan selalu menjadi
manusia tidak terlepas dari hal-hal yang beban berat dan membahayakan akhlaq.
berkaitan dengan muamalah. Menurut Rasulullah saw. Pernah menolak
Idris Ahmad sebagaimana dikutip oleh menshalati jenazah seseorang yang
Hendi Suhendi dalam bukunya Fiqh diketahui masih meninggalkan beban
Mu‟amalah bahwa muamalah adalah hutang bagi keluarganya dan tidak ada
aturan-aturan Allah yang mengatur harta untuk membayar hutang- hutang
hubungan manusia dengan manusia tersebut. Namun demikian, kebutuhan
dalam usahanya untuk mendapatkan ekonomi manusia kadangkala tidak
alat-alat keperluan jasmaninya dengan dapat terpenuhi dengan kegiatan hutang
cara yang baik (Hendi, 2008). Di piutang megingat terkadang manusia
dalam muamalah dibahas berbagai kesulitan untuk mendapatkan pinjaman
macam hal di antaranya: jual beli, demi memenuhi berbagai macam
utang. piutang, penggadaian, hibah dan kebutuhan hidup. Memang Islam telah
lainnya. Utang piutang merupakan memberi jalan kepada manusia untuk
pinjaman, secara etimologis bermakna memenuhi kebutuhan uang tunai
qa‟ṭun (memotong) (Isnawati, 2011). dengan meminjam kepada orang
Dinamakan tersebut karena barang yang berpunya dengan prinsip qardh
diambil oleh orang yang meminjamkan (tanpa tambahan/bunga).Namun
memotong sebagian hartanya (Sayyid, demikian. Masalah akan timbul ketika
2008). tidak ada orang yang bersedia
Meskipun kita mengetahui hutang memberikan pinjaman qardh, disatu
piutang diperbolehkan tapi Islam pihak seseorang sangat membutuhkan
menyuruh umatnya agar menghindari uang tunai untuk menjalankan kegiatan
hutang semaksimal mungkin, jika ia ekonomi mereka baik untuk konsumsi
mampu membeli dengan tunai atau maupun produksi.

Copyright 2022. ATTANMIYAH: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam. This is an open acces article
178
under the CC-BY-SA lisence (https://ejurnalstebis.ac.id/index.php/At-Tanmiyah/index).
ATTANMIYAH : JURNAL EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
ISSN 2579-789 (online), https://ejurnalstebis.ac.id/index.php/At-Tanmiyah/index
Vol. 2, No. 1 (Januari 2023)

Ada beberapa ayat yang terkait perintah tersebut yang termasuk


dengan pembahasan hutang-piutang, kedalam qawāi‟id al-Uṣuliyyah
yaitu surat alBaqarah ayat 280, 282, dalam bab amar apakah perintah
283, surah at-Thur ayat 40 dan surah al- tersebut termasuk kedalam li al-Wujūb,
Qalam ayat 46. Akan tetapi dalam li al-nadab, li alirsyād atau yang
artikel ini, penulis akan membahas lainnya.
tentang konsep hutang-piutang B. Metodologi
dengan yang difokuskan pada surat al- 1. Objek Kajian
Baqarah ayat 282. Di dalam ayat utang Adapun ayat yang menjadi
piutang ada yang membahas mengenai rujukan dalam penulisan artikel ini
perintah yang mengharuskan kepada adalah Surah Al-baqarah 282.
pelaku transaksi tersebut untuk 2. Metode Kajian
menuliskannya, namun untuk Di dalam artikel ini, penulis akan
memahami kata faktubūhu disini mengkaji mengenai penafsiran Qs.
haruslah dengan sangat Albaqarah : 282 dengan menggunakan
teliti,dikarenakan tidak semua orang metode penafsiran dari Ibnu Katsir
memiliki pendapat yang sama dalam kitab tafsir Al-qur’an Al’Azhim.
mengenai perintah tersebut, yaitu Buku Tafsir yang dibuat oleh Ibnu
banyaknya pendapat mufasir yang Katsir termasuk salah satu buku tafsir
berbeda-beda mengenai permasalahan yang terkenal buku tafsir ini memiliki
ini. Permasalahan ini mendapatkan metodologi periwayatan, sehingga
respon yang berbeda antar mufasir, ada bukunya ini dikenal juga dengan
yang mengatakan bahwa perintah buku tafsir dengan periwayatan yang
penulisan utang piutang tersebut kedua setelah buku tafsirnya Ibnu
adalah hal wajib dan harus Jarir. di dalam bukunya tersebut, Ibnu
dilaksanakan, ada pula yang Katsir fokus kepada periwayatan dari
mengatakan bahwa perintah penulisan para penafsir salaf.
tersebut hanya berupa peringatan Tafsir Ibnu Katsir memakai
semata. Hal inilah yang menjadi penafsiran Al-Qur‟an dengan Al-
perhatian penuh karena adanya Qur‟an, dan Al-quran dengan hadist
Copyright 2022. ATTANMIYAH: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam. This is an open acces article
179
under the CC-BY-SA lisence (https://ejurnalstebis.ac.id/index.php/At-Tanmiyah/index).
ATTANMIYAH : JURNAL EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
ISSN 2579-789 (online), https://ejurnalstebis.ac.id/index.php/At-Tanmiyah/index
Vol. 2, No. 1 (Januari 2023)

(Tafsir Bil Ma‟tsur) yang tercakup riwayat, seperti kupasan ijtihad.


pada seluruh ibadah, mu‟amalah dan Pengategorian di atas hanyalah untuk
akidah serta hubungan interaksi dengan menunjukkan dominasi unsur riwayat
masyarakat umum. Dalam hal ini, Nabi saja. Bentuk bi al-ma‟stuur yang
sebagai mufassir awal dapat digunakan kitab Tafsir Ibnu Katsir,
dihubungkan penafsirannya setelah Al- terbukti ketika terlihat Ibnu Katsir tidak
Qur‟an, dengan merujuk kepada hadis- hanya bertindak sebagai pengumpul
hadis sahih yang mutawatir, baru riwayat saja, tetapi juga sebagai kritikus
merujuk kepada riwayat sahabat dan yang mampu mentarjih sebagian
tabi‟in (Muhammad, 1992). Metode riwayat, dan bahkan pada saat-saat
yang digunakan oleh Ibnu Katsir adalah tertentu menolaknya, baik dengan
metode tahlili , yaitu mufassir berusaha alasan karena riwayat-riwayat itu tidak
menjelaskan seluruh aspek yang dapat dicerna akal sehat, maupun karena
dikandung oleh ayat-ayat Al-Qur‟an alasanalasan lainnya. Meskipun
dan mengungkapkan segenap menggunakan metodologi tahlili, Ibnu
pengertian yang ditujunya sesuai Katsir tidak berlarut-larut dalam
urutan bacaan yang terdapat di dalam menjelaskan arti perkata (mufradat) atau
Al-Qur‟an Mushaf Ustmani. Adapun masalah balagah dan I‟rab, dalam hal
bentuk penafsirannya adalah penafsiran ini, ia mengembalikan itu kepada
riwayat atau sering disebut tafsir bi al- spesialis ilmu-ilmu lain, Ibnu Katsir
ma‟stuur (Nashruddin, 2005). dalam menafsirkan ayat lebih
Pengertian tafsir bi al- ma‟tsuur adalah menekankan pada konteks pembicaraan
tafsir yang dibatasi pada penukilan dari ayat yang bersangkutan. Sebagai
Rasulullah saw. atau para Sahabat, penafsiran dengan periwayatan, maka
Tabi‟in, Tabi‟ tabi‟in (Yusuf,2000). yang paling menonjol dalam tafsirnya
Menurut al-Zahabi, dimasukkannya adalah unsure riwayat, akan tetapi
suatu kitab tafsir ke dalam kategori bukan berarti bebas dari unsur ijtihad,
bi al-ma‟stuur tidak berarti menutup oleh karena itu, penulisan tafsir Ibnu
kemungkinan bagi penulisnya untuk Katsir melingkupi segala macam aspek.
memasukkan juga unsur-unsur non Menurut Isma‟il Salim, dari segi
Copyright 2022. ATTANMIYAH: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam. This is an open acces article
180
under the CC-BY-SA lisence (https://ejurnalstebis.ac.id/index.php/At-Tanmiyah/index).
ATTANMIYAH : JURNAL EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
ISSN 2579-789 (online), https://ejurnalstebis.ac.id/index.php/At-Tanmiyah/index
Vol. 2, No. 1 (Januari 2023)

pemikiran, penafsiran Al-Qur‟an yang dan produk penafsiran Al-Qur‟an


dilakukan oleh Ibnu Katsir di dalam secara keseluruhan, Ibnu Katsir
Tafsir al-Qur‟an al-‟Azim banyak memiliki pendirian sendiri dan tidak
terinspirasi dari metode penafsiran Al- berdiri di atas prinsip-prinsip penafsiran
Qur‟an yang dilakukan oleh yang lain. Hal ini dapat kita lihat dari
IbnuTaimiyah (Ismail, 1992 ) Metode beberapa penafsiran Al-Qur‟an yang
IbnuTaimiyah dalam menafsirkan Al- dilakukan oleh Ibnu Katsir. Bahkan,
Qur‟an adalah menafsirkan Al-Qur‟an pada taraf tertentu, Ibnu Katsir banyak
dengan Al-Qur‟an, Al-Qur‟an memberikan kritik kepada para
dengan hadis, Al-Qur‟an dengan penafsir-penafsir pendahulunya.
perkataan sahabat, dan dengan Adapun tentang metode atau jalan
perkataan tabi‟in. Walaupun yang beliau tempuh dalam
sebenarnya IbnuTaimiyah tidak pernah menafsirkan Al- Qur‟an, diungkapkan
menyusun buku tafsir secara lengkap pada awal muqaddimah dalam
(30 juz), ia hanya menafsirkan 64 surat tafsirnya, yaitu: ”Jika ada orang
dari 114 surat Al-Qur‟an, itupun tidak bertanya cara manakah yang paling
seluruh ayat dari 64 surat tersebut yang baik untuk menafsirkan Al-Qur‟an,
ditafsirkannya, akan tetapi secara maka jawabannya adalah cara yang
metode penafsiran Al-Qur‟an, terbaik dalam hal ini adalah
IbnuTaimiyah telah berhasil menafsirkan Al-Qur‟an dengan Al-
meletakkan dasardasar baku penafsiran Qur‟an. Sebab, sesuatu yang
Al-Qur‟an (Muhammad, 1999). Tetapi, dikemukakan secara global pada satu
walupun pemikiran IbnuTaimiyah di ayat adakalanya diperinci atau
dalam penafsiran Al-Qur‟an banyak dijelaskan di ayat lain, tetapi jika
diadopsi oleh Ibnu Katsir, tidak berarti ternyata pada ayat lain tidak di jumpai
di dalam penerapannya, secara produk pula, maka penjelasannya akan
penafsiran Al-Qur‟an, tafsir Ibnu dijumpai pada Sunah Rasulullah saw
Katsir dipengaruhi oleh sebagai penjelas Al-Qur‟an (Ibnu,
pemikiranIbnuTaimiyah secara 1997).
keseluruhan. Dalam segi penerapan
Copyright 2022. ATTANMIYAH: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam. This is an open acces article
181
under the CC-BY-SA lisence (https://ejurnalstebis.ac.id/index.php/At-Tanmiyah/index).
ATTANMIYAH : JURNAL EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
ISSN 2579-789 (online), https://ejurnalstebis.ac.id/index.php/At-Tanmiyah/index
Vol. 2, No. 1 (Januari 2023)

Di dalam artikel ini, penulis akan Mufassir dituntut pula untuk


menggunakan metode-metode yang menghapus kesalahpahaman terhadap
dipakai oleh Ibnu Katsir dalam al- Qur‟an atau kandungan ayatayat. M.
menafsirkan Qs. Albaqarah :282, Quraish Shihab juga memasukkan
makalah ini akan memaparkan tentang kaum Orientalis yang
bagaimana Ibnu Katsir menafsirkan ayat mengkiritik tajam sistematika urutan
tersebut dan lebih dari itu, penulis juga ayat dan surah-surah al-Quran, sambil
menambahkan perbandingan melemparkan kesalahan kepada para
argumentasi penafsiran beliau dengan penulis wahyu. Kaum orientalis
penafsiran dari M. Quraish Shihab berpendapat bahwa ada bagian-bagian
dalam buku tafsirnya Al-Misbah. al- Quran yang ditulis pada masa awal
M. Quraish Shihab memulai karier Nabi Muhammad saw. Contoh
dengan menjelaskan tentang maksud- bukti yang dikemukakannya antara lain
maksud firman Allah swt sesuai adalah: QS. Al-Ghasyiyah. Di sana
kemampuan manusia dalam gambaran mengenai hari kiamat dan
menafsirkan sesuai dengan keberadaan nasib orang-orang durhaka, kemudian
seseorang pada lingkungan budaya dan dilanjutkan dengan gambaran orang-
kondisisosial dan perkambangan ilmu orang yang taat. Kemudian beliau
dalam menangkap pesan-pesan al- mengambil tokoh-tokoh para ulama
Quran. Keagungan firman Allah dapat tafsir, tokoh-tokohnya seperti:
menampung segala kemampuan, Fakhruddin ar-Razi (606 H/1210 M).
tingkat, kecederungan, dan kondisi yang Abu Ishaq asy-Syathibi (w.790H/1388
berbeda-beda itu. Seorang mufassir di M), Ibrahim Ibn Umar al-Biqa‟I (809-
tuntut untuk menjelaskan nilai-nilai itu 885 H/1406-1480 M), Badruddin
sejalan dengan perkembangan Muhammad ibn Abdullah AzZarkasyi
masyarakatnya, sehingga al-Quran (w.794 H) dan lain-lain yang menekuni
dapat benar-benar berfungsi sebagai ilmu Munasabat al- Quran/keserasian
petunjuk, pemisah antara yang haq dan hubungan bagian-bagian al-Quran. Ada
bathil serta jalan keluar bagi setiap beberapa prinsip yang dipegangi oleh
probelam kehidupan yang dihadapi, M. Quraish Shihab dalam karya
Copyright 2022. ATTANMIYAH: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam. This is an open acces article
182
under the CC-BY-SA lisence (https://ejurnalstebis.ac.id/index.php/At-Tanmiyah/index).
ATTANMIYAH : JURNAL EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
ISSN 2579-789 (online), https://ejurnalstebis.ac.id/index.php/At-Tanmiyah/index
Vol. 2, No. 1 (Januari 2023)

tafsirnya, baik tahlîlî maupun Nusantara, Howard M. Federspiel,


mawdhû„î, di antaranya bahwa al- merekomendasikan bahwa karya-karya
Qur‟an merupakan satu kesatuan yang tafsir M. Quraish Shihab pantas dan
tak terpisahkan. Dalam al-Mishbâh, wajib menjadi bacaan setiap Muslim di
beliau tidak pernah luput dari Indonesia sekarang. Dari segi
pembahasan ilmu al-munâsabât yang penamaannya, al- Mishbah berarti
tercermin dalam enam hal: Keserasian “lampu, pelita, atau lentera”, yang
kata demi kata dalam satu surah; mengindikasikan makna kehidupan dan
Keserasian kandungan ayat dengan berbagai persoalan umat diterangi oleh
penutup ayat (fawâshil); Keserasian cahaya alQur‟an. Penulisnya
hubungan ayat dengan ayat berikutnya; mencitakan al-Qur‟an agar semakin
Keserasian uraian awal/mukadimah satu „membumi‟ dan mudah dipahami.
surah dengan penutupnya; Keserasian Mari terangi jiwa dan keimanan kita
penutup surah dengan uraian dengan tafsir Al-Mishbah sekarang
awal/mukadimah surah sesudahnya; juga.
Keserasian tema surah dengan nama C. Pembahasan
surah. Tafsir al-Mishbah banyak 1. Konsep Hutang
mengemukakan „uraian penjelas‟ a. Pengertian Hutang
terhadap sejumlah mufasir ternama Dalam bahasa Indonesia, kata
sehingga menjadi referensi yang hutang punya makna yang umum,
mumpuni, informatif, argumentatif. mencakup semua jenis hutang atau
Tafsir ini tersaji dengan gaya bahasa pinjaman. Tetapi, jika diperhatikan
penulisan yang mudah dicerna segenap dalam bahasa Arab ada dua istilah yang
kalangan, dari mulai akademisi hingga kalau diterjemahkan kedalam bahasa
masyarakat luas. Penjelasan makna Indonesia artinya sama-sama hutang,
sebuah ayat tertuang dengan tamsilan tetapi dalam fiqh muamalah keduanya
yang semakin menarik atensi pembaca memiliki pengertian yang berbeda.
untuk menelaahnya. Begitu menariknya Istilah tersebut adalah Dain, dan Qardh.
uraian yang terdapat dalam banyak Perbedaan Mendasar anatara qardh dan
karyanya, pemerhati karya tafsir dain terletak pada cakupan maknanya,
Copyright 2022. ATTANMIYAH: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam. This is an open acces article
183
under the CC-BY-SA lisence (https://ejurnalstebis.ac.id/index.php/At-Tanmiyah/index).
ATTANMIYAH : JURNAL EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
ISSN 2579-789 (online), https://ejurnalstebis.ac.id/index.php/At-Tanmiyah/index
Vol. 2, No. 1 (Januari 2023)

dain memiliki pengertian yang lebih qardh. Karena utang di sini bukan
umum daripada qardh. akibat dari akad pinjaman, melainkan
Artinya, menurut pengertian di atas dari akad jual-beli. Sedangkan jika
dain itu mencakup segala jenis utang kita meminjam uang kepada bank,
baik akibat dari suatu akad atau misalnya. Utang itu bisa disebut dain,
transaksi, seperti jual beli yang bisar juga disebut qardh.Maka
dilakukan secara kredit, akad sewa yang semua qardh adalah dain, tetapi tidak
upahnya diakhirkan dan lain-lain. semua dain adalah qardh.
Atau akibat dari menghabiskan atau Menurut ahli Fiqh, hutang adalah
merusakkan barang orang, misalnya transaksi antara dua pihak, yang satu
secara tidak sengaja kita memecahkan menyerahkan uangnya kepada yang lain
kaca rumah orang, maka kaca yang secara sukarela untuk dikembalikan lagi
pecah itu menjadi tanggungan atau kepadanya oleh pihak kedua dengan hal
utang kita. Termasuk juga yang serupa (Abdul,1991). Menurut
tanggungan karena akad qardh (utang Azhar Basuir, pengertian hutang adalah:
piutang). memberikan harta kepada orang lain,
Maka, dain lebih umum daripada untuk dimanfaatkan guna untuk
qardh. Sebab dain mencakup segala memenuhi kebutuhannya dengan
jenis utang karena sebab apapun. maksud akan membayar kembali
Sedangkan qardh adalah utang yang gantinya pada waktu mendatang
memang terjadi karena akad pinjaman (Ahmad, 1983)
atau utang-piutang. Jadi dari beberapa pengertian di atas
Sebagai contoh untuk membedakan dapat disimpulkan bahwa hutang
dain dan qardh, misalnya kita membeli adalah suatu transaksi dimana salah
sepeda motor secara kredit kepada satu pihak menyerahkan atau
sebuah perusahaan leasing, maka meminjamkan sebagian hartanya yang
selama kredit kita belum lunas, kita mempunyai nilai tertentu, untuk
punya utang kepada perusahan dapat dimanfaatkan guna memenuhi
tersebut. Utang di sini dalam kebutuhan hidupnya dengan ketentuan
bahasa fiqihnya adalah dain, bukan harta tersebut akan dikembalikan sesuai
Copyright 2022. ATTANMIYAH: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam. This is an open acces article
184
under the CC-BY-SA lisence (https://ejurnalstebis.ac.id/index.php/At-Tanmiyah/index).
ATTANMIYAH : JURNAL EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
ISSN 2579-789 (online), https://ejurnalstebis.ac.id/index.php/At-Tanmiyah/index
Vol. 2, No. 1 (Januari 2023)

nilai harta yang dipinjam oleh pihak sebagaimana dalam beberapa surat
yang berhutang. dan ayat dalam alquran berikut ini:
b. Syarat-Syarat Hutang
Syarat dalam hutang-piutang a. Q.S Al-baqarah 245, 280, 282, 283,
menurut MAlik terkait dengan waktu, 245.Siapakah yang mau memberi
Apabila hutang ditentukan waktunya pinjaman kepada Allah, pinjaman yang
sampai waktu tertentu, maka pemberi baik (menafkahkan hartanya di jalan
hutang tidak berhak menuntut sebelu Allah), Maka Allah akan meperlipat
masanya tiba, hal ini sesuai dengan gandakan pembayaran kepadanya
hadits Nabi SAW: dengan lipat ganda yang banyak. dan
‫ا نىملسمل ىلع مهط ورش‬ Allah menyempitkan dan melapangkan
“(Orang-Orang Islam itu berada (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu
pada syarat mereka” (Riwayat Abu dikembalikan.
Daud, Ahmad, At-Tirmizi, dan 280. dan jika (orang yang berhutang itu)
daruquthnie)” (Sayyid,2008 ) dalam kesukaran, Maka berilah tangguh
c. Rukun Hutang Piutang. sampai Dia berkelapangan. dan
Terdapat beberapa rukun dalam hutang menyedekahkan (sebagian atau semua
piutang yang perlu diketahui: utang) itu, lebih baik bagimu, jika
1) Ijab Qabul Hutang Piutang. kamu mengetahui.
2) Penulis surat perjanjian hutang. 282. Hai orang-orang yang beriman,
3) Saksi apabila kamu bermu'amalah[179] tidak
4) Pihak-Pihak Yang Terlibat. secara tunai untuk waktu yang
5) Jumlah Uang ( Harta) Yang ditentukan, hendaklah kamu
dipinjamkan. menuliskannya. dan hendaklah seorang
2. Ayat-Ayat Al-quran yang penulis di antara kamu menuliskannya
Membahas Hutang Piutang. dengan benar. dan janganlah penulis
Ajaran agama islam enggan menuliskannya sebagaimana
membolehkan hutang karena hutang Allah mengajarkannya, maka hendaklah
adalah bagian dari tolong menolong ia menulis, dan hendaklah orang yang
sesama manusia (hablun minan naas) berhutang itu mengimlakkan (apa
Copyright 2022. ATTANMIYAH: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam. This is an open acces article
185
under the CC-BY-SA lisence (https://ejurnalstebis.ac.id/index.php/At-Tanmiyah/index).
ATTANMIYAH : JURNAL EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
ISSN 2579-789 (online), https://ejurnalstebis.ac.id/index.php/At-Tanmiyah/index
Vol. 2, No. 1 (Januari 2023)

yang akan ditulis itu), dan hendaklah apabila kamu berjual beli; dan
ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, janganlah penulis dan saksi saling sulit
dan janganlah ia mengurangi sedikitpun menyulitkan. jika kamu lakukan (yang
daripada hutangnya. jika yang demikian), Maka Sesungguhnya hal itu
berhutang itu orang yang lemah akalnya adalah suatu kefasikan pada dirimu. dan
atau lemah (keadaannya) atau Dia bertakwalah kepada Allah; Allah
sendiri tidak mampu mengimlakkan, mengajarmu; dan Allah Maha
Maka hendaklah walinya mengetahui segala sesuatu.
mengimlakkan dengan jujur. dan 283. jika kamu dalam perjalanan (dan
persaksikanlah dengan dua orang saksi bermu'amalah tidak secara tunai)
dari orang-orang lelaki (di antaramu). sedang kamu tidak memperoleh
jika tak ada dua oang lelaki, Maka seorang penulis, Maka hendaklah ada
(boleh) seorang lelaki dan dua orang barang tanggungan yang dipegang[180]
perempuan dari saksi-saksi yang kamu (oleh yang berpiutang). akan tetapi jika
ridhai, supaya jika seorang lupa Maka sebagian kamu mempercayai sebagian
yang seorang mengingatkannya. yang lain, Maka hendaklah yang
janganlah saksi-saksi itu enggan dipercayai itu menunaikan amanatnya
(memberi keterangan) apabila mereka (hutangnya) dan hendaklah ia
dipanggil; dan janganlah kamu jemu bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan
menulis hutang itu, baik kecil maupun janganlah kamu (para saksi)
besar sampai batas waktu Menyembunyikan persaksian. dan
membayarnya. yang demikian itu, lebih Barang siapa yang
adil di sisi Allah dan lebih menguatkan menyembunyikannya, Maka
persaksian dan lebih dekat kepada tidak Sesungguhnya ia adalah orang yang
(menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah berdosa hatinya; dan Allah Maha
mu'amalahmu itu), kecuali jika mengetahui apa yang kamu kerjakan.
mu'amalah itu perdagangan tunai yang . c. Q.S Al-Hadid : 11 & 18
kamu jalankan di antara kamu, Maka 11. siapakah yang mau meminjamkan
tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu kepada Allah pinjaman yang baik,
tidak menulisnya. dan persaksikanlah Maka Allah akan melipat-gandakan
Copyright 2022. ATTANMIYAH: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam. This is an open acces article
186
under the CC-BY-SA lisence (https://ejurnalstebis.ac.id/index.php/At-Tanmiyah/index).
ATTANMIYAH : JURNAL EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
ISSN 2579-789 (online), https://ejurnalstebis.ac.id/index.php/At-Tanmiyah/index
Vol. 2, No. 1 (Januari 2023)

(balasan) pinjaman itu untuknya, dan apa yang mudah (bagimu) dari Al
Dia akan memperoleh pahala yang Quran dan dirikanlah sembahyang,
banyak. tunaikanlah zakat dan berikanlah
18. Sesungguhnya orang-orang yang pinjaman kepada Allah pinjaman yang
membenarkan (Allah dan Rasul- Nya) baik. dan kebaikan apa saja yang kamu
baik laki-laki maupun perempuan dan perbuat untuk dirimu niscaya kamu
meminjamkan kepada Allah pinjaman memperoleh (balasan)nya di sisi Allah
yang baik, niscaya akan dilipatgandakan sebagai Balasan yang paling baik dan
(pembayarannya) kepada mereka; dan yang paling besar pahalanya. dan
bagi mereka pahala yang banyak. mohonlah ampunan kepada Allah;
d. Q.S Al-Muzzamil: 20 Sesungguhnya Allah Maha Pengampun
20. Sesungguhnya Tuhanmu lagi Maha Penyayang.
mengetahui bahwasanya kamu berdiri Dari banyaknya ayat yang
(sembahyang) kurang dari dua pertiga menyinggung tentang pinjaman
malam, atau seperdua malam atau (hutang) di atas hal tersebut
sepertiganya dan (demikian pula) menandakan bahwa hutang (baik yang
segolongan dari orang-orang yang sifatnya hablun minannaas, maupun
bersama kamu. dan Allah menetapkan hablum minallah) mempunyai
ukuran malam dan siang. Allah kedudukan yang penting sehingga
mengetahui bahwa kamu sekali-kali perlu diatur dngan baik tata cara
tidak dapat menentukan batas-batas dan perlakuannya. Fokus Pembahasan
waktu-waktu itu, Maka Dia memberi pada artikel ini adalah pada Surah Al-
keringanan kepadamu, karena itu Baqarah ayat 282, dimana ayat
bacalah apa yang mudah (bagimu) dari tersebut membahas mengenai
Al Quran. Dia mengetahui bahwa akan pencatatan setiap akad hutang
ada di antara kamu orang- orang yang piutang. Bisa hukumnya wajib,
sakit dan orang-orang yang berjalan di maupun anjuran. Mengingat adanya
muka bumi mencari sebagian karunia kebutuhan besar untuk mencatatnya.
Allah; dan orang-orang yang lain lagi
berperang di jalan Allah, Maka bacalah
Copyright 2022. ATTANMIYAH: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam. This is an open acces article
187
under the CC-BY-SA lisence (https://ejurnalstebis.ac.id/index.php/At-Tanmiyah/index).
ATTANMIYAH : JURNAL EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
ISSN 2579-789 (online), https://ejurnalstebis.ac.id/index.php/At-Tanmiyah/index
Vol. 2, No. 1 (Januari 2023)

Karena ketika tidak dicatat, mudah Asbab an-Nuzul yang dapat penulis
terjadi kesalahan, lupa, sengketa, dan gambarkan mengenai surah al-baqarah :
semua dampak buruk lainnya. 282 berdasarkan riwayat Dai Rabi‟
D. Penafsiran Surah Al-Baqarah: bahwasannya ayat ini diturunkan ketika
282. seorang lelaki mencari saksi dikalangan
1. Asbabun Nuzul Ayat. orang banyak, untuk meminta
Yang dimaksud dengan Asbab persaksian mereka, tetapi tidak ada
an-Nuzul yaitu: sesuatu yang seorangpun yang bersedia, maka
karenanya satu atau beberapa ayat diturunkanlah ayat ini (Sayis, ).
turun membahasnya atau menjelaskan Ibnu Abbas berkata : Turunnya
hukumnya pada hari-hari terjadinya. ayat ini berkenaan dengan teransaksi
Maksudnya, asbabun nuzul merupakan bai‟ salam yang dilakukan oleh salah
perustiwa yang terjadi pada masa satu peduduk Madinah, kemudian ayat
Nabi Muhammad SAW atau pertanyaan ini turun menjelaskan semua hal yang
yang diajukan kepada beliau, lalu turun berkenaan dengan hutang piutang.
satu atau beberapa ayat dari Allah SWT. (Wahbah Zuhaily, ).
Untuk menjelaskan sesuatu yang 2. Munasabah Ayat.
berkaitan dengan peristiwa tersebut Al-baqarah ayat 282 merupakan
atau menjawab pertanyaan tersebut, ayat erpanjang di dalam Al-Quran
baik peristiwa tersebut merupakan dengan yang dikenal oleh para ulama
pertikaian yang berkembang dengan ayat alMudayanah (ayat hutang
(Zarqani,2002). piutang). Ayat ini ditempatkan setelah
Salah satu dari upaya memahami al- uraian tentang anjuran bersedekah dan
quran adalah dengan meninjau serta berinfak (ayat 271-274), kemudian
mempelajari asbabun nuzul (latar disusul dengan larangan melakukan
belakang) suatu ayat al-quran. transaksi riba (ayat 275-279), serta
Dengan pemahaman asbabun nuzul anjuran member tangguhan kepada yang
ini, maka seorang penafsir atau peneliti tidak mampu membayar hutangnya
al-quran akan lebih professional dan sampai mereka mampu atau bahkan
konstektual dalam analisisnya. menyedekahkan sebagian dan semua
Copyright 2022. ATTANMIYAH: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam. This is an open acces article
188
under the CC-BY-SA lisence (https://ejurnalstebis.ac.id/index.php/At-Tanmiyah/index).
ATTANMIYAH : JURNAL EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
ISSN 2579-789 (online), https://ejurnalstebis.ac.id/index.php/At-Tanmiyah/index
Vol. 2, No. 1 (Januari 2023)

hutang tersebut (ayat 280) (Daeng Menurut Ibnu Katsir Q.S Al-
Najah, ). Baqarah: 282 tersebut menjelaskan
Ayat ini merupakan lanjutan dari bahwa apabila melakukan mu‟amalah
ayat-ayat yang menerangkan tentang supaya ditulis untuk dapat terjaga
keutamaan sedekah, menafkahkan harta terhadap apa yang disepakati serta
di jalan Allah yang timbuldari hati menjadi kekuatan hukum bagi saksi.
sanubari, semata-mata karena Allah, dan Firman Allah:
dilandasi dengan rasa kasih saying ”Hai orang-orang yang beriman,
terhadap sesama manusia (Sayis,2011). apabila kamu bermuamalah tidak
Selanjutnya, Allah melarang secara tunai untuk waktu yang
melakukan riba dan menerangkan ditentukan, hendaklah kamu
keburukannya karena riba itu semata- menuliskannya”
mata dilakukan untuk mencari Ini merupakan nasihat dan
keuntungan, tanpa mengindahkan bimbingan dari Allah bagi hamba-
kesulitan dan kesukaran orang lain. hambanya yang beriman, jika mereka
Pada ayat ini Allah menerangkan melakukan muamalah secara tidak
ketentuan-ketentuan dalam muamalah, tunai, hendaklah mereka menulisnya
yang didasarkan pada keadilan dan supaya lebih dapat menjaga jumlah dan
kerelaan masing-masing pihak sehingga batas waktu muamalah tersebut, serta
menghilangkan keraguraguan, buruk lebih menguatkan bagi saksi.
sangka dan lainya (Kementrian Agama Dan Janganlah Penulis Enggan
RI: 2012). Menuliskannya Sebagaimana Allah
3. Tafsir Surah Al-Baqarah :282 Telah Mengajarkannya, Maka
a.Tafsiran Ibnu Katsir dalam buku tafsir Hendaklah Ia Menulis”.
Alqur‟an Al-„Azhim Ibnu Katsir Menjelaskan, orang
Untuk menafsirkan surah Al- yang ahli di dalam ilmu penulisan tidak
Baqarah: 282 penulis mengambil boleh menolak jika ada masyarakat
sumber dari tafsir Ibnu Katsir dan yang meminta bantuan dan dilarang
Tafsir Quraish Shihab, dan dibantu menyusahkan mereka (Ibnu Katsir,
tafsir-tafsir dari ulama lain. 2004). Mengenai hal tersebut, Ibnu
Copyright 2022. ATTANMIYAH: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam. This is an open acces article
189
under the CC-BY-SA lisence (https://ejurnalstebis.ac.id/index.php/At-Tanmiyah/index).
ATTANMIYAH : JURNAL EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
ISSN 2579-789 (online), https://ejurnalstebis.ac.id/index.php/At-Tanmiyah/index
Vol. 2, No. 1 (Januari 2023)

Katsir mengutip hadist Rasulullah Saw : sebagai bentuk perintah menulis


“Sesungguhnya termasuk sedekah jika kebenaran baik hal yang bersifat kecil
engkau membantu seseorang yang apalagi perkara besar. Perintah dalam
berbuat kebaikan atau berbuat baik bagi ayat itu untuk menghindari konflik
orang yang tidak mengerti”. (H.R. horizontal dikemudian hari sesame
Bukhari dan Ahmad) masyarakat (Ibid, )
Ibnu Katsir menambahkan, orang “Dan janganlah penulis dan saksi
yang memiliki hajat terhadap sesuatu saling menyulitkan”, makna ayat
yang hendak ditulis dapat mendiktekan tersebut menurut Ibnu Katsir adalah
kepada orang yang menulis, dan tidak diperbolehkan bagi penulis dan
penulis wajib menulis dengan jujur saksi untuk memperumit permasalahan,
tanpa melebihkan atau mengurangi dimana ia menulis sesuatu yang
redaksionalnya sedikitpun. Kemudian bertolak belakang dengan apa yang
menyertakandua orang laki laki adil didiktekan, dan si saksi member
sebagai saksi. Namun apabila sulit kesaksian dengan apa yang
menemukan dua orang saksi dari laki- bertentangan dengan yang ia dengar,
laki maka diperbolehkan menyertakan atau bahkan ia menyembunyikannya
dua orang saksi perempuan dan secara keseluruhan (Ibid, 1997).
seorang laki laki yang Firman Allah selanjutnya
direkomendasikan oleh pemilik hajat. Maksudnya adalah jika kamu
Apabila terjadi klaim sepihak atas menyalahi apa yang telah Allah
perkara diatas, maka para saksi tadi perintahkan, atau kamu mengerjakan
berkewajiban hadir apabila dipanggil apa yang telah dilarangnya, maka yang
sebagai saksi oleh yang berwenang demikian itu merupakan suatu kefasikan
(Ibid, ). pada dirimu. Yaitu, kamu tidak akan
Mengomentari mengenai ayat : dapat menghindarkan dan melepaskan
Janganlah kamu jemu menulis diri dari kefasikan tersebut (Ibid, 1997).
hutang itu, baik kecil maupun besar “Bertakwalah Kepada Allah” Ibnu
sampai batas waktu membayarnya” Katsir memberi pengertian, hendaklah
Ibnu Katsir menjelaskan ayat itu kamu takut dan senantiasa merasa
Copyright 2022. ATTANMIYAH: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam. This is an open acces article
190
under the CC-BY-SA lisence (https://ejurnalstebis.ac.id/index.php/At-Tanmiyah/index).
ATTANMIYAH : JURNAL EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
ISSN 2579-789 (online), https://ejurnalstebis.ac.id/index.php/At-Tanmiyah/index
Vol. 2, No. 1 (Januari 2023)

berada di bawah pengawasannya, anjuran memberi tangguh kepada yang


ikutilah apa yang diperintahkan-Nya, tidak mampu membayar hutangnya
dan jauhilah semua yang dilarang-Nya. sampai mereka mampu atau bahkan
Terkait dengan ayat tersebut, ibnu menyedekahkan sebagian atau semua
Katsir mengartikan Allah mengetahui hutang itu (ayat 280). Penempatan
hakikat seluruh persoalan, uraian tentang anjuran atau kewajiban
kemashlahatan, dan akibatnya. Sehingga menulis hutang-piutang setelah anjuran
tidak ada sesuatupun yang tersembunyi dan larangan di atas, mengandung
dari- Nya, bahkan ilmu-Nya meliputi makna tersendiri. Anjuran bersedekah
seluruh alam semesta (Ibid, ). dan melakukan infaq di jalan Allah,
b. Tafsir Quraish Shihab dalam Buku merupakanpengejawantahan rasa kasih
Tafsir Al-Mishbah sayang yang murni; selanjutnya
Ayat 282 Al Baqarah adalah ayat larangan riba merupakan
terpanjang dalam Al-Qur‟an, dan yang pengejawantahan kekejaman dan
dikenal oleh para ulama dengan nama kekerasan hati, maka dengan perintah
Ayat al-Mudayanah (ayat utang- menulis hutang-piutang yang
piutang). Ayat ini antara lain mengakibatkan terpeliharanya harta,
berbicara tentang anjuran atau menurut tercermin keadilan yang didambakan
sebagian ulama kewajiban menulis Al-Qur‟an, sehingga lahir jalan
utang-piutang dan mempersaksikannya tengah antara rahmat murni yang
di hadapan pihak ketiga yang dipercaya diperankan oleh sedekah dengan
(notaris), sambil menekankan perlunya kekejaman yang diperagakan oleh
menulis utang walau sedikit, disertai pelaku riba (Ibid, 1997). Larangan
dengan jumlah dan ketetapan mengambil keuntungan melalui jalan
waktu.(Quraish Shihab, ) riba dan perintah bersedekah, dapat
Ayat ini ditempatkan setelah uraian menimbulkan kesan bahwa Al-Qur‟an
panjang tentang anjuran bersedekah tidak bersimpati terhadap orang yang
dan berinfaq (ayat 271-274), kemudian memiliki harta atau
disusul dengan larangan melakukan mengumpulkannya. Kesan keliru itu
transaksi riba (ayat 275-279), serta dihapus melalui ayat ini, yang intinya
Copyright 2022. ATTANMIYAH: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam. This is an open acces article
191
under the CC-BY-SA lisence (https://ejurnalstebis.ac.id/index.php/At-Tanmiyah/index).
ATTANMIYAH : JURNAL EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
ISSN 2579-789 (online), https://ejurnalstebis.ac.id/index.php/At-Tanmiyah/index
Vol. 2, No. 1 (Januari 2023)

memerintahkan memelihara harta orang beriman, tetapi yang dimaksud


dengan menulis hutang-piutang adalah mereka yang melakukan
walaupun sedikit, serta transaksi hutang- piutang, bahkan
mempersaksikannya. Seandainya kesan secara lebih khusus adalah yang
itu benar, tentulah tidak akan ada berhutang. Ini agar orang yang
tuntutan yang sedemikian rinci memberi piutang merasa lebih tenang
menyangkut pemeliharaan dan dengan penulisan itu. Karena
penulisan hutang-piutang (Ibid, 1997). menulisnya adalah perintah atau
Di sisi lain, ayat sebelum ayat ini tuntunan yang sangat dianjurkan, walau
adalah nasehat ilahi kepada orang kreditor tidak memintanya (Ibid, 1997).
memiliki piutang untuk tidak menagih Kata tadayantum, yang diatas
siapa yang sedang dalam kesulitan, diterjemahkan dengan bermuamalah,
nasehat itu dilanjutkan oleh ayat ini, terambil dari kata dain. Kata ini
kepada yang melakukan transaksi memiliki banyak arti, tetapi makna
hutang-piutang, yakni bahwa demi setiap kata yang dihimpun oleh huruf-
memelihara harta serta mencegah huruf kata dain itu (yakni dal, ya‟, dan
kesalahpahaman, maka hutang-piutang nun) selalu menggambarkan hubungan
hendaknya ditulis walau jumlahnya antar dua pihak, salah satunya
kecil, disamping nasehat serta tuntunan berkedudukan lebih tinggi dari pihak
lain yang berkaitan dengan hutang- lain. Kata ini antara lain bermakna
piutang (Ibid, 1997). hutang, pembalasan, ketaatan, dan
Ayat Al Baqarah ayat 282 ini agama. Kesemuanya menggambarkan
dimulai dengan seruan Allah kepada hubungan timbal balik itu, atau dengan
kaum yang menyatakan beriman, Hai kata lain bermuamalah. Muamalah yang
orang-orang yang beriman, apabila dimaksud adalah muamalah yang tidak
kamu bermuamalah tidak secara tunai secara tunai, yakni hutang-piutang
untuk waktu yang ditentukan, (Ibid, 1997). Penggalan ayat-ayat ini
hendaklah kamu menulisnya. (QS.Al menasehati setiap orang yang
Baqarah:282) Perintah ayat ini secara melakukan transaksi hutang-piutang
redaksional ditujukan kepada orang- dengan dua nasehat pokok. Pertama,
Copyright 2022. ATTANMIYAH: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam. This is an open acces article
192
under the CC-BY-SA lisence (https://ejurnalstebis.ac.id/index.php/At-Tanmiyah/index).
ATTANMIYAH : JURNAL EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
ISSN 2579-789 (online), https://ejurnalstebis.ac.id/index.php/At-Tanmiyah/index
Vol. 2, No. 1 (Januari 2023)

dikandung oleh pernyataan untuk waktu menganjurkan seseorang berhutang


yang ditentukan. Ini bukan saja kecuali jika sangat terpaksa. “Hutang
mengisyaratkan bahwa ketika adalah kehinaan di siang hari dan
berhutang masa pelunasannya harus keresahan di malam hari”. Demikian
ditentukan; bukan dengan sabda Rasul saw. seorang yang tidak
berkata,”Kalau saya ada uang,” atau resah karena memiliki hutang atau tidak
“Kalau si A datang,” karena ucapan merasa risih karenanya, maka dia bukan
semacam ini tidak pasti, rencana seorang yang menghayati tuntunan
kedatangan si A pun dapat ditunda atau agama. Salah satu doa Rasul saw. yang
tertunda. Bahkan anak kalimat ayat ini populer adalah: allahumma inni a‟udzu
bukan hanya mengandung isyarat bika min dhala‟il ad-dain wa ghalabat
tersebut, tetapi juga mengesankan ar-rijal (Ya Allah aku berlindung
bahwa ketika berhutang seharusnya kepada-Mu dari hutang yang
sudah harus tergambar dalam memberatkan serta penekanan manusia
benak pengutang, bagaimana serta dari terhadapku). Di sisi lain beliau
sumber mana pembayarannya bersabda, “Penangguhan pembayaran
diandalkan. Ini secara tidak langsung hutang oleh orang yang mampu adalah
mengantar sang muslim untuk berhati- penganiayaan” (HR. Bukhari dan
hati dalam berhutang. Sedemikian keras Muslim) Perintah menulis utang
tuntutan kehati-hatian sampai-sampai piutang dipahami oleh banyak ulama
Nabi saw. enggan menshalati mayat sebagai anjuran, bukan kewajiban.
yang berhutang tanpa ada yang Demikian praktek para sahabat Nabi
menjamin hutangnya (HR. Abu Daud saw. ketika itu, demikian juga yang
dan An-Nasa‟i), bahkan beliau terbaca pada ayat berikut. Memang
bersabda, “Diampuni bagi syahid sungguh sulit perintah itu diterapkan
semua dosanya, kecuali hutang” (HR. oleh kaum muslimin ketika turunnya
Muslim dari „Amr Ibn al- ayat ini jika perintah menulis utang
„Ash).Tuntunan agama melahirkan piutang adalah wajib, karena
ketenangan bagi pemeluknya, sekaligus kepandaian tulis menulis ketika itu
harga diri. Karena itu agama tidak sangat langka. Namun demikian ayat
Copyright 2022. ATTANMIYAH: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam. This is an open acces article
193
under the CC-BY-SA lisence (https://ejurnalstebis.ac.id/index.php/At-Tanmiyah/index).
ATTANMIYAH : JURNAL EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
ISSN 2579-789 (online), https://ejurnalstebis.ac.id/index.php/At-Tanmiyah/index
Vol. 2, No. 1 (Januari 2023)

ini mengisyaratkan perlunya belajar tatacara menulis perjanjian, dan


tulis menulis, karena dalam hidup ini kejujuran (Ibid, 1997). Ayat ini
setiap orang dapat mengalami mendahulukan penyebutan adil daripada
kebutuhan pinjam dan meminjamkan. penyebutan pengetahuan yang diajarkan
Itu diisyaratkan oleh penggunaan kata oleh Allah. Ini karena keadilan,
idzal (apabila) pada awal penggalan disamping menuntut adanya
ayat ini, yang lazim digunakan untuk pengetahuan bagi yang berlaku adil,
menunjukkan kepastian akan terjadinya juga karena seorang yang adil tapi tidak
sesuatu. Perintah menulis dapat mengetahui, keadilannya akan
mencakup perintah kepada kedua orang mendorong dia untuk belajar. Berbeda
yang bertransaksi, dalam arti salah dengan yang mengetahui tetapi tidak
orang menulis, dan apa yang ditulisnya adil. Ketika itu pengetahuannya akan
diserahkan kepada mitranya jika mitra dia gunakan untuk menutupi
pandai tulis baca, dan bila tidak ketidakadilannya. Ia akan mencari celah
pandai, atau keduanya tidak pandai, hukum untuk membenarkan
maka mereka hendaknya mencari orang penyelewengan dan menghindari sanksi.
ketiga sebagaimana bunyi lanjutan ayat Selanjutnya kepada para penulis
(Ibid, 1997). Selanjutnya Allah swt. diingatkan, agar janganlah enggan
menegaskan: Dan hendaklah seorang menulisnya sebagai tanda syukur, sebab
penulis diantara kamu menulisnya telah mengajarnya, maka hendaklah ia
dengan adil, yakni dengan benar, tidak menulis. Penggalan ayat ini
menyalahi ketentuan Allah dan meletakkan tanggung jawab di atas
perundangan yang berlaku dalam pundak penulis yang mampu, bahkan
masyarakat. Tidak juga merugikan setiap orang yang memiliki kemampuan
salah satu pihak yang bermuamalah, untuk melaksanakan sesuatu sesuai
sebagaimana dipahami dari kata adil dengan kemampuannya. Walaupun
dan di antara kamu. Dengan pesan ayat ini dinilai banyak ulama
demikian, dibutuhkan tiga kriteria bagi sebagai anjuran, tetapi ia menjadi wajib
penulis, yaitu kemampuan menulis, jika tidak ada selainnya yang mampu,
pengetahuan tentang aturan serta
Copyright 2022. ATTANMIYAH: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam. This is an open acces article
194
under the CC-BY-SA lisence (https://ejurnalstebis.ac.id/index.php/At-Tanmiyah/index).
ATTANMIYAH : JURNAL EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
ISSN 2579-789 (online), https://ejurnalstebis.ac.id/index.php/At-Tanmiyah/index
Vol. 2, No. 1 (Januari 2023)

dan pada saat yang sama, jika hak yang Maha Indah, termasuk sifat Maha
dikhawatirkan akan terabaikan. Perkasa, Maha Pembalas, Maha Keras
Setelah menjelaskan tentang siksa-Nya dan dikali kedua rabbahu,
hukum penulisan hutang-piutang, yaitu Tuhan Pemeliharanya. Ini untuk
penulis, kriteria, dan tanggung mengingatkan yang berhutang bahwa
jawabnya, maka dikemukakan hutang yang diterimanya serta
tentang siapa yang mengimlakkan kesediaan pemilik uang untuk
kandungan perjanjian, yakni degnan mengutanginya tidak terlepas dari
firman-Nya: Dan hendaklah orang tarbiyah, yakni pemeliharaan dan
yang berhutang itu mengimlakkan apa pendidikan Allah terhadapnya, karena
yang telah disepakati untuk ditulis. itu lanjutan nasehat tersebut
Mengapa yang berhutang, bukan yang menyatakan, Janganlah ia mengurangi
memberi hutang? Karena dia dalam sedikitpun dari hutangnya, baik yang
posisi lemah, jika yang memberi hutang berkaitan dengan kadar hutang, waktu,
yang mengimlakkan, bisa jadi suatu cara pembayaran dan lain-lain, yang
ketika yang berhutang mengingkarinya. dicakup oleh kesepakatan bersama.
Dengan mengimlakkan sendiri Bagaimana kalau yang
hutangnya, dan didepan penulis, serta berhutang, karena suatu dan lain hal
yang memberinya juga, maka tidak ada tidak mampu mengimlakkan? Lanjutan
alasan bagi yang berhutang untuk ayat menjelaskannya, Jika yang
mengingkari isi perjanjian. Sambil berhutang itu orang yang lemah
mengimlakkan segala sesuatu yang akalnya, tidak pandai mengurus harta,
diperlukan untuk kejalasan transaksi, karena suatu dan lain sebab, atau
Allah mengingatkan yang berhutang lemah keadaannya, seperti sakit, atau
agar hendaknya ia bertakwa kepada sangat tua, atau dia sendiri tidak mampu
Allah Tuhannya. Demikian ia mengimlakkan, karena bisu atau tidak
diingatkan untuk bertakwa dengan mengatahui bahasa yang digunakan,
menyebut dua kata yang menunjuk atau boleh jadi malu, maka hendaklah
kepada Tuhan, sekali Allah yang walinya mengimlakkan dengan jujur.
menampung seluruh sifat-sifat-Nya
Copyright 2022. ATTANMIYAH: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam. This is an open acces article
195
under the CC-BY-SA lisence (https://ejurnalstebis.ac.id/index.php/At-Tanmiyah/index).
ATTANMIYAH : JURNAL EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
ISSN 2579-789 (online), https://ejurnalstebis.ac.id/index.php/At-Tanmiyah/index
Vol. 2, No. 1 (Januari 2023)

Setelah menjelaskan tentang wanita dibenarkan dalam hal-hal yang


penulisan, maka uraian berikut ini berkaitan dengan harta benda, tidak
adalah menyangkut persaksian, baik dalam hal kriminal, pernikahan, cerai,
dalam hal tulis menulis maupu dan rujuk. Mazhab hanafi lebih luas dan
selainnya. Dan persaksikanlah dengan lebih sesuai dengan perkembangan
dua orang saksi dari orang-orang lelaki masyarakat dan kodrat wanita. Mereka
di antara kamu. Kata saksi yang membenarkan kesaksian wanita dalam
digunaan ayat in adalah syahiidain hal-hal yang berkaitan dengan harta,
bukan syaahidain. Ini berarti bahwa persoalan rumah tangga, sepertti
saksi yang dimaksud adalah benar- pernikahan, talak, dan rujuk, bahkan
benar yang wajar serta telah dikenal segala sesuatu kecuali dalam soal
kejujurannya sebagai saksi, dan kriminal. Memang, persoalan kriminal
telah berulang-ulang melaksanakan yang dapat mengantar kepada jatuhnya
tugas tersebut.dengan demikian, tidak hukuman mati, dan dera, disamping
ada keraguan menyangkut tidak sejalan dengan kelamahlembutan
kesaksiannya. Dua orang saksi wanita, kesaksian dalam hal tersebut
dimaksud adalah saksi-saksi lelaki juga tidak lumrah bagi mereka yang
yang merupakan anggota masyarakat dharapkan lebih banyak memberi
muslim. Atau kalau tidak ada - perhatian pada anak-anak dan
demikian tim Departemen Agama RI rumah tangganya. Betapapun, ayat
dan banyak ulama menerjemakan dan diatas tidak menutup kemungkinan
memahami lanjutan ayat – atau kalau kesaksian wanita – baik secara luas,
bukan – menurut hemat penulis – yakni terbatas, maupun sempit (Ibid, 1997).
kalau bukan dua orang lelaki, maka Yang menjadi pertanyaan adalah,
(boleh) seorang lelaki dan dua orang mengapa kesaksian dua orang lelaki,
perempuan dari saksi-saksi yang kamu diseimbangkan dengan satu lelaki dan
ridhai, yakni yang disepakati oleh yang dua orang perempuan. Yakni seorang
melakukan transaksi. lelaki diseimbangkan dengan dua orang
Quraish Shihab mengutip perempuan? Ayat ini menjelaskan
pandangan mazhab Malik, kesaksian bahwa hal tersebut adalah supaya jika
Copyright 2022. ATTANMIYAH: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam. This is an open acces article
196
under the CC-BY-SA lisence (https://ejurnalstebis.ac.id/index.php/At-Tanmiyah/index).
ATTANMIYAH : JURNAL EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
ISSN 2579-789 (online), https://ejurnalstebis.ac.id/index.php/At-Tanmiyah/index
Vol. 2, No. 1 (Januari 2023)

salah seorang dari perempuan itu lupa sedikit pula suami yang melakukan
maka seorang lagi, yakni yang menjadi aktivitas dirumah dan mendidik
saksi bersamanya mengingatkannya. anakanaknya. Pembagian kerja yang
Mengapa kemungkinan itu disebutkan disebut di atas, dan perhatian
dalam konteks kesaksian wanita. berbeda yang dituntut terhadap
Apakah karena kemempuan masing-masing jenis kelamin,
intelektualnya kurang, seperti diduga menjadikan kemapuan dan ingatan
sementara ulama? Atau karena mereka menyangkut objek perhatiannya
emosinya sering tidak terkendali? berbeda. Ingatan wanita dalam soal
Persoalan ini harus dilihat pada rumah tangga, pastilah lebih kuat dari
pandangan dasar Islam tentang tugas priayang perhatiannya lebih banyak
utama wanita dan fungsi utama yang atau seharusnya lebih banyak tertuju
dibebankan atasnya. Al-Qur‟an dan kepada kerja, perniagaan, temasuk
Sunnah mengatur pembagian kerja hutang-piutang. Ingatannya pasti juga
antara wanita dan pria, suami dan lebih kuat dari wanita yang perhatian
istri. Suami bertugas mencari nafkah utamanya tidak tertuju atau tidak
dan dituntut untuk memberi perhatian diharapkan tertuju ke sana. Atas dasar
utama dalam hal ini untuk menyediakan besar kecilnya perhatian itulah
kecukupan nafkah untuk anak istrinya. tuntunan di atas diterapkan. Dan,
Sedang tugas utama wanita atau istri karena Al-Qur‟an menghendaki
adalah membina rumah tangga dan wanitamemberi perhatian lebih banyak
memberi perhatian besar bagi kepada rumah tangga, atau atas dasar
pertubuhan fisik dan perkembangan kenyataan pada masa turunnya ayat ini,
jiwa anak-anaknya. Namun perlu wanita-wanita tidak memberi perhatian
dicatat, bahwa pembagian kerja itu yang cukup terhadap hutang-piutang,
tidak ketat. Tidak jarang istri para baik karena suami tidak mengizinkan
sahabat Nabi Muhammad saw. ikut keterlibatan mereka maupun oleh sebab
bekerja mencari bafkah, karena lain, maka kemungkinan mereka lupa
suaminya tidak mampu mencukupi lebih besar dari kemungkinannya
kebutuhan rumah tangga, dan tidak oleh pria, karena itu – demi
Copyright 2022. ATTANMIYAH: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam. This is an open acces article
197
under the CC-BY-SA lisence (https://ejurnalstebis.ac.id/index.php/At-Tanmiyah/index).
ATTANMIYAH : JURNAL EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
ISSN 2579-789 (online), https://ejurnalstebis.ac.id/index.php/At-Tanmiyah/index
Vol. 2, No. 1 (Januari 2023)

menguatkan persaksian – dua orang di pengadilan. Ayat ini dapat berarti,


wanita diseimbangkan dengan seorang Janganlah orang-orang yang
pria, supaya jika seorang lupa maka berpotensi menjadi saksi enggan
seorang lagi mengingatkan. Sekali lagi menjadi saksi apabila mereka diminta.
– hemat penulis – ayat ini tidak Memang, banyak orang, sejak dulu
berbicara tentang kemempuan apalagi sekarang, yang enggan menjadi
intalektual wanita, tidak juga berarti saksi, akibat berbagai faktor, paling
bahwa kemampuannya menghafal lebih sedikit karena kenyamanan dan
rendah dari kemampuan pria. kemaslahatan pribadinya terganggu.
Kenyataan dalam masyarakat ikut Karena itu, mereka perlu dihimbau.
membuktikan kekeliruan persepsi Perintah ini adalah anjuran, apalagi
sementara orang, bahkan sementara jika ada orang lain yang memberi
ulama dan intelektual. keterangan, dan wajib hukumnya bila
Sebagaimana Allah berpesan kesaksiannya mutlak untuk
kepada para penulis, kepada para saksi menegakkan keadilan. Nanti dalam ayat
pun Allah berpesan, “Janganlah saksi- berikut akan ada larangan tegas disertai
saksi itu enggan (memberi keterangan) ancaman bagi saksi-saksi yang
apabila mereka dipanggil,” karena menyembunyikan kesaksian, yang
keengganannya dapat mengakibatkan mengakibatkan kerugian pihak lain.108
hilangnya hak atau menjadi korban. Setelah mengingatkan para saksi, ayat
Yang dinamai saksi adalah orang yang ini berbicara tentang penulisan
berpotensi menjaid saksi, walaupun hutangpiutang, tapi dengan memberi
ketika itu dia belum melaksanakan penekanan pada hutang-piutang yang
kesaksian, dan dapat juga secara aktual jumlahnya kecil, karena biasanya
telah menjadi saksi. Jika Anda melihat perhatian tidak diberikan secara penuh
satu peristiwa – katakanlah tabrakan – menyangkut hutang yang kecil, padahal
maka ketika itu Anda telah berpotensi yang kecilpun dapat mengakibatkan
memikul tugas kesaksian, sejak saat itu permusuhan, bahkan pembunuhan.
Anda telah dinamai saksi walaupun Apalagi yang kecil bagi seseorang
belum lagi melaksanakan kesaksian itu boleh jadi dinilai besar oleh yang lain.
Copyright 2022. ATTANMIYAH: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam. This is an open acces article
198
under the CC-BY-SA lisence (https://ejurnalstebis.ac.id/index.php/At-Tanmiyah/index).
ATTANMIYAH : JURNAL EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
ISSN 2579-789 (online), https://ejurnalstebis.ac.id/index.php/At-Tanmiyah/index
Vol. 2, No. 1 (Januari 2023)

Memang menulis yang kecil- aneka kepentingan pribadi atau


kecil, apalagi seringkali dapat keluarga; kehadirannya sebagai saksi,
membosankan. Karena itu, ayat ini dan atau tugasnya menulis, dapat
mengingatkan, janganlah kamu jemu mengganggu kepentingannya. Di sisi
menulis hutang itu, baik kecil lain, mereka yang melakukan
maupun besar sampai yakni termasuk transaksi jual beli atau hutangpiutang
batas waktu membayarnya. Yang itu, dapat juga mengalami kesulitan
demikian itu, yakni penulisan hutang- dari para penulis dan saksi jika mereka
piutang dan persaksian yang menyelewengkan kesaksian atau
dibicarakan itu, lebih adil di sisi Allah, menyalahi ketentuan penulisan.
yakni dalam pengetahuan-Nya dan Karena itu Allah berpesan dengan
dalam kenyataan hidup, dan lebih dapat menggunakan satu redaksi yang
menguatkan persaksian, yakni lebih dapat dipahami sebagai tertuju kepada
membantu penegakan persaksian, serta penulis saksi, kepada penjual dan
lebih dekat kepada tidak menimbulkan pembeli, serta yang berhutang dan
keraguan di antara kamu. pemberi hutang. Penggalan ayat berikut
Petunjuk-petunjuk di atas adalah yang menyatakan wala yudharra
jika muamalah dilakukan dalam bentuk katibun wa la syahid, dapat berarti
hutang-piutang. Tetapi jika ia janganlah penulis dan saksi
merupakan perdagangan tunai yang memudharatkan yang bermuamalah,
kamu jalankan di antara kamu, maka dan dapat juga berarti janganlah yang
tak ada dosa bagi kamu (jika) kamu bermuamalah memudharatkan para
tidak menulisnya. Dan persaksikanlah saksi dan penulis. Salah satu bentuk
apabila kamu berjual beli; (QS.Al mudharat yang dapat dialami oleh saksi
Baqarah:282) perintah di sini oleh dan penulis adalah hilangnya
mayoritas ulama dipahami sebagai kesempatan memperoleh rezeki, karena
petunjuk umum, bukan perintah wajib. itu tidak ada salahnya memberikan
Saksi dan penulis yang diminta atau mereka ganti biaya transport dan biaya
diwajibkan untuk menulis dan administrasi, sebagai imbalan jerih
menyaksikan, tentu saja mempunyai payah dan penggunaan waktu mereka.
Copyright 2022. ATTANMIYAH: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam. This is an open acces article
199
under the CC-BY-SA lisence (https://ejurnalstebis.ac.id/index.php/At-Tanmiyah/index).
ATTANMIYAH : JURNAL EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
ISSN 2579-789 (online), https://ejurnalstebis.ac.id/index.php/At-Tanmiyah/index
Vol. 2, No. 1 (Januari 2023)

Di sisi lain, para penulis dan saksi karena seringkali yang melakukan
hendaknya tidak juga merugikan yang transaksi perdagangan menggunakan
bermuamalah dengan memperlambat pengetahuan yang dimilikinya dengan
kesaksian, apalagi berbagai cara terselubung untuk
menyembunyikannya, atau melakukan menarik keuntungan sebanyak
penulisan yang tidak sesuai dengan mungkin. Dari sini
kesepakatan mereka. peringatan tentang perlunya takwa serta
Jika kamu,wahai para saksi mengingat pengajaran Ilahi menjadi
dan penulis serta yang melakukan sangat tepat (Ibid, 1997).
muamalah, melakukan yang demikian, c. Persamaan dan Perbedaan
maka ssesungguhnya hal itu adalah Pandangan Ibnu Katsir dan Quraish
suatu kefasikan pada dirimu.109 Shihab terhadap Surah Al-Baqarah :
Kefasikan terambil dari akar kata yng 282.
bermakna terkelupasnya kulit sesuatu. Dari pemaparan dua penafsiran tersebut,
Kefasikan adalah keluarnya seseorang maka kita dapat melihat pemikiran
dari ketaatan kepada Allah swt., atau kedua mufassir tersebut:
dengan kata lain kedurhakaan. Ini 1) Ibnu Katsir dan M. Quraish
berarti, siapapun yang melakukan suatu Shihab sama-sama memandang
aktivitas yang mengakibatkan kesulitan kandungan perintah penulisan tersebut
bagi orang lain, maka dia dinilai hanya anjuran bagi yang berhutang agar
durhaka kepada Allah serta keluar dari lebih menjaga jumlah dan batas waktu
ketaatan kepada-Nya. muamalah tersebut serta lebih
Ayat ini diakhirai dengan menguatkan bagi saksi. Namun pada
firman-Nya: Dan bertakwalah keada awalnya menurut ibnu katsir tafsiran
Allah; Allah mengajar kamu; dan Allah surah al-baqarah 282 yang berisi
Maha Mengetahui segala sesuatu. tentang perintah penulisan hutang-
Menutup ayat ini dengan perintah piutang tersebut berhukum wajib pada
bertakwa yang disusul dengan awalnya, kemudian Ibnu Katsir
mengingatkan pengajaran Ilahi, mengutip pendapatnya Abu Sa‟id
merupakan penutup yang amat tepat, As.Sya‟bi Rabi‟ dan ulama lainnya
Copyright 2022. ATTANMIYAH: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam. This is an open acces article
200
under the CC-BY-SA lisence (https://ejurnalstebis.ac.id/index.php/At-Tanmiyah/index).
ATTANMIYAH : JURNAL EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
ISSN 2579-789 (online), https://ejurnalstebis.ac.id/index.php/At-Tanmiyah/index
Vol. 2, No. 1 (Januari 2023)

bahwa kandungan dalam surat tersebut dan pengetahuan syariah. Perbedaannya


dinasakh oleh ayat setelahnya yang hanyalah terletak pada Ibnu Katsir
memberikan penjelasan bahwa jika memaksudkan juru tulis yang adil dan
kedua belah pihak saling percaya maka benar serta tidak boleh berpihak kepada
tidak diperlukan bukti berupa penulisan salah seorang dalam penulisannua
dalam transaksi. tersebut dan tidak boleh juga menulis
Pendapat keduanya, berbeda dengan kecuali apa yang telah disepakati tanpa
pendapat dari Said Quthub dalam enambah dan menguranginya.
kitab tafsir Fi Zilal Al-quran (Ibid, Sedangkan Quraish Shihab yang adil
1997). Dalam menafsirkan ayat adalah juru tulis yang melakukan
tersebut Said Quthub menyebutkan pencatatan dengan benar, tidak
bahwa prinsip umum yang hendak menyalahi ketentuan Allah dan
ditetapkan dalam ayat ini adalah perundangan yang berlaku di
menulis. Ini merupakan sesuatu yan masyarakat, tidak juga merugikan salah
diwajibkan dengan nash, tidak dibiarkan satu pihak yang bermuamalah.
manusia memilihnya (untuk 3) Keduanya sama-sama memiliki
melakukannya atau tidak pandangan penulisan atau pencatatan
melakukannya) pada waktu melakukan hutang piutang bahwasannya orang
transaksi secaa bertempo (hutang- yang berhutanglah yang mendiktekan
piutang), karena suatu hikmah yang kepada juru tulis mengenai hutang yang
akan dijelaskan di akhir nash. Pendapat diakuinya tersebut, hal ini
2) Ibnu Katsir dan M. Quraisy dikhawatirkan terjadinya kecurangan
Shihab sama-sama memandang bahwa terhadap yang berhutang. Jika yang
dalam hal yang terkait dengan berhutang itu orang bodoh, tidak dapat
pencatatan atau penulisan dalam mengurus urusannya dengan baik, atau
transaksi hutang-piutang hendaknya karena sebab lain yang berkenaan
mengangkat juru tulis yang adil, yang dengan perasaan atau pikiran, maka
tidak memandang sebelah mata kepada hendaklah wali pengurusnya yang
kedua pihak, mengetahui hukum-hukum mendiktekannya dengan adil. Pendapat
fiqh mengenai penulisan utang-piutang keduanya ini berbeda dengan pendapat
Copyright 2022. ATTANMIYAH: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam. This is an open acces article
201
under the CC-BY-SA lisence (https://ejurnalstebis.ac.id/index.php/At-Tanmiyah/index).
ATTANMIYAH : JURNAL EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
ISSN 2579-789 (online), https://ejurnalstebis.ac.id/index.php/At-Tanmiyah/index
Vol. 2, No. 1 (Januari 2023)

dari al-maraghi. Dimana Al-Maraghi perempuan menduduki kedudukan


berpandangan pihak pencatat / yang seorang laki-laki adalah karena
mendiktekan adalah pemberi hutang, kurangnya akal kaum wanita. Pemikiran
hal tersebut dengan harapan apabila dari Ibnu Katsir tersebut sejalan dengan
tiba saat penagihan, maka mudah bagi pemikiran Al-Maraghi yang
pemberi hutang, meminta kepada orang menurutnya dalam hal kesaksian
yang dihutanginya berdasarkan catatan- perempuan kenapa harus dua, karena
catatan yang ada. lemahnya kesaksian wanita dan
4) Keduanya juga sama dalam kurangnya kepercayaan khalayak
memandang bahwa saksi tersebut terhadap kesaksian wanita.
adalah dua orang lelaki untuk 5) Menurut Ibnu Katsir, bahwa
menyaksikan transaksi hutang-piutang. dalam masalah kesaksian, maka
Keduanya diambil dari orang yang hukum menjadi saksi adalah fardlu
hadir dan harus seorang Islam/anggota kifayah atau tidak wajib dilaksanakan
masyarakat muslim. M. Quraisy Shihab bagi yang bersangkutan melainkan
menambahkan saksi yang dimaksud apabila tidak ada orang yang lain yang
adalah benar-benar wajar serta telah bisa menngantikan kedudukannya.
dikenal kejujurannya sebagai saksi, dan Sedang menurut M. Quraisy Shihab,
telah berulang-ulang melaksanakan Perintah ini (menjadi saksi) adalah
tugas tersebut. Perbedaannya adalah, anjuran apalagi bila ada orang lain
menurut M. Quraisy Shihab bukan yang memberi keterangan, dan baru
karena hal tersebut, lebih jauh beliau wajib hukumnya bila kesaksian itu
menjelaskan bahwa ayat tersebut di atas mutlak untuk menegakkan keadilan.
tidak berbicara tentang kemampuan 6) Keduanya juga sama dalam
intelektual wanita dan tidak pula bahwa memandang bahwa dalam masalah
kemampuan menghafal perempuan penulisan hutang, tulisan merupakan
lebih rendah dari pada kaum pria. bukti yang dapat diterima apabila sudah
Semua didasarkan pada kompetensi memenuhi syarat dan penulisan ini
yang dimilikinya. Sedangkan menurut diwajibkan untuk urusan kecil dan
Ibnu Katsir ditempatkannya dua orang besar.
Copyright 2022. ATTANMIYAH: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam. This is an open acces article
202
under the CC-BY-SA lisence (https://ejurnalstebis.ac.id/index.php/At-Tanmiyah/index).
ATTANMIYAH : JURNAL EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
ISSN 2579-789 (online), https://ejurnalstebis.ac.id/index.php/At-Tanmiyah/index
Vol. 2, No. 1 (Januari 2023)

7) Keduanya juga sama dalam Melihat persamaan dan perbedaan


memandang bahwa anjuran penulisan pemikiran kedua mufassir tersebut,
(dalam transaksi) menjadi gugur maka itu tidak mengherankan karena
(boleh tidak dilakukan) jika keduanya mempunyai latar belakang
perniagaan itu dilakukan secara yang sama pada satu sisi dan tidak sama
candak culak/tunai, sebab tidak ada lagi pada sisi yang lain.
keraguan yang bisa mendatangkan 1) Melihat persamaan-persamaan
persengketaan antara kedua pihak yang pemikiran keduanya diatas, tidaklah
bersangkutan. mengherankan karena persamaan-
8) Keduanya juga sama dalam persamaan itu muncul dari pandangan
memandang bahwa dalam hal umum terhadap hal-hal yang tercantum
penulisan, penulis dilarang membuat dalam dhahir nash. sebagai seorang
bahaya (celaka) bagi salah satu pihak mufassir yang ahli dibidangnya, mereka
dengan cara menyimpangkan atau sangat tahu dengan ilmu tafsir,
merubah ketentuan atau tidak mau bagaimana cara menafsirkan dan
menjadi saksi. Ini semua termasuk menangkap isi kandungan ayat
perbuatan fasik (berdosa) dan maksiat sehingga secara umum kita banyak
kepada Allah Swt. melihat persamaan pemikiran keduanya.
9) Dalam transaksi jual beli keduanya Ini dapat kita lihat dari penafsiran
sama-sama berpendapat bahwa perintah mereka terhadap persoalan sentral yang
mengenai pemberian kesaksian ada dalam surat al-Baqarah ayat 282
diartikan sebagai anjuran semata dan diatas.
bukanlah sebagai suatu hal yang wajib. 2) Dilihat dari titik perbedaannya,
Pendapat keduanya bertentangan secara umum menurut penulis, Ibnu
dengan pendapat dari Al-Maraghi Katsir termasuk ulama yang agak
yang menurutnya dalam transaksi jual konservatif dalam mengemukakan
beli Al-Maraghi mewajibkan adanya pemikirannya. Ini bisa dilihat dari
persaksian pendapat dan pemikirannya mengenai
d. Latar Belakang Persamaan dan status kesaksian perempuan yang harus
Perbedaan Pandangan dua orang. Beliau menilai ini
Copyright 2022. ATTANMIYAH: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam. This is an open acces article
203
under the CC-BY-SA lisence (https://ejurnalstebis.ac.id/index.php/At-Tanmiyah/index).
ATTANMIYAH : JURNAL EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
ISSN 2579-789 (online), https://ejurnalstebis.ac.id/index.php/At-Tanmiyah/index
Vol. 2, No. 1 (Januari 2023)

disebabkan oleh lemahnya seorang terbuka dan demokratis dalam


perempuan yang berimplikasi pada memandang sesuatu. Banyak bukti yang
kurang diterima kesaksiannya mendukung makalah ini, sekedar
tersebut, dan juga pandangan sosial contoh bahwa Indonesia merupakan
masyarakat yang masih kurang percaya Negara pertama yang menggunakan
terhadap kompetensi perempuan jasa hakim perempuan baik di
terkhusus dalam masalah persaksian. Pengadilan Negeri lebih-lebih
Sedikit banyak situasi dan Pengadilan Agama yang dalam
kondisitersebut juga mempengaruhi kompetensi absolutnya mengurusi
karakteristik pemikiran beliau. Berbeda masalah keperdataan Islam yang sarat
dengan M. Quraisy Shihab, beliau dengan nilai dan tuntunan agama.
termasuk ulama yang cukup terbuka dan Sementara pada saat yang bersamaan
moderat dalam memandang sesuatu Negara-negara Islam atau muslim
fenomena atau realitas. Pandangannya lainnya masih keukeuh (erat
dalam soal kesaksian wanita lebih berpegang) dengan pandangan
ditekankan pada kompetensinya, konservatifnya bahwa perempuan
kesaksian dua orang perempuan dalam tidak boleh jadi hakim.
al-Quran dilatarbelakangi oleh D. Kesimpulan
kompetensi perempuan pada saat itu Dari uraian di atas dapat ditarik
yang memang lebih sering berkutat kesimpulan sementara bahwa, dalam
dengan urusan kerumahtanggaan, melakukan transaksi hutang-piutang,
sehingga pengetahuan dan wawasannya sebagaimana yang dijelaskan dalam
dalam hal perdata dan kebendaan al-Qur‟an, Pertama harus dilakukan
tentunya tidak seperti lelaki yang pencatatan atau penulisan. Terkait
memang pada saat itu memegang dengan pihak yang melakukan
kendali perekonomian. Agaknya penulisan tersebut Quraisy Shihab dan
pandangan M. Quraisy Shihab tersebut Ibnu Katsir dalam Tafsirnya, Keduanya
- menurut hemat penulis – tidak dapat sama-sama memiliki pandangan
dilepaskan dari kultur dan lingkungan penulisan atau pencatatan hutang
sosial masyarakat Indonesia yang lebih piutang bahwasannya orang yang
Copyright 2022. ATTANMIYAH: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam. This is an open acces article
204
under the CC-BY-SA lisence (https://ejurnalstebis.ac.id/index.php/At-Tanmiyah/index).
ATTANMIYAH : JURNAL EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
ISSN 2579-789 (online), https://ejurnalstebis.ac.id/index.php/At-Tanmiyah/index
Vol. 2, No. 1 (Januari 2023)

berhutanglah yang mendiktekan kepada M. (2004). Tafsir Ibnu Katsir,


juru tulis mengenai hutang yang Bogor: Pustaka Imam Asy-Syafi‟I

diakuinya tersebut, hal ini Ahmad, Azhar Basyir, Hukum Islam


dikhawatirkan terjadinya kecurangan Tentang Riba, Hutang Piutang dan
Gadai, cet. 2, Bandung: PT. Al-
terhadap yang berhutang. Kedua, harus
Ma‟arif, 1983.
ada saksi yang adil. Dalam hal
Al-Qaradhawi,Yusuf, Bagaimana
persaksian ini Quraisy dan Ibnu Katsir
berinteraksi dengan Al- Qur‟ān,
sependapat. Jika transaksi itu berupa terj. Kathur Suhardi, Jakarta:
jual beli, maka diperbolehkan dengan Pustaka Al-kautsar, 2000.
tidak dilakukan pencatatan atau Al-Sayis, Ali. Tafsir al-Ayat al-Ahkam.
penulisan. Menurut Ibnu Katsir, bahwa Maktabah al-Isriyyah li al- thaba‟ah
wa al-Nasyr. 2002. Al-Zarqani,
dalam masalah kesaksian, maka hukum
Adzim Abdul Muhammad
menjadi saksi adalah fardlu kifayah atau Syaekh, 2002.Manahil Al-„Urfan
tidak wajib dilaksanakan bagi yang Fi „Ulumul Quran, Jakarta: Gaya
bersangkutan melainkan apabila tidak Media Pratama.

ada orang yang lain yang bisa Az-Zuhaili, Wahbah, Tafsir al-Munir
menngantikan kedudukannya. Sedang fi al-`aqidah wa asySyar`iah wa
al-Manhaj, Suriah, (Damaskus :
menurut M. Quraisy Shihab, Perintah Darul Fikri, 1991), Juz. 22, h. 262
ini (menjadi saksi) adalah anjuran
Baidan, Nashruddin, Wawasan Baru
apalagi bila ada orang lain yang Ilmu Tafsir, Pustaka Pelajar,
memberi keterangan, dan baru wajib Yogyakarta,2005.
hukumnya bila kesaksian itu mutlak
Chirzin, Muhammad, Pemikiran
untuk menegakkan keadilan. Tauhid ibnu Taimiyah Dalam
Daftar Pustaka Tafsir Surah Al Ikhlas,
Yogyakarta: PT Dana Bhakti Prima
Abdul Hadi, Abu Sura‟I, MA.
Yasa, 1999
Bunga Bank Dalam Persoalan
dan Bahayanya Terhadap Daeng ,Najah, Hr. 2011. Akad Bank
Masyarakat, Yogjakarta: Yayasan Syariah. Yogyakarta: Pustaka
Masjid Manarul IslamBangil dan Yestisia. Hendi Suhendi, 2008.
Pustaka LSI, 1991. Abdul, Ghoffar Fiqh Muamalah. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada

Copyright 2022. ATTANMIYAH: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam. This is an open acces article
205
under the CC-BY-SA lisence (https://ejurnalstebis.ac.id/index.php/At-Tanmiyah/index).
ATTANMIYAH : JURNAL EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
ISSN 2579-789 (online), https://ejurnalstebis.ac.id/index.php/At-Tanmiyah/index
Vol. 2, No. 1 (Januari 2023)

Ibnu Katsir Al-Qurosy al-Dimasyqi,


Imaduddin Abilfidaa‟ Ismail Ibnu
Amer, AlBidayah WanNihayah,
Jilid.1, Jizah: Hajar, 1997

Ismail, Muhammad, Ibrahim Sisi


Mulia Al Qur‟an, Agama dan
Ilmu Jakarta: Rajawali Press,
1992.

Kementrian Agama RI. 2012. Al


Quran dan Tafsirnya.jilid 1.
Indonesia: PT. Sinerga Pustaka
Indonesia

Quthb, Sayyid, Tafsir Fi Zhilalil


Qur‟an, Jilid 1, Jakarta : Gema
Insani, 2000.

Rais, Isnawati, Hasanuddin, Fiqih


Muamalah dan Aplikasinya pada
LKS, Jakarta : Lembaga
Penelitian UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta , 2011.

Sabiq, Sayyid, Fiqh Sunnah, Jilid 12,


terj. Kamaluddin A Marzuki,
Bandung: Alma‟arif, 1987.

Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah jilid 4,


Jakarta, Pena Pundi Aksara, 2008.

Copyright 2022. ATTANMIYAH: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam. This is an open acces article
206
under the CC-BY-SA lisence (https://ejurnalstebis.ac.id/index.php/At-Tanmiyah/index).

You might also like