Professional Documents
Culture Documents
8809 27565 1 PB
8809 27565 1 PB
8809 27565 1 PB
1 Agustus 2021 1
Wahyono
IAIN Syekh Nurjati Cirebon
Email: annajiwahyono@gmail.com
Ayub Al Ansori
IAIN Syekh Nurjati Cirebon
Email: uub.ayub99@gmail.com
Egi Gunawan
Yayasan Oemah Satu Bangsa
egigunawan.pemerintahan@gmail.com
Abstract
This article aims to find out the understanding of religious moderation students in the
unaiversity in Cirebon, to find out the patterns used by the student driving factors in
implementing the values of religious moderation in the University environment and to
find out the driving factors for students in implementing the values of religious
moderation in the University environment. The writer uses a descriptive qualitative
research where in this study the researcher examines the participant's perspective
with an interactive and flexible strategy. In the context of Indonesian-Islamic thought,
the concept of Islamic moderation has five characteristics. First, non-violent ideology
in spreading Islamic teachings, adopting modern life patterns such as science and
technology, human rights, and democracy. Third is the use of rational thinking in
exploring and understanding Islamic teachings. Fourth, the contextual approach is
prioritized in understanding the sources of Islamic teachings. Fifth is the use of the
ijtihad method in legal istinbat (establishing Islamic law). The results obtained from
this study are the Islamic paradigm in which Rahmatan Lil'alamin is the foundation of
religious moderation among students in Cirebon. Through the five characteristics of
religious moderation and the Islamic paradigm of Islam, Rahmatan Lil'alamin is
expected to form students who think moderately and have high tolerance.
Keywords: Religious Thought Map, Islam Rahmatan Lil'alamin, Religious Moderation
Abstrak
Artikel ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman moderasi beragama pada
pemimpin muda di perguruan tinggi di Cirebon, mengetahui pola-pola yang
digunakan faktor penggerak mahasiswa dalam mengimplementasikan nilai-nilai
moderasi beragama di lingkungan Universitas. Serta untuk mengetahui faktor
penggerak mahasiswa dalam mengimplementasikan nilai-nilai moderasi beragama di
lingkungan Universitas. Dalam prosesnya penulis menggunakan penelitian kualitatif
yang bersifat deskriptif dimana dalam penelitian ini peneliti mengkaji perspektif
partisipan dengan strategi yang bersifat interaktif dan fleksibel. Dalam konteks
pemikiran keislaman-keindonesiaan, konsep moderasi beragama islam terdapat lima
karakteristik. Pertama, ideologi tanpa kekerasan dalam menyebarkan ajaran Islam,
mengadopsi pola kehidupan modern seperti sains dan teknologi, HAM, dan
penjaga dan pengawal konsistensi ajaran suatu keharusan untuk Indonesia yang
Islam yang telah dibawa oleh Rasulullah dihuni oleh lapisan masyarakat yang
SAW. Untuk mengembalikan citra Islam multikultural.
yang beberapa waktu terakhir dianggap Mahasiswa yang umumnya berusia
tidak mengakomodir kehidupan modern remaja berada pada masa transisi menuju
karena ulah sebagian pengikutnya. Maka, dewasa. Mereka sedang dalam tahapan
diperlukan moderasi pada ajaran agama mencari jati diri dan rentan terpapar paham
Islam agar penganut lain dapat merasakan radikal yang mengarah pada sikap
kebenaran ajaran Islam yang Rahmatan lil intoleran dan tindak kekerasan. Hal ini
‘Alamin. Dalam kenyataannya, manusia menjadi sangat mugkin terjadi saat mereka
tidak mampu menghindarkan diri dari berinteraksi dengan kelompok atau komu-
persoalan-persoalan yang berseberangan. nitas yang didalamnya mengharuskan
Oleh karena itu al-Wasathiyyah Islamiyyah berpola dan bertingkah laku dalam satu
mengapresiasi unsur dalam ajaran Islam komando atau pola komunikasi yang satu
berupa unsur rabbaniyyah (ketuhanan) dan arah dan bukan dua arah. Salah satu cara
Insaniyyah (kemanusiaan), menggabung- untuk membendung ajaran dan sikap
kan antara wahyu (revelation) dan akal tersebut adalah dengan membangun pola
(rasio), mengkombinasikan antara pikir kritis dan berani mengemukakan
materialisme dan spiritualisme, kemdian pendapat yang berbeda. Hal ini penting
antara maslahah ammah serta maslahah untuk diterapkan untuk menangkal
individu. penyebaran nilai-nilai dan sikap intoleran.
Moderasi agama merupakan sikap Beberapa faktor yang menjadikan
beragama yang seimbang antara keyakinan seseorang terpapar pengaruh pandangan
terhadap agama sendiri (eksklusif) dan intoleran, yakni adanya iming iming yang
penghormatan terhadap orang lain yang besar dan menggiurkan bahkan dalam
berbeda keyakinan (inklusif). Untuk persepsi hal ghaib sekalipun, sebagaimana
menghindari sikap ekstrem dan fanatik terdapat fatwa dijanjikan surga di akhirat
berlebihan terhadap suatu golongan/aliran kelak bagi yang ikut melakukan tindakan
serta sikap revolusioner dibutuhkan teror yang dalam pemahaman mereka ada-
sebagai jalan tengah atau keseimbangan lah jihad di jalan Allah swt.
dalam praktik beragama. Moderasi Mahasiswa perlu memperbanyak relasi
beragama menjadi kunci terbentuknya dan bergaul dengan banyak orang yang
budaya toleransi dan kerukunan di tingkat pastinya memiliki perspektif atau
lokal, nasional, dan global. pandangan tentang ajaran-ajaran atau nilai
Moderasi dalam beragama menolak nilai yang positif serta membiasakan diri
paham-paham seperti ekstremisme dan berinterkasi dengan mereka yang memiliki
liberalisme merupakan kunci pandangan yang berbeda. Hal tersebut
keseimbangan untuk melestarikan dilakukan dalam rangka membangun nalar
peradaban dan terciptanya perdamaian kritis mereka Selain tentunya, mereka juga
dalam aktivitas beragama. Dengan cara ini perlu terus memperbanyak sumber literasi
umat beragama dapat memandang orang buku dan bacaan sehingga mendapat
lain dengan sikap penuh hormat, menerima pandangan yang luas.
perbedaan, serta dapat hidup berdampingan Perguruan tinggi merupakan harapan bagi
dengan baik. Moderasi beragama menjadi masyarakat untuk membawa perubahan
Toleransi
4. Sumber Informasi Keagamaan
12356
Perguruan Tinggi Sebagai Rumah Berakar dari masyarakat yang damai dan
Moderasi Beragama sejahtera, berbuahlah negara yang kuat
Berdasarkan analisis di atas, Perguruan dalam persatuan dan tidak akan mudah
Tinggi di Cirebon harus dapat menjadi dimasuki oleh paham-paham maupun
tempat yang menanamkan nilai-nilai ideologi diluar ideologi bangsa, Pancasila.
moderasi beragama di Indonesia,
Kesimpulan
khususnya di wilayah Cirebon. Rumah
Moderasi yang mana sebagai ruang Perguruan tinggi merupakan salah satu
edukasi, konseling, penyesuaian edukasi wadah untuk menanamkan moderasi
serta penguatan nilai-nilai moderasi agama agar Islam moderat dapat terwujud
beragama dilingkungan civitas akademik di Indonesia. Dalam kehidupan
(Perguruan Tinggi). Terbosan ini, tentunya multikultural, diperlukan suatu
tidak semena-mena menjadi trend belaka, pemahaman dan kesadaran multibudaya,
melainkan sebagai ruang dan epicentrum dan kemauan untuk berinteraksi dengan
gerakan mahasiswa dalam merealisasikan siapapun secara positif (inklusif).
nilai-nilai moderasi beragama Menghadapi perkembangan zaman dan
dilingkungan kampus yang moderat, teknologi yang begitu pesat saat ini,
humanis, dan religius. ditambah lagi dengan adanya
Paham moderasi beragama merupakan keberagaman. Maka, secara jelas
hal penting bagi negara-bangsa Indonesia diperlukannya sikap moderat dalam
yang multikultural. Civitas akademika beragama.
yang ada harus dapat menanamkan cara Agar nilai-nilai moderasi beragama dapat
berpikir moderat terhadap kaum-kaum berjalan, bertumbuh kembang dengan baik,
intelektual muda, dalam hal ini yakni diperlukan peran pemerintah, tokoh
mahasiswa, dimana dilakukan melalui masyarakat, dan akademisi dari berbagai
pendekatan religius sekaligus pendekatan disiplin ilmu untuk mensosialisasikan dan
multikultural. Selanjutnya melalui mengimplementasikan nilai-nilai moderasi
pendekatan multikultural yang beragama baik itu dilingkungan Perguruan
mengedepankan rasa hormat terhadap Tinggi, serta lingkungan tempat tinggal.
perbedaan yang merupakan sunnatullah.
Pendidikan moderasi beragama akan
melahirkan kelompok yang memiliki
Daftar Pustaka
tenggang rasa, menghargai perbedaan, dan
menghormati antarsesama makhluk. Akhmadi, A. 2019. Moderasi Beragama
Moderasi beragama harus dipahami Dalam Keragaman Indonesia
sebagai komitmen bersama. Praktik Religious Moderation In Indonesia‟s
moderasi beragama yang dapat diupayakan Diversity. Jurnal Diklat Keagamaan,
untuk masyarakat multikultural Vol. XIII, No. 2, 45-55.
diantaranya adalah dengan menjadikan Almu’tasim, A. (2019). Berkaca NU dan
lembaga pendidikan sebagai basis Muhammadiyah dalam Mewujudkan
penyemaian moderasi beragama dan Nilai-Nilai Moderasi Islam di
melakukan pendekatan moderasi sosio- Indonesia. TARBIYA ISLAMIA:
religius kepada masyarakat dalam Jurnal Pendidikan Dan
kehidupaan beragama dan bernegara. Keislaman, 8(2), 199-212.